Anda di halaman 1dari 3

17.

Putri Junjung Buih

Cindelaras

do
ngengceritarakyat.com
Selanjutnya adalah cerita rakyat Jawa Timur cindelaras yang menceritakan
tentang kekeliruan seorang Raja terhadap permaisurinya. Seorang Raja
Kendala, beranama Raden Putra, memiliki satu permaisuri dan satu selir.
Diceritakan hidup seorang Brahmana bernama Sidi Mantra yang memiliki
seorang isteri yang cantik dan anak laki-laki bernama Manik Angkeran. Anak
laki-lakinya tumbuh menjadi pemuda yang pandai dan gagah, namun satu
kelemahannya yaitu senang berjudi dan menghabiskan harta ayahnya.

Bayi te..tok..tokk… “Miko kamu tidak apa-apa kan nak?” karna tak ada jawaban ibu pun
langsung membuka pintu Miko .  Kreeeeekkkkk……
“ Untuk apa Ibu kemari ? bukankah aku anak yang menyebalkan,dan tidak ber…” ucap Miko,
namun ibu memotong ucapanMiko.
“Sstttt….. tidak begitu,Nak.. jangan pernah berkata seperti itu lagi.. ibu hanya sedikit letih “ pinta
ibu
“ Tapi bukankah semua itu benar,Ibu? “
“Tidak Nak, tidak sama sekali, ibu bersyukur mempunyai anak seperti kamu, percayalah tuhan
memberikan kelebihan dalam setiap kekurangan, jadi tenanglah…”
“Benarkah itu Ibu ?(ibu pun mengangguk) terimakasih Ibu.. Ibu yang selalu mengerti
perasaanku.. maafkan aku Ibu jika aku membuatmu kesal” ucap Miko sambil memeluk ibunya
“Ibu juga minta maaf ya,Sayang…”
“Sekarang kamu tidur ya,Sayang.. ibu tak mau kamu sakit” ucap ibu lagi sambil mencium kening
Miko.
“Baik Ibu”
Ibu pun meninggalkan Miko agar segera tidur ,Miko pun terlelap dalam tidur siangnya itu, tidak
berapa lama Miko terbangun karna ada suara seseorang yang mengetuk jendela kamarnya..
TOKK……
“Siapa disana?” ucap Miko dengan nada sedikt ketakutan.
Miko pun mendekati jendela itu dan sedikit membuka jendelanya itu..
“Tidak ada siapa-siapa, apa aku hanya mimpi? Ah, tidak mung…”ucapnya belum selesai, karena
pandangannya tertuju pada bingkisan kecil di jendelanya.
“ Apa ini?” tanyanya sambil membuka bingkisan itu yang berisi…..
“Haa?? Cermin? Punya siapa ini?”tanyanya dengan sangat penasaran, kemudian dia membawa
cermin itu kedalam kamarnya.
“Cermin siapa ya? Kenapa bentuknya sangat kuno ?, Hmm, biarlah

“Aku ingin sekali mengikuti perlombaan itu.. tapi aku tidak dapat melompat”
Tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan mata Miko, ternyata asal musalnya dari cermin yang tadi
di temukan Mikodi jendela kamarnya. Miko pun segera menghampirinya.
“Apa benar cahayanya berasal dari cermin ini?” Tanya Miko, dengan rasa tak percaya
“Haahhh!!! (kaget) kenapa kamu bisa ngomong?”Tanya Miko pada bayangan dirinya yang ada di
cermin itu.
“Tenanglah Miko, aku adalah cermin yang akan membantumu menemukan jati dirimu yang
sebenarnya” ucap bayangan itu.
“Maksud kamu apa?” Tanya Miko.
“Selama ini aku merasa kamu anak yang mudah putus asa , dan kini aku akan
membantumu., kamu ingin bisa melompat dan mengikuti perlombaan itu kan?”
“Ii..ya, tapi kenapa kamu bisa tahu?”
“ Itulah tugasku.. sudah sudah jangan banyak omong dulu, ayo, kita pergi ke lapangan,
 nanti kamu juga akan tahu sendiri!” ajak cermin itu.
“Untuk apa ?”
“Katanya tadi mau bisa melompat .. sudah ayo, kita ke lapangan!”
Selang beberapa menit, mereka pun akhirnya sampai di lapangan.
“Sekarang kita sudah sampai di lapangan, lalu apakah yang ingin kamu lakukan
 cermin?” ucap Miko.
“Sekarang kamu cari saja sebatang bambu, lalu potonglah menjadi kecil-kecil..”
“Tapi untuk apa semua itu?”tanyanya lagi dengan sangat penasaran.
“ sudahlah… lakukan saja… “ pinta cermin.
Miko pun akhirnya melakukan semua yang cermin perintahkan kepadanya. Sebenarnya
 Ia sangat penasaran,. Sebenarnya apa yang ingin cermin lakukan pada bambu-bambu
 itu.
Sejurus kemudian Miko datang dengan membawa sebatang bambu yang sudah ia
 jadikan kecil-kecil di hutan tadi.

“Ini yang kau minta ! sekarang apa lagi yang harus ku kerjakan?” Tanya Miko
“Jadikanlah bambu-bambu ini menjadi alat dalam perlombaan lompat tinggi “ pinta cermin.
“baiklah” jawab Miko.
Setelah Miko selesai dengan tugasnya tadi, ia pun segera melapor kepada cermin.
“Perintah mu sudah aku kerjakan lagi.. ada lagi?”
“tentu saja!” jawab si cermin
“Huhh! (sambil mengelap keringat di keningnya), apa lagi?” jawab Miko dengan sedikit
kelelahan.
“Karena kamu yang membuatnya, maka kamu pula yang harus menggunakannya” Jawabnya.
“maksud..nya?” Tanya Miko yang belum saja mengerti.
“Aduh, Miko.., masak, belum ngerti juga sih? kamu berlatihlah dengan itu.”
“ Tapi kan aku tidak bisa melompat, kamu sendiri saja tahu aku tidak bisa melompat” jawab Miko
dengan nada sedih.
“Kamu pasti bisa Miko, yakinlah pada dirimu sendiri. Jika kamu menganggap dirimu seperti itu,
kapan kamu akan b

Anda mungkin juga menyukai