BAB I PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Mendeskripsikan Konsep 1. Pengertian jalan 1. Diharapkan
Perkembangan Teknologi dan 2. Perkembangan Mahasiswa
klasifikasi jalan Teknologi Jalan Raya Menjelaskan
3. Klasifikasi dan fungsi Perkembangan
Jalan Teknologi Jalan Raya
4. Karakteristik lalu 2. Diharapkan
Lintas Mahasiswa dapat
5. Klasifikasi dalam Klasifikasi dan fungsi
perencanaan jalan Jalan
6. Kriteria konstruksi 3. Diharapkan
perkerasan jalan Mahasiswa dapat
Karakteristik lalu
Lintas
4. Diharapkan
Mahasiswa dapat
Klasifikasi dalam
perencanaan jalan
5. Diharapkan
Mahasiswa dapat
Kriteria konstruksi
perkerasan jalan
Pada awalnya jalan raya hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup.
Setelah manusia mulai hidup berkelompok-kelompok jejak-jejak berubah menjadi jalan
setapak yang masih berbentuk jalan rata. Dengan menggunakan alat trasportasi seperti hewan,
kereta, atau lainnya dibuat jalan rata.
Perkembangan jalan di Indonesia sendiri yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia
adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, dibangun di anyer Banten sampai
penarukan di banyuwangi Jawa timur. Sekitar 1000 Km dengan proses pembangunan
dilakukan dengan kerja paksa (rodi) pada abat 18.
Pada abad 18 ahli dari Perancis dan Skotlandia menemukan bentuk perkerasan yang
sebagian sampai sekarang umumnya masih digunakan seperti Konstruksi perkerasan batu
belah (telford) ditemukan oleh Thomas Telford (1757-1834), Konstruksi Perkerasan Mac
Adam (LAPEN) oleh Jhon London Mac Adam (1756-1836).
Gambar 4.
Skema fungsi
jalan
Gambar 5. Klasifikasi jalan menurut fungsi (Sumber Hamirhan soandang, Buku 1 hal. 08)
a) Jalan alteri, ialah jalan umum yang berfungsi melayani angkuran utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya gunan. Atau jalan arteri yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan kota jenjang kedua. Dengan kriteria sebagai berikut:
Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan arteri primer luar kota,
Jalan primer munuju kawasan primer,
Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter
Kecepata rencanan paling rendah 60 km/jam
Kendaraan angkutan berat dan kendaraan umum bus dapat diijinkan
menggunakan jalan ini.
Dan seterusnya.
b) Jalan Kolektor, ialah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi. Atau jalan menghubungkan kota jenjang kedua
dengan jenjang kota kedua, ketiga dengan kriteria wilayahnya perkotaan adalah :
Jalan kolektor primer kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.
Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan alteri primer
Direncanakan kecepatan rencana 40 km/jam.
Lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.
Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan melalui jalan ini.
Besarnya LHR pada umumnya rendah darim pada pada jalan alteri primer.
c) Jalan Lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah. Atau jalan yang
menghubungkan kota jenjang ke satu dengan persil, jenjang kedua dan seterusnya.
Kriteri untuk jalan ini adalah:
Merupakan terusan jalan lokal primer luar kota
Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan alteri primer
Direncanakan kecepatan rencana 20 km/jam.
Lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter.
Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan melalui jalan ini.
Besarnya LHR pada umumnya rendah darim pada pada jalan sistem primer.
d) Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah. Atau jalan yang
menghubungkan kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya, dan kawasan dengan
perumahan dan seterusnya. Kriteri untuk jalan ini adalah :
Direncanakan kecepatan rencana 10 km/jam.
Lebar badan jalan tidak kurang dari 5 meter.
Kendaraan angkutan berat dan bus diijinkan tidak diijinkan melalui jalan ini.
Besarnya LHR pada umumnya rendah dari pada pada jalan sistem lainnya.
C. Berdasarkan Wewenang Pembinaan
a. Jalan nasional, yang masuk kelompok ini adalah arteri primer, jalan kelokter primer
yang menghubungkan antar kota propinsi dan mempunyai nilai stretegis terhadap
kepentingan nasional. Penerapan dilakukan dengan keputusan Menteri
b. Jalan Propinsi yang termasuk kelompok jalan ini adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan kabupaten/Kotamadya atau antara
ibukota kabupaten/Kotamadya. Penetap status dilakukan oleh keputusan menteri
dalam negeri atas usul Pemda bersangkutan.
c. Jalan Kabupaten, yang termasuk dalam kelompok ini adalah kolektor primer yang
tidak termasukm jalan nasional dan jalan provinsi, jalan lokal primer, jalan
sekunder dan jalan lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional dan
provinsi. Penetapa statusnya dilakukan oleh Gubernur atas usul Pemda kabupaten.
d. Jalan Kotamadya, yang termasuk kelompok jalan Kotamadya adalah jalan sekunder
di dalam Kotamadya. Penetapan status adalah Gubernur atas usul Pemda
Kotamadya.
e. Jalan Khusus, yang termasuk jalan kelompok jalan khusus adalah jalan yang
dibangun dan dipeliharan oleh instansi/badan hukum/ perorangan untuk melayani
kepentingan masing-masing. Penetapan status dilakukan instansi
bersangkutan/badan hukum/perorangan dengan memperhatikan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri pekerjaan Umum.
f. Jalan Tol, adalah jalan yang dibangun dimana pemilikan dan hak
penyelenggaraannya ada pada Pemerintah atas usul Menteri, presiden menetapkan
ruas jalan toal dan haruslan menjadi alternatif jalan yang ada.
