Family Business - Gap Generation
Family Business - Gap Generation
Gap
1. Rio Antoni 0108012120057
2. Riska Tri Ayumi 0108012120081
3. Teddy Tandiono 0108012120085
4. Fauziyah intan 0108012120056
5. Ardiansyah Nugraha 0108012120075
6. Chindy Claradita W 0108012120058
7. Vanindya Atsiilah 0108012120064
Masalah di Family Business
akibat Generation Gap
Kegagalan suksesi di PT Dharma Samudera Fishing Industries dengan ditandai
keluarnya generasi kedua dari perusahaan.
Konflik gugatan warisan di Sinarmass yang melibatkan penggugat dengan saudara-
saudara tiri penggugat.
Ketertinggalan teknologi dan inovasi di Toserba Rungkut karena gap generation antara
orang tua dan anak.
Kegagalan generasi ketiga dalam mempertahankan bisnis keluarga Gucci
akibat adanya konflik antara generasi kedua dan generasi ketiga.
Konflik perebutan kekuasaan di PT Nyonya Meneer yang terjadi karena
culture clash gap dari tiga generasi
Kurangnya adaptasi dengan perkembangan zaman di PT. Mahkota
Putri Sejati (Family Business)
PT DFSI didirikan oleh Ridwan Sudjiamidjaja dan Irwan Sudjiamidjaja pada tahun 1968.
Dengan posisi Ridwan sebagai President Commisioner dan Irwan sebagai President Director.
Sedangkan generasi kedua yakni Ronnie saat ini sebagai Operational Director, Andrew sebagai Administration
Director, Herman sebagai Marketing Director, Harri sebagai Financial Director, dan Hendra sebagai Production
Director.
Irwan merupakan pribadi yang tidak mudah diajak kompromi, merasa benar sendiri, kaku dan berpikiran sempit.
Di dalam meeting pendapat Ronnie sering sekali ditolak oleh generasi pertama. Ini membuat Ronnie bingung karena
di sisi lain sebagai Operational Director maka dia mempunyai hak dan tanggungjawab terhadap pertumbuhan unitnya.
Akibatnya Ronnie sering membuat keputusan tanpa koordinasi dengan unit lain. Tentu ini beresiko menimbulkan
masalah dan konflik di dalam perusahaan.
Sedangkan Harri memiliki typikal mudah marah dan mudah menyerah ketika tidak sependapat dengan generasi
pertama. Ide inovasi Harri pun sering ditolak, kecuali yang diterima adalah tentang membawa PT DFSI ke Bursa
Efek Indonesia.
Saat ini generasi kedua memilih untuk keluar dari perusahaan dan memulai bisnis baru.
Literatur : Saputra, T., Christina & Paulina, T. (2016). Generation Gap at PT Dharma Samudrera Fishing Industries Tbk. In Proceeding ICONEE 2016. International
Conference of Entrepreneurship Education 293-301
Penyebab gap generation di PT DFSI Tbk dan Solusi yang seharusnya diupayakan :
1.Cultural clashes : Generasi pertama merupakan generasi baby boomers sedangkan generasi kedua merupakan
generasi X. Karakteristik generasi baby boomers adalah tidak suka dikritik dan lebih suka mengkritik. Sedangkan
karakteristik generasi X adalah individu yang skeptis karena tidak suka terlibat dalam kegiatan yang tidak
menguntungkan.
Solusi : Give value to seniors/ memberikan rasa hormat kepada generasi pertama karena walau bagaimanapun
mereka yang memulai bisnis dan mengembangkannya hingga saat ini. Tidak masalah mereka tidak memiliki
gagasan teknologi yang baik. Karena jika kita memberikan rasa hormat maka mereka akan memberikan timbal
balik rasa menghargai.
2.Credibility/ tidak adanya cognitive trust : Generasi pertama belum menunjukkan kepercayaan terhadap sistem
yang dibangun dan dijalankan oleh generasi kedua. Disini Irwan belum percaya atas kompetensi dan
keterandalan kinerja Ronnie.
Solusi : Untuk mendapatkan kepercayaan Ronnie harus menunjukkan dirinya bisa diandalkan dan bertanggung
jawab. Selain itu kepercayaan harus dibangun dengan memelihara dan mengembangkan integritas, kompetensi,
konsistensi, loyalitas dan keterbukaan.
3.Lack of communication : Generasi kedua lebih banyak mengalah dan tidak mencoba untuk berkomunikasi
kepada generasi pertama sebagai upaya mencari pemecahan masalah yang produktif demi perusahaan dan
keluarga.
