Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERJUANGAN RASULULLAH
DAKWAH DI MADINAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH= AIL SASLILA
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah


dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari
semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun
makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI............................................

.........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar
Belakang.......................................................................................................

B. Rumusan
Masalah..................................................................................................

C. Tujuan
...................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Silsilah Nabi
Muhammad........................................................................................

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode


Madinah................................................

C. Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib


(Madinah)...................................

D. Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode


madinah..........................

E. Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah


Rasulullah....................................

BAB III
KESIMPULAN...................................................................................................

SARAN .............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala
upaya akan melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan
dengan pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan
Bani Mutahlib. Di antara pemboikotan tersebut adalah:

· Memutuskan hubungan perkawinan

· memutuskan hubungan jual beli

· memutuskan hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain

Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di


gantungkan di kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad
Saw. Menghentikan gerakannya.

Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan


pusat dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk
berdakwah ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki
dan dikejar-kejar sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan
sakit, Beliau tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi
cobaan yang di hadapinya.

Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di


perintahkan oleh Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul
maqbis di palestina, kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha.

Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari
kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad

2. Bagaimana Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

3. Apa Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)

4. Bagaimana Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode


madinah.

5. Bagaimana Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah


Rasulullah

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah,


sejarah, silsilah, faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon
masyarakat Madinah
BAB II

PEMBAHASAN

A. SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW

Silsilah Nabi Muhammad yang Perlu Dipahami

Silsilah Nabi Muhammad - Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad


berbentuk hati. (Shutterstock)

Suara.com - Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir utusan Allah SWT


yang diturunkan untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam. Oleh
sebab itu, mempelajari silsilah Nabi Muhammad merupakan hal penting
untuk memupuk rasa cinta kepada Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah yakni 12 Rabiul Awal (570
Masehi). Ia merupakan putra dari Aminah binti wahab dan Abdullah bin
Abdul Muthalib.

Peristiwa lahirnya Nabi Muhammad diperingati sebagai Maulid Nabi oleh


seluruh umat Islam. Bahkan, di Indonesia, Maulid Nabi dirayakan dengan
berbagai tradisi setiap tahunnya.

Silsilah Nabi Muhammad dibagi menjadi tiga. Pertama, nasab Nabi


Muhammad hingga Adnan. Kedua, nasab atau garis keturunan Nabi
Muhammad dari Adnan hingga Nabi Ibrahim AS. Ketiga, Nabi Muhammad
dari Nabi Ibraim AS hingga ke Nabi Adam AS yang dijelaskan melalui kitab
al-Sîrah al-Nabawiyyah oleh Ibnu Hisyam.
B. Sejarah Dakwah Rasulallah Di Madinah
A. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah ke
Madinah Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui oleh
umat Islam. Pertama hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang
dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan
yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-Nya.Arti kedua hijrah ialah
berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat
Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat
Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh
keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.Arti kedua
dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam,
yakni berhijrah dari Mekah ke Yastrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun
pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.Tujuan
hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke
Yastrib (negeri Islam) adalah: Menyelamatkan diri dan umat Islam dari
tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafri Quraisy. Bahkan pada waktu
Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke
Yastrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum Quraisy
dengan maksud untuk membunuhnya. Agar memperoleh keamanan dan
kebebasan dalam berdakwah serta beribadah, sehingga dapat
meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk
menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam)Madinah atau Madinah
Al Munawwarah adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang
ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Di sana terdapat
Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin.
Dewasa ini, penduduknya sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota ini
dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW,
kota madinah menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam.
Dari kota ini Islam menyebar ke seluruh jazirah Arabia lalu ke seluruh
duniaKota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam dikenal
dengan nama Yathsrib. Dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian
ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya
menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau
wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat
penerus Nabi Muhammad yang dikenal dengan pusat khalifah. Terdapat
tiga Khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin
Khattab dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib
pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik
akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya
ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan
dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada
baniAbassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa
Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang
beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya.
Namun karena penghianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah
ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir keluar Madinah.Madinah
adalah salah satu pusat peradaban Islam. Pusat perjuangan da’wah dan
pembangunan ilmu pengetahuan, sekaligus pusat lahirnya banyak ulama.
Warisan ulama Madinah tak pernah putus sejak dari masa awal Islam
hingga sekarang ini. Ulama selalu hadir dari generasi ke generasi
melanjutkan tongkat estafeta keulamaan, bagai mata rantai yang
sambung-menyambung.Ketika Rasulullah SAW selesai menunaikan tugas
kerasulannya dimana tidak ada lagi Rasul setelahnya, ulamalah yang hadir
di garda terdepan sebagai pewarisnya. Para sahabat yang merupakan
kader-kader binaannya, tampil sebagai pelanjut dan pewaris pertama
tugas kerasulan. Ada yang tetap bermukim di kota Madinah dan ada yang
keluar kota Madinah tersebar ke berbagai negeri.Madinah adalah kota
mulia. Kemuliaannya karena beberapa aspek; Madinah adalah Daar Al-
Hijrah Rasulullah SAW dan sahabatnya, ia adalah markaz da’wah
Rasulullah sekaligus tempatnya wafat dan dimakamkan, tempat turunnya
syariat Islam, titik tolak (nuqthah inthilaq) perjuangan dan penyebaran
Islam, pusat pemerintahan Islam hingga masa Utsman bin Affan, dan
Madinah adalah kota mulia karena didiami oleh orang-orang mulia dan
dimuliakan Allah swt. Bukti kemuliaan kota Madinah termaktub bukhanya
dalam kitab sirah, tetapi dalam hadis-hadis Rasulullah saw.

