Anda di halaman 1dari 30

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR VARIASI GERAK

DASAR LOKOMOTOR DALAM PERMAINAN BOLA BASKET


MELALUI MEDIA GAMBAR DAN VIDEO SISWA KELAS IV
UPT SDN 44 GRESIK

Disusun Oeh:

Nama: Yofa Anshorul Mukminin, S.Pd.

Bidang Studi : PJOK DALJAB ANGKATAN 3

PRODI PENJASKES
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar san proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan.


Menurut Kristiyandaru, (2010: 35) “Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan
keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan perilaku hidup sehat dan tumbuh
kembang jasmaniah”. Hal ini bisa kita lihat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 disebutkan bahwa
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
ketermpilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan menurut
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 ada 7 yaitu permainan dan olahraga, aktivitas
pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan
kesehatan. Lingkup permainan dan olahraga meliputi beberapa aktvitas. Permainan bola
basket adalah salah satu dari aktivitas permainan. Berdasarkan hal tersebut guru harus
memberikan materi variasi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif dalam
permainan bola basket kepada siswa.
Dalam permainan bola basket terdapat variasi gerak dasar yang meliputi lokomotor,
nonlokomotor dan manipulatif. Mempelajari variasi gerak dasar pada jenjang sekolah dasar
merupakan hal yang tidak asing lagi yang meliputi 3 macam yaitu lokomotor, nonlokomotor,
dan manipulatif. Gerak dasar tersebut dipelajari pada berbagai macam permainan dan
olahraga yang salah satunya adalah ke dalam permainan bola besar permainan bola basket.
Kondisi pandemi saat ini ada beberapa permasalahan diantaranya siswa tidak bisa
bertatap muka langsung. Hasil pembelajaran penjasorkes khususnya materi variasi gerak
dasar lokomotor nonlokomotor dan manipulatif dalam permainan bola basket masih rendah.
Hal tersebut bisa dilihat dari hasil evaluasi pada semester I tahun pelajaran 2020/2021 di
mana dari 30 siswa hanya 50% yang memperoleh nilai tuntas sebesar 70 atau hanya 15
siswa dari 30 siswa yang. Hasil yang rendah tersebut dikarenakan rendahnya minat belajar
siswa dan proses pembelajaran daring. Siswa merasa proses pembelajaran yang diberikan
guru tidak menarik sehingga siswa kurang minat dalam mengikuti pembelajaran yang
berdampak pada hasil belajar yang diperoleh. Guru masih menggunakan fasilitas yang ada
yaitu LKS dan buku modul yang sudah disediakan oleh sekolah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pada Bab IV Standar Proses disebutkan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.19 tahun 2005 pasal 42 ayat 1 juga disebutkan bahwa pendidikan wajib memiliki sarana
yang meliputi perabot, peralatan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Dari landasan seperti itu sudah jelas bahwa dalam proses
pembelajaran media memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Penggunaan media yang interaktif dan menyenangkan adalah salah satu
cara guna memotivasi siswa sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bisa efektif.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang guru Bab II
pasal 3 ayat 4 guru harus memiliki kompetensi pedagogik yang merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Salah satunya kemampuan guru dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran, ayat 7 guru harus memiliki kompetensi professional
yang merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Dari peraturan ini seharusnya guru
mengikuti perkembangan zaman agar kualitas pembelajaran lebih baik demi tercapainya
tujuan pendidikan.
Perkembangan teknologi media pembelajaran memberikan potensi besar dalam
merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan
informasi dan sebagainya. Media juga memberikan peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.
Demikian juga bagi pelajar, dengan media pembelajaran mereka dapat menyerap informasi
dengan cepat dan efisien. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2013: 19) mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut UNESCO pada tahun 2013 lalu, ada beberapa manfaat atau kegunaan ICT di
bidang pendidikan yang sangat penting antara lain bisa meningkatkan kesetaraan
pendidikan, Memudahkan dan memberikan akses luas terhadap pendidikan, bisa
meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, pengelolaan dan administrasi lembaga
pendidikan, Bisa meningkatkan profesionalisme pengajar di bidang pendidikan,
Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran antara guru dan murid.
Balajar dengan menggunakan indera pandang ganda (pandang dan dengar) akan
memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada materi
pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangatlah
menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera
pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera
lainnya Baugh (dalam Arsyad, 2010). Sementara itu (Dale dan Arsyad, 2010)
memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%,
melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Berdasarkan penelitian Sovocom Company dari Amerika (Siswosumarto, 1994),
ditemukan adanya hubungan antara jenis media dengan daya ingat manusia untuk menyerap
dan menyimpan pesan, jenis media dengan kemampuan otak dalam mengingat pesan.
Kemampuan daya ingat media audio 10%, visual 40%, dan audiovisual 50%, sedangkan
tingkat kemampuan menyimpan pesan berdasarkan media audio kurang dari 3 hari 70% dan
setelah lebih dari 3 hari menjadi 10%, media visual kurang dari 3 hari 72% dan setelah lebih
dari 3 hari menjadi 20%, media audiovisual kurang dari 3 hari 85% dan menjadi 65%
setelah lebih dari 3 hari (Warsita, 2008: 125).
Atas dasar permasalahan tersebut di atas penulis ingin meneliti “Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Variasi Gerak Dasar Lokomotor dalam Permainan Bola Basket Melalui Media
Gambar dan Video Pada Siswa Kelas IV UPT SDN 44 Gresik”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengedintifikasi masalah yang ada
sebagai berikut:
1. Pembelajaran di UPT SDN 44 Gresik masih dilakukan secara Daring sehingga siswa
tidak bisa bertatap muka langsung.
2. Media pembelajaran yang digunakan guru di UPT SDN 44 Gresik masih menggunakan
buku dan LKS yang disediakan sekolah.
3. Masih rendahnya nilai yang dicapai Siswa Kelas IV pada meteri variasi gerak
lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif daam permainan bola basket

