Contoh Programa Penyuluhan
Contoh Programa Penyuluhan
I. PENDAHULUAN
Tujuan adalah suatu pernyataan yang akan dicapai dari pemecahan masalah
yang merupakan gambaran dari perubahan perilaku maupun non perilaku yang spesifik,
dapat diukur dapat, diamati dan praktis dalam penerapannya. Tujuan pemecahan
masalah dalam programa ini terbagi dalam dua katagori, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
3.1 Tujuan Umum
Masalah dalam hal ini merupakan keadaan yang tidak memuaskan ,baik
dipandang secara umum maupun secara khusus yang didapatkan dari hasil indetifikasi
yang dilakukan ole para peyuluh pertanian, dibedakan mejadi Masalah Perilaku Dan
Non Perilaku
4.1. Masalah perilaku
4.1.1. Padi Sawah
4.1.1.1. Penggunaan benih sesuai anjuran baru 39 %
4.1.1.2. Penggunaan benih bermutu dan berlabel 45 %
4.1.1.3. Dosis pemupukan sesuai anjuran mencapai 45 %
4.1.1.4. Pengaturan air sawah mencapai 40%
4.1.1.5. pengendalian hama tikus mencapai 50 %
4.1.2. Jagung
4.1.2.1. Pemakaian benih bermutu dan berlabel 35 %
4.1.2.2. Pengaturan irigasi mencapai 35%
4.1.2.3. Pengaturan drainase yang baik mencapai 35 %
4.1.2.4. Penggunaan pupuk organic mencapai 15 %
4.1.3. Cabe
4.1.3.1. KeterampilanPengolahan tanah mencapai 54 %
4.1.3.2. keterampilan petani tentang cara pembuatan bedengan mencapai 59 %
4.1.3.3. Penanggulangan hama penyakit 53 %
4.1.3.4. Pemakaian benih unggul. 75 %
4.1.3.5. Dosis pemupukan 65 %
4.1.4. Kambing
4.1.4.1. Tata letak kandang yang baik mencapai 45 %
4.1.4.2. Konstruksi kandang yang baik mencapai 45 %
4.1.4.3. Penanggulangan penyakit mencapai 45 %
4.1.4.4. Pembuatan pupuk organic mencapai 55 %
4.1.4.5. Peternak yang memiliki lahan HMT mencapai 35 %
4.1.5. Sapi
4.1.5.1. Tata letak kandang yang baik mencapai 30 %
4.1.5.2. Konstruksi kandang yang baik mencapai 35 %
4.1.5.3. Pengetahuan / keterampilan tentang tanda-tanda birahi mencapai 25 %
4.1.5.4. Peternak yang memiliki lahan HMT baru 30 %
4.1.6. Ayam Buras
4.1.6.1. Tata Letak kandang yang baik mencapai 25 %
4.1.6.2. Pemberian Pakan tambahan mencapai 15 %
4.1.6.3. Pengendalian penyakit mencapai 20 %
4.1.7. Ikan Mas
4.1.7.1. Pemilihan bibitt ikan mas yang baik mencapai 53 %
4.1.7.2. Keterampilan Cara pemijahan ikan 36 %
4.1.7.3. Penanggulangan penyakit mencapai 33 %
4.1.7.4. pengaturan pengairan yang baik mencapai 44%
4.1.8. Karet
4.1.8.1. Penggunaan bibit unggul 45 %
4.1.8.2. Pemupukan sesuai Dosis baru mencapai 14 %
4.1.8.3. Cara penyadapan yang baik mencapai 46%
4.1.9. Kakao
4.1.9.1. Perbanyakan tanaman kakao yang baik mencapai 35%
4.1.9.2. Pengolahan tanah yang baik mencapai 36%
4.1.9.3. Pasca panen yang baik mencapai 33 %
4.1.10.Kopi
4.1.10.1. Pemakaian bibit unggul mencapai 60 %
4.1.10.2. Peremajaan tanaman kopi mencapai 35 %
4.1.10.3. Pemupukan mencapai 35 %
4.1.10.4. panen dan pasca panen yang baik mencapai 36 %
4.1.11.Aspek sosial
4.1.11.1. ketaatan anggota terhadap keputusan kelompok 23 %
4.1.11.2. kehadiran dalam pertemuan kelompok mencapai 35 %
4.1.11.3. Penerapan pembagian tugas dalam kelompok 23 %
4.1.11.4. Musyawarah kelompok mencapai 50 %
4.1.12.Aspek ekonomi
4.1.12.1. Pemupukan modal kelompok oleh anggota 15 %
4.1.12.2. Mengakses modal ke pihak bank.1%
4.1.12.3. Pemanfaatan limbah pertanian mencapai 30%
4.1.12.4. Anggota yang memiliki Simpanan mencapai 15 %
4.2. Masalah Non Perilaku
4.2.1. Aspek teknis
4.2.1.1. Padi sawah
4.2.1.1.1. Ketersediaan benih bermutu dan berlabel sulit di dapat
4.2.1.1.2. Ketersediaan pupuk terkadang kurang
4.2.1.1.3. Ketersediaan sarana pengendalian hama tikus masih kurang
