Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DETERMINAN MASALAH GIZI

“WASTING”

Dosen Pembimbing : Taufiqqurahman, SKM, MPH

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Afifah Nur Muazaroh (P27835120001)

2. Alfina Rizqi Humaidiyah (P27835120002)

3. Aliyah Salfadillah Rochman (P27835120003)

4. Andika AnandaEka Putra (P27835120004)

5. Aninditya Adani (P27835120005)

6. Anisah Rona Rosyidah (P27835120006)

7. Asti PramestaSwari (P27835120007)

8. Ayunis Naba'u rRhodiyah (P27835120008)

9. Azzizah Rahmawati Putri (P27835120009)

10. Denada Carmedita Anugerah Gusti (P27835120010)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................

1.3 Tujuan Penilitian ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

2.1 Konsep Wasting ............................................................................................................

2.2 Tanda atau Ciri Wasting ...............................................................................................

2.3 Penyebab Wasting ........................................................................................................

2.4 Akibat Wasting .............................................................................................................

2.5 Cara Pencegahan Wasting ............................................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekurangan gizi merupakan masalah utama kesehatan pada anak balita karena
dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangannya serta berkontribusi
terhadap morbiditas dan mortalitas anak. Secara umum kekurangan gizi pada anak
dibagi menjadi wasting (berat badan kurang menurut tinggi badan), stunting (tinggi
badan kurang menurut usia), dan underweight (berat badan kurang menurut usia).
Wasting merupakan gabungan dari istilah kurus (wasted) dan sangat kurus
(severe wasted) yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan ambang batas (Z-
score) <-2 SD. Pada tahun 2012 kematian balita berjumlah 6,6 juta jiwa artinya
18.000 jiwa balita meninggal setiap harinya dimana secara tidak langsung wasting
atau balita kurus menyumbang 60% kematian balita sebagai underlying causes
terhadap penyakit infeksi sebagai penyebab langsung kematian. Tahun 2013 dari 161
juta jiwa balita di dunia menderita kelaparan dimana 51 juta jiwa balita diantaranya
menderita wasting.

Di negara berkembang dan miskin, persoalan nutrisi berkisar seputar


kekurangan asupan sehingga menimbulkan defisiensi nutrisi seperti kekurangan
energi protein, anemia, defisiensi Iodium dan kekurangan mikronutrien lain. World
Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 175 juta anak di negara
berkembang mengalami malnutrisi dilihat dari data berat badan menurut umur dan
sekitar 230 juta mengalami stunted dilihat dari tinggi badan menurut umur. Pada
tahun 2007, hampir 20 juta anak bawah lima tahun (balita) menderita malnutrisi berat
akut. Menurut WHO, anak penderita gizi buruk berisiko kematian 5 - 20 kali lebih
besar daripada anak dengan nutrisi baik. Malnutrisi bertanggung jawab langsung dan
tidak langsung terhadap 60%kematian balita, lebih dari dua pertiga kematian tersebut
justru terjadi pada usia kurang dari satu tahun.

1
Penyebab terjadinya wasting di setiap negara memiliki persamaan dan
perbedaan. Seperti faktor penyebab wasting di Indonesia, terdapat persamaan faktor
yang menjadi penyebab terjadinya wasting di Ethiopia yaitu durasi pemberian ASI
eksklusif, kemiskinan, pendidikan ibu, keluarga besar atau jumlah keluarga,
morbiditas diare dan saluran pernapasan, tidak tersedianya jamban (Derso, 2017).
Sedangkan di Nigeria wasting disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh
komunitas, keadaan rumah tangga, lingkungan, sosial ekonomi dan budaya, praktik
pemberian makan anak dan adanya penyakit infeksi (Akombi, 2017).

Wasting dapat menyebabkan beberapa dampak jangka pendek dan jangka


panjang. Dampak jangka pendek yaitu penurunan daya eksplorasi terhadap
lingkungan, kurang bergaul, kurang memiliki perasaan gembira, dan cenderung
menjadi apatis. Sedangkan dampak jangka panjang yaitu mengalami gangguan
kognitif, penurunan prestasi belajar, gangguan tingkah laku, peningkatan resiko
kematian (Hastuti dkk, 2017).