C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar variasi gerak dasar
lokomotor dalam permainan bola basket siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik?
2. Apakah dengan media video dapat meningkatkan hasil belajar variasi gerak dasar
lokomotor dalam permainan bola basket siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh media gambar dalam meningkatkan hasil belajar variasi gerak
dasar lokomotor dalam permainan bola basket pada siswa kelas IV UPT SDN 44
Gresik.
2. Mengetahui pengaruh media video dalam meningkatkan hasil belajar variasi gerak dasar
lokomotor dalam permainan bola basket pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya Kusuma (2009:9) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut O’Brien sebagaimana
dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011:60) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi
permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Cohen dan Manion sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010)
menyatakan penelitian tindakan adalah intervensi kecil terhadap terhadap tindakan di
dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut. Pandangan
ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara kolaboratif dengan
pakar. Pakar memberikan alternatif pemecahan dan alternatif tersebut perlu diuji
sejauh mana efektifitasnya. Dengan demikian peneleitian tindakan menurut Cohen dan
Manion bukan mutlak harus dilakukan oleh pekerja sendiri (guru sendiri) akan tetapi
guru dapat meminta atau bekerja sama dengan pihak lain. Selanjutnya Kemmis dan
Taggart sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010) menyatakan penelitian tindakan
adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan
dan praktek sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu dan
terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut. Kemmis dan Taggart
memandang, bahwa penelitian ini dilakukan secara kolektif untuk memperbaiki
praktek yang mereka lakukan dimana perbaikan dilakukan berdasar refleksi diri.
Dalam bukunya Becoming Critical : Education, Knowledge, an Action Research 1986.
Kemmis dan Carr lebih jelas menyatakan penelitian tindakan adalah bentuk penelitian
refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah,
misalnya) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran (a) praktek-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan
sendiri, (b) pengertian mengenai praktek-praktek ini, dan (c) situasi-situasi (dan
lembaga-lembaga) dimana praktek-praktek tersebut dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara
b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya Kusuma (2011:38-41) langkah penelitian tindakan kelas, yaitu :
adanya ide awal, praservei, diagnosis, perencanaan, implementasi tindakan,
pengamatan, refleksi, penyusunan laporan PTK. Sedangkam menurut Endang
Mulyatiningsih langkah penelitian adalah : diagnosis masalah, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, analisis data, evaluasi dan refleksi. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan langkah-langkah penelitian sebagai
berikut : 1. Adanya ide awal Seseorang yang melaksanakan penelitian, pasti diawali
dengan gagasan atau ide dan diharapkan dapat dilakukan atau dilaksanakan. 2.
Praservei Untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat dikelas yang akan
diteliti. Biasanya dilakukan oleh guru dan dosen. Diagnosis Dilakukan oleh peneliti
yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan sasaran. 4. Perencanaan Dibagi
menjadi dua, yaitu : perencanaan umum dan khusus. Perencanaan umu dimaksudkan
untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK.
Perencanaan khusus Implementasi tindakan. Merupakan realisasi dari suati tindakan
yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi yang
diajarkan dan sebagainya. 5. Pengamatan Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh
peneliti. Pada saat monitoring haryslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi
di kelas peneliti. 6. Evaluasi dan refleksi Kegiatan merenung atau memikirkan sesuatu
guna upaya evaluasi yang dilakukian oleh para kolaborator atau partisipan yang
berperan dalam PTK. Dilakukan dengan kolaborasi, refleksi dilakukan sesudah
implementasi tindakan dan hasil observasi. 7. Penyusunan laporan PTK. Dilakukan
setelah melakukan penelitian dilapangan. Penelitian harus sistematis dan dilakukan
sesuai acuan yang telah diberikan dalam penelitian PTK.

