Anda di halaman 1dari 41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN SAYURAN


Model Project Based Learning (PjBL)

RENI BATARA, SP
NIM. 23002941046

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


GELOMBANG III
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2024
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Teminabuan


Program : MIPA
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Materi : Dasar-dasar Budidaya Tanaman
(Penanganan Pasca Panen Tanaman Sayuran)
Kelas/ Semester : XI MIPA2/ (Empat)
Tahun Pelajaran : 2023/ 2024
Durasi : 4Jp x 45 Menit (1 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI-3 (Pengetahuan) KI-4(Keterampilan)
Memahami, menerapkan, menganalisis, Melaksanakan tugas spesifik dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, operasional dasar, kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
dan metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang kerja
dan lingkup kerja Agribisnis Tanaman Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Pangan dan Hortikultura. Pada tingkat Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, sesuai dengan standar kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan humaniora Menunjukkan keterampilan menalar,
dalam konteks pengembangan potensi mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
diri sebagai bagian dari keluarga, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
nasional, regional, dan internasional terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.13 Menganalisis 3.13.1 Membandingkan pengaruh penanganan hasil


penanganan pasca panen panen (Aging/Curing, Degreening,
tanaman sayuran (C4) Precooling, Waxing, Sortasi / Grading, dsb)
terhadap kualitas produk tanaman sayuran
(C4)
3.13.2 Memilih teknik penanganan pasca panen pada
tanaman sayuran (C4)
3.13.3 Menguraikan cara pengemasan produk tanaman
sayuran (C4)
4.13 Melaksanakan 4.13.1 Menyiapkan alat dan bahan pengemasan
penanganan pasca panen produk tanaman sayuran (P2)
tanaman sayuran (P2) 4.13.2 Menerapkan perlakuan pasca panen
(Aging/Curing, Degreening, Precooling,
Waxing, Sortasi / Grading) pada hasil panen
tanaman sayuran (P3)
4.13.3 Melaksanakan pengemasan pada hasil panen
tanaman sayuran (P5)

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan :
1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusi dan menggali informasi
dari berbagai sumber, peserta didik dapat membandingkan pengaruh penanganan
hasil panen (Aging/Curing, Degreening, Precooling, Waxing, Sortasi / Grading, dsb)
terhadap kualitas produk tanaman sayuran
2. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, , berdiskus i dan me ngga l i
i nformasi dari berbagai sumbe r peserta didik memilih teknik penanganan pasca
panen pada tanaman sayuran
3. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusi dan menggali informasi
dari berbagai sumber peserta didik dapat menguraikan cara pengemasan produk
tanaman sayuran
Keterampilan :
4. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat menyiapkan alat dan bahan pengemasan
produk tanaman sayuran
5. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat menerapkan perlakuan pasca panen
(Aging/Curing, Degreening, Precooling, Waxing, Sortasi / Grading) pada hasil panen
tanaman sayuran
6. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat melaksanakan pengemasan pada hasil panen
tanaman sayuran sesuai dengan SOP.

D. Materi Pembelajaran
1. Teknik penanganan hasil panen tanaman sayuran
2. Prosedur penanganan pasca panen yang sesuai terhadap tanaman sayuran
3. Metode Grading/Sortasi panen sesuai dengan SNI yang berlaku pada tanaman budidaya
tanaman sayuran
4. Pengemasan dan Pelabelan hasil panen sesuai dengan SNI yang berlaku pada budidaya
tanaman sayuran

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab dan Praktek

3. Model : Project Based Learning (PjBL)

F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran

1. Alat dan media pembelajaran : Proyektor, White board ,spidol, Laptop dan Handphone

2. Alat dan bahan praktek:


 Alat Pelindung Diri (APD) dan Kotak P3K
 Gunting, Pisau dan Selotif
 Hasil panen tanaman sayuran dan buah-buahan.
 Plastik dan Stirofoam
3. Sumber Belajar :
1. https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/jenis-jenis-penanganan-
pasca-panen-sayur-sayuran-dan-buah-buahan/291
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Pascapanen ( 26 Desember 2022)
3. Buku pegangan Guru dan buku siswa
4. https://www.youtube.com/watch?v=BFm6aBI1zJE
G. Langkah-langkah Pembelajaran

1 x Pertemuan (4jp x 45 Menit)


KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan (30 menit)
1. Guru menyapa peserta didik (Sopan santun)
2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran (Religius)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
(Disiplin)
4. Guru mengkondisikan suasana belajar
yang menyenangkan
5. Guru menyampaikan Kompetensi Dasar dan
Tujuan Pembelajaran yang akan dipelajari hari ini
6. Guru memberikan apersepsi pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan :
1) Pernahkah anda berkunjung ke pasar sayur
dan buah? Jika pernah, bagaimana
pengemasan dari sayuran?
2) Pernahkah anda melakukan pengemasan
sayuran di rumah?
7. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan
digunakan.
Kegiatan Inti (Sintaks) (130 menit)
1. Menentukan Proyek 1. Guru memberikan materi pembuka tentang pasca
panen
2. Peserta didik menyimak materi yang ditayangkan
melalui PPT dan Video pembelajaran.
https://www.youtube.com/watch?v=BFm6aBI1zJE
3. Melakukan diskusi antara guru dan peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik.
2. Merancang 1. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
penyelesaian proyek membentuk kelompok yang heterogen terdiri dari
dan menyusun 4-5 orang (kerja sama) berdasarkan kemampuan
jadwal peserta didik.
2. Peserta didik diminta menggali informasi
mengenai definisi, kriteria, mutu hasil panen yang
baik
3. Peserta didik diminta untuk menggali informasi
mengenai tahapan-tahapan penanganan pasca panen
4. Peserta didik diminta untuk menggali informasi
mengenai teknik pengemasan setiap jenis panen
dengan benar dan jujur

(Saintifik-mengamati, 4C-Critical thinking dan


problem solving, Collaborasi-Comunication,
ICT, HOTs-C4, PPK-literasi membaca dan
digital).
5. Peserta didik diminta menggali informasi
mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pengemasan produk sayuran

(Saintifik-mengamati, 4C-Critical thinking dan


problem solving, Collaborasi-Comunication,
ICT, HOTs-C4, PPK-literasi membaca dan
digital).

6. Peserta didik diminta untuk menggali informasi


mengenai teknik pelabelan suatu produk

(Saintifik-mengamati, 4C-Critical thinking dan


problem solving, Collaborasi-Comunication,
ICT, HOTs-C4, PPK-literasi membaca dan
digital).
3. Melaksanakan 1. Peserta didik (berkelompok) di minta untuk
Proses dan Hasil menyampaikan permasalahan yang di temui
berkenaan dengan kegiatan mencari informasi
proyek tentang definisi, kriteria, mutu hasil panen yang
baik, tahapan-tahapan dalam penanganan pasca
panen, pengemasan setiap jenis hasil panen
dengan benar, alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam pengemasan suatu produk, mengenai teknik
pelabelan produk.
2. Peserta didik menyimak dan memberi umpan
balik terhadap permasalahan yang di sampaikan
masing-masing kelompok
4. Memonitor Guru memantau dan mendampingi peserta didik dalam
peserta didik dan proses pengemasan produk dan pelabelan kemasan
kemajuan proyek.
5. Laporan dan 1. Peserta didik mempresentasikan laporan singkat
langkah menyusun yang telah di buat
presentasi 2. Guru memberikan penguatan tentang materi
yang telah di diskusikan
6. Langkah 1. Peserta didik diminta untuk menyampaikan
mengevaluasi pengalaman yang di peroleh selama melakukan
pengalaman kegiatan pengemasan produk dan pelabelan pada
kemasan
2. Guru memberikan tanggapan mengenai
pengalaman yang disampaikan peserta didik
Penutup (20 menit)
1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
2. Peserta didik memberikan kesimpulan materi
yang dikuatkan oleh Guru
3. Guru melaksanakan evaluasi secara lisan/tertulis
(LKPD)

4. Guru melakukan penilaian


5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
6. Salam dan Doa
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan : Tes Tertulis
b. Keterampilan : Unjuk Kerja
c. Sikap : Observasi Guru
2. Bentuk Penilaian
a. Pengetahuan : Soal pilihan ganda
b. Keterampilan : Hasil Karya
c. Sikap : Observasi Guru
3. Lampiran
1) Bahan ajar
2) Media ajar
3) LKPD
4) Instrumen Penilaian
5) PPT Bahan Ajar

Sorong Selatan, Maret 2024

Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Teminabuan Guru Mata Pelajaran

YUANITA INGGRIT DUWIRI, M.Pd RENI BATARA, SP


NIP. 197806142002122007 NIP. 198008172012012002
GLOSARIUM

Clod stroge : Ruang penyimpanan bersuhu dingin dan dapat dikendalikan


Custummer : Orang yang menggunakan produk hasil suatu pekerjaan orang
lain.
Elevator : Alat untuk mengangkut benda dari suatu tempat ke tempat
tertentu secara stasioner.