Wasting pada anak merupakan indikator utama dalam menilai kualitas modal
sumber daya manusia di masa mendatang. Wasting dapat mengganggu fungsi sistem
kekebalan tubuh sehingga menyebabkan peningkatan keparahan, durasi, dan
kerentanan terhadap penyakit menular. Selain itu, wasting pada awal kehidupan anak
terutama pada periode dua tahun pertama, dapat menyebabkan kerusakan yang
permanen. Pada periode tersebut merupakan fase penting pertumbuhan dan
perkembangan anak yang sering disebut sebagai periode “Golden Period”. Apabila
keadaan wasting pada masa balita terus berlanjut, maka dapat mengakibatkan
perkembangan kognitif dan kemampuan belajar yang buruk, berkurangnya massa
tubuh tidak berlemak, perawakan dewasa yang pendek, terganggunya metabolisme
glukosa, dan produktivitas rendah.Selain itu juga, wasting juga meningkatkan
kejadian mortalitas tiga sampai sembilan kali lebih tinggi daripada anak yang tidak
wasting.

1.2 Rumusan Masalah


1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan wasting?
2 Tanda-tanda atau ciri-ciri apa saja seorang anak mengalami wasting?
3 Faktorapa yang dapat menyebabkan anak mengalami wasting?

2
4 Apa saja dampak pada anak yang mengalami wasting?
5 Bagaimana cara pencegahan agar anak tidak mengalami wasting?
6 Bagaimana cara penanggulangan pada anak yang mengalami wasting?

1.3 Tujuan Penelitian


Dapat mengetahui determinan masalah wasting yang dialami pada anak meliputi ciri-
ciri, penyebab, dampak, cara pencegahan dan cara penanggungan pada anak yang
mengalami wasting.

3
BAB II

DETERMINAN MASALAH

2.1 Konsep Wasting

Wasting adalah bentuk kekurangan gizi yang sangat serius karena meningkatkan
risiko kematian. Bukti global menunjukkan bahwa wasting meningkatkan risiko stunting
pada anak, gangguan perkembangan kognitif, dan penyakit tidak menular di masa
dewasa. Menurut WHO, anak penderita gizi buruk berisiko kematian 5-20 kali lebih besar
daripada anak dengan nutrisi baik. Malnutrisi bertanggung jawab langsung dan tidak
langsung terhadap 60% kematian balita. Wasting merupakan salah satu masalah gizi
balita yang indeks antropometrinya dilihat dari berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) atau berat badan menurut panjang badan (BB/PB) dengan batas z-score kurang
dari -2 SD.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi wasting menurun


dari 12,1% mejadi 10,2%. Semua provinsi memiliki prevalensi balita kurus di bawah
15%, dengan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki prevalensi tertinggi yakni
sebesar 14,4% (Kementerian Kesehatan, 2018).
Faktor langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian wasting di
Indonesia antara lain adalah kurangnya asupan gizi makro, pola pemberian ASI yang
tidak baik, infeksi yang dapat menurunkan nafsu makan pada balita, kurangnya
pendidikan ibu mengenai gizi dan pangan, pola asuh ibu yang kurang baik, tingkat
ketahanan pangan yang buruk, dan penghasilan rumah tangga yang sedikit.

2.2 Tanda atau Ciri Wasting

Secara umum, kondisi ini ditandai dengan penurunan berat badan drastis sehingga
membuat bobot tubuh anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Itulah mengapa
kondisi ini, biasanya membuat tubuhnya tampak sangat kurus. Bahkan tak jarang, sampai
membuat tulang-tulang di tubuh menonjol seperti hanya dibalut langsung oleh kulit.Anak
yang mengalami kondisi ini juga kerap merasa sangat lemas, yang membuatnya sulit
untuk beraktivitas normal seperti anak seusianya.Namun, ketika kondisi berat badan
kurang pada anak ini tidak segera diobati, otomatis bisa berkembang lebih parah hingga

4
mengakibatkan wasting akut.Jika tingkat keparahan wasting anak sudah mencapai akut,
akan timbul beberapa gejala seperti berikut:

 Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD


 Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian tubuh
 Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari 12,5 cm
 Kulit menjadi kering, lemak dibawah kulit berkurang, dan perut anak menjadi
buncit

2.3 Penyebab Wasting

Penyebab wasting pada umumnya disebabkan oleh kombinasi dua faktor yaitu asupan
gizi yang kurang dan terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan
wasting, yaitu infeksi pencernaan dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, infeksi pada
mulut dan gigi, gangguan fungsi usus, hiperaktivitas, perubahan metabolisme, gangguan
nafsu makan, atau efek samping obat tertentu, juga bisa memengaruhi wasting pada anak. 

Beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan wasting diantaranya, yaitu :

1. Asupan Makanan Tidak Bergizi

Anak yang sering diberi makanan tidak bergizi memiliki risiko yang lebih tinggi
mengalami wasting. Sebab, asupan makanan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisnya. 

2. Makanan Terbatas dan Pilihannya Tidak Beragam

Wasting bisa terjadi apabila jumlah makanan yang ada terbatas atau tidak banyak pilihan
makanan. Hal ini menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan asupan gizi yang mencukupi
sehingga berat badannya bisa semakin menurun.

3. Kebersihan Lingkungan yang Buruk

Kebersihan lingkungan yang buruk, terutama sulit mendapatkan air bersih, dapat menjadi
penyebab balita wasting. Jika air yang tercemar digunakan untuk minum, memasak, atau
mencuci sayur dan buah, maka anak lebih berisiko terkena infeksi yang memicu wasting.

5
4. Kurangnya Akses Ke Pelayanan Kesehatan

Akses ke pelayanan kesehatan yang tidak memadai juga dapat menyebabkan wasting pada
anak tidak terdeteksi atau tertangani dengan baik.

2.4 Akibat Wasting


Anak wasting ditandai dengan badan yang kurus akibat kurangnya asupan zat gizi
sehingga massa tubuh tidak sesuai dengan tinggi badan anak. Dampak wasting pada
anak adalah mengalami penurunan daya ekspolasi terhadap lingkungannya, peningkatan
frekuensi menangis, kurang bergaul dengan sesama anak, kurang perasaan gembira, dan
cenderung menjadi apatis. Dalam jangka panjang, anak tersebut akan mengalami gangguan
kognitif, penurunan prestasi belajar, gangguan tingkah laku, bahkan peningkatan resiko
peningkatan. Dampak tersebut akan merugikan bangsa dan dapat menyebabkan lost
generation jika dialami oleh banyak anak dan tidak dilakukan penganggulan terhadap
penyakit tersebut. Di masa yang akan datang, anak tersebut akan memiliki produktivitas
yang kurang serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak di indonesia.

2.5 Cara Pencegahan Wasting

Agar anak tidak mengalami wasting maka orang tua harus berusaha keras untuk
memenuhi nutrisi yang seimbang. Masa pertumbuhan anak sangat bergantung kepada apa
yang ia makan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, oleh sebab itu berikanlah makanan
kepada anak yang mempunyai gizi seimbang, yaitu :
 Memberikan buah dan sayur dalam setiap menu makanan.
 Memberikan makanan yang mempunyai sumber kabohidrat, seperti kentang, roti, nasi
dan sereal.
 Memberikan makanan yang mempunyai sumber protein, seperti daging, telur, ikan
dan kacang-kacangan.
 Memberikan asupan vitamin dari susu dan produk turunannya.
 Selain memberikan makanan yang sehat dan bergizi tak lupa anak harus banyak
melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau aktivitas di luar ruangan.
 Berikan juga imunisasi atau vaksin sesuai jadwal atau rekomendasi yang diberikan
oleh kementerian kesehatan atau provinsi setempat agar anak tidak mudah terserang
penyakit infeksi.