Solusi : Apapun keputusan yang diambil Ronnie di unitnya harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
generasi pertama karena pengambilan keputusan secara diam-diam justru akan berdampak pada konflik dan
makin hilangnya kepercayaan terhadap Ronnie.
Lanjutan - Penyebab gap generation dan solusi yang seharusnya diupayakan :
4. Undermining experience : Generasi pertama memutuskan masalah dengan melihat pengalaman mereka yang
jauh lebih lama sedangkan generasi kedua ingin membawa perusahaan lebih maju dengan berorientasi pada
pengalaman masa kini.
Solusi : Jika terjadi kesenjangan maka perlu membuat jalan tengah yaitu kesepakatan yang lebih baik untuk
bisnis dalam jangka panjang. Knowledge transfer diperlukan untuk melihat plus dan minus setiap ide baik ide dari
generasi pertama maupun generasi kedua.
5. Lack of Willingness to Changes : Generasi kedua sangat menginginkan perubahan tetapi sering sekali upaya-
upaya perubahan tersebut tidak disetujui oleh generasi pertama. Terbukti dari setiap usulan Ronnie selalu ditolak
oleh Irwan. Akibatnya tidak banyak perubahan yang terjadi di operasional perusahaan. Padahal perubahan dan
inovasi merupakan hal penting untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selama ini perubahan dan inovasi dari Harri
pun juga banyak ditolak, kecuali inovasi tentang Bursa Efek Indonesia. Padahal masih banyak inovasi-inovasi
yang bisa dilakukan oleh Ronnie dan Harri sebagai generasi kedua.
Solusi : Untuk menuju perubahan inovasi hanya bisa dilakukan jika faktor-faktor penghambat sebelumnya sudah
bisa diatasi, yakni masalah komunikasi dan masalah kepercayaan. Dengan mengkomunikasikan dengan baik
setiap ide kita disertai dengan data penunjang yang lengkap untuk menyakinkan generasi pertama merupakan
cara yang terbaik untuk menghilangkan masalah kepercayaan. Karena inovasi akan lebih menyakinkan bagi
mereka generasi pertama jika disertai dengan analisis data.
Refleksi - Rio Antoni
1. Di dalam PT DFSI terdapat generasi yang berbeda yakni generasi baby boomers yang lahir sebelum tahun 1965 dan
generasi X yang lahir antara tahun 1965-1979. Masing-masing generasi memiliki keunikan, kelebihan dan ciri khas
yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan "generation tension" yang bisa merusak kinerja tim perusahaan.
Hal ini tentunya akan menimbulkan berbagai masalah, seperti konflik dalam rapat hingga kegagalan suksesi. Masalah-
masalah tersebut bisa disebabkan karena memang adanya cultural clashes seperti perbedaan pola pikir dan pola kerja
antar generasi. Mempelajari budaya generasi yang lain merupakan salah satu cara menemukan kesepahaman demi
membentuk kekuatan tim antar generasi tersebut.
2. Mendorong kolaborasi dengan memahami etos kerja semua generasi adalah cara yang terbaik untuk mengatasi gap
generation. Generasi baby boomers sudah berpengalaman di dunia kerja selama bertahun-tahun. Mereka perlu
mendapatkan apresiasi dan dihargai atas kerja keras mereka. Sedangkan generasi X butuh mendapatkan kepercayaan.
Mereka akan merasa lebih dihargai jika mendapat kepercayaan dan diberi kewenangan menjalankan idenya.
3. Selanjutnya efektivitas komunikasi lintas generasi juga harus diupayakan. Efektivitas komunikasi antar generasi
tersebut sangat ditentukan oleh faktor-faktor keterbukaan, empati, perasaan positif, memberikan dukungan dan
memelihara keseimbangan. Dengan adanya pemahaman antara orang-orang yang berbeda maka komunikasi akan
lebih efektif dan tujuan sebuah proses komunikasi bisa tercapai.
4. Lebih lanjut lagi pendekatan dalam pengelolaan sumber daya manusia juga harus disesuaikan dengan masing-masing
generasi karena mungkin saja pendekatan yang efektif diterapkan pada generasi baby boomers akan tidak cocok dan
menimbulkan ketidaknyamanan pada generasi X. Karena setiap generasi memiliki pengalaman-pengalaman yang
berbeda dan belum lagi adanya teknologi baru yang semakin membuat adanya perbedaan yang sangat menonjol antar
generasi.
