Anda di halaman 1dari 25

MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

MATERI INTI 2
PEMASANGAN SISTEM UDARA
TEKAN
I. DESKRIPSI SINGKAT

Udara tekan adalah udara yang diproduksi pada tekanan tertentu


yang berbeda dengan tekanan atmosfer. Udara tekan yang digunakan
untuk keperluan medis di dalam instalasi gas vakum medis ada dua
jenis, yaitu dapat berupa Udara Tekan Medis (UTM) dan Udara Tekan
Alat (UTA).

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

2.1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan proses Udara Tekan Med
yang berlaku.

2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi, peserta mampu:
1. menjelaskan prinsip kerja Udara Tekan Medis dan Udara Tekan
Alat,
2. memasang Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat,
3. mengoperasikan Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat.

III. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan subpokok bahasan
sebagai berikut.
1. Prinsip Kerja Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat.
2. Pemasangan Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat.
3. Pengoperasian Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat.

1 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

IV. METODE PEMBELAJARAN

1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Diskusi kelompok
5. Simulasi

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

1. Bahan tayang
2. Modul pelatihan
3. Laptop
4. LCP proyektor
5. Spidol dan flipchart

VI.LANGKAH–LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikutmerupakanlangkah-langkahkegiatandalamproses pembelajaran materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran, sebagai berikut :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan
perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan dengan
menggunakan bahan tayang.

Langkah 2. Penyampaian Materi


Langkah pembelajaran, sebagai berikut :

1. Materi pokok bahasan disampaikan dengan urutan sebagai berikut,


yaitu persiapan ruangan dan peralatan dalam kondisi siap pakai.

2 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

2. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan


pokok bahasan dan subpokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang.
3. Materi disampaikan dengan metode curah pendapat, ceramah tanya
jawab, dan demonstrasi.

Langkah 3. Praktek Lapangan

Langkah 4. Ujian

VII. URAIAN MATERI

Udara tekan adalah udara yang diproduksi hingga memiliki tekanan


tertentu yang berbeda dengan tekanan atmosfer. Udara tekan dapat
digunakan untuk kegiatan medis, seperti berikut.
Respirasi yang disebut dengan Udara Tekan Medis (UTM).
Sistem buangan sisa gas anestesi.
Tenaga penggerak peralatan medis yang disebut dengan Udara Tekan Alat (UTA).

7.1 Sistem Suplai Udara Tekan


Sumber suplai udara tekan dapat berasal dari sistem suplai
dengan kompresor atau campuran gas N2 dan O2 sebagai gas
sintetik. Namun, pada ISO 7396-1 disebutkan bahwa sistem suplai
untuk udara tekan medis dan udara tekan alat dapat bersumber
pada salah satu atau kombinasi beberapa sistem di bawah ini.
a. Sistem suplai gas sintetik dengan tabung bertekanan tinggi
b. Sistem suplai dengan kompresor udara tekan.
c. Sistem suplai gas sintetik dengan unit proporsional/mixer*.
Satu sistem suplai dapat dijadikan sumber untuk Udara Tekan
Medis (UTM) dan Udara Tekan Alat (UTA). Sistem kompresor UTA
dapat digunakan bersamaan dengan sistem kompresor UTM dengan
syarat menggunakan sistem pemipaan yang terpisah.

3 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Sumber Udara Tekan ditempatkan di dalam gedung atau


ruangan dengan ventilasi yang baik serta memenuhi temperatur
ruangan yang direkomendasi oleh pabrikan. Selain itu, tidak
diperbolehkan untuk ditempatkan pada area parkir kendaraan
bermotor karena daerah tersebut banyak mengandung unsur
hidrokarbon.
Kemudian, ketersediaan daya listrik yang sesuai dengan
kebutuhan sistem sumber udara tekan medis serta sistem saluran
buangan air dari pengering udara dan tangki penampung wajib
diperhatikan, termasuk ketersediaan penerangan atau
pencahayaan yang memadai.

