Anda di halaman 1dari 11

Perkerasan Jalan

BAB I PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Mendeskripsikan Konsep 1. Pengertian jalan 1. Diharapkan
Perkembangan Teknologi dan 2. Perkembangan Mahasiswa
klasifikasi jalan Teknologi Jalan Raya Menjelaskan
3. Klasifikasi dan fungsi Perkembangan
Jalan Teknologi Jalan Raya
4. Karakteristik lalu 2. Diharapkan
Lintas Mahasiswa dapat
5. Klasifikasi dalam Klasifikasi dan fungsi
perencanaan jalan Jalan
6. Kriteria konstruksi 3. Diharapkan
perkerasan jalan Mahasiswa dapat
Karakteristik lalu
Lintas
4. Diharapkan
Mahasiswa dapat
Klasifikasi dalam
perencanaan jalan
5. Diharapkan
Mahasiswa dapat
Kriteria konstruksi
perkerasan jalan

1.1 Pengertian Jalan


Yang dimaksud dengan jalan adalah suatu konstruksi yang menghubungkan/akses suatu
daerah ke daerah yang lain untuk dijadikan sebagai sarana prasarana trasportasi darat.

1.2 Sejarah dan Fungsi Jalan


A. Jejak
Sejarah jalan pada hakekatnya dimulai bersama dengan sejarah manusia itu sendiri
yang berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama.
B. Jalan Setapak dan ” Lorong Tikus”
C. Jalan Sebagai Prasarana Sosial dan Ekonomi
D. Jalan Sebagai Prasarana Sosial, Ekonomi, Potilik Militer dan Kebudayaan
E. Jalan Mempunyai Arti Strategis

1.3 Perkembangan Teknologi Jalan Raya


Sejarah Perkembangan jalan dimulai dengan sejarah manusia itu sendiri yang berhasrat
untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama.Dengan demikian seiring
dengan perkembangan jalan berkaitan dengan teknik jalan, sejalan dengan perkembangan
teknologi ditemukan manusia.

Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup.
Setelah manusia mulai hidup berkelompok-kelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan
setapak yang masih berbentuk jalan rata. Dengan menggunakan alat trasportasi seperti hewan,
kereta, atau lainnya dibuat jalan rata.

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 1


Perkerasan Jalan

Perkembangan jalan di Indonesia sendiri yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia
adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, dibangun di anyer Banten sampai
penarukan di banyuwangi Jawa timur. Sekitar 1000 Km dengan proses pembangunan
dilakukan dengan kerja paksa (rodi) pada abat 18.

Jalan Deandles belum direncanakan secara teknis baik geometrik maupun


perkerasan.Perkembangan perkerasan jalan pada jaman kemasan romawi.

Pada abad 18 ahli dari Perancis dan Skotlandia menemukan bentuk perkerasan yang
sebagian sampai sekarang umumnya masih digunakan seperti Konstruksi perkerasan batu
belah (telford) ditemukan oleh Thomas Telford (1757-1834), Konstruksi Perkerasan Mac
Adam (LAPEN) oleh Jhon London Mac Adam (1756-1836).

Sumber : Silvia Sukirman (hal.02) Sumber : Silvia Sukirman (hal.03)

Gambar 1. Struktur Perkerasan Telford Gambar 2. Struktur perkerasan Macadam

Sumber : Silvia Sukirman (hal.04)


Gambar 3. Lapisan penetrasi Macadam

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 2


Perkerasan Jalan

Di Indonesia perkembangan perkerasan aspal dimulai pada tahap awal berupa


konstruksi Telford dan Macadam yang kemudian diberi lapisan aus yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar yang kemudian berkembangan menjadi lapisan
penetrasi (Lapisan Burtu, Burda, Buras). Tahun 1980 diperkenalkan perkerasan jalan dengan
aspal emulsi dan butas, tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat
permasalahan dalam hal variasi kadar aspalnya yang kemudian diserpunakan pada tahun 1990
dengan teknologi beton matic, perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal
panas (hotmix) mulai tahun 1975 kemudian jenis aspal beton (AC). Aspal menggunakan semen
ditemukan pada tahun 1928 di London tetapi konstruksi perkerasan ini dimulai berkembang
pesat sejak tahun 1970.

