Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN INFUS RINGER LACTATE

KELOMPOK 3

FARMASI VI-A

Bayyinah 108102000026

Nur Ikhlas 108102000013

Siti Mardiyanti 108102000029

Dosen pembimbing : Ibu Sabrina, S.Si, Apt

Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI 2011

1
I. DATA ZAT AKTIF
Acidum Lacticum

Sinonim : E270; Eco-Lac; 2-hydroxypropanoic acid; α-hydroxypropionic acid;

DL-lactic acid; Lexalt L; milk acid; Patlac LA; Purac 88 PH; racemic

lactic acid.

Rumus molekul : C3H6O3

Bobot Molekul : 90.08

Organoleptis
Bentuk : Cairan kental

Warna : Tidak berwarna atau agak kuning

Bau : Tidak berbau atau berbau lemah .

Rasa : Tidak enak , berasa asam , Higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air , dalam etanol (95%) P, dalam eter.

Sifat Kimia & Fisika

Penyimpanan : Disimpan pada temperatur 250C, hindari Freezer.dan dalam wadah

tertutup rapat.

Pemberian : Secara iv.

OTT : Dengan agen pengoksidasi, iodida, albumin. Bereaksi ungu dengan

Asam hidrofluorat dan asam Nitrit.

Farmakologi
Khasiat / Indikasi : Anti Septikum alat pencernaan.

Agen pengasam : 0,012 – 1,16 %

2
Natrium Klorida

mengandung tidak kurang dari 99,5% NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Sinonim : Sodium Chloride

Rumus molekul : NaCl

BM : 58,44

Pemerian : Hablur heksahedral tidak bewarna atau serbuk hablur putih; tidak

berbau; rasa asin.

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam

lebih kurang 10 bagian gliserol P; larut dalam 250 bagian etanol 95%.

Titik lebur : 801°C

Titik didih : 1439°C

Susut pengeringan : tidak lebih dari 0,5 %

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

pH : 6,7-7,3

Khasiat dan kegunaan : sumber ion klorida dan ion natrium

Keasaman/ Kebasaan : Larutan 50 g dalam 200 ml air bebas karbondioksida P, tambahkan 10


tetes larutan biru bromitimol P. Jika larutan bewarna kuning, untuk
mengubah menjadi warna biru diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml natrium
hidroksida 0,02 N. Jika larutan bewarna hijau atau biru, untuk mengubah
menjadi warna kuning diperlukan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida
0,02 N

OTT : Larutan natrium klorida bersifat korosif dengan besi; membentuk


endapan bila bereaksi dengan perak; garam merkuri; agen oksidasi kuat
pembebas klorine dari larutan asam sodium klorida; kelarutan pengawet
nipagin menurun dalam larutan sodium klorida.

Stabilitas : larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan perpecahan


partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca. Larutan cair ini dapat
disterilisasi dengan cara autoklaf atau filtrasi. Dalam bentuk padatan

3
stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat
kering.

Natrium hidroksida

Sinonim : Natrii hidroksida, Natrii Hydroxydum

Struktur kimia : NaOH

BM : 40

Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 97,5 % alkali jumlah dihitung sebagai NaOH,
dan tidak lebih dari 2,5 % Na2CO3 (FI Ed III)

Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % alkali
jumlah, dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0 %. (FI Ed IV)

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida.

Kelarutan

 Menurut FI Ed III : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)

 Menurut FI Ed IV : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan

Kalii Chloridum

Sinonim : Potassium Chloride

Rumus molekul: KCl

BM : 74,55

Pemerian : tidak berbau; kristal tidak berwarna; atau bubuk kristal putih, rasa garam yang
tidak menyenangkan.

4
pH : 7 untuk larutan pada suhu 15°C

Kelarutan : praktis tidak larut dalam acetone dan eter; larut dalam 250 bagian etanol 95%;
larut dalam 14 bagian gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 1,8 bagian pada
suhu 100oC.

