Anda di halaman 1dari 16

GENETIKA MODERN

(Tugas Mata Kuliah Pengantar Biologi)

Dosen pembimbing
Dr.Zumaidar,M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 6 Kelas B20

Amanda Ayupuspita (2108104010059)


Mauly Rahadatul Aisya (2108109010017)
Qussyairi (2108104010058)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan puji dan syukur atas kehadarian Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Biologi, dengan judul:

“Genetika Moderen”.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa

makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa

kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam, keterbatasan sumber, keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan keterbukaan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Genetika ........................................................................................ 1
1.2 Genetika Modern ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konjungsi Pada Bakteri .................................................................................. 3
2.2 Transduksi Pada Bakteri ................................................................................. 5
2.3 Transformasi Pada Bakteri ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12
3.2 Saran .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Genetika

Genetika (dari bahasa Yunani: genno yang berarti "melahirkan") merupakan cabang

dari ilmu biologi . Ilmu ini mempelajari aspek secara keseluruhan yang menyangkut pewarisan

sifat dan variasi sifat pada organisme maupun sub organisme, seperti virus dan prion.

Singkatnya, genetika adalah ilmu tentang gen. Istilah genetika sendiri pada awalnya

diperkenalkan oleh William Bateson lewst surat pribadi yang dikirimkan kepada Adam

Chadwick yang kemudiandigunakan pada saat Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3

pada tahun 1906. Bidang kajian genetika sendiridimulai dari wilayah molekular hingga

populasi.

Pada masa pra-Mendel, orang belum kenal denganistilah gen dan kromosom, meskipun

DNA sudah diekstraksi akan tetapi pada abad ke-19 belum Diketahui f ungsi d ari DNA tersebut.

Pada saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat Diwariskan hanya lewat sperma. Peletakan dasar

ilmiah melalui percobaan sistematik baru Dilakukan sekitar akhir abad ke-19 oleh Gregor Johan

Mendel. Ia Adalah seorang biarawan dari Brno, Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang bagian d ari

Republik Ceko).Mendel dinobatkan sebagai ‘pendiri genetika’ setelah karyanya “Versuche über

Pflanzenhybriden” atau Percobaan mengenai Persidangan Tanaman yang dipublikasi cetak pada

tahun 1866 ditemukan kembali secara Terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von

Tschermak pada tahun 1900.Setelah penemuan ulang karya Mendel, ilmu genetika berkembang

Sangat pesat pada saat itu. Perkembangan genetika sering menjadi contoh Mengenai penggunaan

metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau Sains.

1
1.2 Genetika Modern

Genetika modern adalah konsep genetika Mendel yang diperluas. Dalam arti lain

Mendel adalah peletak genetika klasik sehingga kedepannya menunjang perkembangan

genetika modern. Ini termasuk analisis genotipe, di mana melihat konsep genetik di luar

warisan. Selain itu, genetika modern mempelajari fungsi dan perilaku asam nukleat dan gen.

Genetika modern dapat memberikan gambaran mengenaiketerkaitan gen dan sifat poligenik

dan memiliki pemahaman yang cukup jelas perihal pola yang diamati oleh Mendelsselama

eksperimennya.

Namun, baik pewarisan sifat maupun pewarisan molekuler dipertimbangkan dalam

genetika modern karena genetika klasik memberikan dasar bagi perkembangan genetika

modern. Perbedaan antara Genetika Klasik dan Modern masing-masing adalah disiplin ilmu

genetika tertua dan terbaru.

Genetika klasik hanya diamati dari fenotipe yang terlihat untuk

menggambarkanpewarisan.Tetapi genetika modern melihat pada fenotipe dan genotipe dengan

pemahaman yang jelas. berikut perbedaan mendetail antara genetika klasik dan modern dalam

bentuk tabel.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1Konjungsi Pada Bakteri

Konjugasi adalah suatu proses transfer informasi genetik satu arah yang terjadi melalui

kontak sel secara langsung antar suatu sel bakteri donor dan suatu selbakteri resipien

(Russel, 1992). Sel bakteri donor sebagai selyang berkelamin jantan, sedangkan sel

resipien sebagai sel yang berkelamin betina. Konjugasi juga diartikan sebagai fusi temporer

dua organisme sel tunggaldalam rangka transfer seksual materi genetik.

