ORANG LAIN ”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Ahkam
Disusun Oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memudahkan saya dalam menyusun
makalah, Mata kuliah “Tafsir Ahkam “. Tak lupa juga Shalawat serta salamnya
semoga selalu tercurahkan kepada baginda alam, yakni Nabi Muhammad SAW.
tidak lupa juga shalawat serta salamnya, semoga selalu tercurahkan kepada
keluarganya, para sahabat, para tabi’in atba-’attabiin sampai kepada umatnya
hingga akhir zaman. Aamiin.
Saya mengucapkan rasa syukur kepada Allah ta’ala yang telah melimpahkan
nikmat sehat walafiat sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tentunya dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan dan kesalahan didalamnya. Olehnya itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar saya bisa lebih baik lagi
dalam menyajikan makalah. Atas perhatianya saya ucapkan terimaksih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
PEMBAHASAN
A. Larangan Menyuap Hakim
1
Rahmat Syafe‟I, “Al hadis, Akidah, Social, dan Hukum”, Cet. II, (Bandung: Pustaka setia,
2003), hal. 125.
2
Maghfur Ahmad, dkk, “Islam dan Perubahan Sosial”, Cet. 1, (Pekalongan: STAIN Pekalongan
Press, 2011), hal. 66-67
3
Kamus Besar Bahasa Indenesia, hal. 720, dan semakna dengan definisi para ulama. Lihat juga
Mukhtarush Shihah, hal.244 dan Qamus Muhith, 4/336
4
Rahmat Syafe‟I, Al Hadis (Akidah, Social, Dan Hukum).
memberikan harta haramnya pada orang lain. Apabila diperbolehkan
memberikannya berarti ia menolong dan mendorong pekerjaan yang dosa dan
diharamkan. Karena itu, diharamkan memberi uang suap, riba, upah pelacur,
pemberian pada khanin dan segala macam dari perbuatan yang fasiq sebagaimana
yang diharamkan dalam mengambilnya.
Artinya: “penyogok adalah orang yang memberi sogokan, sedangkan orang yang
disogok adalah orang yang menerima sogokan.”
5
Fuad Thohari, Hadis Ahkam: Kajian Hadis-Hadis Hukum Pidana Islam (Hudud, Qishas, dan
Ta’zir). Cet.1(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 281
6
H. Abdul Hamid Ritonga, 16 Tema Pokok Hadis Seputar Islam dan Tata Kehidupan,
(Bandung:Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm. 141
7
Fuad Thohari, Hadis Ahkam: Kajian Hadis-Hadis Hukum Pidana Islam (Hudud, Qishas, dan
Ta’zir). Cet.1(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 281
Kebolehan melakukan risywah (suap) hanya dalam keadaan terpaksa (darurah).
Hal ini dikarenakan darurah dapat membolehkan yang terlarang sebagaimana
kaidah yang berbunyi:
Suap hukumnya sangat jelas diharamkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah serta
Ijma, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.
ِ ࣖ َواَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلبَا ِط ِل َوتُ ْدلُ ْوا بِ َهٓا اِلَى ا ْل ُح َّك ِام لِتَْأ ُكلُ ْوا فَ ِر ْيقًا ِّمنْ اَ ْم َوا ِل النَّا
َس ِبااْل ِ ْث ِم َواَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْون
Artinya : Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan
yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim,
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan
jalan dosa, padahal kamu mengetahui.
8
Abdul Hamid Ritonga, 16 Tema Pokok Hadis Seputar Islam dan Tata Kehidupan, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm. 145
berkata,”Shahih.”. Hadits ini menunjukkan, bahwa suap termasuk dosa besar,
karena ancamannya adalah Laknat. Yaitu terjauhkan dari rahmat Allah.
Ayat ini turun berkenaan dengan Umru-ul Qais bin ‘Abis dan ‘Abdan bin
Asywa’ al-Hadlrami yang bertengkar dalam soal tanah. Umru-ul Qais berusaha
mendapatkan tanah itu agar menjadi miliknya dengan bersumpah di depan hakim.
Ayat ini (QS. Al-Baqarah : 188) sebagai peringatan kepada orang-orang yang
merampas hak orang dengan jalan bathil.9
KESIMPULAN
9
Asbabun Nuzul, Cet. 2 (Bandung: Diponegoro,2011), hlm. 54-55
10
Ibid,.hlm. 140-141
Risywah atau suap merupakan perbuatan yang diharamkan Oleh
Allah SWT, begitu juga dengan Korupsi atau memakan harta milik
Orang lain, sebagaimana yang telah tertera pada Al-Qur’an Surat
al-baqarah ayat 188.
Risywah dalam sebagian kondisi diperbolehkan karna sebab
darurat entah itu karna mendapat ancaman atau lain sebagainya
yang dapat membahayakan bagi keselamatan dirinya.
Hukum Suap menyuap adalah haram, sebagaimana menurut Imam
Asy Syaukani bahwa sesungguhnya keharaman suap adalah mutlak
dan tidak dapat ditakhsis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid Ritonga, 16 Tema Pokok Hadis Seputar Islam dan Tata
Kehidupan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm. 145
Ibid,.hlm. 140-141
Rahmat Syafe‟I, “Al hadis, Akidah, Social, dan Hukum”, Cet. II,
(Bandung: Pustaka setia, 2003), hal. 125.