Titik lebur : 790°C

Titik didih : menyublim pada suhu 1500°C

Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalium

OTT : larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan bromine triflouride dan dengan
campuran asam sulfur dan permanganate kalium. Kehadiran asam klorida, NaCl,
dan MgCl menurunkan kelarutan KCl dalam air. Larutan KCl mengendap dengan
garam perak dan lead. Larutan iv KCl OTT dengan protein hidrosalisilat.

Stabilitas : larutan KCl dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. KCl stabil dan harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk dan kering.

Calcii Chloridum

Sinonim : Calcium Chloride Dihydrate

Rumus molekul: CaCl2.H2O

BM : 147

Pemerian : bubuk kristal, higroskopis, tidak berbau, tidak berwarna atau putih

pH : larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2. Larutan 1,7% dalam air memiliki
keadaan yang isoosmotik dengan serum.

Kelarutan : larut dalam 1,2 bagian air; larut dalam 0,7 bagian air mendidih; larut dalam 4
bagian alcohol; larut dalam 2 bagian alcohol mendidih

Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalsium

OTT : OTT dengan larutan Karbonat, posfat, sulfat dan tartrat; dengan amphotericin,
cephalothin sodium, Klorfeniramina maleat, Klortetrasiklin, HCl, Oksitetrasiklin
HCl, dan tetrasiklin HCl. Kadang-kadang OTT yang tergantung pada konsentrasi
yang terjadi dengan Natrium bikarbonat.

5
Stabilitas : simpan dalam wadah yang tertutup rapat

Aqua Steril Pro Injectione (aqua steril untuk injeksi)

Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang
sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.

Organoleptis

Bentuk : cairan jernih

Warna: tidak bewarna

Bau: tidak berbau

Buku pembanding: Endotoksin BPFI

Endotoksin Bakteri

<201> tidak boleh lebih dari 0,25 unit Endotoksin FI per ml, menggunakan Endotoksin BPFI
sebagai pembanding.

Klorida

Pada 20ml zat uji dalam tabung pembanding warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P, dan 1ml
perak nitrat LP, dan campur perlahan terjadi kekeruhan dalam waktu 10menit yang tidak lebih
keruh dari 20ml Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada pereaksi dalam wadah
<1271> yang mengandung 10µg Cl (0,5 bpi) diamati dengan arah tegak lurus tabung dengan
dasar gelap dan cahaya yang masuk dari samping.

Sterilitas <71> memenuhi syarat.

Wadah dan penyimpanan:

Dalam wadah dosis tunggal dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1 liter. Wadah kaca
sebaikny adari kaca Tipe 1 atau tipe II

6
(Farmakope Indonesia edisi IV hal 112-113)

Sterilisasi : Kalor basah (autoklaf)

Cara pembuatan : didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit, dinginkan

II. FORMULASI INFUS RINGER LACTATE

FORMULA PUSTAKA

 Farmakope Indonesia edisi keempat


Injeksi Ringer Laktat

Injeksi Ringer Laktat adalah larutan steril da Kalsium Klorida, Kalium Klorida, Natrium Klorida
dan Natrium Laktat dalam Air untuk injeksi:

Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0 dan tidak lebih dari 315,0 mg Natrium
(sebagai NaCl dan C5H5NaO3), tidak kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih 17,3 mg kalium (K,
setara dengan tidak kurang dari 27,0 dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari 4,90
mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak
lebih dari 22,0 mg CaCl2.2H2O), tidak kurang dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg
klorida (Cl, sebagai NaCl, KCl dan CaCl2.2H2O, dan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih
dari 330,0 mg C5H5NaO3). Injeksi ringer laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba.

[Catatan Injeksi Ringer Laktat mengandung kalsium, kalium dan natrium berturut – turut lebih
kurang 2,7; 4 dan 130 miliekuivalen per liter]

Endotoksin bakteri

Tidak lebih dari 0,5 unit Endotoksin FI per ml

pH

Antara 6,0 dan 7,5

7
Logam berat

Tidak kurang dari 0,5 bpj; lakukan penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga volume lebih
kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.