Grading : Memisahkan hasil panen berdasarkan tingkatan mutu


Index panen : Untuk mengetahui tingkat ketuaan/ kematangan suatu hasil
pertanian
Production based training : Pembelajaran melalui kegaitan produksi (belajar pada linki
produksi)

Refrigerant : Zat/cairan dengan titik didih sangat rendah yang digunakan


pada alat pendingin
Sortasi : Memisahkan hasil panen yang baik dengan benda asing
(selain bahan utama)
Supplayer : Orang yang memberikan pasokan benda kerja hasil
pekerjaannya kepada rekannya yang akan menggunakan benda
kerja tersebut dalam siklus prosuksi suatu barang.
A. PENGERTIAN DAN DEFENISI PASCA PANEN

Arti dari pasca panen adalah sebuah tindakan yang dimulai dengan pemungutan hasil bumi lalu
kemudian diolah dengan cara tertentu hingga sampai tahap siap dipasarkan. Tindakan pasca
panen bisa dimaknai dengan memproses hasil panen mulai dari proses perontokan, pengeringan,
penyimpanan hingga pemasaran.
Dalam pasca panen juga harus ada tindakan-tindakan yang diperlukan yaitu penanganan
pasca panen. Penanganan pasca panen merupakan sebuah tindakan lanjutan dari pasca panen.
Penanganan pasca panen adalah tindakan pengolahan hasil panen dengan tujuan akhir untuk
dipasarkan kepada konsumen. Penanganan pasca panen bertujuan untuk menghasilkan produk
yang aman dan siap dikonsumsi. Pengolahan produk bisa dilakukan oleh industri maupun
perorangan yang tetap mengedepankan keamanan produk. Penanganan pasca panen
dimaksudkan untuk menjaga hasil panen dan lahan tetap terjaga kondisinya. Penanganan pasca
panen terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan mempunyai maksud agar sayur-sayuran dan
buah-buahan sampai di tangan konsumen dengan kualitas baik dan mengurangi kerusakan atau
kehilangan setelah panen. Secara umum konsumen menginginkan sayur-sayuran dan buah-
buahan diperoleh dalam keadaan segar.
Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan.
Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran,
penyimpanan, dan pengemasan. Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan
mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan.
Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga
menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen,
apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya. Penanganan pascapanen
berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur fisik dan susunan kimiawi
primer dari hasil pertanian secara signifikan.
Penanganan sayur-sayuran dan buah-buahan meliputi: aging/curing, degreening,
precooling, waxing, sortasi/grading, pencucian,pengemasan dan perlakuan fumigasi.
1. Aging/Curing
Aging dilakukan terhadap sayur-sayuran dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk memberi kesempatan penyembuhan luka pada komoditas sayur-sayuran
tertentu, sehingga mengurangi kemungkinan kontak dengan mikrobia, misalnya : ubi
jalar dan kentang.
b. Untuk mengurangi kadar air sampai optimal, sehingga daya simpan lebih lama,
misalnya: bawang merah dan bawang putih
2. Degreening
Degreening merupakan cara penanganan pasca panen dengan tujuan untuk menghilangkan
atau mengurangi warna hijau pada buah-buahan yaitu terjadi pembongkaran zat warna hijau
(klorofil) sehingga lebih menarik. Degreening dilakukan dengan cara pemeraman dan
ditambah dengan etilen atau asetilen, propilen, butilen dalam bentuk karbit. Contoh
pemeraman buah pisang ditempatkan pada kotak yang diberi jenis daun tertentu misal daun
sengon. Contoh lain pemeraman mangga dengan ditambah karbit.
3. Precooling
Precooling adalah penghilangan panas yang dibawa oleh bahan dari kebun sampai dicapai
suhu yang aman dengan cara pendinginan. Ada beberapa cara precooling yaitu dengan
udara, air, pendinginan vakum (hampa udara).
4. Waxing ( Pelapisan dengan lilin )
Waxing adalah pelapisan lilin yang biasanya dilakukan terhadap buah-buahan. Pada
umumnya buah-buahan mempunyai lapisan lilin secara alami, misalnya sawo kecik,
semangka dan apel. Lapisan lilin alami berfungsi untuk menjaga buah-buahan agar tidak
terjadi transpirasi secar cepat. Perlakuan pelapisan lilin harus mempertimbangkan
tebal/tipisnya lapisan lilin, sehingga pertukaran gas dari dalam buah tetap berlangsung.
5. Sortasi / Grading
Sortasi secara umum bertujuan untuk mendapatkan mutu sayur-sayuran dan buah-buahan
sesuai standar. Di Indonesia standar mutu sayur-sayuran dan buah-buahan belum tercantum
di dalam SNI. Di Negara maju seperti Jerman mempunyai standar mutu untuk sayur-
sayuran dan buah-buahan.
6. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran terutama tanah dan menghilangkan
bahan asing pada sayur-sayuran dan buah-buahan, misalnya residu fungisida dan
insektisida. Tujuan lain untuk mengurangi aktivitas enzim bila air yang digunakan dingin
atau air panas.
7. Pengemasan
Tujuan pengemasan secara umum :
a) Melindungi bahan yang dikemas terhadap gaya mekanis dari luar
b) Mengurangi terjadinya transpirasi atau penguapan air bahan yang dikemas
c) Mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba atau serangan hama
d) Mempermudah pemindahan atau transportasi bahan ke tempat lain
e) Menambah daya tarik bagi konsumen, khususnya untuk pemasaran di tingkat pengecer
8. Penyimpanan
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan disimpan perlu diperhatikan mutu bahannya.
Daya simpan maksimal dari suatu komoditas dapat diperoleh dari komoditas yang bermutu
tinggi, tidak luka mekanis, utuh masak optimal dan tidak terserang hama.
Macam-macam teknologi penyimpanan sayur-sayuran dan buah-buahan :
a) Penyimpanan suhu rendah
b) Penyimpanan RH (Kelembaban Relatif) tinggi
c) Penyimpanan udara terkendali (CA) dan modifikasi atmosfer (MA)
d) Komposisi gas dalam ruang penyimpanan dapat berpengaruh pada umur simpan.

