Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM MATA KULIAH SURVEILANCE

WASTING

Dosen Pembimbing:
Ani Intiyati, SKM., M. Kes

Disusun Oleh Kelompok 6:


1. Putri Nur Budiarti (P27835121013)
2. Salsabila Dwi Andini (P27835121014)
3. Umrotul Aini (P27835121016)
4. Lucyana Ahda Valeri (P27835121031)
5. Maisyah Setya Ardhani (P27835121033)
6. Marsyanda Daradinanti (P27835121034)
7. M. Akbar Vyko C (P27835121036)
8. Sabrinna Putri Salsabilla (P27835121045)
9. Salsabila Febrianti (P27835121046)

Reguler A

PROGRAM STUDI D3 GIZI


JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas praktikum “Wasting” pada mata kuliah Surveilane. Tugas
praktikum ini dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan untuk meningkatkan
kompetensi yang diharapkan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Melina Sari, S.TP ., M.Si selaku
dosen mata kuliah Surveilance yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Selain itu juga pada
semua pihak yang telah secara aktif memberikan dukungan materil maupun non materil
dalam penyelesaian tugas ini.
Saran, kritik, dan masukan sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini dan
tugas-tugas yang akan datang. Demikian, semoga tugas ini dapat diterima dalam kegiatan
praktikum mata kuliah .

Surabaya, 17 Juli 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Jenis Kerusakan ............................................................................................................3

2.2 Faktor Kerusakan...........................................................................................................3

2.3 Lama Masa Kadaluarsa..................................................................................................5

2.4 Teknik Penyimpanan Yang Baik...................................................................................5

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................7

3.2 Saran..............................................................................................................................7

3.3 Daftar Pustaka................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan
nutrisi atau adanya penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak
berkurang drastis atau berada di bawah angka normal. Akibatnya, tubuh anak menjadi tidak
proporsional karena berat badannya yang kurus tidak sepadan dengan tinggi badannya. Usia
dan jenis kelamin juga berperan dalam mempengaruhi wasting pada anak. Anak-anak yang
berada pada kelompok usia 0-5 tahun cenderung memiliki kemungkinan yang lebih tinggi
mengalami wasting, dibandingkan anak-anak pada kelompok usia 5-9 tahun. Jika dilihat
berdasarkan jenis kelamin, kondisi ini lebih sering dialami anak laki-laki. Saat ini wasting
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serius di Indonesia dengan prevalensi 12,1%.
Faktor yang mempengaruhi kejadian wasting adalah asupan nutrisi dan riwayat penyakit
infeksi berdasarkan status imunisasi. Saran penelitian ini perlunya dikembangkan model
deteksi dini wasting, pemantauan penyakit infeksi dan cakupan status imunisasi.
Wasting merupakan kelompok gizi kurang, secara langsung disebabkan oleh
inadekuat nutrisi dan penyakit infeksi sedangkan penyebab pokok masalah gizi kurang
meliputi ketahanan pangan yang tidak memadai, perawatan ibu dan pelayanan kesehatan
yang tidak memadai (Persagi, 1999) dalam Supriasa (2012). Wasting yang disebabkan oleh
defisit asupan energi yang terjadi secara alamiah sehubungan dengan ketidaktahanan pangan
serta kelaparan (Barasi, 2007). Faktor resiko terjadi wasting meliputi pemberian ASI, berat
badan bayi lahir, kunjungan ANC, status pekerjaan ibu, tingkat pendidikan (Ricci dan
Becker, 1996). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Olofin et al. (2013) menyatakan bahwa
semua tingkatan malnutrisi baik itu undernutrition (gizi kurang), wasting, dan stunting (balita
pendek) secara signifikan memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan angka
kematian pada balita, dimana wasting memiliki asosiasi yang lebih kuat terhadap peningkatan
angka kematian balita dari pada stunting. Tingginya prevalensi kejadian wasting tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor resiko seperti faktor asupan nutrisi, pendapatan keluarga,
riwayat penyakit infeksi, status kelengkapan imunisasi, dan pemberian ASI eksklusif.
Kejadian wasting juga dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penatalaksanaan yang
memfokuskan pada pengobatan serta rehabilitasi terhadap penderita wasting bukan lebih
kepada upaya preventif terhadap kejadian wasting, hal ini wasting baru dianggap sebagai
masalah keasehatan setelah berada pada kategori wasting berat (UNICEF, 2013). Salah satu
kelompok masyarakat yang rentan terhadap kejadian wasting adalah anak usia 1–5 tahun
karena pada usia ini anak sudah tidak mendapatkan ASI sedangkan makanan yang
dikonsumsi belum mencukupi kebutuhan gizi yang semakin meningkat, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor resiko kejadian wasting pada balita usia 1-5
tahun.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian wasting?
2. Apa saja faktor penyebab wasting ?
1
3. Bagaimana gejala dan tanda-tanda wasting?
4. Apa saja faktor risiko wasting?
5. Bagaimana alur penyebab wasting ?

