Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Perawat

1. Pendahuluan

Pendahuluan
Perencanaan karier berisi tentang kemungkinankemungkinan pegawai
sebagai anggota organisasi sebagai perorangan, untuk dapat meniti proses
kenaikan pangkat dan jabatan sesuai dengan persyaratan dan
kemampuannya. Dengan demikian, karier merupakan seluruh posisi kerja
yang dijabat ASN selama siklus kehidupan pekerjaan seorang ASN di
Instansinya. Adapun tujuan karier ASN adalah sebagai peningkatan pribadi
yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai rencana kariernya. Selain itu,
perencanaan karier juga berperan sebagai benchmark sepanjang jenjang
karier pegawai yang bersangkutan. dengan adanya perencanaan karier
sangat berguna dan penting bagi sumber daya manusia (SDM) yang ada,
maupun bagi kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Bahwa perencanaan
karier di sini membantu di dalam penyediaan secara internal organisasi, atas
bakatbakat ASN yang dapat dipromosikan guna memenuhi lowongan yang
disebabkan oleh pegawai yang pensiun, pengunduran diri atau pertumbuhan
organisasi.
Untuk menjelaskan lebih dalam maka pada modul ini akan dilakukan
pembahasan secara tuntas tentang rencana karir individu JF Perawat yang
terdiri dari prinsip-prinsip perhitungan formasi Jabatan
Fungsional Perawat, rencana pengembangan karir Jabatan Fungsional
Perawat, dan rencana karir individu Perawat.

Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti materi pokok ini peserta dapat menyusun rencana karir
individu pejabat fungsional Perawat
2. Manfaat perencanaan karier

Pola karier pegawai, adalah pola pembinaan ASN yang menggambarkan alur
pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara
jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa
jabatan seseorang ASN dapat diketahui sejak pengangkatan pertama dalam
jabatan tertentu sampai dengan pensiun.
Manfaat perencanaan karier dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Mengembangkan ASN yang dapat dipromosikan. Perencanaan karier
dapat membantu suplai ASN terutama pegawai yang potensial.
b. Menurunkan perputaran ASN (turnover). Perhatian terhadap karier
individual dapat meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat mereka
bekerja.
c. Mengungkap potensi ASN. Adanya perencanaan karier yang jelas
mendorong individu untuk menggali potensi masing-masing untuk mencapai
sasaran karier yang diinginkan.
d. Mendorong perubahan. Perencanaan karier yang baik mendorong
semangat kerja ASN dan motivasi kerja dapat dipelihara.
e. Mengurangi penimbunan. Perencanaan karier dapat membantu ASN yang
tidak berkualifikasi untuk maju.
f. Memuaskan kebutuhan ASN. Perencanaan karier berarti adanya
pengakuan dan penghargaan terhadap individu Pegawai ASN.
g. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan ASN yang telah disetujui.

Perencanaan karier yang efektif dan realistis mendorong para ASN dapat
lebih proaktif dan dapat mengantisipasi setiap masalah dan tantangan secara
lebih baik. Salah satu kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang
matang.
3. Menyusun Perencanaan Karier