B. TUJUAN DARI PENANGANAN PASCA PANEN


Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot,
memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing
dan mencegah kerusakan fisik. Sanitasi juga merupakan hal yang penting dalam mencegah
keberadaan patogen perusak bahan pertanian. Setelah dari lahan, penanganan pascapanen
umumnya dilakukan di rumah pengepakan. Wujud dari rumah pengepakan dapat
berupa gubuk sederhana yang menyediakan teduhan dan air mengalir; hingga rumah
pengepakan skala besar dengan fasilitas modern termekanisasi yang dilengkapi sabuk konveyor,
pensortiran otomatis, pendingin, dan sebagainya. Pada proses pemanenan hasil pertanian dengan
mesin, penanganan pascapanen seperti perontokan, pembersihan, dan proses awal lainnya dapat
terjadi di mesin tersebut.
Penyimpanan pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil
pertanian. Pengaturan kelembaban dan temperatur ruangan penyimpanan dibutuhkan untuk
memperlambat penurunan kualitas bahan, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, alami
maupun mekanisasi.
C. METODE GRADING DAN SORTASI
Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan pada kebersihan
produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran ada atau tidak
adanya serangan/kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga dan luka/lecet oleh
faktor mekanis. Klasifikasi mutu hasil yang biasa dilakukan adalah kelas spesial, kelas I, dan
kelas 2. Kelas spesial (intimasa) memiliki mutu yang sangat baik, dengan bentuk dan warna
yang menarik sesuai dengan umur panen dan varietasnya. Percitarasa dan aroma yang khas
sesuai dengan jenis komoditinya, serta tidak cacat. Penyimpangan terhadap mutu masih dapat
ditolerir jika masih berada pada kisaran 5% dari jumlah atau berat keseluruhan.

Kelas satu memiliki mutu hampir sama dengan kelas spesial, namun batas toleransi
penyimpangannya berada pada kisaran 10%, Disamping penyimpanan dari keseluruhan. Mutu
kelas 2 lebih rendah dari kelas 1, dan penanganan mutunya lebih longgar. Adanya kerusakan
eksternal dan internal masih dapat diterima, asalkan masih dapat dikonsumsi dalam keadaan
segar. Mutu kelas 2 banyak dijumpai dipasar lokal dengan harga yang lebih murah, dan dengan
harga yang murah ini lebih disukai konsumen lokal.
Penjelasan mutu hasil panen dapat dilakukan bersamaan atau terpisah dengan sortasi.
Grading dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan mesin penyortir. Cara
manual memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar
akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Contoh standar mutu buah tomat, didasarkan pada
ketuaan, ukuran, kotoran, kerusakan.