‫ﻙﻮﻋﺩﺃ ﻝﻮﺳﺭﻭ ﻚﻴﺒﻧﻭ ﻙﺪﺒﻋ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻧﺃﻭ ﺔﻜﻣ ﻞﻫﺄﻟ ﻙﺎﻋﺩ ﻚﻴﺒﻧﻭ ﻙﺪﺒﻋﻭ ﻚﻠﻴﻠﺧ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﺇ ﻥﺇ ﻢﻬﻠﻟﺍ‬
‫ﻢﻫﺪﻣﻭ ﻢﻬﻋﺎﺻ ﻲﻓ ﻢﻬﻟ ﻙﺭﺎﺒﺗ ﻥﺃ ﻙﻮﻋﺪﻧ ﺔﻜﻣ ﻞﻫﺄﻟ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﺇ ﻪﺑ ﻙﺎﻋﺩ ﺎﻣ ﻞﺜﻣ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ ﻞﻫﺄﻟ‬
‫ﺔﻜﻣ ﺎﻨﻴﻟﺇ ﺖﺒﺒﺣ ﺎﻤﻛ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ ﺎﻨﻴﻟﺇ ﺐﺒﺣ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻢﻫﺭﺎﻤﺛﻭ‬

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim kekasih, hamba, dan Nabi-Mu, ia


telah berdoa kepada-Mu untuk penduduk Mekkah, dan aku Muhammad
hamba, Nabi, dan Rasul-Mu berdoa kepada-Mu bagi penduduk Madinah
sebagaimana doa Ibrahim bagi penduduk Mekkah, kami memohon
kepada-Mu kiranya Engkau memberkahi perdagangan dan pertanian
mereka. Ya Allah jadikanlah cinta kami kepada Madinah sebagaimana
Engkau menjadikan cinta kami.

Nama-Nama Ulama Madinah Dari Zaman Nabi Sampai Sekarang adalah


sebagai Berikut:

Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat)

Umar bin Khattab (Sahabat)

Utsman bin Affan (Sahabat)

Ali bin Abi Thalib (Sahabat)

Abu Hurairah (Sahabat)


Abdullah bin Umar (Sahabat)

Abi Said al-Khudri (Sahabat)

Zaid bin Sabit (Sahabat)

Sa’id bin al-Musayyab (Tabi’in)

Urwah bin Zubair (Tabi’in)

Ibnu Syihab Al-Zuhri (Tabi’in)

Malik bin Anas (Tabi’ut Tabi’in)

Ibnu Taimiyah (Kholaf)

Abdullah bin Baz (Kholaf)

Syaikh Al-Utsaimin (Kholaf)

C.Faktor-Faktor Penyebab Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah


Hijrah Rasulullah :

Hijrah Rasulullah

Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah menjadi peristiwa


besar bagi umat Islam. Kisah itu punya makna mendalam bagi muslimin
dunia. Peristiwa itu kemudian menjadi awal tahun kalender Islam dan
diperingati hingga sekarang. Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi
Muhammad telah berdakwah menyebarkan Islam di Mekah. Semula, Nabi
berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Syiar Islam kemudian dilakukan
dengan terang-terangan. Kaum kafir Quraisy yang sejak semula
memusuhi Nabi semakin gencar melakukan desakan. Intimidasi terjadi
setiap waktu. Namun, saat Nabi perlu dukungan, datanglah masa sulit.
Sang istri, Siti Khadijah, wafat. Padahal Siti Khadijah menjadi salah satu
motivator bagi Nabi dalam menyebarkan Islam.
Alasan (Sebab-sebab) Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah – Hijrah
tidak saja memiliki arti untuk mengesampingkan kepentingan seseorang,
mengorbankan segala harta benda dan menyelamatkan jiwanya saja,
akan tetapi harus disertai dengan adanya kesadaran bahwa dirinya juga
telah dihalalkan dan terampas, bisa jadi binasa di pangkal perjalanan atau
di penghujungnya.