4.2.1.1.4. Curah hujan cukup tinggi
4.2.1.2. Jagung
4.2.1.2.1. Ketersediaan benih bermutu dan berlabel masih kurang di pasaran
4.2.1.2.2. iklim yg sulit diprediksi
4.2.1.2.3. Ketersediaan pupuk organic masih sulit di pasaran
4.2.1.3. Cabe
4.2.1.3.1. Struktur tanah kurang gembur dan berbukit.
4.2.1.3.2. Iklim yang sulit di prediksi
4.2.1.3.3. Benih sering langka di pasaran
4.2.1.3.4. Pupuk langkaa di pasaran
4.2.1.4. Kambing
4.2.1.4.1. Sulitnya memperoleh bibit unggul
4.2.1.4.2. Sulitnya bahan baku pakan tambahan
4.2.1.4.3. Sulitnya mendapatkan obat-obatan
4.2.1.5. Sapi.
4.2.1.5.1. Jauhnya lokasi pakan tambahanKelangkaan Bibit unggul di lapangan
4.2.1.5.2. Tidak adanya petugas IB di lokasi.
4.2.1.6. Perikanan
4.2.1.6.1. Langkanya bibit ikan mas unggul
4.2.1.6.2. Kurangnya Induk ikan Mas
4.2.1.6.3. Ketersediaan sarana penaggulangan penyakit
4.2.1.7. karet.
4.2.1.7.1. Langkanya bibit karet munggul
4.2.1.7.2. Kelangkaan puput untuk perkebunan
4.2.1.7.3. Sulitnya mendapatkan alat sadap yg standar.
4.2.1.8. Kakao
4.2.1.8.1. Kurangnya tempat pembibitan
4.2.1.8.2. Kurangnya mekanesasi perkebunan
4.2.1.8.3. Belum adanya alat paska panen
4.2.1.9. Aspek Sosial
4.2.1.9.1. Tingkat kepercayaan terhadap pengurus
4.2.1.9.2. Keputusan musyawarah masih di dominasi oleh pengurus
4.2.1.9.3. Kurang pembagian tugas dalam kelompok
4.2.1.9.4. Masih kurang mengadakan Musyawarah kelompok
4.2.1.9.5. Kurang berperannya Gapoktan terhadap kelompok
4.2.1.10. Aspek ekonomi
4.2.1.10.1. Rendahnya kesadaran anggota untuk melakukan pemupukan modal kelompok
4.2.1.10.2. Harga hasil usaha tani kurang stabil
4.2.1.10.3. Kurangnya akses modal kepihak lain
4.2.1.10.4. Kesadaran anggota membayar simpanan dikelompok masih kurang.
V. RENCANA KEGIATAN TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
6.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang menjadi bahan kesimpulan dalam penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Desa Binaan Mangkurajo ini antara lain :
a. Programa Penyuluhan Pertanian Desa Binaan Mangkurajo merupakan rencana kerja
tertulis yang dibuat atas dasar kesepakatan, kebesamaan, keterpaduan dan partisipatif
yang memuat keadaan, masalah, tujuan, dan tata cara mencapai tujuan Programa
Penyuluhan Pertanian di Desa Binaan Mangkurajo yang dibuat setiap satu tahun sekali.
b. Programa Penyuluhan Pertanian ini merupakan acuan kerja penyuluhan pertanian yang
harus dijabarkan oleh masing‐masing penyuluh yang ada di wilayah Desa Binaan
Mangkurajo dalam rangka memberikan informasi teknologi dan motivasi bagi petani
selaku pengelola usahatani.
c. Programa Penyuluhan Pertanian yang memuat rangkaian kegiatan penyuluhan
pertanian diarahkan pada pemberdayaan petani menjadikan petani sebagai subjek
bukan merupakan objek dan sebagai kerja penyuluh pertanian.
d. Pembangunan pertanian di Desa Binaan Mangkurajo bukan hanya merupakan
tanggung jawab penyuluh pertanian namun melibatkan semua unsur terkait seperti
lembaga sosial ekonomi, organisasi profesi, pemerintah daerah setempat sampai pada
petani itu sendiri.
6.2 Saran
Desa Binaan Mangkurajo merupakan desa yang masih sangat membutuhkan
sarana penunjang kegiatan penyuluhan pertanian yang memadai. .
Dalam rangka menyebarkan informasi teknologi dan berjalannya proses
belajar mengajar di tingkat petani perlu adanya metode kegiatan yang efektif dan efisien
serta mudah dicerna oleh petani seperti SLPHT, kursus tani, demplot dan lain
sebagainya. Hal ini memerlukan bantuan alokasi kegiatan baik itu dari dinas pertanian
kabupaten maupun pemerintahan desa setempat.