Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN

DI KLINIK SAHADUTA

Klinik Pratama Rawat Inap Sahaduta


2022

1
KATA PENGANTAR

Klinik Sahaduta sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan salah satu


tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja baik pada
SDM klinik, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar
lingkungan klinik.
Klinik Sahaduta sebagai salah satu fasyankes tingkat pertama juga berkomitmen
untuk terus meningkatkan mutu/kualitas pelayanan. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah memenuhi indikator Keselamatan Pasien
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan dan menjamin
keselamatan pasien, dibutuhkan tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap
kejadian tidak diinginkan di fasilitas pelayanan kesehatan agar kejadian serupa tidak
terulang kembali. Tindakan yang komprehensif dan responsif ini harus dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh petugas klinik, mulai dari pimpinan dan pekerja harian yang
melaksanakan tugas
Dengan tersusunnya pedoman keselamatan pasien ini, kami berharap kualitas
pelayanan di Klinik Sahaduta semakin baik dan semakin memuaskan pasien, pengantar
pasien dan pengunjung yang lain
Pada akhirnya, kami terbuka dan siap menerima kritik dan saran untuk semakin
menyempurnakan pedoman ini

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Tujuan................................................................................................................... 4
C. Sasaran ............................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup Pedoman..................................................................................... 4
E. Batasan Operasional............................................................................................ 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................................. 6
BAB III STANDAR FASILITAS........................................................................................ 8
BAB IV TATA LAKSNANA PELAYANAN........................................................................ 9
A. Identifikasi pasien dengan benar........................................................................... 9
B. Komunikasi efektif.................................................................................................. 9
C. Keamanan obat obatan yang harus diwaspadai...................................................10
D. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar..................................................................
E. Mengurangi resiko Infeksi akibat perawatan kesehatan.......................................13
F. Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuh...................................................14
G. Pelaporan dan analisis insiden..............................................................................15
BAB V PENGENDALIAN MUTU.....................................................................................18
BAB VI PENUTUP ..........................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Insiden yang terjadi dapat menimbulkan kerugian baik bagi Klinik maupun bagi
pasien. Apalagi jika sampai terjadi kejadian sentinel yang sangat tidak diinginkan.
Dampak bagi klinik bisa berupa menurunnya kepercayaan masyarakat, berkurangnya
kunjungan pasien, dampak ekonomi dan sosial.
Oleh sebab itu disusun sebuah pedoman Keselamatan Pasien yang akan menjadi
acuan kegiatan memenuhi indikator keselamatan pasien sehingga tidak terjadi hal hal
yang tidak diinginkan selama SDM klinik menjalankan tugas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum : Menjamin Keselamatan Pasien
Tujuan Khusus :
1. Memenuhi 6 indikator Keselamatan Pasien
2. Melaporkan insiden dan melakukan RCA
3. Melakukan tindaklanjut terkait insiden yang terjadi
C. Sasaran Pedoman
Tim KP
Pasien / Keluarga Pasien
SDM Kesehatan
D. Ruang Lingkup Pedoman
a. mengidentifikasi pasien dengan benar
b. meningkatkan komunikasi yang efektif
c. meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
d. memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
e. mengurangi risiko infeksi akibat perawatan Kesehatan
f. mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
g. pelaporan dan analisis insiden

4
E. Batasan Operasional
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien
Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien
Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah Insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien
Kejadian sentinel adalah suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang
mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau cedera berat yang temporer dan
membutuhkan intervensi untuk mempetahankan kehidupan, baik fisik maupun
psikis, yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tim K3 terdiri dari tenaga Medis dan Medis dengan struktur sbb :

Ketua Tim KP : Supriyadi


Anggota :
a. Koordinator identifikasi pasien : Cahya
b. Koordinator komunikasi yang efektif : Rina
c. Koordinator keamanan obat : Rica
d. Koordinator keamanan pembedahan : Fitri
e. Koordinator Pencegahan infeksi akibat perawatan Kesehatan: Iis
f. Koordinator risiko jatuh : Happy
g. Koordinator pelaporan dan analisis insiden : dr Yunitya

