Anda di halaman 1dari 152

BAB I

PENDAHULUAN
A. RASIONAL
1. Latar Belakang Kurikulum Satuan Pendidikan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 sebagai pengganti PP nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun
kurikulum dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi
kelulusan, serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Dengan terbitnya beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
yang berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka
Pengembangan kurikulum harus pula mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Standar Proses, Standar
Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan .
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pedidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas Dokumen I dan
Dokumen II. Dokumen I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum serta kalender
pendidikan, dan Dokumen II meliputi silabus seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal untuk semua tingkat kelas. Sebelum
1
mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan analisis konteks yang
meliputi analisis SNP, analisis kondisi yang ada pada satuan pendidikan
serta analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan.
SMK Negeri 1 Cipanas adalah satuan pendidikan yang melaksanakan
fungsi dan memberikan layanan pendidkan serta menyelenggarakan
pendidikan jalur formal jenjang menengah atas yang memerlukan adanya
suatu program yang jelas dan dipahami oleh semua pihak, baik pihak
internal maupun eksternal sekolah. Atas dasar itulah, SMK Negeri 1
Cipanas memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan
program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi dan kebutuhan
peserta didik.
Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMK Negeri 1 Cipanas akan
menjadi sekolah yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan
karakter dan kondisi lingkungan sekolah, sehingga terselenggara proses
pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan
berbagai keunggulan-keunggulan lokal.
a. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata
Kondisi ideal yang diharapkan tercapai di SMK Negeri 1 Cipanas
adalah terpenuhinya 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, sehingga
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan hasil pendidikan yang
bermutu dapat tercapai. Namun demikian, kondisi yang nyata saat ini di
SMK Negeri 1 Cipanas masih harus terus berbenah dan mengupayakan
pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan. Secara rinci, kondisi
riwayat SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.

2
1) Standar Isi
Tabel 1.1
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Isi

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


1.1. Sekolah dapat 1.1. Pelaksanaan KTSP baru
melaksanakan 9 terlaksana 8 (delapan)
komponen di KTSP. komponen dari 9 (sembilan)
komponen yang harus
dilaksanakan.
1.2. Pengembangan 1.2. Pengembangan Kurikulum
Kurikulum harus melibatkan semua unsur
melibatkan semua sekolah dan pihak Industri dan
unsur sekolah dan Dunia Kerja (IDUKA).
pihak Industri dan
Dunia Kerja
(IDUKA).
1.3. Pengembangan 1.3. Pengembangan muatan
muatan lokal lokal baru dilakukan oleh
melibatkan semua guru, belum melibatkan
unsur sekolah dan unsur-unsur lain yang
lingkungan sekolah. memiliki kompetensi
mengembangkan muatan
lokal.
1.4. Semua unsur sekolah 1.4. Pengembangan diri belum
terlibat dalam secara optimal dilaksanakan
pengembangan diri sekolah.
sekolah.
1.5. Semua Guru 1.5. Baru 75 % guru memberikan
melaksanakan pembelajaran yang meliputi

3
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
pembelajaran yang Tatap Muka (TM), Penugasan
meliputi Tatap Muka Terstruktur (PT) dan Kegiatan
(TM), Penugasan Mandiri Tidak Terstruktur
Terstruktur (PT) dan (KMTT).
Kegiatan Mandiri
Tidak Terstruktur
(KMTT).

2) Standar Proses
Tabel 1.2
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Proses
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
2.1 Semua guru dapat 2.1. Baru 75 % silabus dan RPP
mengembangkan dikembangkan secara mandiri

silabus dan RPP pada oleh guru.

semua mata pelajaran


secara mandiri.
2.2 Semua guru dapat 2.2. Baru 75% silabus dan RPP yang
menyusun silabus dan disusun guru memenuhi kaidah-

RPP sesuai kaidah/ kaidah/rambu-rambu penyusunan


silabus dan RPP.
rambu-rambu
penyusunan silabus
dan RPP.
2.3 Semua guru dapat 2.3. Baru 75% proses pembelajaran
melaksanakan proses menggunakan pendekatan

pembelajaran saintifik.

menggunakan
pendekatan saintifik.

4
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
2.4 Semua guru 2.4. Semua guru melaksanakan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran sesuai standar covid-19
dengan standar covid- menggunakan sistem daring
19 menggunakan dengan aplikasi e-learning dan
sistem daring dengan google meet.
aplikasi e-learning dan
google meet.
2.5 Kepala sekolah dan 2.5. Pelaksanaan supervisi kelas
guru senior (class visit) belum berjalan secara

melaksanakan class optimal.

visit sesuai jadwal.


2.6 Evaluasi PBM dapat 2.6. Pelaksanaan evaluasi PBM
dilaksanakan pada tiap sudah dilaksanakan pada tiap
semester. semester.

3) Standar Kompetensi Lulusan


Tabel 1.3
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Kompetensi Lulusan

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


3.1. Semua peserta didik 3.1. Pengalaman peserta didik
memanfaatkan sumber dalam diskusi, pemecahan
belajar untuk bahan masalah dan memanfaatkan
diskusi dan sumber belajar masih minim.
pemecahan masalah.
3.2. Semua peserta didik 3.2. Pengalaman peserta dididk
melakukan dalam melakukan kunjungan-
kunjungan-kunjungan kunjungan dan penggunaan
5
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
dan mengakses internet untuk mendapatkan
internet untuk informasi berbagai hal masih
mendapatkan berbagai minim.
informasi tentang
pengetahuan.
3.3. Semua peserta didik 3.3. Pengalaman peserta didik dalam
mampu mengekspresikan diri dan
mengekspresikan diri karyanya melalui seni dan
sesuai dengan minat budaya masih rendah.
dan bakat yang
dimilikinya melalui
karya seni dan budaya.
3.4. Sekolah harus 3.4. Sekolah sudah mengikuti
meningkatkan beberapa perlombaan untuk
berbagai kompetensi meningkatkan berbagai
keahlian dan kompetensi keahlian dan
ekstrakurikuler peserta ekstrakurikuler peserta didik.
didik.
3.5. Sekolah memfasilitasi 3.5. Sekolah sudah memfasilitasi
peserta didik untuk peserta didik untuk dapat
dapat melanjutkan ke melanjutkan ke perguruan
perguruan tinggi tinggi negeri dan swasta.
negeri dan swasta agar
mampu bersaing.
3.6. Sekolah memfasilitasi 3.6. Baru 60 % terserap oleh dunia
peserta didik untuk usaha dan dunia industri .
penempatan kerja di
dunia usaha dan dunia

6
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
industri pada level
nasional maupun
internasional.

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tabel 1.4
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


4.1. Sekolah memiliki lebih 4.1. Baru 50% guru yang telah
dari 80 % guru yang memiliki pengalaman mengajar

telah mengabdi lebih lebih dari 10 tahun.

dari 10 tahun dan


berpengalaman serta
kompeten di
bidangnya
4.2. Sekolah memiliki 4.2. Sekolah sudah memiliki
pustakawan, laboran pustakawan, tetapi belum

yang sesuai dengan memiliki laboran yang sesuai


dengan latar belakang
latar belakang
pendidikannya.
pendidikannya.
4.3. Sekolah memfasilitasi 4.3. 100 % pendidik memiliki ijazah
guru untuk S-1 dan 15% pendidik memiliki

melanjutkan ijazah S-2.

pendidikan pada
jentang S-1 dan S-2.

7
5) Standar Sarana Prasarana
Tabel 1.5
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Sarana Prasarana
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
5.1. Sekolah memiliki luas 5.1. Luas lahan memenuhi kebutuhan
lahan dan jumlah yang ada, tapi belum memiliki

bangunan sesuai jumlah bangunan sesuai


kebutuhan.
dengan ketentuan
standar.
5.2. Memiliki ruang 5.2. Sudah memiliki ruang
laboratorium dan laboratorium dan ruang praktik

ruang praktik untuk untuk tiap paket keahlian.

tiap paket keahlian.


5.3. Memiliki ruang 5.3. Belum memiliki laboratorium
laboratorium bahasa bahasa yang sesuai standar.

yang sesuai dengan


standar.
5.4. Memiliki gudang yang 5.4. Belum memiliki gudang dengan
sesuai dengan ukuran ukuran yang sesuai standar.

standar.

6) Standar Pengelolaan
Tabel 1.6
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Pengelolaan

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


6.1. Misi sekolah harus 6.1. Misi sudah menjabarkan visi
bisa menjabarkan visi untuk mendukung tercapainya

untuk mendukung visi sekolah.

ketercapaian visi

8
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
sekolah.
6.2.Struktur organisasi 6.2. Struktur organisasi belum
sekolah memuat dilengkapi dengan uraian tugas

uraian tugas tiap yang lengkap.

satuan kerja
6.3. Sekolah membuat 6.3. Baru 85% program sekolah
program jangka terlaksana.

pendek, menengah
dan panjang sebagai
acuan keberhasilah
sekolah
6.4. Kepala sekolah 6.4. Kepala sekolah sudah
mengalokasikan dana mengalokasikan dana pada

pada RKAS untuk RKAS untuk kegiatan


ekstrakurikuler
kegiatan
ekstrakurikuler

7) Standar Pembiayaan
Tabel 1.7
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Pembiayaan

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


7.1. Kepala sekolah 7.1. Kepala sekolah mengalokasikan
mengalokasikan dana dana pada RKAS untuk kegiatan

pada RKAS untuk remedial dan pengayaan bagi


guru.
kegiatan remedial dan
pengayaan bagi guru.
7.2. Transparansi laporan 7.2. Laporan keuangan sudah
keuangan ke semua disampaikan ke semua yang

9
KONDISI IDEAL KONDISI NYATA
pihak yang berkepentingan.
berkepentingan.
7.3 Sekolah, Komite 7.3. Sekolah, Komite Sekolah, tidak
Sekolah, menggalang menggalang dana karena sudah

dana untuk menutupi diterapkan pendidikan gratis


jenjang SMA/SMK sesuai
kekurangan keuangan
Peraturan Gubernur Nomor 31
siswa yang belum
Tahun 2018 tentang Pendidikan
mampu membayar.
Gratis SMA/SMK dan sederajat.

8) Standar Penilaian
Tabel 1.8
Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Standar Penilaian

KONDISI IDEAL KONDISI NYATA


8.1. Semua guru dapat 8.1. Baru 75% guru mengembangkan
mengembangkan instrumen dan pedoman

instrumen dan penilaian.

pedoman penilaian
sesuai standar.
8.2. Guru melaksanakan 8.2. Baru 75% guru yang
penilaian yang menggunakan teknik penilaian

beragam. yang beragam.

b. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan


Potensi dan karakteristik yang dimiliki SMK Negeri 1 Cipanas
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu semua pendidik berlatar
belakang minimal S-1, dengan latar belakang sesuai dengan mata

10
pelajaran yang diampunya, memiliki komitmen untuk terus
memajukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2) Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat tinggi.
3) Adanya dukungan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

B. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional;
2. PP Nomor 13 Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas PP Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
4. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa;
5. Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakulikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
6. Permendikbud RI Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
7. Permendikbud RI Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013;
8. Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
9. Permendikbud RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
10. Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan dan Pemerintah;

11
11. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
12. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 464/D.D5/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar;
13. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
14. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 15 Tahun 2014 tentang
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Banten bagi
Pendidikan Menengah se-Provinsi Banten;
16. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran COVID-19;
17. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19;
18. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021, dan Nomor 440-717 Tahun 2021
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
19. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Banten Nomor: 421/108-Dikbud/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2021/2022 Bagi Satuan Pendidikan
di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.
12
C. TUJUAN PENYUSUNAN KTSP
1. Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum
Tujuan penyusunan dan pengembangan Kurikulum di SMK Negeri
1 Cipanas ini adalah sebagai berikut.
a. Menyamakan persepsi kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik dan Komite Sekolah tentang berbagai
peraturan dan perundang-undangan yang mendasari implementasi
Kurikulum 2013.
b. Sebagai acuan atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran di
SMK Negeri 1 Cipanas dengan harapan agar pembelajaran di SMK
Negeri 1 Cipanas ini dapat terlaksana dengan baik dan efektif
sehingga mampu menghantarkan peserta didik menguasai standar
kompetensi lulusan yang ditetapkan, mencakup ranah Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor.
c. Sebagai panduan implementasi Kurikulum 2013 untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memilki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkonstribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.

2. Tujuan Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Tujuan pelaksanaan proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Cipanas
adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

13
3. Tujuan dalam Menentukan Arah Kebijakan dan Tindak Lanjut
Hasil Pembelajaran
Tujuan dalam menentukan arah kebijakan dan tindak lanjut hasil
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Sebagai acuan untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran.
b. Sebagai acuan untuk menentukan arah kebijakan dan tindak lanjut
hasil pembelajaran.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KTSP


1. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa dan akhlak
mulia.
2. Kebutuhan kompetensi masa depan.
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum
harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan dalam proses pembelajaran.

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri

14
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spiritual, dan kinestetik peserta didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah.


Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.


Dalam eraotonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

6. Tuntutan dunia kerja.


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan
15
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama.
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman,
taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak
mulia.

9. Dinamika perkembangan global.


Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.


Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI.

16
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah
dan bangsa lain.

12. Kesetaraan gender.


Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku
yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan gender.

13. Karakteristik satuan pendidikan.


Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas
satuan pendidikan.

17
BAB II

TUJUAN SMK NEGERI 1 CIPANAS

A. TUJUAN SMK NEGERI 1 CIPANAS


1. Tujuan SMK Nasional
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301 Pendidikan) Penjelasan Pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu.
Tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
2. Tujuan SMK Negeri 1 Cipanas
Tujuan SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.
a. Menjadikan peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak
mulia.
b. Menjadikan pembelajaran yang bermutu.
c. Menjadikan lulusan yang jujur, disiplin, cerdas, dan bertanggung
jawab.
d. Menjadikan lulusan agar menjadi warga Negara yang produktif,
kreatif, dan inovatif.
e. Menjadikan lulusan yang mampu berkompetisi di pasar local dan
nasional.
f. Menciptakan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan Dunia
Usaha/Dunia Industri.

18
g. Menciptakan lulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi.
h. Menjadikan dan memperkuat kerja sama antara sekolah dengan
Dunia Usaha/Dunia Industri.

3. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan


a. Menciptakan lulusan yang memiliki keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Menciptakan lulusan yang disiplin, kreatif, mandiri, dan
bertanggung jawab
c. Menciptakan lulusan yang memiliki apresiasi,animo, dan
partisipasi yang positif terhadap sekolah
d. Menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang handal untuk
bersaing di Pasar lokal
e. Menghasilkan lulusan jurusan teknik pemesinan yang bisa di serap
70% dunia industri , 15% wirausaha dan 15% melanjutkan
perguruan Tinggi.

B. VISI SMK NEGERI 1 CIPANAS


1. Visi SMK Negeri 1 Cipanas
Visi SMK Negeri 1 Cipanas adalah terwujudnya SMK unggul yang
menghasilkan lulusan berkarakter, kompeten, berjiwa wirausaha, dan
berdaya saing di pasar global berlandaskan iman dan takwa.

2. Visi Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan


“Terwujudnya SMK unggul yang menghasilkan lulusan berkarakter,
kompeten, Berjiwa wirausaha dan berdaya saing di pasar global
berlandaskan Iman dan Taqwa”

19
C. MISI SMK NEGERI 1 CIPANAS
1. Misi SMK Negeri 1 Cipanas
Misi SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.
a. Membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak
mulia.
b. Menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu.
c. Menyiapkan lulusan yang jujur, disiplin, cerdas, dan bertanggung
jawab.
d. Menyiapkan lulusan agar menjadi warga Negara yang produktif,
kreatif, dan inovatif.
e. Menyiapkan lulusan yang mampu berkompetisi di pasar local dan
nasional.
f. Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan Dunia
Usaha/Dunia Industri.
g. Menyiapkan lulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi.
h. Menyiapkan lulusan yang dapat berwiraswasta/membuka usaha
sendiri.
i. Membangun dan memperkuat kerja sama antara sekolah dengan
Dunia Usaha/Dunia Industri.

2. Misi Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan


a. Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan mampu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Mendidik Peserta Didik jurusan Teknik Pemesinan agar menjadi
warga negara yang disiplin dan bertanggung jawab
c. Membekali peserta didik jurusan teknik pemesinan dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk bekal sebagai tenaga kerja
tingkat menengah dan dapat bersaing di Pasar lokal

20
d. Menciptakan lulusan jurusan teknik pemesinan yang bisa di serap
70% dunia industri , 15% wirausaha dan 15% melanjutkan
perguruan Tinggi.

3. Profil Lulusan
Bisa mendapat pekerjaan sesuai dengan jurusan memang bukan suatu hal
yang mudah saat ini. Namun, bukan tidak mungkin juga jika kamu tertarik
untuk mencoba pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan tersebut. Jika
kamu merupakan lulusan SMK jurusan mesin, berikut ini beberapa peluang
karir yang bisa kamu coba saat ini.
1. Teknisi Fabrikasi
Untuk kamu yang lulus dari SMK jurusan teknik mesin, menjadi seorang
teknisi fabrikasi bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat. Umumnya
pekerjaan teknisi fabrikasi meliputi melaksanakan pengoperasian mesin las
dan melakukan welding material sesuai petunjuk yang tersedia atau sesuai
instruksi. Bisa membaca gambar teknik dan menggunakan mesin menjadi
nilai plus.
2. Operator Mesin Perkakas
Adalah satu pekerjaan yang cocok untuk lulusan SMK jurusan mesin
adalah menjadi seorang operator mesin perkakas. Umumnya pekerjaan ini
membutuhkan pendidikan minimal SMK jurusan permesinan atau bisa juga
jurusan lainnya. Kemampuan yang dibutuhkan biasanya adalah membaca
gambar teknik dan dapat mengoperasikan mesin bubut, CNC, dan frais.
3. Injection Molding Setter
Jika kamu memiliki kemampuan dalam hal mengatur mesin injection dan
blow molding, pekerjaan yang satu ini bisa menjadi pilihan yang tepat.
Umumnya pekerjaan sebagai injection molding setter meliputi menjalankan
mesin injection sesuai prosedur dan melakukan pengecekan pada mesin

21
tersebut serta peralatan penunjangnya. Memiliki pengetahuan robotik bisa
menjadi nilai tambah.
4. Staff Produksi
Dengan banyaknya perusahaan industri yang ada di Indonesia saat ini,
lowongan pekerjaan menjadi staff produksi pun semakin banyak dicari. Jika
kamu lulusan SMK jurusan mesin dan ingin bergabung dengan perusahaan
industri, menjadi staff produksi bisa menjadi sebuah pilihan yang tepat.
Menariknya, gaji yang didapatkan pun cukup menjanjikan.
5. Teknisi Crane
Selanjutnya, teknisi crane merupakan salah satu pekerjaan yang cocok
untuk lulusan SMK jurusan mesin. Tentu disini tugasmu bukan menjadi
driver dari crane tersebut melainkan melakukan perbaikan mesin crane yang
rusak atau mengecek kondisinya secara periodik. Dalam hal ini, kamu
mungkin harus memiliki kemampuan memahami operasional mesin crane.
6. Petugas Pemeliharaan Kabel Listrik
Pekerjaan ini mungkin lebih cocok untuk kamu yang lulusan SMK
jurusan teknik listrik. Namun, jika kamu lulus dari jurusan teknik mesin pun
bisa mencoba untuk melamar di pekerjaan ini. Sebab, perusahaan umumnya
akan memberikan pelatihan kerja sebelum kamu diterjukan langsung ke
lapangan. Penghasilan yang kamu dapatkan dari pekerjaan ini pun cukup
menjanjikan lho!
7. Pengusaha di Bidang Mesin
Bukan rahasia lagi jika menjadi pengusaha merupakan pekerjaan yang
tidak mengenal batasan usia dan pendidikan. Jika kamu memiliki minat
untuk meniti karir sebagai pengusaha di kala muda, kamu bisa
menggunakan kemampuan permesinanmu untuk membuka sebuah usaha
atau jasa yang terkait dengan kemampuanmu di bidang permesinan tersebut.