7.1.1. Udara Tekan Medis (UTM)


Untuk keperluan UTM, digunakan low flow dengan flow rate
maksimum 80 L/menit secara kontinu dengan jangka waktu yang
cukup lama serta memiliki terminal unit yang cukup banyak.
Penggunaan udara tekan untuk suplai udara tekan medis berada
pada rentang tekanan 4-7 bar.

7.1.2 Udara Tekan Alat (UTA)


Selain sistem suplai yang disebutkan di atas, UTA dapat
diperoleh juga melalui sistem udara tekan alat sumber/sentral
Nitrogen (N2). Penggunaan udara tekan untuk suplai UTA berada
pada rentang tekanan 7-10 bar. Penggunaan UTA hanya berjangka
waktu beberapa menit, tetapi membutuhkan gas bertekanan tinggi
dengan flow rate dapat mencapai 350 L/menit serta terminal unit
yang sangat sedikit, biasanya kurang dari lima.
Udara tekan alat dapat digunakan untuk menunjang
peralatan medis dan non medis seperti bor bedah, steriliser,
peralatan gigi (dental unit), serta alat di laboratorium.

4 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

7.2. Prinsip Kerja Sistem Suplai Udara Tekan

Sistem udara tekan merupakan suatu sistem yang terdiri dari


sistem sentral yang mampu menyuplai udara bertekanan 4 dan 7
bar ke outlet. Berikut ini merupakan tipe sistem sentral udara
tekan medis dan udara tekan alat yang umum digunakan.
a. Sistem Kompresor
Sistem kompresor dapat terdiri dari dua atau tiga
mesin kompresor yang dapat menghasilkan udara tekan
medis atau udara tekan alat dengan tekanan sebesar 10 bar.
Sistem suplai dengan kompresor tidak dapat digunakan pada
sistem suplai yang dilengkapi dengan oksigen konsentrator.
Sistem memiliki katup penutup manual yang berfungsi
mengisolasi setiap kompresor dari sentral jaringan
pemipaan dan
mengisolasi dari kompresor lain untukmempermudah
pemeliharaan tanpa haruskehilangan tekanan kerja di
sistem.

memiliki katup pelepasan tekanan yang diatur lebih tinggi 50% dari tekanan kerja. Kapasitas
flow kompresor disesuaikan dengan kebutuhan di ruang

operasi, ruang pemulihan dan ruang intensif, serta ruangan


lain yang membutuhkan.
Udara tekan yang dihasilkan oleh kompresor yang
sedang bekerja, tidak boleh mengalir ke arah kompresor
yang sedang tidak bekerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
sistem tersebut membutuhkan komponen katup searah
(check valve). Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan pada kompresor, seperti lokasi intake air, jenis
filter yang diperlukan, monitor kadar CO, serta dew point.

b. Sistem Suplai Udara Sintetik


Udara sintetik dihasilkan dari pencampuran gas

5 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

oksigen dan nitrogen pada blender atau panel mixing pada

6 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

tekanan pre-set untuk memastikan hasil pencampuran selalu


tepat.
Di Indonesia, udara sintetik biasa didapatkan langsung
dalam bentuk tabung dari penyedia gas medis dengan sistem
manifold-nya sendiri, tetapi belum diatur mengenai sistem
suplai udara sintetik dengan unit proporsional yang
diproduksi langsung di ruang sentral instalasi gas dan vakum
medis rumah sakit. Khusus udara tekan alat, berikut
beberapa poin yang menjelaskan kriteria sumber suplai
udara tekan alat:
1. Sumber udara tekan alat harus menghasilkan udara pada
tekanan relatif tidak kurang dari 10 bar.
2. Sumber udara tekan alat harus menghasilkan udara tekan
yang memenuhi kualitas standar udara tekan alat.
3. Sumber udara tekan alat diperbolehkan terdiri dari
sekurangnya dua kompresor atau satu kompresor dengan
regulator berikut header cadangan.
4. Apabila kompresor yang digunakan sebagai sumber udara
tekan alat maka tekanan yang dihasilkan minimal 10 bar.
5. Apabila regulator dengan header yang digunakan sebagai
sumber udara tekan alat maka harus diperhatikan hal-hal
berikut ini:
o Jumlah dan kapasitas tabung atau botol harus mampu
memasok kebutuhan udara tekan alat minimal untuk
satu jam operasi.
o Gas yang disarankan untuk digunakan pada sistem
Udara Tekan Alat ini adalah Gas Nitrogen (N2).

