Laporan Infus Ringer Lactate
Laporan Infus Ringer Lactate
KELOMPOK 3
FARMASI VI-A
Bayyinah 108102000026
MEI 2011
1
I. DATA ZAT AKTIF
Acidum Lacticum
DL-lactic acid; Lexalt L; milk acid; Patlac LA; Purac 88 PH; racemic
lactic acid.
Organoleptis
Bentuk : Cairan kental
Kelarutan : Mudah larut dalam air , dalam etanol (95%) P, dalam eter.
tertutup rapat.
Farmakologi
Khasiat / Indikasi : Anti Septikum alat pencernaan.
2
Natrium Klorida
mengandung tidak kurang dari 99,5% NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
BM : 58,44
Pemerian : Hablur heksahedral tidak bewarna atau serbuk hablur putih; tidak
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam
lebih kurang 10 bagian gliserol P; larut dalam 250 bagian etanol 95%.
pH : 6,7-7,3
3
stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat
kering.
Natrium hidroksida
BM : 40
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 97,5 % alkali jumlah dihitung sebagai NaOH,
dan tidak lebih dari 2,5 % Na2CO3 (FI Ed III)
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % alkali
jumlah, dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0 %. (FI Ed IV)
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida.
Kelarutan
Menurut FI Ed III : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Kalii Chloridum
BM : 74,55
Pemerian : tidak berbau; kristal tidak berwarna; atau bubuk kristal putih, rasa garam yang
tidak menyenangkan.
4
pH : 7 untuk larutan pada suhu 15°C
Kelarutan : praktis tidak larut dalam acetone dan eter; larut dalam 250 bagian etanol 95%;
larut dalam 14 bagian gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 1,8 bagian pada
suhu 100oC.
OTT : larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan bromine triflouride dan dengan
campuran asam sulfur dan permanganate kalium. Kehadiran asam klorida, NaCl,
dan MgCl menurunkan kelarutan KCl dalam air. Larutan KCl mengendap dengan
garam perak dan lead. Larutan iv KCl OTT dengan protein hidrosalisilat.
Stabilitas : larutan KCl dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. KCl stabil dan harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk dan kering.
Calcii Chloridum
BM : 147
Pemerian : bubuk kristal, higroskopis, tidak berbau, tidak berwarna atau putih
pH : larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2. Larutan 1,7% dalam air memiliki
keadaan yang isoosmotik dengan serum.
Kelarutan : larut dalam 1,2 bagian air; larut dalam 0,7 bagian air mendidih; larut dalam 4
bagian alcohol; larut dalam 2 bagian alcohol mendidih
OTT : OTT dengan larutan Karbonat, posfat, sulfat dan tartrat; dengan amphotericin,
cephalothin sodium, Klorfeniramina maleat, Klortetrasiklin, HCl, Oksitetrasiklin
HCl, dan tetrasiklin HCl. Kadang-kadang OTT yang tergantung pada konsentrasi
yang terjadi dengan Natrium bikarbonat.
5
Stabilitas : simpan dalam wadah yang tertutup rapat
Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang
sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.
Organoleptis
Endotoksin Bakteri
<201> tidak boleh lebih dari 0,25 unit Endotoksin FI per ml, menggunakan Endotoksin BPFI
sebagai pembanding.
Klorida
Pada 20ml zat uji dalam tabung pembanding warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P, dan 1ml
perak nitrat LP, dan campur perlahan terjadi kekeruhan dalam waktu 10menit yang tidak lebih
keruh dari 20ml Air dengan kemurnian tinggi seperti yang tertera pada pereaksi dalam wadah
<1271> yang mengandung 10µg Cl (0,5 bpi) diamati dengan arah tegak lurus tabung dengan
dasar gelap dan cahaya yang masuk dari samping.
Dalam wadah dosis tunggal dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1 liter. Wadah kaca
sebaikny adari kaca Tipe 1 atau tipe II
6
(Farmakope Indonesia edisi IV hal 112-113)
FORMULA PUSTAKA
Injeksi Ringer Laktat adalah larutan steril da Kalsium Klorida, Kalium Klorida, Natrium Klorida
dan Natrium Laktat dalam Air untuk injeksi:
Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0 dan tidak lebih dari 315,0 mg Natrium
(sebagai NaCl dan C5H5NaO3), tidak kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih 17,3 mg kalium (K,
setara dengan tidak kurang dari 27,0 dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari 4,90
mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak
lebih dari 22,0 mg CaCl2.2H2O), tidak kurang dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg
klorida (Cl, sebagai NaCl, KCl dan CaCl2.2H2O, dan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih
dari 330,0 mg C5H5NaO3). Injeksi ringer laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba.