1) Klasifikasi dan Fungsi jalan


Perkembangan angkutan darat, terutama kendaraan bermotor yang meliputi jenis ukuran
dan jumlah maka masalah kelancaran arus lalu lintas, keamanan, kenyamanan dan daya
dukung dari perkerasan jalan harus menjadi perhatian.Oleh karena itu pembatasan-
pembatasn menurut Peraturan Pemerintah No. 26 jalan-jalan dilingkungan perkotaan dan
jalan-jalan primer dan jaringan jalan sekunder. Dimaksudkan untuk jalan sekunder untuk
memberikan pelayanan kepada lalu lintas dalam kota dengan disesuaikan dengan
perencanaan induk tata kota yang bersangkutan.
Klasifikasi jalan berdasarkan sistem jaringan dibagi atas 3 yaitu :
A. Berdasarkan Sistem jaringan Jalan
a) Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang
yang struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan
simpul-simpul jasa distribusi.
Jaringan jalanprimer menghubungkan secara terus menerus kota ke satu, kota
jenjang ke dua, kota jenjang ke tiga dan kota-kota di bawahnya.
b) Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota
yang menghubungkan kawasan memiliki fungsi primer, fungsi sekunder ke satu,
kedua, ketiga dan seterusnya ke perumahan.
B. Berdasarkan fungsinya, jalan umum dapat dikelompokkan ke dalam:
Jalan arteri,
Jalan kolektor,
Jalan local,
Jalan lingkungan

Gambar 4.
Skema fungsi
jalan

Sumber : Silvia Sukirman (hal.82)

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 3


Perkerasan Jalan

Gambar 5. Klasifikasi jalan menurut fungsi (Sumber Hamirhan soandang, Buku 1 hal. 08)

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 4


Perkerasan Jalan

Sumber : Silvia Sukirman (hal.83)


Gambar 6. Skema system jaringan jalan

a) Jalan alteri, ialah jalan umum yang berfungsi melayani angkuran utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya gunan. Atau jalan arteri yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan kota jenjang kedua. Dengan kriteria sebagai berikut:
 Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan arteri primer luar kota,
 Jalan primer munuju kawasan primer,
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter
 Kecepata rencanan paling rendah 60 km/jam
 Kendaraan angkutan berat dan kendaraan umum bus dapat diijinkan
menggunakan jalan ini.
 Dan seterusnya.

b) Jalan Kolektor, ialah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi. Atau jalan menghubungkan kota jenjang kedua
dengan jenjang kota kedua, ketiga dengan kriteria wilayahnya perkotaan adalah :
 Jalan kolektor primer kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.
 Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan alteri primer
 Direncanakan kecepatan rencana 40 km/jam.
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.
 Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan melalui jalan ini.
 Besarnya LHR pada umumnya rendah darim pada pada jalan alteri primer.
c) Jalan Lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah. Atau jalan yang