22
D. SKL KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
DASAR KEJURUAN
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1.     Mampu menjelaskan kekuatan bahan dan komponen mesin
2.     Mampu menjelaskan dasar kelistrikan dan konversi energi
3.     Mampu menjelaskan dasar perlakuan logam
4.     Mampu menjelaskan dasar teknik mesin
5.     Mampu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Tujuan
Mampu mengimplementasikan dasar kejuruan dalam mengoperasikan
pada pekerjaan teknik pemesinan selanjutya.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menggunakan
peralatan pembanding dan/ alat ukur dasar) sebagai berikut:
1.     Kekuatan bahan dan komponen mesin
2.     Dasar kelistrikan dan konversi energi
3.     Dasar perlakuan logam
4.     Dasar teknik mesin
5.     Deselamatan dan kesehatan kerja (K3)
SKKD
Tabel 2.1
SKKD Standar Kompetensi Kelulusan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Memahami dasar kekuatan bahan 1.1        Mendeskripsikan prinsip
dan komponen mesin dasar mekanika
1.2         Menjelaskan
komponen/elemen mesin
 
2. Memahami prinsip dasar 2.1         Mendeskripsikan prinsip

23
kelistrikan dan konversi energi dasar kelistrikan mesin
2.2         Mendeskripsikan prinsip
dasar motor bakar
2.3         Menjelaskan prinsip dasar
turbin
 
3. Memahami proses dasar perlakuan 3.1         Menjelaskan pembuatan
logam dan pengolahan logam
Memahami proses dasar teknik 3.2         Menguraikan unsur dan
mesin sifat logam
3.3         Mendeskripsikan proses
perlakuan panas logam
3.4         Mendeskripsikan proses
korosi dan pelapisan logam
3.5         Mendeskripsikan proses
pengujian logam
  4.1         Menjelaskan proses dasar
pemesinan
4.2         Menjelaskan proses dasar
pengelasan
4.3         Menjelaskan proses dasar
fabrikasi logam
4.4         Menjelaskan proses dasar
pengecoran logam
4.5         Menjelaskan proses dasar
pneumatik dan hidrolik
4.6         Menjelaskan proses dasar
otomasi
 

24
5.. Menerapkan keselamatan dan 5.1         Mendeskripsikan
kesehatan kerja (K3) keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
5.2         Melaksanakan prosedur
K3.
 
 

 KOMPETENSI KEJURUAN
1. Melaksanakan penanganan material secara manual
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1.1   Mampu mengangkat material secara manual
1.2   Mampu menggerakkan/mengganti material secara manuasia
Tujuan
Mampu mengangkat dan menggerakkan/mengganti material secara manual
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Melaksanakan
penanganan material secara manual) sebagai berikut:
1.   Mengangkat material secara manual
2.   Menggerakkan/mengganti material secara manual
SKKD
Tabel 2.2
SKKD penanganan material secara manual
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melaksanakan  1.1.       Mengangkat material secara manual
penanganan material 1.2.       Menggerakkan/mengganti material
secara manual secara manual

25
2. Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1. Mampu menjelaskan cara penggunaan peralatan pembandingan dan/atau
alat ukur dasar.
   2.   Mampu  menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar
sesuai posedur.
   3.    Mampu memelihara peralatan pembandingan dan/ atau alat ukur dasar.
Tujuan
1. Mampu melaksanakan pengukuran dan pemeriksaan pada benda-
bendaobyek ukur dengan menggunakan alat ukur ( dasar) presisi rendah,
cukup dan sedang serta dapat menggunakan alat ukur bantu dan
pembanding sesuai dengan standar prosedur operasi.
2. Mampu memelihara peralatan pembandingan dan/ atau alat ukur dasar
Ruang lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menggunakan peralatan
pembanding dan/ alat ukur dasar) sebagai berikut:
1.     Peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar
2.    Teknik pengukuran
3.     Penyimpanan dan pemeliharaan alat-alat ukur.
4.     Pemeriksaan dan kalibrasi alat-alat ukur

26
SKKD
Tabel 2.3
SKKD menggunakan alat ukur dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 2.    Menggunakan peralatan  2.1.  Menjelaskan cara penggunaan
peralatan pembandingan dan/atau alat
pembandingan dan/atau alat
ukur dasar
ukur dasar 2.2.  Menggunakan peralatan
pembandingan dan/atau alat ukur dasar
 
2.3.  Memelihara peralatan pembandingan
dan/ atau  ukur dasar 

 3. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi


Standatr Kompetensi Lulusan (SKL)
1.     Mampu menjelaskan cara penggunaan alat ukur mekanik presisi
2.     Mampu  menggunakan alat ukur mekanik presisi sesuai posedur.
3.     Mampu memelihara alat ukur mekanik presisi.
Tujuan
1. Mampu melaksanakan pengukuran dan pemeriksaan pada benda-
bendaobyek ukur dengan menggunakan alat ukur mekanik presisi sesuai
dengan standar prosedur operasi.
2. Mampu memelihara alat ukur mekanik presisi
Ruang lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Mengukur dengan alat
ukur mekanik presisi) sebagai berikut:
1.   Alat ukur mekanik presisi
2.  Teknik pengukuran
3.   Penyimpanan dan pemeliharaan alat-alat ukur.
4.   Pemeriksaan dan kalibrasi alat-alat ukur

27
SKKD
Tabel 2.4
SKKD Alat ukur mekanik presisi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
   
1. Mengukur dengan alat 3.1     Menjelaskan cara penggunaan alat ukur
ukur mekanik presisi mekanik presisi
3.2     Menggunakan alat ukur mekanik presisi
3.3   Memelihara alat ukur mekanik presisi
 

4. Menggunakan perkakas tangan


Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1.    Mampu menjelaskan jenis, fungsi dan cara penggunaan perkakas tangan.
2.    Mampu  menggunakan macam-macam perkakas tangan sesuai posedur.
Tujuan
Mampu  menggunakan macam-macam perkakas tangan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Mengukur dengan
alat ukur  mekanik presisi) sebagai berikut:
1.    Jenis, dan fungsi perkakas tangan
2.    Menggunakan macam-macam perkakas tangan.

28
SKKD
Tabel 2.5
SKKD perkakas tangan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
 4.. Menggunakan perkakas  4.1    Menjelaskan jenis, fungsi dan cara
tangan penggunaan perkakas tangan
4.2    Menggunakan macam-macam
perkakas tangan

 5.  Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam


Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1. Mampu menjelaskan jenis, fungsi dan cara penggunaan perkakas
bertenaga.
2. Mampu  menggunakan macam-macam perkakas bertenaga sesuai posedur.
Tujuan
Mampu  menggunakan macam-macam perkakas bertenaga dalam
kehidupan sehari-hari.   
  Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Mengukur dengan alat
ukur  mekanik presisi) sebagai berikut:
1.  Jenis, dan fungsi perkakas bertenaga
   2.   Menggunakan macam-macam perkakas bertenaga.
SKKD
Tabel 2.6
SKKD perkakas tangan/ oprasi genggam

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 5.. Menggunakan perkakas  5.1    Menjelaskan jenis, fungsi dan cara
penggunaan perkakas bertenaga
bertenaga/operasi digenggam
5.2    Menggunakan macam-macam
perkakas bertenaga
29
 6. Menginterpretasikan sketsa
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1. Mampu menyiapkan sket tangan.
2. Mampu  mengartikan detil sket tangan.
Tujuan
1.  Mampu menyiapkan sket tangan.
2.  Mampu  mengartikan detil sket tangan.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menginterpretasikan
sketsa) sebagai berikut:
1.    Peralatan sketsa tangan
2.    Sketsa tangan
SKKD
Tabel 2.7
SKKD sketsa tangan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 6.. Menginterpretasikan sketsa  6.1         Menyiapkan sket tangan
6.2         Mengartikan detil sket tangan

7.   Membaca gambar teknik 


Standar Kompetensi Lulusan SKL
1.  Siswa mampu meendeskripsikan gambar teknik
2.  Siswa mampu  membaca gambar teknik
Tujuan
1.  Siswa mampu mendeskripsikan gambar teknik
2.  Siswa mampu  membaca gambar teknik.   

30
 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Membaca gambar
teknik)
sebagai berikut:
1.  Memilih gambar teknik
2.  Membaca gambar teknik
SKKD
Tabel 2.8
SKKD membaca gambar teknik

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 7.Membaca gambar teknik 7.1         Mendeskripsikan gambar teknik
7.2         Memilih teknik gambar yang benar
7.3         Membaca gambar teknik
 

8.  Menggunakan mesin untuk operasi dasar 


Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1. Siswa mampu menyiapkan  mesin yang akan digunakan untuk operasi
dasar.
2. Siswa mampu  mengoperasikan mesin perkakas untuk pekerjaan dasar
sesuai   dengan prosedur.
Tujuan
1. Siswa mampu menyiapkan  mesin untuk operasi dasar dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Siswa mampu  mengoperasikan mesin perkakas untuk pekerjaan dasar
dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menggunakan mesin
untuk opersai dasar) sebagai berikut:

31
1.  Mengeset mesin.
2.  Mengoperasikan mesin.
SKKD
Tabel 2.9
SKKD menggunakan mesin untk oprasi dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
 8.    Menggunakan mesin  8.1.  Menjelaskan cara mengeset mesin
untuk operasi dasar 8.2.  Menjelaskan cara mengoperasikan mesin

9. Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut


Standar Kompetensi Lulusan
1.  Siswa mampu memproses bentuk permukaan pendakian
2.  Siswa mampu mengoperasikan mesin bubut.
3.  Siswa mampu melaksanakan proses memperbesar lubang, membor,
mereamer, membuat ulir  tunggal, memotong dilakukan sesuai spesifikasi.
4.  Siswa mampu memeriksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi 
Tujuan
1.  Siswa mampu mengoperasikan mesin bubut dalam kehidupan sehari-hari.
2.  Siswa mampu melaksanakan proses memperbesar lubang, membor,
mereamer, membuat ulir tunggal, memotong dilakukan sesuai spesifikasi.
3.   Siswa mampu memeriksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Melakukan pekerjaan
dengan mesin bubut) sebagai berikut:
      1.      Bentuk permukaan pendakian
      2.      Teknik pengoperasian mesin bubut
      3.      Memperbesar lubang, membor, mereamer, membuat ulir tunggal, dan
             memotong.
4. Pemerikasaan komponen.

32
SKKD
Tabel 2.10
SKKD melakukan pekerjaan dgn mesin bubut

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 9.         Melakukan pekerjaan  9.1.        Memproses bentuk permukaan pendakian
dengan mesin bubut 9.2.        Menjelaskan teknik pengoperasian mesin
  bubut
  9.3.        Mengoperasikan mesin bubut
9.4.        Memeriksa komponen sesuai dengan
spesifikasi 

10. Melakukan pekerjaan dengan mesin frais


Standar Kompetensi Jurusan (SKL)
1. Siswa mampu Menerapkan pengetahuan dan keterampilan
mengoperasikan  mesin frais  sesuaiPOS
2. Siswa mampu Menerapkan pengetahuan dan keterampilan  mengecek
komponen untuk penyesuaian dengan rinciannya.
Tujuan
     1.     Siswa mampu mengoperasikan mesin frais dalam kehidupan sehari-hari
     2.     Siswa mampu melakukan pekerjaan dengan menggunakan mesin frais
dalam kehidupan   sehari-hari.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Melakukan
pekerjaan dengan mesin frais) sebagai berikut:
1.  Mengeset mesin frais vertikal, horizontal dan universal
2.  Mengoperasikan mesin frais vertikal, horizontal dan universal

33
SKKD
Tabel 2.11
SKKD melakukan pekerjaan dgn mesin frais

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 10.     Melakukan pekerjaan  10.1     Menjelaskan cara pengoperasian
dengan mesin frais mesin frais
  10.2     Mengoperasikan mesin frais
  10.3     Mengecek komponen untuk
  penyesuaian dengan rinciannya. 
 

11. Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda


Standar kompetensi luluan ( SKL )
1.   Siswa mampu menentukan kebutuhan kerja
2.   Siswa mampu memilih roda gerinda dan perlengkapannya
3.   Siswa mampu menjelaskan cara pengoperasian mesin gerinda
4.   Siswa mampu mengoperasikan mesin gerinda
5.   Siswa mampu memeriksa komponen-komponen untuk kesesuaian secara
spesifik
Tujauan
1.   Siswa mampu memilih roda gerinda dan perlengkapannya
2.   Siswa mampu mengoperasian mesin gerinda
3.   Siswa mampu memeriksa komponen-komponen untuk kesesuaian secara
spesifik
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Melakukan
pekerjaan

34
dengan mesin gerinda) sebagai berikut:
1.  Menyiapkan peralatan gerinda
2.  Mengoperasikan mesin gerinda
SKKD
Tabel 2.12
SKKD melakukan pekerjaan dgn mesin gerinda

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


   
11.Melakukan 11.1     Menentukan kebutuhan kerja
pekerjaan dengan 11.2     Memilih roda gerinda dan
mesin gerinda perlengkapannya
11.3     Menjelaskan cara pengoperasian
mesin gerinda
11.4     Mengoperasikan mesin gerinda
11.5     Memeriksa komponen-komponen
untuk kesesuaian secara spesifik
 
 
12. Menggunakan mesin bubut (kompleks)
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)
1. Siswa mampu melakukan persiapan kerjaan secara tepat.
2. Siswa mampu menerapkan dan mengikuti sisipan identifikasi dari
organisasi standar internasional atau standar lain yang sesuai
3. Siswa mampu melakukan berbagai macam pembubutan
Tujuan
Siswa mampu melakukan/menerapkan berbagai macam pekerjaan bubut
sesuai dengan standar ISO dalam kehidupan sehari-hari 

35
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menggunakan mesin
bubut (Komplek)) sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan kerjaan secara tepat.
2. Mengikuti sisipan identifikasi dari organisasi standar internasional atau
standar lain yang sesuai
3. Melakukan berbagai macam pembubutan
SKKD
Tabel 2.13
SKKD mengunakan mesin bubut (kompleks)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


   
12. Menggunakan mesin 12.1     Melakukan persiapan kerja secara
tepat
bubut (kompleks)
12.2     Mengikuti sisipan indentifikasi
dari organisasi standar
internasional atau standar lain
yang sesuai
12.3     Melakukan berbagai macam
pembubutan
 

 13. Memfrais (kompleks)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan memasang benda kerja sesuai
POS
2. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan mengenali insert
(pemasangan) menurut standar ISO
3. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan  pengefraisan benda rumit
Tujuan
1. Siswa mampu mengoperasikan mesin frais dalam kehidupan sehari-hari

36
2. Siswa mampu melakukan pekerjaan dengan menggunakan mesin frais
kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa mampu melakukan pekerjaan benda rumit
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Frais kompleks) sebagai
berikut:
1.  Memasang benda kerja pada mesin frais
2.  Memilih insert sesuai dengan standar
3.  Mengoperasikan mesin frais dengan pekerjaan pengefraisan benda rumit
SKKD
Tabel 2.14
SKKD mengunakan mesin frais (kompleks)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


    13.1         Memasang benda kerja
13.     Frais Kompleks 13.2         Mengenali insert menurut
  standar ISO
  13.3         Melakukan pengefraisan benda
  rumit. 

 14. Menggerinda pahat dan alat potong


Standar Kompetesi Lulusan (SKL
1. Siswa mampu menetapkan persyaratan pekerjaan
2. Siswa mampu memilih alat dan roda gerinda pemotong dan perlengkapan
yang sesuai
3. Siswa mampu menggerinda pahat dan alat potong
4. Siswa mampu memeriksa komponen sesuai spesifikasi   
  Tujuan
1. Siswa mampu menetapkan persyaratan pekerjaan

37
2. Siswa mampu memilih alat dan roda gerinda pemotong dan perlengkapan
yang sesuai
3. Siswa mampu menggerinda pahat dan alat potong
4. Siswa mampu memeriksa komponen sesuai spesifikasi
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Menggerinda pahat
dan alat potong) sebagai berikut:
1.  Menyiapkan peralatan gerinda.
2.  Mengoperasikan mesin gerinda.
SKKD
Tabel 2.15
SKKD menggerinda pahat dan alat potong

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


 14..Menggerinda pahat dan  14.1     Menetapkan persyaratan pekerjaan
14.2     Memilih alat dan roda gerinda
alat potong
pemotong dan perlengkapan yang
sesuai
14.3     Menggerinda pahat dan alat potong
14.4     Memeriksa komponen sesuai
spesifikasi 

 15. Mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar)


Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
1.  Siswa mampu mendeskripsikan instruksi kerja
2.  Siswa mampu memasang fixture/perlengkapan/ alat pemegang
3.  Siswa mampu melakukan pemeriksaan awal
4.  Siswa mampu melakukan pengaturan mesin NC/CNC (numerical control/
computer numerical n  control)
5.   Siswa mampu menginstruksi operator mesin
6.   Siswa mampu mengganti tooling yang rusak
Tujuan

38
1.   Siswa mampu mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar)
2.    Siswa mampu mengganti tooling yang rusak
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Mengeset mesin dan
program mesin NC/CNC (dasar)) sebagai berikut:
1.  Mengeset mesin CNC dasar
2.  Mebuat program CNC dasar
SKKD
Tabel 2.16
SKKD mengset mesin CNC

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


   
1. Mengeset mesin dan 15.1. Mendeskripsikan instruksi kerja
15.2. Memasang fixture/perlengkapan/ alat
program mesin
pemegang
NC/CNC (dasar) 15.3. Melakukan pemeriksaan awal
15.4. Melakukan pengaturan mesin
NC/CNC (numerical control/ computer
numerical control)
15.5. Menginstruksi operator mesin
15.6. Mengganti tooling yang rusak 
 
16. Memprogram mesin NC/CNC (dasar)
Standar Kompetensi Lulusan ( SKL )
1. Siswa mampu mengenal bagian-bagian program mesin NC/CNC
2. Siswa mampu menulis program mesin NC/CNC
3. Siswa mampu melaksanakan lembar penulisan operasi NC/CNC
4. Siswa mampu menguji coba program

Tujuan

39
1. Siswa mampu menulis dan melaksanakan lembar penulisan operasi
NC/CNC
2. Siswa mampu menguji coba program
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Memprogram mesin
NC/CNC (dasar)) sebagai berikut:
1. Program mesin CNC
2. Menguji coba program
SKKD
Tabel 2.17
SKKD memprogram mesin CNC

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


   
1. Memprogram mesin 16.1.   Mengenal bagian-bagian program
NC/CNC (dasar) mesin NC/CNC
16.2.   Menulis program mesin NC/CNC
16.3.   Melaksanakan lembar penulisan
operasi NC/CNC
16.4.   Menguji coba program
 

 17. Mengoperasikan mesin NC/CNC (Dasar)


Standar Kompetensi Kelulusan ( SKL )
1.  Siswa mampu mendeskripsikan instruksi kerja
2.  Siswa mampu melakukan pemeriksaan awal
3.  Siswa mampu mengoperasikan mesin CNC/NC
4.  Siswa mampu mengawasi kerja mesin/proses CNC/NC.

