BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(2020) gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau pola
prilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada individu dan sindrom itu
penting) atau disertai peningkatan resiko secara bermakna untuk mati, sakit,
gangguan jiwa terdiri dari berbagai masalah, dengan berbagai gejala. Namun,
Menurut WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 orang
terkena bipolar, dan 21 juta orang terkena skizofrenia. Berdasarkan data dari
(Riskesdas, 2018) pada penduduk Indonesia sebanyak 6,7 per mil. Prevalensi
gangguan jiwa berat tertinggi ada di Bali, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat
(NTB), Sumatera Barat, Sulawesi selatan, Jawa Tengah dan Aceh, sedangkan
gangguan jiwa berat terendah ada di Kepulauan Riau. Berdasarkan laporan data
dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, Sumatera Barat menempati urutan
keempat dengan gangguan jiwa berat yaitu mencapai 9,1% (Riskesdas, 2018).
Padang dengan jumlah kunjungan 50.557 jiwa, diikuti Kota Bukittinggi dengan
jumlah kunjungan 20.317 jiwa, dan Tanah Datar dengan jumlah kunjungan
7.449 jiwa (Profil Kesehatan Sumatra Barat, 2017). Sedangkan di Kota Solok,
menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Solok (2020) banyak orang gangguan
jiwa skizofrenia di wilayah Kota Solok berjumlah 153 orang dengan uraian
Tabel 1.1
Distribusi Pasien dengan Skizofrenia di Kota Solok
Tahun 2020
No Puskesmas Jumlah
1 Puskesmas Tanjung Paku 43
2 Puskesmas Nan Balimo 19
3 Puskesmas Tanah Garam 57
4 Puskesmas KTK 34
Jumlah 153
Menurut data diatas, pasien dengan diagnosa skizofrenia terbanyak
jiwa seperti halusinasi, waham, pembicaraan yang kacau dan perilaku yang
kacau yaitu berupa perilaku kekerasan. Berdasarkan gejala positif tersebut yang
menyita perhatian cukup besar pada masalah keperawatan jiwa adalah masalah
berjumlah 57 orang.
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Pasien Skizofrenia Diwilayah Kerja Puskesmas
Tanah Garam tahun 2020
perilaku seseorang yang di arahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan
diri dalam bentuk penelantaran diri, perilaku kekerasan pada orang adalah
kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung
2013).
faktor psikologis. Untuk faktor presipitasi itu sendiri dapat berasal dari luar
kurang percaya diri. Faktor penyebab dari perilaku kekerasan yang lain
perilaku yang harus dikenali dari gangguan risiko perilaku kekerasan yaitu
5
perilaku kekerasan.
ungkapan pasien dan didukung dengan hasil observasi. Tanda dan gejala
perilaku kekerasan dapat dilihat dari (1) Data Subjektif seperti ungkapan
melukai, (2) Data Objektif seperti wajah memerah dan tegang, pandangan
kasar, suara tinggi, mondar mandir, serta melempar dan memukul benda
peneliti untuk melakukan studi kasus pada pasien skizofrenia dengan resiko
B. Rumusan Masalah
perilaku seseorang yang di arahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri
6
sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri
dalam bentuk penelantaran diri, perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan
agresif yang ditunjukkan untuk melukai atau membunuh orang lain, lalu
semua yang ada di lingkungan (Sutejo, 2018) Perilaku kekerasan dapat terjadi
dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
marah dengan baik. di wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
tahun 2021.
2. Tujuan khusus
perilaku kekerasan.
baik.
D. Manfaat Penulisan
1. Penulis
3. Institusi Pendidikan
masyarakat.
70
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kekerasan (violence) merupakan suatu bentuk perilaku agresi
mengancam secara fisik, emosional dan seksual pada orang lain (wahit
perilaku seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau
lingkungan.
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor predisposisi yaitu faktor yang
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor biologis
1) Faktor Psikologis
kekerasan.
perilaku destruktif.
73
2) Faktor Sosiokultural
Iswanti, 2019).
3) Faktor Presipitasi
individu.
4) Faktor internal
penyakit fisik.
5) Faktor eksternal
hubungan sosial.
