Sensitive TB
Dr. Irvan Medison SpP(K) FISR, FAPSR
Prodi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unand / RSUP Dr. M Djamil
PEKERJAAN:
• Pimpinan Puskesmas Siak Hulu Kab Kampar Riau (1992 – 2001)
• Dokter PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNAND (2002 –
2007)
• Dokter Spesialis Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang / Staf Bagian
Pulmonologi FK UNAND (2007 – sekarang)
• Ketua Tim DOTS RSUP Dr. M. Djamil Padang (2008 – sekarang)
PEKERJAAN
• Dokter Spesialis Paru Referal ke RSUD Painan Kab. Pesisir Selatan
Sumbar
• Sekretaris Bagian Pulmonologi FK UNAND/ Kepala SMF Paru RSUP Dr.
M. Djamil Padang (2009 – 2011)
• Petugas Jemaah Haji Indonesia Daker Mekkah (22 Oktober – 25
Desember 2009)
• Ketua Bagian Pulmonologi FK UNAND/ Kepala SMF Paru RSUP Dr. M.
Djamil Padang (2015 – 2019)
• Ketua Program Studi Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK
UNAND (2018 – sekarang)
• Sekretaris Tim Koordinasi Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis
FK UNAND (2017 – 2021)
• Ketua Tim Koordinasi Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis FK
UNAND (2021 - sekarang)
What Will We Face Toward the New Normal Era?
EPIDEMIOLOGI TB Global
Box 1. Top findings and messages in the 2021 report
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi layanan TB 🡪 Target TB global sebagian besar berada di luar jalur.
Dampak yang paling jelas adalah penurunan secara global jumlah kasus TB baru yang didiagnosis dan yang dilaporkan.
• Terjadi penurunan dari 7,1 juta pada tahun 2019 menjadi 5,8 juta pada tahun 2020, terjadi penurunan 18% , kembali ke tingkat tahun 2012
• sekitar 10 juta orang menderita TB pada tahun 2020.
• Terdapat 16 negara menyumbang 93% dari pengurangan ini, dimana negara India , Indonesia dan Filipina yang terkena dampak terparah.
Peningkatan kematian TB.
• Perkiraan peningkatan kematian TB dengan HIV-negatif ( naik dari 1,2 juta pada 2019 jadi 1,3 juta tahun 2020 ) dan tambahan
• kematian di antara orang TB dng HIV-positif (naik dari 209.000 pada 2019 jadi 214.000 pada tahun 2020), 🡪 dengan total gabungan
kematian TB HIV negatif dan TB HIV positif menjadikan kembali ke kondisi pada tahun 2017. Penurunan insiden TB (jumlah orang yang
menderita sakit TB setiap tahun) yang dicapai pada tahun-tahun sebelumnya telah berkurang. Dampak pandemi ini diperkirakan akan jauh
lebih buruk pada tahun 2021 dan 2022.
Dampak lainnya termasuk pengurangan antara 2019 dan 2020 dalam jumlah orang yang diberi pengobatan untuk TB RO (-15%, dari 177 100
menjadi 150 359, sekitar 1 dari 3 dari mereka yang membutuhkan) dan pengobatan pencegahan TB (-21% , dari 3,6 juta menjadi 2,8 juta), dan
penurunan pengeluaran global untuk layanan diagnostik, pengobatan dan pencegahan TB
Tindakan untuk mengurangi dan membalikkan dampak ini sangat diperlukan. Prioritas langsungnya adalah memulihkan akses dan penyediaan
layanan TB sehingga tingkat deteksi dan pengobatan kasus TB dapat pulih setidaknya ke tingkat 2019, terutama di negara-negara yang paling
berat terkena dampak.
Officially classified as deaths fromWhat Will .We Face Toward the New Normal Era?
