Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2 LINGUISTIK BANDINGAN (PBIN4432)

Kerjakan tutgas soal di bawah ini !


Soal
1. Perubahan bahasa adalah suatu hasil proses perkembangan bahasa, baik penambahan,
pengurangan, maupun penggantian, dalam bidang apa saja pada bahasa. Dalam perubahan
bahasa/perubahan bunyi ada istilah asimilasi, disimilasi, dan analogi. Jelaskan masing-masing
istilah tersebut dan berikan contohnya masing-masing !

Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama
atau yang hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa itu diucapkan secara
berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi atau dipengaruhi. Contoh : Sabtu
dalam Bahasa Indonesia lazim disebutkan [saptu], dimana terlihat [b] berubah menjadi [p]
karena pengaruh [t]
Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu berdasarkan tempat fonem yang
dihasilkan , dan sifat asimilasi itu sendiri (Keraf, 1982:37).

1)  Penggolongan asimilasi berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan.


Berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi
progresif dan asimilasi regresif. Berikut ini penjelasannya:
a.Asimilasi progresif
Suatu asimilasi dikatakan asimilasi progresif apabila bunyi yang diasimilasikan terletak
sesudah bunyi yang mengasimilasikan. Atau dengan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak
dibelakang bunyi yang mempengaruhinya.
Misalnya, dalam bahasa Jerman bentuk mit der frau diucapkan /mit ter iraᵘ/. Bunyi /d/
dalam kata der berubah menjadi bunyi /t/ sebagai akibat dari pengaruh bunyi /t/ pada
kata mit yang ada di depannya.
Contoh lainnya:           colnis (latin kuno) → collis (latin)
peN- + sabar          → penyabar
meN- + pugar        → memugar

b.Asimilasi regresif
Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi regresif apabila bunyi yang diasimilasikan
mendahului bunyi yang mengasimilasikan. Dengan kata lain, bunyi yang diubah itu
terletak dimuka bunyi yang mempengaruhinya.

Misalnya, berubahnya bunyi /p/ menjadi bunyi /b/ pada pada kata Belanda op de
weg yang dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/ dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai
akibat pengaruh bunyi /d/ pada kata de.

Contohnya lainnya :   in- + possible      → impossible


en- + power         → empower
peN- + bela          → pembela

c. Asimilasi Resiprokal Suatu asimilasi dikatakan asimilasi resiprokal apabila


perubahan itu terjadi pada kedua kedua bunyi yang saling mempengaruhinya,
sehingga menjadi fonem atau bunyi yang lain.

Misalnya, dalam bahasa Batak Toba, kata bereng ‘lihat’ dan hamu‘kamu’ dalam konstruksi


gabungan bereng hamu ‘lihatlah oleh kamu’ baik bunyi /ng/ pada kata bereng  maupun
bunyi /h/ pada kata hamu keduanya berubah menjadi bunyi /k/, sehingga konstruksi bereng
hamu  itu diucapkan /berek kamu/.

2. Penggolongan asimilasi berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri. Berdasarkan sifat asimilasi
itu sendiri, asimilasi dapat dibedakan menjadi asimilasi total dan parsial.
a)      Asimilasi Total
Yang dimaksud dengan asimilasi total yaitu penyamaan fonem yang diasimilasi benar-benar
serupa, atau dengan perkataan lain dua buah fonem yang disamakan tersebut, dijadikan
serupa betul.
 
Contohnya:
Dalam Bahasa
Proses Asimilasi Hasil Asimilasi
Indonesia

Assalam asalam
ad + salam (Arab)
immoral imoral
in + moral (Ingg.)
assimilasi asimilasi
ad + similatino (Lat)
memeriksa memeriksa
meN- + periksa
(Ind)

b). Asimilasi Parsial

Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi parsial bila kedua fonem yang disarnakan itu tidak
persis melainkan hanya sejenis secara artikulatoris.
Contohnya:                              in- + possible              → impossible
meN- + bawa              → membawa
en + bitter                    → embitter
peN- + dengar             → pendengar

Analogi Dalam ilmu linguistik, analogi merupakan hasil pembentukan unsur bahasa karena
pengaruh pola lain dalam bahasa.
Contohnya yakni terbentuknya konstruksi neonisasi karena sudah adanya pola yang ada
dalam konstruksi mekanisas

3. Dalam perubahan bahasa kita mengenal adanya perubahan arti kata. Jelaskan, hal-hal apakah
yang menyebabkan perubahan arti kata? Berikan contoh perubahan arti kata yang disebabkan
karena perbedaan lingkungan !

Beberapa di antara latar atau faktor penyebab perubahan makna itu dapat dipaparkan sebagai
berikut:

1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan dalam bidang ilmu dan
kemajuan teknologi dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna suatu kata. Sebuah
kata yang tadinya mengandung konsep makna tentang sutau yang sederhana, tetap
digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah akibat pandangan baru
tentang suatu ilmu dan perkembangan teknologi.
Contoh ; kata berlayar yaitu dulu hanya digunakan untuk kapal/ perahu yg menggunakan
layar
tetapi kata berlayar tetap digunakan untuk menyebut perjalanan di air.
2. Perkembangan sosial dan budaya. Perkembangan dalam masyarakat tentang sikap
sosial dan budaya, juga terjadi perubahan makna. Jadi bentuk katanya tetap sama
tetapi konsep makna yang dikandungnya telah berbeda. Contoh; istilah
perkerabatan. Kata Saudara, semula berarti seperut/ sekandung tetapi sekarang
digunakan juga untuk
menyebut orang lain, sebagai sapaan, untuk yang sederajat, begitu juga dengan kata
bapak, ibu, yang mengalami perluasan makna.
3. Perbedaan bidang pemakainan. Bahwa setiap bidang kehidupan atau kegiatan
memilki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna
tertentu dalam bidang tersebut.
Contoh:
dalam bidang pertanian (menggarap, membajak, panen, menabur, menanam,dll)
yang dalam perkembanganya digunakan dalam kehidupan sehari- hari atau bidang
lain yang tentunya menjadikanya memiliki makna baru atau makna lain.
4. Adanya Asosiasi. Adanya hubungan antara sebuah bentuk ujaran dengan sesuatu
yang lain yang berkenaan dengan bentuk ujaran sesuatu yang lain yang berkenaan
dengan ujaran tersebut. Contoh; suaranya sedap didengar/ wajahnya manis. Kata
sedap dan manis adalah urusan indra perasa lidah tetapi menjadi tanggapan indra
pendengaran dan pengelihatan
5. Perbedaan tanggapan. kata bini lebih peyoratif (nilainya merosot menjadi rendah

sedangkan istri dianggap amelioratif (nilainya naik menjadi tinggi)

6. Pengembangan istilah. Memanfaatkan kosakata yang telah ada dengan memberikan


makna baru, baik dengan menyempitkan, meluaskan, ataupaun memberikan arti
baru sama sekali Contoh sandng, selendang kini menjadi pakaian.
7. Akibat ciri dasar yang dimiliki oleh unsur internal bahasa, yakni makna kata selain
dapat memiliki hubungan erat dengan dengan kata lainnya, misalnya dalam kolokasi,
makan dan bentuk kata, bisa juga tumpang tindih, misalnya dalam polisemi,
sinonimi, homonimi. Kolokasi yang sangat ketat antara kopi dangan minuman,
misalnya, menyebabkan adanya perkembangan makna kopi itu yang selain mengacu
pada buah juga pada bubuk dan minuman.
8. Akibat adanya proses gramatik, yaitu misalnya kata ibu akibat mengalami relasi
gramatik dengan kota akhirnya tidak merujuk pada tempat atau daerah.
9. Akibat unsur kesejarahan, yakni berkaitan dengan perjalananbahasa itu sendiri dari
generasi ke generasi, perkembangan konsep ilmu pengetahuan, kebijakan institusi,
serta perkembangan ide dan objek yang dimaknai. Sebagai contoh kata penghayatan
dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila berbeda dengan

penghayatan musik klasik

10. Faktor emotif, yakni pergeseran makna yang ditandai oleh adanya asosiasi, analogi,
maupun perbandingan dalam pemakaian bentuk bahasa. Terdapatnya asosiasi,
analogi dan perbandingan salah satunya menyebabkan adanya bentuk metaforis,
baik secara antromofis, perbandingan binatang, dan sinaestetis.Metafora
antromofis yaitu penataan relasi kata yang seharusnya khusus untuk fitur manusia
tetapi dikaitkan dengan benda- benda tak bernyawa. Contoh:pagi berseri, malam
yang bisu, belaian angin.

4. Banyak pendapat ahli tentang negeri asal bahasa nusantara. Jelaskan/uraikan negeri asal
bahasa nusantara (Austronesia) menurut pendapat H. Kern pada tahun 1889 !

H.Ker pada tahun 1889 mengumumkan hasil penelitian tentang bahasa-bahasa


Austronesia dalam karangan yang berjudul Taalkundige Gegevens ter Bepaling van het
Stamland der Malcisch-Polynesisce mengenai bahasa Austronesia. Untuk menetapkan
negeri asal Austronesia . Ia membandingkan yang menyangkut bahasa
Formasa,Ladrona, Sulawesi, Tengah, Flores, Irian Bagian Timur,Irlandia Baru,Britania
Baru, dan Kaledonia Baru.

Pendapat Kern tentang tanah asal bahasa-bahasa Austronesia dapat disajikan berikut :

1. Dengan membandingkan kata-kata dari dunia tumbuh-tumbuhan ia menetapkan


negeri asal bahasa Austronesia haruslah berada di antara garis balik atau setidak-
tidaknya sedikit di luar garis itu.
2. Dari penelitian mengenai dunia binatang tampak negeri asal bangsa-bangsa Melayu-
Polinesia berbatasan dengan laut dibuktikan dengan nama-nama yang mirip untuk
bermacam-macam binatang laut.
3. Kemudian, ia menurunkan lagi kesimpulan ketiga, negeri asal bukan saja berbatasan
dengan laut, tetapi harus berada di daerah pantai. Hal ini terbukti lagi dari beberapa
kata yang menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa pelaut.
4. Negeri asal itu harus terletak di Indonesia atau pantai Timur Indo-Cina.
5. Faktor negative dan positif: Di Campa tiadak ada kata asli untuk kuda , tetapi ada
kata atheh debuah kata dari India Belakang .Namun di Sumatra dan Jawa terdapat
dua nama yang berlaianan yaitu kuda dan kejaran. Kata koda ayau kuda rupanya
kata asing sedang kan kata kejaran , hajaran , dan jaran adalah kata yang
diturunkan dari kata Austrronesia asli.
6. Bangsa Melayu dan Aceh bukan penduduk asli dari Sumatra. Daerah tempat tinggal
mereka terletak lebih ke utara dari Selat Malaka. Sebab istilah bahwa selatan dari
daerah selat. Hal ini diperkuat bahwa dengan kenyataan bahwa di kalangan Melayu
-Polenesia terdapat kebiasaan menyebut mata angina dengan sebelah laut
sedangkan lawanya sebelah darat.

Anda mungkin juga menyukai