Keterangan :
a. Asertif
b. Frustasi
c. Pasif
d. Agresif
e. Prilaku Kekerasan
kontrol.
2013)
b. Pandangan tajam
d. Menggepalkan tangan
e. Bicara kasar
perilaku kekerasan.
kekerasan yaitu:
a. Fisik
b. Verbal
c. Perilaku
d. Emosi
e. Spiritual
f. Sosial
sindiran.
g. Perhatian
seksual
a. Sublimasi
b. Proyeksi
tidak baik.
c. Represi
d. Reaksi formasi
e. Deplacement
kekerasan :
79
keperawatan, yaitu :
a. Strategi preventif
tepat.
agresif adalah :
a) Bersikap tenang
b) Bicara lembut
berlebihan
i) Dengarkan klien
perawatan.
7) Psikofarmakologi
82
a) Antianxiety dansedative-hipnotics
b) Antidepressants
c) Moodstabilizer
d) PemberianCarbamazepines
e) Antipsychotic
f) Medikasilainnya
8) Strategi pengurungan
a) Manajemen krisis
b) Seclusion
1) Pengekangan fisik
c) Restrains
a. Farmakoterapi
anti agitasi.
83
b. Terapi Okupasi
Terapi ini juga bisa disebut sebagai terapi kerja, kegiatan ini
masyarakat.
d. Terapi somatik
Kekerasan
1. Pengkajian
pada pasien dan keluarga (Kandar & Iswanti, 2019). Tahap pengkajian
pasien.
a. Identitas pasien
d. Aspek Fisik/Biologis
tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan
al., 2020) Biasanya kontak mata klien aktif dan tajam, berani
menatap lawan bicara, dan bicara cepat dengan nada suara yang
e. Pengkajian Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
f. Gambaran diri
g. Identitas diri
h. Fungsi peran
keluarga.
i. Ideal diri
j. Harga diri
hal negatif tentang dirinya dan orang lain, marah pada diri sendiri
sekitarnya.
1) Hubungan Sosial
2) Spiritual
saksi penganiayaan.
k. Status Mental
1) Penampilan
bau.
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
mengatup.
a) Afek
stimulus
b) Emosi
6) Persepsi sensori
7) Proses pikir
diberi.
89
8) Isi pikir
9) Tingkat kesadaran
10) Memori
diajak berinteraksi.
a) Makan
90
mandiri.
c) Mandi
d) Berpakaian
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
disekitarnya.
j) Mekanisme Koping
l) Pengetahuan
m) Aspek medis
2. Pohon Masalah
Cor problem
Perilaku kekerasan.
didapatkan dari alasan masuk atau keluhan utama saat itu (saat
pengkajian).
seterusnya.
93
masalah utama. Efek ini dapat menyebabkan efek yang lain dan
demikian selanjutnya.
3. Diagnosa Keperawatan
amuk dan gejala minor yaitu, mata melotot, tangan mengepal, rahang
a. Perilaku kekerasan
4. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan
pernah dilakukannya
dilakukannya
perilaku kekerasannya
b. Tindakan
bertemu pasien
kekerasan
psikologis
95
social
spiritual
intelektual
a) Verbal
d) Terhadap lingkungan
secara:
b) Obat
verbal
minum obat
fisik yaitu tarik nafas dalalm dan memukul kasur dan bantal.
dosis, waktu, cara dan kontinuitas minum obat dan dampak jika
latihan fisik.
dalam, pukul kasur atau bantal, makan obat dengan patuh dan
benar.
dalam, pukul kasur atau bantal, makan obat dengan patuh dan
2 kegiatan.
kasur.
pujian.
perilaku kekerasan.
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
dengan benar.
pasien cara fisik yaitu latihan cara nafas dalam dan memukul
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
1. Definisi
2. Tindakan
a. Observasi
sebelum agresif.
b. Terapeutik
menggunakan senjata).
amarah adaptif.
c. Edukasi
ketegangan meningkat.
d. Kolaborasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
1. Tempat
Garam.
2. Waktu penelitian
1. Pandangan tajam
2. Mengepalkan tangan
3. Bicara kasar
104
D. Fokus Studi
tubuh kaku.
