Anda di halaman 1dari 20

NAMA : NAELY NURUL FAJRIYAH

LK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan

Masalah terpilih yang akan


No. Akar Penyebab masalah
diselesaikan
1 Peserta didik kurang aktif dalam dalam Kurang tepatnya strategi yang digunakan
pembelajaran IPA tentang rangkaian listrik guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Hal ini terjadi karena
1. Pembelajaran yang dilakukan didominasi
oleh guru sehingga proses pembelajaran
hanya berjalan satu arah saja
2. Dalam penyampaian materi guru
menggunakan metode ceramah
3. kurangnya pendekatan yang dilakukan
guru kepada peserta didik
4. Guru belum memberikan umpan balik
dalam pembelajaran
5. Suasana belajar yang kurang nyaman bagi
peserta didik
6. guru tidak menggunakan media
2 peserta didik kesulitan meraih nilai yang baik Guru masih banyak menggunakan metode
dalam pembelajaran matematika pada materi ceramah dalam mengajar serta kurangnya
operasi hitung campuran bilangan cacah penggunaan media dalam pembelajaran. Hal
ini terlihat dari materi yang disajikan oleh
guru dalam pembelajaran masih monoton,
guru jarang mengunakan media dalam
pembelajaran Program perbaikan atau
remedial juga belum terlaksana dengan baik

NAMA : NAELY NURUL FAJRIYAH


LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

N Masalah terpilih Akar


Analisis
o yang akan Penyebab Eksplorasi alternatif solusi
alternatif solusi
. diselesaikan masalah
1 Peserta didik kurang Pembelajar KAJIAN LITERATUR Berdasarkan hasil
aktif dalam dalam an berbasis analisis terhadap
pembelajaran IPA teacher 1. Pola pembelajaran yang eksplorasi
tentang rangkaian centered terpusat pada guru alternatif solusi
listrik dan guru (Teacher Centered sebagai berikut :
tidak Learning/TCL) seperti 1. Guru
menggunak yang dipraktikan pada saat menerapkan
an media ini sudah tidak memadai metode
untuk mencapai tujuan Student
pendidikan berbasis Centered
capaian pembelajaran. Learning
Berbagai alasan yang 2. Pembelajaran
dapat dikemukakan antara menggunakan
lain adalah (i) model PJBL
perkembangan IPTEK dan 3. Membuat
seni yang sangat pesat rangkaian
dengan berbagai listrik
kemudahan untuk sederhana
mengaksesnya merupakan
materi pembelajaran yang
sulit dapat dipenuhi oleh
seorang pendidik, (ii)
perubahan kompetensi
kekaryaan yang
berlangsung sangat cepat
memerlukan materi dan
proses pembelajaran yang
lebih fleksibel, (iii)
kebutuhan untuk
mengakomodasi
demokratisasi partisipatif
dalam proses
pembelajaran.
2. Jacobs dan Toh-Heng
(2003) menjelaskan bahwa
melalui metode TCL,
penilaian difokuskan pada
kekurangan yang dimiliki
siswa dalam mencapai
target prestasi tertentu dan
menentukan cara untuk
memperpendek jarak
target dengan capaian
prestasi riil siswa yang
bersangkutan.

Sumber Belajar :
Rahila Salay(2019),
Perbedaan Motivasi Belajar
Siswa Yang Mendapatkan
Teacher Centered Learning
(Tcl) Dengan Student
Centered Learning (Scl)

3. Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Bab X
Pasal 37 menyebutkan
bahwa mata pelajaran seni
dan budaya merupakan
salah satu mata pelajaran
yang wajib dimuat saat
jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
Muatan Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 sebagai
perubahan dari PP No. 19
Tahun 2005 tentang
Standar Nasional
Kependidikan
menjelaskan secara jelas
tentang perubahan muatan
seni budaya dan prakarya
yang tidak hanya
mencakup satu mata
pelajaran saja. Alasannya
karena budaya itu sudah
hakekatnya mencakup
berbagai aspek dalam segi
kehidupan. Mata pelajaran
seni budaya yang ada di
sekolah dasar secara
kontekstual diajarkan
secara nyata, utuh, serta
menyeluruh melaui
pendekatan tematik
dengan mencakup semua
aspek perkembangan
peserta didik yang
meliputi seni rupa, seni
musik, seni tari dan
prakarya (Setiawan &
Wahyuningtyas, 2019).
4. Pendidikan SBdP
bertujuan untuk
mengembangkan
kemampuan berpikir,
sikap, dan nilai peserta
didik sebagai individu,
maupun sebagai makhluk
sosial dan budaya
(Anggara, 2019).
5. Mata pelajaran SBdP ini
memuat pembelajaran
mengenai seni rupa, seni
kerajinan, seni tari, seni
teater, dan juga seni
musik. Pembelajaran-
pembelajaran tersebut
bertujuan agar siswa bisa
mendapatkan pengalaman
belajar yang belum tentu
dapat diberikan oleh mata
pelajaran lain (Sarly &
Pebriana, 2020).