D. PENGEMASAN

Kegiatan pengemasan sebenarnya sudah dimulai sejak pemanenan, pengemasan yang


dilakukan ditempat pemanenan hanya bersifat sementara sehingga alat yang digunakanpun
sederhana saja seperti wadah pemetikan yang digunakan untuk mengumpulkan hasil dilapangan,
wadah ini digunakan untuk memindahkan hasil panen ke tempat pengumpulan sehingga wadah
yang digunakan harus bersifat kuat dan besar. Pengemasan hasil-hasil pertanian selain untuk
mempermudah dalam pengangkutan juga untuk mempermudah dalam pemasaran dan distribusi,
karenanya bahan pengemas harus memenuhi beberapa syarat, syarat terpenting adalah dapat
melindungi produk yang dikemas. Produk-produk yang disimpan pada suhu dingin memerlukan
kemasan yang dapat mempercepat prose pendinginan. Selain itu karena produk akan dijual
kepasar maka bentuk kemasannyapun harus menarik.
Beberapa persyaratan bahan kemas untuk produk pertanian segar, yaitu:
1. Dapat melindungi komoditi
Bahan kemasan yang baik harus dapat melindungi komoditi yang dikemas, sehingga
pengemasan dapat memperkecil kerusakan-kerusakan secara fisik
2. Dapat mengatur suhu
Dalam kemasan perlu adanya ventilasi yang cukup agar mudah mengatur suhu didalam
alat kemas, terlebih untuk hasil-hasil yang memerlukan penyimpanan sebentar.
3. Tahan terhadap air
Alat kemas produk segar biasanya sering kontak dengan air, oleh karena itu alat kemas
harus tahan terhadap air dan tidak mudah rusak.
4. Harus sesuai dengan system penanganan dan jenis komoditi
Bila penanganan hasil panen dilakukan dengan mesin, bentuk alat kemasnya harus
sesuai dengan mesin dan komoditi yang akan dikemas.
Pengemasan yang dilakukan di tingkat petani berbeda dengan yang dilakukan di tingkat
pedagang dan industri.
1. Pengemasan di tingkat petani

