Anda di halaman 1dari 91

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………. iv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………. 1

B. Landasan…………………………………………………………………………………………………………………. 3

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ……………………………………………………………………………4

D. Acuan Penyusunan Kurikulum………………………………………………………………………………… 6

E. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum ……………………………………………………………….9

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN SMP VETERAN NGANTANG

A.Tujuan Pendidikan…………………………………………………………………………………………………. 14

A. Visi Sekolah………………………………………………………………………………………………………….. 14

B. Misi Sekolah………………………………………………………………………………………………………….. 15

C. Tujuan SMP Veteran Ngantang ………………………………………………………………………………16

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar………………………………………………………………………………………………………. 19

B. Muatan Kurikulum………………………………………………………………………………………………….. 23

BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Kegiatan Pembelajaran Reguler, Penugasan Terstruktur……………………………………….. 46

B. Program Pembelajaran Saintifik……………………………………………………………………………… 48

C. Penilaian Autentik …………………………………………………………………………………………………..56

D. Ketuntasan Belajar ………………………………………………………………………………………………….57

E. Beban Belajar Tambahan………………………………………………………………………………………… 59

F. Mutasi Peserta Didik……………………………………………………………………………………………….. 59


G. Kenaikan Kelas ……………………………………………………………………………………………………….64

H. Kelulusan………………………………………………………………………………………………………………. 78

I. Ujian Sekolah & AKM ………………………………………………………………………………………………79

J.Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Keunggulan Lokal dan Global………………………. 82

BAB V KALENDER PENDIDIKAN

A.Alokasi Waktu…………………………………………………………………………………………………………..84

B.Hari Libur Nasional dan Keagamaan………………………………………………………………………...85

C. Perhitungan Pekan Dan Jam Efektif Semester

BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………86


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan
dasar termasuk tujuan yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab
itu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan serta
penilaian pendidikan.

SMP Veteran Ngantang terletak di Jalan raya Kambal, Desa


Mulyorejo Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. SMP Veteran
Ngantang cukup mudah diakses, karena berlokasi di Jalan Raya
Provinsi, yang menghubungkan Kota Malang dengan Kediri dan
Jombang.

SMP Veteran, memiliki jarak yang relatif dekat dengan


instansi Pendidikan, pusat pemerintahan dan fasilitas Kesehatan. Dari
SMAN Ngantang, SMP Veteran hanya berjarak 50 M. Untuk menuju
fasilitas Kesehatan terdekat, yang berjarak 1,8 KM hanya diperlukan
waktu 5 menit menggunakan kendaraan bermotor.Sedangkan untuk
menuju ke pusat pemerintahan kecamatan Ngantang, diperlukan waktu
sekitar 5 menit dengan jarak tempuh 4,6 KM.

3
SMP Veteran telah berdiri sejak tahun 1990. Pada tahun
ajaran 2020/2021, siswa smp Veteran berjumlah 130. Rombongan
belajar berjumlah 6, dengan rasio siswa dan rombel mancapai
21,83. SMP Veteran memiliki 16 Pendidik dan 4 tenaga
kependidikan. Persentase guru yang memiliki kualifikasi akademik
sebesar 93,75 %, sedangkan guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik sebesar 87.5 %. Dari 16 guru yang mengajar di SMP
Veteran, 11 pendidik merupkan guru induk, sedangkan 4 sisanya,
merupakan guru Non-induk.

SMP Veteran Ngantang, bertempat di Gedung milik


sendiri. 100% kelas, dalam kondisi baik. Sebagai penunjang
kegiatan belajar mengajar, SMP Veteran memiliki perpustakaan,
Laboratorium Komputer dengan 22 PC all in one serta lapangan
basket dan voli.

Kurikulum di SMP veteran, selain memuat mata pelajaran


inti, juga dilengkapi dengan program pengembangan diri, yang
terdiri dari Kegiatan Bimbingan Keagamaan (Kuliyatul Mu’alimin
Islamiyah), Ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling. Adapun
kegiatan ekstrakurikuler di SMP Veteran terdiri dari Pramuka
sebagai ekstrakurikuler wajib , Desain Grafis dan bola voli sebagai
ekstrakurikuler pilihan.

Implementasi program pengembangan diri, di SMP


Veteran masih dilaksanakan secara kurang maksimal. Pilihan
kegiatan ekstrakurikuler yang hanya mencakup Bola voli dan
desain grafis, tidak dapat mengakomodasi bakat dan minat siswa.
Diperlukan penambahan kegiatan ekstrakurikuler , agar bakat,
minat dan potensi siswa dapat terakomodasi dengan baik.

4
B.Landasan Hukum

Dalam upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi,


perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik pada tahun
pelajaran 2017/2018, SMP Veteran Ngantang mengembangkan Kurikulum
2013. Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada

1). Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan


ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

2). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”.

3).Permendikbud No.61 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

4). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

5). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah

6). Perda Pendidikan Jatim No. 9 Tahun 2014 Tentang penyelenggaraan


pendidikan

7).Pergub No. 19 Tahun 2014 tentang muatan lokal Bahasa Daerah

5
8). Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (
Program Literasi )

9). Permendikbud No.20 Thn.2016 tentang SKL

10).Permendikbud No. 21 Thn. 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar


dan Menengah

11).Permendikbud No. 22 Thn. 2016 tentang Standar Proses Pendidikan


Dasar dan Menengah

12).Permendikbud No. 23 Thn. 2016 tentang Standar Penilaian

13).Permendikbud No. 24 Thn. 2016 tentang Kopetensi Inti dan Kopetensi


Dasar

14).Perpres no. 87 tahun 2017 tentang PPK

15).Permendikbud No. 35 Tahun 2018 tentang Kerangka Dasar dan


Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama / Madrasah
Tsanawiyah

16).SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan pembelajaran


dimasa pandemi Kemendikbud no 01/KB/20.

17).Edaran Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia no 15 tahun 2020 Teantang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Deseas-19

18). surat edaran mendikbud no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan


kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus
disease (covid-1 9)

19).Surat Edaran Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, no


421/351/35.07.101/2020 tentang persiapan menjelang tahun pelajaran
baru 2020/2021

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Kurikulum SMP Veteran Ngantang disusun sebagai pedoman


penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
di tingkat satuan pendidikan dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Kurikulum SMP Veteran Ngantang juga menjadi acuan operasional
bagi Dinas Pendidikan Kota Mojokerto dan/atau Kantor Kementerian

6
Agama Kota Mojokerto dalam melakukan koordinasi dan supervisi
pengelolaan kurikulum di SMP Veteran Ngantang.

Oleh sebab itu penyusunan dan pengembangan Kurikulum SMP Veteran


Ngantang bertujuan untuk:

1. Meningkatkan iman dan takwa serta akhlak mulia

Peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMP Veteran Ngantang diisi


dengan kegiatan istighosah pada kegiatan Jumat Beriman secara klasikal
setiap 3 minggu sekali, dan penanaman akhlak dan budi pekerti terintegrasi
pada proses pembelajaran untuk semua mapel. Selain itu peringatan hari-
hari besar keagamaan dilaksanakan denganmengundang penceramah yang
kompeten atau memanfaatkan warga sekolah juga melaksanakan qurban dan
bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang mampu dengan
anggaran yang direncanakan di RKAS.

2. Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Kurikulum SMP Veteran Ngantang disusun dengan memperhatikan


keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan
kinestetik dengan tujuan peserta didik dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diwujudkan dalam kegiatan intra dan
ekstra kurikuler antara lain, penyusunan karya tulis, pembinaan Olimpiade
Sain (OSN), Pembinaan Kegiatan Kepramukaan, dan Kegiatan Keagamaan.

3. Meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan


memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah sesuai
dengan kompetensi Inti yang diharapkan melalui kegiatan bakti sosial dan
keagamaan.

4. Mengembangkan potensi peserta didik agar mampu bersaing secara


global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan

7
membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara
mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut antara lain,
TIK, Robotik dan Karya tulis.

5. Menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan


penilaian autentik dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

6. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan


potensi diri peserta didik, serta melaksanakan Pendidikan Kepramukaan
sebagai ekstra kurikuler wajib yang harus diikuti.

7. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk


memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
antara lain melalui kegiatan Upacara Rutin/ Hari Besar dan Paskibra.

8. Mengembangkan Kurikulum SMP Veteran Ngantang secara berkala dan


berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.

9. Menghasilkan lulusan SMP Veteran Ngantang yang memiliki kecerdasan


sesuai dengan bakat/minatnya, menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda10.
Menghasilkan lulusan SMP Veteran Ngantang yang memiliki kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan jernih serta memiliki rasa tanggung jawab
terhadap lingkungan, memiliki minat luas dalam kehidupan dan
berkemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal

D. Acuan Penyusunan Kurikulum.

Kurikulum SMP Veteran Ngantang tahun pelajaran 2017/2018


dikembangkan berdasarkan acuan konseptual, prinsip pengembangan, dan
prosedur operasional sebagai berikut:

1. Acuan konseptual meliputi:

8
a. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian


peserta didik secara utuh. Kurikulum SMP Veteran Ngantang disusun agar
semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

b. Toleransi dan kerukunan umat beragama

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan untuk memelihara dan


meningkatkan toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

c. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Kurikulum SMP Veteran Ngantang diarahkan untuk membangun karakter


dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

d. Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk


meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang disusun dengan
memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.

e. Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu

Kurikulum SMP Veteran Ngantang diarahkan kepada pengembangan sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan
memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

9
f. Kebutuhan kompetensi masa depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikatif, mandiri, dan produktif dalam membuat keputusan,
memecahkan masalah yang kompleks sesuai lintas bidang keilmuan.

g. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya


pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia
kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

h. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.

i. Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan


karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah dan lingkungan.

10
j. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum SMP Veteran Ngantang memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika perkembangan global

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan untuk meningkatkan


kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika
dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan dengan memperhatikan


karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.

m. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan sesuai dengan kondisi


dan ciri khas SMP Veteran Ngantang.

E. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


peserta didik dan lingkungannya.

11
Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan dengan


memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum SMP Veteran Ngantang meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan atas dasar


kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum SMP Veteran Ngantang dilakukan


dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya

12
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum SMP Veteran Ngantang mencakup


keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum SMP Veteran Ngantang diarahkan kepada proses


pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum SMP Veteran Ngantang
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum SMP Veteran Ngantang dikembangkan dengan


memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Prosedur operasional meliputi analisis, penyusunan, penetapan dan


pengesahan.

a. Analisis mencakup

13
1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan

3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

b. Penyusunan mencakup:

1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;

2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;

4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan

6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan


pembelajaran.

c. Penetapan sebagaimana dimaksud dilakukan kepala sekolah/madrasah


berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah/madrasah

d. Pengesahan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh pemerintah daerah


sesuai dengan kewenangannya.

Pengembangan Kurikulum SMP Veteran Ngantang dilakukan oleh Tim


Pengembang Kurikulum SMP Veteran Ngantang. Pengembangan kurikulum
ini dilaksanakan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan kota
Mojokerto. Pelaksanaan kurikulum SMP Veteran Ngantang merupakan
tanggung jawab satuan pendidikan.

14
BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN SMP VETERAN NGANTANG

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta


didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Kompetensi yang tersirat maupun tersurat dalam tujuan pendidikan


nasional dan tujuan pendidikan menengah merupakan amanah yang harus
diwujudkan oleh satuan pendidikan, yaitu kompetensi yang dimiliki para
lulusannya. Kompetensi tersebut sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun
2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang meliputi Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi Kelompok
Mata Pelajaran (SK-KMP) dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran (SK-MP).
Berdasarkan standar kompetensi lulusan dan kondisi obyektif satuan
pendidikan, arah pengembangan SMP Bangun Prestasi dapat dicermati melalui
visi, misi dan tujuan sekolah.

B.Visi

Prestasi Berkualitas, Berbudi, dan Berbudaya Karakter Bangsa.

Indikator:

1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang berkualitas

2. Terwujudnya proses pembelajaran aktif.

3. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan berkompetitif beriman dan bertaqwa,


serta berbudi pekerti luhur.

14
4. Terwujudnya kegiatan pengembangan diri.

5. Terwujudnya sarana dan prasarana serta media pendidikan seimbang dengan


perkembangan iptek.

6. Terwujudnya optimalisasi tenaga kependidikan yang berkompeten,


berdedikasi tinggi.

7. Terwujudnya manajemen pendidikan yang tanggap dan tangguh, serta


optimalisasi partisipasi stake holder.

8. Terwujudnya pengelolaan sumber dana dan biaya pendidikan yang memadai.

C.Misi

Mengacu pada visi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, misi sekolah
dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:

1.1 Mewujudkan Kurikurum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang lengkap


relevan dengan kebutuhan, dan berwawasan nasional.

2.1 Mewujudkan pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan sehingga


setiap siswa dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki.

3.1 Mewujudkan penilaian outentik pada kompetensi kognitif; psikomotor dan


afektif

3.2 Mewujudkan peningkatan prestasi kelulusan

3.3 Menumbuhkembangkan budaya karakter bangsa

3.4 Mengembangkan potensi siswa dalam menggunakan pengetahuan (Iptek)

4.1 Mengembangkan kemampuan olahraga, kepramukaan dan seni yang tangguh


dan kompetitif.

4.2 Mengembangkan kemampuan KIR, lomba olimpiade yang cerdas dan


kompetitif

5.1 Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan nyaman.

5.2 Mewujudkan fasilitas sekolah yang interaktif, relevan dan berbasis IT

15
6.1 Memiliki tenaga guru bersertifikat profesional.

6.2 Mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

7.1 Menyelenggarakan manajemen berbasis sekolah

7.2 Menumbuhkan semangat budaya mutu secara intensif.

8.1 Mewujudkan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan


adil.

8.2 Mengoptimalkan peran masyarakat dan membentuk jejaring dengan


stakeholder.

D.Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, maka
tujuan SMP Veteran Ngantang dalam mengembangkan pendidikan ini adalah
sebagai berikut.

1.1.1 Melakukan analisis konteks dan mendokumentasikan secara lengkap (Standar


Isi)

1.1.2 Melakukan review kurikulum SMP Veteran Ngantang berdasarkan hasil


analisis konteks (Standar Isi)

2.1.1 Semua kelas melaksanakan pendekatan "pembelajaran aktif “ pada semua


mata pelajaran (Standar Proses)

2.1.2 Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis


pendidikan budaya dan karakter bangsa (SKL)

3.1.1 Mewujudkan penilaian outentik pada kompetensi kognitif, psikomotor dan


afektif sesuai karakteristik mata pelajaran (Standar Penilaian)

3.1.2 Melaksanakan penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah dan pemerintah
(Standar Penilaian)

3.2.1 Mewujudkan peningkatan prestasi kelulusan

16
3.2.2 Menyiapkan lulusan yang mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi (SKL)

3.3.1 Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan


pendidikan menengah (Standar Pengelolaan)

3.3.2 Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan yang menjadi


bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa (SKL)

3.4.1 Mengembangkan potensi siswa dalam menggunakan pengetahuan dan


teknologi (SKL)

4.1.1 Mengembangkan kemampuan olahraga, kepramukaan dan seni yang tangguh


dan kompetitif (SKL)

4.2.1 Mengembangkan kemampun KIR, lomba olimpiade yang cerdas dan


kompetitif (SKL)

5.1.1 Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih,dan nyaman


(Standar Sarana)

5.2.1 Mewujudkan fasilitas sekolah yang interaktif, relevan dan berbasis IT (Standar
Sarana)

5.2.2 Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk sebesar-besarnya dalam


proses pembelajaran (Standar Sarana)

6.1.1 Memiliki tenaga guru bersertifikat profesional (standar Ketenagaan)

6.2.1 Mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan


(Standar Ketenagaan)

7.1.1 Menyelenggarakan manajemen berbasis sekolah (standar pengelolaan)

7.1.2 Mengoptimalkan peran komite sekolah sebagai mitra kerja sekolah (standar
Pengelolaan)

7.2.1 Menumbuhkan semangat budaya mutu secara intensif (SKL)

8.1.1 Mewujudkan pengelolaan pembiayaan pendidikaa yang manadai, wajar dan


adil (Standar pembiayaan)

17
8.2.1 Mengoptimalkan peran masyarakat dan membentuk jejaring dengan stake
holder (Standar pengelolaan)

18
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar.

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas


peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang


memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. sesuatu

19
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

20
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas


dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan


perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan
ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam
upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

3.Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan


konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta
konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai

21
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya
dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMP. Oleh karena itu
implementasi pendidikan di SMP yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada
proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui
berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi
mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari
kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui
pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan


standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught


curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

22
5. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Perubahan
kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum 2013 SMP Veteran Ngantang Tahun Pelajaran 2021/2022


terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal yaitu:

1. Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A
dan kelompok mata pelajaran B, termasuk bimbingan konseling dan
ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.

Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 40 menit dan 40 jam pelajaran per pekan
dan ditambah 2 jam untuk bimbingan konseling dan bimbingan IT sebagai wujud
dari layangan konseling secara klasikal ( seperti tertera pada tabel 1 dan tabel 2).

2. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi sesuai


Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran
Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah. Oleh karena
itu substansi muatan lokal yang ditentukan SMP Veteran Ngantang adalah Bahasa
Jawa dan mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B

23
Struktur Program Kurikulum 2013 SMP Veteran Ngantang

Tahun Pelajaran 2021/2022

24
Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan Diri VII VIII IX


1. Rutin/terstruktur 2*) 2*) 2*)
a. Bimbingan Konseling
b.Bimbingan Tekhnologi Informasi dan
Komunikasi
c. Upacara Bendera
d. Kegiatan Kerohanian
e. Pendidikan Kepramukaan
2. Bina Prestasi Nonakademik 2*) 2*) 2*)
a.bola voli
b.desain grafis

Penjelasan muatan pembelajaran dan tujuan dari masing-masing mata pelajaran,


kegiatan pengembangan diri dan layangan konseling/IT dipaparkan sebagai
berikut:

1. Mata Pelajaran

a. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Adapun karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah:

1) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur’an dan Hadis,
aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam).

2) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan
mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian
peserta didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus
seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti.

25
3) Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang
luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat
dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa
harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
ilmu dan mata pelajaran tersebut.

4) PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan
peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman
tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya
menekankanaspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek
afektif dan psikomotornya.

5) Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan
Hadis Nabi Muhammad saw., juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama
dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih
dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

6) Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya
peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang
merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak
berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal,
ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa
pendidikan Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi
lainnya.

f. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan:

26
1) membangun persepsi dan sikap positif terhadap mata pelajaran PPKn sesuai
dengan ide, regulasi, karakteristik psikologis-pedagogis, dan fungsinya dalam
konteks sistem pendidikan nasional;

2) memahami secara utuh dan menyeluruh karakteristik PPKn Kurikulum 2013


sebagai landasan membangun pola sikap dan pola prilaku profesional sebagai
guru PPKn;

3) memfasilitasi tumbuhnya kesejawatan (kolegialisme) guru PPKn untuk


mewujudkan pembelajaran PPKn dan pengembangan budaya kewarganegaraan di
lingkungan satuan pendidikan dan lingkungan sosial-Budayaal peserta didik; dan

4) mengembangkan diri sebagai guru PPKn yang profesional dan dinamis dalam
menyikapi dan memecahkan masalah-masalah praktis terkait visi dan missi PPKn
di lingkungan satuan pendidikan.

g. Bahasa Indonesia

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia diturunkan dari Permendikbud Nomor 54


Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan
kemudian diturunkan menjadi Kompetensi Inti (KI).Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMP dan MTs memiliki empat tujuan utama yang tertuang dalam
kompetensi inti masing-masing jenjang pendidikan. Secara keseluruhan tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP dan MTs adalah

1) memiliki sikap religius

2) memiliki sikap sosial,

3) memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa


Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, dan

4) memiliki keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa Indonesia.