Proses yang ditempuh untuk menyusun perencanaan karier terdiri atas halhal
berikut ini.
a. Menilai Diri Sendiri. Hal utama dalam memulai perencanaan karier adalah
bertanya atau memahami diri sendiri. Misalnya, orang seperti apakah dirinya.
Keterampilan apa yang dimilikinya. Apakah dirinya menyukainya. Apa yang
menjadi kekuatan atau kelebihan dan kelemahan atau kekurangan dirinya.
Mengenali kesempatan-kesempatan, keterampilan, bakat, dan nilai
berhubungan pada kesempatan karier. Kesempatan dalam suatu organisasi
dipengaruhi oleh pertumbuhan atau kepadatan dari kegiatan, kebijakan
organisasi tentang pengembangan dan promosi ASN dari dalam dan
kebijakan dari internal kantor.
b. Menetapkan Tujuan Karier. Setelah diri ASN dapat menilai kekuatan,
kelemahan, bakat, dan setelah mendapat pengetahuan tentang arah dari
kesempatan kerja, maka tujuan kerier dapat dibentuk.
c. Menyiapkan Rencana-Rencana. Rencana tersebut mungkin dibuat dari
berbagai macam desain kegiatan untuk mencapai tujuan karier ASN.
d. Melaksanakan Rencana-Rencana. Untuk mengimplementasikan satu
rencana kebanyakan diperlukan iklim organisasi yang mendukung. Artinya
bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak semua tingkatan menajemen
untuk membantu bawahan mereka dalam meningkatkan karier mereka.
Pengembangan karier yang efektif akan memperbaiki dan meningkatkan
efektifitas pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai, agar semakin mampu
memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan organisasi dengan
lingkungan yang selalu berubah. Pelaksanaan pekerjaan yang semakin baik
dan meningkat, berpengaruh langsung pada peluang bagi seorang pegawai
untuk memperoleh posisi atau jabatan yang diharapkan atau dicita-
citakannya.
Jalur karier PNS meliputi:
1. Pola Karier Horizontal Pola karier horizontal yaitu perpindahan dari satu
posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang setara, baik di dalam satu kelompok
maupun antarkelompok JA, JF, atau JPT melalui Mutasi yang dilaksanakan
dalam 1 (satu) instansi pusat, antar-instansi pusat, 1 (satu) instansi daerah,
antar-instansi daerah, antar instansi pusat dan instansi daerah, dan ke
perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri. Mutasi
dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun. Mutasi
dilakukan atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan
jabatan, klasifikasi jabatan, dan pola karier, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi. Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip
larangan konflik kepentingan. Selain mutasi karena tugas dan/atau lokasi,
PNS dapat mengajukan mutasi tugas dan/atau lokasi atas permintaan sendiri.
2. Pola Karier Vertikal Pola karier vertikal yaitu perpindahan dari satu posisi
jabatan ke posisi jabatan yang lain yang lebih tinggi, di dalam satu kelompok
JA, JF, atau JPT melalui Promosi. Promosi dalam JA dilakukan sesuai
dengan kelompok rencana suksesi atau melalui seleksi internal. Promosi
dalam kelompok JF dilakukan dalam hal kenaikan jenjang JF, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Promosi ke dalam JPT dilakukan
sepanjang memenuhi persyaratan jabatan melalui seleksi terbuka atau
berdasarkan ketentuan sistem merit, sesuai ketentuan perundang-undangan
dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
3. Pola Karier Diagonal Pola karier diagonal yaitu perpindahan dari satu posisi
jabatan ke posisi jabatan lain yang lebih tinggi antarkelompok JA, JF, atau
JPT melalui: a. Perpindahan karier diagonal bagi JA ke JF melalui mekanisme
perpindahan, inpassing atau promosi dalam JF, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang JF. Dalam hal kondisi tertentu
perpindahan karier dapat dilakukan MANAJEMEN KARIER 17 melalui
mekenisme penyetaraan jabatan sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan. b. Perpindahan karier diagonal bagi JF ke JA melalui
mekanisme penugasan pada jabatan di luar JF, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang JF. c. Perpindahan karier
diagonal JA dan JF Ahli Madya ke dalam JPT dilaksanakan melalui promosi
secara seleksi terbuka, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, dengan memperhatikan kualifikasi, kompetensi,
persyaratan jabatan, dan kebutuhan organisasi. d. Perpindahan karier
diagonal dari JPT ke JF dilaksanakan dengan mempertimbangkan kualifikasi, 
kompetensi, dan angka kredit yang dipersyaratkan dan formasi, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang JF
Setiap pejabat fungsional perawat diharapkan dapat merencanakan karir
individu mereka. Perencanaan karir pejabat fungsional perawat dapat berupa
rencana kenaikan jenjang jabatan, pengembangan kualifikasi pendidikan,
rencana pengembangan kompetensi, serta rencana rumah jabatan yang akan
dicapai. Berikut tabel angka kredit kumulatif yang wajib dicapai oleh pejabat
fungsional perawat untuk diangkat ke JF perawat terampil,pertama serta
kenaikan jenjang jabatan sesuai Permenpan 35 tahun 2019:

Gambar II Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat Perawat Kategori


Keterampilan
Gambar III Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat Perawat Kategori
Keahlian
4. SEKARANG SAYA TAHU

Setiap pejabat fungsional perawat diharapkan dapat merencanakan karir individu


mereka. Perencanaan karir pejabat fungsional perawat dapat berupa rencana kenaikan
jenjang jabatan, pengembangan kualifikasi pendidikan, rencana pengembangan
kompetensi, serta rencana rumah jabatan yang akan dicapai.

Anda mungkin juga menyukai