6
2.5 Cara Penanggulangan Wasting
UNICEF mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan lingkungan yang
mendukung gizi, dan memperkuat sistem untuk pemberian layanan gizi. Aspek ini termasuk
memberikan saran kebijakan, koordinasi dan dukungan advokasi; membantu menghasilkan
bukti praktik terbaik dalam nutrisi; dan memberikan bantuan teknis untuk memperluas
cakupan dan kualitas layanan gizi berdampak tinggi untuk anak-anak dan perempuan,
terutama yang paling rentan.   

7
Kerangka teori

Definisi Wasting

Prevalensi
Wasting

Tanda Atau Penyebab Akibat Cara Cara


Ciri Wasting Wasting Pencegahan Penanggulan
gan

- Penurunan BB - Asupan makan yang - Penurunan daya Beri anak gizi seimbang, yaitu : - meningkatan
secara derastis kurang eksplorasi pada
lingkungan yang
- Indikator BB/TB - Penyakit infeksi lingkungan - Memberi buah dan sayur
tiap waktu makan mendukung gizi
kurang dari -3 SD - Makanan yang - Peningkatan
terbatas dan tidak - Memberi makanan sumber - memperkuat
- Terdapat edema frekuensi menangis
beragam - Kurang bisa karbohidrat sistem untuk
- LILA kurang dari pemberian layanan
- Kebersihan bergaul - Memberi makanan sumber
12,5 cm gizi
lingkungan yang - Kurang perasaan protein
- Kulit menjadi
buruk gembira - Memberikan asupan
kering
- Kurangnya akses - Cenderung apatis vitamin
- Lemak dibawah pelayanan kesehatan - Gangguan kognitif - Banyak melakukan aktiitas
kulit berkurang - Penurunan prestasi fisik
- Perut menjadi belajar - Beri imunisasi atau vaksin
buncit - Gangguan tingkah sesuai jadwal
laku 8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wasting merupakan gabungan dari istilah kurus (wasted) dan sangat kurus
(severe wasted) yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan ambang batas (Z-
score) <-2 SD. Pada tahun 2012 kematian balita berjumlah 6,6 juta jiwa artinya
18.000 jiwa balita meninggal setiap harinya dimana secara tidak langsung wasting
atau balita kurus menyumbang 60% kematian balita sebagai underlying causes
terhadap penyakit infeksi sebagai penyebab langsung kematian. Tahun 2013 dari 161
juta jiwa balita di dunia menderita kelaparan dimana 51 juta jiwa balita diantaranya
menderita wasting.

Ketika kondisi berat badan kurang pada anak ini tidak segera diobati, otomatis
bisa berkembang lebih parah hingga mengakibatkan wasting akut.Jika tingkat
keparahan wasting anak sudah mencapai akut, akan timbul beberapa gejala. Penyebab
wasting pada umumnya disebabkan oleh kombinasi dua faktor yaitu asupan gizi yang
kurang dan terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan wasting,
yaitu infeksi pencernaan dan infeksi saluran pernapasan. Dampak wasting pada
anak adalah mengalami penurunan daya ekspolasi terhadap lingkungannya,
peningkatan frekuensi menangis, kurang bergaul dengan sesama anak, kurang
perasaan gembira, dan cenderung menjadi apatis. Dalam jangka panjang, anak
tersebut akan mengalami gangguan kognitif, penurunan prestasi belajar, gangguan
tingkah laku, bahkan peningkatan resiko peningkatan. Agar anak tidak mengalami
wasting maka orang tua harus berusaha keras untuk memenuhi nutrisi yang seimbang.
UNICEF mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan lingkungan yang
mendukung gizi, dan memperkuat sistem untuk pemberian layanan gizi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://prezi.com/p/kzm4sqdfh2o_/referensi/

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1691/1/NASKAH%20SKRIPSI.pdf

http://scholar.unand.ac.id/39843/1/Bab%201%20Pendahuluan.pdf

https://blogs.insanmedika.co.id/cara-mencegah-dan-mengatasi-anak-kurang-gizi/

10

Anda mungkin juga menyukai