3. Manajemen Pengendalian Mengajarkan dan melatih klien
Marah cara mengontrol marah
melalui latihan. Caranya
melatih pasien cara meminta
dengan baik, cara menolak
dengan baik, dan cara
mengungkapkan rasa marah
dengan baik selama 4 kali
dalam seminggunya.
1. Observasi
2. Wawancara
dengan cara kualitatif, salah satunya adalah dengan metode studi kasus
(case study). Proses penyusunan studi kasus ini yaitu pengumpulan data
H. Etik Penelitian
keperawatan yaitu :
1. Otonomi
(senam).
2. Berbuat baik
3. Keadilan
menyeluruh.
4. Tidak merugikan
5. Kerahasiaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus
Deskripsi kasus menjelaskan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
ibu kandung.
c. Faktor presipitasi
sering mengancam jika tidak diberi uang jajan, Ibu Ny. N mengatakan
d. Faktor predisposisi
tukang semir sepatu dipasar dan pasien juga berjualan kue. Setelah
Tanah Garam.
kepada ibunya, dan tidak terkendali karena itu pasien di bawa oleh
2) Pengobatan sebelumnya?
kurang berhasil karena pasien pernah putus minum obat tahun 2020
3) Penganiayaan fisik
dirinya.
sedih setelah bercerai tetapi tidak mau rujuk kembali karena pasien
keterangan dari keluarga yaitu ibu pasien, pasien menikah pada tahun
tahun sering mengalami kekerasan fisik oleh ayahnya dan juga pada
pada tahun 2009. Ny. N pernah bekerja sebagai tukang ojek dan pernah
tidur.
Trauma pada Ny. N yaitu sebagai korban pada usia 11 tahun yaitu
kali / menit, suhu tubuh pada Ny. N 36,5 oC , dan pernapasan Ny. N 24
113
kali / menit. Berat Badan Ny. N 65 Kg, tinggi badan 155 cm dan tidak
b. Pemeriksaan Fisik
sudah meninggal pada tahun 2015, Ny. N tinggal bersama ibu, Ny.
lain karena sering mengamuk jadi warga sekitar rumah menjadi takut
untuk berinteraksi.
Ny. N berharap bisa sembuh dan tidak minum obat lagi setiap
hari dan jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan Ny. N berusaha
minum obat tiap hari dan tetap berdoa kepada Allah SWT. Jika
identitas, fungsi peran, dan ideal diri tidak sesuai dengan harapan
penyakitnya.
selalu bercerita dengan ibu nya. Hanya ibunya yang bisa mengontrol
B. Status Mental
Penampilan Ny. N tampak rapi tapi sering memakai baju yang sama
terlalu mengingat apa yang telah terjadi beberapa yang lalu dan
115
menyalahkan ayahnya
saat akan tidur, merasa segar saat bangun, dan tidak mempunyai
meminum obat. J ika Ny. N tidak meminum obat maka Ny. N akan
sulit untuk tidur dan gelisah saat akan tidur. Ny. N tidur malam
berbelanja ke pasar.
D. Mekanisme Koping
marah yaitu ketika Ny. N tidak diberi uang oleh ibunya untuk
membeli rokok.
F. Aspek medis
G. Analisa data
Tabel 4.1 Analisa Data
No Data Masalah
1. Data subjektif Perilaku kekerasan
1. Ny. N mengatakan marah kepada
ibunya jika tidak diberi uang belanja
117
membeli rokok
2. Ny. N mengatakan sering meminta
uang ke ibunya dengan nada keras
3. Ibu Ny. N mengatakan bahwa Ny. N
berbicara dan mengumpat dengan
kata-kata kasar
4. Ibu Ny. N mengatakan Ny. N sering
mengancam jika tidak diberi uang
jajan membeli rokok
5. Ibu Ny. N mengatakan bahwa Ny. N
seing berkata ketus anggota keluarga
dan kepadanya
Data objektif
1. Ny. N pernah menyerang ibu dan
tetangga
2. Ny. N pernah melukai dirinya sendiri
saat memecahkan kaca kamar dan
berkelahi dengan orang lain
3. Saat marah mata melotot dan
pandangan tajam
4. Wajah Ny. N tampak tegang dan
memerah saat marah
5. Ny. N tampak gelisah dan murah
tersinggung
2. Data subjektif Gangguan persepsi
1. Ny. N mengatakan mendengar suara- sensori:
suara pendengaran
Data objektif
1. Ny. N terkadang mendengar seorang
tetapi tidak ada wujudnya
b. Diagnosis Keperawatan
jika tidak diberi uang jajan untuk membeli rokok. Ibu Ny. N
dengan orang lain. Saat marah mata melotot dan pandangan tajam.
