Pasca Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-19 telah mengguncangkan dunia dan menyebabkan berbagai dampak negatif salah satunya di bidang ketenagakerjaan, ILO mencatat penyebaran virus ini mempengaruhi 2,7 miliar pekerja di dunia atau sekitar 81% tenaga kerja. Dampak negatif yang dimaksud mulai dari pengurangan jam kerja, dirumahkan, cuti tanpa gaji, hingga PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang dirasakan oleh para tenaga kerja di dunia akibat pandemi ini. Dalam video disebutkan bahwa para pekerja disabilitas, pekerja perempuan dan pekerja dengan upah rendah sangat merasakan dampak pandemi ini karena upah mereka sangat rendah dimana pada setengah tahun pertama tahun 2020 upah di dunia tumbuh lebih lambat yakni 2/3 (mengalami penurunan) dibandingkan tahun sebelumnya. Akhirnya pemerintah turun tangan dalam kasus ini dengan memberikan bantuan berupa subsidi upah di berbagai negara dan ini memberikan perbedaan besar, seperti contoh di Eropa apabila tanpa subsidi upah para pekerja perempuan akan kehilangan 8,1% dari upah asli mereka sedangkan para pekerja laki-laki akan kehilangan 5,4% dari upah asli mereka lalu pekerja dengan upah rendah akan kehilangan 17,3% dari upah mereka. Langkah ini diharapkan dapat meredakan dampak yang dihasilkan dari pandemi akibat hilangnya upah mereka dan diharapkan dapat memberi kecukupan serta keseimbangan untuk pemulihan yang berkelanjutan kedepannya. Dalam video pengungsi Suriah dan pekerja garmen, ILO telah membantu seorang pekerja bernama Batoul dimana dia mempunyai anak yang lahir dengan kondisi cacat dan butuh biaya operasi. Meski pabrik kebanyakan tutup akibat pandemi, ILO membantu Batoul dengan menemukan pekerjaan melalui pusat pekerjaan Madaba dan Batoul tetap menerima gaji meskipun pabrik tutup sementara dan bisa memenuhi kebutuhan anaknya selama masa krisis ini. Mengenai kondisi pasar tenaga kerja dunia pasca pandemi Covid-19 diperkirakan mengalami banyak perkembangan dan tantangan tentunya karena kita ketahui bahwa krisis Covid-19 terhadap pasar tenaga kerja sangat besar sekali dan membuat para pembuat kebijakan menghadapi tantangan kebijakan utama. Hasil pasar tenaga kerja kedepannya tentu tergantung pada pilihan yang negara mereka buat. Pandemi ini memang telah memunculkan ketimpangan di dunia kerja seperti perempuan, orang muda dan pekerja informal, penyandang disabilitas semuanya dirugikan bahkan sebelum krisis ini dimulai. ILO menanggapinya dengan akan memberikan perhatian khusus kepada kelompok kerja yang saya sebutkan tadi agar tidak terjerumus dalam kemiskinan dan terpinggirkan oleh masyarakat. Gagasan bahwa semua orang harus bebas termasuk penyandang disabilitas, di semua industri bukan hanya masalah HAM (Hak Asasi Manusia) tetapi juga mengenai kesuksesan bisnis. Dan untuk para kaum anak-anak muda yang akan terjun pada dunia kerja diperkirakan akan semakin produktif dalam membangun sebuah bisnis, akan tetapi pada situasi pandemi seperti sekarang banyak kaum muda kehilangan pekerjaan dimana mereka berjuang melawan semua ketidakpastian dan mempertaruhkan mental mereka akibat dampak yang dihasilkan pandemi ini. Maka dari itu untuk menggairahkan para kaum muda ini di dunia kerja nantinya yang pertama dilakukan adalah memastikan agar suara dan kebutuhan mereka didengar, tentu saja ini penting dilakukan untuk memberikan tanggapan yang menghasilkan gagasan untuk masa depan yang lebih baik. ILO juga memperkirakan di masa depan teknologi dan aktivitas serba online akan banyak dilakukan dan tenaga kerja kaum usia muda akan banyak bersaing nantinya. ILO juga membantu produktivitas para pekerja dalam menjalani pandemi ini dengan membuka kembali akomodasi dan layanan makanan sesuai dengan protokol kesehatan untuk memerangi pandemi ini. Checklist pencegahan dan pengendalian ILO disini untuk membantu menjadi alat yang praktis dan dapat disesuaikan untuk membantu perusahaan, para pekerja, dan pelanggan agar tetap aman. Investasi pada pekerja medis dan sektor kesehatan kedepannya sangat penting dilakukan. Saat ini, petugas medis yang merawat dan menyediakan perawatan di rumah sakit atau wisma akan rentan terjangkit virus karena berinteraksi langsung dengan mereka. Pandemi ini juga telah menarik perhatian pada masalah lama di sektor medis dimana mengalami kelebihan beban dan kekurangan dalam hal perekrutan, retensi dan perlindungan pekerja medis yang terlatih dan termotivasi dalam jumlah yang memadai. Keselamatan dan kesehatan pekerja medis merupakan hal yang dasar dan perlindungan mereka harus diprioritaskan. Jika kita ingin membangun sistem perawatan kesehatan dan sosial yang tangguh dan lebih peduli, investasi berkelanjutan sangat penting sekarang, termasuk dalam pekerjaan perawatan yang memadai dengan kondisi kerja yang layak untuk memungkinkan pekerja perawatan memberikan perawatan berkualitas di saat krisis dan seterusnya Dapat disimpulkan dari ulasan yang saya buta bahwa kedepannya kondisi pasar tenaga kerja pasca pandemi Covid-19 akan terus berkembang dan banyak memanfaatkan teknologi serta sistem online. Tentu perkembangan ini akan diiringi dengan banyak tantangan dan bagaimana menghadapi ketimpangan yang terjadi kepada para pekerja perempuan, disabilitas dan informal agar tidak terjadi lagi. Lalu diperkirakan juga di masa depan, akan banyak para kaum muda produktiv yang bersaing di pasar tenaga kerja, dan para pengusaha-pengusaha akan bangkit setelah pandemi berakhir. Dan yang terakhir, investasi di bidang medis juga diperlukan karena kesehatan itu penting dan apabila SDM (Sumber Daya Manusia) sebuah negara terampil dan menguasai potensi bidang kesehatan tentu akan menguntungkan sebuah negara