Fungsi pengemasan yang dilakukan petani hanya sekedar untuk mempermudah


pengangkutan, kegiatan pengemasan sudah dilakukan produk selesai dipanen dan akan
dibawa ketempat pencucian, hasil panen dikemas secara sederhana dengan cara
mengingkatnya menggunakan tali rafia dalam jumlah besar dan diangkut ke tempat
pencucian. Penyusunan diatur supaya tidak terlalu padat atau tidak terlalu longgar,
tumpukan yang terlalu padat akan mempertinggi resiko kerusakan terutama pada hasil panen
yang berada dibagian bawah atau samping, sedangkan apabila penyusunannya longgar akan
membuat hasil panen mudah bergerak kesana kemari mengakibatkan hasil panen menjadi
memar dan menjadi tidak ekonomis.
Dalam menggunakan sistem curah dibuat sekat diantara lapisan, penyekat berguna
untuk melindungi hasil panen dari memar dan menciptakan ruang antar lapisan yang
fungsinya untuk pertukaran udara. Penyekat diatur sesuai dengan hasil yang akan diangkut,
bahan penyekat yang biasa digunakan adalah bambu atau kayu.
Para petani dapat menggunakan kemasan besar sebelum mengangkut hasil panennya ke
pedagang, bahan pengemas yang digunakan sebaiknya dipilih berdasarkan daya
perlindungan terhadap hasil panen, kemudahan mendapatkan dan nilai ekonomisnya seperti
karung goni dan keranjang bambu.
2. Pengemasan di tingkat pedagang
Pengemasan yang dilakukan pedagang selain berfungsi untuk mempermudah
pengangkutan juga untuk melindungi mutu hasil panen dan menarik minat konsumen, semua
fungsi ini terlihat dalam cara, alat serta bahan yang digunakan. Dari petani, biasanya hasil
panen dibawa ke pedagang pengumpul, ditempat pedagang pengumpul terutama yang
bersakala usaha besar (pedagang antar kota atau antar pulau) dilakukan pengemasan ulang
dengan sarana yang lebih baik. Pada pengemasan ulang ini biasanya digunakan kemasan
yang lebih besar ukurannya untuk memudahkan pengangkutan, kemasan yang digunakan :
karung goni, karung plastik, keranjang bambu dan keranjang plastik.
Dalam pengemasan ukuran besar perlu memperhatikan kebersihan kemasan, oleh
sebab itu sebelum kemasan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dicuci
kemudian dikeringkan. Pengemasan ukuran besar tidak boleh melebihi 25 kg, apabila lebih
besar akan menyebabkan penurunan mutu terutama dibagian bawah dan ini banyak terjadi
pada pengemasan sayuran buah.
Setibanya dipedagang grosir, hasil panen diambil oleh pedagang pengecer sehingga
pedagang grosir tidak melakukan perubahan pengemasan. Pedagang pengecer biasanya
mengemas dengan sarana dan cara yang sederhana, seperti mengemas dengan ikatan kecil
atau dimasukkan kedalam kantong plastik, kemasan yang lebih menarik dilakukan oleh
pedagang pengecer di supermarket atau swalayan. Pengikat kemasan umumnya memaki
selotif bertuliskan nama supermarket atau swalayan tersebut atau menggunakan plastic seal
saja atau gabungan antara styrofoam dan plastik seal.
Dalam satu kemasan tidak boleh lebih dari satu jenis mutu atau ukuran, apabila
beberapa mutu dalam satu kemasan akan merugikan baik dari segi harga maupun
kepercayaan pelanggan/pembeli. Selain itu, pedagang melakukan teknik pengemasan MAC
(Modified Atmosphere Container) dengan cara hasil panen yang akan dimasukkan dalam
MAC harus lolos sortasi, tidak lecet, lebam atau busuk dan sudah dikelaskan dalam mutu
masing-masing, setelah itu dimasukkan ke dalam pendinginan sementara untuk
menyesuaikan dengan suhu kontainer. Sebelum dimasukkan dalam kontainer hasil panen
dikemas/dipak terlebih dahulu, ada dua macam kemasan yang dapat digunakan untuk MAC
yaitu jaring dan boks. Kemasan jaring lebih bagus karena memungkinkan sirkulasi udara
dari segala arah kemasan, apabila menggunakan kemasan boks dindingnya harus dilubangi
sesuai arah sirkulasi gas yang diinginkan yaitu keatas (top air flow), kearah samping
belakang (bottom flow). Sedangkan berat kemasan sangat beragam sesuai dengan
komoditasnya.
Hasil panen yang telah dikemas dimasukkan dalam container secara tersusun
(ditata), penataannya disesuaikan dengan kapasitas kontainer jangan melewati garis
batas/garis merah (red line). Pengisian yang melewati garis batas/garis merah akan
mengganggu sirkulasi udara sehingga menyebabkan kerusakan komoditas yang diangkut
dan penataan kemasan disesuaikan dengan sistem sirkulasi yang digunakan (top air atau
bottom air). Setelah kemasan hasil panen ditata rapi dibiarkan sekitar 10 menit kemudian
kontainer ditutup dan diinjeksikan gas N2 dan CO2 kedalam kontainer hingga komposisi gas
sesuai dengan komoditas yang ada di dalamnya.
3. Pengemasan di tingkat industri.
Pengemasan ditingkat industri merupakan pengemasan hasil awetan yang memerlukan
wadah yang memadai sehingga dapat menghambat proses kerusakan makanan akibat
mikroba. Ada empat macam bahan yang dapat dan sering digunakan sebagai wadah hasil
panen awetan atau olahan yaitu botol dan plastik sedangkan kemasan yang berfungsi untuk
pembungkus dapat digunakan kayu dan karton.
a) Botol (gelas)
Sifat kimia dari botol (gelas) adalah inert (tidak bereaksi) tetapi tutupnya yang terbuat
dari logam dapat menimbulkan korosi (karat). Dari campuran oksida yang terkandung
dalam gelas, bagian terbesar adalah silikondioksida (SiO2).
b) Plastik
Keuntungan penggunaan plastik adalah harganya relative murah dan cara pengisiannya
lebih mudah dibandingkan dengan kemasan lain, sedangkan kelemahannya adalah tidak
tahan terhadap temperatur tinggi. Bentuk kemasan dari pastik dapat berupa kantong
plastic dengan ukuran dari kecil sampai sedang seperti karung plastik yang terbuat dari
anyaman plastik untuk mengemas biji-bijian dan tepung atau kemasan plastik kaku yang
harganya lebih murah dibandingkan dengan botol, sedangkan kelemahannya adalah
tidak tahan terhadap panas atau suhu yang terlalu rendah.
c) Kayu
Bahan pengemas berupa kayu biasanya diberi pengencang yang terdiri dari kawat, paku,
sekrup atau pita baja sehingga lebih terlindung. Kayu berguna untuk mengemas benda-
benda yang berbobot besar dan mudah rusak, kekakuan dan kekuatan menumpuk dari
kayu memberi perlindungan pada barang tersebut saat pengangkutan dan penyimpanan.
Beberapa keuntungan menggunakan kayu sebagai bahan pengemas yaitu :
▪ Waktu menyusun cepat
▪ Mudah didapat
▪ Murah harganya
Beberapa kerugian menggunakan kayu sebagai bahan pengemas yaitu :
▪ Memiliki volume yang besar sehingga bermasalah dalam pengangkutan atau
penyimpanan
▪ Tidak dapat dihasilkan kemasan yang kedap air.
Beberapa bentuk kemasan yang dapat dibuat dari kayu adalah peti berpaku, peti
berikat kawat, krat, keranjang dan barel/drum. Ukuran kayu tergantung pada jenis dan
ketebalan yang digunakan, sedangkan faktor penting dalam menentukan kekuatan
kemasan kayu tergantung dari ukuran, cara pemasangan dan jarak antar paku.
▪ Peti berpaku
Peti berpaku mempunyai ragam desain yang disesuaikan dengan berat komoditas yang
akan dikemas, ada yang mampu memuat sekitar 30 kg, 100 kg atau 300 kg.
▪ Peti dengan pengikat
Peti berikat kawat adalah peti berpaku yang terbuat dari kayu tipis dan dililit pita baja
disekelilingnya, peti ini lebih kuat dibandingkan dengan peti yang hanya dipaku tetapi
kurang baik dipakai untuk produk olahan yang berbobot diatas 200 kg.
▪ Krat
Krat adalah kemasan kau yang dibuat dengan memasang kayu secara horizontal,
vertikal dan diagonal, bagian bawahnya dibuat sedemikian rupa sehingga dengan
mudah dapat diangkut oleh mesin pengangkut (forklift).
▪ Bentuk Keranjang
Kemasan kayu bentuk keranjang ada dua bentuk yaitu bagian atas dan bawah sama
dan bagian bawa mengecil (hamper).
▪ Bentuk barel/drum
Kemasan bentuk drum bagian tengahnya menggembung karena disekelilingnya dibuat
dari papan yang melengkung, kemasan ini mudah digelindingkan karena bagian
tengahnya lebih besar dari bagian ujungnya. Kemasan drum ada dua tipe yaitu yang
rapat dan yang renggang, bentuk rapat sangat cocok untuk mengemas produk yang
mengandung cairan, sedang kan bentuk renggang sesuai untuk mengemas sayuran,
buah atau umbi segar (tomat, mentimun).
▪ Karton Lipat
Karton lipat terbuat dari folding box yang bersifat mudah dilipat, mudah diisi, mudah
ditutup, mempunyai permukaan yang halus, baik untuk dicetak dan penampakannya
cerah. Sifat-sifat ini memungkinkan penggunaan yang sangat luas dalam kemasan
industri. Bentuk kemasan yang dihasilkan karton lipat adalah kemasan semi kaku yang
bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk produk yang dikemasnya, akan tetapi
kemasan dapat penyok bila mendapat tekanan berlebihan selain itu karton lipat hanya
dapat diisi produk bebobot kurang dari 2 kg, sedangkan tipe kemasan dapat dipilih
sesuai dengan kondisi produk dan desain yang akan digunakan
▪ Aluminium Foil
Bahan kemasan ini kedap aiar dan udara sehingga cocok untuk produk olahan kering,
bentuk kemasan yang sering digunakan adalah kantong berlapis plastik atau film.
Beberapa kemasan diberi komponen-komponen pelengkap untuk meningkatkan fungsi
dan daya tarik seperti pita perekat, pita sensitif tekanan, label dan bantalan pelindung.
▪ Pita perekat
Penggunaan pita perekat adalah untuk menutup kotak yang terbuat dari karton dan
dipasang pada sudut-sudut kotak sehingga kekuatanya meningkat, sifa pita perekat
adalah mudah melekat, dicetak dan dihiasi sehinga meningkatkan daya tarik produk.
▪ Pita sensitif tekanan
Jenisnya ada 2 tipe yaitu tipe permanen dan sementara, tipe permanen digunakan lebih
dari seklai sedangkan tipe sementara digunakan sekali saja karena pita akan rusak atau
sobek bila ditarik atau dipindahkan. Pita ini mempunyai kemampuan menahan
kekuatan dan mudah dilekatkan pada suhu kamar (37ºC - 38ºC), penggunaanya sangat
luas yaitu dapat terlindungi selama dalam perjalanan karena pita ini memperkuat
bagian pinggir kotak, pita ini juga dapat dicetak untuk meningkatkan daya tarik produk
yang dikemas.
▪ Label
Bagian terpenting dari komponen pelengkap kemasan adalah label yang berfungsi
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi (mengenal) produk dan produsen,
menghitung jumlah produk dan sebagai alat promosi dalam penjualan. Ukuran, bahan
dan proses perekatan dapat dipilih sesuai dengan produk dan tujuan pemasaran. Ada
label yang membungkus keseluruhan permukaan (biasanya digunakan pada kemasan
kaleng) dan ada kemasan yang hanya Sebagian menutupi permukaan (biasa terdapat
pada kemasan botol/gelas). Contoh bahan label adalah kertas foil, logam dan plastik.
▪ Bantalan pelindung
Bantalan pelindung berfungsi untuk melindungi produk terutama yang mudah pecah
dan melindungi dari getaran dan guncangan selama dalam perjalanan. Jenis bahan
yang digunakan untuk bantalan pelindung adalah foam karet, kertas krft, papan, kertas
bergelombang, potongan-potongan kertas, kertas tissue dan busa plastik.
Dalam memilih bantalan pelindung perlu diperhtaikan kerapuhan produk yang
dikemas, resiko yang mungkin timbul selama transportasi, sifat bahan pelindung dan
pengaruh bahan pelindung terhadap produk yang akan dikemas.