Masalah Yang Terjadi
Freddy Widjaja yang merupakan anak dari pendiri
Sinar Mas yakni Eka Tjipta Widjaja dengan istri
ketiganya melakukan gugatan kepada kelima
saudara tirinya yang merupakan anak dari istri
Sinar Mas merupakan sebuah
pertamanya;
brand name dengan operasi
Gugatan yang diajukan yakni 12 aset Sinar Mas
bisnis yang bergerak di berbagai
Group yang dengan total nilai mencapai Rp672,62
sektor, seperti Pulp dan Kertas,
triliun
Agribisnis dan Food, Jasa
Gugatan dicabut lalu melakukan mediasi dengan
Keuangan, Developer dan Real
pihak keluarga namun gagal;
Estate, Telekomunikasi, dan
Mengajukan kembali gugatan kedua sebesar Rp
Energi dan Infrastruktur, termasuk
737 Triliun;
Kesehatan dan Pendidikan
Gugatan diajukan dikarenakan wasiat harta
warisan dirasa tidak adil dan tidak tertulis secara
terperinci menurut Freddy Widjaja;
Eka Tjipta meninggalkan wasiat pada tanggal 25 April 2008 bahwa Freddy Widjaja dan juga beberapa
saudara Freddy mendaparkan 1 Milyar dan ada pula yang mendapat 2 Milyar;
Selama Eka Tjipta hidup, Eka tidak mempercayakan bisnisnya kepada anaknya yang bernama Freddy.
Freddy selama ini merintis usaha yang ia buat sendiri dan dalam wasiat ia hanya mendapatkan 1
milyar.
Freddy menggugat harta yang diwariskan kepada saudara tirinya, antara lain :
- PT. Smart (Rp. 4,634 Triliun)
- PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (Rp 44.476 Triliun)
- PT. Sinar Mas Multi Artha (Rp.1,647 Triliun)
- PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
- PT. Bank Sinar Mas Tbk (Rp. 37,390 Triliun)
(Rp 29,962 Triliun)
- Sinar Mas Land (Rp. 116,362 Triliun)
- PT Bank China Construction BI Tbk
- Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (Rp. 131,265 Triliun)
(Rp. 80 Triliun)
- dll
Gugatan tidak dikabulkan dikarenakan sebagian besar aset saham dalam perusahaan sinar mas
maupun anak cabangnya tidak dimiliki oleh Freddy Widjaja melainkan sudah menjadi milik berbagai
perusahaan besar lainnya dan publik;
Mahkamah Agung mencabut status anak kandung pada Freddy karena ternyata ia adalah anak diluar
nikah.
Penyebab Gap Generation
01
Komunikasi
Eka Tjipta kurang menciptakan komunikasi yang baik Solusi
dengan anak-anaknya sehingga para anaknya yang
Memperbaiki cara komunikasi, dalam hal ini
mungkin kurang diperhatikan oleh sang ayah merasa
komunikasi juga dapat menjadi salah satu
tidak mendapatkan perilaku yang adil. Freddy beserta
upaya untuk menyelesaikan konflik yang ada
saudara lainnya merasa sebagai anak dari Eka Tjipta
pada keluarga. Konflik yang muncul akan
merasa ia tidak menerima ilmu atau bahkan
lebih mudah teratasi apabila terciptanya
pengalaman seperti yang diterima saudara tirinya.
komunikasi dengan baik. Apabila
Buruknya komunikasi yang terjadi dalam keluarga
komunikasi sulit dilakukan maka mencari
mengakibatkan terjadinya banyak konflik utamanya
pihak ketiga (penasihat atau mediator) yang
ketika Eka Tjipta meninggal dunia.
tidak memihak kesalah satu pihak juga
dapat dilakukan.
02
Kredibilitas / Tidak adanya Solusi
kepercayaan
Memberikan pelatihan secara adil kepada seluruh
Kredibilitas yang buruk antara Eka Tjipta
anak-anaknya dengan tidak memandang sebelah
kepada anggota keluarga juga merupakan
mata. Jika memang sebagian dari anaknya dalam
salah satu terjadinya Gap generation. Beliau
hukum dinyatakan sebagai anak diluar nikah dan
hanya melatih dan percaya bahwa kelima
tidak wajib untuk mewaris harta ayahnya,
anak dari istri pertamanya lebih baik jika
seyogyanya sang anak tersebut diberikan hibah
meneruskan kepemimpinan di berbagai anak
saham atau diberikan dukungan yang baik dalam
perusahaan Sinar Mas sehingga Eka yakin
proses merintis usaha sehingga rasa iri antar
bahwa kelima anaknya memiliki kredibilitas
saudara yang lain tidak ada. dan juga anak yang
yang baik.
sah juga sepatutnya jangan langsung diberikan
jabatan tinggi dalam perusahaan sehingga ia juga
merasakan bagaimana berproses dari bawah.
Refleksi - Riska Tri Ayumi
Komunikasi
Pihak ayah kurang membangun komunikasi dengan anak-anaknya, ditambah lagi memiliki
beberapa anak dengan istri yang berbeda. Dengan demikian maka sebagian anak merasa
tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya dan juga tidak pernah diberikan kepercayaan
dalam mengurus dan mengelola usaha yang telah dirintis ayahnya. Jika memang usaha
yang telah dirintis tersebut diberikan kepada para saudara tirinya, seharusnya anak yang
lainnya diberikan pelatihan dan juga pendampingan agar bisa mengelola usahanya sendiri
dengan memberikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan saat merintis usaha.
Kepercayaan
Generasi kedua pada perusahaan Sinar Mas kurang membangun adanya kepercayaan
antar sesama saudaranya sehingga hal demikian menimbulkan adanya kesenjangan
dalam pembagian kepemimpinan perusahaan. Pemicu konflik yang paling besar antara
kelaura Sinar Mas yaitu masalah kepercayaan antar keluarga salah satunya. Pemberian
pengertian dari pihak generasi pertama juga dinilai kurang sehingga para anggota
TOSERBA RUNGKUT JAYA
CASE STUDY
CASE STUDY
Toserba Rungkut Jaya merupakan toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan
sehari-hari, toserba ini sudah berdiri sejak tahun 2001
MASALAH KOMUNIKASI
input output stok barang. finger print atau semacamnya dan juga
TUA
UD. INTAN GRUP
INDUK USAHA DIBIDANG SUPLIER STAINLESS STEEL DAN BESI TUA
Usaha keluarga ini dibangun oleh generasi pertama yaitu orang tua
kami. Beliau membangun usaha ini mulai awal pernikahan hingga saat
usaha sudah dirasakan hingga ketika itu pasar loak kebakaran dan
tidak membohongi orang lain maka rejeki itu akan kembali dengan
usaha
salah satu anak mengambil alih pelanggan lama untuk membeli di
membuat berantakan
5. Tidak dibuatnya perjanjian tertulis
orang tua menilai anak tidak akan memperebutkan harta maupun
Guccio Giovanbattista
Giacinto Dario Maria Gucci
Gucci adalah brand fashion mewah asal Italia yang mendunia. Gucci dulunya adalah bisnis
keluarga yang didirikan oleh Guccio Gucci pada 1921, sebelum suksesi yang gagal oleh generasi
ketiga membuatnya sempat bangkrut dan keluarga Gucci tidak lagi mempunyai bisnis.
Brand Gucci berhasil dibesarkan oleh anak tertua Guccio yaitu Aldo, yang berhasil membesarkan
nama Gucci hingga menjadi brand internasional. Tidak ada konflik berarti antar ketiga saudara.
Vasco, saudara Aldo, meninggal pada 1974 dan saham Gucci dibagi 50-50 antara Aldo dan
Rodolfo, saudara lainnya. Aldo memberi masing-masing ketiga putranya 3,3%, dia sendiri menjadi
40% sementara saudaranya tetap. Meski begitu, Aldo sama seperti ayahnya tetap memegang
kendali dan membesarkan bisnis.
Masalah dimulai di generasi ketiga, anak Aldo yaitu Paolo ingin mendirikan fashion linenya sendiri,
yang ditentang oleh Aldo dan Rodolfo. Terlalu pede, Paolo nekat meluncurkannya pada 1982.
Akhirnya Paolo ditendang dari bisnis keluarga. Dendam, Paolo bekerjasama dengan anak Rodolfo,
Maurizio (yang sahamnya terbesar, 50% setelah ayahnya meninggal pada 1983) untuk
menyingkirkan Aldo pada 1984, dan bahkan memenjarakan ayahnya sendiri atas tax evasion.
Meski keduanya mendapatkan yang mereka inginkan, hasilnya malah gagal besar. pada 1987 Aldo
menjual sahamnya ke Investcorp. Uangnya dibuat meneruskan fashion linenya yang gagal besar
hingga dia sendiri bangkrut dan kabur ke Swiss. Maurizio sendiri yang tidak punya insting bisnis
dan leadership seperti paman dan kakeknya, membuat Gucci hampir bangkrut (rugi 14 juta dolar).