Sumber Belajar :
Hasanatul Fitri :2022,
Analisis Pembelajaran SBdP
menggunakan Model Project
Based Learning terhadap
Kreativitas Peserta Didik di
Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan Tambusai

6. Menurut Nisak (2011:


110), permainan puzzle ini
memiliki tujuan sebagai
berikut: a) membentuk
jiwa bekerjasama pada
peserta, karena permainan
ini aklan dikerjakan secara
berkelompok. b) peserta
dapat lebih konsisten
dengan apa yang sedang
dikerjakan. c) melatih
kecerdasan logis
matematis peserta. d)
menumbuhkan rasa
solidaritas sesama siswa.
e) menumbuhkan rasa
kekeluargaan antarsiswa.
f) melatih strategi dalam
bekerjasama antarsiswa.
g) menumbuhkan rasa
saling menghormati dan
menghargai antarsiswa. h)
menumbuhkan rasa saling
memiliki antarsiswa. i)
menghibur para siswa di
dalam kelas.
7. Menurut Nisak (2011:
111), permainan ini
mempunyai teknis sebagai
berikut: 1) Guru
menerangkan aturan
permainan. Permainan ini
dilakukan secara
berkelompok. 2) Sebelum
permainan dimulai
dilakukan pembagian
kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 5 anggota
kelompok. 3) Siapkan
puzzle dalam amplop
untuk masing-masing
kelompok. 4) Permainan
ini dibatasi dengan waktu
15 menit. 5) Masing-
masing kelompok berdiri
melingkari meja dan
didekat amplop puzzle
yang telah dibagikan. 6)
Masing- masing kelompok
harus mengerjakan secara
berkelompok, tidak boleh
ada yang mengerjakan
sendirian. 7) Guru
memberikan umpan balik
berupa pertanyaan-
pertanyaan tentang
gambar yang telah mereka
rangkai.
Sumber Belajar :
Rosiana Khomsoh:2013,
Penggunaan Media Puzzle
Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Di
Sekolah Dasar, Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar

Hasil Wawancara :
1. Dalam pembelajaran materi
patung, media yg dapat
digunakan adalah tanah liat
2. Materi patung
menggunakan model
pembelajaran Kooperatif
3. Metode yang gunakan
dalam pembelajaran materi
patung adalah Metode
ekspresi bebas, Kerja
Kelompok, dan Demonstrasi
4. Media Puzzle juga dapat
digunakan dalam
pembelajaran patung karena
teknik yg digunakan mirip
dg permainan puzzle yaitu
dg cara menyusun bahan
dasar patung kemudian
merangkainya.

2 peserta didik kesulitan Pembelajara KAJIAN LITERATUR Berdasarkan hasil


meraih nilai yang baik n monoton 1. Problem Based Learning analisis terhadap
dalam pembelajaran dan tidak (PBL) adalah suatu eksplorasi
matematika pada menggunaka pendekatan pembelajaran alternatif solusi
materi operasi hitung n media yang dimulai dengan sebagai berikut :
campuran bilangan menyelesaikan suatu
1. Guru
cacah masalah, tetapi untuk
mengajar
menyelesaikan masalah itu
menggunak
siswa memerlukan
an media
pengetahuan baru untuk
kartu
dapat menyelesaikannya
2. Guru
(Suyadi, 2015:129).
menerapkan
2. Ben dan Erickson (dalam model
Komalasari, 2011:5)
pembelajara
mengemukakan bahwa
n PBL
Problem Based Learning
(PBL) merupakan strategi
pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam
memecahkan masalah
dengan mengintegrasikan
berbagai konsep dan
keterampilan dari berbagai
disiplin ilmu. Strategi ini
meliputi mengumpulkan
dan menyatukan informasi,
dan mempresentasikan
penemuan.
3. Aspek terpenting dalam
problem based learning
adalah pembelajaran
dimulai dengan
permasalahan, dari
permasalahan tersebut akan
menentukan arah
pembelajaran dalam
kelompok. Dengan
membuat permasalahan
sebagai tumpuan
pembelajaran, siswa
didorong untuk mencari
informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan
permasalahan (Suyadi,
2015:132). Tujuan
pembelajaran berbasis
masalah dikembangkan
untuk membantu siswa
mengembangkan
kemampuan berfikir,
pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual
(Heriawan, 2012: 9).
4. Sintaks, menurut Sani
(2014: 157) model
pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) harus
melalui 5 tahap yang telah
ditentukan, yaitu: 1)
Memberikan orientasi
permasalahan kepada
peserta didik, 2)
Mengorganisasikan peserta
didik untuk penyelidikan, 3)
Pelaksanaan investigasi, 4)
Mengembangkan dan
menyajikan hasil, 5)
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
penyelidikan.