Hasil dari sumber udara tekan alat harus disaring dengan


filter karbon aktif dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Filter diletakan di hulu dari filter set
2. Dirancang untuk kebutuhan puncak 100% pemakaian

7 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

3. Filter set dari sumber kompresor udara tekan alat harus


memenuhi kriteria berikut ini:
o Diletakkan di hulu dari regulator tekanan saluran
akhir dan di hilir dari filter aktif karbon filter
o Dirancang untuk kebutuhan puncak 100% pemakaian
4. Filter-filter yang terpasang pada filter set harus memiliki
efisiensi minimum 98% pada 0.01 mikron
5. Memiliki indikator visual yang memperlihatkan tingkat
kejenuhan dari filter yang digunakan

7.3. Pemasangan Sistem Kompresor untuk Suplai Udara Tekan

Sistem suplai gas tekan medis dengan menggunakan


kompresor memiliki komponen penyusun sebagai berikut:
Kompresor bebas minyak (oil free). Terdapat tiga tipe kompresor, yaitu piston, screw, dan scro
Air intake yang harus ditempatkan sedemikian rupa untuk meminimalisir kontaminasi dari kelua

dalam dan pembuangan sistem vakum, sistem buangan gas


anestesi, serta sistem ventilasi atau sumber kontaminan
lainnya.
c. Unit pendingin dan pengering udara. Pada proses kompresi
udara terkonsentrasi kontaminan, seperti uap air, uap air ini
dihilangkan dengan menggunakan pengering udara sehingga
menghasilkan dengan titik embun (dew point) maksimal yang
lazim berada pada 5°C pada tekanan 4-6 bar.
d. Tangki udara tekan yang dilengkapi dengan automatic drain,
pressure gauge, dan safety valve. Material tangki terbuat dari
metal yang tahan terhadap tekanan kerja hingga 10 bar dan
dilapisi dengan bahan anti korosi.
e. Filter udara 0,01 microns dan filter bakteri atau karbon

8 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

f. Regulator

9 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

g. Monitor dew point dan monitor CO


h. Panel kontrol yang dilengkapi dengan beberapa hal berikut ini:
1. Indikator yang dapat menandakan motor jalan, motor
berhenti, dan motor bermasalah
2. Pengaman arus (MCB)
3. Indikator jam operasional masing-masing motor
4. Alarm untuk indikasi jika sistem sumber/sentral dan
kelengkapan udara tekan medis bermasalah (alarm lokal).
Yang disebut sebagai alarm lokal pada sentral udara tekan
medis adalah alarm yang mengindikasikan apabila kompresor
cadangan bekerja ketika kompresor utama tidak sanggup
memenuhi kebutuhan.
5. Bila sentral/sumber udara tekan medis memiliki dew point,
maka alarm yang berfungsi pada dew point tersebut
merupakan alarm kategori lokal.

Gambar 7.1. Sistem Kompresor untuk Suplai Udara Tekan Medis dan
Udara Tekan Alat

10 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Instalasi sistem kompresor terbagi menjadi empat konfigurasi


sebagai berikut:

a. Sistem two medical air compressor units


Sistem two medical air compressor units adalah sistem
dengan manifold otomatis darurat cadangan yang diletakan di
akomodasi berbeda seperti gambar dibawah ini.
b. Sistem three medical air compressor units
Sistem three medical air compressor units adalah sistem
yang menunjukkan setiap kompresor dapat memasok total
aliran desain dan harus diasumsikan bahwa suplai ketiga,
manifold otomatis, akan memasok sistem distribusi pada titik
yang dekat maupun yang di dalam gedung.

