1.3 Sejalan dengan ketentuan dan peraturan yang diatur oleh Bank Indonesia maupun
Regulasi terkait lainnya, maka perlu disusun pedoman penilaian yang dapat
digunakan oleh Penilai dalam pemenuhan penentuan nilai properti sebagai
agunan terkait penentuan besaran nilai kredit berdasarkan ketentuan rasio Loan
to Value (LTV) oleh Bank Indonesia dan Laporan Perkembangan Pembangunan
Properti (LP3).
Dalam pemahaman lebih luas, secara bersamaan pedoman ini harus dipahami
bersamaan `dengan KPUP serta Standar Penilaian lainnya, antara lain :
Istilah “kredit” dalam pedoman atau petunjuk teknis terkait LTV ini dapat diartikan juga
sebagai “pembiayaan” dalam pemahaman bank syariah.
• Properti terdiri dari Rumah Tapak, Rumah Susun, dan Rumah Kantor atau
Rumah Toko.
• Rumah Tapak adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
merupakan kesatuan antara tanah dan bangunan dengan bukti kepemilikan
berupa surat keterangan, sertifikat, atau akta yang dikeluarkan oleh lembaga
atau pejabat yang berwenang.
• Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-
satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,
antara lain griya tawang, kondominium, apartemen, dan flat.
• Rumah Kantor atau Rumah Toko adalah tanah berikut bangunan yang izin
pendiriannya sebagai rumah tinggal sekaligus untuk tujuan komersial antara
lain perkantoran, pertokoan, atau gudang.
• Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, yang selanjutnya disebut KPP atau
KPP iB adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank untuk pembelian
Rumah Tapak, Rumah Susun, Rumah Toko dan/atau Rumah Kantor.
- Kredit yang diberikan Bank untuk pembelian Rumah Tapak, termasuk Kredit
konsumsi beragun Rumah Tapak, yang selanjutnya disebut KP Rumah Tapak;
- Kredit yang diberikan Bank untuk pembelian Rumah Susun, termasuk Kredit
konsumsi beragun Rumah Susun, yang selanjutnya disebut KP Rusun; dan
- Kredit yang diberikan Bank untuk pembelian Rumah Toko dan/atau Rumah
Kantor, termasuk Kredit konsumsi beragun Rumah Toko dan/atau Rumah
Kantor, yang selanjutnya disebut KP Ruko atau KP Rukan.
• Pembiayaan Properti yang selanjutnya disebut KP Syariah adalah Pembiayaan
konsumsi yang terdiri atas:
• Rasio Loan to Value yang selanjutnya disebut Rasio LTV adalah angka rasio
antara nilai Kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan
berupa Properti pada saat pemberian Kredit berdasarkan harga penilaian
terakhir.
• Rasio Financing to Value yang selanjutnya disebut Rasio FTV adalah angka rasio
antara nilai Pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan
berupa Properti pada saat pemberian Pembiayaan berdasarkan harga penilaian
terakhir.
3.2. Nilai Pasar didefinisikan sebagai estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh
dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilaian, antara
pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat menjual, dalam
suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, di mana
kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya,
kehati-hatian dan tanpa paksaan (SPI 101- 3.1).
Lingkup Kredit Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti (KPP) atau KPP
iB
5.0 Penutup
Pedoman ini diperbaharui dan ditetapkan kembali oleh KPSPI pada tanggal
1 Juli 2015 dan mulai berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2016.