B. Hakekat Media Pembelajaran


a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang berarti perantara atau pengantar. Media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Media adalah sumber belajar yang dapat
diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Di dalam proses belajar mengajar media sangat penting karena dengan media
ketidakjelasan bahan yang akan disampaikan oleh perantara media. Dengan media
guru dapat menyampaikan kata-kata yang tidak bisa guru ucapkan secara langsung dan
peserta didik akan lebih mudah mencerna bahan dengan bantuan media (Djamarah dan
Zain, 2010: 120). Merurut Gagne’ dan Briggs 1986 (dalam Arsyad, 2013: 4)
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dari pengertian media pembelajaran menurut para ahli tersebut dapat dikatakan
bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
menyampaikan pesan, materi, dan informasi terhadap siswa yang bertujuan untuk
mempermudah siswa dalam memahami dam menguasai materi pembelajaran.
Sudjana dan Rivai (1992: 2) (dalam Arsyad, 2013: 28) manfaat media dalam
proses belajar siswa antara lain :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.
Menurut Sumardi (2012) (dalam Rohman, Amri, 2013: 168) secara umum
manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara khusus
manfaat media pembelajaran adalah :
a. Menyampaikan materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penasiran yang berbeda antar guru
dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antara
siswa dimanapun berada.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menciptakan suasana belajar yang lebih hidup dengan tampilan
informasi berupa suara, gambar, gerakan dan warna. Dengan media juga akan
menciptakan terjadinya komunikasi dua arah seara aktif.
c. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media waktu yang digunakan untuk menyampaikan informasi akan
lebih maksimal dalam mencapai tujuan belajar dan hemat tenaga.
d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Dengan media kualitas hasil belajar akan meningkat karena dengan media
siswa akan belajar tidak hanya dengan mendengar informasi verbal dari guru
melainkan juga dengan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengalami sendiri
dalam proses belajar. Dengan media siswa juga dapat terangsang untuk belajar
tanpa seorang guru karena media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar.

b. Pengertian Media Gambar


Angkowo (dalam Poerwanti, 2015:390), berpendapat bahwa media gambar adalah
media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui
kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Dengan adanya media
gambar, akan dapat membantu guru dan siswa dalam menyampaikan dan menerima
pelajaran, serta dapat menarik dan membantu daya ingat siswa. Menurut Waskito
(2007:13), media gambar merupakan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda,
pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk 2
dimensi (Fadillah dkk, 2012:3).
Hambalik (dalam Marlen, dkk, 2014:5) menjelaskan bahwa Media gambar adalah
segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai
curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film,
strip, proyektor. Sedangkan menurut Sadiman media gambar adalah media yang paling
umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
di mana saja. Berbeda dengan yang diungkapkan Soelarko bahwa media gambar
adalah peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta
ukurannya terhadap lingkungan.
Berdasarkan pengertian media gambar menurut beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa media gambar yaitu media yang diwujudkan secara visual dalam
bentuk 2 dimensi yang merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan
melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gagasan yang jelas dan kuat.
Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan media gambar, yaitu: a) sifatnya
konkret, b) gambar dapat mengatasi keterbatasan masalah batasan ruang dan waktu, c)
gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, d) dapat memperjelas satu masalah,
dan e) murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan
peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa
kelemahan yaitu: (a) gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata, (b)
gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran, dan (c) ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar (Fadillah, 2012).

c. Pengertian Media Video


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar
hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan
kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidivisum yang artinya melihat
(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan salah satu
jenis media audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera
pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah
minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.
Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan gambargambar
dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau
suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara
memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep- konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan dapat menggambarkan suatu
objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
Video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.
1) Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran
Ronal Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari
pembelajaran menggunakan media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai berikut :
a) Tujuan Kognitif
- Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak dan sensasi.
- Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara
sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.
- Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau
berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi
manusiawi
b) Tujuan Afektif
- Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi media yang
sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
c) Tujuan Psikomotorik
- Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik
dengan cara memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang
ditampilkan.
- Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual
terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan
yang menyangkut gerakan tadi.
-
Melihat beberapa tujuan yang dipaparkan di atas, sangatlah jelas peran video
dalam pembelajaran. Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, model -
model pembelajaran, dan setiap ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah
kognitif, siswa dapat mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu
dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu dengan melihat video, setelah
atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan
penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Pada ranah psikomotorik, video memiliki
keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, video pembelajaran
yang merekam kegiatan motorik/gerak dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan tersebut.
Sebagai bahan ajar non cetak, video kaya akan informasi untuk diinformasikan
dalam proses pembelajaran karena pembelajaran dapat sampai ke peserta didik secara
langsung. Selain itu, video menambah dimensi baru dalam pembelajaran, peserta didik
tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio, tetapi
di dalam video, peserta didik bisa memperoleh keduanya, yaitu gambar bergerak
beserta suara yang menyertainya.
Menurut Daryanto (2011: 79), mengemukakan beberapa kelebihan penggunaan
media video, antara lain : 1) Video menambah suatu dimensi baru di dalam
pembelajaran, video menyajikan gambar bergerak kepada siswa disamping suara yang
menyertainya. 2) Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat
secara nyata. Sedangkan kekurangannya, antara lain : 1) Opposition (Pengambilan
yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam
menafsirkan gambar yang dilihatnya). 2) Material pendukung (Video membutuhkan
alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya). 3) Budget
(Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit).
Media pembelajara yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu ada 2
yaitu:
1. Media Gambar
Media pembelajaran yang pertama yaitu media yang berbentuk slide yang
ditampilkan dalam Power yang sesuai dengan materi variasi gerak dasar
lokomotor dalam permainan bola basket. Salah satu yang digunakan media
gambar bawah ini