11 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

c. Sistem four medical air compressor units


Sistem quadruplex adalah sistem yang menunjukan
setiap kompresor menyuplai 50% dari aliran desain dan harus
diasumsikan bahwa suplai ketiga, manifold otomatis, akan
memasok sistem distribusi pada titik yang dekat maupun yang
di dalam gedung.

Gambar 7.2. Skematik Rangkaian Sistem Kompresor

12 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Gambar 7.3. Contoh Gambar Teknik Pemasangan Sistem Kompresor

13 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

d. Kombinasi Sistem Udara Medis


Kombinasi sistem udara medis adalah sistem bedah
dengan manifold otomatis darurat cadangan dan manifold
diletakan di akomodasi berbeda.

7.3.1. Tipe Kompresor


Kompresor yang digunakan boleh memiliki tipe apapun
asalkan sesuai untuk dioperasikan dengan beban yang
berkesinambungan dan untuk dioperasikan dengan frekuensi
mati/nyala (start/stop) yang tinggi.
Ada banyak jenis kompresor yang tersedia saat ini, jenis
yang paling umum adalah:
a. Kompresor piston reciprocating
b. Kompresor baling-baling putar (rotary vane)
c. Kompresor sekrup putar (rotary screw)

7.3.2. Penempatan
Area instalasi harus memiliki seluruh akses untuk
keperluan pemeliharaan dan penggantian komponen mayor.
Penempatan lokasi instalasi harus memungkinkan aliran udara
yang memadai untuk tiga tujuan berbeda:
a. Udara intake ke kompresor
b. Pendinginan udara tekan menggunakan aftercooler
c. Pendingin kompresor

7.3.3. Kebisingan Kompresor


Tingkat kebisingan kompresor meningkat seiring dengan
peningkatan kapasitas dari suplai sistem. Maksimum tingkat
kebisingan di area bebas kebisingan untuk kompresor yang
berbunyi dalam jarak 1 m dari instalasi bervariasi sesuai tipe
dan daya dari instalasi.

14 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Pada area yang sensitif terhadap kebisingan, selubung


akustik harus termasuk dalam spesifikasi pembelian semua
kompresor. Selubung tersebut harus mampu mereduksi
setidaknya 10 dBA di area bebas kebisingan pada level 1 m.

7.3.4. Air Intake


Posisi intake udara memberi efek signifikan pada
kualitas udara yang disalurkan, khususnya yang berkaitan
dengan kadar karbon monoksida. Intake udara untuk
kompresor harus ditempatkan sedemikian rupa untuk
meminimalisir kontaminasi dari keluaran mesin pembakaran
dalam dan pembuangan sistem vakum, sistem buangan gas
anestesi, serta sistem ventilasi atau sumber kontaminan
lainnya.

7.3.5. Aftercoolers
Aftercoolers (and intercoolers) merupakan bagian dari perakitan kompresor. Aftercoolers harus
pendingin.

7.3.6. Receivers
Kapasitas air pada receiver harus 50% dari output
kompresor dalam 1 menit, dinyatakan dalam udara bebas
dikirim pada tekanan kerja normal.

7.3.7. Pengelolaan Air dan Filtrasi


Air merupakan kontaminan di dalam sistem udara tekan
terlepas dari tipe dan lokasi instalasi kompresor. Hal ini akibat
udara yang ditarik ke dalam intake kompresor tidak bersih dari
uap air.