c. Intervensi Keperawatan
perasaan marah dengan baik dimana tujuan dan kriteria hasil yang harus
pasien menurun.
terhadap sumber agitasi, cegah perilaku pasif dan agresif, beri penguatan
d. Implementasi Keperawatan
dilakukan implementasi.
120
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika ibu ingin meminta uang kepada ibu, maka Ibu
meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau minta uang
peneliti mengajarkan cara menolak yang baik yaitu jika ibu Ibu
ingin meminta tolong kepada Ibu tetapi Ibu tidak bisa karena Ibu
ingin tidur, maka Ibu menolak nya dengan cara : “maaf bu, sayang
tidak bisa menolong ibu karena saya ingin tidur bu”. Kemudian
cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu, perkataan ibu barusan
membuat saya marah bu”. Setelah itu peneliti meminta pasien untuk
peneliti.
pada pagi dan sore hari, melakukan kontrak topik latihan verbal,
waktu hari kamis pukul 11.00, dan tempat untuk latihan di ruang
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika Ibu ingin meminta uang kepada ibu, maka Ibu
122
meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau minta uang
untuk beli teh telur dan membeli rokok bu”. Kemudian peneliti
jika ibu Ibu ingin meminta tolong mengangkat sesuatu kepada Ibu
tetapi Ibu tidak bisa karena Ibu ingin tidur, maka Ibu menolak nya
dengan cara : “maaf bu, sayang tidak bisa menolong ibu karena saya
baik yaitu jika ibu ada berkata yang membuat Ibu marah maka Ibu
menjawabnya dengan cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu,
perkataan ibu barusan membuat saya marah bu”. Setelah itu peneliti
dan sore hari, melakukan kontrak topik latihan verbal, waktu hari
jumat pukul 13.00, dan tempat untuk latihan di ruang tamu rumah
pasien.
Pada fase kerja pertama peneliti menjelasakan cara berbicara yang baik
yang baik yaitu jika Ibu ingin meminta uang kepada ibu, maka Ibu
meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau beli rokok bu,
peneliti mengajarkan cara menolak yang baik yaitu jika ibu Ibu
ingin meminta tolong sesuatu kepada Ibu tetapi Ibu tidak bisa
karena Ibu ingin pergi, maka Ibu menolak nya dengan cara: “maaf
124
bu, sayang tidak bisa menolong ibu karena saya akan pergi keluar
cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu, perkataan ibu itu akan
membuat saya marah bu”. Setelah itu peneliti meminta pasien untuk
peneliti.
kepada pasien pada pagi dan sore hari, melakukan kontrak topik
125
latihan verbal, waktu hari sabtu pukul 13.00, dan tempat untuk
yang baik yaitu dengan nada suara rendah dan tidak menggunakan
cara meminta yang baik yaitu jika Ibu ingin meminta uang kepada
ibu, maka Ibu meminta nya dengan cara seperti ini: “bu, saya mau
beli rokok bu, boleh saya minta uang bu ?”. Kemudian peneliti
jika ibu Ibu ingin meminta tolong sesuatu kepada Ibu tetapi Ibu
tidak bisa karena Ibu ingin pergi, maka Ibu menolak nya dengan
cara: “maaf bu, sayang tidak bisa menolong ibu karena saya akan
baik yaitu jika ibu ada berkata yang membuat Ibu marah maka Ibu
126
menjawabnya dengan cara : “maaf bu, jangan berkata seperti itu bu,
perkataan ibu itu akan membuat saya marah bu”. Setelah itu peneliti
rumah dengan baik dan sopan serta menggunakan nada suara yang
hari, melakukan kontrak topik latihan verbal, waktu hari sabtu pukul
latihan verbal dengan meminta yang baik, menolak yang baik, dan
dan sudah berbicara dengan nada yang rendah dan sopan kepada ibu
obat lagi dan tidak gelisah dan mudah marah lagi. Pasien dapat
yang rendah. Ibu pasien juga mengatakan saat dia mintak tolong
menerapkan latihan verbal setiap pagi dan sore hari serta kepada
e. Evaluasi Keperawatan
128
peneliti
latihan.
baik
peneliti
latihan.
