Anda di halaman 1dari 17

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH REVITALISASI KAWASAN PERKOTAAN

REVITALISASI JEMBATAN PENGHUBUNG KOTA TANGERANG

Disusun oleh :
Berlin Tirta Hadini – 1221900009
Dosen Pengampu :
Dr. Phil., Ir. Rino Wicaksono, B. Eng., MArchUD, MURP, IAP

SEMESTER VI
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Masalahan Revitalisasi Jembatan Penghubung ........................................................... 3
1.3 Tujuan Revitalisasi ...................................................................................................... 4
1.4 Metodelogi Revitalisasi Jembatan Penghubung ......................................................... 5

BAB II ANALISA DATA .................................................................................................... 6


2.1 Data Primer ................................................................................................................. 6
2.2 Data Sekunder ............................................................................................................. 7
2.3 Peraturan Undang-undang Revitalisasi Jembatan Penghubung .................................. 9

BAB III KONSEP ................................................................................................................ 10


3.1 Konsep Jembatan Penghubung ................................................................................... 10
3.2 Gambar Desain ............................................................................................................ 10

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 14


4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14
4.2 Daftar Pustaka ............................................................................................................. 14

Revitalisasi Kawasan Perkotaan i


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Eksisting Dan Tapak............................................................................................ 6
Gambar 2. Lokasi Tapak Jembatan ....................................................................................... 7
Gambar 3. Iklim Kota Tangerang.......................................................................................... 8
Gambar 4. Udara Kota Tangerang ........................................................................................ 8
Gambar 5. Desain Dalam Jembatan Penghubung ................................................................. 11
Gambar 6. Desain Tampak Depan Jembatan Penghubung ................................................... 11
Gambar 7. Desain Tong Sampah Jembatan Penghubung...................................................... 11
Gambar 8. Desain Pejalan Kaki Jembatan Penghubung ....................................................... 11
Gambar 9. Desain Sisi Kanan Jembatan Penghubung .......................................................... 12
Gambar 10. Desain Samping Jembatan Penghubung ............................................................ 12
Gambar 11. Desain Sisi Kiri Jembatan Penghubung ............................................................ 12

TABEL GAMBAR
Tabel 1. Kondisi Awal Jembatan .......................................................................................... 4

Revitalisasi Kawasan Perkotaan ii


ABSTRAK

Infrastruktur jembatan adalah sebuah fasilitas yang dibangun untuk menghubungkan


wilayah satu dengan wilayah yang lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan perkembangan penduduk pada saat ini maka dibutuhkan penambahan
infrastruktur jembatan ataupun peremajaan infrastruktur yang sudah ada demi menunjang
lancarnya mobilitas warga dan secara tidak langsung akan berdampak pada pengembangan
wilayah di karenakan usia jembatan yang sudah terbilang lama dan juga terdapat struktur
jembatan yang melendut secara kasat mata. Pada dasarnya peremajaan atau revitalisasi
jembatan perlu dilakukan untuk memperbarui atau memperkuat struktur jembatan yang sudah
ada, tetapi apabila suatu jembatan dirasa perlu di bangun ulang dengan mempertimbangkan
umur dan juga struktur jembatan yang sudah tidak layak untuk di lewati maka hal tersebut perlu
di lakukan demi menjaga keselamatan pengendara yang melewati jembatan tersebut.
Kata Kunci : Revitalisasi, Jembatan

ABSTRACT
Bridge infrastructure is a facility built to connect one area to another with the aim of
improving the welfare of the community. With the development of the population at this time,
it is necessary to add bridge infrastructure or rejuvenating existing infrastructure in order to
support the smooth mobility of residents and will indirectly have an impact on regional
development because the age of the bridge is fairly long and there is also a bridge structure
that is flexed by the naked eye basically rejuvenation or revitalization of the bridge needs to be
done to update or strengthen the existing bridge structure, but if a bridge is deemed necessary
to be rebuilt taking into account the age and also the bridge structure that is no longer feasible
to pass then this needs to be done in order to maintain safety. motorists crossing the bridge.
Keywords: Revitalization, Bridge