15 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

7.3.8. Kontrol Tekanan


Katup pengaman harus dipasang sesuai dengan
persyaratan di bawah dan sesuai dengan BS EN ISO 4126-
1:2004. Katup pengaman dari kapasitas pembuangan yang
disertifikasi harus sesuai dengan kondisi sebagai berikut.
1. Pada pipa pengiriman dari setiap kompresor dan hulu pada
katup isolasi, katup non-return atau aftercooler, mampu
mengeluarkan total keluaran dari kompresor.
2. Pada setiap air receiver dan tower pengering, mampu untuk
membuang seluruh total keluaran dari semua kompresor.
Katup pengaman tidak diperlukan pada kolom pengering
apabila kolom pengering sudah diproteksi oleh katup
pengaman pada peralatan receiver dan peralatan hilir.
Dengan kata lain, katup pengaman tidak diperlukan jika
kolom pengering telah diproteksi dengan cukup.
3. Secara instan, hilir dari setiap regulator tekanan mampu
untuk melepas aliran yang dipersyaratkan oleh sistem.
Seluruh katup pengaman harus berjenis closed bonnet dan
terkoneksi ke pipa dengan ukuran yang sesuai sehingga
pelepasan yang terjadi akan aman meskipun tidak ke arah
luar.

7.3.9. Traps, Valves and Non-return valves


1. Trap Drainase Otomatis
Trap drainase otomatis secara mekanis maupun
elektrik (elektrik lebih dapat diandalkan) harus dipasang
pada aftercooler, receiver, separator, dan filter
coalescing. Hasil buangan dari trap drainase harus dialirkan
ke parit yang sesuai dengan menggunakan pipa melalui
separator oli. Drainase dan pembuangan biasanya berada
dalam kontrak bangunan. Separator harus berada dalam
kontrak kompresor udara. Ketentuan tangki pengumpul
boleh dibuat dalam kontrak gedung maupun kontrak
16 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia
MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

kompresor udara.

17 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Diharuskan pula untuk memasang katup non-return untuk


mencegah aliran balik pada suplai udara di dalam kondisi
tertentu. Katup tersebut harus diletakkan pada lokasi-lokasi
berikut ini.
 Antara kompresor dan receiver, kecuali hilir dari
konektor fleksibel.
 Hilir dari filter debu pada pengering.
 Hulu dari koneksi tabung darurat cadangan di
sambungan saluran pipa instalasi yang menyambung ke
sistem saluran pipa distribusi untuk mencegah masukan
balik di instalasi.
 Hulu dari titik inlet yang mungkin digunakan sebagai
masukkan (feed) dalam sistem darurat.
 Hilir dari regulator manifold tabung darurat.

2. Katup Isolasi
Katup isolasi harus dipasang pada hilir dari katup non-
return dan hulu dari koneksi pada manifold darurat
cadangan. Tujuannya agar memudahkan pemeliharaan
instalasi atau ketika ada penggantian unit di instalasi.
Katup isolasi bertipe ball yang dioperasikan secara manual
harus dipasang sesuai Figures 23–26 untuk mengisolasi
komponen, seperti receiver, pengering, buangan otomatis,
regulator tekanan, dan filter. Katup juga harus dipasang
pada instalasi udara tekan, hilir pada katup instalasi non-
return, dan koneksi dari suplai tabung manifold.

3. Indikator Tekanan
Indikator tekanan harus memenuhi BS EN 837-1:1998
atau memiliki kinerja yang sama dengan indikator
elektronik. Kalibrasi harus dalam satuan bar. Seluruh alat
ukur harus memiliki minimum skala dan rentang operasi

18 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

tidak boleh lebih dari 65% pada rentang skala penuh,


kecuali untuk alat ukur tekanan diferensial. Indikator
tekanan harus terhubung dengan kokang alat ukur.
Indikator tekanan harus ditempatkan pada lokasi-lokasi
berikut ini.
 Unit kontrol instalasi untuk menunjukkan tekanan pada
receiver.
 Setiap receiver.
 Hilir pada setiap regulator tekanan.
 Setiap tower pengering.
 Instalasi pipa yang beroperasi, hulu dari katup isolasi
instalasi.
Indikator tekanan diferensial harus diletakkan pada lokasi-
lokasi berikut ini.
 Setiap coalescing filter.
 Setiap filter debu.
 Setiap filter bakteri.