[Catatan Injeksi Ringer Laktat mengandung kalsium, kalium dan natrium berturut – turut lebih
kurang 2,7; 4 dan 130 miliekuivalen per liter]
Endotoksin bakteri
pH
7
Logam berat
Tidak kurang dari 0,5 bpj; lakukan penetapan dengan menguapkan 67 ml hingga volume lebih
kurang 20 ml, tambahkan 2 ml asam asetat 1N dan encerkan dengan air hingga 25 ml.
Dalam wadah kaca atau plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II
Natrii Chloridum 3g
Catatan :
8
2. Mengandung ion bikarbonat dihitung sebagai laktat 29 mEq, ion kalium 5mEq, ion kalsium
8 mEq, ion klorida 111 mEq dan ion natrium 131 mEq per liter.
5. Bebas Pirogen
banyaknya ion bikarbonat dihitung sebagai laktat, ion Kalium, ion kalsium, Ion Klorida
daluarsa
9
IV. FORMULA AKHIR
Natrii Chloridum 3g
Catatan :
banyaknya ion bikarbonat dihitung sebagai laktat, ion Kalium, ion kalsium, Ion Klorida
daluarsa
10
Tiap 500 ml mengandung :
Osmolaritas Tonisitas
(M osmole/liter)
>350 Hipertonis
329-350 Sedikit hipertonis
270-328 Isotonis
250-269 Sedikit hipotonis
0-249 Hipotonis
gram
x 1000 x jumlah ion
M osmol/liter = liter
BM
11
0,72 gram
x 1000 x 1
Asam laktat = 0,25 liter = 31,972 M osmol/liter
90 , 08
0,2875 gram
x 1000 x 2
NaOH = 0,25 liter = 57,5 M osmol/liter
40
0,1 gram
x 1000 x 2
KCl = 0,25 liter = 10,724 M osmol/liter
74,6
0,0675 gram
x 1000 x 3
CaCl2 = 0,25 liter = 7,297 M osmol/liter
111
1,5 gram
x 1000 x 2
NaCl = 0,25 liter = 205,339 M osmole/liter +
58,44
Perhitungan mEq
massa x Ar
Berat ion =
Mr
12
NaOH 287,5 40 Na+ 23 165,312
OH- 17 122,188
karena massa dalam formula adalah per 250 ml maka mEq = 0,25 mEq/liter
Volume sediaan yang akan diisikan ke dalam botol infus: 200 ml + (2% x 200 ml) = 204 ml
13
Alasan – alasan :
♫ Zat aktif mudah larut dalam air sehingga dapat dipakai sebagai Sediaan Parentral Volume
Besar karena akan dibuat sediaan infus dan larutan bersifat larutan sejati.
♫ Autoklaf
filtrasi Autoklaf Larutan disterilkan dengan cara otoklaf (121˚C selama 15 menit)
Tetap memakai formula pada fornas dan tidak menambah zat tambahan lain seperti:
Zat pengawet: pengawet tidak diperlukan karena sediaan dilakukan sterilisasi akhir.
V. CARA KERJA
a) Aqua bidestilata di panaskan diatas waterbath di dalam erlenmeyer sampai air mendidih.
Setelah air mendidih kemudian dipanaskan lagi selama 40 menit.
b) Setelah 40 menit lalu diangkat kemudian di dinginkan. API digunakan untuk membuat
sediaan larutan steril.
Pembuatan Sediaan
14
2. Dilakukan proses pembuatan API bebas O2 dengan cara mendidihkan aquadest diatas
penangas air, setelah itu dipanaskan kembali selama 40 menit.
3. Dilakukan proses pembuatan Air bebas pirogen, yaitu :
Aqua destilata dipanaskan diatas penangas air, kemudian ditambahkan karbon aktif
sebanyak 0,1 % dari total air bebas pirogen yang akan dibuat. Sebelum mencapai suhu
60° C - 70° C, Karbon aktif ditambahkan ke dalam aqua destilata. Dilakukan pengadukan
sesekali yang kemudian dilanjutkan pemanasan hingga suhu 60° C - 70° C. kemudian
ditutup dengan kaca arloji, yang telah disisipkan dengan Termometer dan batang
pengaduk. Setelah mencapai suhu 60° C - 70° C, dilanjutkan pemanasan selama 15
menit.Selanjutnya sebagian dari air bebas pirogen ini (5 – 10ml) disaring dengan
menggunakan kertas saring rangkap 2 yang sebelumnya telah dibasahi dengan air bebas
pirogen (karena dispensasi, maka kertas saring dibasahi dengan API), kemudian filtrat
pertama dibuang. Selanjutnya corong tersebut dipindahkan ke erlenmeyer lain, dan
kembali dilakukan penyaringan hingga didapat Air bebas pirogen yang jernih.