130
perasaan kesalnya
mandiri
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
lebih tenang dan lega dari pada sebelumnya dan intervensi dapat di
hentikan.
131
B. Pembahasan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
1. Pengkajian Keperawatan
Tanah Garam RT 04 RW 01, Kota Solok didapatkan data pada Ny. N umur 51
SLTA. Ny. N mengatakan marah kepada ibunya jika tidak diberi uang belanja
membeli rokok. Ny. N mengatakan sering meminta uang ke ibunya dengan nada
keras. Ibu Ny. N mengatakan bahwa Ny. N berbicara dan mengumpat dengan
kata-kata kasar. Ibu Ny. N mengatakan Ny. N sering mengancam jika tidak
mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
kekeraan berulang pada Ny. N saat tidak mendapatkan apa yang diinginkannya
yaitu uang belanja yang diminta ke ibunya. Sehingga Ny. N marah, berkata-kata
kasar, mengancam, berbicara ketus dan menggunakan nada suara yang keras.
rawat 5x RSJ HB Sa’anin Padang pada tahun 2008 dan 1 kali di RS M.Natsir
terkadang lupa dan malas meminum obat, serta masih merasakan gelisah, tidak
tenang, marah-marah, mengamuk dan sulit tidur. Ny. N berumur 11 tahun sering
mengalami kekerasan fisik oleh ayahnya dan juga pada tahun 2007 pernah
tertimpa lemari saat terjadinya gempa. Karena kekerasan yang sering dilakukan
keluarganya yang memiliki riwayat gangguan jiwa yaitu kakaknya. Pada tahun
2009. Ny. N pernah bekerja sebagai tukang ojek dan pernah mengamuk dan
Menurut Sutejo (2017), stresor yang mencetus perilaku kekerasan bagi setiap
individu bersifat unik, stresor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam.
Contoh stresor yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan,
kematian dan lainlain. Sedangkan stresor yang berasal dari dalam adalah putus
hubungan dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap
penyakit fisik dan putus obat. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat
kritikan yang mengarah pada penghinaan dan tindakan kekerasan dapat memicu
perilaku kekerasan.
Pasien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai yaitu mata nya, Ny. N
mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai Ny. N . Ny. N belum
menikah dan tidak bekerja. Ny. N berharap bisa sembuh dan tidak minum obat
133
lagi setiap hari dan jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan Ny. N berusaha
minum obat tiap hari dan tetap berdoa kepada Allah SWT. Jika identitas, fungsi
peran, dan ideal diri tidak sesuai dengan harapan maka Ny. N merasa sedih dan
Penampilan Ny. N tampak kurang rapi, rambut kadang tidak di sisir dan
kuku tampak panjang. Berdasarkan saat observasi selama pengkajian nada suara
Ny. N yaitu keras. Ny. N tampak tengang dan gelisah dan Ny. N juga
mengatakan sering gelisah jika terlambat meminum obat, sering mondar mandir,
Mekanisme koping adaptif Ny. N mampu bicara dengan orang lain, Mekanisme
tertentu di rumah Ny.N marah bila tidak diberi jajan beli rokok . Masalah
berhubungan dengan ekonomi pada Ny. N jika Ny. N tidak diberi uang oleh
ibunya.