7.4. Pengoperasian Sistem Suplai Udara Tekan


Sistem operasi dan sistem indikator harus mampu
menjalankan fungsi sebagai berikut.
a. Keseluruhan indikasi dan kontrol instalasi.
b. Individual compressor starting.
c. Kontrol terhadap pengering.
d. Monitor status instalasi.
Panel kontrol yang mengandung komponen pneumatik harus
memiliki ventilasi untuk memungkinkan pelepasan tekanan jika
terjadi kegagalan komponen. Semua indikator harus diidentifikasi
secara tepat dan harus memiliki umur komponen minimal lima
tahun.
Sistem operasi harus mampu menyala kembali secara
otomatis

19 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

setelah daya menyala kembali. Seluruh komponen dari sistem


pasokan udara medis harus terkoneksi ke sumber listrik utama.

20 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

Kontrol sistem harus dapat memastikan bahwa kompresor menyala


kembali secara berurutan untuk menghindari kelebihan beban pada
catu daya atau sumber daya listrik.

b. Unit Kontrol Instalasi


Unit kontrol instalasi harus memiliki suplai daya terpisah
pada masing-masing kompresor dan dikontrol oleh subsirkuit
yang terpisah. Unit tersebut harus memungkinkan berjalan
secara otomatis dan memiliki tuas pemindahan secara manual
atau memiliki pemilihan otomatis yang sesuai urutan. Unit ini
juga harus dapat memastikan bahwa dua atau lebih kompresor
tidak menyala secara bersamaan ketika daya diterapkan.

c. Indikasi Kontrol Instalasi


Harus terdapat indikator untuk setiap kompresor seperti
berikut ini :
1. Indikator lampu untuk suplai utama beroperasi.
2. Indikator lampu untuk kompresor yang sedang beroperasi
menunjukkan motor kompresor sedang diberikan energi
listrik.
3. Sebuah indiKator bahwa tekanan dihasilkan oleh kompresor.

d. Unit Kontrol Pengering


Unit kontrol pengering boleh dipasang pada pengering atau
unit kontrol instalasi. Suplai daya untuk pengering yang
beroperasi dan pengering cadangan harus disediakan secara
terpisah apabila dipasang untuk fase yang sama. Unit kontrol
pengering harus terdiri dari hal-hal berikut ini.
1. Tombol pilihan pengering yang akan dijalankan.
2. Fungsi servis untuk pilihan operasi secara normal.
3. Mempunyai sistem pemutus arus pada masing-masing
pengering.

21 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

4. Sistem untuk mengontrol, baik secara manual maupun


otomatis, kerja sistem pengering hygrometer, dan papan
petunjuk dengan minimum ketelitian ±3°C dalam rentang –
20°C ke –60°C (set atau atur untuk –46°C atmospheric dew
point) dan sebuah sensor tekanan.
5. Penggantian ke pengering cadangan apabila pengering yang
beroperasi mengalami kegagalan berupa kegagalan tekanan
maupun kegagalan tingkat kekeringan.
Indikator fungsi berwarna hijau pada setiap subperakitan
pengeringan akan mengindikasikan hal-hal berikut ini.
 Pengering 1 ditentukan.
 Pengering 2 ditentukan.
 Pengering yang ditentukan—"normal”.
 Pengering yang ditentukan—“gagal”. Indikator kegagalan
harus menyala sampai diatur ulang menggunakan tombol
“reset”.