2. Tugas pokok dan fungsi


No Nama Jabatan Tugas pokok dan Fungsi
1 Supriyadi Ketua Tim KP 1. Mengkoordinasi kegiatan KP
2. Memimpin rapat KP
3. Menyusun rencana program KP
4. Melaksanakan program KP
5. Mengumpulkan,mengolah,menganalisis
data terkait KP di Fasyankes, dan
menginformasikan kepada seluruh
SDM Fasyankes.
6. Menyusun dan memberikan
rekomendasi untuk bahan
pertimbangan kepada pimpinan
Fasyankes yang berkaitan dengan KP
di Fasyankes.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan
terkait dengan pelaksanaan kegiatan
KP di Fasyankes.
2 Cahya Koordinator Menyusun SOP identifikasi pasien
identifikasi pasien Melakukan dan memantau proses
identifikasikasi pasien terlaksana sesuai
SOP
3 Rina Koordinator Menyusun SOP identifikasi pasien
komunikasi yang Melakukan dan memantau proses

6
efektif komunikasi terlaksana sesuai SOP
4 Rica Koordinator Menyusun SOP kefarmasian
keamanan obat Melakukan dan memantau proses
kefarmasian terlaksana sesuai SOP

5 Fitri Koordinator Menyusun SOP Pembedahan


keamanan Melakukan dan memantau proses
pembedahan pembedahan terlaksana sesuai SOP
6 Iis Koordinator Menyusun SOP Tindakan Perawatan
Pencegahan infeksi Melakukan dan memantau proses
akibat perawatan perawatan terlaksana sesuai SOP
Kesehatan
7 Happy Koordinator risiko Menyusun SOP skrining resiko jatuh
jatuh Melakukan dan memantau proses skrining
resiko jatuh terlaksana sesuai SOP
8 Dr Yuni S Koordinator pelaporan Menyusun SOP insiden
dan analisis insiden Melakukan dan memantau proses
pelaporan insiden terlaksana sesuai SOP
Membentuk tim RCA
Memimpin rapat pembahasan insiden
Menyusun laporan insiden

3. Jadual Kegiatan
N Nama Kegiatan Tribulan 1 Tribulan 2 Tribulan 3 Tribulan 4
o
1 Pembuatan SK tim KP
2 Penyusunan rencana KP
3 Pelaksanaan kegiatan KP
4 Monitoring
5 Evaluasi

NB : Waktu pelaksanaan

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas yang ada di Klinik Sahaduta untuk pelaksanaan program


Keselamatan Pasien :
B.
No Nama fasilitas Jumlah Keterangan
1 Komputer 2
2 Kartu tanda pengenal pasien Sesuai kebutuhan
3 Gelang Pasien Sesuai kebutuhan
4 Rekam Medis Sesuai Kebutuhan
5 Stempel SBAR 2
6 Stiker LASA dan High Alert Sesuai kebutuhan
7 Buku KIE pasien 1
8 Lembar persetujuan (IC) Sesuai kebutuhan
9 Lembar Lokasi pembedahan Sesuai kebutuhan
10 Skrining jatuh Sesuai kebutuhan
11 Gelang Resiko Sesuai kebutuhan
12 Bell Darurat 10
13 Buku register insiden 1

8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR


Untuk melakukan identifikasi yang benar :
1. Pasien di daftar dengan menggunakan data identitas resmi ( KTP / KK/ Kartu
BPJS / SIM )
2. Satu pasien diberi satu nomor register pendaftaran, baik untuk rawat jalan
maupun rawat inap
3. Identitas pasien ditulis lengkap pada lembar rekam medis, dan pada gelang
identitas pasien
4. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
6. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
7. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
8. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi
B. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Komunikasi antar petugas dengan pasien wajib dilakukan dengan memberikan
informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
2. Komunikasi antar petugas dan pasien bersifat 2 arah sehingga pasien diberi
kesempatan untuk menanyakan hal hal yang belum dipahami
3. Informasi yang diberikan petugas harus mengandung unsur Pendidikan bagi
pasien dan keluarga pasien
4. Komunikasi lisan antar petugas dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk memastikan ketepatannya, penerima pesan wajib mencatat,
mengulang dan konfirmasi ulang ( TBaK)
5. Agar Komunikasi lisan menjadi efektif, metode SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation)