Pada 1991 dia ditendang oleh Investcorp dan keluarga Gucci kehilangan bisnisnya sendiri. Pada
1995 Paolo meninggal karena sakit dan Maurizio dibunuh oleh mafia yang disewa mantan istrinya.
GUCCIO GUCCI
LACK OF COMMUNICATION
Generasi ketiga tidak bisa belajar leadership dan strategi bisnis yang sudah berjalan baik
dari kedua generasi sebelumnya dan malah meluncurkan bisnis Gucci lain secara diam-
diam yang menyebabkannya dipecat dari perusahaan, berujung pada balas dendam.
SOLUSI: Komunikasi dua arah akan menyelaraskan masalah dan menghindari konflik
yang menyebabkan kepercayaan makin berkurang.
CREATING CREDIBILITY
Generasi penerus yang baru diberi tongkat estafet harus membuktikan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mempunyai
status yang sama dengan generasi sebelumnya, baik secara inter-personal maupun pengalaman bisnisnya. Namun, generasi
sebelumnya wajib memberikan kepercayaan dan mentoring untuk membantu membentuk kredibilitas lebih cepat dan
memastikan bisnis tetap running sesuai dengan rencana.
Nyonya Meneer
Konflik Keluarga yang disebabkan oleh
Culture Clash dalam Gap Generation
masalah
Perusahaan Nyonya Meneer diterpa konflik internal saling berebut kekuasaan, karena Nyonya
Meneer tidak pernah menunjuk siapa penggantinya. Hingga anggota keluarga yang lain sepakat
menjual kepemilikannya di Nyonya Meneer kepada Charles
Tradisi budaya generasi pertama dan kedua perusahaan Nyonya Meneer masih kuat sekali.
Akhirnya pada saat Charles sebagai generasi ketiga berusaha untuk mengubah, timbul resisten.
Charles Saerang (generasi ketiga) memiliki pemikiran terbuka setelah 16 tahun sekolah di luar
negeri. Sedangkan, generasi pertama dan kedua sangat sensitif terhadap budaya tersebut.
sehingga, pandangan - pandangan yang dikemukakan kedua belah pihak sering kali tidak
menemui titik temu hingga memunculkan konflik dalam keluarga
Satu keunikan tersendiri bagi Charles Saerang (generasi ketiga), menurutnya hubungan kawan
bisa menjadi sangat-sangat erat secara emosional. Malah yang menyebabkan keributan adalah
dari family sendiri. Yang memecah belah perusahaan justru anggota keluarga dari perusahaan,
tapi yang menyelamatkan adalah society, karena Charles memang mempunyai hubungan baik
dengan teman yang disekitarnya.
penyebab gap generation
CULTURE CLASH
Generasi pertama dan generasi kedua sangat bersikap konservatif,
sehingga cenderung resisten terhadap pandangan generasi ketiga yang
lebih modern
SOLUSI
Mengembangkan kemampuan adaptasi terhadap budaya. Demi
mencapai titik temu terbaik untuk perusahaan, akan baik apabila
suksesi dari generasi yang berbeda dapat beradaptasi terhadap kedua
jaman dan berdiskusi mengenai mana budaya yang perlu dipertahankan
dan mana budaya yang perlu untuk diganti sesuai berjalannya jaman.
CULTURE CLASH
Budaya dalam perusahaan merupakan suatu sistem, nilai - nilai atau peraturan - peraturan yang
mana menjadi suatu pedoman perusahaan atau anggotanya dalam bertindak. Perbedaan generasi
berakibat pula dengan perbedaan budaya. Penting bagi perusahaan keluarga untuk dapat peka
terhadap pergantian jaman yang berakibat pula pada perubahan pola masyarakat yang menjadi
customer perusahaan. Mempelajari budaya - budaya baru menjadi evaluasi terhadap budaya
perusahaan, apakah akan menguntungkan atau tidak apabila terus diimplementasikan.
Undermining Experience
Terutama bagi generasi yang membangun dan banyak berkontribusi bagi perusahaan, mereka akan ragu terhadap
generasi baru yang bergabung dengan perusahaan, dengan anggapan pengalaman yang mereka miliki lebih banyak
dan mereka lebih tahu mengenai perusahaan. kunci untuk masalah ini adalah membangun kepercayaan dengan
berkontribusi dan menunjukkan kompetensi - kompetensi yang kita miliki
Lack of Communication
Perbedaan generasi mengakibatkan perbedaan pemahaman dan pengetahuan yang terserap. Diskusi secara berkala
menjadi solusi yang tepat untuk berbagi pengetahuan antar generasi
PT. MAH KOTA PUTRI
SEJATI
Lack of Will
ingness to C
hange
PENYEBAB GAP GENERATION