Revitalisasi Kawasan Perkotaan iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kota Tangerang terletak di wilayah barat laut Provinsi Banten dan berada di sisi utara Pulau
Jawa. Secara astronomis, kota ini terletak 106°33' - 106°44' BT dan 6°05'–6°15 LS. Kota
Tangerang mempunyai luas sebesar ±153,9 km². Kota ini berbatasan dengan Kabupaten
Tangerang di sebelah Barat dan Utara, dengan Kota Tangerang Selatan di sisi Selatan, dan
dengan DKI Jakarta di sebelah Timur. Sungai Cisadane yang melintasi Kota Tangerang. Kota
Tangerang dilintasi oleh salah satu sungai terbesar di barat Pulau Jawa yaitu Sungai Cisadane.
Sungai ini merupakan bagian dari identitas Kota Tangerang yang tak dapat dipisahkan. Hulu
sungai ini terletak di lereng Gunung Salak dan Gunung Pangrango, Bogor.

Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang
dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Skala
revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup
perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu
mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra
tempat, infastruktur) Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada
penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi
masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu
adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk
mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu
masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tetapi masyarakat
dalam arti luas Dengan dukungan mekanisme kontrol/pengendalian rencana revitalisasi harus
mampu mengangkat isu-isu strategis kawasan, baik dalam bentuk kegiatan/aktifitas sosial-
ekonomi maupun karakter fisik kota. Rancang kota merupakan perangkat pengarah dan
pengendalian untuk mewujudkan lingkungan binaan yang akomodatif terhadap tuntutan
kebutuhan dan fungsi baru.

Proses revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan
aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka
pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka
panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang
ruang publik) kota. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi
(economic revitalization) yang merujuk kepada aspek social budaya serta aspek lingkungan
(environmental objectives). Hal tersebut mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang
produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang
langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan, Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/ kawasan
melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 1


sebelumnya (pasal 1 ayat 1). Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budi daya (pasal 1 ayat 4).
Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan tertua di dalam peradaban manusia.
Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula dibuat dengan menggunakan balok kayu yang besar
dan kuat untuk menyeberangi sungai-sungai kecil. Indonesia sebagai negara tropis yang terdiri
dari berbagai pulau besar dan kecil serta memiliki banyak sungai memerlukan jembatan untuk
penghubung antara wilayah yang terpisahkan oleh sungai dan laut. Usaha yang dapat dilakukan
untuk memperlancar hubungan antar daerah melalui darat adalah dengan membangun
jembatan-jembatan dan jalan-jalan baru maupun perbaikan dan pelebaran jalan lama, serta
perbaikan jembatan yang telah rusak
Infrastruktur jembatan adalah sebuah fasilitas yang dibangun untuk menghubungkan
wilayah satu dengan wilayah yang lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan perkembangan penduduk pada saat ini maka dibutuhkan penambahan
infrastruktur jembatan ataupun peremajaan infrastruktur yang sudah ada demi menunjang
lancarnya mobilitas warga dan secara tidak langsung akan berdampak pada pengembangan
wilayah di karenakan usia jembatan yang sudah terbilang lama dan juga terdapat struktur
jembatan yang melendut secara kasat mata. Pada dasarnya peremajaan atau revitalisasi
jembatan perlu dilakukan untuk memperbarui atau memperkuat struktur jembatan yang sudah
ada, tetapi apabila suatu jembatan dirasa perlu di bangun ulang dengan mempertimbangkan
umur dan juga struktur jembatan yang sudah tidak layak untuk di lewati maka hal tersebut perlu
di lakukan demi menjaga keselamatan pengendara yang melewati jembatan tersebut.
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya
tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan
mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah dataran yang
rata, tidak didapati adanya sungai, jurang, tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah
tempat namun ada penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan
oleh orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau, sehingga
jembatan sangat di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain.

Jembatan sebagai prasarana transportasi mempunyai manfaat yang dominan bagi


pergerakan lalu lintas. Jembatan adalah istilah umum untuk konstruksi yang dibangun sebagai
jalur transportasi yang melintasi sungai, danau, rawa, jurang maupun rintangan lainnya. Pada
dasarnya pembangunan jembatan tidak hanya 2 bertujuan untuk alat penghubung saja, tetapi
juga mempunyai tujuan dan fungsi luas, antara lain :

1. Fungsi Ekonomi
Fungsi pembangunan jembatan ditinjau dari segi ekonomi antara lain, jarak tempuh
antara pusat produksi dengan daerah pemasaran semakin dekat, waktu tempuh relatif singkat
dan biaya transportasi yang dikeluarkan semakin kecil. Dengan adanya penghematan jarak,
waktu dan biaya yang dikeluarkan maka kemajuan ekonomi akan lebih cepat tercapai.
2. Fungsi Sosial
Pembangunan jembatan dapat meningkatkan interaksi sosial antara daerah yang
dipisahkan oleh sebuah sungai, rawa atau jurang. Interaksi sosial yang terjalin dengan baik

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 2


antar kedua masyarakat di daerah tersebut dapat memberikan dampak yang positif, antara lain
yaitu mereka akan merasa sebagai satu kesatuan wilayah.
3. Fungsi Politik
Membangun jembatan akan memperlancar jalannya roda pemerintahan dan pengawasan secara
langsung terhadap jalannya pemerintahan sampai pada daerah yang masih terisolir. Apabila
terjadi bencana alam di suatu daerah, maka jalan dan jembatan merupakan prasarana yang
dapat mempercepat suplai sembako dan obat-obatan. Dengan demikian pembangunan
jembatan dapat memperlancar tindakan-tindakan pemerintah dalam mengatur kepentingan,
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Budaya
Dengan adanya jembatan maka akan mempermudah interaksi budaya daerah satu dengan
daerah lainnya, sehingga akan memperkaya budaya masingmasing daerah.

5. Fungsi HANKAM
Pentingnya jembatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu dapat
meningkatkan pertahanan dan keamanan suatu negara, ketika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dan dapat mengganggu stabilitas daerah maupun nasional. Berdasarkan pada uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jembatan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam aktifitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di berbagai bidang, sehingga perlu
adanya perhatian khusus dalam pembangunan dan perawatannya

Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat
penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk
memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama
ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-
daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal
tersebut.
Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, namun pada paper ini saya akan
memfokuskan pembahasan pada jembatan dengan tipe Truss Atau biasa disebut jembatan
rangka batang dengan diberi sedikit modifikasi sehingga terlihat nilai estetika pada jembatan
tersebut. Hal ini dikarenakan cukup banyak kota/daerah yang menggunakan jembatan antar
kampung dengan berbagai bentuk yang unik serta menarik perhatian.

1.2. Masalah Revitalisasi Jembatan Penghubung


Revitalisasi Jembatan antar penghubung karna jembatan sebelumnya sudah tidak layak
digunakan dalam segi keamanan dan usia jembatan yang sudah terbilang lama, seperti
contohnya sudah retak-retak riling jembatan dan sudah rusak pembatas jembatan dengan kali
sehingga sangat membahayakan untuk pejalan kaki dan kendaraan bermotor pada sisi kanan
kiri jembatan tidak tertata maka diadakannya untuk memperbaiki kualitas jembatan antar
penghubung sehingga tidak membahayakan
Berikut adalah Tabel 1. kondisi awal jembatan yang membahayakan pengguna:

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 3


Kondisi Awal Jembatan Keterangan
Pada riling jembatan sudah tidak layak
digunakan seperti pada gambar disamping
tampak sudah hancur dibagian-bagi
jembatan

Pada riling jembatan yang berbentuk kotak


sudah tidak layak digunakan karna sudah
retak-retak dan dibagian sisi jembatan sudah
ada yang hancur sehingga tidak adanya
nyambung riling satu ke riling satunya

Pada sisi jembatan sebelum melewati


jembatan pada gambar disamping terdapat
taman atau ruang terbuka hijau yang tidak
dirawat

Pada sisi jembatan sebelah kiri seperti


terlihat digambar samoing terdapat
pembuangan sampah pemukiman yang
berdekatan dengan jembatan, terlihat tidak
terawat dan warga setempat yang buang
sampah tidak tong sampah melainkan di sisi
tong sampah

1.3. Tujuan Revitalisasi

Tujuan perancangan jembatan penghubung antar permukiman dengan jalan raya ini adalah
untuk mengembalikan kelayakan jembatan sehingga tidak membahayakan pejalan kaki dan
kendaran selanjutnya menata tata letak pada sisi kanan kiri jembatan.

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 4


1.4. Metodelogi Revitalisasi Jembatan Penghubung
Metodelogi yang digunakan dalam Revitalisasi jembatan ini adalah metode Observasi.
Metode Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek
sasaran. observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Maupun secara langsung seperti wawancara,
dokumentasi permasalah pada objek tersebut dan secara tidak langsung seperti mencari
informasi memalu media internet.

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 5


BAB II
ANALISA DATA
2.1. Data Primer
Lokasi Jembatan Penghubung Penghubung berada di JL. Raya Daan Mogot, Jembatan
ini menghubungkan antara Desa Permukiman dan JL. Raya Daan Mogot yang di pisahkan oleh
sungai Cisadane yang membentang di antara dua tersebut Batas – Batas Proyek jembatan :
a) Utara : JL. Raya Daan Mogot
b) Selatan : Permukiman
c) Barat : Sungai Cisadane
d) Timur : Sungai Cisadane

Gambar 1. Eksisting dan Tapak

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 6


Gambar 2. Lokasi Tapak Jembatan

Data Tapak Nama jalan : Jl. Daan Mogot Kota Tangerang


Panjang Jembatan : 30 Meter
Lebar Jembatan : 4 Meter
Luas Jembatan : 101,49 Meter2
Keliling : 120 Meter2
Jenis pondasi : Pondasi Tiang Pondasi

2.2. Data Sekunder


1. Iklim Pada Kota Tangerang.
Berdasarkan garis lintang, Kota Tangerang berada pada wilayah Iklim Tropis dan menurut
klasifikasi Iklim Koppen sebagian besar wilayah Kota Tangerang termasuk kategori Am yaitu
kategori iklim muson tropis. Curah hujan yang tinggi di Kota Tangerang biasanya terjadi sejak
awal bulan Desember hingga bulan Maret dengan curah hujan bulanan di atas 200 mm per
bulan dan curah hujan yang rendah biasanya terjadi dari bulan Juni hingga
bulan September dengan curah hujan bulanan kurang dari 100 mm per bulan. Curah hujan
tahunan wilayah Kota Tangerang berkisar antara 1000–2000 milimeter per tahun dengan bulan
terbasah yaitu bulan Januari dan bulan terkering yaitu bulan Agustus dan rata-rata hari hujan
di wilayah Tangerang adalah 120 hingga 180 hari hujan per tahunnya. Suhu udara di Kota
Tangerang per tahunnya berkisar antara 23°–34°C. Tingkat kelembapan nisbi per tahun di kota
ini bervariasi antara 76%–85%

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 7


Gambar 3. Iklim Kota Tangerang

2. Topografi Pada Kota Tangerang.


Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 mdpl,
alias secara keseluruhan wilayahnya berada di dataran rendah. Bagian utara kota ini (meliputi
sebagian besar Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10 mdpl, sedangkan bagian
selatan Kota Tangerang mempunyai ketinggian 30 mdpl.
Selanjutnya, Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan tanah 0-3% dan sebagian kecil
(yaitu di bagian selatan kota) kemiringan tanahnya antara 3%–8% berada di Parung
Serab, Paninggilan dan Cipadu Jaya.
3. Ekonomi Pada Kota Tangerang.
Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di Pulau Jawa dan memiliki lebih dari
1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan Internasional yang memiliki pabrik di kota ini.
Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian
geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di
sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan akibatnya
banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau sebaliknya. Banyak kota-
kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan di Tangerang,
lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam
mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin
banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang
sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari Provinsi Banten.
4. Udara Pada Kota Tangerang.