6. Sistem pengamanan kegagalan yang berfungsi ketika suplai


daya mengalami kerusakan harus beroperasi seperti berikut
ini.
 Penutupan katup pembuangan dan katup pembersihan.
 Pembukaan katup inlet dan outlet.

e. Monitor Status Instalasi


Sistem monitor harus tersedia untuk mendeteksi kegagalan
yang terjadi pada sistem kompresor udara.

1. Kegagalan instalasi untuk setiap kompresor, sebagai berikut.


 Kegagalan kontrol sirkuit.
 Kegagalan motor.
 Aftercooler bersuhu tinggi.
 Kompresor bersuhu tinggi.

22 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

 Kompresor gagal dalam menahan beban.

2. Kegagalan instalasi untuk setiap pengering, sebagai berikut.


 Kegagalan pengering.
 Kegagalan tekanan.

3. Darurat pada instalasi, sebagai berikut.


 Tekanan receiver lebih kecil 0.5 bar dari tekanan cut-in
cadangan.
 Tekanan receiver lebih besar di atas 0.5 bar dari tekanan
cut-out.
 Tingkat kekeringan –46°C di atas tekanan atmosfer.

Kegagalan tekanan pada saluran pipa, sebagai berikut.


Tekanan rendah saluran pipa.
Tekanan tinggi saluran pipa.
Setiap kompresor harus memiliki indikator sebagai berikut.
Suplai utama beroperasi.
Kegagalan pada kontrol sirkuit.

3. Kesalahan kelebihan beban.


4. Kompresor rusak.

Kemudian, harus terdapat indikator sebagai berikut untuk setiap


sistem pengering :
1. Hijau sebagai indikator dari suplai utama beroperasi.
2. Kuning sebagai indikator dryness yang gagal.
3. Kuning sebagai indicator tekanan gagal

f. Alarm Signal Status Unit


Alarm sinyal status harus tersedia sebagai bagian dari kontrol
sistem. Kondisi berikut harus ditampilkan.
1. Normal.

23 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

2. Kegagalan instalasi.
3. Darurat instalasi.
4. Kegagalan tekanan pada salura pipa.
Kondisi di atas harus ditransmisi ke sistem alarm utama. Sistem
alarm harus menggunakan tegangan DC.

7.2. Pengetesan Sistem Udara Tekan Medis dan Udara Tekan Alat
Secara visual, pastikan persyaratan kelengkapan sentral
kompresor udara medis memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. 2 (dua) unit kompresor bebas minyak udara medis.
b. 2 (dua) unit pendingin udara (aftercooler).
c. 1 (satu) unit tangki udara tekan lengkap dengan aksesoris
(automatic drain, pressure gauge, safety valve, pressure
switch,
dan valve) serta dicat warna hijau.
2 (dua) unit pengering udara.
2 (dua) unit filter udara.
2 (dua) unit filter bakteri atau karbon.
1 (satu) unit regulator.
Monitor temperatur dew point.
Monitor karbon monoksida (CO monitor).

j. Panel kontrol dengan dilengkapi hal-hal berikut ini.


 Indikator lampu (hijau jika motor jalan, merah jika motor
berhenti, dan kuning jika motor bermasalah),
 Pemutus arus (Miniature Circuit Breaker),
 Indikator jam operasional masing-masing motor.
 Alarm untuk indikasi jika motor bermasalah.

VIII. REFERENSI
1. International Standard Organization 7396-1: Medical Gas Pipeline Systems
Part 1: Pipeline Systems for Compressed Medical Gases and Vacuum. 2016.
Switzerland.

24 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia


MODUL MATERI INTI 2 – PEMASANGAN SISTEM UDARA

2. Health Technical Memorandum 02-01: Medical gas pipeline systems


Part A: Design, installation, validation and verification. 2006. NHS,
Wales.
3. Health Technical Memorandum 02-01: Medical gas pipeline systems
Part B: Operational management. 2006. NHS, Wales.

25 PT. Sertifikasi Gas Medis Indonesia

Anda mungkin juga menyukai