Peristiwa konjugasi pertama kali ditemukan oleh J. Lederbergdan E.L. Tatum pada tahun 1946

pada bakteri E. Coli yang berbeda kebutuhan nutrisinya, yaitu strain A dan B. Strain A

bergenotip met bio thr-leu-thi-, sedangkan strain B bergenotip met-Bio-thr leu thi. Strain yang

memiliki gen mutan membutuhkan tambahan nutrisi terkait dalam medium pertumbuhannya

agar dapat hidup. Strain yang membutuhkan tambahan nutrisi dalam medium agar

dapat hidup disebut auxotroph. Bakteri yang bereproduksi secara konjugasi terdapat pada

bakteri gram negatif, contohnya seperti Escherichia Coli, Salmonella sp, dan Pseudomonas sp

(Afifah, 2015).

Konjugasi pada bakteri sering disamakan dengan reproduksi seksual pada organisme

eukariotik. Akan tetapi, sebenarnya konjugasi bukanlah reproduksi seksual, karena tidak terjadi

pertukaran gamet sehingga banyak yang menyebutnya sebagai reproduksi secara paraseksual.

Bahan genetik yang ditransfer melalui konjugasi adalah plasmid kecil yang disebut dengan

plasmid F- (F untuk faktor kesuburan). Plasmid F- yang membawa informasi genetik berbeda

dengan yang ada pada kromosom bakteri. Sel bakteri yang sudah memiliki salinan plasmid F-

disebut sel F-positif atau F+ dan dianggap sebagai sel donor atau sel jantan. Sementara sel

3
yang tidak memiliki salinan plasmid F- disebut dengan sel F-negatif atau F- dan dianggap

sebagai sel penerima (resipien) atau sel betina. Transfer plasmid F- terjadi melalui koneksi

secara horizontal dimana sel donor dan sel penerima salingmelakukan kontak langsung dan

membentuk jembatan antar sel yang disebut dengan pili seks. Untuk mentransfer atau

mengirimkan plasmid F-, sel donor dan sel resipien harus membuat kontak langsung terlebih

dahulu. Ketika kedua sel melakukan kontak, plasmid F- di dalam sel donor yang merupakan

molekul DNA beruntai ganda akan membentuk struktur melingkar.

Berikut adalah langkah atau tahapan peristiwa konjugasi pada reproduksi bakteri.

Tahap #1, sel F+ yang berperan sebagai sel donor menghasilkan pilus. Pilus merupakan

struktur yang berperan sebagai jembatan konjugat (jembatan sitoplasma) yang menghubungkan

sel donor (F+) dengan sel resipien (F-). Selanjutnya, jika pilus sudah terbentuk maka akan

terjadi kontak langsung antara sel donor dengan sel penerima.

Tahap #2, karena plasmid F- terdiri dari molekul DNA beruntai ganda yang membentuk

struktur melingkar, enzim relaxase akan melepaskan salah satu dari dua untai DNA yang

dimilikinya.kemudian satu untai DNA yang dilepaskan tadi akan ditransfer ke sel resipien.

Tahap #3, untai DNA tunggal akan memasuki sitoplasma sel resipien. Untai DNA yang

ditransfer membawa gen yang terkait dengan fungsi khusus seperti resistensi terhadap zat

antibiotik. Pada saat proses transfer, untai DNA tersebut dapat mengkodekan gen yang

membawa sifat dari satu bakteri ke bakteri lain.

4
Tahap #4, sel donor dan sel penerima sama-sama mengandung DNA beruntai tunggal.

Kemudian masing-masing sel akan mensintesis DNA tersebut yang akhirnya membentuk

plasmid F- beruntai ganda yang identik dengan plasmid F- asli. plasmid F- ini mengandung

informasi untuk mensitesisprotein pili dan protein lainnya, sel resipien pun telah menjadi sel

donor dengan plasmid F- dan memiliki kemampuan untuk membentuk pilus sama seperti sel

donor aslinya. Sehingga sekarang, kedua sel tersebut adalah donor atau sel F+ dan jembatan

pilus terpisah menjadi dua.Setelah proses konjugasi selesai, sel resipien menjadi sel donor baru

dan bersama dengan sel donor lama mencari sel-sel resipien lainnya untuk kemudian

melakukan proses konjugasi lagi dan demikian seterusnya.