Alasan (Sebab-sebab) Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah – Hijrah


tidak saja memiliki arti untuk mengesampingkan kepentingan seseorang,
mengorbankan segala harta benda dan menyelamatkan jiwanya saja,
akan tetapi harus disertai dengan adanya kesadaran bahwa dirinya juga
telah dihalalkan dan terampas, bisa jadi binasa di pangkal perjalanan atau
di penghujungnya.

Ada faktor-faktor penting yang menyebabkan Rasulullah terdorong untuk


Hijrah dari Makkah ke Madinah, yakni sebagai berikut :

1. Siksaan Kaum Quraisy kepada Umat Islam semakin Berat

Selama 13 tahun Rasulullah hidup di Kota Mekkah, beliau dan para


pengikutnya seringkali mengalami cobaan yang besar dan siksaan yang
begitu pedih. Di samping itu, hak kemerdekaan juga dirampas, mereka
diusir dan harta benda milik mereka disita.

2. Wafatnya Istri dan Paman Nabi

Setelah Khadijah, Istri Rasulullah Meninggal dunia, umat Islam semakin


bertambah kesedihannya. Tak lama berselang, Paman Rasulullah yakni
Abu Thalib juga wafat. Wafatnya Abu Thalib ini menyebabkan Nabi
Muhammad kehilangan pelindung yang senantiasa melindungi dirinya dari
berbagai bentuk ancaman.Kepergian dari Abu Thalib memberikan peluang
kepada Kaum Kafir Quraisy untuk melakukan tindakan yang menjadi-jadi
kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Kaum Quraisy semakin
gila melancarkan intimidasi kepada kaum Muslimin.

3. Adanya Bai’at dari Umat Islam di Madinah

Tahun 621 Masehi, datanglah 13 orang yakni penduduk Madinah yang


menemui Rasulullah di Bukit Aqaba. Mereka berikrar untuk memeluk Agaa
Islam. Peristiwa ini disebut dengan Bai’at Aqabah I.

Di tahun 622 Masehi, datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke


Mekah yang terdiri dari Suku Aus dan Suku Khazraj yang pada awalnya
memang mereka datang untuk melakukan Ibadah Haji, akan tetapi
kemudian menjumpai Rasulullah dan mengajak beliau agar behijrah ke
Madinah. Mereka berjanji untuk membela dan mempertahankan
Rasulullah dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka
melindungi anak dan istri mereka sendiri. Peristiwa ini dinamakan Bai’at
Aqabah II.

4. Pemboikotan dari Kaum Quraisy

Faktor lainnya yang mendorong Rasulullah untuk berhijrah dari Kota


Mekah ke Madinah yakni adanya pemboikotan yang dilakukan oleh Kaum
Kafir Quraisy kepada Rasulullah dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan
Bani Muthallib). Pemboikotan yang dilakukan kepada mereka adalah
diantaranya :

Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi


Muhammad SAW.

Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan


dengan orang muslim.

Melarang keras untuk bergaul dengan kaum muslim.

Musuh Nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan


bagaimanapun.

D. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


Pokok- pokok Madinah adalah:

1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum


mengajakorang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan
ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus
meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah


SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 12

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl, 16: 125)

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya


sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 104Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran, 3: 104)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata,
bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang
bersifat materi.

Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus


menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah
Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW
dalam membentuk masyarakat Islam tau masyarakat madani di Madinah.

Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang


menerapkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga
terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun
gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan
makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.

Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam


seperti tersebut adalah:

a. Membangun Masjid

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah
Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid
Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20
September 622 M). Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada
setiap hari Sabtu, beliau mengunjungi Masjid Quba untuk salhat
berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya
adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-
royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang peletakan batu pertamanya
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga,
keempat dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni:
Abu Bakar r.a., Umar bin Khatab r.a., Utsman bin Affan r.a. dan Ali bin Abu
Thalib k.w.

Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah
sebagai berikut:

Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah,


dan akhlak

Masjid merupakan saran ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat,
salat Tarawih, salat Idul Fitri, dan Idul Adha.

Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam


yang bersumber kepada Al-Qur;an dan Hadis

Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan


persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya
persatuan

Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai


tempat penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya
kepada yang berhak menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-
anak yatim terlantar.

Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tmpat


pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang
menderita luka akibat perang melawan orang-orang kafir. Sejarah
mencata adanya seorang perawat wanita terkenal pada masa Rasulullah
SAW yang bernama “Rafidah” Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai
tempat bermusyawarah dengan para sahabatnya. Masalah-masalah yang
dimusyawarahkan antara lain: usaha-usaha untuk memajukan Islam, dan
strategi peperangan melawan musuh-musuh Islam agar memperoleh
kemenangan.

b. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar

Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang


berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW
penduduk asli Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum
Muhajirin. Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan
Umar bin Khatab tentang mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar,
sehingga terwujud persatuan yang tangguh. Hasil musyawarah
memutuskan agar setiap orang Muhajrin mencari dan mengangkat
seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab (seketurunan),
dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya orang
Ansar. Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin Abu
Thalib sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
dicontoh oleh seluruh sahabat misalnya:

Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW, pahlawan Islam yang
pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya,
yang kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW

Abu Bakar ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid

Umar bin Khattab bersaudara denga Itban bin Malik al-Khazraji (Ansar)

Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar)

Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar,


termasuk Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah SAW, dipersaudarakan
secara sepasang- sepasang, layaknya seperti saudara
senasab.Persaudaraan secara sepasang–sepasang seperti tersebut,
ternyata membuahkan hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin
hubungan persaudaraan yang lebih baik. Mereka saling mencintai, saling
menyayangi, hormat-menghormati, dan tolong-menolong dalam kebaikan
dan ketakwaan.Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan
kepada kaum Muhajirin berupa tempat tinggal, sandang-pangan, dan lain-
lain yang diperlukan. Namun kaum Muhajirin tidak diam berpangku tangan,
mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari nafkah agar dapat hidup
mandiri. Misalnya, Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, Abu Bakar,
Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani kurma.Kaum
Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian
oleh Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap
yang disebut Suffa dan mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa).
Kebutuhan-kebutuhan mereka dicukupi oleh kaum Muhajirin dan kaum
Ansar secara bergotong-royong. Kegiatan Ahlus Suffa itu anatara lain
mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis, kemudian diajarkannya
kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi perang anatara kaum
Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut berperang.

c. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam


Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri
dari tiga golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani
Nazir dan Bani Quraizah) dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.

Piagam ini mengandungi 32 fasal yang menyentuh segenap aspek


kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang,

kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung


aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak
mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-
lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mestilah berkelakuan baik
bagi melayakkan mereka dilindungi oleh kerajaan Islam Madinah serta
membayar cukai.Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk
Madinah sama ada Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan
Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta
digeruni oleh musuh-musuh Islam. Rasulullah SAW membuat perjanjian
dengan penduduk Madinah non-Islam dan tertuang dalam Piagam
Madinah. Piagam Madinah itu terdiri antara lain:Setiap golongan dari
ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi, keagamaan dan
politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk Madinah
berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan
dan memberi keamanan kepada orang yang mematuhi peraturanSetiap
individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama
Seluruh penduduk kota Madinah yang terdiri dari kaum Muslimin, kaum
Yahudi dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka
hendaknya saling membantu dalam bidang moril dan materiil. Apabila
Madinah diserang musuh, maka seluruh penduduk Madinah harus bantu-
membantu dalam mempertahankan kota Madinah

Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala


perkara dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan
kepada Rasulullah SAW untuk diadili sebagaimana mestinya.

Dengan adanya Piagam Madinah, maka tercipta suasana baru yang


menghilangkan atau memperkecil pertentangan antara suku. Di samping
itu, Piagam tersebut juga telah merubah masyarakat yang semula hanya
sekelompok manusia menjadi masyarakat politik yaitu masyarakat yang
berdaulat dan mempunyai otoritas politik di wilayah Madinah. Rasulullah
telah berhasil menyatukan kemajemukan yang ada dengan mengadakan
perjanjian diantara kaumnya. Piagam Madinah lebih condong kepada
Darul Islam karena Darul Islam merupakan yang diatur oleh Nabi
berdasarkan apa yang tercantum dalam Piagam Madinah tersebut.
E. RESPON MASYARAKAT MADINAH TERHADAP DAKWAH RASULULLAH
SAW.