1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan 8,907 mg C3H5O3

Wadah dan Penyimpanan

Dalam wadah kaca atau plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II

 Martindale Hal: 638


Ringer Injection
R/ NaCl 860 mg
KCl 30 mg
CaCl2 33 mg
API ad 100 ml

 Fornas Hal 206

Injeksi Ringer Laktat

Tiap 500 ml mengandung

R/ Acidum Lacticum 1,2 ml

Natrii Hydroxydum 575 mg

Natrii Chloridum 3g

Kalii Chloridum 200 mg

Calcii Chloridum 135 mg

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal

Catatan :

1. Ditambahkan Asam klorida 0,1 N hingga pH 5 sampai 7,0

8
2. Mengandung ion bikarbonat dihitung sebagai laktat 29 mEq, ion kalium 5mEq, ion kalsium
8 mEq, ion klorida 111 mEq dan ion natrium 131 mEq per liter.

3. Tidak boleh mengandung bakterisida

4. Disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera setelah dibuat

5. Bebas Pirogen

6. Pada etiket harus juga tertera :

 banyaknya ion bikarbonat dihitung sebagai laktat, ion Kalium, ion kalsium, Ion Klorida

dan ion Natrium masing-masing dalam mEq per liter

 daluarsa

 Diinjeksikan secara infusi

III. ALAT dan CARA STERILISASI

Nama alat Jumlah Cara sterilisasi Waktu


Spatel logam 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Pinset logam 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Batang pengaduk 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Kaca arloji 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Cawan penguap 4 Oven 170⁰ C 30 menit
Gelas ukur 2 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Pipet tetes tanpa karet 2 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Karet pipet 2 Rebus 30 menit
Corong gelas 1 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
kertas saring lipat 2 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
terpasang
Erlenmeyer 3 Oven 170⁰ C 30 menit
Beacker glass 5 Oven 170⁰ C 30 menit
Botol infus 2 Oven 250⁰ C 30 menit

9
IV. FORMULA AKHIR

 Fornas Hal 206

Injeksi Ringer Laktat

Tiap 500 ml mengandung

R/ Acidum Lacticum 1,2 ml

Natrii Hydroxydum 575 mg

Natrii Chloridum 3g

Kalii Chloridum 200 mg

Calcii Chloridum 135 mg

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal

Catatan :

1. Ditambahkan Asam klorida 0,1 N hingga pH 5 sampai 7,0


2. Mengandung ion bikarbonat dihitung sebagai laktat 29 mEq, ion kalium 5mEq, ion
kalsium 8 mEq, ion klorida 111 mEq dan ion natrium 131 mEq per liter.
3. Tidak boleh mengandung bakterisida
4. Disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera setelah dibuat
5. Bebas Pirogen
6. Pada etiket harus juga tertera :

 banyaknya ion bikarbonat dihitung sebagai laktat, ion Kalium, ion kalsium, Ion Klorida

dan ion Natrium masing-masing dalam mEq per liter

 daluarsa

 Diinjeksikan secara infusi

Perhitungan dan penimbangan

10
Tiap 500 ml mengandung :

Acidum Lacticum 1,2 ml 0,24% E = 0,44


Liso 3,4
Natrii Hydroxydum 575 mg 0,115% E = 17 = 17 x =
BM 40
1,445

Natrii Chloridum 3 g 0,6% E= 1

Kalii Chloridum 200 mg 0,04% E= 0,76

Calcii Chloridum 135 mg 0,027% E = 0,51

Dibuat 250 ml, jadi :