2. Media Video
Media pembelajaran yang kedua yaitu media video yang sudah dibuat oleh
peneliti yang sesuai dengan materi variasi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor,
dan manipulative dalam permainan bola basket.

https://www.youtube.com/watch?v=C6R-mZWqNAc&t=225s

C. Hakikat Gerak Dasar Gerak Dasar Lokomotor, Nonlokomotor, dan Manipulatif


Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang biasa dilakukan oleh siswa
SD. Gerak dasar yang dipelajari di sekolah dasar merupakan gerak fudamental, Pangrazzi
dalam Suherman mengemukakan bahwa gerakan-gerakan dasar fudamental dibagi kedalam
tiga rumpun gerak yaitu : gerakan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif.
a. Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor dapat diartikan sebagai gerak memindahkan tubuh dari satu tempat
ke tempat lain (Yudanto, 2011). Bentuk gerak lokomotor diantaranya berjalan, berlari,
brjingkat, melompat dan meloncat, berderap, merayap dan memanjat. Definisi gerak
lokomotor juga dijelaskan oleh Mahendra (2007: 32) menyatakan bahwa gerak lokomotor
adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, baik secara
horisontal maupun secara vertikal. Gerakan tersebut diantaranya jalan, lari, lompat,
loncat, jingkat, menderap, memanjat dan lain-lain.
b. Gerak Nonlokomotor
Gerak nonlokomotor adalah gerakan yang dilakukan di tempat. Tanpa ada ruang
gerak yang memakai kemampuan nonlokomotor terdiri dari menekuk dan meregang,
mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar,
mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain (Saputra , 2000). Contoh gerak
nonlokomotor adalah : mengulur, menekuk, mengayun, bergoyang, berbelok, berputar,
meliuk, mendorong, mengangkat dan mendarat (Sukintaka, 1992).
c. Gerak Manipulatif
Gerak manipulatif adalah gerak yang dikembangkan ketika anak tengah menguasai
bermacam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki,
tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Bentuk-bentuk gerak manipulatif
terdiri dari gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima
(menangkap) dan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola (Saputra ,
2000).

D. Hakikat Hasil Belajar


Menurut Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Sudjana (2010:
37) hasil Belajar yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran yang
nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (Komprehensi) yang
terdiri atas unsur kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa.
Menurut Sudjana (2010: 22-23) secara garis besar hasil belajar dibagi menjadi tiga
ranah yaitu:
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Pengetahuan atau ingatan dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah dan
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalitas.
3. Ranah psikomotoris
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:
1) Gerak reflek
2) Keterampilan gerak dasar
3) Kemampuan perceptual
4) Keharmonisan atau ketepatan
5) Gerakan keterampilan kompleks
6) Gerakan ekspresi dan interpretative
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
secara menyeluruh yang terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang
diperoleh dari proses pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sebagai bahan kajian ilmiah yang berhubungan dengan olahraga rekreasi.
b. Digunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dalam penelitian ini.
c. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan solusi dalam mengembangkan materi
ajar penjasorkes melalui media video pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan variasi pembelajaran penjasorkes guna
meningkatkan hasil belajar.
c. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tingkat keberhasilan penelitian yang
sudah dilakukan.

F. Batasan Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai
berikut :

1. Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal, ikhtiar.
Indrawan W.S (2008).
2. Meningkatkan berarti usaha untuk menaikkan, mengangkat dan mempertinggi suatu
hasil. Ratu Aprilia S (2007)
3. Hasil belajar dibagi menjadi tiga yaitu Ranah kognitif, Ranah afektif, Ranah
psikomotoris.Sudjana (2010: 22-23)
4. Pangrazzi dalam Suherman mengemukakan bahwa gerakan-gerakan dasar fudamental
dibagi kedalam tiga rumpun gerak yaitu : gerakan lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif.
5. Hambalik (dalam Marlen, dkk, 2014:5) menjelaskan bahwa Media gambar adalah segala
sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan
ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
proyektor
6. Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan gambargambar dalam
frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar hidup.

G. Asumsi
1. Hasil Belajar yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran yang
nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (Komprehensi) yang
terdiri atas unsur kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa.
(Sudjana, 2010: 37)
2. Dengan media guru dapat menyampaikan kata-kata yang tidak bisa guru ucapkan secara
langsung dan peserta didik akan lebih mudah mencerna bahan dengan bantuan media
(Djamarah dan Zain, 2010: 120).
3. Kemampuan daya ingat media audio 10%, visual 40%, dan audiovisual 50%, sedangkan
tingkat kemampuan menyimpan pesan berdasarkan media audio kurang dari 3 hari 70%
dan setelah lebih dari 3 hari menjadi 10%, media visual kurang dari 3 hari 72% dan
setelah lebih dari 3 hari menjadi 20%, media audiovisual kurang dari 3 hari 85% dan
menjadi 65% setelah lebih dari 3 hari (Warsita, 2008: 125).

H. Pertanyaan Penelitian
1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam permainan
bola basket pembelajaran pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik melalui media
gambar?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam permainan
bola basket pembelajaran pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik melalui media
video?

I. Hipotesis
Berdasarkan tujuan teoritis peneliti yang relevan dan asumsi diatas, maka hipotesis yang
akan diajukan dalam penelitian adalah:

1. Jika menggunakan media gambar hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam
permainan bola basket pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik akan meningkat.
2. Jika menggunakan media video hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam
permainan bola basket pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik akan meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kaji tindak dengan menggunakan pedoman yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus penelitian tindakan kelas adalah
pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Suhardjono (2007).

Menurut Tarigan (2011 : 103) Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang
dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Prosedur penelitian
yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi
beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Setiap siklus
terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu rencana, tindakam, pengamatan, dan refleksi.
Keempat tahapan tersebut dilaksanakan secara berulang dalam bentuk siklus hingga seluruh
indicator tercapai. Dengan adanya pelaksanaan PTK ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, memperbaiki dan meningkatkan prestasi
belajar siswa, serta perbaikan dan peningkatan materi dan cara pembelajaran di kelas.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Masalah berawal dari guru

b. Tujuannya memperbaiki pembelajaran

c. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian

d. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran

e. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Sedangkan tujuan utama penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk perbaikan dan
peningkatan hasil belajar yang didapat dari praktik secara berkesinambungan serta berguna
untuk pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam menghadapi permasalahan
actual pembelajaran di kelasnya atau di sekolahnya sendiri.

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai dua siklus dan setiap siklus
memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaannya setiap proses penelitian merupakan
tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui
putaran siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Seperti yang
digambarkan di bawah ini:

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009: 16)

2. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai dua siklus (2 kali pertemuan)
kemudian diantara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada
setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan
tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

Pertemuan pertama adalah Siklus 1 dimana dalam pelaksannannya pemberian


pembelajaran menggunakan media gambar. Diakhir pembelajaran dilakukan tes akhir dari
siklus pertama yang berupa video hasil praktik siswa yang dikirim ke grup Whatsapp,
tujuannya untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa setelah
pembelajaran menggunakan pembelajaran menggunakan media gambar

Pertemuan kedua adalah Siklus 2 dimana dalam pelaksanaannya pemberian pembelajaran


menggunakan media video. Diakhir pembelajaran dilakukan tes akhir dari siklus pertama
yang berupa video hasil praktik siswa yang dikirim ke grup Whatsapp, tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran menggunakan
pembelajaran menggunakan media video.
B. Proses Pembelajaran
Siklus I
1. Rencana
1) Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
2) Menyiapkan Media Pembelajaran untuk siklus I dengan menggunakan media gambar
3) Menyiapkan instrument penilaian
4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi
5) Menyiapkan anak untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Tindakan
a. Mengamati – Peserta didik mengamati materi mealui media gambar tentang variasi
gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola basket
yang diberikan oleh guru di Grup Whatsapp. (Creativity and innovation).
b. Menanya – Guru memberikan kesempatan siswa melalui orang tua untuk bertanya
tentang materi variasi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam
permainan bola basket (Critical Thinking and problem solving)
c. Menalar – Siswa mencoba berdiskusi dengan orang tua atau orang disekitar,
(Collaboration and communication)
d. Mencoba – Siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan variasi gerak dasar
lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola basket.
e. Mengkomunikasikan – Peserta didik menyampaikan proses melakukan pembelajaran
pada guru (Comunication)
f. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru melalui google form
g. Bekerjasama orang tua untuk merekam berupa video gerakan anak nya
h. Pengumpulan Tugas yang telah diberikan oleh guru melalui Whatsapp Grup

3. Observasi
a. Observasi dengan menggunakan format evaluasi
b. Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan dengan hasil pekerjaan siswa yang sudah ada di google
form dan di grup Whatsapp
b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya
c. Evaluasi tindakan Satu.
Siklus II
1. Rencana
a. Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
b. Menyiapkan Media Pembelajaran untuk siklus II dengan menggunakan media video
c. Menyiapkan instrument penilaian
d. Menyiapkan alat untuk dokumentasi
e. Menyiapkan anak untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Tindakan
a. Mengamati – Peserta didik mengamati video yang sudah dibuat peneliti tentang
variasi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola
basket yang diberikan oleh guru di Grup Whatsapp (Creativity and innovation).
b. Menanya – Guru memberikan kesempatan siswa melalui orang tua untuk bertanya
tentang materi variasi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam
permainan bola basket (Critical Thinking and problem solving)
c. Menalar – Siswa mencoba berdiskusi dengan orang tua atau orang disekitar,
(Collaboration and communication)
d. Mencoba – Siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan variasi gerak dasar
lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola basket.
e. Mengkomunikasikan – Peserta didik menyampaikan proses melakukan pembelajaran
pada guru (Comunication)
f. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru melalui google form
g. Bekerjasama orang tua untuk merekam berupa video gerakan anak nya
h. Pengumpulan Tugas yang telah diberikan oleh guru melalui Whatsapp Grup

3. Observasi
a. Observasi dengan menggunakan format evaluasi
b. Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan dengan hasil pekerjaan siswa yang sudah ada di google
form dan di grup Whatsapp
b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya
c. Evaluasi tindakan Satu.
C. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT SDN 44 Gresik.
2. Pelaksanaan Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 2 pertemuan