Sumber Belajar
Sri Wardani: 2020, Efektivitas
Model Pembelajaran Problem
Based Learning (Pbl) Pada
Materi Bilangan Bulat Dan
Pecahan Dalam Meningkatkan
Higher Order Thinking Skills
(Hots) Siswa Kelas VII Smpn 6
Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020, skripsi

5. Perangkat pembelajaran
berbasis PBL ini merupakan
salah satu sarana yang dapat
digunakan guru matematika
untuk membantu peserta
didik menemukan suatu
konsep matematika dan
sekaligus meningkatkan
kemampuan pemecahan
masalah matematika dan
aktivitas peserta didik.
Kemampuan itu akan
membekali peserta didik
dalam menghadapi masalah
sehari-hari atau dunia nyata.
Perangkat pembelajaran
yang baik dalam
pembelajaran matematika
adalah yang dapat memberi
kesempatan yang seluas-
luasnya kepada peserta
didik untuk dapat
mengembangkan kreativitas
mereka dalam memecahkan
suatu masalah (Rizza
Yustianingsih dkk : 2017)

Sumber Belajar:
Rizza Yustianingsih dkk : 2017,
Perangkat Pembelajaran
Matematika Berbasis Problem
Based Learning (Pbl) Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Peserta
Didik Kelas VIII, Jurnal JNPM
(Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika)

HASIL WAWANCARA :
1. Model PBL cocok untuk
pembelajaran Matematika
materi Bilangan Bulat
2. Model Pembelajaran PBL
menjadikan siswa berpikir
kritis karena guru
menyajikan masalah