Asam laktat = 0,6 ml x 1,2 gram/ml = 0,72 gram

NaOH = 287,5 mg = 0,2875 gram

KCl = 100 mg = 0,1 gram

CaCl2 = 67,5 mg = 0,0675 gram

NaCl = 1,5 gram

Hubungan antara Osmolaritas dan tonisitas

Osmolaritas Tonisitas
(M osmole/liter)
>350 Hipertonis
329-350 Sedikit hipertonis
270-328 Isotonis
250-269 Sedikit hipotonis
0-249 Hipotonis

gram
x 1000 x jumlah ion
M osmol/liter = liter
BM

11
0,72 gram
x 1000 x 1
Asam laktat = 0,25 liter = 31,972 M osmol/liter
90 , 08

0,2875 gram
x 1000 x 2
NaOH = 0,25 liter = 57,5 M osmol/liter
40

0,1 gram
x 1000 x 2
KCl = 0,25 liter = 10,724 M osmol/liter
74,6

0,0675 gram
x 1000 x 3
CaCl2 = 0,25 liter = 7,297 M osmol/liter
111

1,5 gram
x 1000 x 2
NaCl = 0,25 liter = 205,339 M osmole/liter +
58,44

= 312,832 M osmole/liter → isotonis

Perhitungan mEq

massa x Ar
Berat ion =
Mr

Zat Massa (mg) Mr Ion Ar Berat ion

NaCl 1500 58,5 Na+ 23 589,744

Cl- 35,5 910,256

KCl 100 74,6 K+ 39,1 52,413

Cl- 35,5 47.587

CaCl2 67,5 111 Ca2+ 40 24,324

Cl- 35,5 21,588

12
NaOH 287,5 40 Na+ 23 165,312

OH- 17 122,188

Asam laktat 720 90,08 Laktat 89 711,368

∑berat ion x valensi


mEq = Ar

karena massa dalam formula adalah per 250 ml maka mEq = 0,25 mEq/liter

Zat Berat ion Valensi Ar mEq mEq/liter

HCO3- (sebagai laktat) 589,744 1 89 7,19 28,76

Na+ 910,256 1 23 32,831 131,324

Cl- 52,413 1 35,5 27,5896 110,358

K+ 47.587 1 39,1 1,341 5,362

Ca2+ 24,324 2 40 1,216 4,865

Volume sediaan yang akan diisikan ke dalam botol infus: 200 ml + (2% x 200 ml) = 204 ml

Volume yang dibuat berlebih: 250 ml (senilai 23%)

Jadi yang ditimbang sebanyak (dilebihkan 5% dari perhitungan)

Asam laktat = 0,72 gram +(0,72 x 5%) = 0, 756 gram

NaOH = 0,2875 gram + (0,2875 x 5%) = 0,302 gram

KCl = 0,1 gram + (0,1 x 5%) = 0,105 gram

CaCl2 = 0,0675 gram + (0,0675 x 5%) = 0,071 gram

NaCl = 1,5 gram + (1,5 x 5%) = 1,575 gram

13
Alasan – alasan :

♫ Zat aktif mudah larut dalam air sehingga dapat dipakai sebagai Sediaan Parentral Volume
Besar karena akan dibuat sediaan infus dan larutan bersifat larutan sejati.
♫ Autoklaf
filtrasi Autoklaf Larutan disterilkan dengan cara otoklaf (121˚C selama 15 menit)

Tetap memakai formula pada fornas dan tidak menambah zat tambahan lain seperti:
 Zat pengawet: pengawet tidak diperlukan karena sediaan dilakukan sterilisasi akhir.

 Pengatur tonisitas; biasanya ditambahkan zat pengisotoni yaitu dengan tujuan


mencegah ketidakseimbangan elektrolit, mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi,
hemolisa sel darah, dan mengurangi sakit pada daerah injeksi. Kami menggunakan NaCl
sebagai bahan pengisotoni untuk menghasilkan larutan isotonis dalam sediaan.

 Pengatur pH (dapar): tujuan digunakannya yaitu untuk meningkatkan stabilitas obat;


mengurangi rasa nyeri, iritasi, nekrosis saat penggunaannya; menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan untuk sediaan infuse tidak digunakan dapar
karena dapat menyebabkan larutan agak hipertonis.