9
C. KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja
di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)

D. MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG


BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang
mengkhawatirkan dan biasa terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kesalahan ini
adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site
marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi.
1. Klinik Sahaduta menggunakan suatu checklist untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen
serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
2. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.
3. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi
Lembar pre operasi :

10
LEMBAR PRE OPERASI
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP SAHADUTA
Nama Pasien : Umur :
Alamat : Jenis Kelamin :
Tanggal operasi : No RM :
Sumber pembiayaan : Umum / BPJS Kes/ BPJS ketenagakerjaan
Lokasi Pembedahan :

Alat kelamin laki

Laki laki Perempuan

Alat kelamin wanita

Telapak tangan Punggung tangan Telapak kaki Punggung kaki


Saya telah mendapatkan keterangan rencana
operasi dan lokasi organ yang akan dioperasi .
Dengan ini saya menyatakan bahwa lokasi tersebut
adalah BENAR

Pasien / keluarga Dokter

( ) (
)
PROSEDUR TINDAKAN :

Jember, ………………….. jam : …………….


Operator

(……………………………………………………..)

11
SURAT PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ………………………………………................................ Jenis Kelamin : L / P
Tempat/ tanggal lahir : ……………………………………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………………………..
No Identitas : ……………………………………………………………………..

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan PERSETUJUAN untuk dilakukan tindakan
medis berupa ……………………………………………………………………………………………………………………………………
kepada saya sendiri / istri / suami / ayah / ibu / anak saya, dengan :
Nama : ..…………………………………………………………………… Jenis kelamin : L / P
Tempat, tanggal lahir : ………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………

Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medis tersebut diatas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya
telah cukup dijelaskan oleh dokter/ petugas medis dan telah saya mengerti sepenuhnya.
Demikian pernyataan / persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Jember, ……………………………….
Dokter yang memberi penjelasan Yang membuat
pernyataan/persetujuan,

(………………………………………..) (….…………………………………............)

Saksi 1 …………………………………….( ………………………………………..)

Saksi 2 …………………………………….( ………………………………………..)

E.

12
E..MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
Infeksi yang sering terjadi di fasilitas Kesehatan antara lain infeksi saluran kemih-
terkait kateter, infeksi aliran darah (blood stream infections) terkait pemasangan iv
line dan pneumonia terkait dengan ventilasi mekanis. Pokok dari eliminasi infeksi ini
maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.
1. Klinik Sahaduta wajib menerapakan prinsip hand hygiene sesuai standart WHO,
6 langkah 5 moment, 40-60 detik, air mengalir dan sabun / hand sanitizer
2. Pelaksanaan Hand Hygiene dipantau dan dipandu dengan SOP
3. Enam Langkah cuci tangan :
1. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak.
2. Gosok telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dengan jari-jari
saling menjalin dan sebaliknya.
3. Gosok sela jari dan jari - jari saling menjalin.
4. Gosok sela jari dengan jari jari saling mengunci.
5. Gosok memutar ibu jari kiri dan kanan
6. Gosok kuku jari-jari mernutar pada telapak tangan
Bilas dengan air mengalir , keringkan dengan tissue sekali pakai
4. Lima Moment cuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan Tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan area sekitar pasien
F.

13
F. MENGURANGI RISIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH.
1. Setiap pasien harus diskrining resiko jatuh
2. Bagi pasien rawat jalan yang terlihat lemah penanganan diprioritaskan
3. Pasien yang sulit berjalan disediakan kursi roda
4. Pasien rawat inap dilakukan skrining jatuh dengan metode :
5. Dilakukan tindakan pencegahan berupa :

14
15
G. PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN
1. Setiap insiden di fasilitas Kesehatan Klinik Sahaduta wajib didokumentasikan
2. Dilakukan pembahasan dan Dilakukan Penilaian / grading

3. Insiden yang beresiko tinggi dan extreme wajib dilakukan pembentukan tim
telusur dan RCA
4. Insiden jatuh dan kesalahan pemberian obat masuk dalam resiko tinggi
5. Pelaporan insiden menggunakan form insiden