Sejalan dengan teori Azizah (2016) bahwa Sumber koping pasien perilaku
kelompok dan masyarakat sangat berperan penting pada saat ini. Sumber koping
keterampilan menyelesaikan masalah dan sosial, sumber daya sosial dan material,
2. Diagnosis Keperawatan
134
Data subjektif Ny. N mengatakan marah kepada ibunya jika tidak diberi uang
belanja, Ny. N mengatakan sering meminta uang ke ibunya dengan nada keras,
Ibu Ny. N mengatakan bahwa Ny. N berbicara dan mengumpat dengan kata-
kata kasar, Ibu Ny. N mengatakan Ny. N sering mengancam jika tidak diberi
uang jajan. Data objektif yang didapatkan saat berinteraksi, tampak gelisah dan
murah tersinggung. Ny. N saat marah mata melotot, pandangan tajam, dan wajah
bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh harga diri rendah, akan berakibat
resiko mencederai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, dari harga diri
keperawatan yang muncul pada klien dengan perilaku kekerasan menurut (Keliat,
Sejalan dengan teori PPNI (2016) bahwa tanda dan gejala mayor yang
mungkin akan muncul pada pasein dengan perilaku kekerasan yaitu subjektifnya
pasien akan mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar, suara keras, bicara
ketus. Objektifnya pasien menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,
minor yang mungkin akan muncul mata melotot atau pandangan tajam, tangan
Selain itu sejalan dengan teori azizah (2016) Kekerasan sering juga disebut
dengan gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh
melukai pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai/merusak secara
serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri atau hilang kontrol (Azizah, 2016).
kekerasan dengan cara latihan verbal untuk mengontrol marah pada pasien, oleh
diatasi. Hal ini jika tidak segera diatasi akan membahayakan dan sangat
tersebut terdapat dalam terapeutik tindakan yang diambil yaitu bicara dengan nada
rendah dan tenang. Maka pasien dilatih dengan strategi pelaksanaan 3 yaitu
latihan verbal dengan cara menjelaskan bagaimana cara berbicara yang baik,
mengajarkan cara meminta dengan baik, mengajarkan cara menolak dengan baik,
mengajarkan cara mengungkapkan perasaan kesal dengan baik. Oleh karena itu,
jika pasien dengan perilaku kekerasan tidak mendapatkan penanganan maka akan
melukai dengan tingkatan berat seperti melukai atau merusak secara serius.
3. Intervensi Keperawatan
peneliti menyusun rencana keperawatan sesuai dengan teori yang telah ada
136
pengungkapan perasaan marah dengan baik yang bertujuan agar pasien dapat
pengontrolan.
suatu aspek yang penting dan menjadi hal yang utama digunakan dalam
selingan humor agar suasana ketika diskusi terasa nyaman dan tidak terlalu
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Yunere (2019),
4. Implementasi Keperawatan
sesuai waktu yang telah ditetapkan. Hasil penelitian Ny. N dengan perilaku
hari.
secara berulang. Hal ini sejalan dengan penelitian Maftuhah (2020) dimana
(Maftuhah, 2020).
b) Pada hari kedua, pasien sulit diajak melakukan intervensi karena pasien
ingin tidur karena sudah minum obat dan tidak konsentrasi. Setelah
138
c) Pada hari ketiga, pasien sudah bisa berkonsentrasi dan mau melakukan
d) Pada hari keempat pasien dapat melakukan latihan verbal serta dapat
mencontohkanya.
e) Pada hari kelima pasien dapat melakukan latihan verbal serta dapat
Solusi yang peneliti lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah peneliti
tetap melakukan intervensi semaksimal mungkin dengan bantuan orang tua dan
kakak pasien. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan wardana (2020)
hasil ini menunjukkan ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat
kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2013.
Nilai koefisiensi kolerasi sebesar 0,798 dapat diartikan variabel dukungan sosial
(Wardana, 2020).
5. Evaluasi Keperawatan
dilaksanakan selama 5 hari terhadap Ny. N . Pada saat evaluasi masalah sudah
teratasi pasien dapat menyebutkan cara latihan verbal yaitu dengan cara meminta
yang baik, menolak yang baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik. Ny. N
139
juga dapat mempraktekkan cara meminta yang baik, menolak yang baik, dan
menerapkan cara latihan verbal ke ibunya dan melakukan latihan 2-3 kali sehari.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien meminta uang dengan baik dan
menggunakan nada yang rendah. Ibu pasien juga mengatakan saat dia mintak
tolong kepada Ny. N , dia menolak dengan baik. Respon objektif pasien tampak
mengikuti sesuai anjuran, pasien juga mengatakan merasa lebih lega dan tenang.