HIV/AIDS
SITUASI TB DI TINGKAT GLOBAL
Beban ILTB
Seperempat
penduduk dunia
1,8 Milyar orang
Cakupan TPT
Keberhasilan ODHIV
Laki-laki Anak-anak pengobatan 68%
58% 7% 86%
Fig. 3.1.4 The global number of people reported to have been treated for TB
disease, 2015–2020
Pilar
dan
Kompo
nen
Prinsip
Tujuan Klasifikasi TB
• Meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan
• Mementukan paduan obat yang tepat
• Menstandarisasi proses pengumpulan data untuk program penanggulangan
TB
• Mempermudah evaluasi proporsi penyakit berdasarkan lokasi, hasil
pemeriksaan penunjang dan hasil pengobatan
• Mempermudah analisis kohor
• Mempermudah evaluasi keberhasilan program Tb pada berbagai tingkat.
• Terduga TB
• Seseorang mempunyai gejala atau tanda TB
• Kasus TB
• Seseorang Pasien yang teidentifikasi terinfeksi Mycobaterium tuberculosis
komplek dari spesemen klinik atau seseorang yang didiagnosis sebagai TB
oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang
• Klasifikasi utama pasien TB dibagi atas :
• Pasien TB terkofirmasi Bakteriologis
• Pasien TB terdiagnosis secara klinis
Penunjang
Diagnosis TB SO B Diagnosis TB
(Sensitif Obat)
Alur Diagnosis
C TB SO
Pemeriksaan fisik
🡪Tergantung organ yang terlibat dan luasnya kelainan
• TB paru
• Tergantung luasnya kelaian paru yang terjadi
• Pada awal penyakit atau lesi yang minimal sulit menemulkan kelaian pada
pemeiksaan fisik paru
• Kelainan biasanya di temukan pada apek paru ( segmen S1 S2) dan apek lobus
inferior.
• Kelaian dapat berupa:
• Tanda tanda penarikan paru, diafragmadan mediastinum
• Suara napas bronkial / melemah, suara amforik, ronki basah halus/ kasar.
• TB ektra paru
• Pleuritis TB
• Pemeriksaan fisik paru tanda tanda adanya cairan
8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring rujukan dan menetapkan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan TCM menjadi pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
di sekitarnya.
9. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber daya di fasilitas pelayanan
kesehatan yang akan mengoperasikan TCM.
10. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses layanan TCM berupa kesulitan
transportasi, jarak dan kendala geografis maka penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopis.
11. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan pemeriksaan
lanjutan menggunakan TCM.
Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM
terdekat.
Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak.
Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi terhadap Rifampisin.
Mikroskopis
Tes Cepat Molekuler
Line Probe Assay
Biakan/Kultur
Uji Kepekaan
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan jangka SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
pendek lini satu
INH
**Inisiasi pengobatan
dengan OAT lini satu Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan jangka SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
pendek lini satu
HASIL Pemeriksaan INH
ulang Jika hasil TCM
sesuai TB SO *** Pengulangan hanya 1 kali.
Hasil pengulangan yang menjadi
What Will We Face Toward the New Normal Era? acuan
Tatalaksana
03 TB SO
Tujuan Pengobatan TB
• Menyembuhkan pasien dan memperbaiki
produktivitas serta kualitas hidup.
• Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau
dampak buruk selanjutnya.
• Menurunkan risiko penularan TB
• Mencegah terjadinya TB resistan obat.
• Mencegah terjadinya kekambuhan TB
Tahapan Pengobatan
• Tahap awal
• Tahap lanjut
Lama pengobatan pasien TB tergantung kriteria pasien TB
Rifampicin ( R ) 10 ( 8 – 12 ) 600
Isoniazid ( H ) 5(4–6) 300
Pirazinamid ( Z ) 25 ( 20 – 30 )
Etanmbutol ( E ) 15 ( 15 – 20 )
Rifampisin ( S ) 15 ( 12 – 18 )
01 02 03
Tatalaksana
- OAT kategori 1 fase awal dan lanjutan diberikan harian
- OAT kategori 2 sudah tidak direkomendasikan lagi
- Kasus kambuh, loss to follow up, gagal diberikan terapi OAT
kategori
What Will We Face Toward1the New Normal Era?
Kesimpulan
Terimakasih
What Will We Face Toward the New Normal Era?