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 5


Perkerasan Jalan

menghubungkan kota jenjang ke satu dengan persil, jenjang kedua dan seterusnya.
Kriteri untuk jalan ini adalah:
 Merupakan terusan jalan lokal primer luar kota
 Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan alteri primer
 Direncanakan kecepatan rencana 20 km/jam.
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter.
 Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan melalui jalan ini.
 Besarnya LHR pada umumnya rendah darim pada pada jalan sistem primer.
d) Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah. Atau jalan yang
menghubungkan kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya, dan kawasan dengan
perumahan dan seterusnya. Kriteri untuk jalan ini adalah :
 Direncanakan kecepatan rencana 10 km/jam.
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 5 meter.
 Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan tidak diijinkan melalui jalan ini.
 Besarnya LHR pada umumnya rendah dari pada pada jalan sistem lainnya.
C. Berdasarkan Wewenang Pembinaan
a. Jalan nasional, yang masuk kelompok ini adalah arteri primer, jalan kelokter primer
yang menghubungkan antar kota propinsi dan mempunyai nilai stretegis terhadap
kepentingan nasional. Penerapan dilakukan dengan keputusan Menteri
b. Jalan Propinsi yang termasuk kelompok jalan ini adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan kabupaten/Kotamadya atau antara
ibukota kabupaten/Kotamadya. Penetap status dilakukan oleh keputusan menteri
dalam negeri atas usul Pemda bersangkutan.
c. Jalan Kabupaten, yang termasuk dalam kelompok ini adalah kolektor primer yang
tidak termasukm jalan nasional dan jalan provinsi, jalan lokal primer, jalan
sekunder dan jalan lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional dan
provinsi. Penetapa statusnya dilakukan oleh Gubernur atas usul Pemda kabupaten.
d. Jalan Kotamadya, yang termasuk kelompok jalan Kotamadya adalah jalan sekunder
di dalam Kotamadya. Penetapan status adalah Gubernur atas usul Pemda
Kotamadya.
e. Jalan Khusus, yang termasuk jalan kelompok jalan khusus adalah jalan yang
dibangun dan dipeliharan oleh instansi/badan hukum/ perorangan untuk melayani
kepentingan masing-masing. Penetapan status dilakukan instansi
bersangkutan/badan hukum/perorangan dengan memperhatikan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri pekerjaan Umum.
f. Jalan Tol, adalah jalan yang dibangun dimana pemilikan dan hak
penyelenggaraannya ada pada Pemerintah atas usul Menteri, presiden menetapkan
ruas jalan toal dan haruslan menjadi alternatif jalan yang ada.

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 6


Perkerasan Jalan

Gambar 7. Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan (sumber: Hamirham S., buku 1, hal. 08)

1.4 KARAKTERISTIK LALU LINTAS


1.4.1 Karaketeristik Kendaraan
Pada dasarnya kendaraan dibuat sebagai salah satu dari 3 tujuan dasar akan angkutan
yaitu:
a) Angkutan pribadi, yaitu angkutan untuk masing-masing individu/keluarga, yang
memiliki sarana angkutan.
b) Angkutan umum, yaitu angkutan yang tersedia untuk umum atau masyarakat dengan
biaya tarif angkutan
c) Angkutan barang, yaitu untuk memuat segala jenis barang karakteristik kendaraan
berdasarkan fisik terdiri dari dimensi, Berat, kinerja(performance).
1.4.2 Karateristik Pengemudi
Pengendara dalam perjalanannya ingin mempertahankan kecepatan kendaraan selama
mungkin ini dilakukan sangat tergantung kondisi jalan dan lalu lintas yang dihdadapinya.
Reaksi yang diberikan oleh pengendara terhadap kondisi jalan dan kondisi lalu lintas
sangat tergantung pada faktor-faktor yaitu :

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 7


Perkerasan Jalan

a) Persepsi pengendara (Perception), yaitu menerima rangsang (stimulus) dengan melihat


obyek;
b) Identifikasi atau intelektual (indentifikasi or intellection), yaitu pengindentifikasian dan
pemahaman terhadap rangsan (stimulus).
c) Pertimbangan atau emosi (judgement or emotion), yaitu proses pengambilan keputusan
berupa aksi yang akan dilakukan (berhenti, menyiap, bergabung dan membunyikan
klakson).
d) Reaki (reaction or volition) yaitu melaksanakan keputusan yang diambil.
Ada dua alternatif pergerakan yang tampak pada arah arus lalu lintas, yaitu ;
a) Mengikuti kendaraan yang ada didepannya atau membentuk atrian dibelakan kendaraan
yang berhenti;
b) Menyiapkan kendaraan berhenti dengan mengadakan perpindahan lajur.
1.5 Karakteristik Volume Lalu Lintas
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari campuran kendaraan cepat, lambat,
kendaraan berat, kendaraan ringan dan kendaraan yang tak bermotor.
Untuk menilai setiap kendaraan kedalam satuan mobil penumpang (smp), bagi jalan-jalan
didaerah di atur digunakan koefisien dibawah ini:
a) Sepeda motor : 0.5
b) Mobil penumpang : 1.0
c) Truk ringan/mikro bus (5 ton) : 2.0
d) Truck sedang ( > 5 ton) : 2.5
e) Bus : 3.0
f. Truc berat ( > 10 ton) : 3.0