2.2 Transduksi Pada Bakteri

Transduksi merupakan peristiwa bakteri memperoleh DNA dari bakteriofag yang

menginfeksinya, bakteriofag sendiriadalah virus yang menyerang bakteri. Virus tersebut akan

menyerang dengan cara menyuntikkan materi genetiknya ke dalam sel bakteri. Dalam kasus

transduksi virus yang menyuntikkan DNA juga menyuntikkan DNA bakteri lain yang

diperoleh setelah virus berkembang dalam sel bakteri lain. Kemudian DNA asing yang

disuntikkan tersebut menyatu dengan DNA bakteri dan terjadilah rekombinasi genetik.

Fenomena ini pertama ditemukan oleh Lederberg dan Zindertahun 1952. Fage terdiri d ari dua

jenis dan memiliki siklus hidup berbeda, yaitu fage virulen sn temperate. Kedua fase ini

berkaitan dengan cara virus mentransduksikan bakteri. Fagevirulen adalah fage yang

melakukan proses lisis dan mematikan inangnya. Sedangkan fage temperate hidup di dalam

inangnya dalam waktu tertentu tanpa mematikan inang tersebut. Profage merupakan fage yang

DNAnya terintegrasi dengan kromosom inangnya. Fage yang dapat melakukan transduksi dan

menyebabkan terjadinya rekombinasi adalah fage temperate. Hal tersebut dikarenakan fage

temperate dapat membuat bakteri tetap hidup.

5
Transduksi tidak memerlukan kontak fisik antara sel yang menyumbangkan (donor)

DNA dengan yang menerima (resipien) DNA seperti yang terjadi pada proses reproduksi

bakteri secara konjugasi.Tahapan reproduksi bakteri secara transduksi berkaitan erat dengan

proses litik dan lisogenikpada replikasi virus.Dalam bidang teknologi terutama dunia medis,

transduksi memiliki peran yang sangat penting karena dapat memberikan penjelasan terhadap

alasan suatumekanisme obat antibiotik yang menjadi tidak efektif karena transfer gen resistensi

(kekebalan) antibiotik antar bakteri.

Berikut adalah gambar tahapan reproduksi bakteri secara transduksi beserta penjelasannya.

Tahap 1 dimulai dengan siklus litik, bakteriofag akanmenempel pada permukaan dinding sel

bakteri. Tempat penempelan virus terletak pada bagian yang mengandung suatu protein

tertentu yang dapat dikenali oleh reseptor virus. Menempelnya virus pada dinding sel

disebabkan karena adanya reseptor pada ujung serabut ekor virus. Kemudian bakteriofag akan

melakukan injeksi DNA ke dalam sel bakteri.

Tahap 2, setelah DNA bakteriofag masuk ke dalam sel bakteri, DNA virus akan mengambil

alih kendali DNA bakteri sehingga DNA virus yang akhirnya mengend alikan segala proses di

dalam sel bakteri. Setelah mengendalikan aktivitas sel bakteri, virus akan menggunakan DNA

dari bakteri untuk menduplikasi DNAnya sendiri. Pada tahap ini, kromosom bakteri

terdegradasi menjadi potongan DNA yang berukuran kecil.

Tahap 3, setelah DNA virus telah berhasil diduplikasi, virus akan menggunakan sistem

metabolisme sel inang untuk menghasilkan komponen-komponen virus, yaitu kapsid, ekor,

6
serabut ekor dan kepala.Kemudian setelah semuanya terbentuk, masing-masing komponen

akan diduplikasi sebanyak-banyaknya.

Tahap 4, kapsid virus yang masih terpisah kepala, ekor dan serabut ekor akan dirakit menjadi

kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk, akan terisi dengan DNA

virus. pada tahap ini, sebagian kecil dari DNA bakteri yang terdegradasi akan menggantikan

DNA virus sehingga kapsid bakteriofag mengandung DNA bakteri. Selanjutnya sel bakteri

mengalami lisis dan akhirnya semua virus keluar dari sel.