Nama : NAELY NURUL FAJRIYAH


NIM : A2G122031

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Analisi
Analisis
Solusi yang s
No. Eksplorasi alternatif solusi penentuan
relevan alterna
solusi
tif
solusi
1 Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang Berdasarkan 1. Penggunaan Hasil
dilakukan, alternatif solusi untuk menyelesaikan eksplorasi model penent
masalah siswa kurang memahami pembelajaran alternatif solusi pembelajaran uan
Tema 3 (Tokoh dan Penemuan) subtema 1 (Penemu maka solusi yang Project Based solusi
yang mengubah dunia) pada materi rangkaian relevan sebagai Learning untuk
listrik dan paralel adalah: berikut: (PjBL) dengan mengat
Alternatif solusi untuk membuat siswa 1. Menggunakan penekatan asi
terlibat aktif : model Scientifik, siswa
pembelajaran TPACK dan tidak
Hasil Kajian literatur : Project Based keterampilan aktif
1. Tri Agustin Wardatus Sholiha (2020) Learning abad 21 dalam
dalam jurnal Peningkatan Aktivitas (PJBL). sangat tepat mengik
Belajar Siswa Dalam Materi 2. Menggunakan karena dapat uti
Rangkaian Listrik Melalui Model pendekatan meningkatka pembel
Project Based Learning (Pjbl) Dengan saintifik n keaktifan ajaran
Media Audiovisual Pada Siswa Kelas belajar pada
3. Menggunakan
VIA mengatakan IPA pada peserta didik, Tema 3
media TIK,
hakikatnya meliputi empat unsur meningkatka (Tokoh
seperti PPT
utama yaitu (1) sikap: rasa ingin n dan
interaktif,
tahu tentang benda, fenomena alam, kemampuan Penem
vidio dan
makhluk hidup, serta hubungan berikir kritis uan)
media gambar
sebab akibat yang menimbulkan atau Higher subtem
masalah baru yang dapat Order a1
dipecahkan melalui prosedur yang Thinking (Penem
benar; IPA bersifat open ended; (2) Skills u yang
proses: prosedur pemecahan (HOTS), mengu
masalah melalui metode ilmiah; keterampilan bah
metode ilmiah meliputi penyusunan intelektual, dunia)
hipotesis, perancangan eksperimen serta pada
atau percobaan, evaluasi, memfasilitasi materi
pengukuran, dan penarikan siswa untuk rangkai
kesimpulan; (3) produk: berupa berkarya an
fakta, prinsip, teori, dan hukum; melalui listrik
dan (4) aplikasi: penerapan metode proyek yang dan
ilmiah dan konsep IPA dalam telah paralel
kehidupan sehari-hari. Empat unsur dirancang yaitu
utama IPA ini seharusnya muncul 2. Dapat dengan
dalam pembelajaran IPA. meningkatka mengg
Berdasarkan penjelasan tersebut, n motivasi unakan
model pembelajaran yang sesuai peserta didik Mengg
untuk diterapkan pada materi untuk lebih unakan
rangkaian listrik adalah Model aktif, kreatif model
pembelajaran Project Based Learning dan pembel
(PjBL). Model pembelajaran Project meningkatka ajaran
Based Learning (PjBL) atau n keberanian Project
pembelajaran berbasis proyek dalam Based
merupakan model pembelajaran mengungkap Learnin
yang berpusat pada siswa untuk kan pendapat g
melakukan suatu investigasi yang serta (PJBL),
mendalam terhadap suatu topik. kemampuan Mengg
Siswa secara konstruktif melakukan untuk unakan
pendalaman pembelajaran dengan bekerja sama pendek
pendekatan berbasis riset terhadap dalam atan
permasalahan dan pertanyaan yang memecahkan saintifi
berbobot, nyata, dan relevan. masalah. k,
3. Dalam Mengg
2. Menggunakan project based pelaksanaan unakan
learning nya siswa media
Dari Quiper.blog, Project based akan TIK,
bertindak seperti
learning (PJBL) adalah model
lebih aktif, PPT
pembelajaran yang menjadikan karena guru interak
peserta didik sebagai subjek atau hanya tif,
pusat pembelajaran, sebagai vidio
menitikberatkan proses belajar yang fasilitator. dan
memiliki hasil akhir berupaproduk. 4. Media media
pembelajaran gambar
Dari penelitian yang dilkukan yang yang
Ademas Dwi Laksono (2018) dalam digunakan akan
jurnal penelitiannya disimpulkan dapat diterap
model pembelajaran Project Based membantu kan
Learning efektif terhadap keaktifan peserta didik dalam
dan hasil belajar IPA peserta didik dalam pembu
memahami atan
kelas IV SD Negeri Sumberejo 2
materi rancan
Bonang Demak,hal tersebut pelajaran gan
dihasilkan dari peningkatan hasil 5. Sarana dan pembel
belajar siswa sebesar 20,31% dan prasarana ajaran
keaktifan siswa yang jauh meningkat yang dimiliki (RPP)
pada saat mengikuti proses guru
pembelajaran dengan model Project maupun
sekolah
Based Learning dari pada model
memungkink
konvensional. an untuk
Dari bertema.com diterapkanny
a model
mengungkapkan Langkah-langkah
pembelajaran
pembelajaran Project Based Learning tersebut.
(PJBL) adalah sebagai berikut :
Langkah Aktifitas Aktifitas
Kerja Guru Siswa
Pertany aan Guru Mengajukan
Mendas ar menyampai pertanyaan
kan topik dan mendasar apa
mengajukan yang harus
pertanyaan dilakukan
bagaimana peserta didik
cara terhadap topik/
memecahka pemecahan
n masalah. masalah.