Setiap pengetahuan tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia harus


diimplementasikan dalam produk berupa karya, artinya pengetahuan tersebut
harus bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat karya
sesuai dengan genre teks yang ada. Selanjutnya pengetahuan-pengetahuan yang

27
dipelajari siswa harus bisa mengubah perilaku siswa terutama yang berhubungan
dengan sikap sosial dan religiusnya.

Matematika

Terdapat kaitan antara penguasaan matematika dengan ketinggian, keunggulan dan


kelangsungan hidup suatu peradaban. Penguasaan matematika tidak cukup hanya
dimiliki oleh sebagian orang dalam suatu peradaban. Setiap individu perlu
memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu. Penguasaan individual
demikian pada dasarnya bukanlah penguasaan terhadap matematika sebagai ilmu,
melainkan penguasaan akan kecakapan matematika (mathematical literacy) yang
diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekitarnya serta untuk berhasil dalam
kehidupan atau kariernya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa
merupakan sumbangan mata pelajaran matematika kepada pencapaian kecakapan
hidup yang ingin dicapai melalui kurikulum matematika. Mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik dapat:

1) Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan


keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

b) mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang


membentuk konsep tersebut

c) mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep

d) menerapkan konsep secara logis.

e) memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang
dipelajari

f) menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel,


grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya)

28
g) mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika.

h) mengembangkan syarat perlu dan /atau syarat cukup suatu konsep

Termasuk dalam kecakapan ini adalah melakukan algoritma atau prosedur, yaitu
kompetensi yang ditunjukkan saat bekerja dan menerapkan konsep-konsep
matematika seperti melakukan operasi hitung, melakukan operasi aljabar,
melakukan manipulasi aljabar, dan keterampilan melakukan pengukuran dan
melukis/ menggambarkan /merepresentasikan konsep keruangan. Indikator-
indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma


b) memodifikasi atau memperhalus prosedur

c) mengembangkan prosedur

d) menggunakan matematika dalam konteks matematika seperti melakukan


operasi matematika yang standar ataupun tidak standar (manipulasi aljabar) dalam
menyelesaikan masalah matematika

2) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu


membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada.Indikator-
indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) mengajukan dugaan (conjecture)

b) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan

c) memberikan alternatif bagi suatu argument

d) menemukan pola pada suatu gejala matematis

3) Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik


dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam
pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika
(kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami
masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperolehtermasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Masalah ada yang bersifat rutin maupun yang

29
tidak rutin. Masalah tidak rutin adalah masalah baru bagi siswa, dalam arti
memiliki tipe yang berbeda dari masalah-masalah yang telah dikenal siswa. Untuk
menyelesaikan masalah tidak rutin, tidak cukup bagi siswa untuk meniru cara
penyelesaian masalah-masalah yang telah dikenalnya, melainkan ia harus
melakukan usaha-usaha tambahan, misalnya dengan melakukan modifikasi pada
cara penyelesaian masalah yang telah dikenalnya, atau memecah masalah tidak
rutin itu ke dalam beberapa masalah yang telah dikenalnya, atau merumuskan
ulang masalah tidak rutin itu menjadi masalah yang telah dikenalnya. Indikator-
indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) memahami masalah

b) mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam


mengidentifikasi masalah.

c) menyajikan suatu rumusan masalah secara matematis dalam berbagai bentuk

d) memilih pendekatan dan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah

menggunakan atau mengembangkan strategi pemecahan masalah

f) menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh untuk memecahkan masalah

g) menyelesaikan masalah.

4) Mengkomunikasikan gagasan,penalaran serta mampu menyusun bukti


matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan

b) menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)

c) memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan penalaran induksi

d) menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran deduksi

e) menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)

30
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:

a) memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

b) bersikap penuh perhatian dalam belajar matematika

c) bersikap antusias dalam belajar matematika

d) bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan

e) memiliki penuh percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah

6) Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika
dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan,
toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif,
menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti,
cermat, bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang
lain

7) Melakukan kegiatan–kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan


matematika

8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan


kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan tersebut
saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus membutuhkan yang lain.
Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit, kemampuan berkomunikasi
munculdan diperlukan di berbagai kecakapan, misalnya untuk menjelaskan
gagasan pada Pemahaman Konseptual, menyajikan rumusan dan penyelesaian
masalah, atau mengemukakan argumen pada penalaran.

i. Ilmu Pengetahuan Alam

Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi:

1) Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik


dan materi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan

31
sehingga bertambah keimanannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.

2) Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi

3) Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai


wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
guna memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain;

4) Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan, mengajukan dan menguji


hipotesis melalui percobaan, merancang, dan merakit instrumen percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis;

5) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan


deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif;

6) Menguasai konsep dan prinsip IPA serta mempunyai keterampilan


mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

j. Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan
dalam berpikir logis dan kritis untuk memahami konsep dan prinsip yang
berkaitan dengan pola dan persebaran keruangan, interaksi sosial, pemenuhan
kebutuhan, danperkembangan kehidupan masyarakat untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang lebih baik dan atau mengatasi masalah-masalah sosial. Secara
rinci tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

32
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

k. Bahasa Inggris

Meskipun nama mata pelajaran ini adalah ‘Bahasa Inggris’, dalam mata pelajaran
ini siswa tidak belajar tentang ‘bahasa’ Inggris, tetapi belajar melakukan berbagai
hal yang berguna bagi hidupnya dengan menggunakan bahasa Inggris. Tujuan
mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif
dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional, dengan menggunakan
berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secararuntut dengan menggunakan
unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan
faktual dan prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam
konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Untuk itu semua aspek pembelajaran (tujuan, materi, proses belajar mengajar,
media, sumber, dan penilaian) diupayakan untuk mendekati penggunaan bahasa
Inggris di dunia nyata di luar kelas. Dalam konteks tersebut, unsur kebahasaan
(tata bahasa dan kosa kata, termasuk pengucapan dan penulisannya) lebih tepat
dilihat sebagai alat, bukan sebagai tujuan: alat untuk melaksanakan tindakan
berbahasa secara benar, strategis, sesuai tujuan dan konteksnya. Langsung
‘melakukan’ tindakan yang ingin dikuasi adalah cara yang lebih alami. Belajar
berterimakasih dengan cara membiasakan diri berterimakasih, belajar bertanya
dengan cara bertanya, belajar memuji dengan cara memuji, belajar membaca
koran dengan cara membaca koran, belajar membacakan cerita dengan cara
membacakan cerita, belajar menyunting surat dengan cara menyunting surat, dst.
“Learning by doing”, dan terpusat pada siswa. Kesempatan seperti ini tentunya

33
tidak mungkin muncul jika pola pembelajaran masih dilaksanakan sebagaimana
lazimnya saat ini: terpusat pada guru, berbasis buku teks, dan didominasi bahasa
tulis. Proses pembelajaran perlu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
melakukan proses belajar yang lebih alami. Proses belajar di luar sekolah biasanya
dimulai dengan cara melihat, mendengar, dan mengamati orang lain melakukan
tindakan yang ingin dikuasai. Pada saat mengamati akan timbul keinginan untuk
bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru, yang asing, atau berbeda dengan
diketahui selama ini. Setelah itu akan timbul keinginan untuk mencoba atau
berpengalaman sendiri melakukan tindakan atau perilaku yang dituju. Dalam
upaya untuk menyempurnakan penguasaannya, akan dirasakan perlunya
meningkatkan penalarannya tentang yang dipelajari dengan mengasosiasikan
dengan sumber dan konteks lain. Langkah terakhir adalah melakukan tindakan
yang sudah dikuasai dalam konteks pergaulan di dunia nyata.

l. Seni Budaya

Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan


rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta
pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan
serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni
Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu;

1) Menumbuhkembangkan sikap toleransi,

2) Menciptakan demokrasi yang beradab,

3) Menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk,

4) Mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan

5) Menerapkan teknologi dalam berkreasi

6) Menumbuhkan rasa cinta budaya dan menghargai warisan budaya Indonesia

7) Membuat pergelaran dan pameran karya seni.

m. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan

34
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah
sebagai berikut:

1) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai


pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan
benar serta pola hidup sehat.

3) Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/


pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga serta konsep
gerakan.

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai


percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, pegendalian
diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik.

5) Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif, percaya


diri,disiplin, dan jujur.

6) Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif

7) Mengembangkan muatan lokal yang berkembang di masyarakat

8) Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri

9) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat


sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.

n. Prakarya

1) Tujuan material

Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang produk


dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan
pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi, memecahkan masalah, merancang,
membuat, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan keterampilan yang
dikembangkan adalah: kemampuan memodifikasi, menggubah, mengembangkan,

35
dan menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri maupun
karya orang lain (lihat Skema 3).

2) Tujuan formal

a) Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu


memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama pada jenjang pendidikan
dasar

b) Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi


(menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi dasar,
kewirausahaan dan kearifan lokal, dimulai pada jenjang pendidikan menengah
pertama (SMP/MTs/SMPLB/Paket B).

c) Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin
tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki bersama, rasa keindahan dan toleransi.

d) Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: jujur,
bertanggungjawab, disiplin, dan peduli.

e) Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, cekat serta


estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B

f) Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan


keterampilan dan mengimplementasikan pengetahuannya. Program Muatan Lokal.

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lain.


Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa untuk menyampaikan
pikirannya. Dengan demikian bahasa merupakan unsur terpenting dalam sebuah
komunikasi. Bahasa jawa adalah salah satu bahsa komunikasi yang digunakan
secara khusus di lingkunan etnis jawa termasuk di kota Mojokerto. Bahasa ini
merupakan bahasa pergaulan, yang digunakan untuk berinteraksi antar individu.
Pengembangan muatan lokal bahasa Jawa bertujuan untuk mewujudkan tata
karma, tata susila dan budi pekerti luhur serta untuk melestarikan bahasa Jawa
yang kita milikiBahasa jawa merupakan bahasa pergaulan, yang digunakan untuk
berinteraksi antar individu. Bahasa jawa memiliki fungsi sebagai 1) lambang

36
kebanggaan daerah, 2) lambang identitas daerah, 3) alat perhubungan di dalam
keluarga dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu generasi muda suku jawa sudah
sepantasnya melestarikan bahasa jawa demi kelangsungan dan tetap terjaganya
bahasa jawa di pulau jawa khusunya kota mojokerto. Bahasa jawa merupakan
bahasa budi yang menyiratkan budi pekerti luhur, atau merupakan cerminan dari
tata karma dan tata karma berbahasa menunjukkan budi pekerti pemakainya.
Bahasa jawa memiliki nilai sastra yang tinggi, serta struktur dan tata bahasa yang
rumit oleh karena itu, pendidikan berbahasa jawa yang baik dan benar perlu
ditanamkan sejak dini supaya bahsa jawa yang dikenal berbudi luhur dan
memiliki tata karma yang baik tetap terjaga. Generasi muda suku Jawa sudah
sepantasnya melestarikan bahasa Jawa demi kelangsungan dan tetap terjaganya
bahasa Jawa di Pulau Jawa. Apalagi, bahasa Jawa merupakan bahasa budi yang
menyiratkan budipekerti luhur, atau merupakan cerminan dari tata krama dan tata
krama berbahasa menunjukkan budi pekerti pemakainya.

Berdasarkan uraian diatas maka SMP Veteran Ngantang memandang


penting dan menetapkan bahasa jawa sebagai muatan lokal yang dipelajari peserta
didik kelas 7, 8 dan 9 dengan alokasi 2 jam per minggu dan hal ini sesuai dengan
peraturan peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah.
Adapun kompetensi inti dan kompetensi dasar Bahasa Jawa terlampir.

Kegiatan Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran


sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah yang dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling dan ekstrakurikuler. Tujuan umum pengembangan diri
adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik yang disesuaikan
dengan kondisi sekolah. Tujuan khususnya adalah untuk menunjang pendidikan
peserta didik di dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan

37
sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karier, kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,


guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri
dilakukan secara kualitatif. Berikut ini adalah tujuan mata pelajaran

Berdasarkan kondisi objektif sekolah, peserta didik memilih maksimal dua


kegiatan pengembangan diri dan kegiatan pengembangan diri yang dipilih dan
ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pengembangan Diri Rutin/terstruktur

1) Bimbingan Konseling

Bidang pelayanan yang membantu peserta didik:

a. Layanan bidang akademik/belajar

Layanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar


dalam rangka mengikuti pendidikan di sekolah dan belajar secara mandiri maupun
klasikal.

b. Layanan bidang pribadi

Layanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan


mengembangkan potensi serta kecakapan, bakat, minat, dan kondisi diri sesuai
dengan karakteristik kepribadian, dan kebutuhan dirinya secara realistis.

c. Layanan bidang sosial

Layanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan yang lebih luas.

38
d. Layanan bidang pengembangan karier

Layanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi
serta memilih dan mengambil keputusan dalam karier.

2) Bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Bimbingan TIK melayani:

− Melayani peserta didik untuk mencari, mengolah, menyiapkan,


mendistribusikan, menyajikan, menginfomasikan serta memanfaatkan data dan
informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaranKegiatan Kerohanian.

Tujuan:

− Meningkatkan kebiasaan peserta didik dalam mengaplikasikan dan menerapkan


nilai-nilai ajaran agama yang diyakini menuju pembentukan manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan secara utuh.

3) Pendidikan Kepramukaan

Tujuan :

− memberi wahana kepada peserta didik untuk berlatih berorganisasi

− melatih peserta didik agar terampil dan mandiri

− melatih peserta didik untuk mempertahankan hidup

− menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah airnya

− Memfasilitasi guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan


penilaian pembelajaran pada satuan pendidikan.

− Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam menerapkan dan mengembangkan


sistem informasi manajemen sekolah berbasis TIK.

39
3) Upacara Bendera

Tujuan:

− Meningkatkan kedisiplinan dan rasa cinta tanah air pada diri peserta didik.

b. Pengembangan Bakat, minat, dan prestasi peserta didik

Peserta didik SMP Veteran Ngantang sebagian dijaring melalui jalur prestasi
bidang non-akademik. Oleh karena itu, perlu adanya wadah kegiatan yang dapat
mengakomodasi potensi peserta didik untuk bisa mengembangkan prestasi
dibidang: Nonakademik

1)Bola Voli

Tujuan:

− mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam bidang bola voli sebagai
olahraga prestasi

− meningkatkan kesehatan fisik dan mental peserta didik

− menumbuhkan sportifitas.

2) Futsal

Tujuan:

− mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam bidang futsal sebagai
olahraga prestasi

− meningkatkan kesehatan fisik dan mental peserta didik

− menumbuhkan sportifitas.

3)Desain Grafis

Tujuan:

-mengembangkan minat, bakat, dan prestasi peserta didik dalam bidang Seni
grafis.

− meningkatkan daya kreasi, apresiasi

40
Alokasi Waktu

Pengembangan diri untuk kelas VII dan VIII dialokasikan 2 jam pelajaran
(ekuivalen 2 × 40 menit)

Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai


kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan
kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik
diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement)
perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis
koheren dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan
kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-
1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh penguatan
bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan
kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.

Dalam Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan


ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) dan
pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK). Pelaksanaannya dapat bekerja
sama dengan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib merupakan program kegiatan yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya

Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib


dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan
penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-
1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten
dan koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi
proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive and
reinforcing.) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.

41
Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Diikuti oleh seluruh siswa

- Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.

- Untuk kelas I, kelas VII dan kelas IX diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS).

- Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan


SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.

- Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.

- Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku

- Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh


Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka). Model Aktualisasi
memiliki karakteristik sebagai berikut.

- Diikuti oleh seluruh siswa.

- Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.

Model Reguler

- Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam
Gugus Depan.

42
- Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013,


memiliki karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan
keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas
secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4. Masing-masing Muatan Sikap dan
Keterampilan dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

1. Beriman 28. Taat aturan


2. Kebhinneka-tunggalikaan 29. Rasa ingin tahu
3. Toleransi 30. Pantang me nyerah
4. Kebersamaan 31. Berpikir logis
5. Syukur 32. Kreatif Muatan Nilai
6. Disiplin 33. Inovatif
Sikap dan
7. Tanggung-jawab 34. Produktif
8. Percaya diri 35. Menghargai Kecakapan
9. Berani 36. Ilmiah Pendidikan
10. Cinta tanah air 37. Tekun
11. Pemaaf 38. Hati-hati Kepramukaan
12. Jujur 39. Terbuka Muatan Nilai
13. Ksatria 40. Bijaksana
Sikap dan
14. Rela berkorban 41. Bersahaja
15. Teladan 42. Rasa kebangsaan Kecakapan
16. Sadar kewajiban dan hak 43. Estetis Pendidikan
17. Demokratis 44. Gotong-royong
Kepramukaan
18. Cakap 45. Partisipatif
19. Peduli 46. Imajinatif yang
20. Santun Kritis 47. Citra diri terkandung dan
21. Sopan 48. Sadar bahaya
22. Cekatan 49. Kerjasama dikembangkan
23. Peka 50. Sadar dalam Syarat
24. Tanggap 51. Berbagi
Kecakapan
25. Komunikatif 52. Sportif
26. Mandiri 53. Cinta Umum (SKU)
27. Cermat sebagai berikut:

43
1. KeimanankepadaTuhanYME 11. Bertanggungjawab
2. KetakwaankepadaTuhanYME 12. Dapat dipercaya
3. Kecintaanpadaalam 13. Jernihdalamberpikir
4. Kecintaankepadasesamamanusia 14. Jernihdalamberkata
5. Kecintaankepadatanahair Indonesia 15. Jernihdalamberbuat
6. KecintaankepadabangsaIndonesia 16. Hemat
7. Kedisiplinan 17. Cermat
8. Keberanian 18. Bersahaja
9. Kesetiaan 19. Rajin
10. Tolongmenolong 20. Terampil

Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan


sebagai Ekstrakurikuler Wajib.

- Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok didampingi


oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina.

- Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.

- Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu


pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.

Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan


Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib.

- Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatan-muatan pembelajaran


yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan Kepramukaan.

- Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan pembelajaran kepada


Pembina Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan Kepramukaan.

- Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka menyampaikan


hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.

Adapun Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:

- Penilaian dilakukan secara kualitatif.

- Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta


didik.

44
- Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.

- Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai


Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.

- Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu

- mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.

Kegiatan kepramukaan di SMP Veteran Ngantang tahun pelajaran 2021/2022


sendiri menggunakan model aktualisasi dan menjadi program ekstra kurikuler
wajib bagi seluruh peserta didik kelas VII, VIII, dan IX melalui kegiatan gugus
depan, Pengenalan Lingkungan Sekolah, kegiatan akhir pekan (Persami).

45
BAB IV

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A.Kegiatan Pembelajaran Reguler & Penugasan Terstruktur

Pada tahun pelajaran 2021/2022, beban belajar di SMP Veteran Ngantang


menggunakan sistem paket dengan ketentuan sebagai berikut:

Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Kegitan pembelajaran
meliputi penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri. Baik penugasan terstruktur
maupun kegiatan mandiri merupakan kegiatan yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
kompetensi dasar.