D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan
(Maksum, 2008:55). Dalam penilaian ini dilakukan beberapa instrumen untuk memperoleh
data di UPT SDN 44 Gresik yaitu instrumen penulisan digunakan untuk mengumpulkan data.
Sebelum digunakan dalam penulisan. Instrumen yang digunakan dalam penulisan ini adalah:
Tes yang digunakan seuai dengan instrument perangkat pembelajaran yang meliputi :
1. Tes Pengetahuan (Kognitif)
2. Tes Keterampilan (Psikomotor)
3. Lembar Pengamatan (Afektif)

1. Tes Pengetahuan
Untuk penilaian pengetahuan siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yaitu variasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif
dalam permainan bola basket berbentuk soa essay.

SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan gerak lokomotor? Sebutkan juga 3 contoh variasi gerakan
sesuai dengan apa yang kalian pelajari dalam modul/video/buku pegangan atau kalian
menemukan sendiri variasi gerakan!
2. Apa yang dimaksud dengan gerak nonlokomotor? Sebutkan juga 3 contoh variasi
gerakan sesuai dengan apa yang kalian pelajari dalam modul/video/buku pegangan atau
kalian menemukan sendiri variasi gerakan!!
3. Apa yang dimaksud dengan gerak manipulatif? Sebutkan juga 3 contoh variasi gerakan
sesuai dengan apa yang kalian pelajari dalam modul/video/buku pegangan atau kalian
menemukan sendiri variasi gerakan!!

KUNCI JAWABAN
1. Gerak lokomotor adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dan ditandai dengan
adanya perpindahan tempat dari tempat asal ke tempat yang lainnya. Contoh gerakan
Berjaan dan Berlari, berlari dan melompat, berjalan dan meloncat, atau variasi gerakan
yang lain yang siswa sebutkan namun gerakan itu termasuk gerakan lokomotor.
2. Gerak non lokomotor adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dan ditandai tanpa
adanya perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh gerakan
menekuk kaki dan membungkuk, berdiri dan mengayunkan lengan, menarik dan
Mengayunkan Lengan, atau variasi gerakan yang lain yang siswa sebutkan namun
gerakan itu termasuk gerakan nonlokomotor.
3. Gerak manipulatif adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
Contoh gerakan Menggiring dan mengoper bola, menangkap dan melempar bola,
menggiring dan menembak bola, mengoper dan menembak bola, atau variasi gerakan
yang lain yang siswa sebutkan namun gerakan itu termasuk gerakan manipulatif.

Soal No Soal No Soal No


Total
No Nama siswa 1 2 3 Nilai
skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
dst
Keterangan : Kriteria penilaian pemberian tanda √ pada skor:
- Sangat lengkap/Jelas = 4
- Lengkap/Jelas = 3
- Cukup lengkap/ Jelas = 2
- Kurang lengkap/ Jelas = 1
Skor maksimal = 4 x 3 = 12
Total skor = Jumlah dari skor yang diperoleh dari masing masing soal
Nilai = (Skor yang diperoleh / Skor maksimal) x 100

2. Tes Keterampilan
UNJUK KERJA
Buat vidio melakukan Variasi Gerak dasar lokomotor berjalan dan meloncat
ASPEK YANG INDIKATOR REDIKTOR CEKLIS
DINILAI
PANDANGAN Pandangan Ke Kedepan
BADAN Badan tegak
Sikap Awal
TANGAN Tangan di samping badan
KAKI Kaki selebar bahu
Pelaksanaan PANDANGAN Pandangan ke depan
ASPEK YANG INDIKATOR REDIKTOR CEKLIS
DINILAI
BADAN Badan tegak
TANGAN Tangan diayun sesuai kaki (tangan
lokomotor jalan kanan kaki kiri, tangan kiri kaki kanan)
KAKI Kaki melangkah sesuai tangan (kaki
kanan tangan kiri, kaki kiri tangan kalan
PANDANGAN Pandangan ke target
BADAN Badan tegak
Pelaksanaan
KAKI Kedua kaki ditekuk
lokomotor
Kedua kaki melakukan tolakan ke atas
meloncat
TANGAN Tangan ditekuk
Melakukan gerakan tembakan
PANDANGAN Pandangan ke target
BADAN Badan tegak
Sikap akhir KAKI Kedua kaki mendarat selebar bahu
TANGAN Tangan diturunkan setelah melakukan
tembakan

PENGOLAHAN SKOR

Nilai keterampilan : x 100

= x 100

3. Lembar Pengamatan
4. SKOR
SIKAP
1 2 3 4
1 Aktif
2 Disiplin
3 Tanggung jawab
4 Jujur
5 Kerjasama
Jumlah skor Maksimal 5 x 4 = 20
Nilai = (Perolehan skor/skor maksimal) x 100
Keterangan : beri tanda centang (√) sesuai dengan apa yang telah kalian lakukan dengan
memperhatikan komponen berikut : Sangat baik = 4, Baik = 3, Cukup= 2 Kurang = 1
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari tindakan disetiap siklus, selanjutnya data dianalisis melalui
tabulasi, persentase dan normative. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus
f
P= x 100 %
digunakan rumus Subagio dalam Surisman (1997) sebagai berikut: N