4. Bahan berupa Zat aktif ditimbang menggunakan kaca arloji dalam grey area, karbon aktif
digerus terlebih dahulu didalam lumping kemudian ditimbang 0,1% dari sediaan yang
mau dibuat
5. Dimasukkan kedalam beacker glass yang telah dikalibrasi
6. Disiapkan sejumlah API yang telah dibuat sebelumnya untuk melarutkan ZA dan
membilas kaca arloji, ad kan dengan API sampai tanda batas pada beaker, kemudian
dimasukkan 0,1% karbon aktif ke dalam larutan
7. Tutup dengan kaca arloji yang telah disisipkan Termometer dan batang pengaduk.
8. Kemudian dilakukan pemanasan sambil sesekali diaduk, setelah suhu mencapai 60° C –
70° C dilanjutkan pemanasan selama 15 menit.
9. Dimasukkan corong yang telah berisi kertas saring rangkap 2 lipat terpasang yang
sebelumnya telah dibasahi dengan Air bebas pirogen.
10. Dilakukan penyaringan sekitar 5 – 10 ml, kemudian filtrat pertama dibuang.
11. Dipindahkan corong tersebut ke erlenmeyer lain, kemudian lakukan kembali
penyaringan hingga didapat sediaan yang jernih.
15
12. Dilakukan pengukuran menggunakan gelas ukur sesuai dengan volume yang akan
dimasukkan ke dalam botol infus (204 ml)
13. Masukkan larutan ke dalam botol infus yang sebelumnya telah ditara
14. Ditutup botol infus dengan menggunakan kain flakon, kemudian diikat dengan simpul
campaigne
15. Disterilkan dengan mengggunakan autoklaf suhu 121° C selama 15 menit.
16. Diberikan etiket dan dilakukan evaluasi terhadap sediaan.
VII. PEMBAHASAN
Sediaan parenteral volume besar adalah sediaan cairan steril mengandung obat yang
dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih dan ditujukan untuk manusia.Konsep dari SPVB yaitu
parameter fisiologi, factor fisikokimia, dan bahan tambahan pada sediaan SPVB. Komponen
penunjang fisiologi tubuh yaitu tekanan osmosa, dimana tekanan osmosa merupakan
perpindahan pelarut dan zat terlarut melalui membrane permeable yang memisahkan dua
komponen. Satuan tekanan osmosa adalah osmols per kilogram, disebut harga osmolaritas.
Pada factor fisikokimia yaitu kelarutan, pH, pembawa, cahaya dan suhu serta factor kemasan.
Sedangkan bahan tambahan yang digunakan yaitu dapar, antioksidan, komplekson, jarang
digunakan pada sediaan SPVB. (Formulasi Sediaan Steril)
Sediaan infuse yang kami buat yaitu infuse ringer lactate. Ringer laktat adalah sebuah
larutan isotonik yang biasanya digunakan untuk mengobati atau untuk mencegah dehidrasi
pada manusia dan hewan. Larutan ini mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium
klorida dan natrium laktat dalam air suling. Ringer laktat biasanya diberikan melalui pemberian
intravena sementara itu mungkin subkutan pada hewan. Larutan ringer laktat sering digunakan
16
untuk mengisi cairan yang hilang setelah kehilangan darah akibat trauma, operasi, atau cedera
kebakaran. Di masa lalu, itu digunakan untuk menginduksi buang air kecil pada pasien dengan
gagal ginjal akut. Larutan ringer laktat digunakan ketika pasien mengalami asidosis atau yang
menunjukkan tanda-tanda dan gejala kondisi tersebut, karena produk sampingan dari
metabolisme laktat dalam hati melawan asidosis. Asidosis adalah ketidakseimbangan kimia
yang terjadi sebagai akibat dari gagal ginjal akut atau kehilangan cairan yang ekstrim. Infus
larutan Ringer laktat tergantung pada jumlah kehilangan cairan dan defisit cairan. Jumlah infus
biasa adalah 30 ml/kg berat badan/ jam. Namun, larutan ini tidak dianjurkan untuk terapi
perawatan karena kandungan natrium dianggap terlalu tinggi sedangkan kandungan kalium
terlalu rendah dibandingkan dengan persyaratan elektrolit harian tubuh. Hal ini terutama tidak
dianjurkan sebagai terapi pemeliharaan pengganti cairan pada bayi dan anak-anak, karena
volume cairan yang tersedia terbesar pada bayi dan menurun dengan usia.