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian wasting
2. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab gizi wasting
3. Bagaimana gejala dan tanda-tnda wasting
4. Apa saja factor risiko wasting
5. Untuk mengetahui alur penyebab wasting

1.3 MANFAAT

1. Agar mengetahui apa pengertian wasting


2. Agar mengetahui apa saja faktor penyebab gizi wasting
3. Agar mengetahui bagaimana gejala dan tanda-tnda wasting
4. Agar mengetahui apa saja factor risiko wasting
5. Agar mengetahui alur penyebab wasting

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN WASTING


Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan
nutrisi atau adanya penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak
berkurang drastis atau berada di bawah angka normal. Akibatnya, tubuh anak menjadi tidak
proporsional karena berat badannya yang kurus tidak sepadan dengan tinggi badannya

2.2 FAKTOR PENYEBAB WASTING


Anak dikatakan mengalami kondisi ini ketika hasil pengukuran indikator BB/TB berada
di -3 sampai dengan di bawah -2 standar deviasi (SD). Lebih dari itu, anak juga bisa
mengalami wasting akut (severe acute malnutrition) ketika indikator BB/TB menunjukkan
angka di bawah -3 SD. Bisa dikatakan, wasting akut adalah kondisi penurunan berat badan
yang sudah lebih parah ketimbang kondisi yang biasa. Faktor-faktor penyabab wasting antara
lain :

1. Asupan makanan tidak bergizi


Anak yang sering diberi makanan tidak bergizi memiliki risiko yang lebih tinggi
mengalami wasting. Sebab, asupan makanan yang dikonsumsi tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisnya. Pemberian ASI atau susu formula yang tidak
memadai juga bisa menjadi penyebab bayi kurus.

2. Makanan terbatas dan pilihannya tidak beragam


Wasting juga bisa terjadi apabila jumlah makanan yang ada terbatas atau tidak banyak
pilihan makanan.Kondisi ini menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan asupan gizi
yang mencukupi sehingga berat badannya bisa semakin menurun.

3. Kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi anak


Ketika orangtua kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai nutrisi anak, hal
tersebut dapat berpengaruh pada kebiasaan ibu dalam memberi makan anaknya.Ibu
mungkin sering memberi makanan yang tidak bergizi sehingga kebutuhan nutrisinya
tidak terpenuhi.

4. Kebersihan lingkungan yang buruk


Salah satu penyebab balita wasting adalah kebersihan lingkungan yang buruk,
terutama sulit mendapatkan air bersih. Jika air yang tercemar digunakan untuk
minum, memasak, atau mencuci sayur dan buah, maka anak lebih berisiko terkena
infeksi yang memicu wasting.

5. Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan.

3
Akses ke pelayanan kesehatan yang tidak memadai juga dapat menyebabkan wasting
pada anak tidak terdeteksi atau tertangani dengan baik. Akibatnya, tanda-tanda
awalnya bisa terabaikan dan membuat wasting anak memburuk.