Setelah beberapa hari pasien juga tampak semangat untuk sembuh. Pasien juga
mengatakan merasa lebih baik dari sebelumnya dan intervensi dapat di hentikan.
Sejalan juga dengan hasil penelitian lain yang dilakukan makhruzah (2021)
skizofrenia di ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi Tahun 2020, menjelaskan
bahwa adanya penurunan tanda gejala skizofrenia yang terjadi sebelum dan
untuk sebelum penerapan strategi pelaksanaan dan .404 setelah penerapan strategi
Selain itu sejalan dari hasil penelitian yang dilakukan pada Jatmika (2020),
Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dapat dijelaskan bahwa
komunikasi yang diterapkan oleh perawat maka semakin rendah juga risiko
Selain itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Putri & dkk (2018)
140
Perilaku Kekerasan Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
meningkatkan hubungan perawat dengan klien dan bisa membantu pasien untuk
2018).
Selain itu sejalan dari hasil penelitian yang dilakukan pada Jatmika (2020),
Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dapat dijelaskan bahwa
komunikasi yang diterapkan oleh perawat maka semakin rendah juga risiko
kualitas pelayanan dapat ditingkatkan. Hal ini juga diungkapkan oleh Siti,
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada pasien
Kota Solok Tahun 2021 terhadap Ny. N pada tanggal 25 – 30 Agustus 2021,
2021, pada Ny. N salah satu pasien perilaku kekerasan di Wilayah Kerja
data kasus yang diangkat dengan teori yang sudah ada. Ny. N mengatakan
marah kepada ibunya jika tidak diberi uang belanja membeli rokok. Ny. N
mengatakan sering meminta uang ke ibunya dengan nada keras. Ibu Ny. N
kasar. Ibu Ny. N mengatakan Ny. N sering mengancam jika tidak diberi
uang jajan. Pasien tampak tegang dan gelisah, postur tubuh kaku, mudah
tersinggung.
pendengaran
99
marah secara verbal: pengungkapan perasaan marah dengan baik
4. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien, dengan hasil pasien
menyebutkan kembali cara latihan verbal yaitu dengan cara meminta yang
baik, menolak yang baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik. Pasien
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
khusus nya kepada pasien perilaku kekerasan melalui latihan verbal serta
99
2. Bagi Institusi Pendidikan
99
DAFTAR PUSTAKA
99
Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : ........... (L/P) Umur : ........... tahun No. CM : ........ Tanggal
masuk : .............................
B. FAKTOR PRESIPITASI
...................................................................................................................................
.............................................
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan
jiwa di masa lalu?
YA
TIDAK
2. Pengobatan sebelumnya?
YA
TIDAK
Jika ada :
Hubungan keluarga :
........................................................................................................................
Gejala :
........................................................................................................................
Riwayat pengobatan :
........................................................................................................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
99
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD .................... mmHg HR : .........kali / menit
S .................... C o
RR : ......... kali / menit
2. Ukur : BB .......................... Kg TB : ......... cm
3. Keluhan fisik ………………………………………………
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : .......................................................................................................
...................................................
2. Konsep Diri:
a. Citra Tubuh : ...........................................................................................
b. Identitas : ...........................................................................................
c. Peran : ...........................................................................................
d. Ideal Diri : ...........................................................................................
e. Harga Diri : ...........................................................................................
3. Hubungan sosial
a. Orang yang
berarti .....................................................................................................
.............
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
………………………………………………………………………..
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
………………………………………………………………………....
4. Spiritual
a. Nilai dan
keyakinan ................................................................................................
........................................
b. Kegiatan
ibadah ......................................................................................................
...................................
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting, dan
pemakaian sarana /prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan,
apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : .........................................................
2. Pembicaraan
Cepatss Apatis
99
Keras Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : ........................................................
3. Aktivitas motorik
Lesu Tik
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Jelaskan : ........................................................