V. CARA KERJA

Pembuatan Aqua Pro Injectione

a) Aqua bidestilata di panaskan diatas waterbath di dalam erlenmeyer sampai air mendidih.
Setelah air mendidih kemudian dipanaskan lagi selama 40 menit.

b) Setelah 40 menit lalu diangkat kemudian di dinginkan. API digunakan untuk membuat
sediaan larutan steril.

Pembuatan Sediaan

1. Disiapkan alat – alat dan bahan yang diperlukan

14
2. Dilakukan proses pembuatan API bebas O2 dengan cara mendidihkan aquadest diatas
penangas air, setelah itu dipanaskan kembali selama 40 menit.
3. Dilakukan proses pembuatan Air bebas pirogen, yaitu :
Aqua destilata dipanaskan diatas penangas air, kemudian ditambahkan karbon aktif
sebanyak 0,1 % dari total air bebas pirogen yang akan dibuat. Sebelum mencapai suhu
60° C - 70° C, Karbon aktif ditambahkan ke dalam aqua destilata. Dilakukan pengadukan
sesekali yang kemudian dilanjutkan pemanasan hingga suhu 60° C - 70° C. kemudian
ditutup dengan kaca arloji, yang telah disisipkan dengan Termometer dan batang
pengaduk. Setelah mencapai suhu 60° C - 70° C, dilanjutkan pemanasan selama 15
menit.Selanjutnya sebagian dari air bebas pirogen ini (5 – 10ml) disaring dengan
menggunakan kertas saring rangkap 2 yang sebelumnya telah dibasahi dengan air bebas
pirogen (karena dispensasi, maka kertas saring dibasahi dengan API), kemudian filtrat
pertama dibuang. Selanjutnya corong tersebut dipindahkan ke erlenmeyer lain, dan
kembali dilakukan penyaringan hingga didapat Air bebas pirogen yang jernih.
4. Bahan berupa Zat aktif ditimbang menggunakan kaca arloji dalam grey area, karbon aktif
digerus terlebih dahulu didalam lumping kemudian ditimbang 0,1% dari sediaan yang
mau dibuat
5. Dimasukkan kedalam beacker glass yang telah dikalibrasi
6. Disiapkan sejumlah API yang telah dibuat sebelumnya untuk melarutkan ZA dan
membilas kaca arloji, ad kan dengan API sampai tanda batas pada beaker, kemudian
dimasukkan 0,1% karbon aktif ke dalam larutan
7. Tutup dengan kaca arloji yang telah disisipkan Termometer dan batang pengaduk.
8. Kemudian dilakukan pemanasan sambil sesekali diaduk, setelah suhu mencapai 60° C –
70° C dilanjutkan pemanasan selama 15 menit.
9. Dimasukkan corong yang telah berisi kertas saring rangkap 2 lipat terpasang yang
sebelumnya telah dibasahi dengan Air bebas pirogen.
10. Dilakukan penyaringan sekitar 5 – 10 ml, kemudian filtrat pertama dibuang.
11. Dipindahkan corong tersebut ke erlenmeyer lain, kemudian lakukan kembali
penyaringan hingga didapat sediaan yang jernih.

15
12. Dilakukan pengukuran menggunakan gelas ukur sesuai dengan volume yang akan
dimasukkan ke dalam botol infus (204 ml)
13. Masukkan larutan ke dalam botol infus yang sebelumnya telah ditara
14. Ditutup botol infus dengan menggunakan kain flakon, kemudian diikat dengan simpul
campaigne
15. Disterilkan dengan mengggunakan autoklaf suhu 121° C selama 15 menit.
16. Diberikan etiket dan dilakukan evaluasi terhadap sediaan.

VI. DATA PENGAMATAN


 pH sediaan sebelum = 8
 pH sediaan setelah = 7
 Uji Kejernihan = Larutan jernih, tidak ada partikel yang melayang.
 Larutan homogen dan berwarna jernih.