2.3 GEJALA DAN TANDA-TANDA WASTING


Gejala wasting pada anak dapat terlihat jelas dari bentuk fisik anak dimana anak
terlihat sangat kurus dan timpang dari tinggi badannya. Anak juga mengalami infeksi,
peradangan kronis di usus atau seluruh sistem tubuh, dan munculnya pembengkakan di
beberapa bagian tubuh karena penumpukan cairan.
Selain itu, berikut adalah tanda-tanda wasting lainnya yang perlu diwaspadai:

 Persentil indeks massa tubuh (IMT) anak kurang dari 5 persen


 Bagi anak balita, perbandingan berat badan terhadap tinggi badannya kurang dari -2
standar deviasi (SD)
 Lingkar lengan atas kurang dari 110 mm.

2.4 FAKTOR RISIKO WASTING


Anak-anak dengan kondisi tertentu memiliki faktor yang lebih tinggi untuk mengalami
wasting, seperti Lahir prematur dengan berat badan rendah Hidup di negara berkembang
dengan isu ekonomi rendah sehingga tidak ada pemenuhan gizi bagi anak dan orang dewasa
Hidup di negara-negara berpenghasilan rendah dimana kebersihan, kesehatan, dan sanitasi
belum optimal.
Penyebab wasting adalah asupan gizi yang kurang atau terjadinya penyakit. Beberapa
penyakit yang dapat menyebabkan wasting adalah infeksi pencernaan dan infeksi saluran
pernapasan.Selain itu, infeksi pada mulut dan gigi, gangguan fungsi usus, hiperaktivitas,
perubahan metabolisme, gangguan nafsu makan, atau efek samping obat tertentu, juga bisa
mempengaruhi wasting pada anak. Berikut adalah beberapa faktor risiko wasting pada anak
yang harus diwaspadai orangtua.

2.5 ALUR PENYEBAB WASTING


Wasting banyak terjadi karena kurang terjangkau atau sulitnya akses ke pelayanan
kesehatan, sehingga orangtua enggan memeriksakan kondisi kesehatan anaknya. Wasting
juga dikarenakan kurangnya pemahaman orang tua terhadap pengetahuan gizi sehingga
pemberian asupan makanan harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak. Kondisi
kebersihan lingkungan sekitar yang buruk, termasuk sulitnya mendapatkan akses air bersih
dan pelayanan kebersihan dan pilihan sumber makanan yang sangat terbatas dan kurang
beragam ini menyebabkan awal terjadinya wasting.

2.5 Penanganan Wasting pada Anak


Langkah-langkah penanganan wasting yang bisa Anda lakukan.

 Memberi anak makanan padat energi untuk membantu meningkatkan berat badannya,
seperti kacang-kacangan dan produk yang berasal dari hewan

4
 Memberi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,
sayur-mayur, dan buah-buahan
 Memberi formula ready to use therapeutic food (RUTF), yaitu makanan padat bentuk
pasta yang diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan mineral untuk memulihkan
balita wasting
 Memberi suplemen penambah berat badan jika diperlukan
 Berkonsultasi pada layanan konseling gizi
 Mengobati penyakit yang mendasari wasting pada anak
 Pantau berat badan anak menggunakan Kartu Menuju Sehat. Kartu ini digunakan
untuk mencatat perkembangan anak.

2.6 CARA MENCEGAH WASTING PADA ANAK


Supaya terhindar dari masalah wasting, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan
supaya asupan nutrisi dan kesehatan anak tetap terjaga.Berikut adalah cara mencegah wasting
pada anak:

 Memberikan ASI eksklusif jika anak berusia di bawah 6 bulan


 Mencukupi kebutuhan gizi anak dengan memberinya makanan bergizi
 Mencuci sayur dan buah menggunakan air bersih sebelum dimasak
 Melakukan imunisasi rutin sesuai jadwal
 Meningkatkan sanitasi dan kebersihan lingkungan
 Jauhkan anak dari paparan asap rokok
 Membawa anak ke pelayanan kesehatan ketika sakit.

Anda mungkin juga menyukai