4. Alam perasaan
Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
5. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Curiga
Mudah tersinggung
6. Persepsi - Sensorik
99
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
10. Memori
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : ..........................................................................
12. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan : .....................................................................
13. Daya Tilik Diri
Makanan Transportasi
Keamanan Tempat tinggal
Perawatan Kesehatan Uang
Pakaian
Jelaskan : ......................................................................................................
...........................................
99
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Ya
Tidak
Frekuensi makan sehari : .......... kali
Frekuensi kedapan sehari : .......... kali
Nafsu makan :
Meningkat Berlebihan
Menurun Sedikit – sedikit
Berat badan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : ..........Kg BB tertinggi : .......... Kg
Jelaskan : ...................................................................................................
c. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? YA / TIDAK
Apakah merasa segar setelah bangun tidur? YA / TIDAK
Apakah ada kebiasaan tidur siang? YA / TIDAK
Lama tidur siang : ........ Jam
Apa yang menolong tidur ? ........................................................................
Tidur malam jam : ................................, berapa jam : ...............................
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnambulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan : ................................................................................................
d. Penggunaan Obat
3. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
4. Aktivitas Di Dalam Rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan
makanan
Menjaga kerapian
rumah
Mencuci pakaian
5. Aktivitas Di Luar Rumah
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
99
Lain-lain
Jelaskan: .................................................................
H. MEKANISME KOPING
Adaptif: Maladaptif:
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi Berkerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lainnya: ................................ Lainnya: ............................
,
2021
Perawat
99
FORMAT
CATATAN KEPERAWATAN
Nama :................................
NO DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
99
Lampiran 2 : SP Komunikasi
Strategi Pelaksanaan
Latihan Verbal
Strategi Langkah-langkah melakukan
No Keterangan
Pelaksanaan latihan verbal
1. Tahap pra Persiapan alat:
interaksi 1. Kertas/buku catatan
2. Pena
2. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum Bu, sesuai
dengan janji saya kemarin sekarang
kita bertemu lagi.”
Membina hubungan saling percaya
dengan pasien
“apakah Ibu masih ingat dengan
saya?”
2. Evaluasi validasi kegiatan
sebelumnya kepada pasien
“Bagaimana Bu, sudah latihan tarik
napas dalam-dalam dan memukul
kasur dan bantal? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?
“Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya.”
3. Kontrak topik, waktu, dan tempat
“Bagaimana kalau sekarang kita
latihan cara bicara untuk mencegah
marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-
bincangnya Bu ? Bagaimana kalau
di tempat yang sama?”
“Berapa lama Ibu mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?
3. Tahap Kerja 1. Menjelaskan bagaimana cara
berbicara yang baik
“Sekarang kita latihan cara bicara
yang baik untuk mencegah marah
nya bu. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik nafas
dalam-dalam atau memukul kasur
dan bantal dan Ibu sudah lega, maka
99
kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah. Ada tiga
caranya Bu:”
Mengajarkan cara meminta dengan
baik
Meminta dengan baik tanpa marah
dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar.
Kemarin Ibu bilang penyebab
marahnya karena suami tidak mau
membantu pekerjaan rumah tangga.
Coba Ibu meminta bantuan dengan
baik: “Pak, saya butuh bantuan.”
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
Nanti bisa dicoba di sini untuk
meminta baju uang, obat, dan lain-
lain. Coba Ibu praktikkan lagi.”
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
“Bagus Ibu bisa mengulangnya
kembali”
Mengajarkan cara menolak dengan
baik
“Jika ada yang menyuruh dan Ibu
tidak ingin melakukannya, katakan:
“Maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan.
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
Coba Ibu praktikkan lagi cara
menolak yang baik.”
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
“Bagus Ibu bisa mengulangnya
kembali”
Mengajarkan cara mengungkapkan
perasaan kesal dengan baik
“Jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, Ibu dapat
mengatakan: Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu.”
Meminta pasien mengulang kembali
kegiatan yang telah dilatih
“Coba Ibu praktikkan kembali.
Memberikan penghargaan atas
keberhasilan pasien dalam
mengulang kembali tindakan yang
telah di ajarkan
99
“Bagus Ibu”
99