VII. PEMBAHASAN

Sediaan parenteral volume besar adalah sediaan cairan steril mengandung obat yang
dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih dan ditujukan untuk manusia.Konsep dari SPVB yaitu
parameter fisiologi, factor fisikokimia, dan bahan tambahan pada sediaan SPVB. Komponen
penunjang fisiologi tubuh yaitu tekanan osmosa, dimana tekanan osmosa merupakan
perpindahan pelarut dan zat terlarut melalui membrane permeable yang memisahkan dua
komponen. Satuan tekanan osmosa adalah osmols per kilogram, disebut harga osmolaritas.
Pada factor fisikokimia yaitu kelarutan, pH, pembawa, cahaya dan suhu serta factor kemasan.
Sedangkan bahan tambahan yang digunakan yaitu dapar, antioksidan, komplekson, jarang
digunakan pada sediaan SPVB. (Formulasi Sediaan Steril)
Sediaan infuse yang kami buat yaitu infuse ringer lactate. Ringer laktat adalah sebuah
larutan isotonik yang biasanya digunakan untuk mengobati atau untuk mencegah dehidrasi
pada manusia dan hewan. Larutan ini mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium
klorida dan natrium laktat dalam air suling. Ringer laktat biasanya diberikan melalui pemberian
intravena sementara itu mungkin subkutan pada hewan. Larutan ringer laktat sering digunakan

16
untuk mengisi cairan yang hilang setelah kehilangan darah akibat trauma, operasi, atau cedera
kebakaran. Di masa lalu, itu digunakan untuk menginduksi buang air kecil pada pasien dengan
gagal ginjal akut. Larutan ringer laktat digunakan ketika pasien mengalami asidosis atau yang
menunjukkan tanda-tanda dan gejala kondisi tersebut, karena produk sampingan dari
metabolisme laktat dalam hati melawan asidosis. Asidosis adalah ketidakseimbangan kimia
yang terjadi sebagai akibat dari gagal ginjal akut atau kehilangan cairan yang ekstrim. Infus
larutan Ringer laktat tergantung pada jumlah kehilangan cairan dan defisit cairan. Jumlah infus
biasa adalah 30 ml/kg berat badan/ jam. Namun, larutan ini tidak dianjurkan untuk terapi
perawatan karena kandungan natrium dianggap terlalu tinggi sedangkan kandungan kalium
terlalu rendah dibandingkan dengan persyaratan elektrolit harian tubuh. Hal ini terutama tidak
dianjurkan sebagai terapi pemeliharaan pengganti cairan pada bayi dan anak-anak, karena
volume cairan yang tersedia terbesar pada bayi dan menurun dengan usia. 
Sediaan infuse harus bebas pirogen. Menurut Co Tui: Pirogen adalah senyawa kompleks
polisakharida di mana mengandung radikal yang ada unsur N, P. Selama radikal masih terikat,
selama itu masih dapat menimbulkan demam dan pirogen bersifat termostabil.
Cara menghilangkan pirogen:
Larutan digojok dengan penambahan 0,1% karbo adsorben selama 5-10 menit lalu disaring
melalui filter asbes. Ada kerugiannya karena zat obat ikut diserap pada penyaringan. Oleh
karena itu, dalam sediaan infuse penimbangan bahan dilebihkan 5% karena dikhawatirkan
adanya kehilangan bahan-bahan akibat penyerapan karbon aktif.
Cara mencegah terjadinya pirogen dilakukan seperti berikut:
a. Aquadest harus segera digunakan setelah destilasi.
b. Pada waktu destilasi jangan ada air yang memercik.
c. Alat-alat penampung dan cara menampungnya aquadest harus seaseptis mungkin.