Tahap 5, bakteriofag yang mengandung DNA bakteri menginfeksi sel bakteri lainnya.

Bakteriofag mulai menempel lagi pada dinding sel bakteri lalu menginjeksi materi

genetik,dalam hal ini DNA bakteri ke dalam sel bakteri itu sendiri.

Tahap 6 (memasuki siklus lisogenik) di dalam sel bakteri, virus memasuki mode profage

dimana materi genetik virus (DNA bakteri pertama) berintegrasi atau bergabung dengan

kromosom dari sel bakteri kedua. Kromosom sel ini pun memiliki kombinasi DNA yang

berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi dan proses transduksi telah

berhasil dilakukan.

Terdapat dua jenis transduksi, yaitu transduksi umum dankhusus. Pada transduksi

umum fage mampu membawa semua bagian kromosom manapun dari bakteri, sedangkan pada

transduksi khusus hanya bagian tertentu saja yang dapat dibawa oleh fage.

a. Transduksi umum

7
Tipe transduksi ini terjadi bila suatu fage memindahkan gen manapun dari kromosom bakteri

atau plasmid. Dalam transduksi umum, pada saat fage memulai siklus litik enzim-enzim virus

menghidrolisis kromosom bakteri menjadi banyak potongan kecil DNA.

b. Transduksi Khusus

Transduksi khusus biasanya terjadi pada daerah tertentu darikromosom inang yang terintegrasi

langsung dengan genom fage. Hanya gen bakteri yang dekat dengan titik penempelan saja yang

dapat terintegrasi dengan genom fage. Hal ini terjadi pada fage temperate tertentu. Fage

transduksi khusus ini terbentuk karena adanya kesalahan saat rekombinasi eksisi dari profage.

Karena DNA profage terikat dengan DNA inang, maka proses replikasi dikendalikan oleh

inang. Kebanyakan DNA fage diekspresikan pada saat fage berada dalam fase profage.

2.3 Proses Transformasi

Transformasi merupakan proses pemasukan DNA ke dalam sel bakteri. DNA target

yang berhasil disisipkan ke dalam vektor selanjutnya akan melewati proses pemasukan vektor

rekombinan ke dalam sel inangnya dengan tujuan untuk memperbayak dan mempelajari cara

kerja ekspresi dari gen yang terkandung dalam DNA rekombinan. Tranformasi dapat dilakukan

dengan 4 metode yaitu metode elektroporasi, metode konjugasi, metode heat shock dan metode

freeze thaw.

8
Metode elektroporasi adalah metode transformasi yang menggunakan aliran listrik kuat

untuk membuat dinding sel inang menjadi permeabel terhadap DNA bebas sehingga dapat

masuk ke dalam sel inang.

Metode konjugasi adalah proses alami yang terjadi pada beberapa bakteri lewat transfer

genetik antarsel prokariotik. Metode heat shock awalnya dilakukan proses pembuatan sel

kompeten dengan perlakuan CaCl2, kemudian akan diberi kejutan panas dengan suhu 42oC

selama 90 detik (Acquaah, 2004). Metode heat shock sering digunakan untuk transformasi pada

bakteri Escherichia coli (Inoue dkk, 1990; Janjua dkk., 2014; Yoo, 2010). Metode freeze

thawmerupakan metode transformasi yang dilakukan dengan melakukan inkubasi bakteri target

dan vektor plasmid yang akan ditransformasikan secara bersama dalam nitrogen cair.

Transformasi kejutan panas (Sumber : Brown, 2010)

Keterangan : Bakteri normal diberi perlakuan CaCl2 akan Menjadi sel kompeten. Ketika diberi
kejutan panas, Plasmid yang menempel p.

9
Transformasi pada proses reproduksi bakteri pertama kali ditemukan tahun 1982 oleh

Frederick Griffith melalui percobaannya pada bakteri Streptococcus pneumoniae,dimana

bakteri ini menyebabkan penyakit pneumonia pada manusia dan juga dapat membunuh tikus.