Gambar 7. Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan (sumber: Hamirham S., buku 1, hal. 08)
Type Jalan II
Fungsi Volume LL Rencana (smp) Klas
Utama Arteri I
Kolektor 10.000 atau lebih I
Kurang dari 10.000 II
Sekunder Arteri 20.000 atau lebih I
Kurang dari 20.000 II
Kolektor 6.000 atau lebih II
Kurang dari 6.000 III
Lokal 500 atau lebih III
Kurang dari 500 IV
1.6.2 Klas Jalan
Klas I 60
Klas II 60 atau 50
Type II Klas III 40 atau 30
Klas IV 30 atau 20
Untuk memberikan rasa aman dabn nyaman kepada sipemakai jalan, maka konstruksi
perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan menjadi
2 kelompok yaitu :
b. Syarat-syarat Kekuatan/Struktural
Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan menyebarkan
beban, haruslah memenuhi syarat-syarat:
Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/muatan lalu lintas ke tanah dasar.
Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan dibawahnya;
Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat
cepat dialirkan.
Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang
berarti.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi
perkerasan lentur jalan haruslan mencakup:
1.9 Rangkuman
Sejarah perkembangan jalan dan fungsinya adalah pada hakekatnya dimulai bersama
dengan sejarah manusia mulai pertama mendiambi bumi kita ini yang merupakan awalnya
mulai dari jalan Jejak,Jalan Setapak dan ” Lorong Tikus”, Jalan Sebagai Prasarana Sosial dan
Ekonomi, Jalan Sebagai Prasarana Sosial, Ekonomi, Potilik Militer dan Kebudayaan, Jalan
mempunyai Arti Strategis.
Klasifikasi dan Fungsi jalan dibagi atas tiga bagian yaitu; (1) berdasarkan Jaringan,
berdasarkan (2) fungsinya, (3) berdasarkan wewenang pembinaan.
Karakteristik lalu lintas dapat dibagia atas tiga bagian penting adalah; (1) Karaketeristik
Kendaraan; (2) Karateristik Pengemudi; (3) Karakteristik Volume Lalu Lintas.
Klasifikasi dalam Perencanaan Jalan dapat dibedakan atas empat bagian yaitu: (1) Type
Jalan; (2) Klas Jalan; (3) Kecepatan rencana; (4) factor-faktor dalam perencanaan.
Konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu; (1) Syarat-syarat berlalu Lintas; (2) Syarat-syarat
Kekuatan/Struktural.
1.10Alat Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan jalan ?
2. Mengapa perkerasan jalan diperlukan ?
3. Uraikan kaitan sejarah perkembangan jalan raya dengan teknologi rekayasa jalan?
4. Apa yang dengan klasifikasi dan fungsi jalan?
5. Uraikan klasifikasi jalan berdasarkan proses terjadinya!
6. Uraikan karakteristik lalu lintas!
7. Uraikan perbedaan dan persamaan klasifikasi perencanaan jalan dengan Kriteria
kostruksi perkerasan jalan?
8. Buat ilustrasi gambar klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya!
DAFTAR PUSTAKA
1. Ari Suryawan, (2005). Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement), Beta
Offset, Yogyakarta.
2. Alamsyah A. A., (2001); Rekayasa Jalan Raya; Penerbit UMM Pres. Malang
3. Dirjen Bina Marga, Pembinaan Jalan Kota. (1990); Petunjuk Desain Drainase Pemukaan
Jalan;. Jakarta
4. Dirjen Bina Marga (2007) Modul perencanaan jalan
5. Hamirham Saoddang (2004) Buku 1 (Geometrik Jalan Raya) Penerbit NOVA. Bandung
6. Hamirham Saoddang (2004) Buku 2 (Perencanaan Perkererasan Jalan Raya) Penerbit
NOVA. Bandung.
7. Hamirham Saoddang (2004) Buku 3 (Struktur & Konstruksi Jalan Raya) Penerbit NOVA.
Bandung
8. Soedarsono D. U., (1993); Konstruksi Jalan Raya; Penerbit Pekerjaan Umum,. Jakarta
9. Standar Nasional Indonesia (DSN) (1987); Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen; Jakarta.
10. Sukirman S., (1999); Perkerasan Lentur Jalan Raya; Penerbit NOVA. Bandung
11. Sukirman S., (2010); Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur; Penerbit NOVA. Bandung
12. Yustiadi.(....) Konstruksi Jalan Raya. Tabel. Jakarta.