Sediaan infuse harus bebas pirogen. Menurut Co Tui: Pirogen adalah senyawa kompleks
polisakharida di mana mengandung radikal yang ada unsur N, P. Selama radikal masih terikat,
selama itu masih dapat menimbulkan demam dan pirogen bersifat termostabil.
Cara menghilangkan pirogen:
Larutan digojok dengan penambahan 0,1% karbo adsorben selama 5-10 menit lalu disaring
melalui filter asbes. Ada kerugiannya karena zat obat ikut diserap pada penyaringan. Oleh
karena itu, dalam sediaan infuse penimbangan bahan dilebihkan 5% karena dikhawatirkan
adanya kehilangan bahan-bahan akibat penyerapan karbon aktif.
Cara mencegah terjadinya pirogen dilakukan seperti berikut:
a. Aquadest harus segera digunakan setelah destilasi.
b. Pada waktu destilasi jangan ada air yang memercik.
c. Alat-alat penampung dan cara menampungnya aquadest harus seaseptis mungkin.
Di dalam sediaan infuse isotonis mutlak perlu dan setelah dilakukan perhitungan
tonisitas sediaan kami didapatkan yaitu 312,832 M osmole/liter, rentang ini masuk ke dalam
range isotonis yaitu pada 270-328 M osmole/liter. Laju pemberian normal/lazim untuk larutan
isotonis dengan viskositas rendah seperti sediaan kami yaitu 125 ml/jam = 1 liter tiap 8 jam
atau 2 ml/menit. Pada umumnya, obat-obat yang digunakan untuk membuat SPVB mudah
17
larut. Akan tetapi pH juga mempengaruhi, dimana pH darah normal adalah 7,35-7,45 (isohidri)
sehingga bila SPVB mempunyai pH di luar batas tersebut akan menyebabkan masalah pada
tubuh. Tetapi hal ini sangat sulit karena kebanyakan obat pada pH yang tidak stabil. Pada
sediaan kami pH yang didapatkan sebelum dipanaskan dengan karbon aktif yaitu 8. Akan tetapi,
setelah dipanaskan dengan karbon aktif pH sediaan kami yaitu 7, pH ini masuk kedalam range
pH sediaan ringer lactate menurut fornas yaitu pH 5 sampai 7,0. Sebenarnya tujuan utama
pengaturan pH yaitu untuk mempertinggi stabilitas sehingga obat-obat tersebut masih
mempunyai aktivitas dan potensi. Dalam sediaan infuse sebaiknya dihindari pemakaian dapar
untuk adjust pH, karena seringkali penggunaan dapar dapat membuat larutan menjadi agak
hipertonis, meskipun tidak begitu merugikan. Pendaparan yang jauh menyimpang dari pH 7,4
akan memperlambat dan mempersulit penyerapan obat, karena penyerapan baru akan terjadi
apabila kapasitas dapar telah ditiadakan.pH larutan yang tidak didapar boleh bergeser antara 3-
5 sedangkan untuk larutan yang didapar sebaiknya sekitar 5,5-7,5 agar waktu yang dibutuhkan
untuk menghilangkan pengaruh zat pendapar tidak terlalu lama.
VIII. KESIMPULAN
• Infus ringer lactate merupakan jenis cairan infuse isotonic dimana osmolaritas (tingkat
kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus
berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko
terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi. Infus ringer lactate kristaloid bersifat isotonis, maka efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Infus Ringer Laktat
adalah larutan steril yang mengandung kalsium klorida, kalium klorida, natrium klorida dan
natrium laktat dalam air untuk injeksi.
RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume
dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk
syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL
akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki
18
keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk
pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung
glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa
yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.
Volume yang dimasukkan ke dalam botol infuse sebanyak 204 ml yaitu dari volume awal
yang seharusnya 200 ml kemudian ditambahkan dengan volume berlebih sebanyak 4 ml
maka menjadi 204 ml.
Setelah dilakukan cek pH dan evaluasi terhadap kejernihan sediaan, diketahui bahwa
larutan yang dihasilkan mempunyai pH 7, larut dengan homongen dan jernih.
19