Keterangan:
P: Prosentase keberhasilan
f: Jumlah siswa yang sudah di atas nilai minimal
N: Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran

F. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah subjek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data. Dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, subjek penelitian yang akan digunakan adalah siswa kelas IV
UPT SDN 44 Gresik sebanyak 32 orang .
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DATA KETERCAPAIAN SIKLUS 1


1. Daftar Nilai Hasil Afektif
SIKAP
Aktif Disiplin Tanggung jawab Jujur Kerjasama
JUMLAH
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
SKOR
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Muhammad Albayt Hasan √ √ √ √ √ 19 95 A


2 Achmad Irgi Rafelino √ √ √ √ √ 14 70 C
3 Achmad Kafa Almansyuri 0 0 E
4 Arina Syifa Dwinda Putri √ √ √ √ √ 19 95 A
5 Arjuna Narendra Syahputra √ √ √ √ √ 17 85 B
6 Ayu permata Putri √ √ √ √ √ 17 85 B
7 Choirun Nisa √ √ √ √ √ 19 95 A
8 Devdan Gavra Putra Aprilio √ √ √ √ √ 19 95 A
9 Eka Dany Ardiansyah √ √ √ √ √ 19 95 A
10 Febiana Nurul Jannah √ √ √ √ √ 15 75 C
11 Figo Adrianto √ √ √ √ √ 19 95 A
12 Keysya Nazifa Zafira √ √ √ √ √ 14 70 C
13 Khomsa Al Mukorrobin √ √ √ √ √ 17 85 B
14 M. Khikam Meynunsyah √ √ √ √ √ 17 85 B
15 Mario Panca Firnandes A √ √ √ √ √ 19 95 A
16 Moh. Falak Yaumul Furqon √ √ √ √ √ 16 80 B
17 Muhammad Achiarul Nuzulul √ √ √ √ √ 19 95 A
18 Muhammad Alifian Anamsyah √ √ √ √ √ 14 70 C
19 Muhammad Budi Utomo √ √ √ √ √ 16 80 B
20 Noval Maulana √ √ √ √ √ 17 85 B
21 Oxcelya Lunetta √ √ √ √ √ 19 95 A
22 Rafael Ferly Nezer √ √ √ √ √ 14 70 C
23 Rendian Satria Akbar √ √ √ √ √ 19 95 A
24 Safa Nur Indah Laila √ √ √ √ √ 18 90 A
25 Salfa Syahro Al-Fauzan √ √ √ √ √ 18 90 A
26 Salwa Salvia Evelyn √ √ √ √ √ 17 85 B
27 Shelly Juniar Setiawan √ √ √ √ √ 14 70 C
28 Virgiawan Listanto √ √ √ √ √ 19 95 A
29 Yunita Adelia Putri √ √ √ √ √ 19 95 A
30 Dinda Ayu Saffhira √ √ √ √ √ 16 80 B
31 Bayu Rizky Anugerah Perdana √ √ √ √ √ 15 75 C
32 Hasbi Robby √ √ √ √ √ 14 70 C

Dalam penilaian afektif berbentuk predikat dimana predikatnya adalah Sangat Baik
(A), Baik (B), Cukup (C), Kurang (D), dan Kurang Sekali (E). Dari tabel nilai hasil
afektif yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa hampir semua
siswa memperoleh nilai di atas Cukup. Dari tabel di atas dapat diuraikan siswa yang
memperoleh predikat sangat baik (A) ada 14 siswa, predikat baik (B) ada 9 siswa,
predikat cukup (C) ada 8 siswa, dan predikat kurang sekali (E) ada 1 siswa. Dengan
prosentase siswa yang memperoleh predikat Sangat Baik (A) 43,75%, predikat Baik (B)
28,13%, Predikat Cukup (C) 25%, Predikat Kurang (D) 0%, dan predikat Kurang Sekali
(D) 3,13%.
2. Daftar Nilai Hasil Pengetahuan

Soal 1 Soal 2 Soal 3


Jumlah
NO NAMA SISWA Nilai
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Muhammad Albayt Hasan √ √ √ 9 75
2 Achmad Irgi Rafelino √ √ √ 5 42
3 Achmad Kafa Almansyuri 0 0
4 Arina Syifa Dwinda Putri √ √ √ 9 75
5 Arjuna Narendra Syahputra √ √ √ 12 100
6 Ayu permata Putri √ √ √ 9 75
7 Choirun Nisa √ √ √ 9 75
8 Devdan Gavra Putra Aprilio √ √ √ 12 100
9 Eka Dany Ardiansyah √ √ √ 9 75
10 Febiana Nurul Jannah √ √ √ 9 75
11 Figo Adrianto √ √ √ 9 75
12 Keysya Nazifa Zafira √ √ √ 9 75
13 Khomsa Al Mukorrobin √ √ √ 9 75
14 M. Khikam Meynunsyah √ √ √ 9 75
15 Mario Panca Firnandes A √ √ √ 12 100
16 Moh. Falak Yaumul Furqon √ √ √ 9 75
17 Muhammad Achiarul Nuzulul √ √ √ 12 100
18 Muhammad Alifian Anamsyah √ √ √ 6 50
19 Muhammad Budi Utomo √ √ √ 12 100
20 Noval Maulana √ √ √ 12 100
21 Oxcelya Lunetta √ √ √ 12 100
22 Rafael Ferly Nezer √ √ √ 9 75
23 Rendian Satria Akbar √ √ √ 12 100
24 Safa Nur Indah Laila √ √ √ 9 75
25 Salfa Syahro Al-Fauzan √ √ √ 12 100
26 Salwa Salvia Evelyn √ √ √ 6 50
27 Shelly Juniar Setiawan √ √ √ 6 50
28 Virgiawan Listanto √ √ √ 12 100
29 Yunita Adelia Putri √ √ √ 9 75
30 Dinda Ayu Saffhira √ √ √ 6 50
31 Bayu Rizky Anugerah Perdana √ √ √ 7 58
32 Hasbi Robby √ √ √ 4 33