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 8


Gambar 4. Udara Kota Tangerang

2.3. Peraturan Undang-undang Revitalisasi Jembatan Penghubung


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan, Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/ kawasan
melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan
sebelumnya (pasal 1 ayat 1). Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budi daya (pasal 1 ayat 4)
Program Pemerintah pusat yang tertuang dalam Permen PUPR Nomor 31.1 Tahun
2015 pada ayat 3 yang berbunyi : “mewujudkan penguatan konektivitasnasional melalui
dukungan penyediaan infrastruktur jalan yang memenuh istandar pelayanan” Mengingat
begitu besarnya manfaat revitalisasi jembatan penghubung ini bagi masyarakat.
Peraturan mentri pekerjaan umum dan perumahan rakyat republik indonesia nomor :
05/prt/m/2015 Tentang pedoman umum implementasi konstruksi berkelanjutan pada
penyelenggaraan infastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman
Bahwa penyelenggaraan infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman wajib
memenuhi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup dan mendukung pembangunan
berkelanjutan dengan memperhatikan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta
keserasian infrastruktur dengan lingkungan hidupnya.
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Konstruksi berkelanjutan adalah sebuah pendekatan dalam melaksanakan rangkaian
kegiatan yang diperlukan untuk menciptakan suatu fasilitas fisik yang memenuhi tujuan
ekonomi, sosial dan lingkungan pada saat ini dan pada masa yang akan datang, serta
memenuhi prinsip berkelanjutan.
2. Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman adalah fasilitas fisik untuk
mendukung kegiatan masyarakat dalam hal sumber daya air, jalan dan jembatan,
bangunan gedung, perumahan dan kawasan permukiman.
3. Infrastruktur berkelanjutan adalah infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
permukiman yang diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berkelanjutan.
4. Penyelenggaraan infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi tahapan pemrograman,
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan serta pembongkaran.
5. Pemanfaatan adalah rangkaian kegiatan penggunaan dan pengelolaan, serta upaya
menjaga keandalan infrastruktur melalui pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan
berkala agar selalu laik fungsi.

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 9


BAB III
KONSEP

3.1. Konsep Jembatan Penghubung


Konsep jembatan ini memiliki keamanan,kenyamanan bagi pengguna yang melewati
jembatan penghubung antar permukiman dan jalan raya. Jembatan Terinspirasi seperti salah
satu makanan khas Jakarta yaitu kue rangi serta dikembangkannya jembatan ditambah besi atau
riling sehingga memberi keamanan bagi penggunan salah satunya keamanan pejalan kaki dan
kendaraan bermotor sehingga tidak terjatuh posisi riling yang digunakan ialah posisi vertikal
dan horizontal, Pada jembatan diberi level antar pejalan kaki dengan kendaraan bermotor
sehingga tidak akan terjadinya kecelakan ringan seperti disenggo antara pejalan kaki dengan
kendara bermotor. Selanjutnya bila melewati jembatan tersebut akan membeli kenyamanan
sejuk dan teduh karena pada atas jembatan di beri tanaman rambat yaitu menggunakan tanaman
rambat Vernonia elliptica, tanaman rambat Vernonia elliptica Tanaman rambat yang satu ini
cocok untuk bangunan-bangunan di wilayah tropis dengan menanamnya di balkon sebagai
dekorasi atau kanopi atas dan membiarkannya tumbuh menjuntai kebawah dengan indah dan
menyejukkan. Namun pada desain kali ini menggunakan tanaman Vernonia elliptica dengan di
lilit di atas besi sehingga tidak menganggu pejalan kaki dan kendaraan bermotor tamanam ini
juga tidak membahaya kan pengguna jembatan karena tanaman ini tidak memiliki duri, tidak
menyebabkan iritasi kulit, dan tidak memilik jetah pada tanaman ini
Pada sisi kan dan kiri jembatan berhadapan langsung dengan sungai cisadane tangga namun
tidak terawat pada tangga tersebut pada konsep desain ini akan di perbaiki tangga tersebut
sehingga layak digunakan untuk ruang sosialisasi seolah-olah seperti amphiteater, Namun pada
tangga tersebut awalnya tidak diberi pembatas antara tangga den.gan sisi jembatan sehingga
membahayakan makan dengan ini akan memberi riling pembatas antara tangga dan tepi sungai.
Selajutnya pada sisi kiri banyak pemukiman yang membuang sampah tidak pada tempatnya
melainkan pada sisinya sehingga menyebabkan sekitaran jembatan menjadi kumuh maka
dengan ini akan membersihkan sekitaran sampah dan melebar tong sampah tersebut.
3.2. Gambar Desain Jembatan Penghubung
Berikut dibawah adalah hasil desain jembatan penghubung berdasarkan konsep yang telah
digunakan:

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 10


Gambar 5. Desain Dalam Jembatan Penghubung

Gambar 6. Desain Tampak Depan Jembatan Penghubung

Gambar 7. Desain Tong Sampah Jembatan Penghubung

Gambar 8. Desain Pejalan Kaki Jembatan Penghubung

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 11


Gambar 9. Desain Sisi Kanan Jembatan Penghubung

Gambar 10. Desain Samping Jembatan Penghubung

Gambar 11. Desain Sisi Kiri Jembatan Penghubung

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 12


BAB VI
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Infrastruktur jembatan adalah sebuah fasilitas yang dibangun untuk menghubungkan
wilayah satu dengan wilayah yang lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan perkembangan penduduk pada saat ini maka
dibutuhkan penambahan infrastruktur jembatan ataupun peremajaan infrastruktur
yang sudah ada demi menunjang lancarnya mobilitas warga dan secara tidak langsung
akan berdampak pada pengembangan wilayah di karenakan usia jembatan yang sudah
terbilang lama dan juga terdapat struktur jembatan yang melendut secara kasat mata.
Pada dasarnya peremajaan atau revitalisasi jembatan perlu dilakukan untuk
memperbarui atau memperkuat struktur jembatan yang sudah ada, tetapi apabila suatu
jembatan dirasa perlu di bangun ulang dengan mempertimbangkan umur dan juga
struktur jembatan yang sudah tidak layak untuk di lewati maka hal tersebut perlu di
lakukan demi menjaga keselamatan pengendara yang melewati jembatan tersebut.
Dengan ini tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Revitalisasi
jembatan penghubung bertujuan untuk memperbaiki jembatan seperti pada riling dan
kolom serta memberi jalan khusunya pejalan kaki pada jembatan dan memberi
kenyamanan dan keamanan bagi penggunan jembatan penghubung.

4.2. Daftar Pustaka


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi

https://earth.app.goo.gl/?apn=com.google.earth&isi=293622097&ius=googleearth&l
ink=https%3a%2f%2fearth.google.com%2fweb%2fsearch%2fDaan%2bMogot%2f
%40-
6.1559725,106.7089064,3.2531677a,2493.64407861d,35y,133.09293781h,45t,0r%2
fdata%3dCnUaSxJFCiUweDJlNjlmODNkMzg4Y2MzYmY6MHhmODNlMzE4ZT
E1ZjZmY2ZkGStNSkG3nxjAITT78rherVpAKgpEYWFuIE1vZ290GAIgASImCiQ
J4jR8xJhOGcARDPf25bhSGcAZE6ny8O-rWkAhJVIGHIKrWkAoAg

http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/index.php/preview/50/permen-pu-no-18-tahun-2010-
tentang-pedoman-revitalisasi-kawasan

https://www.kemhan.go.id/pothan/2019/04/18/direktorat-jenderal-potensi-
pertahanan-direktorat-komponen-pendukung-3.html

Revitalisasi Kawasan Perkotaan 13

Anda mungkin juga menyukai