16
FORMULIR LAPORAN INSIDEN KE TIM KESELAMATAN PASIEN
DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP SAHADUTA

LAPORAN INSIDEN

A. DATA PASIEN
Nama : ...............................................................................
No MR : ..................................... Ruangan: .....................
Umur : …………. Bulan ……….. Tahun
Kelompok Umur :
 0-1 bulan  > 1 bulan - 1 tahun  > 1 tahun - 5 tahun  > 5 tahun - 15 tahun
 > 15 tahun - 30 tahun  > 30 tahun - 65 tahun  > 65 tahun
Jenis kelamin :  Laki-laki  Perempuan
Penanggung biaya pasien :  Pribadi  Asuransi Swasta  Pemerintah  Perusahaan*
 BPJS  Lain-lain
Tanggal Masuk Klinik : ....................................... Jam : ......................

B. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ........................................... Jam ......................................
2. Insiden : .............................................................................................
3. Kronologis Insiden
................................................................................................................
................................................................................................................
...............................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
 Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)  Kejadian Tidak Cedera / KTC
 Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) /  KPC
 Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya  Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien  Pengunjung
 Lain-lain .......................................................................... (sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
 Pasien  Lain-lain .............................................................................. (sebutkan)
7. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien rawat inap

17
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain ..........................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian .................................................................................. (sebutkan)
9. Insiden terjadi pada pasien : rawat jalan / rawat inap
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ........................................................................... (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
 Kematian  Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang  Cedera Ringan
 Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh* :
 Tim : terdiri dari : ......................................
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ................................................................................
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
 Ya  Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit
kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
...............................................................................................................
................................................................................................................
Pembuat Laporan : ............................ Penerima Laporan : ...........................

Paraf : ............................ Paraf : ...........................

Tgl Lapor : ........................... Tgl Terima : ..............................

Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :


BIRU HIJAU KUNING MERAH
NB. * = pilih satu jawaban

18
BAB V
PENGENDALIAN MUTU
Dalam rangka mengendalikan mutu pelaksanaan program Keselamatan Pasien, perlu
dilakukan penyusunan rencana kegiatan tahunan, rencana kegiatan bulanan,
pemantauan/ monitoring dan evaluasi
Rencana kegiatan tahunan
N Kegiatan Target Waktu Lokasi PJ Dana
o
1 Pengadaan lembar 1000/bl Jan-des Loket Amirul 1.320.000
rekam medis

Rencana kegiatan bulanan


Bulan Januari
N Kegiatan Target Waktu Lokasi PJ Dana
o
1 Pengadaan lembar 1000 Januari Loket Amirul 110.000
rekam medis

Contoh : Monitoring Identifikasi pasien dengan benar


Dari SOP identifikasi pasien, dibuat daftar tilik untuk memantau kepatuhan petugas dalam
melaksanakan SOP. Dilakukan pengisian daftar tilik sebulan 4 x untuk 4 petugas yang
berbeda, dipantau oleh petugas lain yang ditunjuk oleh Ketua Tim Keselamatan pasien.
Kemudian disusun lembar monitoring sbb
No Indicator Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 Petugas 90% 87% 99%
melakukan
perekaman data
pasien dg data
identitas sah
2 Petugas 100 70 88
melakukan % % %
reidentifikasi
saat masukkan
obat

Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan sekali , selanjutnya disusun rencana tindak lanjut untuk
perbaikan yang akan dilakukan 6 bulan berikutnya, dan seterusnya
Setelah evaluasi, jika diperlukan dapat dimunculkan ide inovasi dalam rangka
meningkatkan capaian yang diharapkan sehingga peningkatan capaian akan semakin
significan.

19
BAB VI
PENUTUP

Keselamatan pasien sangat penting mendapat perhatian dari semua pihak, termasuk
pembuat kebijakan yang mendukung dan mengupayakan sasaran keselamatan pasien
terlaksana dengan benar.
Butuh keterlibatan semua staf pelaksana untuk melaksanakan program ini dengan
pemahaman yang benar, jujur dan tercatat, sehingga permasalahan yang terjadi tidak
ditutup tutupi melainkan diselesaikan agar tidak terulang dan kualitas layanan di Klinik
Sahaduta menjadi lebih baik dan diterima oleh masyarakat
Demikian pedoman ini telah tersusun, agar dapat digunakan sebagaimana seharusnya.

20

Anda mungkin juga menyukai