DISUSUN OLEH :
NIM : 1614201030
PERAWATAN LUKA
- Luka Basah = luka bersih yang terkontaminasu dan luka infeksi yang memerlukan
debridement
- Luka Abrasi (Lecet), Luka yang terjadi karena gesekan di permukaan kulit dengan
benda kasar, biasanya hanya mengenai kulit lapisan luar atau membran mukosa, atau
kulit sedikit terkikis (seperti jatuh terseret)
- Luka Robek , Pada luka laserasi terjadi kerusakan jaringan, dapat disebabkan
misalnya oleh pecahan gelas, kaca, benda tajam, luka ini mudah terkontaminasi dan
terinfeksi
- Luka Insisi (Sayat) ,Luka yang terjadi karena sayatan benda tajam (Seperti luka
operasi)
- Luka memar ,Luka yang tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit
namun adanya injuri (luka) pada struktur internal (bagian dalam) kulit.
- Luka Tusuk , Luka yang dalam akibat benda tajam seperti pisau, paku, kawat, dsb.
- Luka gigitan , Luka yang terjadi akibat gigitan binatang seperti : Kucing, Anjing,
Tikus, Serangga, dsb.
- Luka bakar ,Luka bakar yang disebabkan oleh api, bara api, dan sumber panas
lainnya
A.Fase Inflamasi
Fase inflamasi ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira – kira
hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka yang diderita tersebut akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh dalam hal ini akan berusaha menghentikannya
dengan cara vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan
reaksi hemostasis.
B.Fase Proliferasi
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah
proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira
– kira akhir minggu ketiga. Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali
untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat
ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi
luka. Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal.
Nantinya, dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan
intramolekul dan antar molekul.
C.FasePenyudahan(Remodelling).
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan –
bulan dan dinyatakan berkahir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh
berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses
penyembuhan. Odema dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru
menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut
sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang
pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan
regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-6
bulan setelah penyembuhan.
· Perkenalkan diri
· Jelaskan tujuan
· Persetujuan pasien
5. Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan
perawatan
6. Mengoleskan bagian plester perban dengan baby oil /minyak kayu putih
9. Buka perban dengan pinset dan buang pada tempatnya serta kajilah luka
bercubitus yang ada
10. Bersihkan plester dengan alkohol (bila tidak ada kontra indikasi) arah dari luar
ke dalam.
13. Olesi luka / kompres luka dengan betadine 2% (sesuai advis dokter) dan tutup
dengan kassa steril
16. Alat bereskan rendam peralatan bekas pakai dalam larut klorin 0.5% selama 10
menit
17. Cuci tangan
DOKUMENTASI
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural keperawatan : Konsep dan aplikasi Kebutuhan dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika