Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

(AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA)


KELAS XI-ATPH SEMESTER GANJIL
TAHUN PELARAN 2021/2022

Disusun Oleh :

Nama : ZAENAL ABIDIN


NIP. : 19711005 200801 1 014

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 1 MANGGELEWA
TAHUN 2022
SILABUS

Satuan Pendidikan : SMKN 1 Manggelewa


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Tema : Agribisnis Tanaman Buah
Sub tema :Karakteristik Tanaman Buah
Pembelajaran ke : 2 (dua)

Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang akan Materi Pokok
dicapai
Sub Tema : Menganalisis • Karakteristik tanaman
Karakteristik Tanaman Buah karakteristik buah
tanaman buah
• Peserta didik merumuskan masalah
tentang karakteristik tanaman buah
• Peserta didik merencanakan kegiatan
dalam mencari informasi tentang
karakteristik tanaman buah
• Peserta didik mengumpulkan dan
mengolah data
• Pesertadidik menarik kesimpulan dari
data yang diperoleh
• Peserta didik melakukan aplikasi dan
tindak lanjut dengan materi yang
berbeda
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Berdasarkan Permendikbud No. 22/2016)

Satuan Pendidikan : SMKN 1 Manggelewa


Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tema : Agribisnis Tanaman Buah
Subtema : Karakteristik tanaman buah
Materi Pokok : Buah Klimaterik dan Buah Non Klimaterik
Pembelajaran ke : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang
dan lingkup Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Buah
No. Kompetensi Dasar No. Indikator
3.1. Menganalisis ruang lingkup, 3.1.1. Menganalisis ruang lingkup
karakteristik dan persyaratan komoditas tanaman buah
tumbuh tanaman buah
3.1.2 Menganalisis karakteristik
tanaman buah
3.1.3 Menganalisis persyaratan tumbuh
tanaman buah
4.1 Melaksanakan identifikasi tanaman 4.1.1 Melakukan identifikasi komoditas
dan persyaratan tumbuh tanaman tanaman buah
buah
4.1.2 Melakukan persyaratan tumbuh
komoditas tanaman buah

Karakter: Disiplin, Kerjasama, tanggung jawab

C. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Peserta didik mampu menganalisis karakteristik tanaman buah, setelah kegiatan
pengamatan dengan tepat
4.1.1 Peserta didik mampu melakukan identifikasi komoditas tanaman buah berdasarkan
karakteristiknya, setelah pengamatan dan diskusi dengan tepat

D. Materi Pembelajaran

Topik Pembelajaran
a) Karakteristik tanaman buah
- Buah klimaterik merupakan buah yang memiliki fase metabolisme setelah dipanen
sehingga fase pemasakan buah dapat terlewati dengan optimal.
- Buah non klimaterik merupakan buah yang tidak memiliki fase setelah dipanen
sehingga tidak ada perubahan pemasakan buah.

b) Komoditas tanaman buah tropis klimaterik dan non klimaterik


- Contoh tanaman buah tropis klimaterik
- Contoh tanaman buah tropis non klimaterik
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery Learning
3. Strategi pembelajaran : Pembagian kelompok dengan topik/materi komoditas
yang berbeda
4. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok
5. Teknik pembelajaran : Presentasi kelompok dengan batasan waktu tertentu

F. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor untuk penanyangan bahan tayang PPT komoditas tanaman buah
2. Laptop membantu menayangkan materi pembelajaran komoditas tanaman buah
3. Kartu komoditas tanaman
4. Beberapa komoditas buah

G. Sumber Belajar
- Buku teks Bahan Ajar Siswa, Agribisnis Tanaman Buah, Direktorat SMK RI

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 = 90 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru memberi salam pembuka, dan peserta didik 15 menit
menjawab salam dari guru
2. Guru menanyakan kondisi presensi siswa
3. Guru memberi motivasi pada peserta didik agar tetap
bersemangat dalam pembelajaran
4. Guru menampilkan beberapa contoh buah yang
berbeda, maka pesertadiminta untuk menyebutkan
tentang hal-hal buah yang dimaksud
a. Peserta didik diminta untuk mengamati beberapa
buah
b. Peserta didik membandingkan beberapa buah
c. Peserta didik menyebutkan ciri-ciri beberapa buah
5. Guru menegaskan bahwa dari beberapa jawaban
peserta didik tersebut sehingga dapat ditentukan
tema pada pembelajaran pada hari ini adalah tentang
“Karakteristik Tanaman Buah”
6. Guru membimbing peserta didik untuk menyebutkan
tujuan pembelajaran pada hari ini

Inti 60 menit
Fase 1 Mengamati
Merumuskan - Guru meminta peserta didik untuk mengamati
Pertanyaan komoditas buah berdasarkan karakteristiknya

Menanya
- Dari pengamatan tersebut, maka timbul pertanyaan
yang muncul dari peserta didik yaitu :
1. Peserta didik menyebutkan perbedaan dari
komoditas buah (buah masih muda, buah matang,
dan buah layu/busuk)?
2. Peserta didik membandingkan kandungan yang
terdapat pada masing-masing komoditas tanaman
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
buah-buahan tersebut (kekerasan, warna, aroma
serta rasa)?

Dari beberapa pertanyaan peserta didik diminta untuk


membuat jawaban sementara terhadap perbedaan contoh
buah tersebut
Fase 2 Peserta didik diminta untuk merencanakan kegiatan untuk
Merencanakan menjawab rumusan pertanyaan dari permasalahan
karakteristik komoditas tanaman buah melalui kegiatan
yang sesuai, yaitu :
1. Peserta didik mencari literature dari buku ajar
siswa ataupun internet
2. Peserta didik membuat daftar rumusan masalah
tentang karakteristik tanaman buah
Fase 3 Mengumpulkan data
Mengumpulkan Dari kegiatan mencari informasi dari buku ajar siswa,
dan Menganalisis internet, serta pengamatan di lingkungan sekitar, maka
data peserta didik mendapat data yang kemudian dituliskan
dalam lembar kerja yang disediakan oleh guru, yang
berkaitan dengan karakteristik tanaman buah

Mengasosiasi
Peserta didik menuangkan data yang diperoleh dalam
kegiatan pengamatan

Mengkomunikasikan
Peserta didik diminta untuk presentasi dari hasil diskusi
kelompok di depan kelas secara bergantian

Fase 4 Setelah proses presentasi maka dapat menarik kesimpulan


Menarik dari karakteristik dan syarat tumbuh dari tanaman buah,
kesimpulan berdasarkan sifat tanaman buah yaitu:
- Buah klimaterik misalkan pisang, manga, papaya, dll
- Buah non klimaterik misalkan apel, melon,
semangka, dll
Fase 5 Guru membimbing dalam melakukan konfirmasi tentang
Aplikasi dan materi yang masih belum dipahami dengan menayangkan
tindak lanjut bahan tayang
Penutup 1. Guru bersama peserta didik baik secara individual 15 menit
maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi tema pelajaran sehingga hasil yang
diperoleh (konsep) yang dapat dipahami oleh peserta
didik
2. Guru memberikan evaluasi terhadap proses
pembelajaran melalui tes tulis
3. Guru merencanakan kegiatan berikutnya
6. Penilaian Hasil Pembelajaran

No. Aspek Penilaian Bentuk Penilaian


1. Sikap Intrumen penilaian sikap
2. Pengetahuan Tes tulis, penugasan
3. Ketrampilan Instrumen penilaian ketrampilan

Dompu, 1 Juli 2021


Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mapel

Abdul Yarid, S.T Zaenal Abidin, S.P., Gr.


NIP. 19720606 200604 1 030 NIP. 19711005 200801 1 014
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1 : Pengembangan Bahan ajar

BUAH KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK


Buah-buahan dapat dikelompokkan berdasarkan laju pernapasan mereka di saat
pertumbuhan sampai fase senescene menjadi kelompok buah-buahan klimakterik dan
kelompok buah-buahan non klimakterik (Biale dan Young, 1981), seperti terlihat dalam
Tabel 5.
Buah-buahan klimakterik yang sudah mature, selepas dipanen, secara normal
memperlihatkan suatu laju penurunan pernafasan sampai tingkat minimal, yang diikuti oleh
hentakan laju pernafasan yang cepat sampai ke tingkat maksimal, yang disebut puncak
pernafasan klimakterik.
Tabel 1. Buah-buahan tropis klimakterik dan non klimakterik

NAMA UMUM NAMA ILMIAH

KLIMAKTERIK

Advokad Persea americana


Pisang Musa sepientum
Nangka Artocarpus altilis
Jambu Psidium guajava
R Mangga Mangivera indica
Pepaya Carica papaya
Markisa (passion fruit) Passi flora edulis

NON KLIMAKTERIK
Buah Mete Anacardium occidentale
Jeruk Bali / Grafe fruit Citrus paradisi
Lemon Citrus lemonia
Lychee Litchi chinenses
Orange Citrus cinensis
Nenas Ananas comosus
Bila buah-buahan klimakterik berada pada tingkat maturitas “kemrampo” yang tepat,
dikspos selama beberapa saat dengan konsentrasi ethylene yang lebih tinggi dari threshold
minimal, maka terjadilah rangsangan pematangan yang tidak dapat kembali lagi (irreversiable
ripening).
Pada buah-buahan non klimakterik terjadi hal yang berbeda artinya tidak
memperlihatkan terjadinya hentakan pernafasan klimakterik. Meskipun buah-buahan tersebut
diekspose dengan kadar ethylene kecil saja, laju pernafasan, kira-kira sama dengan kadar bila
terekspose ethylene ruangan, kalau ada tingkatan laju pernafasan hanya kecil saja. Tetapi
segera setelah itu laju pernafasan kembali lagi pada laju kondisi istirahat normal, bila
kemudian ethylene nya ditiadakan. Dengan ekspos ethylene terjadilah suatu respon yang kira-
kira mirip dapat diamati. Dalam suatu buah yang telah mature (tetapi belum matang)
terjadilah perubahan parameter yang dialami buah seperti mislnya degreening atau hilangnya
warna hijau.
Meskipun secara ilmiah dan physiologis dapat ditunjukkan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi yang memungkinkan untuk melakukan klasifikasi sifat dan tabiat
buah-buahan lepas panen, tetapi parameter yang sangat mudah dan lebih bermanfaat dan
bermakna bagi konsumen adalah parameter perubahan lain yang lebih praktis sifatnya yang
terjadi selama proses pematangan.
Parameter-parameter yang dimaksud adalah : terjadinya pelunakan sera terjadinya
sintesa karotinoid. Demikian juga halnya dengan terjadinya perubahan warna eksternal
seperti terjadinya pemecahan (breakdown), khlorophyl, sehingga membuka tabir lapisan
karotenoid dalam kulit pisang, terjadinya perubahan dari warna hijau menjadi kuning
(Marriot,980).
Demikian halnya dengan terjadinya perubahan-perubahan internal dalam buah
terhadap komposisi yang dikandungnya. Seperti misalnya pemecahan pati menjadi sukrosa
dan gula pereduksi serta turunnya kandungan dalam buah mangga (Bhatnagar dan
Subramangan, 1973).
Dan khususnya dalam pengembangan timbulnya sifat karakteristik flavor buah-
buahan. Perubahan mana juga terjadi bila buah-buahan klimakterik tua (mature) dieksposa
dengan gas ethylene. Sesungguhnya penting untuk diamati bahwa pengeluaran gas ethylene
juga terjadi sewaktu buah menjadi matang. Pengeluaran ethylene dari dalam buah merupakan
salah satu karakteristik dari proses pematangan buah.
Berikut disajikan dalam Tabel 6 rekapitulasi perubahan-perubahan selama proses
pematangan buah yang terjadi secara komersial.
Tabel 2 . Perubahan utama selama proses pematangan buah

Kerusakan khloroplast Hydrolysis pati


atau khlorophyl Pelunakan pektin, peningkatan daya
larutpektin
Kehilangan asam organik Pembentukan karotenoid dan
Pengeluaran ethylene anthocyaninSyntesa senyawa flavor
Peningkatan laju
pernafasan

Salah satu kesulitan yang dialami secara komersial dalam menghadapi pematangan
buah adalah bagaimana caranya mengendalikan proses tersebut secara teliti. Berdasarkan
pengaruh lingkungan, para pengamat cenderung untuk bergantung terhadap beberapa
parameter seperti perubahan yang kasat mata saja seperti terjadinya atau tumbuhnya warna
merah pada kulit buah, atau parameter perubahan kimia yang mudah diukur. Seperti misalnya
peningkatan kadar gula pereduksi dan penurunan derajat keasaman.
Perubahan tingkat kekerasan (firmness) atau tekstur buah, meskipun secara jelas dapat
digunakansebagai parameter penting bagi konsumen, ternyata kurang gampang dihayati dan
dimengerti, dan akibatnya lebih sulit dilakukan kuantifikasi, sebaiknya perubahan flavor
(citarasa) yang merupakan kepedulian utama konsumen dianggap lebih penting diasumsikan
sebagai cerminan dari perubahan-perubahan fisikokimia.
Karena itu telah menjadi kepedulian yang sangat besar bagi industri buah-buahan agar
secar penuh manusia dapat mempengaruhi perubahan laju pematangan dengan cara
melakukan manipulasi suhu, atau konsentrasi ethylene, yaitu pada saat sebelum dan sewaktu
proses pematangan buah (ripening) terhadap setiap kultural atau spesies buah-buahan.
Proses penuaan buah (maturity) sangat penting dikuasai mekanismenya. Salah satu
aspek dari maturitas adalah pengembangan kapasitas buah untuk mampu menjadi matang.
Dalam suatu spesies buah atau kultivar tertentu respon terhadap ethylene sangat
dipengaruhi bukan saja oleh derajat maturity buah tetapi juga oleh konsentrasi relatif dari
plant growth regulator lainnya, seperti misalnya asam giberilat, serta terhadap kadar
mineral yang ada di dalam buah.
Suatu contoh, perlakuan pemberian larutan kalsium khlorida terhadap buah advokad,
ternyata mampu menghambat respirasi, dan sekaligus memperlambat terjadinya klimakterik
dan menekan puncak produksi ethylene (Ingwa and Young, 1984). Pengaruh mana tidak
terjadi terhadap buah pisang (Will et al., 1982).
Dalam pustaka yang telah diketahui pengaruh ethylene terhadap proses pematangan
buah (ripening) ternyata masih sangat terbatas kurang informasi yang diperlukan terhadap
senyawa-senyawa lain yang harus dilibatkan dalam mengatur proses metabolisme termasuk
proses pematangan buah.
Di samping itu harus dipahami mengenai faktor lain sebelum menangani buah-buahan
tropis khususnya betapa pentingnya faktor sifat kepekaan terhadap chilling enjuries. Ekspose
buah-buahan tropis pada suhu lebih rendah dari nilai threshold kritis, akan berakibat
gagalnya buah mencapai tingkat kematangan yang normal.
1. Peran Ethylene Pada Buah Pisang
Konsumen buah pisang (Musa AAA) di mana saja sangat mendambakan dapat
memperoleh buah pisang yang matang, tidak rusak secara fisik, tidak cacat. Mereka memilih
buah pisang yang kulitnya tidak tercela, dan berwarna kuning merata.
Pertama, dalam praktek perdagangan buah-buahan, agar produsen mampu mensuplai
buah-buahan dengan menu tersebut di atas, mereka harus memperhatikan beberapa faktor
berikut ini :
Kedua, buah-buahan yang sudah mature tetapi belum matang, jauh lebih mudah
untuk ditangani dan ditransportasi, tanpa mengurangi kerusakan mekanis, bila dibanding
dengan buah yang telah matang. Proses pematangan buah dapat diperlambat, melalui
berbagai cara : misalnya penurunan suhu, yang berfungsi dapat menurunkan laju respirasi,
laju kehilangan air dan secara umur juga menurunkan peluang serta laju serangan mikroba.
Namun demikian karena buah pisang peka terhadap chilling injuring, sebagian besar
perdagangan pisang internasional tidak menyimpan pisang pada suhu di bawah 130C.
Ketiga , proses pematangan buah dapat dirangsang oleh pemberian atau eksposa gas
ethylene. Karena alasan tersebut, maka sistem yang dianut dan dipraktekkan dalam
perdagangan internasional pisang selalu memperhatikan faktor tersebut di atas yaitu
transportasi buah yang masih mentah tetapi sudah mature dan disimpan pada suhu terendah
yang dianggap masih aman. Dianjurkan untuk menahan buah dalam suatu lokasi
penyimpanan (buffer store) yang berada dekat dengan terminal pasar retail sampai
diperlukan, distimulir proses pematangan dengan gas ethylene dan buah didistribusi
sedemikian rupa sehingga buah-buahan tersebut menjadi matang pada saat dipasarkan di
lokasi penjualan retail.
Perlu diperhatikan bahwa buah pisang memiliki sifat-sifat tertentu yang unik artinya
yang tidak dimiliki oleh buah lain dan hal itu penting dalam membedakan fisiologi buah.
Tidak seperti buah lain, uah pisang diproduksi dari satu batang tanaman yang merupakan
pseudo stem yang dibentuk oleh tangkai daun. Dan buahnya berkembang secara
parthenocarpic yang berasal dari bunga betina.
Di suatu perkebunan pisang komersial, buah pisang berada dalam suatu tandan dari
suatu umur yang telah diketahui. Tanaman pisang secara komersil ditumbuhkan secara
serentak dan menerima input dari sinar yang sama, hara dari tanah yang sama, sehingga
mengalami photosintesa yang sama, sehingga berbuah bersama-sama (Simmond, 1966).
Sedang buah advokad, mangga dan pepaya, justru sebaliknya, yaitu merupakan buah-
buahan yang dihasilkan oleh pohon, yang menghasilkan buah-buahan dari bunga, yang
terbuka pada saat yang berbeda dalam suatu musim buah-buahan tersebut muncul di berbagai
cabang yang mensuplai hara gizi kemungkinan besar tidak sama bagi setiap buah yang
sedang berkembang.
Sebagian besar ekspor buah pisang saat ini berasal dari germ plasm yang sangat
sempit, yaitu berdasarkan pada hasil kloning kelompok pisang cavendish. Mereka
dikelompokkan sebagai Musa AAA, triploid dengan kontribusi dari beberapa genotype Musa
acuminata.
Sedang pisang godok (cooking banana) atau plantains dikelompokkan dalam grup
Musa AAB, hasil kontribusi dari genotype Musa balbisiana. Pusat penelitian pisang diWest
Indies telah mengembangkan jenis klon pisang baru tetraploid (Musa AAA). Jenis pisang ini
tahan terhadap penyakit Panama dan Sigatoka disease. Penyakit Panama merupakan jenis
penyakit ganas yang memusnahkan kultivar pisang Gross Michel (Musa AAA) di West
Indies.
Berbagai jenis klon pisang tersebut memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat tajam
yaitu sebagai berikut :
Pada umumnya pisang biasa (banana) dipanen dengan cara memangkas pangkal
tandan, pada saat individu buah pisang atau jari-jari pisang (fingers) telah penuh mencapai
“grade” atau girth yang dikehendaki. Pengukuran grade biasanya dilakukan dengan alat
kaliper. Atau bila mereka telah mencapai suatu umur tertentu.
Bila buah pisang dibiarkan tumbuh sampai mencapai maturity penuh yaitu dalam saat
pra klimakterik, saat mana disebut periode green life sebelum secara spontan menjadi matang
(ripe). Green life lebih mendekati korelasi dengan umur fisiologis dan grade pada waktu
dipanen. Pengendalian dari green life ke ripe sebetulnya dapat dihambat.
Agar memperoleh waktu yang cukup leluasa untuk pengapalan dan untuk digunakan
sebagai “buffer stock” akan sesuai dengan suplai permintaan pasar, maka preklimakterik
selama 20 hari pada suhu 13.5 – 140C diperlukan bagi perdagangan Trans atlantik (New and
Marriott, 1974). Bagi buah-buahan yang memiliki preclimacteric life yang tidak cukup lama
atau kurang dari 20 hari kemungkinan besar akan mengalami matang awal dan pada saat
pisang matang akan memproduksi ethylene, sehingga akan merangsang pematangan pisang-
pisang di sekitarnya.
Setelah pisang dipanen, sisir dipisahkan, dicuci, diberi fungisida, dikemas dalam box
dengan lapis polyethylene dan dikapalkan pada suhu 13.5 – 140C (sampai terjadi proses
pematangan).
Proses pematangan pisang melibatkan berbagai perubahan dalam buah pisang dan hal
itu harus diatur untuk menghasilkan buah yang sesuai permintaan rasa seideal mungkin dan
sepraktis mungkin bagi selera konsumen. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Degreening kulit pisang, yang merupakan hal yang sangat penting, karena
konsumenmenilai buah dai penampilan kulitnya.

1. Pengembangan flavor pisang yang sangat karakteristik yang hasil panen menjadi
faktor utama, dalam penerimaan konsumen secara organoleptis terhadap pisang
dari berbagai kultivar dan klone pisang.
2. Derajat keempukan dan
3. Konversi pati menjadi gula

2. Peran Ethylene Pada Buah Mangga


Para konsumen bila membeli mangga menuntut agar mangga yang akan dibeli
memiliki warna kulit yang telah berkembang seara lengkap, dengan daging buah yang telah
empuk secara merata, dengan cita rasa yang telah berkembang secara penuh. Dalam
kenyataannya mangga-mangga yang proses matangnya di pohon memiliki sifat-sifat yang
tersebut di atas.
Namun demikian, buah mangga baik dalam saat telah matang sempurna atau hanya
matang parsial pada saat dipanen, biasanya memiliki masa simpan yang pendek. Karena
alasan tersebut buah mangga biasanya dipetik dan ditransportasi ke pasar dalam keadaan
mature dengan tekstur yang masih keras dan belum matang.
Mangga merupakan buah yang memiliki masa musim yang sangat pendek. Karena
alasan tersebut menjadi sangat penting artinya bagi para produsen agar dapat mensuplai di
tingkat “retailer” produk dengan mutu dan tingkat pematangan yang optimal sehingga dapat
menjual mangga dalam volume besar dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Di Uni Eropa, sebagian besar mangga yang diimport, diangkut melalui transportasi
udara dan tiba di pelabuhan dalam kondisi yang beraneka ragam yaitu berkisar dari belum
mature sampai mature, dan belum matang (unripe), matang sempurna dan terlalu matang.
Pembeli mangga di tingkat retail menghadapi masalah tersebut dan menanganinya
dengan cara melakukan inspeksi pada saat pembelian berdasarkan per tiap shipment, tetapi
dalam prakteknya para retail biasanya memilih buah advokad yang telah menampakkantanda-
tanda mulai timbulnya tanda pematangan buah. Tetapi cara sementara subjektif tersebut
sering tidak memuaskan, dan hal itu menghambat pengembangan industri secara besar-
besaran, yang diakibatkan karena tidak adanya pengendalian secara efektif yang diberikan
kepada retailer maupun konsumen secara keseluruhan.
Jadi salah satu alternatif lain yang tersisa adalah dengan cara mengimpor buah
advokad mature, dengan kondisi yang dapat dilakukan di tingkat pemanenan dan
pengendalian pematangan pada tingkat distribusi.
Suhu optimal untuk pematangan mangga setelah dipanen berbeda pada kultivar yang
berbeda pula, demikian halnya dari daerah produksi satu ke daerah produksi lainnya.
Thomas (1975) melaporkan hasil penelitian terhadap jenis mangga Alfonso
(alphonso) di India, berkesimpulan bahwa suhu penyimpanan di bawah 250C akan merugikan
terhadap pengembangan pigmen karotenoid pada mangga alphonso selama prose
pematangan. Sdang pemberian ethylene belum dilakukan dalam penelitian tersebut.
Shubbiah Sketty dan Krisnaprasad (1975) dengan menggunakan perlakuan ethephon
(2-chloro ethylphosphoric acid) pada konsentrasi 500 μl 1-1 dan 1000 μl 1- dalam air phosphat
(540C ± 1C, selama 5 menit) atau dalam air dingin (24 – 280C, selama 5 menit) dengan suhu
penyimpanan berikutnya 24 – 280C, menunjukkan bahwa percepatan pematangan buah dan
perbaikan warna kulit dapat dicapai pada larutan panas ethylene dibanding dalam larutan
yang dingin.
Untuk mangga Florida telah direkomendasikan (Hutton, Reeder, dan Cambell, 1960)
untuk melakukan penyimpanan pada suhu 21 – 240C, namun demikian, sebetulnya
penyimpanan pada suhu 15.5 – 190C terjadi warna kulit yang paling indah dan menarik.
Tetapi buah mangga yang dimatangkan pada suhu 15.5 – 190C terasa masam dan
masih memerlukan 2 – 3 hari pemeraman lagi. Untuk mencapai cita rasa yang penuh, perlu
ditambah hari dalam penyimpanan.
Pada suhu 26.70C, beberapa varitas Florida terjadi serangan / hama mottle skin. Pada
dasarnya rata-rata waktu yang diperlukan untuk melunakkan mangga berkurang dengan
meningkatnya suh pematangan yaitu dalam kisaran suhu 15.5 – 26.70C dan kisaran hari dari 4
sampai 20 hari tergantung varitasnya.
Data hasil penelitian mangga Florida menyarankan untuk memanfaatkan ethylene
pada dosis 5 – 10 μl 1-1 untuk waktu 24 – 48 jam pada suhu 300C dengan RH tinggi (90 –
95%) untuk mencapai pematangan.
Rekomendasi yang perlu diterapkan bagi kultivar Florida adalah agar melakukan
perlakuan terhadap mangga yang telah mature, tekstur yang kenyal, yaitu dengan pemberian
10 – 20 ml 1-1 ethylene pada suhu 210C selama 12 – 24 jam dengan RH 92 – 95%.
Buah mangga di Israel dimatangkan dengan tujuan agar dapat dipetik lebih dini agar
buah-buahan dapat mencapai pasar dan untuk memperbaiki uniformitas warna buah. Kondisi
yang dianjurkan adalah 100 μl 1-1 ethylene selama 48 jam pada suhu 250C dengan RH 90%.
3. Peran Ethylene Pada Buah Pepaya
Cara yang maju telah dilakukan terhadap prosedur lepas panen industri buah di
Amerika terhadap buah pepaya. Cara-cara baru yang telah diterapkan di AS adalah
merupakan gabungan dari air panas dan fumigasi untuk mengendalikan lalat buah dan
kerusakan pasca panen dan pembusukan pasca panen (Akamine, 1970).
Satu masalah utama yang dihadapi pepaya dalam masalah pemasaran buah adalah
teknik identifikasi maturitas optimal, dalam memastikan buah-buahan tersebut cukup
kematangan dengan mutu cita rasa yang dikehendaki konsumen.
Hampir semua penelitian yang dilakukan berkisar pada buah pepaya hawai. Buah
pepaya Hawai memiliki kandungan minimal padatan terlarut 11.5% secara komersial buah
dapat menunjukkan 6% pertumbuhan warna pada saat akhir musim (alkamine, 1971).
Perubahan komposisi karbohidrat dalam pepaya telah banyak dipelajari dan didiskusikan
Tang (1979) telah berhasil menggunakan indek biokimia pematangan buah pepaya.
Alkamine dan Goo (1977) memberikan indikasi suatu hubungan antara ethylene
dan dimulainya trigger klimakterik. Pada umumnya buah pepaya dapat ditrigger proses
pematangannya. Pada suhu 250C, RH 85 – 95% dengan ethylene 1 μl 1-1 buah pepaya akan
menjadi matang (ripe) setelah 6 – 7 hari.
Lampiran 2 : Media pembelajaran

Guru memperlihatkan beberapa contoh buah untuk diamati karakteristiknya :


Lampiran 3 : Lembar kerja peserta didik

Tujuan :
Peserta didik menganalisis karakteristik tanaman buah

Alat :
- Alat tulis

Bahan :
- Beberapa contoh buah masih muda, buah sudah tua/matang, dan buah yang sudah
layu/busuk
- Buku ajar siswa

Prosedur kerja :
1. Peserta didik mengamati buah
2. Peserta didik menyebutkan nama botani dari tanaman buah
3. Peserta didik mengidentifikasi sifat buah tanaman buah

Hasil Pengamatan :
No. Nama komoditas Nama botani Sifat buah Keterangan

(klimaterik / non

klimaterik)
Lampiran 4 :
Instrumen penilaian (Kisi-kisi, Soal, Kunci/rubrik/rambu-rambu Jawaban, Pedoman
penskoran)

Tabel 1. Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara


Pengolahan Nilai

NAMA SEKOLAH : SMKN1 2 MANGGELEWA ALOKASI WAKTU : 15 MENIT


MATA : AGRIBISNIS TANAMAN JUMLAH SOAL :2
PELAJARAN BUAH
KELAS / : XI / GANJIL BENTUK SOAL : URAIAN / ESSAY
SEMESTER
PROGRAM : AGRIBISNIS PRODUKSI PENYUSUN : ZAENAL ABIDIN,
KEAHLIAN TANAMAN S.P., Gr.
KURIKULUM : KURIKULUM 2013
ACUAN
Indikator Soal
Ranah Kognitif Ranah Kognitif
Mengingat : C1 Menganalisis : C4
Memahami : C2 Mengevaluasi : C5
Menerapkan : C3 Mencipta : C6
Kompetensi Dasar : Menganalisis ruang lingkup, karakteristik dan persyaratan tumbuh tanaman buah

Indikator Pencapapaian Kompetensi : Menganalisis karakteristik tanaman buah


Materi Ranah Tingkat No.
Indikator Butir Soal Butir Soal, Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian
Pembelajaran Kognitif Kesulitan Soal
Karakteristik Peserta didik dapat Jelaskan perbedaan sifat tanaman buah klimaterik dan buah non klimaterik C4 Sedang 1
tanaman buah menganalisis yang kalian ketahui ?
karakteristik tanaman Kunci Jawaban : Skor Jawaban = 4
buah berdasarkan Perbedaan sifat tanaman buah
sifatnya klimaterik dengan buah non Rubrik Penilaian :
klimaterik : - Siswa dapat menyebutkan
a) Buah klimaterik : buah yang perbedaan sifat tanaman buah
memiliki kenaikan laju dengan tepat dan benar
respirasi ke tingkat yang (menyebutkan 2 poin)= 4
paling tinggi sebelum
pemasakan,
sehingga buah cepat - Siswa dapat menyebutkan
mengalami kerusakan atau perbedaan sifat tanaman buah
pembusukan (masih dengan tepat dan benar
mengalami metabolisme (menyebutkan 1 poin)= 2
setelah dipanen)
- Siswa tidak bisa menjawab
b) Buah non klimaterik :
keduanya= 0
buah yang tidak mengalami
kenaikan atau perubahan laju
respirasi (tidak mengalami
metabolisme setelah
dipanen).
Peserta didik dapat Sebutkan masing-masing 3 (tiga) buah contoh buah tropis yang termasuk C4 Sedang 2
mengidentifikasi dalam kelompok buah klimaterik dan non klimaterik berikut nama botaninya!
karakteristik tanaman Kunci Jawaban : Skor Jawaban = 4
buah berdasarkan 1. Contoh buah tropis klimaterik:
sifatnya - Mangga (Mangivera indica) Rubrik Penilaian :
- Pepaya (Carica papaya) - Siswa dapat menyebutkan
contoh tanaman buah berikut
- Pisang (Musa sepientum)
nama botaninya dengan tepat
dan benar (menyebutkan 2
2. Contoh buah tropis non klimaterik: poin)= 4
- Lemon (Citrus lemonia )
- Nenas (Ananas comosus ) - Siswa dapat menyebutkan
contoh tanaman buah dengan
- Jeruk bali (Citrus paradisi )
tepat dan benar
(menyebutkan 1 poin)= 2

- Siswa tidak bisa menjawab


keduanya= 0

Nilai = Skor yang diperoleh


---------------------------- x 100
Skor maksimal

Nilai KKM = 75
Predikat :
Tuntas , jika peserta didik memperoleh nilai ≥ 75
Belum tuntas, jika peserta didik memperoleh nilai < 75, sehingga perlu REMIDI

Cara Pengolahan Nilai

No. Soal Skor Nilai Skor yang diperoleh


1. 4 2
2. 4 2
JUMLAH 8 4
NILAI 4
---- x 100 = 50
8
Tabel 2. Instrumen Penilaian Keterampilan

LEMBAR TERHADAP PENGAMATAN PESERTA DIDIK


Mata Pelajaran: Agribisnis Tanaman Buah
KD 4.1 Melaksanakan identifikasi komoditas tanaman dan persyaratan tumbuh tanaman buah

Kategori
IPK
1 2 3 4
• Melakukan identifikasi Tidak dapat melakukan Terdapat kesalahan >1 Terdapat 1 kesalahan Tepat dalam melakukan
komoditas tanaman identifikasi komoditas melakukan dalam identifikasi tanaman
buah tanaman buah identifikasi tanaman melakukan identifikasi
tanaman
• Melakukan identifikasi Tidak dapat melakukan Terdapat > 1 kesalahan Terdapat 1 kesalahan Tepat dalam melakukan
persyaratan tumbuh identifikasi persyaratan dalam melakukan dalam melakukan identifikasi persyaratan
tanaman buah tumbuh tanaman buah identifikasi identifikasi tumbuh tanaman buah
persyaratan tumbuh persyaratan tumbuh
tanaman buah tanaman buah
Tabel 3. Instrumen Penilaian Sikap

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Topik :
Waktu Pelaksanaan : …………………………………..
Aspek Penilaian
Jumlah
No Nama Kerja Tanggung Nilai Ket
Disiplin skor
sama jawab
1
2
3
4
5
dst

Rubrik Penilaian :
1. Peserta didik dinilai Disiplin apabila memenuhi kriteria :
- Tertib mengikuti instruksi
- Mengerjakan tugas dengan tepat waktu
- Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
- Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

2. Peserta didik dinilai kerja sama apabila memenuhi kriteria :


- Mampu bekerja dengan kelompok
- Mampu bertoleransi dengan teman
- Mampu saling berbagi tugas
- Mampu saling membantu
3. Peserta didik dinilai tanggung jawab apabila memenuhi criteria :
- Mengerjakan tugas yang ditugaskan
- Berperan aktif dalam tugas
- Memiliki inisiatif dalam kesulitan mengerjakan tugas
- Bersedia menanggung risiko kesalahan

Cara memberi Skor:


4 = jika peserta didik melakukan dengan tepat 4 dari tiap kriteria yang diminta
3 = jika peserta didik melakukan 3 dari tiap kriteria
2 = jika peserta didik melakukan 2 dari tiap kriteria
1 = jika peserta didik melakukan 1dari tiap kriteria

Jumlah skor perolehan


Nilai =  100
skor maksimal (25)

Kriteria Nilai:
A: Baik sekali ; rentang nilai: 80 – 100
B: Baik; rentang nilai: 70 – 79
C: Cukup ; rentang nilai: 60 – 69
D: Kurang ; rentang nilai: < 60
LEMBAR TES TULIS

Nama :
Kelas :

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat !


1. Jelaskan perbedaan sifat tanaman buah klimaterik dengan buah non klimaterik?
2. Berikan masing-masing 3 (tiga) contoh tanaman buah klimaterik dan non klimaterik beserta nama botaninya.

Anda mungkin juga menyukai