1.6 Klasifikasi dalam Perencanaan


1.6.1 Type Jalan
Jalan dibedakan menjadi dua bagian yaitu jalan type I (full acces control) yaitu jalan
masuk/akses langsung sangat dibatasi secara efisien, dan jalan type II (partial or non acces
control) yaitu jalan masuk/akses langsung diijinkan secara terbatas seperti pada tabel berikut:
Type Jalan I
Fungsi Klas
Arteri I
Utama Koleketor II
Sekunder Arteri II

Type Jalan II
Fungsi Volume LL Rencana (smp) Klas
Utama Arteri I
Kolektor 10.000 atau lebih I
Kurang dari 10.000 II
Sekunder Arteri 20.000 atau lebih I
Kurang dari 20.000 II
Kolektor 6.000 atau lebih II
Kurang dari 6.000 III
Lokal 500 atau lebih III
Kurang dari 500 IV
1.6.2 Klas Jalan

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 8


Perkerasan Jalan

Jalan dengan standar tinggi untuk melayani


Klas I antar wilayah atau antar kota untuk kec.
Tinggi dengan pembatasan jalan masuk.
Type I
Klas II Jalan dengan standar tinggi untuk melayani
Wilayah atau didalam metropolitan untuk kec.
Tinggi dengan pembatasan jalan masuk.

Klas I Jalan dengan standar tinggi, 4 lajur atau lebih


Lebih untuk melayani antar/dalam kota, kec.
Tinggi, volume lalu lintas tinggi dengan masih
Ada beberapa pembatasan jalan masuk.
Klas II Jalan dengan standar tinggi, 2 lajur atau lebih
Lebih untuk melayani antar/dalam kota, kec.

Type II Tinggi, volume lalu lintas tinggi dengan tanpa


pembatasan jalan masuk.

Klas III Jalan dengan standar menengah, 2 lajur atau


Lebih Lebih untuk melayani antar /distrik ,
kecep.sedang, volume lalu lintas tinggi dengan tanpa
pembatasan jalan masuk.

Klas IV Jalan dengan standar rendah, 1 lajur dua arah


Sebagai jalan penghubung.

1.6.3 Kecepatan Rencana

Type Jalan Klas Jalan Kecepatan (km/jam)

Type I Klas I 100 atau 80


Klas II 100 atau 60

Klas I 60
Klas II 60 atau 50
Type II Klas III 40 atau 30
Klas IV 30 atau 20

1.7 Faktor-faktor dalam perencanaan


Perencanaan geometrik dibuat untuk mendapatkan jalan yang dapat melayani harapan
efisiensi dan keamanan.
Perencanaan geometrik secara garis besar, elemen-elemen jalan direncanakan adalah :
a. Potongan melintang (cross distance), termasuk didalamnya jrak padangan (sight
distance).
b. Jarak pandangan (sight distance) perkiraan jarak pandangan yang cukup
memberikan jaminan pada pengemudi langkah menghindari kecelakaan.
c. Alimen horizontal (minimum jari-jari lingkaran, lengkung peralihan, superelevasi);
d. Alimen vertikal (kemiringan minimum, panjang kemiringan lengkung cembung dan
cekung);

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 9


Perkerasan Jalan

e. Kombinasi kurva vertikal dan horizontal;


f. Fasilitas parkir (menyediakan untuk kendaraan berhenti)

1.8 Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur

Untuk memberikan rasa aman dabn nyaman kepada sipemakai jalan, maka konstruksi
perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok yaitu :

a) Syarat-syarat berlalu Lintas


Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan kenyamanan berlalu lintas
haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang;
2) Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang
bekerja di atasnya;
3) Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan
jalan sehingga tak mudah selip;
4) Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari;

b. Syarat-syarat Kekuatan/Struktural
Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan menyebarkan
beban, haruslah memenuhi syarat-syarat:
Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/muatan lalu lintas ke tanah dasar.
Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan dibawahnya;
Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat
cepat dialirkan.
Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang
berarti.

Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi
perkerasan lentur jalan haruslan mencakup:

1) Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan.


Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang dipikulnya,
keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih.
2) Analisa Campuran
Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan setempat yang tersedia, direncanakan
suatu susunan campuran tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari jenis lapisan
3) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan tebal perkerasan yang baik, susunan campuran yang memenuhi syarat
belumlah dapat menjami dihasilkan lapisan perkerasan yang diinginkan jika tidak
dilakukan pengawasan pelaksanaan yang lebih cermat.

1.9 Rangkuman

Sejarah perkembangan jalan dan fungsinya adalah pada hakekatnya dimulai bersama
dengan sejarah manusia mulai pertama mendiambi bumi kita ini yang merupakan awalnya
mulai dari jalan Jejak,Jalan Setapak dan ” Lorong Tikus”, Jalan Sebagai Prasarana Sosial dan
Ekonomi, Jalan Sebagai Prasarana Sosial, Ekonomi, Potilik Militer dan Kebudayaan, Jalan
mempunyai Arti Strategis.

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 10


Perkerasan Jalan

Klasifikasi dan Fungsi jalan dibagi atas tiga bagian yaitu; (1) berdasarkan Jaringan,
berdasarkan (2) fungsinya, (3) berdasarkan wewenang pembinaan.
Karakteristik lalu lintas dapat dibagia atas tiga bagian penting adalah; (1) Karaketeristik
Kendaraan; (2) Karateristik Pengemudi; (3) Karakteristik Volume Lalu Lintas.
Klasifikasi dalam Perencanaan Jalan dapat dibedakan atas empat bagian yaitu: (1) Type
Jalan; (2) Klas Jalan; (3) Kecepatan rencana; (4) factor-faktor dalam perencanaan.
Konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu; (1) Syarat-syarat berlalu Lintas; (2) Syarat-syarat
Kekuatan/Struktural.

1.10Alat Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan jalan ?
2. Mengapa perkerasan jalan diperlukan ?
3. Uraikan kaitan sejarah perkembangan jalan raya dengan teknologi rekayasa jalan?
4. Apa yang dengan klasifikasi dan fungsi jalan?
5. Uraikan klasifikasi jalan berdasarkan proses terjadinya!
6. Uraikan karakteristik lalu lintas!
7. Uraikan perbedaan dan persamaan klasifikasi perencanaan jalan dengan Kriteria
kostruksi perkerasan jalan?
8. Buat ilustrasi gambar klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya!

DAFTAR PUSTAKA

1. Ari Suryawan, (2005). Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement), Beta
Offset, Yogyakarta.
2. Alamsyah A. A., (2001); Rekayasa Jalan Raya; Penerbit UMM Pres. Malang
3. Dirjen Bina Marga, Pembinaan Jalan Kota. (1990); Petunjuk Desain Drainase Pemukaan
Jalan;. Jakarta
4. Dirjen Bina Marga (2007) Modul perencanaan jalan
5. Hamirham Saoddang (2004) Buku 1 (Geometrik Jalan Raya) Penerbit NOVA. Bandung
6. Hamirham Saoddang (2004) Buku 2 (Perencanaan Perkererasan Jalan Raya) Penerbit
NOVA. Bandung.
7. Hamirham Saoddang (2004) Buku 3 (Struktur & Konstruksi Jalan Raya) Penerbit NOVA.
Bandung
8. Soedarsono D. U., (1993); Konstruksi Jalan Raya; Penerbit Pekerjaan Umum,. Jakarta
9. Standar Nasional Indonesia (DSN) (1987); Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen; Jakarta.
10. Sukirman S., (1999); Perkerasan Lentur Jalan Raya; Penerbit NOVA. Bandung
11. Sukirman S., (2010); Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur; Penerbit NOVA. Bandung
12. Yustiadi.(....) Konstruksi Jalan Raya. Tabel. Jakarta.

Bahan Ajar Rekayasa Jalan Raya 11

Anda mungkin juga menyukai