Tujuan

40
1. Siswa mampu melakukan pemeriksaan awal dan mengoperasikan mesin
CNC/NC
2. Siswa mampu mengawasi kerja mesin/proses CNC/NC.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup mata pelajaran kompetensi kejuruan (Mengoperasikan mesin
NC/CNC (Dasar)) sebagai berikut:
1. Instruksi kerja dan pemeriksaan awal
2. Mengoperasikan mesin CNC
SKKD
Tabel 2.18
SKKD mengoprasikan mesin CNC

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


   
17. Mengoperasikan mesin 17.1.   Mendeskripsikan
NC/CNC (Dasar) instruksi kerja
17.2.   Melakukan
pemeriksaan awal
17.3.   Mengoperasikan mesin
CNC/NC
17.4.    Mengawasi kerja
mesin/proses
CNC/NC.
 

1. Deskripsi KKNI Level 2 dan 3


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya
disingkat KKNI, dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
8 tahun 2012 adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan
41
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
Sesuai dengan ideologi negara dan budaya bangsa Indonesia,
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut :
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga Negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2.. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 2
 Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan,
serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan
yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.

 Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi


tanggung jawab membimbing orang lain.
42
3.. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 3
 Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat,       berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
 Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
 Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
 Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

4.. Deskripsi Standar Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan


(3 Tahun)
MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3 Bahasa Indonesia 320
4 Matematika 424
5 Sejarah Indonesia 108
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 108
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 108
43
2 Fisika 108
3 Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik 144
2 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 180
3 Dasar Perencanaan Teknik Mesin 144
C3. Kompetensi Keahlian
1 Gambar Teknik Manufaktur 280
2 Teknik Pemesinan Bubut 422
3 Teknik Pemesinan Frais 456
4 Teknik Pemesinan Gerinda 136
5 Teknik Pemesinan NC/CNC CAM 420
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016

44
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMK NEGERI 1 CIPANAS

A. STRUKTUR KURIKULUM
SMK Negeri 1 Cipanas pada tahun ajaran 2022/2023 menerapkan
kurikulum 2013. Pada tahun 2017, kompetensi keahlian Teknik Pemesinan
SMK Negeri 1 Cipanas telah bekerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia.
Dan pada tahun 2019 SMK Negeri 1 Cipanas telah menandatangani
kesepakatan bersama dengan PT. Komatsu Indonesia tentang penyelarasan
kurikulum dengan penyisipan budaya industri dan kompetensi keahlian
untuk industri alat berat Komatsu, sehingga struktur kurikulum yang
digunakan pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan merupakan struktur
kurikulum hasil penyelarasan dengan PT. Komatsu Indonesia.
Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas terdiri dari:
1. Mata Pelajaran Kelompok A (Muatan Nasional)
Kelompok A (Muatan Nasional) merupakan bagian dari pendidikan
umum yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan
memberikan pengetahuan tentang bangsa dan kemampuan penting
untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat
dan bangsa. Mata pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok A
(Muatan Nasional) adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
lainnya.
2. Mata Pelajaran Kelompok B (Muatan Kewilayahan)
Mata pelajaran kelompok B (Muatan Kewilayahan) terdiri dari Seni
Budaya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

45
3. Mata Pelajaran Kelompok C (Muatan Peminatan Kejuruan) terdiri dari
C1 (Dasar Bidang Keahlian), C2 (Dasar Program Keahlian), dan C3
(Kompetensi Keahlian). Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas dirancang
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat belajar mereka. Struktur kurikulum memperkenalkan
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kompetensi
keahlian pada program keahlian yang ada. Kelompok peminatan yang
dipilih peserta didik terdiri dari kompetensi keahlian Teknik pemesinan
dengan Program Keahlian Teknik Mesin.
Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1: Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas


3. Bidang Keahlian : Teknologi Dan Rekayasa
3.1 Program Keahlian : Teknik Mesin
3.1.2 Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
 
MATA PELAJARAN XI XII
1 2 1 2
A.      Muatan Nasional        
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 4 4
Jumlah A 15 15 15 15
B.       Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya - - - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah B 2 2 - -
C.      Muatan Peminatan Kejuruan
46
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital - - - -
2 Fisika - - - -
3 Kimia - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik Mesin - - - -
Pekerjaan Dasar Teknik Mesin + Basic
2 - - - -
Mentality, Safety & 5K (3K)
3 Dasar Perancangan Teknik Mesin - - - -

C3. Kompetensi Keahlian

1 Gambar Teknik Manufaktur 4 4 4 4

2 Teknik Pemesinan Bubut 7 7 5 5


Teknik Pemesinan Frais + (2K) +
3 7 7 6 6
HoRenSo + 3C
4 Teknik Pemesinan Gerinda - - 4 4
Teknik Pemesinan NC/CNC dan CAM +
5 6 6 6 6
Basic Crane & K3
Produk Kreatif dan Kewirausahaan + Basic
6 7 7 8 8
Assembling + Basic QC
Jumlah C 31 31 33 33
Total 48 48 48 48

Keterangan :
 Mata pelajaran kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi oleh konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
 Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang
memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban
belajar tatap muka 2 x 45 menit per minggu; mapel yang memiliki
47
alokasi waktu 3 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 x
45 menit serta mapel yang memiliki alokasi waktu 4 jp/minggu berarti
memiliki beban belajar tatap muka 4 x 45 menit.
 Muatan lokal memuat seni dan kerajinan yang masuk pada pelajaran Seni
dan Budaya.
 Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas Pramuka (Wajib), Pencak Silat
(Wajib), PMR, PASKIBRA dan lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah dengan kebutuhan peserta didik.
Kelompok mata pelajaran peminatan kejuruan bertujuan:
 Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
keahliannya.
 Untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau
keterampilan tertentu.

B. MUATAN LOKAL
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal
yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
potensi di daerah tempat tinggalnya. Kurikulum muatan lokal adalah
program pendidikan yang isi, metoda, dan media penyampaiannya dikaitkan
dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya serta kebutuhan daerah tempat
domisili peserta didik.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam

48
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Pengembangan muatan lokal di SMK Negeri 1 Cipanas dengan
memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Konstektual : pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan
berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu : dipadukan dengan satuan pendidikan, termasuk terpadu
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
4. Apresiatif : hasil pendidikan muatan lokal dirayakan dalam satuan
pendidikan dan daerah.
5. Fleksibel : jenis muatan lokal yang dipilih bersifat fleksibel sesuai
dengan kondisi dan karakteristik satuan pendididkan.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Banten Nomor 15 Tahun 2014 tentang
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Banten bagi
Pendidikan Menengah Se- Provinsi Banten Pasal 2 mengenai Jenis Seni
Budaya Banten menyatakan bahwa kurikulum muatan lokal meliputi jenis
seni budaya Banten sebagai berikut.
1. Pencak silat;
2. Rampak bedug;
3. Membatik Banten.
Strategi pelaksanaan muatan lokal sesuai dengan Peraturan Gubernur
Banten Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pengembangan Kurikulum Muatan
Lokal Seni Budaya Banten bagi Pendidikan Menengah Se- Provinsi Banten
adalah seni budaya Banten diintegrasikan dalam mata pelajaran Seni dan
Budaya dan merupakan tanggung jawab Guru Seni dan Budaya.
Potensi geografis SMK Negeri 1 Cipanas yang berada di wilayah
Kabupaten Lebak sebagian besar memiliki seni-seni tradisional dan seni
bela diri warisan leluhur yang akan memberi warna terhadap proses
49
pembelajaran. Guna pelestarian budaya lokal, maka jenis pelaksanaan
muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik
SMK Negeri 1 Cipanas yaitu Pencak Silat dan Rampak Bedug.
Penerapan kurikulum muatan lokal seni budaya Banten di SMK Negeri
1 Cipanas dilaksanakan sebagai berikut.
1. Seni Pencak Silat dilaksanakan pada kelas X semester 1;
2. Seni Rampak Bedug dilaksanakan pada kelas X semester 2.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar seni Pencak Silat kelas X
semester 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kelas X semester 1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan
mengamalkan ajaran agama dan pengamalan serta bangga
yang dianutnya. terhadap karya seni pencak silat
Banten sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan.
3. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama,
mengamalkan perilaku bertanggung jawab, toleran, dan
jujur, disiplin, tanggung disiplin melalui aktivitas seni
jawab, peduli, (gotong pencak silat Banten.
royong,
4. kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur,
damai), santun, responsif cinta damai dalam mengapresiasi
dan proaktif, dan seni pencak silat Banten dan
menunjukkan sikap penciptanya.
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai 2.3 Menunjukkan sikap responsif dan
50
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
permasalahan dalam pro-aktif, peduli terhadap
berinteraksi secara efektif lingkungan dan sesama,menghargai
dengan lingkungan sosial karya seni pencak silat Banten.
dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami konsep, teknik dan
menganalisis pengetahuan prosedur dalam menirukan ragam
faktual, konseptual, gerak dasar seni pencak silat
prosedural berdasarkan rasa Banten.
keingintahuannya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, 3.2 Menerapkan simbol, jenis, dan
seni, budaya, dan humaniora nilai estetis dalam konsep ragam
dengan wawasan gerak dasar seni pencak silat
kemanusiaan, kebangsaan, Banten.
kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menirukan ragam gerak dasar seni
menyaji dalam ranah konkret pencak silat Banten sesuai dengan

dan ranah abstrak terkait hitungan/ketukan.

dengan pengembangan dari


51
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
yang dipelajarinya di sekolah 4.2Menampilkan ragam gerak dasar seni
secara mandiri, dan mampu pencak silat Banten sesuai dengan

menggunakan metoda sesuai iringan.

kaidah keilmuan.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar seni Rampak Bedug kelas X


semester 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kelas X semester 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan mengamalkan 1.2 Menunjukkan sikap penghayatan
ajaran agama yang dianutnya . dan pengamalan serta bangga
terhadap seni rampak bedug sebagai
bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap kerjasama,
mengamalkan perilaku jujur, bertanggung jawab, toleran dan
disiplin, tanggung jawab, disiplin melalui aktivitas
peduli, (gotong royong, berkesenian
kerjasama, toleran, damai), 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur,
santun, responsif dan proaktif, cinta damai dalam mengapresiai seni
dan menunjukkan sikap sebagai rampak bedug dan pembuatnya
bagian dari solusi atas berbagai 2.3 Menunjukkan sikap responsif, pro-
permasalahan dalam aktif, dan peduli terhadap
berinteraksi secara efektif lingkungan dan sesama, serta
dengan lingkungan sosial dan menghargai karya seni dan
52
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
alam serta dalam menempatkan pembuatnya
diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, 3.2 Memahami seni rampak bedug
menganalisis pengetahuan berdasarkan sejarah, waditra dan
faktual, konseptual, prosedural fungsinya.
berdasarkan rasa 3.3 Menganalisis karakteristik seni
keingintahuannya tentang ilmu rampak bedug berdasarkan
pengetahuan, teknologi, seni, symbol,nilai estetis dan pesan
budaya, dan humaniora dengan moral yang disampaikan.
wawasan kemanusiaan, 3.4 Menganalisis konsep, teknik dan
kebangsaan, kenegaraan, dan prosedur dalam proses menabuh
peradaban terkait fenomena dan bedug secara serentak.
kejadian, serta menerapkan 3.5 Memahami konsep, teknik,
pengetahuan prosedural pada prosedur, simbol dan nilai estetis
bidang kajian yang spesifik dalam menirukan ragam gerak
sesuai dengan bakat dan dasar tari rampak bedug.
minatnya untuk memecahkan 3.6 Memahami rancangan
masalah. penampilan/pertunjukan rampak
bedug.
3.7 Menganalisis hasil
penampilan/pertunjukan seni
rampak bedug berdasarkan konsep,
teknik dan prosedur yang
digunakan sesuai kontek budaya
Banten.
3.8 Mengevaluasi penampilan/
pertunjukan rampak bedug
53
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
berdasarkan , teknik, nilai estetis
dan pesan moral yang disajikan
sesuai kontek budaya Banten.
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menampilkan seni menabuh bedug
menyaji dalam ranah konkret secara individual.
dan ranah abstrak terkait 4.2 Menirukan ragam gerak dasar tari
dengan pengembangan dari rampak bedug sesuai dengan
yang dipelajarinya di sekolah hitungan/ketukan.
secara mandiri, dan mampu 4.3 Memadukan seni menabuh bedug
menggunakan metoda sesuai dengan ragam gerak dasar tari
kaidah keilmuan. rampak bedug.
4.4 Memadukan seni menabuh bedug
dengan ragam gerak dasar tari
rampak bedug.
4.5 Membuat artikel kritik seni rampak
bedug tentang ,fungsi,symbol ,nilai
estetis dan pesan moral yang
disampaikan berdasarkan
pengamatan.

Jenis Muatan Lokal Sesuai Dengan Kebutuhan Industri


Strategi implementasi muatan lokal adalah terintegrasi dalam mata pelajaran
Kelompok B (wajib) untuk kelas X, XI, dan XII yang dipilih adalah yang
berkaitan kerjasama dengan PT.Komatsu Indonesia yaitu perusahaan yang
bergerak di bidang Alat berat adapun Muatan Lokal yang ambil dan di

54
kembangkan di SMKN 1 Cipans Lebak adalah muatan Lokal Kelas Industri
Komatsu berikut adalah Kompetensi Dasar Muatan Lokal kelas industri
berikut:

Kelas X
Tabel 3.4
KI.KD Mulok Kelas Industri Komatsu kls X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.3 Menunjukkan sikap
mengamalkan ajaran agama penghayatan dan pengamalan
yang dianutnya serta bangga terhadap Budaya
Industri sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah
Tuhan
2. Menghayati dan 2.4 Menunjukkan sikap
mengamalkan perilaku jujur, kerjasama, bertanggung
disiplin, tanggung jawab, jawab, toleran, dan disiplin
peduli, (gotong royong, melalui aktivitas budaya
kerjasama, toleran, damai), industri
santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan 2.5 Menunjukkan sikap santun,
sikap sebagai bagian dari jujur, cinta damai dalam
solusi atas berbagai mengapresiasi Budaya
permasalahan dalam Industri
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan 2.6 Menunjukkan sikap responsif
alam serta dalam dan pro-aktif, peduli terhadap
menempatkan diri sebagai lingkungan dan sesama,dalam
cerminan bangsa dalam pelaksanaan budaya Industri

55
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
pergaulan dunia di sekolah

3. Memahami, menerapkan, 3.3 Memahami konsep, teknik


menganalisis pengetahuan dan prosedur dalam
faktual, konseptual, menirukan Budaya Industri di
prosedural berdasarkan rasa Sekolah dengan memahami
keingintahuannya tentang 3K dan 3S
ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora 3.9 Menerapkan simbol, jenis,
dengan wawasan budaya Industri di sekolah
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menirukan ragam gerak dan
menyaji dalam ranah konkret aturan budaya industri di
dan ranah abstrak terkait sekolah
dengan pengembangan dari
4.2Menampilkan ragam gerak
yang dipelajarinya di sekolah
dan dasar budaya industri di
secara mandiri, dan mampu
sekolah
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

56
Kelas XI
Tabel 3.5
KI.KD Mulok Kelas Industri Komatsu kls XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan 1.4 Menunjukkan sikap


mengamalkan ajaran agama penghayatan dan
yang dianutnya pengamalan serta
bangga terhadap Budaya
Industri sebagai bentuk
rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan
2. Menghayati dan mengamalkan 2.7 Menunjukkan sikap
perilaku jujur, disiplin, kerjasama, bertanggung
tanggung jawab, peduli, jawab, toleran, dan
(gotong royong, kerjasama, disiplin melalui aktivitas
toleran, damai), santun, budaya industri
responsif dan proaktif, dan
menunjukkan sikap sebagai 2.8 Menunjukkan sikap
bagian dari solusi atas berbagai santun, jujur, cinta
permasalahan dalam damai dalam
berinteraksi secara efektif mengapresiasi Budaya
dengan lingkungan sosial dan Industri
alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa 2.9 Menunjukkan sikap
dalam pergaulan dunia responsif dan pro-aktif,
peduli terhadap
lingkungan dan
57
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

sesama,dalam
pelaksanaan budaya
Industri di sekolah

3. Memahami, menerapkan, 3.4 Memahami konsep,


menganalisis pengetahuan teknik dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural dalam menirukan
berdasarkan rasa Budaya Industri di
keingintahuannya tentang ilmu Sekolah, dengan
pengetahuan, teknologi, seni, memahami 2K, 3M dan
budaya, dan humaniora dengan Basic Assembly
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.10Menerapkan simbol,
peradaban terkait fenomena jenis, budaya Industri di
dan kejadian, serta menerapkan sekolah
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

58
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Mengolah, menalar dan 4.1 Menirukan ragam gerak


menyaji dalam ranah konkret dan aturan budaya
dan ranah abstrak terkait industri di sekolah
dengan pengembangan dari
4.2Mempraktekan dasar
yang dipelajarinya di sekolah
budaya industri di
secara mandiri, dan mampu
sekolah dan paraktek
menggunakan metoda sesuai
Basic Assembly
kaidah keilmuan

Kelas XII
Tabel 3.6
KI.KD Mulok Kelas Industri Komatsu kls XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan 1.5 Menunjukkan sikap


ajaran agama yang dianutnya penghayatan dan
pengamalan serta
bangga terhadap Budaya
Industri sebagai bentuk
rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan 2.10 Menunjukkan sikap


perilaku jujur, disiplin, kerjasama, bertanggung
tanggung jawab, peduli, jawab, toleran, dan
(gotong royong, kerjasama, disiplin melalui aktivitas
toleran, damai), santun, budaya industri
59
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

responsif dan proaktif, dan


menunjukkan sikap sebagai 2.11 Menunjukkan sikap
bagian dari solusi atas berbagai santun, jujur, cinta
permasalahan dalam damai dalam
berinteraksi secara efektif mengapresiasi Budaya
dengan lingkungan sosial dan Industri
alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa 2.12 Menunjukkan sikap
dalam pergaulan dunia responsif dan pro-aktif,
peduli terhadap
lingkungan dan
sesama,dalam
pelaksanaan budaya
Industri di sekolah

3. Memahami, menerapkan, 3.5 Memahami konsep,


menganalisis pengetahuan teknik dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural dalam menirukan
berdasarkan rasa Budaya Industri di
keingintahuannya tentang ilmu Sekolah dan
pengetahuan, teknologi, seni, HORENSO, dan 3C
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, 3.11Memahami tentang
kebangsaan, kenegaraan, dan Basic Crane dan
peradaban terkait fenomena tentang Basic QCC
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

60
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Mengolah, menalar dan menyaji 4.1 Menirukan ragam aturan


dalam ranah konkret dan ranah budaya industri di
abstrak terkait dengan sekolah
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara 4.2Mempraktekan tentang
mandiri, dan mampu Basic Crane Operation
menggunakan metoda sesuai di Sekolah
kaidah keilmuan

C. PROGRAM EKSTRAKURIKULER DAN BIMBINGAN


KONSELING
1. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Program Layanan Konseling
dan/atau Layanan Akademik/Belajar, Sosial dan Pengembangan
Karier Peserta Didik yang Dilaksanakan secara Konkrit.
a. Jenis Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling
Jenis pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di
SMK Negeri 1 Cipanas meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli yang berkaitan dengan
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai
pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan
dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang
diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan
orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan
eksplorasi karir. Layanan dasar di SMK Negeri 1 Cipanas
dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada
peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang
61
dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan
media inovatif bimbingan dan konseling.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi
kebutuhan jangka pendek peserta didik, atau masalah-masalah
yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Layanan terdiri atas konseling individual, konseling kelompok,
konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara
aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling
melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan
responsif di SMK Negeri 1 Cipanas, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat.
Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari
terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan
oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi
seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua,
keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta
didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama
menempuh pendidikan di SMK Negeri 1 Cipanas.

3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik

62
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan
proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah
membantu peserta didik belajar memantau dan memahami
pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil
tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Layanan
peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas
membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan
meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah
dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana
yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui
secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta
didik, misalnya dalam bentuk grafik.
Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual
yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa
kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling
kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan
kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan
perencanaan individual di SMK Negeri 1 Cipanas terintegrasi
dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan
ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat peserta didik
pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau
konselor dapat memberikan informasi tentang perencanaan

pribadi, akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan


ekstrakurikuler bagi peserta didik
63
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan
kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan
keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas
yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi,
yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti
asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program
bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan
administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2)
kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor
atau guru mata pelajaran yang mendapat tugas tambahan
sebagai guru bimbingan dan konseling. Kegiatan pengembangan
profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya dengan diperkaya
oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan
konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan
fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling
dapat dilakukan dengan mode tatap muka, daring dan kombinasi
antara tatap muka dan daring.
Terdapat 4 (empat) aspek yang menjadi ranah fokus dari
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu bidang layanan
yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir

yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahkan


dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
1) Pribadi
64
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada peserta didik atau konseli untuk
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan,
dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang
dikembangkan meliputi: (1) memahami potensi diri dan
memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, dan (3) menerima kelemahan
kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2) Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada
peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat
melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi
sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang
dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian
hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang
dikembangkan meliputi: (1) berempati terhadap kondisi orang
lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3)
menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan
dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial
yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara
bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain
berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
65
3) Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli
dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal
sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi:
a) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami
berbagai hambatan belajar.
b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d) Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
e) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya.
f) Memiliki kesiapan menghadapi ujian.
4) Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk
mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi
dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya
secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga

mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek


perkembangan yang dikembangkan meliputi :
a) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir.

66
b) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan
karir.
c) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk
mendapatkan kesempatan karir.
d) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar.
e) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan
informasi karir.
f) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal,
kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir.
g) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan
kebutuhan di masyarakat.
h) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan
peran laki-laki dengan perempuan.
Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan
pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29
Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
b. Strategi Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling.
Berikut adalah strategi pelaksanaan program layanan konseling
dan/atau layanan akademik/belajar, sosial, dan pengembangan karir
peserta didik di SMK Negeri 1 Cipanas yang dilaksanakan secara
konkrit.
1) Strategi Layanan Dasar
a) Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini
berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal,
67
konselor memberikan layanan bimbingan kepada para
siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian
layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada
umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang
diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki
pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.
Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan
yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek
kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik
melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung
(melalui media cetak maupun elektronik, seperti buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi
untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam
pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan
bimbingan klasikal maka Bimbingan dan Konseling di
SMK Negeri 1 Cipanas telah dijadwalkan secara pasti untuk
semua kelas dalam jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) selama 1 jam pelajaran.
b) Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa
melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang).

Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan


dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat
umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti cara-
cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan
68
mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan
untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru
yang lebih efektif dan produktif.
c) Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila
didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya
para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi
belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-
aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: (a) menciptakan
sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif
bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang
unik dan beragam; (c) menandai siswa yang diduga
bermasalah; (d) membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal
(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing;

(f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran


dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami
perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga
dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan
69
pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial,
maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan “figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan
informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran
yang diberikannya secara efektif.
d) Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran
program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama
dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar
proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung
di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui
kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan
informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan
orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau
memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk
melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti: (1) kepala sekolah atau komite
sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke
sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor,
(2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua
(melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah
siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan
anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut
kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
2) Strategi Layanan Responsif
a) Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru,
orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka

70
membangun kesamaan persepsi dalam memberikan
bimbingan kepada para siswa.
b) Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan,
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah,
penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok
dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan
masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok
ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang
dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan
masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah
tersebut.
c) Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan
untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia
mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain
yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater,

dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal


adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi,
tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan
penyakit kronis.
d) Bimbingan Teman Sebaya 
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang
dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa
71
yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan
atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi
pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang
membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di
samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang
membantu konselor dengan cara memberikan informasi
tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
3) Strategi Layanan Perencanaan Individual
a) Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-
group Appraisal)
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor
bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan,
minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga
dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan
penilaian diri ini, siswa akan memiliki

pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya


secara positif dan konstruktif.
b)  Individual or Small-Group Advicement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk
menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang
dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan
dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan,
dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang
72
menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang
berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2)
melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3)mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukannya.
4) Strategi untuk Dukungan Sistem
a) Pengembangan Professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-
update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-
service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan
workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
b) Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi
dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak
institusi di luar sekolah (pemerintah dan swasta) untuk
memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan

bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa,


menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa, melakukan referal, serta
meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya
sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti
dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi
73
swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam
bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater,
dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling), dan (6) Dinas Tenaga Kerja
(dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

2. Jenis dan Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat,


Minat, dan Prestasi Peserta Didik yang Dilaksanakan secara
Konkrit.
Pengembangan bakat, minat, dan prestasi peserta didik dilakukan
dengan mengembangkan karakter peserta didik sebagai pribadi, anggota
masyarakat di mana peserta didik berada, dan sebagai masyarakat
global yang memiliki daya saing.
Kegiatan pengembangan bakat, minat, dan prestasi peserta didik
dilakukan melalui program sebagai berikut.
a. Layanan Bimbingan Konseling, yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta

didik SMK Negeri 1 Cipanas terutama ditujukan untuk


pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pada kegiatan ini
peserta didik juga diwajibkan untuk mengikuti tes minat atau bakat
atau tes kemampuan akademik (tes IQ).
b. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar
sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih
luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
74
c. Program Pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat
pembinaan karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin,
spontan, dan keteladanan.

Tabel 3.7
Program Pembiasaan SMK Negeri 1 Cipanas
RUTIN SPONTAN KETELADANAN
Upacara Membiasakan Berpakaian rapi dan
menghargai orang disiplin
lain dan menghargai
waktu
Jumat Islami Membiasakan Memberikan pujian
mensyukuri nikmat dan taat beribadah
Tuhan dan
menumbuhkan
ketaqwaan.

Sholat berjamaah Menghargai waktu, Menigkatkan iman


membiasakan untuk dan taqwa kepada
melaksanakan Allah SWT.
sholat beremaah.
Membaca doa sebelum Mensyukuri nikmat Hafal alqur’an dan
dan sesudah belajar Tuhan Juz’Amma

3. Mekanisme dan Prosedur Kegiatan Ekstrakurikuler.


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar
sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler di
SMK Negeri 1 Cipanas ditujukan untuk pengembangan kreativitas
75
peserta didik. Pengembangan kreativitas dimaksudkan untuk
menumbuhkan kemampuan untuk mencipta melalui berbagai kegiatan
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat secara optimal, serta
tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna
untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
a. Bidang Pengembangan
1) Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan daya
cipta sesuai dengan potensi, bakat dan minat untuk dapat
berprestasi secara optimal.
2) Pengembangan keagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan
yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
religius, disiplin, kerjasama dan rasa tanggung jawab sosial
lainnya.
3) Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dengan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan
untuk pengembangan karir.
b. Prinsip Kegiatan
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik
dan berhasil.
76
6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
yang dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
c. Format Kegiatan
1) Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik secara perseorangan.
2) Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik.
3) Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik dalam satu kelas.
4) Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.
5) Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau kegiatan lapangan.

d. Program Kegiatan
1) Jenis Program Kegiatan Ekstrakurikuler
a) Program Tahunan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun,
antara lain: Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS),BKK,Carreer Day ,Pekan Ulang Tahun Sekolah
pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
b) Program Semesteran, yaitu suatu bentuk rencana kegiatan
yang dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahunan
(6 bulan).Antara lain Class Meeting.
c) Program Bulanan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan,
77
antara lain: mengikuti kegiatan lomba yang diadakan di luar
sekolah,Lomba Kebersihan kelas.
d) Program Mingguan, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali atau dua kali
dalam seminggu, antara lain: kegiatan Pramuka, PMR,
Paskibra, Olah Raga,Shalat Dhuha berjamaah dan keputrian
dll.
e) Program Harian, suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari, antara lain bersih lingkungan,baca
alqur’an sebelum KBM.
2) Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014,
menyebutkan bahwa ada dua jenis kegiatan ekstrakurikuler,
yaitu:

a) Kegiatan ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuka merupakan


program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
b) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan di SMK Negeri 1 Cipanas
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8
Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler
78
JENIS
NO. KELOMPOK EKSTRAKURIKU TUJUAN
LER

1. Bela Negara a. Pramuka 1. Meningkatkan kesadaran


b. PMR &UKS dan wawasan peserta
c. Paskibra didik akan status, hak,
d. PKS dan kewajibannya dalam
berbangsa dan
bernegara;
2. Meningkatkan kesadaran
dan wawasan
kebangsaan, jiwa
patriotisme, dan bela
negara.
2. Olahraga a. Basket ball Meningkatkan potensi fisik
b. Futsal serta membudayakan sikap
c. Volley ball sportif, disiplin, kerja sama,
d. Sepak Bola dan hidup sehat.
e. Bulu Tangkis
f. Pencak Silat
3. Seni, Budaya, a. Rampak Bedug Menigkatkan sensitifitas,
dan Bahasa b. Marawis kemampuan
c. Paduan Suara mengekspresikan dan
d. Kewirausahaan mengapresiasi keindahan
harmoni baik dalam
kehidupan individual
maupun kehidupan
bermasyarakat

4. Keagamaan a. Rohani Islam Meningkatkan nilai-nilai

79
JENIS
NO. KELOMPOK EKSTRAKURIKU TUJUAN
LER

dan estetika, spritual,


Kerohanian intelektual, dan kesadaran
sebagai makhluk Tuhan dan
sosial yang memiliki mental
kuat yang didasari nilai-nilai
agama

4. Kegiatan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib,


melalui Kegiatan Gugus Depan dan/atau Kegiatan Akhir Pekan.
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui pengetahuan dan
pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Pendidikan kepramukaan
dilaksanakan dalam 3 (tiga) model meliputi Model Blok, Model
Aktualisasi, dan Model Reguler.
Pendidikan Kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler
yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti
oleh seluruh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMK
Negeri 1 Cipanas adalah Pramuka dengan nomor Gudep: 04078 –
04088 yang diaksanakan pada setiap hari rabu setelah usai proses
pembelajaran.
a. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dilaksanakan oleh tim
Pembina Gugus Depan  yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah

80
selaku Kamabigus serta jika diperlukan dapat meminta bantuan
dari anggota Dewan Alumni.
Pengembangan kegiatan kepramukaan dilaksanakan secara
rutin oleh Dewan Ambalan yang dipilih melalui Musyawarah
Ambalan.
b. Macam-macam kegiatan
Kegiatan wajib untuk kelas X, XI dan XII adalah sebagai berikut.
- Latihan rutin setiap hari Rabu (selama pandemi Covid-19
dilakukan secara daring)
- Upacara Penerimaan Pramuka Penegak Tamu.
- Kemah Pelantikan Penegak Calon.
- Kegiatan Ibadah.
- Kegiatan Bakti Sekolah dan Bakti Masyarakat

5. Program Bursa Kerja Khusus (BKK)


Bursa Kerja Khusus (BKK) adalah sebuah lembaga yang dibentuk
di SMK Negeri 1 Cipanas, sebagai unit pelaksana yang memberikan
pelayanan dan informasi lowongan kerja, pelaksana pemasaran,
penyaluran dan penempatan tenaga kerja melalui BKK yang berada di
SMK Negeri 1 Cipanas.
Adapun kegiatan utama BKK adalah sebagai berikut.
 Penyusunan database siswa lulusan SMK pencari kerja dan
perusahaan pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa
SMK.
 Menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media
massa, internet, kunjungan ke Dunia Usaha/Dunia Industri maupun
kerjasama dengan lembaga penyalur tenaga kerja dan Dinas Tenaga
Kerja.

81
 Membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang
dikirim kedunia usaha/industri yang terkait Depnakertrans.
 Penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke Dunia Usaha/Dunia
Industri.
 Melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan
tenaga kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi.
 Mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi
siswa dan lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang
diperlukan.
 Mengadakan program bimbingan menghadapi tahapan proses
penerimaan siswa dalam suatu pekerjaan (wawancara, psikotest).
 Memberikan informasi kepada para ALUMNI ataupun para lulusan
SMK lain yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.
Berikut adalah Program Bursa Kerja Khusus (BKK).

Tabel 3.9
Program Bursa Kerja Khusus (BKK)
URAIAN ALOKASI
NO JUMLAH
KEGIATAN WAKTU
Kerja Sama dengan
Juli 2022 – Juni
1 Dunia Usaha/Dunia 1 tahun
2023
Industri
Juli 2022 – Juni
2 Penelusuran Lulusan 1 tahun
2023
Menyebarkan data
dan informasi tentang
Juli 2022 – Juni
3 lowongan kerja yang 1 tahun
2023
ditawarkan oleh
pihak DU/DI

82
Mediasi antara
Juli 2022 – Juni
4 Lulusan dengan 1 tahun
2023
DU/DI
Juli 2022

Bimbingan Karir dan


5 Orientasi Dunia 1 bulan
Kerja

D.HARIPENGATURAN
: SENIN s.d KAMIS (5BEBAN
Hari Kerja)BELAJAR NEW NORMAL

1.JamPengaturan
Ke- Alokasi
WaktuWaktu Pembelajaran per Jam saat Daring
Keterangan
1(PJJ), Jumlah
07:00
Jam- 07:45 - Pelaksanaan
Pelajaran per Minggu, KBMJumlah
harus sesuai denganEfektif
Minggu jadwal
2 07:45 - 08:30 yang telah ditetapkan
3per Tahun Pelajaran,
08:30 - 09:15Jumlah Jam Pelajaran per Tahun.
4 09:15 - 10:00
Pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam saat daring (PJJ)
ISTIRAHAT 10:00 - 10:15 - Istirahat pertama
5di SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.
10:15 - 11:00
6 11:00 - 11:45
7 11:45 - 12:30
ISTIRAHAT 12:30 - 13:00 - Istirahat kedua
Tabel 3.10
8 13:00 - 13:45
9 Pengaturan Alokasi
13:45 - 14:30 Waktu Pembelajaran per Jam saat Daring
10 14:30 - 15:15 (PJJ)
HARI : JUM'AT

Jam Ke- Waktu Keterangan


1 07:00 - 07:45 - Pelaksanaan KBM harus sesuai dengan jadwal
2 07:45 - 08:30 yang telah ditetapkan
3 08:30 - 09:15
4 09:15 - 10:00
ISTIRAHAT 10:00 - 10:15 -83
Istirahat pertama
5 10:15 - 11:00
6 11:00 - 11:45
ISTIRAHAT 11:45 - 12:30 - Istirahat kedua (Sholat Jum'at)
7 12:30 - 13:15
8 13:15 - 14:00
9 14:00 - 14:45
10 14:45 - 15:30
Beban belajar yang diatur di SMK Negeri 1 Cipanas menggunakan
Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMK Negeri 1 Cipanas.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan
dalam satuan jam pembelajaran (jp). Satu jam pembelajaran
berlangsung selama 45 menit, dan minggu efektif dalam satu tahun (dua
semester) adalah 35 minggu.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
84
tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Jumlah jam pelajaran per minggu seperti yang tercantum dalam
struktur kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11
Jumlah Jam Pelajaran per Minggu
JUMLAH JAM PELAJARAN PER
NO KELAS
MINGGU

1 X 46 Jp

2 XI 48 Jp

3 XII 48 Jp

Jumlah jam pelajaran di SMK Negeri 1 Cipanas sudah sesuai


dengan yang dialokasikan pada Permendikbud Nomor 81A. Penugasan
Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk kegiatan mandiri
tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta
didik. Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada
mata pelajaran tertentu, untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing mata pelajaran. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu
jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau
empat jam praktik di luar sekolah.

85
Adapun jumlah minggu efektif per tahun pelajaran sesuai dengan
Kalender Pendidikan Provinsi Banten Tahun Ajaran 2021/2022 adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.12
Jumlah Minggu Efektif dan Jumlah Jam Pelajaran
per Tahun Ajaran 2021/2022

JUMLAH JUMLAH
SATU
JAM MINGGU
JAM JUMLAH JAM
PELA- EFEKTIF
KELAS TATAP PELAJARAN
JARAN PER
MUKA PER TAHUN
PER TAHUN
(MENIT)
MINGGU AJARAN

X 45 46 35 1.610
XI 45 48 35 1.680
XII 45 48 35 1.680

2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran per


Jam saat Tatap Muka/Luring, Jumlah Jam Pelajaran per Minggu,
Jumlah Minggu Efektif per Tahun Pelajaran, Jumlah Jam
Pelajaran per Tahun.
Pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam saat tatap
muka/luring, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif
per tahun pelajaran dan jumlah jam pelajaran per tahun sama dengan
pengaturan saat daring (PJJ).
E. PROGRAM KERJA SAMA DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH
DAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI
1. Program Kerja Sama
Satuan pendidikan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan
lembaga lain untuk meningkatkan mutu pendidikan berkaitan dengan

86
input, proses, maupun output. Dampaknya, kompetensi lulusan yang
dihasilkan mampu bersaing dengan baik di dalam maupun di luar
negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, SMKN 1 Cipanas menyusun
kemitraan dan kerja sama agar satuan pendidikan dapat merencanakan
dan mewujudkan program kemitraan dan kerjasama dengan lembaga
lainnya di dalam maupun di luar negeri secara prosedural. Dengan
tujuan untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam
pengembangan kerjasama dan kemitraan sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
Adapun bentuk kerjasama yang dilakukan meliputi berbagai bidang
sebagai berikut.
a. Program kerja sama dalam bidang Kurikulum/Pendidikan.
Sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi SMK, pemerintah ingin agar SMK benar-benar
menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam dunia
ketenagakerjaan, SMK menjadi pihak yang menyuplai tenaga kerja
karena menghasilkan lulusan terampil yang siap langsung bekerja,
sedangkan demand atau permintaan datang dari pihak Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Oleh karena itu, untuk bidang
Kurikulum/Pendidikan, SMK Negeri 1 Cipanas sudah membuat

program kerja sama dengan pihak Dunia Usaha/Dunia Industri


(DU/DI) yaitu dalam pengembangan dan penyelarasan kurikulum,
juga dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.
Untuk Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan, SMK Negeri
1 Cipanas telah mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan PT.
Komatsu Indonesia yang salah satu ruang lingkupnya meliputi
penyelarasan kurikulum berbasis kompetensi sesuai kebutuhan
industri. Pelaksanaan proses pembelajarannya pun mengikuti
kurikulum yang telah diselaraskan tersebut.
87
b. Magang/Praktik Kerja Lapangan
1) Praktik Kerja Lapangan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu pola
penyelenggaraan pendidikan yang dikelola bersama-sama
antara SMK dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)
sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi. Salah satu
kegiatan pembelajaran dalam pendidikan sistem ganda (PSG)
adalah praktik kerja lapangan yang merupakan satu kesatuan
program pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk
alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan
lain sebagainya. Durasi praktik kerja lapangan di SMK Negeri
1 Cipanas dilaksanakan selama 2 (dua) bulan pada semester 4
dan semester 5. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan
dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih
mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta
oleh Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

Berikut adalah nama dan alamat tempat pelaksanaan


praktik kerja lapangan (PKL) untuk Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan
Tabel 3.13
Daftar Nama Perusahaan Tempat Praktik Kerja Lapangan

NAMA PERUSAHAAN / ALAMAT


NO
DINAS TERKAIT PERUSAHAAN

1 PT. KOMATSU INDONESIA JAKARTA

88
PT. YARINDO
2 SERANG
FARMATAMA

PT SHARFINDO DINAMIKA
3 TANGERANG
PRIMA

4 PT.GEMILANG TANGERANG

BENGKEL BUBUT SURYA


5 RANGKASBITUNG
TEKNIK

BENGKEL BUBUT 7
6 SERANG
SAUDARA

BENGKEL LAS SINAR


7 RANGKASBITUNG
JAYA

BENGKEL BUBUT
8 CIPANAS
CIPANAS

9 SPPG RANGKASBITUNG RANGKASBITUNG

Durasi praktik kerja lapangan di SMK Negeri 1 Cipanas


dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yang dilakukan dalam
rentang waktu mulai semester 4 sampai dengan semester 5
(bulan Januari 2022 sampai bulan Oktober 2022).

Tabel 3.14
Program Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
N URAIAN JUMLAH ALOKASI
O KEGIATAN WAKTU
Penerbitan SK
1 1 hari 1 Desember 2021
Panitia PKL
Rapat Panitia
2 1 hari 2 Desember 2021
PKL

89
Persiapan 11-15 Desember
3 1 minggu
Administrasi PKL 2021
Penjajakan ke
18-30 Desember
4 DU/DI tempat 2 minggu
2021
PKL
Pembekalan
5 Siswa Peserta 1 minggu 3-5 Januari2022
PKL
Pemberangkatan/
Pengantaran
6 7 bulan Januari - Juli 2022
Siswa ke Tempat
PKL
Monitoring Februari-Agustus
7 7 bulan
Pelaksanaan PKL 2022
Penerimaan/
Penjemputan Maret -September
8 7 bulan
Siswa Selesai 2022
PKL
Pembuatan
9 7 bulan April-Oktober 2022
Laporan PKL
Pembuatan
10 Laporan Panitia 2 minggu 1-14 Oktober 2022
PKL
Rapat Penutupan
11 1 hari 15 Oktober 2022
Panitia PKL

2) Program Magang Guru


Magang guru dapat meningkatkan relevansi kompetensi
keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu

90
pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia
industri. Guru dapat melihat secara  nyata, tamatan seperti apa
yang dicari, yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia
industri itu nantinya. Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) seyogyanya adalah orang-orang yang kompeten, dan
profesional di bidangnya. Mampu bersaing dengan calon-calon
tenaga kerja tamatan sekolah lainnya. Soalnya, keberhasilan
pendidikan kejuruan, diukur berdasarkan seberapa banyak
lulusan dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri
maupun berwirausaha mandiri. Saat ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) di dunia usaha dan industri
sering berjalan lebih cepat daripada perkembangan Iptek yang
ada di SMK itu sendiri. Hal ini menyebabkan kompetensi
keahlian yang diajarkan di SMK sering mengalami
kesenjangan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha
dan dunia industri sehingga lulusan SMK belum siap bekerja
saat mereka lulus. Untuk mengatasi kesenjangan ini, SMK
harus mengirimkan peserta didiknya melalui program praktik
kerja industri (prakerin) ke dunia usaha dan dunia industri
dimaksud agar peserta didik mendapat pengalaman kerja yang
sesuai dengan standar kerja.
Bagi guru, salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan
itu, yakni dengan memberi kesempatan pula kepada guru
bidang studi keahlian di SMK untuk magang di Dunia Usaha
dan Dunia Industri yang relevan dengan kompetensi yang
diajarkan atau mendatangkan staf ahli sebagai guru tamu dari
dunia usaha dan industri yang ada. Hal ini untuk memberikan
bimbingan kepada guru-guru produktif di sekolah tanpa guru
tersebut meninggalkan sekolah. Untuk magang guru di SMK
Negeri 1 Cipanas akan dilaksanakan pada semester genap.
91
3) Kunjungan Industri
Kunjungan Industri di SMK Negeri 1 Cipanas merupakan
salah satu hal yang penting untuk bekal siswa. Dalam
kunjungan industri siswa akan diberikan informasi dan
wawasan seputar dunia kerja yang akan dia masuki. Melalui
kunjungan industri juga siswa akan lebih mendalami dan
mengetahui gambaran seputar dunia kerja yang cocok dengan
kompetensinya. Untuk kunjungan industri akan dilaksanakan
pada semester ganjil dengan memperhatikan perkembangan
pandemi covid-19. Apabila memungkinkan, maka kunjungan
industri akan dilaksanakan pada semester ganjil. Namun jika
situasi kondisinya tidak memungkinkan, maka pelaksanaan
kunjungan industri akan ditunda atau dibatalkan.
c. Kesehatan
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan para
peserta didik, maka sekolah perlu melakukan kerjasama dalam
bidang kesehatan dengan instansi terkait yaitu PUSKESMAS DTP

Cipanas di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.


Terutama di masa pandemi Covid-19 ini, dalam rangka pencegahan
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di sekolah,
SMK Negeri 1 Cipanas bekerja sama dengan PUSKESMAS DTP
Cipanas mengadakan vaksinasi bagi peserta didik dan
pendidik/tenaga kependidikan yang dilaksanakan di SMK Negeri 1
Cipanas pada bulan Agustus dan bulan September 2021.
d. Sertifikasi Keahlian/Kompetensi
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikasi
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja baik
yang bersifat nasional maupun internasional. Dengan memiliki
92
sertifikasi kompetensi maka seseorang akan mendapatkan bukti
pengakuan tertulis atas kompetensi yang dikuasainya.
Sertifikasi keahlian/kompetensi di SMK Negeri 1 Cipanas
untuk siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
dilakukan dengan melibatkan Dunia Usaha/Dunia Industri yaitu
PT. Sharkpindo Dinamika Prima. Adapun sertifikasi
keahlian/kompetensi untuk beberapa Pendidik di SMK Negeri 1
Cipanas rencananya akan dilaksanakan di semester Ganjil Tahun
Ajaran 2021/2022.
e. Teaching Factory
Pembelajaran teaching factory adalah metode pembelajaran
yang menyediakan jasa atau produk yang berdasar pada prosedur
dan standar yang telah ditetapkan di dunia industri serta diterapkan
sesuai dengan situasi yang ada di industri. Teaching factory
diterapkan di lingkungan sekolah kejuruan atau SMK.

Penerapan pembelajaran teaching factory mengharuskan


stakeholder yang ada di industri ikut terlibat sehingga penilaian
kapabilitas/kemampuan hasil pendidikan bisa sesuai dengan standar
yang berlaku. Selain itu model pembelajaran ini harus didukung
pemerintah dengan menetapkan standar tertentu dengan membuat
strategi, regulasi, pelaksanaan dan juga evaluasi.
Model penerapan teaching factory memiliki empat model
panduan berlandaskan panduan TEFA Direktorat PMK. Panduan
tersebut dimanfaatkan sebagai instrumen pemetaan SMK yang
sudah menerapkan TEFA. Model penerapan teaching factory
adalah sebagai berikut.

93
1) Model satu, Dual sistem yang bisa dilaksanakan dalam praktik
kerja lapangan, alur belajar yang berlandaskan enterprise based
training.
2) Model dua, CBT Competency Based Training bisa juga
disebut praktik berbasis kompetensi adalah model yang
memfokuskan pada penajaman pengetahuan dan skill siswa
yang disesuaikan dengan keperluan lapangan pekerjaan.
Pembelajaran ini siswa dipersiapkan untuk bisa memperoleh
pengetahuan dan skill yang diperlukan dalam setiap bagian
kompetensi yang dipelajari.
3) Model tiga, PBET Production Based Education and Training
adalah model belajar berbasis produksi. Kemampuan yang
sudah dipunyai siswa harus ditingkatkan dan dikembangkan
skillnya agar bisa menciptakan produk yang berkualitas dan
nyata sesuai dengan kebutuhan industri.
4) Model empat, teaching factory merupakan model yang
berlandaskan pada jasa dan produk dengan kerjasama antara
5) industri dan sekolah untuk menciptakan siswa (lulusan) yang
unggul sesuai dengan kebutuhan pasar.

Untuk program kerja sama dengan lembaga pemerintah dan


Dunia Usaha/Dunia Industri di bidang teaching factory, SMK
Negeri 1 Cipanas masih dalam proses perencanaan agar program
tersebut dapat dilaksanakan. Ada beberapa hambatan yang dihadapi
dalam perencanaan pengembangan model pembelajaran teaching
factory di SMK Negeri 1 Cipanas yaitu sebagai berikut.
1) Belum optimal dalam mengupayakan dan/atau membangun
kemitraan yang strategis dengan DUDI.

94
2) Belum optimal dalam mengkondisikan sumber daya sekolah
khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran praktik
menjadi seperti keberadaan di DUDI.
f. Bursa Kerja Khusus (BKK)
Untuk mewujudkan program kerja sama di bidang Bursa Kerja
Khusus, SMK Negeri 1 Cipanas mengadakan kerja sama dengan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lebak dan
beberapa Dunia Usaha/Dunia Industri. Berikut adalah daftar nama
perusahaan yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 1 Cipanas
di bidang Bursa Kerja Khusus.
Tabel 3.14
Daftar Nama Perusahaan Kerja Sama Bursa Kerja Khusus
NO NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
1 PT. Komatsu Indonesia Jakarta
2 PT. Yasunaga Indonesia Serang
3 PT. Sumber Alfaria Trijaya Serang
4 PT. Sharprindo Dinamika Prima Kota Tangerang

g. Satgas Covid-19 Setempat


Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cipanas telah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) di SMK
Negeri 1 Cipanas. Dalam rangka pencegahan dan pengendalian
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di SMK
Negeri 1 Cipanas, maka Satgas Covid SMK Negeri 1 Cipanas
bekerja sama dengan Satgas Covid-19 Kecamatan Cipanas dan
Puskesmas DTP Cipanas.

95
F. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MASA PANDEMI
COVID-19
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Pembelajaran
Daring
Melihat kondisi pandemi Covid-19 saat ini, pembelajaran daring
atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi pilihan yang tepat untuk
diterapkan. Agar pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan baik,
maka perlu adanya suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)
pelaksanaan pembelajaran daring.
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pembelajaran
daring di SMK Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.
a. Ketentuan Umum
1) Pembelajaran daring dilaksanakan dengan prinsip
pembelajaran berkualitas untuk memaksimalkan potensi
peserta didik.
2) Pembelajaran daring menggunakan 2 metode, yaitu:
(a) Pembelajaran sinkron (synchronous) adalah pembelajaran
yang dilakukan secara real time yaitu di mana
pembelajaran yang dilakukan antara pendidik dengan
peserta didik sama-sama online dan dapat melakukan
komunikasi dua arah secara langsung. Pembelajaran
sinkron (synchronous) dilakukan dengan menggunakan
aplikasi online.
(b) Pembelajaran asinkron (asynchronous) adalah
pembelajaran yang dilakukan secara tunda atau tidak harus
sama-sama online akan tetapi dilakukan dengan LMS
(Learning Management System), di mana materi sudah
disiapkan oleh pendidik supaya dapat diakses oleh peserta
didik secara fleksibel yang dapat dilakukan kapan saja dan
di mana saja. LMS yang digunakan SMK Negeri 1
96
Cipanas yaitu dengan sistem e-learning dengan link
“pjj.smkn1cipanaslebak.sch.id”. Selain e-learning,
pembelajaran asinkron (asynchronous) dilakukan dengan
menggunakan aplikasi offline.
3) Aplikasi online yang dapat digunakan adalah Google
Classroom, Zoom, Meet, dan Webex.
4) Aplikasi offline yang dapat digunakan adalah Grup WhatsApp,
Telegram, Email, Google Form, dan Media Sosial.
5) Selama pembelajaran daring, pendidik dan peserta didik
diharapkan menyiapkan media elektronik (HP/PC) yang dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran daring,
nomor WhatsApp, dan email yang aktif.
6) Seluruh peserta didik membuat gmail baru khusus
pembelajaran daring, diutamakan menggunakan akun
belajar.id dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7) Alokasi waktu pembelajaran per jam saat daring mengikuti
aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

b. Ketentuan Khusus
1) Bagi Pendidik
(a) Pendidik menyiapkan materi pembelajaran dalam
bentuk document (word, PPT, atau lainnya), audio,
dan/atau video berdasarkan RPP yang telah dibuat.
(b) Pendidik menyiapkan tugas (pengetahuan dan
keterampilan) untuk memantau aktivitas pembelajaran dan
pencapaian pembelajaran.

97
(c) Pendidik melaksanakan pembelajaran daring sesuai jadwal
pelajaran dan waktu yang telah ditentukan oleh bagian
kurikulum.
(d) Pendidik melaksanakan pembelajaran daring di sekolah
(Work From Office).
(e) Pendidik menyiapkan daftar hadir siswa.
(f) Pendidik menyampaikan tata tertib selama melakukan
aktivitas pembelajaran daring.
(g) Pendidik melaksanakan pembelajaran daring sesuai urutan
yang ada di RPP.
(h) Pendidik memiliki tanggung jawab dalam pengkondisian
peserta didik selama aktivitas pembelajaran daring agar
kondisi pembelajaran menjadi aktif dan kondusif.
(i) Pendidik melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan seragam sekolah yang telah ditentukan.
(j) Pendidik memberikan motivasi dan semangat kepada
peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran daring
(k) Pendidik wajib memberikan feedback atau respon terhadap
tugas yang telah diselesaikan oleh peserta didik.
(l) Pendidik wajib melaporkan setiap aktivitas pembelajaran
dalam bentuk laporan bulanan kepada wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dan kepala sekolah.
(m) Pendidik yang berhalangan hadir dalam melaksanakan
pembelajaran daring di sekolah diwajibkan meminta ijin
kepada kepala sekolah. Setelah mendapat ijin dari kepala
sekolah, selanjutnya pendidik melapor kepada
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru piket.
2) Bagi Peserta Didik
(a) Peserta didik dapat mengakses materi dan tugas
pembelajaran daring dari lokasi tempat tinggalnya.
98
(b) Jika ada peserta didik yang terkendala jaringan internet,
diharapkan segera melapor ke guru mata pelajaran atau
wali kelas.
(c) Peserta didik diharapkan mengkoneksikan aplikasi
pembelajaran daring sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
(d) Peserta didik wajib membuat akun aplikasi pembelajaran
dengan nama asli dan foto profil yang jelas.
(e) Peserta didik wajib mengisi daftar hadir.
(f) Peserta didik wajib mengaktifkan kamera selama proses
pembelajaran daring sinkron (synchronous).
(g) Peserta didik wajib menggunakan pakaian seragam sesuai
jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah.
(h) Peserta didik wajib mengikuti pembelajaran daring dan
menjalankan tata tertib yang diberikan oleh guru mata
pelajaran dengan tertib, antusias, dan pro aktif.
(i) Peserta didik wajib menjaga sopan santun dan etika dalam
pembelajaran daring.
(j) Peserta didik dilarang tidur-tiduran (rebahan), makan, atau
melakukan aktivitas lain  yang dapat mengganggu proses
pembelajaran daring.
(k) Jika peserta didik ingin ke kamar kecil diwajibkan izin
terlebih dahulu melalui chat ke guru mata pelajaran.
(l) Peserta didik yang berhalangan hadir diwajibkan melapor
ke guru mata pelajaran yang bersangkutan.
(m) Peserta didik mengikuti pembelajaran daring sesuai jadwal
pelajaran dan waktu yang telah ditentukan oleh bagian
kurikulum.

99
(n) Peserta didik yang tidak bisa mengikuti tata tertib yang
sudah ditentukan oleh sekolah akan dikeluarkan dari
pembelajaran daring dan dianggap tidak hadir. 
3) Bagi Orang Tua/Wali
(a) Orang tua/Wali diharapkan menyediakan fasilitas belajar
yang dapat mendukung pembelajaran daring ananda
selama di rumah.
(b) Orang tua/Wali diharapkan dapat mengingatkan ananda
mengenai jadwal pelaksanaan pembelajaran daring.
(c) Orang tua/Wali diharapkan dapat mengingatkan dan
mengawasi ananda dalam proses pelaksanaan
pembelajaran daring.
(d) Orang tua/Wali diharapkan dapat mengkondisikan ananda
sesuai tata tertib yang telah ditentukan sekolah selama
pembelajaran daring
(e) Orang tua/Wali diharapkan dapat mengingatkan dan
mengawasi ananda dalam pembuatan dan pengumpulan
tugas-tugas pembelajaran daring.
(f) Orang tua/Wali diharapkan dapat berkoordinasi dengan
pihak sekolah (wali kelas atau guru mata pelajaran)
apabila ananda mengalami kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran daring.
(g) Orang tua/Wali diharapkan dapat terus memotivasi ananda
dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

c. Alokasi waktu pembelajaran per jam saat Daring (PJJ)


Tabel 3.15
Alokasi Waktu Pembelajaran per Jam Saat Daring (PJJ)

100
HARI : SENIN s.d KAMIS (5 Hari Kerja)

Jam Ke- Waktu Keterangan


1 07:00 - 07:45 - Pelaksanaan KBM harus sesuai dengan jadwal
2 07:45 - 08:30 yang telah ditetapkan
3 08:30 - 09:15
4 09:15 - 10:00
ISTIRAHAT 10:00 - 10:15 - Istirahat pertama
5 10:15 - 11:00
6 11:00 - 11:45
7 11:45 - 12:30
ISTIRAHAT 12:30 - 13:00 - Istirahat kedua
8 13:00 - 13:45
9 13:45 - 14:30
10 14:30 - 15:15

HARI : JUM'AT

Jam Ke- Waktu Keterangan


1 07:00 - 07:45 - Pelaksanaan KBM harus sesuai dengan jadwal
2 07:45 - 08:30 yang telah ditetapkan
3 08:30 - 09:15
4 09:15 - 10:00
ISTIRAHAT 10:00 - 10:15 - Istirahat pertama
5 10:15 - 11:00
6 11:00 - 11:45
ISTIRAHAT 11:45 - 12:30 - Istirahat kedua (Sholat Jum'at)
7 12:30 - 13:15
8 13:15 - 14:00
9 14:00 - 14:45
10 14:45 - 15:30

2.. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Pembelajaran


Daring dan Luring
Saat ini Indonesia sedang memasuki era “New Normal” dari
pandemi Covid-19, di mana protokol kesehatan harus
diimplementasikan pada setiap kegiatan termasuk kegiatan pendidikan.
Blended learning merupakan salah satu model pembelajaran yang di
dalamnya memadukan antara pembelajaran online (daring) dan

101
pembelajaran offline (luring) yang dapat mengurangi kegiatan
pengumpulan massa sebagai salah satu protokol kesehatan.
Berdasarkan Instruksi Gubernur Banten Nomor 26 Tahun 2021
tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level
3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Provinsi Banten,
PPKM pada Kabupaten Lebak termasuk PPKM dengan kriteria level 3
(tiga). Berdasarkan Instruksi Gubernur tersebut untuk PPKM pada
kabupaten dengan kriteria level 3 (tiga), maka pelaksanaan
pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang dilaksanakan dengan
kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) dan/atau Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ). Hal ini menjadi dasar bagi SMK Negeri 1 Cipanas
yang berada di wilayah kabupaten Lebak untuk dapat menerapkan
blended learning pada pelaksanaan pembelajarannya.
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pembelajaran
daring dan luring SMK Negeri 1 Cipanas Tahun Ajaran 2021/2022
adalah sebagai berikut.
a. Pengaturan Ruang Belajar
1) Dibentuknya tim tata ruang.
2) Ruang belajar ditata untuk kapasitas 15 (lima belas) sampai
dengan 18 (delapan belas) peserta didik.
3) Setiap ruang dilengkapi dengan handsanitizer.
4) Memiliki tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
pencuci tangan di tempat-tempat yang dibutuhkan.
5) Jarak antar tempat duduk minimal 1,5 meter.
6) Meja atau kursi yang tidak boleh digunakan diberi tanda
silang.
7) Setiap peserta didik menempati meja dan kursi yang sama
setiap hari.

102
8) Meja dan kursi diskusi disusun dengan posisi duduk peserta
didik masing-masing berjarak 1,5 meter.
9) Di setiap tempat yang dilalui siswa diberikan tanda jaga jarak.
10) Apabila sirkulasi udara di dalam kelas kurang baik atau
ventilasi ruangan kelas tidak memadai, maka pembelajaran
tatap muka terbatas dapat dilakukan di ruangan terbuka di
lingkungan sekolah.
11) Memiliki petunjuk arah lalu lintas di lorong/koridor dan
tangga.
12) Satu bangku untuk satu orang.
13) Terdapat meja dan kursi pendidik yang berhadapan dengan
peserta didik.
b. Jam Tatap Muka, Tata Ruang, dan Jadwal Rombongan
Belajar Tatap Muka Terbatas.
1) Dibentuknya tim pembelajaran.
2) Pembagian kelompok belajar dalam rombongan belajar yang
sama dan pengaturan jadwal pelajaran untuk setiap kelompok
dalam rombongan belajar sesuai dengan ketentuan pada masa
transisi.
3) Pembagian jam masuk, istirahat, dan ke luar sekolah untuk
semua kelompok belajar dari masing-masing rombongan
belajar untuk meminimalisir kerumunan pada waktu yang
bersamaan, terutama di lokasi seperti gerbang sekolah,
lapangan, kantin, dan sebagainya.
a) Jam Tatap Muka
Jumlah jam tatap muka yaitu 10 (sepuluh) jam
pelajaran pada hari kerja. Satu jam Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas (PTMT) berlangsung selama 25 (dua puluh
lima) menit. Hari kerja di SMK Negeri 1 Cipanas

103
menggunakan 5 (lima) hari kerja, yaitu mulai hari Senin
sampai dengan Jum’at.
Berikut adalah rincian pembagian alokasi waktu pada
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMK Negeri 1
Cipanas Tahun Ajaran 2021/2022.
Tabel 3.14
Pembagian Alokasi Waktu pada Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas
JAM TATAP MUKA
HARI
JAM KE- WAKTU
1 07:00 - 07:25
2 07:25 - 07:50
3 07:50 - 08:15
4 08:15 - 08:40
Senin 5 08:40 - 09:05
s/d Istirahat 09:05 - 09:15
Jum'at 6 09:15 - 09:40
7 09:40 - 10:05
8 10:05 - 10:30
9 10:30 - 10:55
10 10:55 - 11:20

a) Tata Ruang

Tabel 3.15
Tata Ruang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)

NOMOR JUMLAH
JUMLAH RUANG ROMBONGAN
TINGKAT KELAS URUT SISWA
SISWA KELAS BELAJAR ABSEN SISWA PER RUANG
A 1-18 18
X X TKJ 1 36 4
B 19-36 18

104
A 1-18 18
X TKJ 2 36 5
B 19-36 18
A 1-18 18
X AKL 1 36 12
B 19-36 18
A 1-18 18
X AKL 2 36 13
B 19-36 18
A 1-18 18
X BDP 36 17
B 19-36 18
A 1-18 18
X TM 1 36 10
B 19-36 18
A 1-18 18
X TM 2 36 11
B 19-36 18
A 1-18 18
XI TKJ 1 35 8
B 19-35 17
A 1-18 18
XI TKJ 2 36 9
B 19-36 18
A 1-18 18
XI AKL 1 35 14
B 19-35 17
A 1-18 18
XI XI AKL 2 36 15
B 19-36 18
A 1-18 18
XI BDP 35 18
B 19-35 17
A 1-18 18
XI TM 1 36 22
B 19-36 18
A 1-18 18
XI TM 2 36 23
B 19-36 18
A 1-18 18
XII TKJ 1 36 1
B 19-36 18
A 1-18 18
XII TKJ 2 35 2
B 19-35 17
A 1-18 18
XII AKL 1 35 16
B 19-35 17
XII A 1-17 17
XII AKL 2 34 3
B 18-34 17
A 1-17 17
XII BDP 1 34 6
B 18-34 17
A 1-17 17
XII BDP 2 34 7
B 18-34 17
XII TM 1 36 19 A 1-18 18

105
B 19-36 18

b) Jadwal Rombongan Belajar Tatap Muka Terbatas SMK Negeri 1 Cipanas


Tahun Ajaran 2021/2022
Tabel 3.16
Jadwal Rombongan Belajar Tatap Muka Terbatas Semester Ganjil

BULAN/MINGGU KE-
ROMBONGAN
KELAS AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
BELAJAR
4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A v   v   v   v   v   v   v
X, XI, XII PTS
B   v   v   v   v   v   v  

Tabel 3.17
Jadwal Rombongan Belajar Tatap Muka Terbatas Semester Genap

BULAN/MINGGU KE-
KELAS ROMBEL JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
Puasa dan

A v   v   v   v   v   v   v   v   v
Idul Fitri

X, XI,
Libur
PTS

XII
B   v   v   v   v   v   v   v   v  

Keterangan:
- Saat siswa kelas X, XI, dan XII rombongan belajar kelompok A
melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), maka
siswa kelas X, XI, dan XII rombongan belajar kelompok B
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

c. Protokol Kesehatan Bagi Satuan Pendidikan


1) Sebelum Pembelajaran

106
a) Melakukan penyemprotan desinfektan sarana prasarana
dan lingkungan sekolah.
b) Memastikan kecukupan cairan desinfektan, sabun cuci
tangan, air bersih di setiap fasilitas Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), dan cairan pembersih tangan
(handsanitizer).
c) Memastikan ketersediaan masker.
d) Memastikan thermogun berfungsi dengan baik.
e) Melakukan pemantauan kesehatan warga sekolah, suhu
tubuh dan gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas.
2) Setelah Pembelajaran
a) Melakukan penyemprotan disinfektan sarana prasarana
dan lingkungan sekolah.
b) Memeriksa ketersediaan cairan desinfektan, sabun cuci
tangan, air bersih di setiap fasilitas Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), dan cairan pembersih tangan
(handsanitizer).
c) Memeriksa ketersediaan masker.
d) Memastikan thermogun berfungsi dengan baik.
e) Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan
pendidikan kepada pihak terkait sesuai dengan
kewenangannya.

d. Protokol Kesehatan Bagi Warga Satuan Pendidikan


1) Sebelum Berangkat
a) Sarapan dahulu di rumah;
b) Kondisi sehat dan tidak memiliki gejala: suhu 37,3oC,

atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau

107
sesak nafas;
c) Menggunakan masker.
2) Selama di Perjalanan
a) Menerapkan 3M meliputi: (1) Menggunakan masker; (2)
Menjaga jarak hindari kerumunan; dan (3) Mencuci
tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
mengalir/menggunakan handsanitizer.
b) Hindari menyentuh permukaan benda, wajah;
c) Menerapkan etika batuk/bersin.
3) Sebelum Masuk Gerbang
a) Pengantaran dilakukan di tempat yang telah ditentukan;
b) Menerapkan 3M;
c) Mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi:
(2) Pengukuran suhu tubuh

(3) Gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak


nafas;
d) Tamu WAJIB mematuhi protokol kesehatan.
4) Selama Kegiatan Pembelajaran
a) Menerapkan 3M;
b) Menggunakan alat pribadi;
c) Dilarang pinjam meminjam peralatan pribadi;
d) Memberikan pengumuman secara berulang dan intensif
terkait 3M;
e) Melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan
pendidikan, jika ada yang memiliki gejala gangguan
kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan
pendidikan.
5) Saat Kegiatan Pembelajaran Berakhir
a) Menerapkan 3M;
b) Penjemput di lokasi yang sudah disediakan dan hindari
108
berkerumun.
6) Di Perjalanan Pulang
a) Menerapkan 3M;
b) Hindari menyentuh area wajah;
c) Menerapkan etika batuk dan bersin;
d) Langsung pulang, jangan mampir.
7) Tiba di Rumah
a) Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian
sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam
rumah;
b) Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
3. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan Pembelajaran Luring
Pelaksanaan pembelajaran luring dilakukan jika Penerapan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah tidak diperpanjang
lagi oleh Pemerintah Provinsi Banten. Adapun Standar Operasional
Prosedur (SOP) pelaksanaan pembelajaran luring di SMK Negeri 1
Cipanas Tahun Ajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut.

a. Pengaturan Ruang Belajar


1) Dibentuknya tim tata ruang.
2) Ruang belajar ditata untuk kapasitas 36 (tiga puluh enam)
peserta didik.
3) Setiap ruang dilengkapi dengan handsanitizer.
4) Memiliki tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
pencuci tangan di tempat-tempat yang dibutuhkan.
5) Setiap peserta didik menempati meja dan kursi sesuai denah
tempat duduk.
109
6) Memiliki petunjuk arah lalu lintas di lorong/koridor dan
tangga.
7) Satu bangku untuk dua orang.
8) Terdapat meja dan kursi pendidik yang berhadapan dengan
peserta didik.
b. Jam Tatap Muka, Tata Ruang, dan Jadwal Belajar Tatap
Muka (Luring).
1) Dibentuknya tim pembelajaran.
2) Pembagian jam masuk, istirahat, dan keluar sekolah.
a) Jam Tatap Muka
Jumlah jam tatap muka yaitu 10 (sepuluh) jam
pelajaran per hari kerja, dengan 1 (satu) jam pelajaran
tatap mukanya yaitu 45 menit. Hari kerja di SMK Negeri 1
Cipanas menggunakan 5 (lima) hari kerja, yaitu mulai hari
Senin sampai dengan Jum’at.

b) Tata Ruang
Tabel 3.20
Daftar Pembagian Ruang pada Pembelajaran Luring
TINGKAT KELAS JUMLAH SISWA RUANG KELAS
X TKJ 1 36 1
X TKJ 2 36 2
X X AKL 1 36 3
X AKL 2 36 4
X BDP 36 5

110
X TM 1 36 6
X TM 2 36 7
XI TKJ 1 35 8
XI TKJ 2 36 9
XI AKL 1 35 10
XI XI AKL 2 36 11
XI BDP 35 12
XI TM 1 36 13
XI TM 2 36 14
XII TKJ 1 36 15
XII TKJ 2 35 16
XII AKL 1 35 17
XII XII AKL 2 34 18
XII BDP 1 34 19
XII BDP 2 34 20
XII TM 1 36 21

c. Protokol Kesehatan Bagi Satuan Pendidikan


1) Sebelum Pembelajaran
a) Melakukan penyemprotan desinfektan sarana prasarana
dan lingkungan sekolah.
b) Memastikan kecukupan cairan desinfektan, sabun cuci
tangan, air bersih di setiap fasilitas Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), dan cairan pembersih tangan
(handsanitizer).
c) Memastikan ketersediaan masker.
d) Memastikan thermogun berfungsi dengan baik.
e) Melakukan pemantauan kesehatan warga sekolah, suhu
tubuh dan gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas.
2) Setelah Pembelajaran
a) Melakukan penyemprotan disinfektan sarana prasarana
dan lingkungan sekolah.

111
b) Memeriksa ketersediaan cairan desinfektan, sabun cuci
tangan, air bersih di setiap fasilitas Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), dan cairan pembersih tangan
(handsanitizer).
c) Memmeriksa ketersediaan masker.
d) Memastikan thermogun berfungsi dengan baik.
e) Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan
pendidikan kepada pihak terkait sesuai dengan
kewenangannya.
d. Protokol Kesehatan Bagi Warga Satuan Pendidikan
1) Sebelum Berangkat
a) Sarapan dahulu di rumah;
b) Kondisi sehat dan tidak memiliki gejala: suhu 37,3oC,

atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau


sesak nafas;
c) Menggunakan masker.
2) Selama di Perjalanan
a) Menerapkan 3M meliputi: (1) Menggunakan masker; (2)
Menjaga jarak hindari kerumunan; dan (3) Mencuci
tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
mengalir/menggunakan handsanitizer.
b) Hindari menyentuh permukaan benda, wajah;
c) Menerapkan etika batuk/bersin.
3) Sebelum Masuk Gerbang
a) Pengantaran dilakukan di tempat yang telah ditentukan;
b) Menerapkan 3M;
c) Mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi:
(1) Pengukuran suhu tubuh
(2) Gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau

112
sesak nafas;
d) Tamu WAJIB mematuhi protokol kesehatan.
4) Selama Kegiatan Pembelajaran
a) Menerapkan 3M;
b) Menggunakan alat pribadi;
c) Dilarang pinjam meminjam peralatan pribadi;
d) Memberikan pengumuman secara berulang dan intensif
terkait 3M;
e) Melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan
pendidikan, jika ada yang memiliki gejala gangguan
kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan
pendidikan.
5) Saat Kegiatan Pembelajaran Berakhir
a) Menerapkan 3M;
b) Penjemput di lokasi yang sudah disediakan dan hindari
berkerumun.
6) Di Perjalanan Pulang
a) Menerapkan 3M;
b) Hindari menyentuh area wajah;
c) Menerapkan etika batuk dan bersin;
d) Langsung pulang, jangan mampir.

7) Tiba di Rumah
a) Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian
sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam
rumah;
b) Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

113
G. KRITERIA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1. Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan peserta didik SMK Negeri 1
Cipanas di Dunia Usaha/Dunia Industri adalah sebagai berikut.
a. Peserta diklat yang mengikuti pelatihan di Dunia Usaha/Dunia
Industri adalah mereka yang memenuhi persyaratan minimal yang
telah ditetapkan, baik pada saat penerimaan maupun pada saat
pemilihan program diklat.
b. Dunia Usaha/Dunia Industri dapat melakukan pemilihan peserta
dan memberikan pembekalan kemampuan tambahan, agar benar-
benar siap dan memenuhi standar minimal sesuai dengan
persyaratn kerja yang ada.
c. Kegiatan pelatihan di Dunia Usaha/Dunia Industri dilaksanakan
sesuai dengan program bersama yang telah disepakati.
d. Kegiatan peserta di industri merupakan kegiatan bekerja langsung
pada pekerjaan yang sesungguhnya, untuk menguasai kompetensi
yang benar dan terstandar, sekaligus menginternalisasi sikap dan
etos kerja yang positif sesuai dengan persyaratan tenaga kerja
propesional pada bidangnya.Lamanya peserta didik berada di
industri, ditentukan atas dasar jumlah waktu latihan yang
dipersyaratkan untuk menguasai kompetensi yang akan
dipelajarinya.

Pelaksanaan pembelajaran di Dunia Usaha/Dunia Industri


dilengkapi dengan perangkat antara lain : jurnal kegiatan peserta
termasuk daftar kemajuan hasil belajar peserta; perangkat monitoring;
kontrak kerja/perjanjian peserta (jika diperlukan); lain-lain yang
dianggap perlu.

114
2. Prosedur
Penilaian/Keberhasilan Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan setelah
penyiapan komponen-komponen/sarana pembelajaran dipastikan
kesiapannya, untuk mengantisipasi terjadinya hambatan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil pelaksanaan pembelajaran, baik
di SMK maupun di Dunia Usaha/Dunia Industri adalah tercapainya
penguasaan sejumlah kompetensi yng telah direncanakan dalam
program pembelajaran oleh peserta didik. Semua perolehan dan hal-hal
penting yang terkait, terekam dalam data base pendidikan.
SMK Negeri 1 Cipanas melaksanakan Praktik Kerja Industri
dimulai bulan Januari sampai dengan bulan September 2022. Peserta
didik yang melaksanakan praktik kerja lapangan adalah peserta didik
kelas XI. Mereka dilengkapi dengan Buku Jurnal Prakerin yang harus
diisi oleh peserta didik dan diketahui serta ditandatangani oleh
pembimbing dan pimpinan perusahaan. Dalam Buku Jurnal Prakerin
dilengkapi dengan daftar mata pelajaran dan daftar kompetensi sebagai
acuan dalam melaksanakan pembelajaran dan pelatihan. Penilaian
dilakukan oleh pembimbing setiap akhir pembelajaran satu kompetensi.
Penilaian akhir Praktik Kerja Lapangan harus diketahui pimpinan
perusahaan/industri. Setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
yang diakhiri dengan penilaian akhir Praktik Kerja Lapangan serta
dinyatakan Lulus, peserta didik mendapatkan Sertifikat Praktik Kerja
Lapangan yang ditandatangani oleh pembimbing, pemimpin
perusahaan, dan kepala sekolah.

3. Prosedur Pelaporan Hasil


Praktik Kerja Lapangan
Peserta didik yang telah selesai melakukan Praktik Kerja Lapangan
diwajibkan membuat laporan Praktik Kerja Lapangan secara individu.
115
Laporan tersebut ditandatangani oleh pembimbing, pemimpin
perusahaan, dan kepala sekolah.

H. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR


Kriteria Pencapaian Kompetensi yang selanjutnya disebut KPK adalah
penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud Nomor 34
Tahun 2018). Dalam pembelajaran tuntas (mastery learning) siswa dituntut
untuk mencapai kriteria pencapaian kompetensi (KPK) pada level  tertentu
(mastery level) bukan target skor. KPK dapat diturunkan dari :
1. Indikator pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam silabus.
2. Kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi dalam SKKNI yang sepadan
dengan kompetensi dasar dalam kurikulum.
Skor Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut SKM atau dalam
bahasa lain cut off score adalah bagian dari standard setting yang secara
operasional ditetapkan dalam bentuk angka. SKM digunakan sebagai acuan
penentuan peserta didik yang wajib mengikuti pembelajaran remidial hingga
memenuhi KPK dan sebagai salah satu acuan kriteria kenaikan kelas. Nilai
ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran muatan Nasional,
Muatan Kewilayahan, dan Dasar Bidang Keahlian (C1) adalah minimal 60,
sedangkan untuk mata pelajaran Dasar Program Keahlian (C2) dan
Kompetensi Keahlian (C3) nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65
dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi keahlian.

1. Prosedur Penetapan Skor Ketuntasan Minimal (SKM)


Prosedur penetapan Skor Ketuntasan Minimal (SKM) di SMK
Negeri 1 Cipanas adalah sebagai berikut.
116
a. Setiap guru mata pelajaran yang sama/serumpun melaksanakan
rapat MGMP sekolah.
b. Pembahasan rapat MGMP mempertimbangkan 3 (tiga) aspek
kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.
Dengan skema sebagai berikut.
SKM Indikator  SKM Kompetensi Dasar  SKM Standar
Kompetensi  SKM Mata Pelajaran
c. Hasil penetapan SKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakukan penilaian.
d. SKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas
pendidikan.
e. SKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) pada saat
hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan Skor Ketuntasan
Minimal (SKM) adalah sebagai berikut.
a. Tingkat kompleksitas, yaitu kesulitan/kerumitan setiap indikator,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh
sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
1) Guru yang memahami
dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta
didik.
2) Guru yang kreatif dan
inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
3) Guru yang menguasai
pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan.

117
4) Peserta didik dengan
kemampuan penalaran tinggi.
5) Peserta didik yang
cakap/terampil menerapkan konsep.
6) Peserta didik yang
cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan.
7) Waktu yang cukup
lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan.
8) Tingkat kemampuan
penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
b. Daya dukung, yaitu
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti
perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses
pembelajaran;
2) Ketersediaan tenaga,
manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
c. Intake peserta didik, yaitu
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik di sekolah. Penetapan
intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Nilai Ujian
Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes;
sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan
kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
118
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Tabel 3.21
Kriteria dan Skala Penilaian Menggunakan Nilai
Aspek yang Dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65 – 79 Rendah 80 – 100
Daya Dukung Tinggi 80 – 100 Sedang 65 – 79 Rendah < 65
Intake Peserta Didik Tinggi 80 – 100 Sedang 65 – 79 Rendah < 65

Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut :

Misalkan, aspek daya dukung mendapat nilai 90, aspek


kompleksitas mendapat nilai 70, dan aspek intake mendapat skor 65.
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut adalah
sebagai berikut.

Dalam menetapkan nilai KKM Kompetensi Dasar, pendidik/satuan


pendidikan dapat juga memberikan bobot berbeda untuk masing-masing
aspek.
Selain menggunakan skala penilaian (rentang nilai), analisis setiap
indikator juga dapat dilakukan dengan menggunakan poin/skor pada
setiap kriteria yang ditetapkan.
Tabel 3.22
Kriteria dan Skala Penilaian Menggunakan Poin
Aspek yang Dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi 1 Sedang 2 Rendah 3
119
Daya Dukung Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1
Intake Peserta Didik Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1

Misalkan KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi


dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah sebagai
berikut.

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

2. Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Masing-Masing


Mata Pelajaran Per Tingkat
KKM
MATA PELAJARAN
X XI XII
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 60 60 60
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 60 60 60
3. Bahasa Indonesia 60 60 60
4. Matematika 60 60 60
5. Sejarah Indonesia 60    
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya *) 60 60 60
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 60    
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 60 60  
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 60    
2. Fisika 60    
3. Kimia 60    
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik 65    
120
2. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 65    
3. Dasar Perencanaan Teknik Mesin 65    
C3. Kompetensi Keahlian
1. Gambar Teknik Manufaktur   65 65 
2. Teknik Pemesinan Bubut   65 65
3. Teknik Pemesinan Frais   65 65
4. Teknik Pemesinan Gerinda   65
5. Teknik Pemesian NC/CNC CAM 65 65
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan   65 65

3. Prosedur Penetapan Ketuntasan Belajar


Prosedur penetapan ketuntasan belajar di SMK Negeri 1 Cipanas
dilakukan dengan memperhatikan hasil musyawarah kegiatan MGMP
tingkat sekolah. Skor Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut
SKM atau dalam bahasa lain cut off score adalah bagian dari standard
setting yang secara operasional ditetapkan dalam bentuk angka. SKM
digunakan sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib mengikuti
pembelajaran remidial hingga memenuhi KPK dan sebagai salah satu
acuan kriteria kenaikan kelas. Nilai ketuntasan belajar kompetensi pada
mata pelajaran muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, dan Dasar
Bidang Keahlian (C1) adalah minimal 60, sedangkan untuk mata
pelajaran Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3)
nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan
karakteristik kompetensi keahlian.

121
Tabel 3.23
Predikat/Kategori
Keterangan
Kate Rentang Keterangan Penguasaan
gori Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten
A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang
mendalam pada semua
materi.
B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten
B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan
B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang
mendalam pada sebagian
besar materi.
C  Mata pelajaran Peserta didik menunjukkan Cukup
muatan pemahaman yang cukup Kompeten
nasional dan pada semua materi.
kewilayahan
(A dan B)
70 > N ≥60
 Mata pelajaran
muatan
peminatan
kejuruan (C1,
C2, dan C3)
70 > N ≥65
D  Mata pelajaran Peserta didik belum Belum
muatan menunjukkan pemahaman Kompeten
nasional dan yang cukup pada sebagian
kewilayahan besar materi.
(A dan B)
N < 60

122
 Mata pelajaran
muatan
peminatan
kejuruan (C1,
C2 dan C3)
N < 65

Predikat/ Mapel Muatan Nasional dan Mapel Muatan Peminatan


Kategori Muatan Kewilayahan Kejuruan
A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65

I. KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas yang berlaku di SMKN 1 Cipanas adalah
sebagai berikut.
a. Syarat naik tingkat/ mengikuti program semester tahun berikutnya
adalah :
1) Kehadiran komulatifnya minimal 75 %
2) Minimal tidak ada mata pelajaran yang sampai batas akhir
tahun ajaran belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
3) Nilai sikap minimal Baik ( B)
123
4) Nilai mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia
minimal (75)
5) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran
b. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal sebagai
berikut.
1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai
acuan dalam membuat rancangan dan penilaian pada awal
semester. Setelah menerapkan criteria penilaian, pendidik
memilih teknik penilaian sesuai dengan indicator dan
mengembangkan instrument serta pedoman penyekoran sesuai
dengan indicator dan mengembangkan instrument serta
pedoman penyekoran sesuai dengan teknik yang dipiklih
2) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali
dengan penelusuran dan diakhiri dengan test /non test.
Penelurusan dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan
kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
3) Penilaian pada pembelajarn tematik terpadu dilakukan dengan
mengacu pada indicator dari kompetensi dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan pada tema tersebut.
4) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan
kepada peserta didik dan disertakan dengan komentar yang
mendidik yang dilaporkan pada pihak yang terkait dan
dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
2. Program Remedial dan Pengayaan
124
Bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
harus mengikuti perbaikan atau pembelajaran remedial, sedangkan bagi
peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu
yang disediakan dapat mengikuti kegiatan atau pembelajaran
pengayaan.
Seorang peserta didik diketahui membutuhkan pembelajaran
remedial atau tidak dari hasil penilaian harian yang dilaksanakan sejak
awal tahun ajaran. Apabila nilai dari penilaian harian peserta didik lebih
kecil dari kriteria ketuntasan belajar maka peserta didik tersebut perlu
mengikuti program remedial. Oleh karena itu penilaian harian perlu
dilakukan setelah selesai satu atau dua Kompetensi Dasar (KD),
sehingga seorang pendidik cepat mengetahui peserta didiknya perlu
mendapat bimbingan lebih intensif.
Pembelajaran remedial dilakukan di dalam atau di luar kelas
dengan berbagai cara, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Menyelenggarakan pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda dari awal dan bervariasi.
b. Peserta didik belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara
khusus.
c. Pendidik memberikan tugas/latihan bagi peserta didik secara
individual atau kelompok kecil.
d. Peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan bimbingan
alumni atau tutor sebaya.

Semua cara harus diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui


apakah peserta didik bersangkutan sudah mengalami kemajuan belajar.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan
lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang
mencapai kelulusan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang
125
lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu pengayaan agar
dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan
pengayaan adalah memberikan materi tambahan, latihan tambahan, atau
tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang
telah dicapainya.
Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta
didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pembelajaran/kegiatan
pengayaan dapat dilaksanakan dalam bentuk sebagai berikut.
a. Belajar kelompok (sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran
sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang sedang
mengikuti pembelajaran remedial).
b. Belajar mandiri (secara mandiri peserta didik belajar tentang
sesuatu yang diminati).
c. Pemadatan kurikulum (pemberian pelajaran hanya untuk
kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik).
d. Memberikan tugas membaca secara mandiri.
e. Menugaskan tutor sebaya.
3. Pelaporan Hasil Belajar
a. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk :
1) Nilai/deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
2) Deskripsi sikap spiritual dan sosial.
b. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah dan pihak lain yang terkait (Wali Kelas, Guru BK, Orang
Tua/Wali ) pada periode yang ditentukan.
c. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh guru
Agama, PKN, Guru BK, Wali Kelas, dibantu para guru mata
pelajaran.

126
d. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi
kegiatan sebagai berikut.
1) Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2) Mengkoordinasi penilaian harian, penilaian tengah semester,
penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, uji kompetensi
keahlian, dan ujian sekolah.
3) Menentukan kriteria kenaikan kelas.
4) Melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk
buku raport.
5) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.
6) Melaporkan hasil uji kompetensi keahlian kepada orang
tua/wali peserta didik serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Banten.

J. KELULUSAN
1. Prosedur Pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Ujian Sekolah (US) di SMK Negeri 1 Cipanas
dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah. Prosedur pelaksanaan Ujian
Sekolah adalah sebagai berikut.

a. Ruang US
Panitia US menetapkan ruang US bagi peserta didik yang tidak
memiliki handphone dan/atau jaringan internet di daerah tempat
tinggalnya mengalami gangguan dengan persyaratan sebagai
berikut.
1) Ruang ujian aman dan layak untuk pelaksanaan US;
127
2) Penetapan Teknisi, Pengawas (admin), dan Pengawas Ruang;
a) setiap kompetensi keahlian ditangani oleh seorang
Pengawas (admin);
b) setiap sekolah pelaksana US ditangani minimal 1 (satu)
orang Teknisi; dan
c) setiap ruang berisi maksimal 5 siswa yang diawasi oleh 1
orang pengawas.
3) Di lokasi US dipasang pengumuman yang bertuliskan:
”SELAIN PESERTA UJIAN, PENGAWAS (ADMIN),
PENGAWAS RUANG, DAN/ATAU TEKNISI
DILARANG MASUK RUANG UJIAN”
4) Setiap ruang ujian memiliki pencahayaan dan ventilasi yang
cukup;
5) Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi US
dikeluarkan dari ruang ujian;
6) Tempat duduk peserta US diatur sebagai berikut.
a) 1 (satu) komputer untuk 1 (satu) orang peserta ujian;
b) Jarak antara komputer yang 1 (satu) dengan komputer
yang lain disusun sesuai Protokol Kesehatan COVID-19
agar mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan agar antarpeserta tidak dapat saling
melihat layar komputer dan berkomunikasi;
7) Ruang dan perangkat komputer sudah dipersiapkan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum US dimulai.

b. Pengawas (Admin), Pengawas Ruang dan Teknisi US


1) Pengawas (admin) menerbitkan soal di aplikasi e-learning
sesuai jadwal US.
2) Pengawas (admin) dan pengawas ruang mencatat hal-hal
128
yang tidak sesuai dengan POS dalam berita acara
pelaksanaan US.
3) Pengawas (admin) dan pengawas ruang membuat dan
menyerahkan berita acara pelaksanaan dan daftar hadir ke
Panitia US.
c. Tata Tertib Pengawas (Admin), Pengawas Ruang dan Teknisi
US
1) Di Ruang Sekretariat US
a) Pengawas (admin), pengawas ruang, dan Teknisi harus
hadir di lokasi pelaksanaan ujian 30 (tiga puluh) menit
sebelum ujian dimulai;
b) Pengawas (admin), pengawas ruang, dan Teknisi
menerima penjelasan dan pengarahan dari Ketua Panitia
US;
c) Pengawas (admin) menerbitkan soal US kepada siswa
sesuai kompetensi keahlian yang menjadi tanggung
jawabnya melalui aplikasi e-Learning sekolah sesuai
jadwal US yang telah ditetapkan.
2) Di Ruang Ujian
Pengawas ruang masuk ke dalam ruangan 20 (dua puluh)
menit sebelum waktu pelaksanaan ujian untuk melakukan
secara berurutan:
a) memeriksa kesiapan ruang ujian;
b) mempersilakan peserta ujian untuk memasuki ruangan
dan meletakkan tas di bagian depan ruang ujian, serta
menempati tempat duduk yang telah ditentukan;
c) membacakan tata tertib peserta ujian;
d) memimpin doa dan mengingatkan peserta untuk bekerja
dengan jujur dan mematuhi Protokol Kesehatan
COVID-19;
129
e) mempersilakan peserta ujian untuk mulai mengerjakan
soal;
f) selama ujian berlangsung, pengawas ruang ujian wajib:
(1) menjaga ketertiban, ketenangan suasana sekitar
ruang ujian, dan kepatuhan terhadap Protokol
Kesehatan COVID-19;
(2) memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang
melakukan kecurangan dan melanggar Protokol
Kesehatan COVID-19;
(3) melarang orang yang tidak berwenang memasuki
ruang ujian selain peserta ujian; dan
(4) mematuhi tata tertib pengawas, di antaranya tidak
merokok di ruang ujian, tidak mengobrol, tidak
membaca, tidak memberi isyarat, petunjuk, dan/atau
bantuan apapun kepada peserta berkaitan dengan
jawaban dari soal ujian yang diujikan.
g) 5 (lima) menit sebelum waktu ujian selesai, pengawas
ruang memberi peringatan kepada peserta ujian bahwa
waktu tinggal 5 (lima) menit; dan
h) setelah waktu ujian selesai, pengawas mempersilakan
peserta ujian untuk berhenti mengerjakan soal.
i) Pengawas ruang ujian tidak diperkenankan membawa
bahan bacaan lain ke dalam ruang ujian.

d. Tata Tertib Peserta US


1) Peserta US secara Daring di Sekolah:
a) Memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni
15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai;
130
b) Memasuki ruang ujian dan menempati tempat duduk
yang telah ditentukan;
c) Yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti
ujian setelah mendapatkan izin dari Ketua Panitia US,
tanpa diberikan perpanjangan waktu;
d) Dilarang membawa catatan, kamera, kalkulator, dan
sejenisnya ke dalam ruang ujian;
e) Mengumpulkan tas dan buku di bagian depan di dalam
ruang kelas;
f) Mengisi daftar hadir dengan menggunakan pulpen yang
disediakan oleh pengawas ruangan;
g) Mengakses Link di web browser melalui komputer;
h) Login ke aplikasi e-learning sekolah;
i) Meng-klik tugas;
j) Memilih soal yang akan dikerjakan;
k) Mengerjakan soal dan memilih jawaban yang paling benar
dari setiap soal;
l) Meng-klik pilihan jawaban yang paling benar;
m) Selama ujian berlangsung, hanya dapat meninggalkan
ruangan dengan izin dan pengawasan dari pengawas ruang
ujian;
n) Selama ujian berlangsung, dilarang:
(1) menanyakan jawaban soal kepada siapa pun;
(2) bekerja sama dengan peserta lain;
(3) memberi atau menerima bantuan dalam menjawab
soal;
(4) memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta
lain atau melihat pekerjaan peserta lain;
(5) menggantikan atau digantikan oleh orang lain;
(6) melanggar Protokol Kesehatan COVID-19, dan
131
o) Dilarang meninggalkan ruangan sebelum waktu ujian
berakhir.
2) Peserta US secara Daring dari Rumah:
a) Mengakses Link di web browser melalui HP android,
iPhone dan/atau laptop;
b) Login ke aplikasi e-learning sekolah;
c) Meng-klik tugas;
d) Memilih soal yang akan dikerjakan;
e) Mengerjakan soal dan memilih jawaban yang paling benar
dari setiap soal;
f) Meng-klik pilihan jawaban yang paling benar;
g) Selama pengerjaan soal, siswa diharuskan untuk bekerja
sendiri, dan tidak diizinkan bekerja sama atau mencontek
hasil peserta ujian lainnya;
h) Ujian selesai jika siswa telah menjawab semua soal atau
batas waktu pengerjaan telah habis (90 menit);
i) Setelah selesai ujian, siswa diperbolehkan log out dari
aplikasi e-learning sekolah
e. Pelaporan Hasil Ujian Sekolah
Pelaporan hasil Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk ijazah.

2. Kriteria Kelulusan dari SMK Negeri 1 Cipanas


Kriteria kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 1 Cipanas
ditentukan oleh sekolah berdasarkan rapat dewan guru dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut.
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

132
Hal ini berarti peserta didik telah mengikuti program pembelajaran
seluruh mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang
digunakan dan semua nilainya sudah memenuhi KKM. Pemenuhan
persyaratan ini diwujudkan dalam bentuk nilai yang tercantum
dalam Buku Induk Siswa dan pada buku laporan pendidikan yang
dimiliki peserta didik mulai semester 1 sampai semester 6.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran, baik penilaian sikap, pengetahuan, maupun
keterampilannya.
c. Lulus Ujian Sekolah.
Seorang peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1) Nilai terendah mata pelajaran yang diujikan 60.
2) Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang diujikan minimal
60.
3) Persentase kehadiran pada tahun terakhir minimal 90%.
4) Nilai seluruh mata pelajaran yang diujikan harus minimal baik
untuk penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
d. Lulus Uji Kompetensi Keahlian.
Prosedur penetapan kelulusan peserta didik ditentukan sebagai berikut.
a. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) SMK apabila
peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan nilai sekolah.
b. Nilai sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor a diperoleh
dengan mengacu pada POS US dan UKK.
c. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh
setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan
kriteria kelulusan.

3. Prosedur Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian


133
Penyelenggaraan dan pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian
(UKK) dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut.

a. Memilih Jenis Model Pelaksanaan UKK


UKK yang diselenggarakan pada jurusan Teknik Komputer
dan Jaringan yaitu menyelenggarakan UKK yang bekerja sama
dengan Institusi Pasangan, dalam hal ini Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DUDI) atau Asosiasi Profesi;
b. Penggandaan dan Pengiriman Paket Soal
Penggandaan soal Praktik Kejuruan beserta perangkat uji
lainnya berupa soft-file yang diunggah melalui laman Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (psmk.kemdikbud.go.id);
c. Verifikasi Tempat Uji Kompetensi
Penetapan kelayakan TUK-SMK dibuktikan dengan:
1) Penerbitan Surat Keputusan Pejabat Pelaksana Ujian Tingkat
Provinsi setelah mendapatkan rekomendasi Tim Verifikasi
TUK; atau
2) Penerbitan Surat Keputusan Ketua LSP terlisensi berdasarkan
skema sertifikasi yang akan diujikan setelah mendapatkan
rekomendasi Tim Verifikasi TUK.
d. Asesor/Penguji
Penguji terdiri dari:
1) Penguji yang berasal dari industri/guru produktif sesuai
persyaratan penyelenggaraan UKK; atau
2) Asesor Kompetensi bersertifikat BNSP.

e. Mekanisme Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian


UKK yang dilaksanakan di SMK yang bekerjasama dengan
Institusi pasangan berlaku:
1) Pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian

134
UKK dilaksanakan pada rentang sesuai dengan jadwal yang di
tetapkan oleh pusat
2) Penilaian dan Penskoran Uji Kompetensi Keahlian
Penguji melakukan penilaian dengan menggunakan lembar
penilaian yang telah ditetapkan sesuai dengan paket UKK yang
dipilih;
4. Pelaporan Hasil Belajar/Kelulusan
a. Laporan kelulusan berbentuk :
1) Surat Keterangan Lulus.
Surat Keterangan Lulus adalah surat keterangan lulus
sementara yang diberikan kepada lulusan selama ijazahnya
belum diterbitkan. Nilai yang tercantum dalam Surat
Keterangan Lulus sama dengan nilai Ijazah.
2) Transkrip Nilai
Transkrip nilai adalah kumpulan nilai dari semua mata
pelajaran mulai semester 1 (satu) hingga semester terakhir.
3) Ijazah
Ijazah adalah sertifikat pengakuan atas prestasi belajar dan
kelulusan dari suatu jenjang pendidikan formal atau
pendidikan nonformal. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan
oleh satuan pendidikan dalam bentuk ijazah.
b. Laporan kelulusan oleh satuan pendidikan disampaikan kepada
Orang Tua/Wali dan peserta didik pada waktu yang ditentukan.
c. Laporan kelulusan oleh satuan pendidikan disampaikan kepada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

5. Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah


SMK Negeri 1 Cipanas pada tahun ajaran 2021/2022 menargetkan
untuk tingkat kelulusan siswa-siswi kelas XII adalah 100 % pada 4
(empat) kompetensi keahlian yaitu Teknik Komputer dan Jaringan,
135
Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis Daring dan Pemasaran, dan
Teknik Pemesinan.
6. Program-Program Dalam Meningkatkan Kualitas Lulusan
Adapun program yang dilaksanakan SMK Negeri 1 Cipanas untuk
mencapai target kelulusan 100% pada tahun ajaran 2021/2022 adalah
sebagai berikut.
a. Pretest
b. Try Out
c. Bimbingan khusus bagi siswa yang belum menguasai dan
memahami pelajaran.
7. Program SMK Negeri 1 Cipanas Pasca Kelulusan
Adapun beberapa program yang dilakukan oleh SMK Negeri 1
Cipanas pasca kelulusan adalah sebagai berikut.
a. Membekali lulusan dengan wawasan umum agar menjadi lulusan
yang bertanggung jawab.
b. Mendata lulusan yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi ataupun yang akan bekerja.
c. Membantu mendaftarkan lulusan ke perguruan tinggi yang
diminati.
d. Membantu menyalurkan lulusan bekerja ke perusahaan maupun
instansi-instansi yang membutuhkan.

K. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3 menyatakan bahwa
pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Secara umum pendidikan
kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan

136
fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk
menghadapi perannya di masa datang.
Secara khusus pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk:
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik
dalam menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang.
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasis luas.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat,
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Mata pelajaran pada SMK merupakan identifikasi kecakapan hidup yang
diperlukan di kehidupan nyata dan merupakan alat untuk mengembangkan
segenap potensi peserta didik. Dengan mempelajari mata pelajaran yang
diberikan kepadanya akan membentuk kecakapan hidup yang diperlukan
pada saat yang bersangkutan memasuki kehidupan di masyarakat.
1. Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di
dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi
generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk
membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan
melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik.
Pendidikan Karakter merupakan usaha sadar untuk menanamkan
nilai-nilai yaitu nilai-nilai perilaku, budi pekerti, moral, watak yang
bertujuan untuk membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang
baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik sehingga anak
dapat memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa

137
yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, maka karakter
yang harus dimiliki oleh lulusan SMK adalah religius, jujur, percaya
diri, menghargai sesama, kasih sayang, sabar, disiplin, sopan santun,
berpikir logis, berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir inovatif,
kompetitif, sportif, analisis dan peduli lingkungan.
Penerapan pendidikan karakter di SMK Negeri 1 Cipanas
dilakukan melalui program sebagai berikut.
a. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran.
b. Kegiatan ekstrakurikuler.
c. Program pembiasaan, mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan
karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan
keteladanan.

RUTIN SPONTAN KETELADANAN


Upacara Membiasakan Berpakaian rapi dan
menghargai orang disiplin
lain dan menghargai
waktu
Jumat Islami Membiasakan Memberikan pujian
mensyukuri nikmat dan taat beribadah
Tuhan dan
menumbuhkan
ketaqwaan.

Sholat berjamaah Menghargai waktu, Menigkatkan iman dan


membiasakan untuk taqwa kepada Allah
melaksanakan sholat SWT.
beremaah.

138
RUTIN SPONTAN KETELADANAN
Membaca doa sebelum dan Mensyukuri nikmat Hafal alqur’an dan
sesudah belajar Tuhan Juz’Amma

2. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal


Secara umum, pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL)
bertujuan memfungsikan satuan pendidikan sesuai dengan fitrahnya dan
dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar. Secara khusus,
PBKL bertujuan untuk:
a. Mengembangkan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan problema yang dihadapinya, khususnya
masalah karir.
b. Memberi wawasan yang luas mengenai pengembangan karir
peserta didik.
c. Memberikan bekal dengan latihan tentang nilai-nilai keterampilan
dasar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.
e. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah
dan lingkungan sekitar, dengan memberi peluang pemanfaatan
sumber daya yang ada di masyarakat sesuai prinsip MBS.
f. Mengembangkan dan melestarikan sumber daya di lingkungan
sekitar sebagai ciri khas lingkungan.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam melaksanakan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, yaitu:
a. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
Bahan kajian keunggulan lokal dapat diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran tertentu yang relevan dengan SK/KD mata pelajaran
139
tersebut. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengkaji SK/KD
mata pelajaran yang terkait dihubungkan dengan hasil analisis
keunggulan lokal. Hasil pengkajian SK/KD tersebut dituangkan
pada penyempurnaan silabus dan RPP. Kemudian dibuat bahan ajar
cetak dan bahan ajar ICT yang mengintegrasikan PBKL pada mata
pelajaran yang relevan.
b. Mata Pelajaran Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Kajian mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan
pendidikan. Untuk itu terlebih dahulu harus disusun SK/KD,
silabus dan Rencana Pembelajaran yang memungkinkan setiap
satuan pendidikan dapat menyelenggarakan pembelajaran muatan
lokal.
c. Mata Pelajaran Produktif Kreatif dan Kewirausahaan
Strategi ini digunakan untuk menyajikan materi atau
substansi keunggulan lokal secara berdiri sendiri, bukan terintegrasi
dengan mata pelajaran. Dengan demikian SK/KD dapat
menggunakan mata pelajaran keterampilan sesuai dengan bahan
ajar/substansi keunggulan lokal yang diselenggarakan. Apabila
SK/KD yang tersedia tidak relevan dengan bahan ajar/substansi
program keunggulan lokal, maka satuan pendidikan dapat
mengembangkan sendiri SK/KD yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Upaya SMK Negeri 1 Cipanas Dalam Menuju Pendidikan


Berwawasan Global

140
Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan
yang dirancang untuk mempersiapkan anak didik dengan kemampuan
dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang
bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar
bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus mengaitkan proses
pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu
berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah harus
memiliki orientasi nilai di mana masyarakat tersebut harus selalu dikaji
dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.
Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah
dan profesional dengan meningkatkan kemampuan individu dalam
memahami masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan
masyarakat dunia. Upaya yang dilakukan SMK Negeri 1 Cipanas dalam
menuju pendidikan berwawasan global adalah sebagai berikut.
a. Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain
dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan.
b. Mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat, dan
c. Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan
keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan
masyarakat dunia yang lebih baik.
4. Penerapan Pendidikan Kewirausahaan
Kewirausahaan diartikan sebagai proses menciptakan sesuatu nilai
yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan,
memikol resiko-resiko finansial, psikis, dan sosial yang menyertainya,

serta menerima penghargaan atau imbalan moneter dan keputusan


pribadi. Dalam implementasi pendidikan kewirausahaan di SMK,
metode pembelajaran yang diterapkan menjadi hal yang krusial, karena
141
metode yang digunakan harus mampu menumbuhkan dan
merefleksikan mentalitas kemandirian peserta didik. Metode
pembelajaran kewirausahaan yang digunakan, sebaiknya lebih bersifat
kontekstual, sehingga peserta didik memiliki keterampilan pemahaman
teori yang baik serta melakukan riset pasar atau tugas lapangan sebagai
pengalaman untuk menambah motivasi berwirausaha.
Pembelajaran yang aktif dan interaktif menjadi salah satu faktor
utama terciptanya pendidikan kewirausahaan yang efektif. Pendidikan
kewirausahaan yang diberikan di SMK akan membentuk pola pikir
serta paradigma peserta didik yang awalnya adalah “lulus sekolah
mencari pekerjaan, menjadi lulus sekolah menciptakan lapangan
pekerjaan”. Dengan adanya pendidikan kewirausahaan di SMK
diharapkan lulusannya mampu menciptakan lapangan kerja sebagai
buah dari sikap dan mentalitas kemandirian yang nantinya akan
bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan terutama dalam meningkatkan
pembangunan bangsa dalam meminimalisir tingkat pengangguran yang
diakibatkan menipisnya lapangan pekerjaan.
Penerapan pendidikan kewirausahaan di SMK Negeri 1 Cipanas
dilakukan melalui beberapa cara yaitu:
a. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam bahan/buku
ajar.
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang
paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada
proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-
mata

mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan


pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar,
tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Pengintegrasian nilai-nilai

142
kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam
pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.
b. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui kultur sekolah.
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah di
mana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan
guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan
sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam
budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala
sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi
dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah
melakukan aktivitas berwirausaha di lngkungan sekolah).
c. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui muatan lokal.
Muatan lokal memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah
yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal
harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai
luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan
lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik
dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam
kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

5. Penerapan Literasi
Saat ini, kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal
mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah, khususnya
143
pendidik dan peserta didik. Hal ini disebabkan antara lain oleh
minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan
literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-
buku di sekolah (selain buku-teks pelajaran). Kegiatan membaca di
sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum
melibatkan jenis bacaan lain.
Untuk mengimplementasikan penumbuhan budaya literasi di SMK
Negeri 1 Cipanas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan
strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang
telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan
kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah
dilaksanakan.
Penumbuhan literasi di SMK Negeri 1 Cipanas dilakukan melalui
kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan
dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran.
Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di SMK Negeri 1
Cipanas diperlukan ekositem sekolah yang literat dengan dukungan
sarana dan prasarana penunjang yang perlu dimiliki oleh sekolah, antara
lain:
a. Perpustakaan sekolah
b. Perpustakaan kelas dan pojok baca di lingkungan sekolah
c. Buku pengayaan
d. Akses internet di lingkungan sekolah
e. Banner dan spanduk  penumbuhan budaya literasi diletakan pada
sejumlah lokasi di sekolah
f. Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
g. leaflet Gerakan Literasi di sekolah
144
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. PERMULAAN TAHUN AJARAN


145
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, efektif fakulatif dan hari libur.
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Banten Nomor: 421/108-Dikbud/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2021/2022 Bagi Satuan Pendidikan di
Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten pasal 2
menyatakan bahwa tahun ajaran 2021/2022 dimulai hari Senin, 12 Juli 2021
dan berakhir pada hari Jum’at, 17 Juni 2022.

B. JUMLAH MINGGU EFEKTIF BELAJAR SATU TAHUN AJARAN


Minggu efektif tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 35 (tiga puluh lima)
minggu dalam 2 (dua) semester.
Jumlah minggu efektif untuk:
1. Semester ganjil = 19 minggu
2. Semester genap = 16 minggu
Hari belajar efektif tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 201 hari untuk
sistem semester. Jumlah hari belajar efektif untuk:
1. Semester ganjil = 109 hari
2. Semester genap = 92 hari

146
147
Tabel 4.1
Rincian Jumlah Hari Minggu Efektif dan Jumlah Hari Efektif
Tahun Ajaran 2021/2022
Jumlah
Jumlah
Hari Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Hari
Jumlah Jumlah Jumlah Libur Hari Hari Jumlah
Hari Hari PTS,
No BULAN Hari Minggu Hari Awal Awal Pembagi Hari
Libur Libur PAS,
Kalender Efektif Minggu Puasa Masuk an Efektif
Resmi Semester PAT dan
dan Idul Sekolah Raport
US
Fitri
Semester 1
1 JULI 2021 31 3 4 1 11 9 6
2 AGUSTUS 2021 31 4 5 2 24
3 SEPTEMBER 2021 30 4 4 0 6 20
4 OKTOBER 2021 31 4 5 1 25
5 NOVEMBER 2021 30 4 4 0 26
6 DESEMBER 2021 31 0 4 2 10 6 1 8
TOTAL 184 19 26 6 0 11 19 12 1 109
Semester 2
1 JANUARI 2022 31 4 5 1 1 24
2 FEBRUARI 2022 28 4 4 1 23
3 MARET 2022 31 4 4 2 6 19
4 APRIL 2022 30 2 4 1 12 12 1
5 MEI 2022 31 2 5 4 4 18
6 JUNI 2022 30 0 4 1 11 6 1 7
TOTAL 181 16 26 10 16 0 12 24 1 92

148
C. AGENDA KEGIATAN SEKOLAH SATU TAHUN, BULANAN, DAN
MINGGUAN
Tabel 4.2
Daftar Agenda Kegiatan SMK Negeri 1 Cipanas
Tahun Ajaran 2021/2022
NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN
Semester Ganjil
1 Kegiatan hari-hari pertama masuk sekolah 12 s/d 16 Juli 2021 Waka Kur dan Waka Kesiswaan
2 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 19 s/d 22 Juli 2021 Waka Kesiswaan
3 Perayaan Tahun Baru Islam 1443 H Minggu ke-2 Agustus 2021 Waka Kesiswaan
4 Perayaan HUT RI Minggu ke-3 Agustus 2021 Waka Kesiswaan
5 Simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 23 s/d 24 Agustus 2021 Waka Kurikulum
6 Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 6 s/d 9 September 2021 Waka Kurikulum
7 Penilaian Tengah Semester (PTS) ganjil 20 s/d 27 September 2021 Waka Kurikulum
8 Remidial PTS ganjil 28 s/d 29 September 2021 Waka Kurikulum
9 Rapat evaluasi PTS ganjil 30 September 2021 Waka Kurikulum
10 Penyerahan Laporan Hasil Belajar PTS ganjil 01 Oktober 2021 Waka Kurikulum
11 Pemilihan MPK dan OSIS Oktober 2021 Waka Kesiswaan
12 Supervisi Guru Oktober 2021 Waka Kurikulum
13 Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Minggu ke-3 Oktober 2021 Waka Kesiswaan
14 Peringatan Hari Sumpah Pemuda Minggu ke-4 Oktober 2021 Waka Kesiswaan
15 Peringatan Hari Pahlawan Minggu ke-2 November 2021 Waka Kesiswaan
16 Peringatan Hari Guru Nasional Minggu ke-4 November 2021 Waka Kesiswaan
17 Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) November 2021 Waka Kesiswaan
18 Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil 1 s/d 8 Desember 2021 Waka Kurikulum
19 Remidial PAS ganjil 9 s/d 10 Desember 2021 Waka Kurikulum
20 Class meeting semester ganjil Minggu ke-2 Desember 2022 Waka Kesiswaan
21 Rapat Evaluasi PAS ganjil 13 Desember 2021 Waka Kurikulum
22 Pencetakan e-Raport semester ganjil 14 s/d 16 Desember 2021 Waka Kurikulum dan Wali Kelas
23 Penyerahan buku laporan pendidikan (raport) 17 Desember 2021 Waka Kurikulum dan Wali Kelas
24 Libur semester ganjil 18 s/d 31 Desember 2021 Waka Kurikulum

149
NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN
Semester Genap
1 Hari pertama masuk sekolah semester genap 3 Januari 2022 Waka Kurikulum
2 Rapat koordinasi dengan pembina OSIS dan Ekskul Minggu ke-1 Januari 2022 Waka Kesiswaan
3 Praktik Kerja Lapangan (PKL) Januari s/d Juli 2022 Waka Hubungan Industri
4 Kegiatan FLS, LKS, dan O2S Februari s/d Maret 2022 Waka Kesiswaan
5 Perayaan Isra Mi'raj Minggu ke-1 Maret 2022 Waka Kesiswaan
6 Penilaian Tengah Semester (PTS) genap 7 s/d 14 Maret 2022 Waka Kurikulum
7 Remidial PTS genap 15 s/d 16 Maret 2022 Waka Kurikulum
8 Rapat evaluasi PTS genap 17 Maret 2022 Waka Kurikulum
9 Penyerahan Laporan Hasil Belajar PTS genap 18 Maret 2022 Waka Kurikulum
10 Uji Kompetensi Keahlian (UKK) 21 s/d 26 Maret 2022 Waka Kur dan Waka Hubin
11 Libur awal bulan Ramadhan 1 s/d 2 April 2022 Waka Kurikulum
12 Ujian Sekolah (US) Utama 4 s/d 8 April 2022 Waka Kurikulum
13 Ujian Sekolah (US) Susulan dan Perbaikan 11 s/d 18 April 2022 Waka Kurikulum
14 Libur sekitar Iedul Fitri 1443 H 20 April s/d 07 Mei 2022 Waka Kurikulum
15 Peringatan Hari Kartini Minggu ke-3 April 2022 Waka Kesiswaan
16 Pesantren kilat bulan Ramadhan Minggu ke-4 April 2022 Waka Kesiswaan
17 Rapat penentuan kelulusan kelas XII 31 Mei 2022 Waka Kurikulum
18 Penilaian Akhir Tahun (PAT) 2 s/d 9 Juni 2022 Waka Kurikulum
19 Pengumuman kelulusan siswa kelas XII 3 Juni 2022 Waka Kurikulum
20 Remidial PAT 10 s/d 11 Juni 2022 Waka Kurikulum
21 Class meeting dan pentas seni semester genap Minggu ke-2 Juni 2022 Waka Kesiswaan
22 Rapat kenaikan kelas 13 Juni 2022 Waka Kurikulum
23 Pencetakan e-Raport semester genap 14 s/d 16 Juni 2022 Waka Kurikulum dan Wali Kelas
24 Penyerahan buku laporan pendidikan (raport) 17 Juni 2022 Waka Kurikulum dan Wali Kelas
25 Libur semester genap 18 Juni s/d 9 Juli 2022 Waka Kurikulum

150
Tabel 4.3
Agenda Kegiatan bulanan SMKN 1 Cipanas
Tahun Ajaran 2021/2022

NO. KEGIATAN
Pada awal bulan dilakukan kegiatan rutin, antara lain:
a. Laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan sekolah,
dan rencana belanja bulanan.
b. Melaksanakan pemeriksaan umum, antara lain:
1) Buku kelas
1
2) Daftar hadir Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3) Kumpulan bahan evaluasi
4) Perangkat pembelajaran
5) Program Bimbingan dan Konseling
6) Program 5K
Pada akhir bulan diadakan rapat bulanan guna mengevaluasi
2 seluruh kegiatan sekolah baik yang sudah maupun yang belum
dilaksanakan.

Tabel 4.3

Agenda Kegiatan Mingguan SMKN 1 Cipanas


Tahun Ajaran 2021/2022

NO. KEGIATAN
1 Upacara hari Senin dan hari istimewa lainnya.
2 Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat.
Mengatur persediaan dan penggunaan alat dan bahan praktikum,
3
serta Alat Tulis Kantor (ATK).
4 Mengadakan rapat mingguan (bila perlu).
151
BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan Dokumen Kurikulum SMK Negeri 1


Cipanas pada awal tahun ajaran 2021/2022 maka salah satu pedoman dan acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 1 Cipanas telah tersedia.
Sangat besar harapan kami, semoga Dokumen Kurikulum SMK Negeri 1
Cipanas ini dapat digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan. Kami juga sangat berharap dukungan dari semua
pihak, khususnya pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik serta
masyarakat yang peduli terhadap pendidikan agar dapat bekerja sama mendukung
keterlaksanaan kurikulum ini. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami
dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah
khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten yang memberikan
dukungan dan bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan Dokumen
Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas.
Semoga Dokumen Kurikulum SMK Negeri 1 Cipanas ini mampu menjadi
sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa.
Aamiin.

Cipanas, Juli 2021


Kepala Sekolah

ARMIN, S.Pd
NIP.196304151988031017

152

Anda mungkin juga menyukai