Mendes ain Guru Peserta didik


Perenca memastikan berdiskusi
naan setiap peserta menyusun
Produk didik dalam rencana
kelompok pembuatan
memilih dan proyek
mengetahui pemecahan
prosedur masalah meliputi
pembuatan pembagian tugas,
proyek/prod persiapan alat,
uk yang akan bahan, media,
dihasilkan. sumber yang
dibutuhkan
Menyusun Guru dan Peserta didik
Jadwal peserta didik Menyusun jadwal
Pembua tan membuat penyelesaian
proyek dengan
kesepakatan
memperhatikan
tentang batas waktu yang
jadwal telah ditentukan
pembuatan bersama
proyek
(tahapan-
tahapan dan
pengumpula
n).
Memoni tor Guru Peserta didik
Keaktifan memantau melakukan
dan keaktifan pembuatan
Perkem proyek sesuai
peserta
bangan jadwal, mencatat
didik selama
Proyek melaksanak setiap tahapan,
an proyek, mendiskusikan
memantau masalah yang
muncul selama
realisasi
penyelesaian
perkembang proyek dengan
an dan guru.
membimbin
g jika
mengalami
kesulitan.
Menguji Guru Membahas
Hasil berdiskusi kelayakan proyek
tentang yang telah dibuat
dan membuat
prototipe
laporan produk/
proyek, karya untuk
memantau dipaparkan
keterlibatan kepada orang
peserta lain.
didik,
mengukur
ketercapaia
n standar.

Evaluasi Guru Setiap peserta


Pengala membimbin didik
man g proses memaparkan
Belajar laporan, peserta
pemaparan
didik yang lain
proyek, memberikan
menanggapi tanggapan, dan
hasil, bersama guru
selanjutnya menyimpulkan
guru dan hasil proyek.
peserta
didik
merefleksi/
kesimpulan.
2. Membuat LKPD
Muslimah (2020) Lembar kerja
peserta didik (LKPD) merupakan
sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga terbentuk
interaksi efektif antara peserta didik
dengan pendidik, dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar peserta didik.

Hasil Wawancara :
1. guru dapat menggunakan alat
peraga KIT IPA yang ada di sekolah
karena mudah diperoleh dan cukup
efektif untuk meningkatkan pemahaman
siswa

2. Menerapkan pembelajaran berbasis


proyek adalah model pembelajaran yang
tepat untuk mata pelajaran IPA dalam
kegiataan percobaan sederhana sehingga
siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran

3. Membuat LKPD secara mandiri


sesuai dengan indikator materi pelajaran

4. Menciptakan sussana belajar yang


interaktif antara guru dan peserta didik

2 Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang Berdasarkan Penentuan solusi Hasil
dilakukan, alternatif solusi untuk menyelesaikan eksplorasi didasarkan pada penent
masalah peserta didik kelas VI kesulitan meraih alternatif solusi, alasan sebagai uan
nilai yang baik dalam pembelajaran matematika maka solusi berikut : solusi
pada materi operasi hitung campuran bilangan yang relevan 1. Problem based untuk
cacah adalah: adalah: learning dengan mengat
6. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu 1. Penggunaan pendekatan asi
pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan model peserta
saintifik HOTS,
menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk pembelajaran didik
menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan Problem TPACK dan kelas
pengetahuan baru untuk dapat Based keterampilan VI
menyelesaikannya (Suyadi, 2015:129). Learning abad 21 amat kesulit
7. Ben dan Erickson (dalam Komalasari, 2011:5) (PBL) dengan tepat dan sesuai an
mengemukakan bahwa Problem Based Learning bantuan dengan meraih
(PBL) merupakan strategi pembelajaran yang media video karakteristik nilai
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan keping yang
materi operasi
dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan bermuatan baik
keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi 2. Menggunakan hitung campuran dalam
ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan media /alat bilangan cacah pembel
informasi, dan mempresentasikan penemuan. peraga yang akan ajaran
8. Aspek terpenting dalam problem based learning konkret memudahkan matem
adalah pembelajaran dimulai dengan 3. Merancang siswa memahami atika
permasalahan, dari permasalahan tersebut akan RPP sebaik materi tersebut pada
menentukan arah pembelajaran dalam mungkin materi
adalah Problem
kelompok. Dengan membuat permasalahan sesuai operasi
sebagai tumpuan pembelajaran, siswa didorong dengan Based Learning hitung
untuk mencari informasi yang diperlukan untuk karakteristik (PBL). campur
menyelesaikan permasalahan (Suyadi, peserta didik an
2015:132). Tujuan pembelajaran berbasis 4. Menggunakan Model Problem yaitu
masalah dikembangkan untuk membantu siswa pendekatan Based Learning dengan
mengembangkan kemampuan berfikir, kontekstual. mengg
pemecahan masalah, dan keterampilan (PBL merupakan unakan
intelektual (Heriawan, 2012: 9). model model
9. Sintaks, menurut Sani (2014: 157) model proble
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pembelajaran m
harus melalui 5 tahap yang telah ditentukan, yang mendorong based
yaitu: 1) Memberikan orientasi permasalahan learnin
kepada peserta didik, 2) Mengorganisasikan untuk lebih aktif g (PBL)
peserta didik untuk penyelidikan, 3) dan 2.Meng
Pelaksanaan investigasi, 4) Mengembangkan dan gunaka
menyajikan hasil, 5) Menganalisis dan memaksimalkan n
mengevaluasi proses penyelidikan. kemampuan pendek
atan
Sumber Belajar berpikir kritis kontek
Sri Wardani: 2020, Efektivitas Model Pembelajaran untuk stual,
Problem Based Learning (Pbl) Pada Materi Bilangan Mengg
Bulat Dan Pecahan Dalam Meningkatkan Higher mendapatkan unakan
Order Thinking Skills (Hots) Siswa Kelas VII Smpn 6 solusi dari berbag
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020, skripsi ai
masalah pada media
10. Perangkat pembelajaran berbasis PBL ini konkret
dunia nyata.
merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan guru matematika untuk membantu Pembelajaran
peserta didik menemukan suatu konsep
yang
matematika dan sekaligus meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan
dan aktivitas peserta didik. Kemampuan itu
suatu masalah
akan membekali peserta didik dalam
menghadapi masalah sehari-hari atau dunia yang otentik
nyata. Perangkat pembelajaran yang baik dalam
menjadi ciri khas
pembelajaran matematika adalah yang dapat
memberi kesempatan yang seluas-luasnya dari metode
kepada peserta didik untuk dapat
problem based
mengembangkan kreativitas mereka dalam
memecahkan suatu masalah (Rizza learning.
Yustianingsih dkk : 2017)
Pengetahuan
Sumber Belajar: dapat diperoleh
Rizza Yustianingsih dkk : 2017, Perangkat
berdasarkan
Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based
Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Kemampuan masalah yang
Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VIII, Jurnal
timbul dari
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika)
11. Menggunakan model pembelajaran problem masalah
based learning (PBL) tersebut. Peserta
Dari kompasiana, Sehubungan dengan mata didik dapat
pelajaran Matematika didominasi pada melakukan
pemecahan masalah sehingga model problem analisis terhadap
based learning (PBL) cocok untuk diterapkan asal muasal
dalam pembelajaran Matematika. terjadinya
Dewi Sasrina (2020) dari hasil jurnal masalah dan
peneltiannya menunjukkan Hasil Penelitian pada pemecahan
penilaian RPP masalah.
siklus I pertemuan 1 72% pertemuan 2 2. Penggunaan
alat peraga yang
84% sedangkan siklus II pertemuan 1 94%. Pada relevan dan
pelaksanaan dari aspek guru dan aspek siswa konkret akan
memudahkan
siklus I pertemuan I 82% pertemuan II 89%
siswa dalam
sedangkan siklus II pertemuan I93%. Hasil memahami
belajar siswa padasiklus I pertemuan materi dan
menyelesaikan
1memperoleh rata-rata77, siklus 1petemuan 2
soal operasi
memperoleh rata- rata 84,5 sedangkan pada hitung pecahan
siklus I pertemuan 1 memperoleh rata-rata 93.
Hasil penelitian dengan menggunakan model
Problem Based Learning, dapat meningkatkan
hasil belajar pecahan senilai di Sekolah Dasar..

Sintak model Problem-based Learning menurut


Arends (2012) sebagai berikut:

Langkah Aktifitas Aktifitas Siswa


Kerja Guru
Orientasi Guru Kelompok
peserta menyampaika mengamati dan
didik n masalah memahami
pada yang akan masalah yang
masalah dipecahkan disampaikan
secara guru atau yang
kelompok. diperoleh dari
Masalah yang bahan bacaan
diangkat yang
hendaknya disarankan.
kontekstual.
Masalah bisa
ditemukan
sendiri oleh
peserta didik
melalui bahan
bacaan atau
lembar
kegiatan.
Mengor Guru Peserta didik
ganisa memastikan berdiskusi dan
sikan setiap anggota
membagi tugas
peserta memahami untuk mencari
didik tugas masing-
data/bahan-
untuk masing. bahan/alat yang
belajar diperlukan untuk
menyelesaikan
masalah
Membimb Guru Peserta didik
ing memantau melakukan
penyelid keterlibatan penyelidikan
ikan peserta didik (mencari
individu dalam data/referensi/
maupun pengumpulan sumber) untuk
kelompok data/bahan bahan diskusi
selama proses kelompok.
penyelidikan
Mengem Guru Kelompok
bang kan memantau melakukan
dan diskusi dan diskusi untuk
menyaji membimbing menghasilkan
kan hasil pembuatan solusi
karya laporan pemecahan
sehingga masalah dan
karya setiap hasilnya
kelompok dipresentasikan
siap untuk /disajikan dalam
dipresentasi bentuk karya.
kan
Mengan Guru Setiap
alisis dan membimbin kelompok
mengeva g presentasi melakukan
luasi dan presentasi,
proses mendorong kelompok
pemecah kelompok yang lain
an memberikan memberika
masalah penghargaa n apresiasi.
n serta Kegiatan
masukan dilanjutkan
kepada dengan