2. Penugasan Terstruktur.

Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik,


sementara untuk kegiatan mandiri waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik
atas dasar kesepakatan dengan pendidik. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam
kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik
di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

46
Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
di SMP Veteran Ngantang maksimal 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.

Tabel Penugasan Terstruktur

Kurikulum Tahun 2013

47
B.Program Pembelajaran Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran


yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah),merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan


keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya
kelas siswa.

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a berpusat pada siswa.

b melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau


prinsip.

c melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang


perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d dapat mengembangkan karakter siswa.

1. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

48
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan
pendekatan tersebut. Beberapa tujuanembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah:

a untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir


tingkat tinggi siswa.

b untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah


secara sistematik.

c terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu


merupakan suatu kebutuhan.

d diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam


menulis artikel ilmiah.

f untuk mengembangkan karakter siswa.

2. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Beberapa prinsippendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai


berikut:

a pembelajaran berpusat pada siswa

b pembelajaran membentuk students’ self concept

c pembelajaran terhindar dari verbalisme

d pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan


mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

e pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

f pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

g memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam


komunikasi

49
h adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.

3. Pelaksanaan Program Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran pada SMP Veteran Ngantang untuk semua jenjang


dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran ilmiah (saintifik) dan
menggunakan model-model pembelajaran diantaranya Discovery Learning,
Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Creative Problem
Solving.

Discovery Learning, adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses


pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Dalam Konsep Belajar,
sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-
kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat
pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,
dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi
dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik
untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam karir dan kehidupan sehari-hari. strategi pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Project Based Learning (PjBL) adalah metoda pembelajaran yang


menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

50
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Creative Probem Solving (CPS)
adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan
situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah
untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara
menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses
berpikir.

Langkah-langkah pembelajaran saintifik meliputi menggali informasi


melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi,
atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses
pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik
dalampembelajaran disajikan sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran


(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya.Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran, hendaklah
guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan,
melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang
penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

51
b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas


kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik.Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran adalah mengajukan


pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari


bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi.Aktifitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui

52
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian,
aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan


pembelajaran adalahmemproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.Kegiatan
ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.Adapun kompetensi
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses


berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam
konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi
dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

53
e. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik


merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari
keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta


didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut.Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan
pembelajaran adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah


mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Lingkup Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan


saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, inquiry learning.

Dalam mengimplementasikan pembelajaran saintifik tersebut guru harus


dapat menterjemahkan “kehendak” Kompetensi Dasar sebagai penjabaran dari
Kompetensi Inti pada setiap mata pelajaran. Oleh karena itu guru harus
memahami keterkaitan antara Standar Kompeletensi Lulusan (SKL) satuan

54
pendidikan, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya
mampu merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) pada setiap KD.

Tahapan kegiatan yang harus dilakukan guru adalah :

a. Analisis kompetensi melalui kegiatan analisis keterkaitan SKL, KI, KD, IPK,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

b. Mengembangkan indikator pencapaian komopetensi (IPK)

c. Merancang pembelajaran dan penilaian.

Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan prinsip sebagai berikut:

1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

4. pembelajaran berbasis kompetensi;

5. pembelajaran terpadu;

6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki


kebenaran multi dimensi;

7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills


dan soft-skills;

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta


didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing


ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);

11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

55
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

13. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
dan

14. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

C. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang


bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan
nilai prestasi luar sekolah.Ciri penilaian autentik antara lain adalah: 1)
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu.; 2) Mencerminkan
masalah dunia nyata bukan hanya dunia sekolah.; 3) Menggunakan berbagai cara
dan kriteria; 4) Holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.

Kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan penilaian. Ciri penilaian


oleh pendidik yaitu; 1) belajar tuntas (mastery learning). Peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. (John
B. Carrol, A Model of School Learning); 2) otentik (telah diuraikan di atas); 3)
berkesinambungan yaitu memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus
menerus dalam bentuk Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian
Akhir Semester dan Penilaian Akhir Tahun; 4) berdasar Acuan Kriteria/Patokan
Mengacu ukuran pencapaian kompetensi/patokan yang ditetapkan. Prestasi
kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta didik yang lain,
tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang
ditetapkan; 5) menggunakan berbagai teknik dan alat penilaian; 6)
mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan penilaian yang bervariasi:

56
tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian
diri.

D. Ketuntasan Belajar.

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan


ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan
substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta
didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya,
sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas
ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan
pendidikan.

Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik


menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan
peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan
dalam tingkat satuan pendidikan adalahkeberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat,


yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
sebagaimana tertera pada tabel berikut.

57
Ketuntasan seorang peserta didik pada KD dari KI-1 dan KI-2 dengan
memperhatikan aspek sikap untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap
peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang
ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Nilai ketuntasan kompetensi dasar dari KI 4 dan KI 4 didasarkan pada


analisis KKM setiap mata pelajaran. Berdasarkan analisis KKM mata pelajaran
tersebut diambil KKM terendah sebagai KKM untuk semua mata pelajaran.
Berikut hasil analisis KKM per mata pelajaran :

Kelompok A KKM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70
3 Bahasa Indonesia 75
4 Matematika 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70
7 Bahasa Inggris 70
Kelompok B
1 Seni Budaya 75
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 75
3 Prakarya 75
4 Bahasa Jawa 75

Berdasarkan data hasil analisis penentuan KKM setiap mata pelajaran diatas,

1. SMP Veteran Ngantang pada tahun pelajaran 2021/2022 ditetapkan


berdasarkan KKM yang terendah dari setiap mata pelajaran yaitu 70.

Predikat capaian kompetensi peserta didik disajikan sebagai berikut:

58
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar
untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 70
dari hasil penilaian setiap kompetensi dasar.

2. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata
pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori
Baik (B).

Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (oleh guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas).

E. Beban Belajar Tambahan.

Berdasarkan Permen No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013, SMP


Veteran Ngantang menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain
yang dianggap penting yaitu 2 (dua) jam/minggu untuk muatan lokal Bahasa
Jawa.

Bimbingan konseling memerlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara


konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat
membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh
dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Selain itu, bimbingan
terhadap penguasaan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga
penting dilakukan oleh tenaga pendidik yang professional dalam bidang IT. Oleh

59
karena itu bimbingan konseling dan bimbingan IT perlu diberi kesempatan
memberikan layanan klasikal masing-masing 1 jam/minggu.

F. Mutasi Peserta Didik.

Pemerintah memberikan hak kepada setiap SMP untuk membuat juknis


dan persyaratan tambahan penerimaan peserta didik pindahan sesuai dengan
aturan yang berlaku dimasing-masing sekolah. Persyaratan tambahan dan tatacara
penerimaan peserta didik pindahan yang berlaku ditiap-tiap sekolah tidak boleh
bertentangan/melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Pasal 75 ayat 2
yang menyatakan bahwa satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan
persyaratan tambahan penerimaan peserta didik pindahan selain persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 dan Pasal 74 dan tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian diatas kriteria mutasi yang ditentukan oleh SMP Veteran
Ngantang adalah sebagai berikut:

1. SMP Veteran Ngantang menerima peserta didik pindahan dari SMP/MTS atau
sederajat lainnya, dengan kriteria sebagai berikut:

a. warga negara berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun
sebagai peserta didik

b. tidak melebihi daya tampung/kuota

c. menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang membuktikan bahwa yang


bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD

d. SMP Veteran Ngantang memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial,


dan/atau mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan peserta didik
pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain. (Pasal 73
ayat 7, PP No. 17 Tahun 2010). Dalam hal ini bantuan berupa penyesuaian nilai
mata pelajaran dan nilai raport, bantuan pengenalan lingkungan sekolah dan lain-
lain.

60
4. Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta didik dilakukan
secara mandiri oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah.

G. Kenaikan Kelas.

1. Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan


informasi/ data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis dalam bentuk Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun
(PAT), Ujian Sekolah (US), dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
dengan menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber.
Penilaian harus dilakukan secara efektif, oleh karena itu, meskipun informasi
dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan berbagai upaya,tapi kumpulan
informasi tersebut tidak hanya lengkap dalam memberikan gambaran, tetapi juga
harus akurat yang digunakan untuk penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari
satuan pendidikan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang


menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa
memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada
penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama
proses (formatif) maupun pada akhir periode pembeajaran (sumatif). suatu Satuan
Pendidikan, 5) Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan yang
mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi Satuan
Pendidikan

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik SMP Veteran Ngantang memiliki


tujuan untuk: a) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; b) menetapkan
ketuntasan penguasaan kompetensi; c) menetapkan program perbaikan atau
pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan d) memperbaiki
proses pembelajaran

61
Penilaian hasil belajar peserta didik SMP Veteran Ngantang didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada
data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b) objektif, berarti penilaian
didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas
penilai; c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; d) terpadu, berarti
penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran; e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan; f) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik; g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku; h) beracuan kriteria, berarti penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan i) akuntabel,
berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

Sedangkan mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik SMP Veteran


Ngantang meliputi:

a. perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan


rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,


kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran
pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;

c.penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber


informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas;

d. hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk


predikat atau deskripsi;

62
e. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

f. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,


dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

g. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik


disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan

h. peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran


remidi.

Berikut uraian singkat mengenai pengertian dan teknik-teknik penilaian sikap,


pengetahuan dan keterampilan.

a. Penilaian Sikap.

1) Pengertian Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku


spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa
sesuai butir-butir nilai sikap dalam KD dari KI-1 dan KI-2

2) Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh


guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran)
yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Jurnal berisi
catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record),
dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa
yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi
lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber. Selain itu,
penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu
data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

63
b. Penilaian Pengetahuan.

1) Pengertian Penilaian Pengetahuan.

Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik
yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi
dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah


mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil
penilaian digunakanmemberi umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru
untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan
selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan
rentang 0-100.

