Bagi orang awam, Undang-undang seringkali dianggap suatu hal menyulitkan untuk dipahami. Undang-
undang atau legislasi adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur ketahanan yang
lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-
undang berfungsi untuk digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk
menyediakan (dana), untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk
membatasi sesuatu. Berikut cara mudah memahami undang-undang.
ketahui lengkap informasi dasarnya.UU ini namanya apa, mengatur apa saja, dikeluarkan tahun berapa,
diperuntukkan di sektor apa.
pada bagian menimbang, memperhatikan, dan mengingat di awal-awal UU sebelum maksud pasal per
pasal. dengan memahami diktum dan konsiderans maka kita bisa mengetahui rasio legis atau alasan
hukum apa yang mendasari dikeluarkan UU ini? apakah untuk mengisi kekosongan hukum? revisi hasil
konsensus dengan kebutuhan suatu golongan? atau tuntutan keadaan? maka jelas, dengan mengetahui
rasio legis, kita bisa menggunakan UU ini sebagaimana fungsinya diciptakan.
apakah ini UU, PERDA,SEMA, PERWALI, PERDES, ataupun PP. Dengan mengetahui jenis aturan tersebut,
maka kita bisa mengetahui kekuatan mengikat dari aturan tersebut beserta ruang lingkupnya
Kuasai dengan baik penerapan Postulat Dasar Hukum, yakni Asas Preferensi
Hukum/UU yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah (hierarkinya)Lex Specialis Derogat
Legi Generali
Hukum/UU yang lebih khusus mengalahkan Hukum yang lebih umumLex Posteriori Derogat Legi Priori
ini merupakan rumus hukum yang paling dasar untuk memahami beraneka macam peraturan
perundang-undangan yang ada.
Fokus pada pasal-pasal penting yang mengatur prosedur maupun subjek dan objek hukum yang diatur
Tafsirkan tiap frasa atau kata dalam satu rangkaian kalimat dengan penafsiran gramatikal dan uji dengan
pertanyaan Penafsiran secara bahasa yaitu membedah makna kata per kata
misal: pasal 362 KUHP: “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah”- Barang siapa: itu siapa saja? semua subjek hukum
kalau yg mencuri itu orang gila gimana?- Mengambil: apa itu mengambil? memindahkan barang dari
satu tempat ke tempat lain.
– yang seluruhnya atau sebagian: kata atau disini artinya apa? pilihan atau nama lain?
– kepunyaan orang lain: orang lain itu siapa aja? kalau misal ayah, ibu, saudara, suami, istri atau anak
sendiri apakah juga orang lain?
kalau dia cuma mengambil kembali barang yang awalnya milik dia gimana?
– dengan maksud untuk dimiliki: dimiliki maksudnya apa? kalau dipinjam doang gimana? kalau langsung
dia jual ke penadah gelap gimana?
– secara melawan hukum: melawan dengan cara apa? melanggar? atau lalai?
Perhatikan pasal-pasal terakhir guna mencari keberlakuannya, siapa yang mengesahkan, dan apakah ada
peraturan lanjutan sebagai peraturan pelaksana dari peraturan itu?Misalkan di UU no. 1 tahun 1974
tentang perkawinan. terdiri dari 67 pasal. dan yang harus diperhatikan di poin ini adalahpasal 64–65
yang merupakan ketentuan peralihan (uu ini menggantikan uu apa? gunakan asas lex posteriori derogat
legi priori)
dan pasal 66–67: tentang ketentuan penutup yang mengatur tentang sejak kapan uu ini diund
Lambang Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia| Kata Kunci
CariEnglish
1. FUNGSI PERADILAN
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang
bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan
kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara
adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan
memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
- permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
(Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
- semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang
Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang
Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai
secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan
ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31
Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
2. FUNGSI PENGAWASAN
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua
lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan
diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana,
cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan
perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
- terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan
dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni
dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan
kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta
memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal
32 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
- Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan (Pasal 36 Undang-
undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
3. FUNGSI MENGATUR
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang
tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970,
Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk
mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
4. FUNGSI NASEHAT
5. FUNGSI ADMINISTRATIF
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata
Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara
organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang
bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan
dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata
kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-
undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
6. FUNGSI LAIN-LAIN
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang
diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain
berdasarkan Undang-undang.
Kesekretariatan
Kepaniteraan
Badan Pengawasan
Mediasi di Pengadilan
Live Streaming MA RI
Profil Kami
Struktur Organisasi
Hakim Agung
Pembaruan Peradilan
Laporan Tahunan
Kemudahan Berusaha
Pustaka
Perpustakaan
Kantor Pusat
Indonesia 10110
(021) 3843348
(021) 3810350
(021) 3457661
persuratan[at]mahkamahagung.go.id
Peta
Hak Cipta Mahkamah Agung Republik Indonesia © 2022 Your IP Address : 36.85.108.83WCAG 2.0 Level
AAA Compliant W3 HTML 5 Compliant SSL Secured Website