Di dalam sediaan infuse isotonis mutlak perlu dan setelah dilakukan perhitungan
tonisitas sediaan kami didapatkan yaitu 312,832 M osmole/liter, rentang ini masuk ke dalam
range isotonis yaitu pada 270-328 M osmole/liter. Laju pemberian normal/lazim untuk larutan
isotonis dengan viskositas rendah seperti sediaan kami yaitu 125 ml/jam = 1 liter tiap 8 jam
atau 2 ml/menit. Pada umumnya, obat-obat yang digunakan untuk membuat SPVB mudah

17
larut. Akan tetapi pH juga mempengaruhi, dimana pH darah normal adalah 7,35-7,45 (isohidri)
sehingga bila SPVB mempunyai pH di luar batas tersebut akan menyebabkan masalah pada
tubuh. Tetapi hal ini sangat sulit karena kebanyakan obat pada pH yang tidak stabil. Pada
sediaan kami pH yang didapatkan sebelum dipanaskan dengan karbon aktif yaitu 8. Akan tetapi,
setelah dipanaskan dengan karbon aktif pH sediaan kami yaitu 7, pH ini masuk kedalam range
pH sediaan ringer lactate menurut fornas yaitu pH 5 sampai 7,0. Sebenarnya tujuan utama
pengaturan pH yaitu untuk mempertinggi stabilitas sehingga obat-obat tersebut masih
mempunyai aktivitas dan potensi. Dalam sediaan infuse sebaiknya dihindari pemakaian dapar
untuk adjust pH, karena seringkali penggunaan dapar dapat membuat larutan menjadi agak
hipertonis, meskipun tidak begitu merugikan. Pendaparan yang jauh menyimpang dari pH 7,4
akan memperlambat dan mempersulit penyerapan obat, karena penyerapan baru akan terjadi
apabila kapasitas dapar telah ditiadakan.pH larutan yang tidak didapar boleh bergeser antara 3-
5 sedangkan untuk larutan yang didapar sebaiknya sekitar 5,5-7,5 agar waktu yang dibutuhkan
untuk menghilangkan pengaruh zat pendapar tidak terlalu lama.

VIII. KESIMPULAN
• Infus ringer lactate merupakan jenis cairan infuse isotonic dimana osmolaritas (tingkat
kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus
berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko
terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi. Infus ringer lactate kristaloid bersifat isotonis, maka efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Infus Ringer Laktat
adalah larutan steril yang mengandung kalsium klorida, kalium klorida, natrium klorida dan
natrium laktat dalam air untuk injeksi.
 RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume
dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk
syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL
akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki

18
keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk
pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung
glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa
yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.
 Volume yang dimasukkan ke dalam botol infuse sebanyak 204 ml yaitu dari volume awal
yang seharusnya 200 ml kemudian ditambahkan dengan volume berlebih sebanyak 4 ml
maka menjadi 204 ml.
 Setelah dilakukan cek pH dan evaluasi terhadap kejernihan sediaan, diketahui bahwa
larutan yang dihasilkan mempunyai pH 7, larut dengan homongen dan jernih.

IX. DAFTAR PUSTAKA

 American Pharmaceutical Asosiation. Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi V.


London: The Pharmaceutical Press, 1994
 Department of Pharmaceutical Sciences. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-
eight edition. 1982. London : The Pharmaceutical Press.
 Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta.
 Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.
 Departemen Kesehatan RI, 1978. Formularium Nasional, edisi II, Jakarta.
 Suryani, Nelly M.Si, Apt. dan Sulistiawati, Farida M.Si, Apt..2007. Penuntun Praktikum
Teknologi Sedian Steril. Jakarta : UIN Press

 Infusion of ringer lactate di download pada


http://www.righthealth.com/topic/Ringers_Lactate_Infusion/overview/
uc_kosmixarticles?fdid=uniquecontent1_3fc20f3c00942b368ab0710bbf3c4093
https://id.scribd.com/doc/56318262/Laporan-Infus-Ringer-Lactate

19

Anda mungkin juga menyukai