2) Teknik Penilaian Pengetahuan.

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih


teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar,
indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan
dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa
digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan contoh kisi-


kisi dan butir instrumen tes tertulis, lisan, penugasan dalam penilaian
pengetahuan.

a) Tes Tertulis

64
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes
tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

i. Memeriksa kompetensi dasar dan indikatornya

KD dan indikator biasanya sudah dicantumkan dalam RPP. Indikator untuk KD


tertentu sebaiknya ditingkatkan, dalam arti menetapkan kata kerja operasional
yang lebih tinggi daripada yang dirumuskan dalam KD. Misalnya jika kata kerja
operasional KD sebatas memahami, maka pendidik dapat menetapkan indikator
sampai menganalisis atau mengevaluasi. Tentu saja tidak semua KD dapat dan
perlu ditingkatkan.

ii. Menetapkan tujuan penilaian

Menetapkan tujuan penilaian apakah untuk keperluan mengetahui capaian


pembelajaran ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-
duanya. Tujuan penilaian harian berbeda dengan tujuan penilaian tengah semester
(PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir semester (PAS). Sementara penilaian
harian biasanya diselenggarakan untuk mengetahui capaian pembelajaran atau
untuk memperbaiki proses pembelajaran (formatif), PTS dan PAS umumnya
untuk mengetahui capaian pembelajaran (sumatif).

iii. Menyusun kisi-kisiKisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal


yang akan ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi,
indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan
butir-butir soal mewakili apa yang seharusnya diukur secara proporsional.
Pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dengan kecakapan
berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.

iv. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.

v. Menyusun pedoman penskoran

65
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan
kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model jawaban dan rubrik

b) Tes Lisan

Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik


secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Selain bertujuan mengecek penguasaan
pengetahuan peserta didik (assessment of learning), tes lisan terutama digunakan
untuk perbaikan pembelajaran (asessment for learning). Tes lisan juga dapat
menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat
ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan motivasi peserta
didik dalam belajar (assessment as learning).

c) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur


dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk
meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses
pembelajaran (assessment for learning).

3) Perencanaan Penilaian Pengetahuan

Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan


adalah perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan
dilakukan menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran
dan desain operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan
tindak lanjut penilaian.

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD


tertentu akan dinilai menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa frekuensinya,
untuk apapemanfaatannya, serta bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan

66
penilaian tersebut harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat tercapai.
Perancangan strategi penilaian dilakukan pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. Berikut ini adalah langkah-
langkah penting dalam perencanaan penilaian.

4) Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan dan penyusunan


instrumen penilaian. Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan
berdasarkan pemetaan dan perencanaan yang dilakukan oleh pendidik
sebagaimana yang tercantum dalam program semester dan program tahunan.
Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian terdiri dari pelaksanaan penilaian
harian (PH) dan penilaian tengah semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan
setelah serangkaian kegiatan pembelajaran berlangsung sebagaimana yang
direncanakan dalam RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS
meliputi seluruh KD pada periode tersebut.

Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik ditentukan


berdasarkan hasil pemetaan penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam
program tahunan dan program semester. Penentuan frekuensi penilaian tersebut
didasarkan pada analisis KD. KD-KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu)
kali, sedangkan KD-KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian atau
diujikan bersama. Dengan demikian frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam
satu semester dapat bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan
oleh pendidik.

5) Pengolahan Hasil Penilaian

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian


tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan
dengan beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar (KD).
Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 –
100 dan deskripsi.

67
c. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur


kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan
bertindak. Sedangkan, keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain
keterampilan menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain membaca, menulis,
menghitung, menggambar, dan mengarang

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain


penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan
teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4

2) Teknik Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan teknik-teknik penilaian sebagai


berikut:

a) Penilaian Praktik

Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa


keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas
proses mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktik bertujuan untuk
dapat menilai kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan keterampilannya
dalam melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada
penilaian paper and pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan
kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Contoh
penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan pidato (reading
aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan laboratorium
sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang,
menyanyi, menari, dan sebagainya.

68
b) Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik


dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam
waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses
maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk
yang dihasilkan. Penilaian produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan siswa
dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk
mempelajari keterampilan berikutnya; dan (3) menilai kemampuan siswa dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan
menunjukkaninovasi dan kreasi. Contoh penilaian produk adalah membuat
kerajinan, membuat karya sastra, membuat laporan percobaan, menciptakan
tarian, membuat lukisan, mengaransemen musik, membuat naskah drama, dan
sebagainya.

c) Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan


siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
instrumen proyek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan
untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan. Penilaian proyek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor
keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis proyek.
Dalam konteks ini siswa dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan
mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki topik
tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka kemudian dapat
digunakan untuk menilai kemampuannya dalam bekerja independen atau
kelompok. Produk suatu proyek dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa
dalam mengomunikasikan temuan-temuan mereka dengan bentuk yang tepat,
misalnya presentasi hasil melalui visual display atau laporan tertulis.

69
Contoh penilaian proyek adalah melakukan investigasi terhadap jenis
keanekaragaman hayati Indonesia, membuat makanan dan minuman dari buah
segar, membuat video percakapan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan
sebagainya.

d) Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan


informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Tujuan utama dilakukannya
portofolio adalah untuk menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil karya
tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian
belajar siswa, yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan siswa,
portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi siswa.
Terdapat beberapa tipeportofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses,
dan portofolio pameran. Pendidik dapat memilih tipe portofolio sesuai dengan
karakteristik kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran. Pada akhir suatu
periode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik bersama
peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Portofolio peserta didik
disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga
perkembangan kualitasnya dapat dilihat dari waktu ke waktu. Portofolio dapat
digunakan sebagai salah satu bahan penilaian. Hasil penilaian portofolio bersama
dengan penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan
penilaian kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari penilaian
autentik, yang secara langsung dapat merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik.

Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik


secara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan
dan dipilih bersama oleh guru dan peserta didik. Karya-karya terbaik menurut

70
pendidik dan peserta didik disimpan dalam folder dokumen portofolio. Pendidik
dan peserta didik harus mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya
tersebut disimpan di dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik, pendidik, dan
orang tua peserta didik. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik,
dan orangtua peserta didik. Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagai
dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi, gambar/lukisan,surat
penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan sejenisnya. Dokumen portofolio
dapat menumbuhkan rasa bangga bagi peserta didik sehingga dapat mendorong
untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pendidik dapat memanfaatkan
portofolio untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun
kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada peningkatan
upaya peserta didik untuk mencapai tujuan individualnya. Di samping itu
pendidik merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian karena
didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta
didik. Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik perlu
menentukan ruang lingkup penggunaan portofolio antara lain sebagai berikut: 1.
Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian meliputi penyusunan kisi-kisi, penyusunan


instrumen, dan penyusunan rubrik penilaian. Penyusunan kisi-kisi meliputi
menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai, dalam hal ini adalah KD dari
KI 4 dan menyusun indikator berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
Instrumen yang disusun mengarah kepada pencapaian indikator hasil belajar,
dapat dikerjakan oleh siswa, sesuai dengan taraf perkembangan siswa, memuat
materiyang sesuai dengan cakupan kurikulum, bersifat adil (tidak bias gender dan
latar belakang sosial ekonomi); danmenetapkan batas waktu penyelesaian. Hal
lain yang perlu disiapkan adalah rubrik penilaian. Rubrik penilaian hendaknya (1)
memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu, (2) memiliki
indikator yang diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada instrumen atau
sistematika pada hasil kerja siswa, (3) dapat mengukur kemampuan yang diukur
(valid), (4) dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa, (5) dapat
memetakan kemampuan siswa, dan (6) disertai dengan penskoran yang jelas.

71
2. Pelaksanaan Penilaian.

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang


telah dilakukan. Adapun teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek
meliputi:

a. pemberian tugas secara rinci;

b. penjelasan aspek dan rubrik penilaian;

c. pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa melakukan


pembelajaran; dan

d. pendokumentasian hasil penilain.

3. Pengolahan Penilaian

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek,


dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek diratarata untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada
pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka
pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

2. Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik.

a. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.

Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu


semester:

1) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing


mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap jurnal yang dibuatnya ke
dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir
nilai).

2) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing membuat


rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-
catatan jurnal untuk setiap siswa. 3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat
sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali

72
kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)
capaian sikap spiritual dan sosial setiap siswa.

Berikut adalah rambu-rambu rumusan deskripsi perkembangan sikap selama satu


semester:

1) Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan


kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras,

2) Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku siswa yang sangat


baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang.

3) Apabila siswa tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap siswa tersebut
diasumsikan BAIK.

4) Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi


nilai/perkembangan sikap siswa didasarkan pada sikap siswa pada masa akhir
semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan,
guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas harus memeriksa jurnal secara
keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang
menunjukkan bahwa sikap siswa tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau
mulai berkembang.

5) Apabila siswa memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal dan siswa
tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap siswa
tersebut dirapatkan dalam rapat dewan guru pada akhir semester.

b. Nilai Pengetahuan.

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian, penilaian tengah


semester, dan penilaian akhir semester yang dilakukan dengan beberapa teknik
penilaian. Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan angka pada
skala 0 – 100 dan deskripsi.

Penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam satu semester dapat digambarkan


dalam skema berikut:

73
Hasil Penilaian Harian

Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD.Penilaian
harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD yang gemuk (cakupan materi
yang luas) sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu selesainya
pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu penilaian harian untuk KD gemuk
mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh KD tersebut. Bagi
KD dengan cakupan materi sedikit, penilaian harian dapat dilakukan setelah
pembelajaran lebih dari satu KD.

2) Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh dari
penilaian tengah semester yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar.

3) Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh dari
penilaian akhir semester yang mencakup semua kompetensi dasar dalam satu
semester.

4) Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH, HPTS,
HPAS dengan memperhitungkan bobot masing-masing yang ditetapkan yaitu
pembobotan HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1, perhitungan nilai akhir (HPA)
adalah:

Perhitungan HPA dengan pembulatan dan diberi predikat dengan ketentuan:

Sangat Baik (A) : 90-100

74
Baik (B) : 80-89

Cukup (C) : 70-79

Kurang (D) : < 70

Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan
deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah rambu-
rambu rumusan deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor.

1) Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan


pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras.

2) Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai
oleh peserta didik dan yang penguasaannya mulai berkembang.

3) Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada skor angka yang dicapai oleh
KD tertentu. c. Nilai Keterampilan.

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-
rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.
Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor
menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan skema


berikut:

75
1) Jika penilaian suatu KD dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang
sama, maka skor akhir dari KD tersebut adalah skor optimum. Jika penilaian
untuk suatu KD dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan teknik yang berbeda, yaitu
produk dan proyek, maka skor akhir KD tersebut adalah rata-rata dari skor yang
diperoleh melalui teknik yang berbeda tersebut.

2) Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir keseluruhan KD


keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.

3) Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:

Sangat Baik (A) : 90-100

Baik (B) : 80-89

Cukup (C) : 70-79

Kurang (D) : < 70

Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi
capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah rambu-rambu
rumusan deskripsi capaian keterampilan.

1) Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan


pilihan kata/frasa yang bernada positif. hindari frasa yang bermakna kontras,

2) Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai
oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.

3) Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa yang


didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD tertentu tidak
memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD tersebut
didasarkan pada skor angka yang dicapai. Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam
bentuk angka

Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi


siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan
penyusunan laporan hasil belajar (rapor) siswa.Hasil penilaian oleh guru meliputi

76
pencapaian siswa pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial), pengetahuan,
dan keterampilan.

Nilai sikap dalam rapor berupa deskripsi dalam rumusan kalimat singkat yang
bersifat memotivasi, sedangkannilai pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100), predikat, dan deskripsi singkat.

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Program Remedial.

Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi


pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran remedial diberikan kepada siswa
yang belum mencapai KKM, sementara pengayaan diberikan kepada siswa yang
telah mencapai atau melampaui KKM. Pembelajaran remedial dapat dilakukan
dengan cara:

a) pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,


menyesuaikan dengan gaya belajar siswa;

b) pemberian bimbingan secara perorangan;

c) pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara khusus, dimulai dengan


instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan kemampuannya;

d) pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM.

Pembelajaran remedial diberikan segera setelah siswa diketahui belum mencapai


KKM berdasarkan hasil PH, PTS, atau PAS. Pembelajaran remedial pada
dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-
ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila
hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu siswa
mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi siswa tersebut dapat dihentikan.
Nilai KD yang dimasukkan ke dalam pengolahan penilaian akhir semester adalah
penilaian setinggi-tingginya sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah
untuk mata pelajaran tersebut. Apabila belum/tidak mencapai KKM, nilai yang
dimasukkan adalah nilai tertinggi yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran

77
remedial. Guru tidak dianjurkan untuk memaksakan untuk memberi nilai tuntas
kepada siswa yang belum mencapai KKM.

b. Program Pengayaan.

Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

a) Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi instrumen pengayaan untuk


dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;

b) Belajar mandiri, yaitu siswa diberi instrumen pengayaan untuk dikerjakan


sendiri/individual;

c) Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema


tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin
ilmu.

Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa mencapai KKM


berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah mencapai KKM berdasarkan hasil PTS
dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan. Pembelajaran pengayaan biasanya
hanya diberikan sekali, tidak berulang-kali sebagaimana pembelajaran remedial.
Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

4. Kriteria Kenaikan Kelas

SMP Veteran Ngantang menetapkan ketentuan kenaikan kelas sebagai berikut:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun


pelajaran yang diikuti.

b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang


ditetapkan.

c. Nilai ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan minimal BAIK.

d. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah
KBM/KKM. Karena ketuntasan belajar yang dimaksud pada kenaikan kelas
adalah ketuntasan dalam konteks kurun waktu belajar 1 (satu) semester,

78
e. Kenaikan kelas mempertimbangkan nilai pada semester ganjil dan genap.
Apabila pada semester genap terdapat lebih dari dua mapel di bawah KKM, maka
dapat mempertimbangkan nilai pada semester ganjil dengan menghitung rata-rata
mapel yang di bawah KKM tersebutf. Kenaikan kelas ditetapkan berdasarkan
pada hasil rapat pleno dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah,
seperti minimal kehadiran dan ketaatan pada tata tertib sekolah

g. Ketidakhadiran tanpa keterangan (alpa) maksimal 5% dari jumlah hari efektif


dalam satu semester.

H. Kelulusan.

1. Kriteria kelulusan

SMP Veteran Ngantang menetapkan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan


sebagai berikut:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c. lulus ujian sekolah USBN dengan ketentuan nilai rata-rata minimal 70 dan nilai
setiap mata pelajaran minimal 70

d. lulus ujian sekolah; nilai ujian sekolah diambil dari nilai ujian tulis dan praktik
dengan pembobotan 60 % untuk ujian tulis dan 40% untuk ujian praktik

e. memeroleh rerata nilai sekolah (NS) minimal 70 dan rerata nilai tiap mata
pelajaran 70.

f. nilai sekolah dimaksud diperoleh dari gabungan antara nilai ujian sekolah dan
nilai rata-rata rapor semester I, II, III, IV,V dan VI dengan pembobotan 40%
untuk nilai US/USBN dan 60% untuk rerata rapor. Pembulatan nilai sekolah yang
merupakan gabungan dari ujian sekolah dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam
rentang 0 sampai dengan 100 dengan ketelitian satu angka dibelakang koma

g. telah mengikuti Ujian Akhir

h. ditentukan berdasarkan rapat dewan guru

79
i. kriteria ini akan menyesuaikan petunjuk teknis ujian nasional tahun pelajaran
2021/2022.

Jika berdasarkan kriteria di atas seorang peserta didik dinyatakan tidak lulus dari
satuan pendidikan, peserta didik yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
mengulang di kelas yang sama.

I Ujian Sekolah & AKM (Assasment Kompetensi Minimal)

Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam


Prosedur Operasi Standar (POS). SMP Veteran Ngantang pada tahun pelajaran
2021/2022 menetapkan target kelulusan sebesar 100 %.Hasil US digunakan untuk
(1) salah satu pertimbangan dalamseleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya, (2) pemetaan mutu, dan (3) pembinaan dan pemberian bantuan untuk
peningkatan mutu. Kegiatan ujian sekolah di SMP Veteran Ngantang dilakukan
dengan langkah-langkah (1) menyusun kisi-kisi ujian;

(2) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;

(3) melaksanakan ujian;

(4) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan

(5) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. SMP Veteran Ngantang


melaksanakan ujian sekolah dalam bentuk tulis dan praktik dengan rincian sebagai
berikut:

MATA PELAJARAN Tulis Praktek


Pendidikan Agama Islam √ √
PPKn √
Bahasa Indonesia √ √
Bahasa Inggris √ √
Matematika √
IPA √ √

80
IPS
Seni Budya √
Prakarya √ √
PJOK √ √
Bahasa Jawa √ √

Selain melaksanakan Ujian Akhir Sekolah, SMP Veteran Ngantang juga


menyelenggarakan ujian AKM secara ,mandiri. AKM merupakan penilaian
kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat.kompetensi mendasar yang diukur AKM adalah

1) Literasi membaca

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami,


menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk
mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan
untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

2) numerasi

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan


alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Berbeda dengan Ujian Nasional, Asesmen Nasional instrumen AKM


menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu
diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi
yang dimilikinya.Hal tersebut bertujuan untuk mengukur kompetensi secara
mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. Kompetensi yang diukur yaitu
literasi dan numerasi dengan meninjau tiga aspek yaitu konten, proses kognitif,
dan konteks.AKM sendiri memiliki bentuk soal yang terdiri dari pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian.

81
Pada jenjang SMP, AKM Diikuti oleh sebagian peserta didik kelas VIII
yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Pemilihan ini akan mempertimbangkan
faktor sosial dan ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti
sampel murid karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan
pembelajaran.

Pelaksanaan AKM, dilakukan dengan menggunakan computer, dengan


system online dan semi online. Untuk dapat melaksanakan AKM, sekolah harus
memiliki minimal 15 komputer client dan 1 komputer server, serta koneksi
internet 12 Mbps dedicated untuk pelaksanaan dengan mode online dan 5 Mbps,
untuk pelaksanaan AKM dengan mode semi-online. Pada pelaksanaan AKM
2021, SMP Veteran termasuk sekolah Tipe A (sangat siap melaksanakan AKM),
karena sejak tahun 2016 telah melaksanakan UNBK secara mandiri, dan memiliki
sarana-prasarana TIK yang melebihi persyaratan minimal AKM.

Program SMP Veteran untuk mempersiapkan AKM dan Meningkatkan kualitas


lulusan.

Guna mempersiapkan siswa menghadapi AKM, tim pengembang


kurikulum SMP Veteran telah melaksanan tryout mandiri dan mengikuti tryout
AKM yang diselenggarakan secara nasional. Tryout AKM mandiri di SMP
Veteran, dilaksanakan secara online maupun offline. Teknis pelaksanaan tryout
online, dilakukan melalui plugin Learn press yang terinstal pada official website
www.smpveteranngantang.com. Sedangkan tryout secara offline, dilaksanakan di
Laboratorium Komputer SMP Veteran Ngantang, dengan menggunakan aplikasi
soal berbasis HTML 5, yang dibuat dengan menggunakan ispring Quiz Maker.