Dari tabel nilai hasil pengetahuan dapat diketahui ada siswa yang sudah mencapai
nilai minimal atau KKM. Ada 7 siswa yang masih belum mencapai KKM dan yang sudah
mencapai KKM ada 25 siswa. Jika diprosentase siswa yang belum mencapai KKM
21,88% sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM 78,13%.
3. Daftar Nilai Hasil Keterampilan

NO NAMA SISWA J UM LAH POIN SKOR

1 Muhammad Albayt Hasan 13 72


2 Achmad Irgi Rafelino 9 50
3 Achmad Kafa Almansyuri 0
4 Arina Syifa Dwinda Putri 14 78
5 Arjuna Narendra Syahputra 16 89
6 Ayu permata Putri 11 61
7 Choirun Nisa 12 67
8 Devdan Gavra Putra Aprilio 9 50
9 Eka Dany Ardiansyah 13 72
10 Febiana Nurul Jannah 14 78
11 Figo Adrianto 13 72
12 Keysya Nazifa Zafira 12 67
13 Khomsa Al Mukorrobin 14 78
14 M. Khikam Meynunsyah 13 72
15 Mario Panca Firnandes A 14 78
16 Moh. Falak Yaumul Furqon 10 56
17 Muhammad Achiarul Nuzulul 16 89
18 Muhammad Alifian Anamsyah 12 67
19 Muhammad Budi Utomo 16 89
20 Noval Maulana 12 67
21 Oxcelya Lunetta 12 67
22 Rafael Ferly Nezer 16 89
23 Rendian Satria Akbar 16 89
24 Safa Nur Indah Laila 13 72
25 Salfa Syahro Al-Fauzan 15 83
26 Salwa Salvia Evelyn 16 89
27 Shelly Juniar Setiawan 14 78
28 Virgiawan Listanto 14 78
29 Yunita Adelia Putri 15 83
30 Dinda Ayu Saffhira 11 61
31 Bayu Rizky Anugerah Perdana 14 78
32 Hasbi Robby 10 56

Dari hasil nilai pengetahuan diatas dapat diketahui ada siswa yang belum mecapai
KKM dan ada juga yang sudah mencapainya. Dari 32 siswa ada 12 siswa yang belum
mencapai KKM dan ada 20 siswa yang sudah mencapai KKM. Jika diprosentase banyak
siswa yang belum mencapai KKM 37,50% Sedangkan yang sudah mencapai KKM
62,50%.
B. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan pembelajaran PPL 1 Siklus 1 penulis menarik kesimpulan pada
capaian hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam permainan bola basket sudah
baik dalam aspek afektif dan kognitif atau pengetahuan. Namun dalam aspek psikomotor
atau keterampilan masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan hasil
belajar pada aspek psikomotor atau keterampilan yaitu 62,50%.
Dari hasil pembelajaran pada siklus 1 yang masih kurang memuaskan maka akan
dilakukan penelitian tindakan kelas siklus 2 yaitu menggunakan media video dalam upaya
meningkatkan hasil belajar variasi gerak dasar lokomotor dalam permainan bola basket
pada siswa kelas IV UPT SDN 44 Gresik
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Depdiknas (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Citra Umbara. Bandung.

Indrawan WS (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Citra Umbara. Bandung.

Maksum, Ali. 2008. Metodologi Penulisan dalam Olahraga. Tidak diterbitkan.

Saputra, Y.M. (2000). Dasar-Dasar Keterampilan Atletik Pendekatan Bermain untuk Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah. Bekerjasama dengan Direktorat Jendral Olahraga.

Sudjana Nana (1991). Teori Belajar untuk Pengajar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.

Suhardjono (2007). Penyusunan dan Laporan PTK. Bumi Aksara. Jakarta.

Surisman (1997). Upaya meningkatkan Kreativitas siswa melalui Alat Peraga dalam PBM
Matematika SDN 2 Segalaminder. Laporan PTK. Unila.

Tarigan, Herman. 2011. Jurnal Pendidikan Progresif. Lampung: Unit Databasedan Publikasi
Ilmiah FKIP Unila.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. 2006. Bandung: Citra Umbara.

Anda mungkin juga menyukai