Griffithmengungkapkan bahwa penyerapan materi genetik dari lingkungan sekitar oleh bakteri

menyebabkan perubahan pada genotipe dan fenotipenya.Griffith menyebut fenomena

penyerapan materi genetik tersebut dengan “prinsip transformasi”.

Tahapan Transformasi pada Bakteri

Pada tahap 1, sel bakteri yang berperan sebagai donor DNAakan mengalami lisis (pecah),

kemudian DNA keluar dari sel dan tersebar dalam bentuk potongan-potongan (fragmen) DNA.

Tahap 2, beberapa fragmen yang terdapat pada DNA donor ditarik oleh sel resipien .

Tahap 3, DNA donor yang telah berhasil masuk ke dalam sel resipien akan terpisah menjadi

dua lalu DNA resipien sebagian lepas meninggalkan tempatnya.

Tahap 4, DNA donor menggantikan tempat DNA resipien yang terlepas, sehingga fragmen

DNA donor bersatu dengan DNA resipien. pada tahap 5 terbentuklah DNA rekombinan hasil

hibrid antara DNA donor dengan DNA resipien.Akan tetapi, tidak semua fragmen DNA donor

dapat menyatu dengan DNA resipien, karena hanya strain-strain kompeten dari generasi

bakteri tertentu yang dapat ditransformasikan. Strain kompeten adalah suatu sel bakteri yang

dapat mengambil suatu molekul DNA dan mentransformasikannya. Contoh peristiwa

10
transformasi adalah ketika strain bakteri Streptococcus pneumonia yang tidak berbahaya

dibiakkan dalam medium yang di dalamnya terkandung DNA dari strain Streptococcus

pneumonia yang berbahaya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan materi yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan sesuai dengan makalah bahwa genetika modern merupakan perkembangan dari

genetika klasik, dimana hukum mendel merupakan peletak dasar dan acuan terhadap

perkembangan genetika modern. Genetika modern dapat memberikan gambaran mengenai

keterikatan gen dan sifat poligenik dengan melihat fenotipe dan genotipenya.

Dalam mempelajari genetika modern, terdapat materi proses pertukaran bahan genetik

pada prokariot. Terdapat 3 cara yaitu konjugasi,transduksi dan transformasi. Konjugasi sendiri

merupakan peristiwa transfer bahan genetik berupa plasmid F+ dan mikronukleus dan

penyatuan gamet terjadi pada salah satu individu. Kemudian ada transduksi, yaitu reproduksi

seksual dengan cara pemindahan DNA yang dibantu oleh virus fage, bakteri tersebut akan

mengalami lisis dan melepaskan fage beserta DNA yang dimilikinya. Transformasi adalah

proses pemasukan DNA ke dalam sel bakteri, dimana bakteri mendapatkan DNA dari

lingkungan sekitarnya.

3.2Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan

dalam proses penyampaian materi pada makalah ini,kedepannya penulis akan lebih fokus dan

detail dalam menjelaskan tentang isi makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak

nantinya dan dapat dipertanggungjawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Bacterial_conjugation

https://biologydictionary.net/bacterial-conjugation

https://microbeonline.com/mechanism-conjugation-bacteria-transfer-f-plasmid

https://www.scribd.com/doc/154206415/transformasi-transduksi-konjugasi#download

http://rudyindranatan.blogspot.co.id/2012/04/transduksi-pada-bakteri.html

http://geoku14.blogspot.com/2016/04/transduksi-pada-bakteri.html

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=

http://ejournal.uajy.ac.id/12544/3/BL013212.pdf&ved=2ahUKEwjv3avu3MnyAhUVU30KHT9
mAKgQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw2CABHKhrhcNw1n9IP p1B35

https://www.biologijk.com/2017/07/reproduksi-bakteri-secara-transformasi.html

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unair.ac.id/JAFH/
article/downlad/15086/8321&ved=2ahUKEwjv3avu3MnyAhUVU30KHT9mAKgQFnoECBkQ
AQ&usg=AOvVaw3Z7s64 Uxdp3QMKjMnHxRxT

13

Anda mungkin juga menyukai