Pelaksanaan tryout AKM offline, dilakukan dengan tetap memperhatikan


protokol Kesehatan. Semua peserta tryout, wajib memakai masker dan mencuci
tangan sebelum memasuki gerbang SMP Veteran Ngantang. Peserta yang
berjumlah 40 siswa, dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap sesi tryout, diikuti oleh
12-13 siswa setiap sesi. Selama tryout berlangsung , siswa tidak diperbolehkan
untuk melepas masker.

82
Selain tryout AKM online dan offline, tim pengembang kurikulum SMP
veteran juga melakukan optimalisasi pembelajaran daring melalui website
www.smpveteranngantang.com, dan channel youtube SMP VETERAN
TRISAKTI . Website SMP Veteran Ngantang, selain digunakan sebagai media
sosialisasi kegiatan sekolah dan publikasi sekolah, juga memiliki fitur
perpustakaan digital dan e-learning. Pada perpustakaan digital SMP Veteran
Ngantang, siswa bisa membaca dan mendownload Buku Sekolah Elektronik,
komik literasi dan buku-buku pengetahuan umum, serta modul pembelajaran.

Sementara pada channel youtube SMP VETERAN TRISAKTI, siswa


dapat memperoleh materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk animasi
sederhana. Siswa juga diperbolehkan untuk mempublikasikan konten yang
dibuatnya pada channel ini.

Untuk meningkatkan kualitas lulusan, SMP veteran Ngantang juga


berupaya melakukan standarisasi kemampuan computer siswa, melalui program
Bimbingan TIK. Target dari kegiatan ini, setiap siswa yang lulus dari SMP
Veteran Ngantang, minimal mampu mengoperasikan aplikasi pengolahan kata dan
aplikasi pengolah angka.

J.Pendidikan Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup ( life skills) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang


untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mengatasinya. Tujuan umum pendidikan kecakapan
hidup adalah mengfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya yaitu
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya dimasa
mendatang secara menyeluruh.

Kurikulum 2013 SMP Veteran Ngantang tahun pelajaran 2021/2022


memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup: 1) kecakapan
personal yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berfikir
rasional, memahami diri sendiri, percaya diri, bertanggung jawab, menghargai dan
menilai diri; 2) kecakapan sosial yaitu kecakapan bekerja sama, menunjukkan

83
tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi dalam masyarakat,
meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap
disiplin, membudayakan sikap hidup sehat; 3) kecakapan akademik yaitu
menguasai pengetahuan, menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap
ilmiah, mengembangkan kapasitas sosial untuk belajar sepanjang hayat,
mengembangkan berfikir strategis, berkomunikasi secara ilmiah, memperoleh
kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan tehnologi, membudayakan berpikir
dan berperilaku ilmiah, membudayakan berpikir kreatif; 4) kecakapan vokasional
yaitu keterampilan yang berkaitan dengan kejuruan Pendidikan kecakapan hidup
merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran yang
direncanakan secara khusus.

Adapun Pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di SMP Veteran


Ngantang meliputi :

1).Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

a. Pengembangan kerajinan dari bahan limbah kayu

b. Pengembangan budi daya tanaman palawija.

Keunggulan lokal tersebut didukung oleh kondisi alam ekonomi masyarakat


sekitar sekolah.

2).Pendidikan Berbasis Keunggulan global yang akan dikembangkan antara lain :

a.Kemampuan Berbahasa Inggris

b.Pelatihan computer office dan desain grafis

84
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran selama


satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap
tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Minggu efektif belajar adalah jumlah
minggu kegiatan pembelajaran setiap tahun pelajaran, sedangkan waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran
seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri. Hari libur adalah
waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal.

A. Alokasi Waktu
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Permulaan Tahun 1 minggu Kelas VII : MOS, Kelas VIII &
Pelajaran IX: Orientasi program di jenjang
kelas baru
2. Minggu Efektif Belajar 36-40 minggu Kegiatan pembelajaran efektif
3. Waktu Pembelajaran 38 jam Perminggu untuk seluruh mata
Efektif pelajaran, muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri,
tambahan maksimal 4 jam
40 menit Waktu pembelajaran tiap jam
4. Hari Libur :
a Ulangan semester 4 minggu UAS : 2 minggu dan UKK : 2
minggu
b Libur semester 1 minggu Antara semester I dan II
c Hari libur Nasional 4 minggu a. Libur nasional & keagamaan : 2
dan keagamaan minggu (berada dalam minggu
efektif)
b. Libur sekitar bulan Ramadhan 2
minggu
d Hari libur khusus 3 minggu Kegiatan kesiswaan semester I, II,
dan HUT sekolah masing-masing
1 minggu.
e Ujian 2 minggu Bagi siswa kelas VII dan VIII
Nasional/Sekolah
f Libur Akhir tahun 2 minggu Penyiapan kegiatan & administrasi
akhir dan awal tahun pelajaran

84
B. Hari Libur Nasional dan Keagamaan
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, perintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan pembelajaran di sekolah. Hari libur yang
ditentukan oleh pemerintah pusat antara lain:
1. Tahun baru Masehi
2. Tahun baru Hijriyah
3. Tahun baru Imlek
4. Hari Kemerdekaan RI
5. Hari raya Idul Fitri
6. Hari raya Idul Adha
7. Hari raya Natal
8. Hari raya Nyepi
9. Hari raya Waisak
10. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
11. Maulid Nabi Muhammad SAW
12. Wafat Isa Almasih
13. Kenaikan Isa Almasih

C.Kalender Pendidikan SMP Veteran Ngantang

Juli
12-17 Juli
Min Se Sel Ra Ka Jum Sa
ggu nin asa bu mis 'at btu MPLS 2021/2022
        1 2 3 20 Juli
4 5 6 7 8 9 10 Idul Adha
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

Agustus 10 Agustus 2021


Mingg
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Tahun Baru Islam 1443 H
u
17 Agustus 2021
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 Hari Kemerdekaan RI
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31        

September
Mingg
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30    
             
Oktober
Mingg Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu

85
u 19 Oktober Maulid Nabi
          1 2
4-8 Oktober UTS Semester 1
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31            

November
Mingg 10-Nov Hari Pahlawan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
  1 2 3 4 5 6 29 November-4Desember UAS
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30        

Desember 18 Desember Pembagian Raport


Mingg semester genap
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
      1 2 3 4 20 -31 Desember Libur Semester 1
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

1 Januari 2022
Januari
Mingg Tahun Baru Masehi 2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
            1 3 Januari 2022
2 3 4 5 6 7 8 Hari Pertama Sem. Genap
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31          

Februari 1 Februari 2022 Tahun Baru Imlek


Mingg
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
    1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28          

86
March
Mingg 1 Maret 2022 Isra’ Mi’raj
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
    1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 3 Maret 2022 Hari Raya Nyepi
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31    
             

April 2-5 April Libur awal puasa


Mingg
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
u
          1 2
28 April-8 Mei Libur Idul
3 4 5 6 7 8 9 Fitri
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
             

1 Mei 2022 Hari Buruh


May
Mingg
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu 2-3 Mei 2022 Idul Fitri 1443
u
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 16 Mei 2022 Waisak
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28 26 Mei 2022 Kenaikan Isa Almasih
29 30 31        
             

Jun
            6-11 Juni Penilaian Akhir Tahun
i
Min Se Sel Ra Ka Jum Sab 18 Juni Pembagian Raport
ggu nin asa bu mis 'at tu
      1 2 3 4 27 Juni-15 Juli Libur Semester 2
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30    
             

87
C.PERHITUNGAN PEKAN DAN JAM EFEKTIF

Semester 1
1. Banyaknya Pekan Semester 1 2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif
No Bulan Pekan No Kegiatan Pekan
1 Juli 3 1 MOS 1
2 Agustus 4 2 HUT RI 2
3 September 5 3 UAS 1
4 Oktober 3 4 Class Meeting 1
5 Nopember 4 5
6 Desember 5 6
7
Jumlah 24 Jumlah 5

3. Jumlah Pekan Efektif = Jumlah Pekan – Pekan tidak Efektif


= 24 – 5 = 19 pekan
4. Jumlah Jam Efektif = 19 pekan x 34 = 646 jam

Semester 2
1. Banyaknya Pekan Semester 2 2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif
No Bulan Pekan No Kegiatan Pekan
1 Januari 4 1 Libur idul fitri 2
2 Pebruari 4 2 Ujian Sekolah 1
3 Maret 4 3 Ujian Nasional 1
4 April 3 4 UAS 1
5 Mei 3 5 Lbr. Semester 1
6 Juni 3 Jumlah 5
Jumlah 23

3. Jumlah Pekan Efektif = Jumlah Pekan – Pekan tidak Efektif


= 23 – 5 = 18 pekan
4. Jumlah Jam Efektif = 18 pekan x 34 = 612 jam

88
BAB VI
PENUTUP
Dengan telah selesainya penyusunan dokumen Kurikulum SMP SMP Veteran
Ngantang pada awal tahun pelajaran 2021/2022 maka salah satu pedoman dan acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Veteran Ngantang telah tersedia.

Sangat besar harapan kami,semoga Dokumen Suplemen Kurikulum Darurat SMP S


Veteran Ngantang ini dapat digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam
proses penyelenggaraan pendidikan.Kami juga sangat mengharap dukungan dari semua
pihak, khususnya guru, karyawan, maupun para pesertadidik serta masyarakat yang peduli
terhadap pendidikan agar dapat bekerja sama mendukung keterlaksanaan kurikulum
darurat ini. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak,kami
mengucapkan banyak terimakasih Kepada pemerintah Kabupaten Malang Melaui Dinas
Pendidikan Kabupaten Malang yang memberi dukungan dan bimbingan kepada kami
dalam Menyusun Kurikulum darurat.
Semoga Dokumen Suplemen Kurikulum SMP Veteran Ngantang ini mampu
menjadi sarana bagi Sekolah untuk ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa di
masa pandemik covid 19 ini.Amiiin.

Ngantang, 12 Juli 2021


Kepala Sekolah,

Drs.Sugiono.

89

Anda mungkin juga menyukai