Makalah Farmakokinetik Dan
Makalah Farmakokinetik Dan
Dan Farmakodinamik
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk tenaga medis,
ilmu ini
dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan,
diagnosis, dan
pengobatan penyakit. Selain itu agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat
mengakibatkan
berbagai gejala penyakit. Farmakologi mencakup pengetahuan tentang sejarah, sumber,
sifat
kimia dan fisik, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorpsi,
distribusi,
biotransformasi, ekskresi dan penggunaan obat. Seiring berkembangnya pengetahuan,
beberapa
bidang ilmu tersebut telah berkembang menjadi ilmu tersendiri .
1. TUJUAN PENULISAN
2. Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
1. FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat.
Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi (A), distribusi (D),
metabolisme (M),
dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk utuh atau
bentuk aktif
merupakan proses eliminasi obat.
1. Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah.
Bergantung
pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut sampai
rektum),
kulit, paru, otot, dan lain-lain. Yang terpenting adalah cara pemberian obat per
oral, dengan cara
ini tempat absorpsi utama adalah usus halus karena memiliki permukaan absorpsi yang
sangat
luas, yakni 200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter 4 cm, disertai
dengan vili dan mikrovili ) (Gunawan, 2009).
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh,
melalui jalurnya hingga masuk kedalam sirkulasi sistemik. Pada level seluler,
obat diabsorpsi melalui beberapa metode, terutama transport aktif dantransport
pasif.
Gambar 1. 1 Proses Absorbsi Obat
Metode absorpsi
Transport pasif
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses difusi obat
dapat berpindah
dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Transport aktif
terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membrane dan
berhenti bila
konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang.
Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari daerah dengan
konsentrasi
obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi
Kecepatan Absorpsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sitemik hanya sedikit sel.
Absorpsi terjadi cepat
dan obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh.
Nyeri dan stress mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan saluran cerna,
retensi gaster.
Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan lambung dan memperlambat
waktu absorpsi obat
Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau memperlambat
tergantung jenis
obat
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar ke seluruh
tubuh. Hepar
memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan
efek first-
pass. Metabolisme hepar dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan
jumlah
obat yang sampai ke sirkulasi sistemik, jadi dosis obat yang diberikan harus
banyak.
2. Distribusi
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubu
h.
Aliran darah
Permeabilitas kapiler
Ikatan protein
Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein dapat terikat atau
bebas. Obat
yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja. Hanya obat bebas yang
dapat
memberikan efek. Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat
protein
3. Metabolisme
Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah dimetabolisme
baru menjadi
aktif (prodrugs).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi
polar
(larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan ini
obat aktif
umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif, kurang
aktif, atau
menjadi toksik.
Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi metabolisme, al. penyakit hepar seperti
sirosis.
Pengaruh Gen
Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa orang dapat memetabolisme obat dengan
cepat, sementara yang lain lambat.
Pengaruh Lingkungan
Usia
4. Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar obat
dibuang dari
tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru,
eksokrin
(keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal
dalam bentuk
utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif
merupakan cara
eliminasi obat melui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni
filtrasi
glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal mengalami kematangan pada usia
6-12 bulan,
dan setelah dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi obat yang kedua penting adalah
melalui
empedu ke dalam usus dan keluar bersama feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk
eliminasi
gas anastetik umum (Gunawan, 2009).
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat dibuang dari
tubuh.
Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolism dan ekskresi.
Waktu paruh
penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat harus diberikan.
Onset adalah Waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya. Sangat
tergantung rute
pemberian dan farmakokinetik obat
Puncak, Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka konsentrasinya di dalam
tubuh
semakin meningkat, Namun konsentrasi puncak~ puncak respon
1. FARMAKODINAMIK
kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organism.
Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan biokimiawi yang
merupakan respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya menyerupai senyawa
endogen di
sebut agonis, obat yang tidak mempunyai aktifitas intrinsic sehingga menimbulkan
efek dengan
menghambat kerja suatu agonis disebut antagonis.
2. Reseptor Obat
protein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat
merupakan
reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor dapat
berupa ikatan
ion, hydrogen, hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan kecil dalam molekul
obat,
misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat
farmakologinya.
4. Interaksi Obat-Reseptor
ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah
(ikatan ion,
hydrogen, hidrofilik, van der Waals), mirip ikatan antara subtract dengan enzim,
jarang terjadi
ikatan kovalen.
5. Antagonisme Farmakodinamik
o Antagonis fisiologik
Terjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan.
Obat yang menduduki reseptor yang sama tetapi tidak mampu menimbulkan efek
farmakologi
secara instrinsik
Obat yang merupakan analog puri atau pirimidin dapat berinkoporasi ke dalam asam
nukleat
sehingga mengganggu fungsinya. Obat yang bekerja seperti ini disebut antimetabolit
misalnya :
6-merkaptopurin atau anti mikroba lain.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami
absorpsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan
efek.
Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat di ekskresi dari dalam tubuh.
Seluruh proses
ini di sebut farmakokinetik.
Farmakodinamik ialah cabang ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat
serta
mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti
efek
utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa
serta
spectrum efek dan respon yang terjadi.
1. SARAN
Pemahaman mahasiswa keperawat terhadap bidang ilmu farmakologi dalam hal ini aspek
farmakokinetik dan farmakodinamik harus terus di tingkatkan dengan proses
pembelajaran yang
kontinyu selain untuk meningkatkan pemahaman yakni sebagai upaya meningkatkan
displin ilmu
yang lebih kompeten, berjiwa pengetahuan dan selalu berfikir kritis terhadap ilmu
tersebut.
Daftar Pustaka
Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.