Anda di halaman 1dari 2

Makalah analisa fenomena konflik antara Pemerintah dan DPR mengenai UUD KPK

Tasya Geviranthi Chandra

071924753004

Ralf Dahrendrof adalah sarjana Eropa yang sangat memahami teori Marxian. Tetapi
pada akhirnya teori konfliknya banyak mengambil unsur mengenai fungsionalisme struktural
ketimbang teori Marx. Karya utama Dahrendrof adalah Class and Class Conflict in Industrial
Society (1959) adalah bagian paling berpengaruh dalam teori konflik, seperti yang di
katakana diatas sebelumnya teori Ralf Dahrendrof sebagian besar menggunakan logika
struktural fungsional. Dengan kata lain fungsionalisme struktural dan teori konflik adalah
bagian dari paradigma yang sama.

Menurut Dahrendrof alasan teoritis utama mengapa revolusi ala Marxis tidak terjadi
adalah karena pertengantan yang ada cenderung diatur melalui institusionalisasi. Karena hal
tersebut terbukti dari timbulnya serikat-serikat buruh yang telah memperlancar mobilitas
sosial serta mengatur konflik tersebut. Melalui institusionalisasi tersebut setiap masyarakat
mampu mengatasi masalah-masalah baru yang timbul. Dahrendrof berpendapat bahwa di
dalam setiap asosiasi yang ditandai oleh pertentangan terdapat ketegangan diantara mereka
yang ikut dalam struktur kekuasaan dan mereka yang tunduk pada struktur itu. Terdapat
kelompok semu dan kelompok kepentingan. Kepentingan yang dimaksudkan Dahrendrof
mungkin bersifat manifest atau laten.

Dahrendraf adalah pencetus pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat memiliki


dua wajah (konflik dan konsensus) dan karena itulah teori sosiologi harus dibagi ke dalam
dua bagian, teori konflik dan teori consensus. Teoritisi consensus harus menelaah integrasi
nilai di tengah-tengah masyarakat sementara teoritisi konflik harus menelaah konflik
kepentingan dan koersi yang menyatukan masyarakat di bawah tekanan-tekanan tersebut.
Dahrendraf mengakui bahwa masyarakat tidak mungkin ada tanpa konflik dan consensus,
yang merupakan prasyarat bagi masing-masing.

Dahrendorf memusatkan perhatian pada struktur sosial yang lebih luas. Dia menyebut
otoritas tidak terletak dalam individu tapi dalam posisi. Sumber struktur konflik harus dicari
dalam tatanan peran sosial yang berpotensi untuk mendominasi atau ditundukkan. Menurut
Dahrendorf, tugas pertama analisis konflik adalah mengidentifikasi berbagai peran otoritas di
dalam masyarakat. Karena memusatkan perhatian kepada struktur berskala luas seperti peran
otoritas itu, Dahrendorf ditentang para peneliti yang memusatkan perhatian pada tingkat
individual. Otoritas yang melekat pada posisi adalah unsur kunci adalam analisis Dahrendorf.
Otoritas secara tersirat menyatakan superordinasi dan subordinasi. Mereka yang menduduki
posisi otoritas diharapkan mengendalikan bawahan. Perbedaan antara otoritas dan kekuasaan,
kekuasaan cenderung menaruh kepercayaan pada kekuatan, sedangkan otoritas adalah
kekuasaan yang dilegitimasi kekuasaan yang telah mendapat pengakuan umum.

Fenomena konflik baru-baru ini adalah mengenai pengesahaan UUD KPK oleh pihak
Pemerintah dan DPR. Karena menurut ICW (Indonesia Corruption Watch) Kurnia
Ramadhan terdapat konflik kepentingan dalam proses perubahaan aturan tersebut. Terlebih,
saat ini masih berjalan perkara korupsi E-KTP yang menjerat beberapa Anggota DPR dalam
penyidikan KPK. Di duga pengesahan UUD KPK ini melemahkan independensi KPK. Hal
ini membuat beberapa masyarakat sipil seperti mahasiswa dan berbagai pihak melakukan
demonstrasi untuk menentang RUU KPK.

Banyak hal yang merugikan KPK karena beberapa haknya. Jika dilihat dari kacamata
Ralf Dahrendrof terdapat otoritas dan kekuasaan yang sengaja di bentuk untuk melahirkan
konflik manifest antara superordinate dan subordinate. Hal ini terjadi untuk menguntukan
pihak DPR dan pemerintah untuk kepentingan mereka. Terdapat otoritas yang disalah
gunakan oleh pihak tertentu, karena otoritas secara tersirat adalah mengendalikan
bawahannya yang berarti menyelewengkan kekuasaan. Karena keabsahan yang disalah
gunakan tersebut membuat masyarakat dan lapisan masyarakat lainnya akhirnya melakukan
pertentangan dengan phak DPR beberapa saat yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai