Anda di halaman 1dari 37

Generation

Gap
1. Rio Antoni 0108012120057
2. Riska Tri Ayumi 0108012120081
3. Teddy Tandiono 0108012120085
4. Fauziyah intan 0108012120056
5. Ardiansyah Nugraha 0108012120075
6. Chindy Claradita W 0108012120058
7. Vanindya Atsiilah 0108012120064
Masalah di Family Business
akibat Generation Gap
Kegagalan suksesi di PT Dharma Samudera Fishing Industries dengan ditandai
keluarnya generasi kedua dari perusahaan.
Konflik gugatan warisan di Sinarmass yang melibatkan penggugat dengan saudara-
saudara tiri penggugat.
Ketertinggalan teknologi dan inovasi di Toserba Rungkut karena gap generation antara
orang tua dan anak.
Kegagalan generasi ketiga dalam mempertahankan bisnis keluarga Gucci
akibat adanya konflik antara generasi kedua dan generasi ketiga.
Konflik perebutan kekuasaan di PT Nyonya Meneer yang terjadi karena
culture clash gap dari tiga generasi
Kurangnya adaptasi dengan perkembangan zaman di PT. Mahkota
Putri Sejati (Family Business)

Konflik keluarga UD Intan Grup akibat salah satu anak dimanjakan


Kegagalan Suksesi Sebagai Akibat Adanya Gap Generation di PT. Dharma Samudera Fishing Industries

PT DFSI didirikan oleh Ridwan Sudjiamidjaja dan Irwan Sudjiamidjaja pada tahun 1968.
Dengan posisi Ridwan sebagai President Commisioner dan Irwan sebagai President Director.
Sedangkan generasi kedua yakni Ronnie saat ini sebagai Operational Director, Andrew sebagai Administration
Director, Herman sebagai Marketing Director, Harri sebagai Financial Director, dan Hendra sebagai Production
Director.
Irwan merupakan pribadi yang tidak mudah diajak kompromi, merasa benar sendiri, kaku dan berpikiran sempit.
Di dalam meeting pendapat Ronnie sering sekali ditolak oleh generasi pertama. Ini membuat Ronnie bingung karena
di sisi lain sebagai Operational Director maka dia mempunyai hak dan tanggungjawab terhadap pertumbuhan unitnya.
Akibatnya Ronnie sering membuat keputusan tanpa koordinasi dengan unit lain. Tentu ini beresiko menimbulkan
masalah dan konflik di dalam perusahaan.
Sedangkan Harri memiliki typikal mudah marah dan mudah menyerah ketika tidak sependapat dengan generasi
pertama. Ide inovasi Harri pun sering ditolak, kecuali yang diterima adalah tentang membawa PT DFSI ke Bursa
Efek Indonesia.
Saat ini generasi kedua memilih untuk keluar dari perusahaan dan memulai bisnis baru.
Literatur : Saputra, T., Christina & Paulina, T. (2016). Generation Gap at PT Dharma Samudrera Fishing Industries Tbk. In Proceeding ICONEE 2016. International
Conference of Entrepreneurship Education 293-301
Penyebab gap generation di PT DFSI Tbk dan Solusi yang seharusnya diupayakan :
1.Cultural clashes : Generasi pertama merupakan generasi baby boomers sedangkan generasi kedua merupakan
generasi X. Karakteristik generasi baby boomers adalah tidak suka dikritik dan lebih suka mengkritik. Sedangkan
karakteristik generasi X adalah individu yang skeptis karena tidak suka terlibat dalam kegiatan yang tidak
menguntungkan.
Solusi : Give value to seniors/ memberikan rasa hormat kepada generasi pertama karena walau bagaimanapun
mereka yang memulai bisnis dan mengembangkannya hingga saat ini. Tidak masalah mereka tidak memiliki
gagasan teknologi yang baik. Karena jika kita memberikan rasa hormat maka mereka akan memberikan timbal
balik rasa menghargai.
2.Credibility/ tidak adanya cognitive trust : Generasi pertama belum menunjukkan kepercayaan terhadap sistem
yang dibangun dan dijalankan oleh generasi kedua. Disini Irwan belum percaya atas kompetensi dan
keterandalan kinerja Ronnie.
Solusi : Untuk mendapatkan kepercayaan Ronnie harus menunjukkan dirinya bisa diandalkan dan bertanggung
jawab. Selain itu kepercayaan harus dibangun dengan memelihara dan mengembangkan integritas, kompetensi,
konsistensi, loyalitas dan keterbukaan.
3.Lack of communication : Generasi kedua lebih banyak mengalah dan tidak mencoba untuk berkomunikasi
kepada generasi pertama sebagai upaya mencari pemecahan masalah yang produktif demi perusahaan dan
keluarga.
Solusi : Apapun keputusan yang diambil Ronnie di unitnya harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
generasi pertama karena pengambilan keputusan secara diam-diam justru akan berdampak pada konflik dan
makin hilangnya kepercayaan terhadap Ronnie.
Lanjutan - Penyebab gap generation dan solusi yang seharusnya diupayakan :
4. Undermining experience : Generasi pertama memutuskan masalah dengan melihat pengalaman mereka yang
jauh lebih lama sedangkan generasi kedua ingin membawa perusahaan lebih maju dengan berorientasi pada
pengalaman masa kini.
Solusi : Jika terjadi kesenjangan maka perlu membuat jalan tengah yaitu kesepakatan yang lebih baik untuk
bisnis dalam jangka panjang. Knowledge transfer diperlukan untuk melihat plus dan minus setiap ide baik ide dari
generasi pertama maupun generasi kedua.
5. Lack of Willingness to Changes : Generasi kedua sangat menginginkan perubahan tetapi sering sekali upaya-
upaya perubahan tersebut tidak disetujui oleh generasi pertama. Terbukti dari setiap usulan Ronnie selalu ditolak
oleh Irwan. Akibatnya tidak banyak perubahan yang terjadi di operasional perusahaan. Padahal perubahan dan
inovasi merupakan hal penting untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selama ini perubahan dan inovasi dari Harri
pun juga banyak ditolak, kecuali inovasi tentang Bursa Efek Indonesia. Padahal masih banyak inovasi-inovasi
yang bisa dilakukan oleh Ronnie dan Harri sebagai generasi kedua.
Solusi : Untuk menuju perubahan inovasi hanya bisa dilakukan jika faktor-faktor penghambat sebelumnya sudah
bisa diatasi, yakni masalah komunikasi dan masalah kepercayaan. Dengan mengkomunikasikan dengan baik
setiap ide kita disertai dengan data penunjang yang lengkap untuk menyakinkan generasi pertama merupakan
cara yang terbaik untuk menghilangkan masalah kepercayaan. Karena inovasi akan lebih menyakinkan bagi
mereka generasi pertama jika disertai dengan analisis data.
Refleksi - Rio Antoni
1. Di dalam PT DFSI terdapat generasi yang berbeda yakni generasi baby boomers yang lahir sebelum tahun 1965 dan
generasi X yang lahir antara tahun 1965-1979. Masing-masing generasi memiliki keunikan, kelebihan dan ciri khas
yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan "generation tension" yang bisa merusak kinerja tim perusahaan.
Hal ini tentunya akan menimbulkan berbagai masalah, seperti konflik dalam rapat hingga kegagalan suksesi. Masalah-
masalah tersebut bisa disebabkan karena memang adanya cultural clashes seperti perbedaan pola pikir dan pola kerja
antar generasi. Mempelajari budaya generasi yang lain merupakan salah satu cara menemukan kesepahaman demi
membentuk kekuatan tim antar generasi tersebut.
2. Mendorong kolaborasi dengan memahami etos kerja semua generasi adalah cara yang terbaik untuk mengatasi gap
generation. Generasi baby boomers sudah berpengalaman di dunia kerja selama bertahun-tahun. Mereka perlu
mendapatkan apresiasi dan dihargai atas kerja keras mereka. Sedangkan generasi X butuh mendapatkan kepercayaan.
Mereka akan merasa lebih dihargai jika mendapat kepercayaan dan diberi kewenangan menjalankan idenya.
3. Selanjutnya efektivitas komunikasi lintas generasi juga harus diupayakan. Efektivitas komunikasi antar generasi
tersebut sangat ditentukan oleh faktor-faktor keterbukaan, empati, perasaan positif, memberikan dukungan dan
memelihara keseimbangan. Dengan adanya pemahaman antara orang-orang yang berbeda maka komunikasi akan
lebih efektif dan tujuan sebuah proses komunikasi bisa tercapai.
4. Lebih lanjut lagi pendekatan dalam pengelolaan sumber daya manusia juga harus disesuaikan dengan masing-masing
generasi karena mungkin saja pendekatan yang efektif diterapkan pada generasi baby boomers akan tidak cocok dan
menimbulkan ketidaknyamanan pada generasi X. Karena setiap generasi memiliki pengalaman-pengalaman yang
berbeda dan belum lagi adanya teknologi baru yang semakin membuat adanya perbedaan yang sangat menonjol antar
generasi.
Masalah Yang Terjadi
Freddy Widjaja yang merupakan anak dari pendiri
Sinar Mas yakni Eka Tjipta Widjaja dengan istri
ketiganya melakukan gugatan kepada kelima
saudara tirinya yang merupakan anak dari istri
Sinar Mas merupakan sebuah
pertamanya;
brand name dengan operasi
Gugatan yang diajukan yakni 12 aset Sinar Mas
bisnis yang bergerak di berbagai
Group yang dengan total nilai mencapai Rp672,62
sektor, seperti Pulp dan Kertas,
triliun
Agribisnis dan Food, Jasa
Gugatan dicabut lalu melakukan mediasi dengan
Keuangan, Developer dan Real
pihak keluarga namun gagal;
Estate, Telekomunikasi, dan
Mengajukan kembali gugatan kedua sebesar Rp
Energi dan Infrastruktur, termasuk
737 Triliun;
Kesehatan dan Pendidikan
Gugatan diajukan dikarenakan wasiat harta
warisan dirasa tidak adil dan tidak tertulis secara
terperinci menurut Freddy Widjaja;
Eka Tjipta meninggalkan wasiat pada tanggal 25 April 2008 bahwa Freddy Widjaja dan juga beberapa
saudara Freddy mendaparkan 1 Milyar dan ada pula yang mendapat 2 Milyar;
Selama Eka Tjipta hidup, Eka tidak mempercayakan bisnisnya kepada anaknya yang bernama Freddy.
Freddy selama ini merintis usaha yang ia buat sendiri dan dalam wasiat ia hanya mendapatkan 1
milyar.
Freddy menggugat harta yang diwariskan kepada saudara tirinya, antara lain :
- PT. Smart (Rp. 4,634 Triliun)
- PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (Rp 44.476 Triliun)
- PT. Sinar Mas Multi Artha (Rp.1,647 Triliun)
- PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
- PT. Bank Sinar Mas Tbk (Rp. 37,390 Triliun)
(Rp 29,962 Triliun)
- Sinar Mas Land (Rp. 116,362 Triliun)
- PT Bank China Construction BI Tbk
- Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (Rp. 131,265 Triliun)
(Rp. 80 Triliun)
- dll

Gugatan tidak dikabulkan dikarenakan sebagian besar aset saham dalam perusahaan sinar mas
maupun anak cabangnya tidak dimiliki oleh Freddy Widjaja melainkan sudah menjadi milik berbagai
perusahaan besar lainnya dan publik;
Mahkamah Agung mencabut status anak kandung pada Freddy karena ternyata ia adalah anak diluar
nikah.
Penyebab Gap Generation

01
Komunikasi
Eka Tjipta kurang menciptakan komunikasi yang baik Solusi
dengan anak-anaknya sehingga para anaknya yang
Memperbaiki cara komunikasi, dalam hal ini
mungkin kurang diperhatikan oleh sang ayah merasa
komunikasi juga dapat menjadi salah satu
tidak mendapatkan perilaku yang adil. Freddy beserta
upaya untuk menyelesaikan konflik yang ada
saudara lainnya merasa sebagai anak dari Eka Tjipta
pada keluarga. Konflik yang muncul akan
merasa ia tidak menerima ilmu atau bahkan
lebih mudah teratasi apabila terciptanya
pengalaman seperti yang diterima saudara tirinya.
komunikasi dengan baik. Apabila
Buruknya komunikasi yang terjadi dalam keluarga
komunikasi sulit dilakukan maka mencari
mengakibatkan terjadinya banyak konflik utamanya
pihak ketiga (penasihat atau mediator) yang
ketika Eka Tjipta meninggal dunia.
tidak memihak kesalah satu pihak juga
dapat dilakukan.
02
Kredibilitas / Tidak adanya Solusi
kepercayaan
Memberikan pelatihan secara adil kepada seluruh
Kredibilitas yang buruk antara Eka Tjipta
anak-anaknya dengan tidak memandang sebelah
kepada anggota keluarga juga merupakan
mata. Jika memang sebagian dari anaknya dalam
salah satu terjadinya Gap generation. Beliau
hukum dinyatakan sebagai anak diluar nikah dan
hanya melatih dan percaya bahwa kelima
tidak wajib untuk mewaris harta ayahnya,
anak dari istri pertamanya lebih baik jika
seyogyanya sang anak tersebut diberikan hibah
meneruskan kepemimpinan di berbagai anak
saham atau diberikan dukungan yang baik dalam
perusahaan Sinar Mas sehingga Eka yakin
proses merintis usaha sehingga rasa iri antar
bahwa kelima anaknya memiliki kredibilitas
saudara yang lain tidak ada. dan juga anak yang
yang baik.
sah juga sepatutnya jangan langsung diberikan
jabatan tinggi dalam perusahaan sehingga ia juga
merasakan bagaimana berproses dari bawah.
Refleksi - Riska Tri Ayumi
Komunikasi
Pihak ayah kurang membangun komunikasi dengan anak-anaknya, ditambah lagi memiliki
beberapa anak dengan istri yang berbeda. Dengan demikian maka sebagian anak merasa
tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya dan juga tidak pernah diberikan kepercayaan
dalam mengurus dan mengelola usaha yang telah dirintis ayahnya. Jika memang usaha

yang telah dirintis tersebut diberikan kepada para saudara tirinya, seharusnya anak yang
lainnya diberikan pelatihan dan juga pendampingan agar bisa mengelola usahanya sendiri
dengan memberikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan saat merintis usaha.
Kepercayaan
Generasi kedua pada perusahaan Sinar Mas kurang membangun adanya kepercayaan
antar sesama saudaranya sehingga hal demikian menimbulkan adanya kesenjangan
dalam pembagian kepemimpinan perusahaan. Pemicu konflik yang paling besar antara
kelaura Sinar Mas yaitu masalah kepercayaan antar keluarga salah satunya. Pemberian
pengertian dari pihak generasi pertama juga dinilai kurang sehingga para anggota
TOSERBA RUNGKUT JAYA
CASE STUDY

CASE STUDY
Toserba Rungkut Jaya merupakan toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan
sehari-hari, toserba ini sudah berdiri sejak tahun 2001

Sistem input output stok barang masih dilakukan


secara manual hanya dengan menggunakan
excel

Pencatatan keuangan masih menggunakan buku


tulis
MASALAH

TOSERBA RUNGKUT JAYA


Pembayaran gaji masih secara tunai

Sistem absensi karyawan masih secara manual


yaitu dengan menggunakan mesin absensi
manual
TIDAK MENGIKUTI PERKEMBANGAN JAMAN

Sistem input output stok barang masih secara


manual seharusnya bisa dimaksimalkan
menggunakan sistem jadi sehingga
meminimalisir kesalahan pencatatan.

MASALAH KOMUNIKASI

Kurangnya komunikasi antara orang tua dan


anak. Usulan dari anaknya yang tentu lebih
berpikir modern tidak dapat diterima oleh
orang tuanya karena takut jika toserba yang
sudah dirintisnya menjadi kacau

MASALAH TEKNOLOGI (E-COMMERCE)


PENYEBAB Tidak mau memperdagangkan produk-
produknya melalui e-commerce yang
GAP GENERATION semestinya dapat menjangkau pangsa pasar
yang lebih luas
Solusi - Teddy:
- Mendigitalisasi semua sistem yang masih
- Mengikuti pelatihan bagaimana cara input

dilakukan secara manual agar meminimalisir


stok barang ke dalam e-commerce, cara

kesalahan. Seperti absensi, pembayaran gaji,


mengoperasikan sistem absensi berbasis

input output stok barang. finger print atau semacamnya dan juga

sistem pembayaran gaji melalui transfer

- Mengkomunikasikan saran yang ingin diubah


tidak secara manual lagi.
dengan memberi pengertian kepada orang tua

karena di zaman sekarang semua sudah serba

digital. Juga kedepannya sang anak yang akan

bertanggung jawab penuh dengan Toserba ini

maka orang tua harus mempercayai anaknya

untuk melakukan perubahan.


REFLEKSI
- TEDDY -

Apabila pihak orang tua sudah mempercayakan anaknya untuk


melanjutkan usaha toserba ini maka keputusan yang diambil oleh anak
seharusnya dapat diterima oleh orang tua dengan cara diberi
pengertian dan dijelaskan dampak positif dari perubahan yang akan
dilakukan sehingga toserba ini dapat menjadi lebih maju dan
berkembang
UD. INTAN GRUP
INDUK USAHA DIBIDANG SUPLIER STAINLESS STEEL DAN BESI TUA

CV. INTAN PRATAMA INTAN BESI TUA


ANAK USAHA YANG MENJALANI DI
ANAK USAHA DI BIDANG SKRAP KAPAL,
BIDANG SUPPLIER MATERIAL ALAM PEMOTONGAN KAPAL DAN BORONGAN BESI

TUA
UD. INTAN GRUP
INDUK USAHA DIBIDANG SUPLIER STAINLESS STEEL DAN BESI TUA

Usaha keluarga ini dibangun oleh generasi pertama yaitu orang tua

kami. Beliau membangun usaha ini mulai awal pernikahan hingga saat

ini umur pernikahan 28 tahun. Jatuh bangun dalam pengembangan

usaha sudah dirasakan hingga ketika itu pasar loak kebakaran dan

semua barang, stand habis terbakar.


Hasil yang didapatkan dari usaha ini dialokasikan ke pengembangan

usaha yang lain


masalah yang terjadi


1.Ada perusahaan dalam perusahaan


Dimana salah satu anak ingin membangun usaha yang sama namun

dengan nama nya sendiri dan di tempat yang sama


2. Pemasaran hanya di offline
Dikarenakan dikeluarga hanya 1 anak saja yang paham teknologi
3. Mudah percaya dengan orang lain
Didikan dari orang tua bahwa rejeki Tuhan sudah atur selama kita

tidak membohongi orang lain maka rejeki itu akan kembali dengan

jalan yang lain


masalah yang terjadi


4.Ada salah satu anak yang bermain licik dalam pengembangan

usaha
salah satu anak mengambil alih pelanggan lama untuk membeli di

usahanya dengan menjatuhkan harga


5. pengelolaan keuangan yang masih berantakan
Dimana pembukuan dan keuangan tidak terlalu dipedulikan

Penyebab GAP Generation


1. Masih kurang pemahaman dalam pemasaran melalui teknologi


dikarenakan lebih mengutamakan orderan offline dan belum ada yang

menangani pemasaran online


2. Terobsesi dalam usaha baru
Supaya semakin besar usaha nya
3. Orang tua yang memanjakan salah satu anak sehingga
berperilakuan semaunya sendiri
Dikarenakan kakak-kakaknya sekolah diluar kota dan anak ini

memiliki riwayat sakit hingga orang tua memanjakan karna

perjuangan dia sembuh dari penyakitnya


Penyebab GAP Generation


4. pengelolaan keuangan yang masih berantakan


dikarenakan pembukuan dan keuangan yang terpisah sehingga

membuat berantakan
5. Tidak dibuatnya perjanjian tertulis
orang tua menilai anak tidak akan memperebutkan harta maupun

usaha maka tidak diperlukan perjanjian tertulis


6. Untuk hutang nominal kecil disepelekan
harus ada anak yang lebih tegas dalam penagihan hutang piutang
Solusi GAP Generation

1. mau belajar tentang IT atau pun menggunakan jasa orang lain


2. lebih memanage keuangan dan pengembangan usaha
3. membuat perjanjian tertulis yang membahas tentang semua

cangkupan dan kesepakatan bersama


Refleksi - Fauziyah intan

1.semua anak didudukkan untuk pembahasan tentang perusahaan


2. Dibuatnya perjanjian tertulis
3. Laporan keuangan harus secara terbuka dan tertata
4. Orang tua tidak memanjakan salah satu anak
5. Tidak memperkerjakan saudara luar
6. Mulai mempelajari pemasaran secara online
7. Semua anak harus paham akan macam-macam barang,

pemasaran, kulakan, dll


SEBUAH KEGAGALAN GENERASI KETIGA AKIBAT
GENERATION GAP DAN KONFLIK SUKSESI

Guccio Giovanbattista
Giacinto Dario Maria Gucci
Gucci adalah brand fashion mewah asal Italia yang mendunia. Gucci dulunya adalah bisnis
keluarga yang didirikan oleh Guccio Gucci pada 1921, sebelum suksesi yang gagal oleh generasi
ketiga membuatnya sempat bangkrut dan keluarga Gucci tidak lagi mempunyai bisnis.
Brand Gucci berhasil dibesarkan oleh anak tertua Guccio yaitu Aldo, yang berhasil membesarkan
nama Gucci hingga menjadi brand internasional. Tidak ada konflik berarti antar ketiga saudara.
Vasco, saudara Aldo, meninggal pada 1974 dan saham Gucci dibagi 50-50 antara Aldo dan
Rodolfo, saudara lainnya. Aldo memberi masing-masing ketiga putranya 3,3%, dia sendiri menjadi
40% sementara saudaranya tetap. Meski begitu, Aldo sama seperti ayahnya tetap memegang
kendali dan membesarkan bisnis.
Masalah dimulai di generasi ketiga, anak Aldo yaitu Paolo ingin mendirikan fashion linenya sendiri,
yang ditentang oleh Aldo dan Rodolfo. Terlalu pede, Paolo nekat meluncurkannya pada 1982.
Akhirnya Paolo ditendang dari bisnis keluarga. Dendam, Paolo bekerjasama dengan anak Rodolfo,
Maurizio (yang sahamnya terbesar, 50% setelah ayahnya meninggal pada 1983) untuk
menyingkirkan Aldo pada 1984, dan bahkan memenjarakan ayahnya sendiri atas tax evasion.
Meski keduanya mendapatkan yang mereka inginkan, hasilnya malah gagal besar. pada 1987 Aldo
menjual sahamnya ke Investcorp. Uangnya dibuat meneruskan fashion linenya yang gagal besar
hingga dia sendiri bangkrut dan kabur ke Swiss. Maurizio sendiri yang tidak punya insting bisnis
dan leadership seperti paman dan kakeknya, membuat Gucci hampir bangkrut (rugi 14 juta dolar).
Pada 1991 dia ditendang oleh Investcorp dan keluarga Gucci kehilangan bisnisnya sendiri. Pada
1995 Paolo meninggal karena sakit dan Maurizio dibunuh oleh mafia yang disewa mantan istrinya.
GUCCIO GUCCI
LACK OF COMMUNICATION
Generasi ketiga tidak bisa belajar leadership dan strategi bisnis yang sudah berjalan baik
dari kedua generasi sebelumnya dan malah meluncurkan bisnis Gucci lain secara diam-
diam yang menyebabkannya dipecat dari perusahaan, berujung pada balas dendam.
SOLUSI: Komunikasi dua arah akan menyelaraskan masalah dan menghindari konflik
yang menyebabkan kepercayaan makin berkurang.

CREDIBILITY OR LACK OF COGNITIVE TRUST


Generasi kedua tidak bisa memberikan kepercayaan dan mentoring yang baik pada bisnis
yang akan dibangun oleh generasi selanjutnya, malah memberikan hukuman
(pemecatan). Generasi ketiga merasa dikhianati dan tidak didukung/dipercaya, melakukan
Penyebab
langkah yang salah, menyikut keluarga sendiri.
SOLUSI: Mentoring dan memberi kepercayaan lebih akan membuat kepercayaan Gap
generasi ketiga tumbuh & termotivasi untuk take action namun tetap belajar dari
generasi sebelumnya yang lebih berpengalaman Generation
CULTURAL CLASHES
Generasi ketiga merasa cara berbisnis generasi kedua ketinggalan zaman dan ingin
melebarkan & memodernisasi dengan bisnisnya yang baru. Resistensi dan hukuman dari
generasi kedua menyebabkan dia jadi kambing hitam dan ingin balas dendam.
SOLUSI: Generasi ketiga harus menghormati dan belajar generasi sebelumnya, ada
alasan bisnis bisa bertahan sampai saat itu. Generasi kedua akan balik menghormati.
Refleksi
COMMUNICATION BUILDING
Komunikasi merupakan salah satu kunci terpenting di family business, karena melibatkan dua generasi yang punya karakter,
ego dan skillset yang berbeda, apalagi jika berbeda gaya leadership juga berbeda. Butuh kolaborasi antar generasi lewat
komunikasi dua arah untuk memastikan kontinuitas usaha sesuai rencana namun tetap adaptif terhadap perubahan.

CREATING CREDIBILITY
Generasi penerus yang baru diberi tongkat estafet harus membuktikan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mempunyai
status yang sama dengan generasi sebelumnya, baik secara inter-personal maupun pengalaman bisnisnya. Namun, generasi
sebelumnya wajib memberikan kepercayaan dan mentoring untuk membantu membentuk kredibilitas lebih cepat dan
memastikan bisnis tetap running sesuai dengan rencana.

BRIDGING INTER-GENERATIONAL CULTURE


Di perbedaan generasi akan muncul perbedaan karakter, ego, lingkungan yang mengharuskan perlakuan yang berbeda di
setiap generasinya. Bisnis harus adaptif karena target pasar dan lingkungan akan selalu berubah, sehingga penting untuk
memberikan perlakuan yang cocok dan bisa diterima oleh masing-masing generas,i serta saling menghormati keputusan
yang dibuat agar bisnis bertahan.
Case Study Family Business: The Big Pictures

Nyonya Meneer
Konflik Keluarga yang disebabkan oleh
Culture Clash dalam Gap Generation
masalah
Perusahaan Nyonya Meneer diterpa konflik internal saling berebut kekuasaan, karena Nyonya
Meneer tidak pernah menunjuk siapa penggantinya. Hingga anggota keluarga yang lain sepakat
menjual kepemilikannya di Nyonya Meneer kepada Charles
Tradisi budaya generasi pertama dan kedua perusahaan Nyonya Meneer masih kuat sekali.
Akhirnya pada saat Charles sebagai generasi ketiga berusaha untuk mengubah, timbul resisten.

Charles Saerang (generasi ketiga) memiliki pemikiran terbuka setelah 16 tahun sekolah di luar
negeri. Sedangkan, generasi pertama dan kedua sangat sensitif terhadap budaya tersebut.
sehingga, pandangan - pandangan yang dikemukakan kedua belah pihak sering kali tidak
menemui titik temu hingga memunculkan konflik dalam keluarga

Satu keunikan tersendiri bagi Charles Saerang (generasi ketiga), menurutnya hubungan kawan
bisa menjadi sangat-sangat erat secara emosional. Malah yang menyebabkan keributan adalah
dari family sendiri. Yang memecah belah perusahaan justru anggota keluarga dari perusahaan,
tapi yang menyelamatkan adalah society, karena Charles memang mempunyai hubungan baik
dengan teman yang disekitarnya.
penyebab gap generation
CULTURE CLASH
Generasi pertama dan generasi kedua sangat bersikap konservatif,
sehingga cenderung resisten terhadap pandangan generasi ketiga yang
lebih modern

SOLUSI
Mengembangkan kemampuan adaptasi terhadap budaya. Demi
mencapai titik temu terbaik untuk perusahaan, akan baik apabila
suksesi dari generasi yang berbeda dapat beradaptasi terhadap kedua
jaman dan berdiskusi mengenai mana budaya yang perlu dipertahankan
dan mana budaya yang perlu untuk diganti sesuai berjalannya jaman.

Lack of Communication Undermining Experience


Perbedaan jaman dan lingkungan dari ketiga generasi Generasi pertama dan generasi kedua cenderung
mengakibatkan pandangan yang berbeda pula, sehingga menganggap generasi ketiga belum cukup berpengalaman
perbedaan pendapat mengakibatkan konflik untuk memberikan pendapat dan kritik dalam perusahaan
solusi : membangun komunikasi yang baik dan transparan solusi : membangun kepercayaan generasi pertama dan kedua
refleksi - chindy c w Family Business: The Big Pictures

CULTURE CLASH
Budaya dalam perusahaan merupakan suatu sistem, nilai - nilai atau peraturan - peraturan yang
mana menjadi suatu pedoman perusahaan atau anggotanya dalam bertindak. Perbedaan generasi
berakibat pula dengan perbedaan budaya. Penting bagi perusahaan keluarga untuk dapat peka
terhadap pergantian jaman yang berakibat pula pada perubahan pola masyarakat yang menjadi
customer perusahaan. Mempelajari budaya - budaya baru menjadi evaluasi terhadap budaya
perusahaan, apakah akan menguntungkan atau tidak apabila terus diimplementasikan.

Undermining Experience
Terutama bagi generasi yang membangun dan banyak berkontribusi bagi perusahaan, mereka akan ragu terhadap
generasi baru yang bergabung dengan perusahaan, dengan anggapan pengalaman yang mereka miliki lebih banyak
dan mereka lebih tahu mengenai perusahaan. kunci untuk masalah ini adalah membangun kepercayaan dengan
berkontribusi dan menunjukkan kompetensi - kompetensi yang kita miliki

Lack of Communication
Perbedaan generasi mengakibatkan perbedaan pemahaman dan pengetahuan yang terserap. Diskusi secara berkala
menjadi solusi yang tepat untuk berbagi pengetahuan antar generasi
PT. MAH KOTA PUTRI
SEJATI

Lack of Will
ingness to C
hange
PENYEBAB GAP GENERATION

Kurang Adaptasi pada perkembangan zaman


Generasi dari orang tua ke anak menimbulkan
"Perbedaan Opini"
Old-Fashioned Promotion
Stuck di Zona Nyaman
REFL EK SI
VAN IN DY A
Lack of Willingness to Change
Ketika bisnis keluarga kurang ada kemauan untuk berubah maka
perusahaan tersebut akan tertinggal dengan pesaing baru.
karena seiring perkembangan zaman pesaing semakin banyak
dan cara bisnis juga akan berubah.
Solusi
Tiap generasi harus open minded, lalu memahami tiap opini
dianggota keluarga, mendiskusikan opini tersebut dengan
komunikasi yang tepat(Bermusyawarah). lalu dari diskusi
tersebut membuat kesepakatan.
THANK YOU
Sumber
https://swa.co.id/swa/trends/management/charles-saerang-pembelajaran-berharga-dari-konflik-bisnis-keluarga

Anda mungkin juga menyukai