2. Menggunakan Pendekatan TPACK dengan


bantuan media video pembelajaran
Mishra, et al (2016: 2) TPACK adalah suatu
kerangka kerja untuk memahami dan
menggambarkan jenis pengetahuan yang
dibutuhkan oleh seorang guru untuk
mengefektifkan praktek pedagogi dan
pemahaman konsep dengan mengintegrasikan
sebuah teknologi di lingkungan pembelajaran
Silvia Nurjakiyyah, dkk (2017) pecahan
senilai sebagai bilangan yang dibagi-bagi dalam
bentuk yang berbeda namun memiliki nilai yang
sama. Materi pelajaran yang absrak ini
memerlukan sebuah media yang dapat
memvisualkan materi pecahan senilai,
diantaranya melalui gambar dan video.
3. Muslimah (2020) diperlukan LKPD dalam
pembelajaran matematika melalui pendekatan
scientific agar mampu mamfasilitasi kreativitas
siswa untuk menemukan suatu konsep dan
mengembangkan berbagai ketrampilan ilmunya
sehingga mengatasi hambatan belajar siswa.

Hasil Wawancara :
1. Untuk memudahkan siswa memahami materi
operasi hitung campuran pada bilangan cacah
maka memggunakan model PBL
2. Membuat video pembelajaran untuk
menvisualisasikan konsep yang bersifat abstrak
3. Menyiapkan LKPD pembelajaran secara mandiri
berdasarkan indikator dari kompetensi dasar
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan : SD N 02 SUNGAI RUMBAI


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI (Enam) / 1
Materi Pokok : Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : (2 x 35 menit) 1 x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya, serta cinta tanah air
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK)
1 3.3 Menjelaskan dan melakukan 3.3.1 Menemukan konsep operasi hitung
operasi hitung campuran yang campuran yang melibatkan bilangan
melibatkan bilangan cacah, cacah (C4)
pecahan, dan/atau desimal
dalam berbagai bentuk sesuai
urutan operasi.

2 4.3 Menyelesaikan masalah yang 4.3.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan


berkaitan operasi hitung dengan operasi hitung campuran yang
campuran yang melibatkan melibatkan bilangan cacah dalam
bilangan cacah, pecahan dan/ kehidupan sehari-hari(P5)
atau desimal dalam berbagai
bentuk sesuai urutan operasi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati tayangan PPT Peserta didik mampu menemukan konsep operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan cacah dengan benar
2. Saat siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya, peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operasi hitung campuran yang melibatkan bilangan cacah dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Operasi Hitung Campuran Bilangan cacah

E. MEDIA/ALAT PEMBELAJARAN
a. PPT
b. Video pembelajaran

F. BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar :
 Buku siswa Matematika untuk SD/MI Kelas VI penerbit Gelora Aksara Pratama Tahun
2018
 Buku teks pelajaran Matematika untuk SD/MI Kelas VI penerbit Puskurbuk Kemendikbud
Tahun 2018.

G. MODEL, PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Model : PBL
Pendekatan : Scientifik-TPACK
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah dan Penugasan

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 1. Guru memberi salam, menyapa siswa, menanyakan kabar dan kondisi
kesehatan mereka, sambil mengingatkan siswa untuk selalu bersyukur
atas segala nikmat Tuhan YME (Integritas - PPK)
2. Peserta didik diajak berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran,
guru menekankan pentingnya berdoa (agar apa yang akan dikerjakan
dan ilmu yang didapat akan bermanfaat). (Religius - PPK)
3. Peserta didik diajak menyanyikan lagu “HARI MERDEKA” bersama-
sama. (Nasionalisme - PPK)
4. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran (Kemandirian, kedisiplinan - PPK)
5. Peserta didik diberikan motivasi kemudian guru memberikan
apersepsi kepada peserta didik mengenai Operasi Hitung Campuran
Bilangan Cacah
6. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang
Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah serta menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan dilaksanakan kepada peserta didik (Comunication
4C– Abad 21)
7. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Motivasi)