Secara umum, masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi


Muhammad Saw dan umat Islam di Madinah, terutama suku Aus dan
Khazraj. Suku Aus dan Khazraj sejak awal telah menyatakan
kesetiaannya kepada Nabi Muhammad Saw dan bersedia membantu
beliau dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah.

Sejak saat itu, Nabi Muhammad Saw terus berusaha menyebarkan ajaran
Islam kepada semua penduduk di kota tersebut, termasuk kepada
masyarkat Yahudi, Nasrani dan penyembah berhala. Dakwah beliau
mendapat sambutan yang beragam, ada yang menerima dan kemudian
masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam-diam, misalnya,
orang-orang Yahudi yang sejak awal memang sudah kurang peduli
dengan kedatangan Nabi Muhammad Saw dan umat Islam karena mereka
menduga posisi mereka akan bergeser.

Penolakan ini mereka lakukan secara diam-diam karena mereka tidak


berani berterus terang untuk menentang Nabi dan umat Islam yang
mayoritas tersebut. Walaupun awalnya orang Yahudi menerima
kedatangan Nabi Muhammad Saw karena alasan keamanan dan politik.
Namun sekutu mereka, yaitu suku Auas dan Khazraj telah memeluk Islam,
sehingga kedua suku tersebut tidak lagi membutuhkan bantuan
masyarakat Yahudi. Maka muncul benih-benih permusuhan antara umat
Islam dengan Yahudi di Madinah.

Mereka mulai membujuk kedua suku tersebut yang telah masuk Islam
untuk kembali ke agama lama mereka dan bersatu menyerang Islam dan
mencegah penyebaran Islam ke masyarakat lain.
Masyarakat Yahudi terus merongrong kekuatan Umat Islam sehingga
mereka bekerja sama dengan kafir Quraisy dalam rangka menghancurkan
Islam. Kerjasama kedua pihak tersebut menimbulkan berbagai
peperangan yang berakibat pengusiran masyarakat yahudi dari Makkah.

4 Penyebab Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah

Perkembangan Islam yang sangat pesat membuat kafir Quraisy semakin


marah dan berusaha menghancurkan umat Islam di Madinah.
Permusuhan kafir Quraisy terhadap Umat Islam mengakibatkan beberapa
peristiwa penting dalam sejarah Islam antara lain:

1. Perang Badar

2. Perang Uhud

3. Perang Khandak

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara politis


masyarakat Madinah terdiri dari tiga suku besar, yaitu suku Aus, suku
khazraj, dan suku Yahudi. Dari ketiga suku tersebut, suku Aus dan suku
Khazraj menerima dakwah nabi dengan baik, akan tetapi suku Yahudi
kurang begitu bisa menerima dakwah nabi Muhammad karena alasan
politis. Demikian penjelasan kami tentang respon masyarakat Madinah
terhadap dakwah Muhammad Saw.
BAB III KESIMPULAN

KESIMPULAN.

Muḥammad (bahasa Arab: ‫)ﺪﻤﺤﻣ‬, selengkapnya Muḥammad bin Abdullah


bin Abdul Mutthalib bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal
di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan
rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk
seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam.
Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri
Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan
ajaran tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi
dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh. Umat Muslim menyebut
Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi Wasallam"
dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad
diperdengarkan.

Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil


sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib.
Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia kadang-
kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam
untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad
didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah. Ia
menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang
telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama,
Muhammad mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah
dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar.
Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya.
Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh
umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.

Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam


di Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut
sejak awal telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia
membantu beliau dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat
Madinah. Hal ini dapat dilihat dari perjanjian Aqabah yang mereka lakukan,
baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam, kedua suku yang suka
berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka bersama-
sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan
syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.

SARAN.

Di dalam makalah ini saya sudah melampirkan semuamengenai


perjuangan Rasulullah berdakwah di Madinah oleh karena itu saya
sebagai penulis berharap banyak agar ibu guru dapat memaklumi jika isi
yang saya sampaikan atau dari penulisannya belum sempurna. Maka dari
itu alangkah baiknya memberikan kritikan yg dpt membagunkan
semangat sang penulis dan apabila di kemudian hari saya disuruh
membuat makalah lagi, maka kritikan tersebut dapat membangun
semangat untuk terus meningkatkan kualitas saya dalam membuat
makalah.

Anda mungkin juga menyukai