Kegiatan Inti
Sintaks Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL)

1. Orientasi pada  Peserta didik mengamati gambar kegiatan anak-anak yang disajikan
masalah guru pada power point yang ditayangkan melalui infocus
(Mengamati-Saintifik, TPACK)
 Peserta didik dan guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait
gambar yang ditayangkan di PPT (4C – Abad 21)

2.  Peserta didik membentuk kelompok secara tertib.


Mengorganisasi (Communication, collaboration)
Peserta Didik
 Peserta didik mendapat LKPD dari guru
untuk Belajar
 Peserta didik menonton video edukasi “Operasi Hitung
Campuran Bilangan Cacah” (HOTS, TPACK)

 Peserta didik menemukan konsep operasi Hitung Campuran


Bilangan Cacah pada video tersebut (critical thinking,
communication, HOTS)
 Peserta didik melakukan tanya jawab tentang video tersebut
(critical thinking, communication, HOTS)
3. Membimbing  Peserta didik secara berkelompok menganalisis dan berdiskusi
pengalaman untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKPD yang
Individual diberikan. (Critical thinking) (Problem Solving)
 Peserta didik dibimbing dan diarahkan oleh guru dalam berdiskusi
mengerjakan LKPD (Literasi digital, problem solving)
 Peserta didik berdiskusi secara kritis terhadap permasalahan
yang akan dipecahkan dalam LKPD. (Communication,
Critical thinking, Collaboration)

4.  Peserta didik menyelesaikan permasalahan dengan mengacu pada


Mengembangkan rancangan yang telah dibuat di LKPD. (Critical Thinking and
dan Menyajikan
Hasil Karya Problem Solving)
 Peserta Didik membuat mindmap konsep operasi hitung campuran
bilangan cacah (creatif)

5. Menganalisis  Peserta didik mempersentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas


dan secara bergantian sesuai panduan LKPD (Communication,
Mengevaluasi
Proses Collaboration)
Pemecahan  kelompok lain memberikan apresiasi kepada kelompok yang sedang
Masalah melakukan presentasi (Communication, Collaboration)
 Setiap kelompok mengolah tanggapan yang didapat dari kelompok
lain dengan kritis. (Comunication, Critical Thinking and Problem
Solving)
 Setiap kelompok memperbaiki hasil pekerjaan setelah mendapat
tanggapan dari kelompok lain. (Critical Thinking and Problem
Solving) (Discovery learning-Verification)
 Setiap kelompok melakukan penilaian kepada kelompok yang menurut
kelompok tersebut paling mendekati menarik dan benar dalam
menyelesaikan permasalahan. (Critical Thinking and Problem
Solving)
 Peserta didik bersama guru melakukan kesimpulan dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan Operasi Hitung
Campuran Bilangan Cacah (Communication, Collaboration)
(discussion making) (Discovery learning)

Penutup

 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran yang


diberikan oleh guru
 Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
 Peserta didik mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru.
 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang
baru dilakukan dengan menjawab pertanyaan:
1) Bagaimana perasaanmu mengikuti kegiatan hari ini?
2) Kegiatan apa yang paling kamu sukai? Mengapa?
3) Kegiatan mana yang paling mudah atau sulit? Mengapa?
4) Sikap apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari
setelah belajar?
Integritas
 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai tugas dan
pembelajaran yang akan dilaksanakan besok harinya.
 Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengajak peserta didik berdo’a, guru
memperhatikan sikap berdo’a peserta didik.

A. PENILAIAN
1. Sikap
Prosedur Penilaian : Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran.
Penilaian sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2)
dilakukan dengan mengisi jurnal harian dan rubrik
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
Teknik Penilaian : Observasi
2. Pengetahuan
Prosedur Penilaian : Penilaian pengetahuan dilakukan saat pembelajaran
berlangsung
Bentuk Instrumen : Tes Tertulis
Teknik Penilaian : Soal Uraian

Mengetahui Sungai Rumbai, 19 Agustus 2022


Kepala Sekolah Guru Kelas VI

SITI CHOMARIAH, S.Pd NAELY NURUL FAJRIYAH, S.Pd.I


NIP 197003041998032004 NIP.198204102204102021212002

Anda mungkin juga menyukai