E. FUNGSI PENGEMASAN
Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang
atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam
pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Menjelang abad
pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi
pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang
terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu,
kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan.
Fungsi lain dari kemasan antara lain :
1) Fungsi Protektif Kemasan
Fungsi ini berkaitan sebagai pelindung atau keamanan produk dari hal-hal yang
sekiranya dapat merusak produk tersebut. Mulai dari cuaca iklim, debu, bakteri, dan
masih banyak lainnya. Dari adanya wadah produk ini diharapkan dapat meminimalisir
adanya kerusakan dan risiko cacat pada produknya, yang mana mampu merugikan baik
pada pihak pembeli maupun penjual.
2) Fungsi Promosional Kemasan
Menurut Kotler (1999), kemasan dari suatu produk memenuhi empat fungsinya, salah
satunya sebagai alat pemasaran.
a. Self Service: kemasan produk dapat berfungsi untuk menegaskan ciri khas dari
suatu produk yang hendak dijual. Maka dari itu, setiap produk pasti akan
memiliki bentuk kemasan yang berbeda.
b. Consumer Affluence: konsumen dinilai bersedia membayar lebih mahal lagi
untuk adanya kemudahan, penampilan, dan prestise dari kemasan suatu produk.
c. Company and Brand Image: kemasan merupakan suatu brand image perusahaan
alias identitas perusahaan supaya dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
d. Innovation Opportunity: kemasan produk yang inovatif terbukti mampu
memberikan manfaat kepada konsumen sekaligus menguntungkan perusahaan.
3) Fungsi Umum Kemasan
a. Sebagai pelindung produk dari faktor kerusakan, baik itu disebabkan oleh faktor
biologi, kimia, maupun fisika.
b. Memudahkan dalam pengiriman dan pendistribusian.
c. Memudahkan penyimpanan produk.
d. Memudahkan penghitungan, terutama ketika tengah melewati tahap pengemasan
jumlah.
e. Sarana informasi sekaligus promosi dari produk yang dijual
F. KLASIFIKASI KEMASAN
1) Berdasarkan Struktur Isi ;
a. Kemasan Primer
Yakni dengan bahan kemasnya langsung mewadahi produknya, biasanya bahan
pangan berupa kaleng susu, botol minuman, dan lain-lain.
b. Kemasan Sekunder
Yakni yang digunakan untuk melindungi kemasan primer supaya tidak terjadi
kerusakan pada produknya. Contoh: karton, kardus, tali, plastik, dan lain-lain.
c. Kemasan Tersier
Yakni yang digunakan untuk melindungi kemasan sekunder, terutama ketika
melakukan pengiriman produk ke jarak jauh. Contoh: kayu, cardboard, dan lain-lain.
2) Berdasarkan Frekuensi Pemakaian
a. Kemasan Sekali Pakai (Disposable)
Yakni jenis yang langsung dibuang setelah dibuka demi menggunakan produknya.
Misalnya bungkus plastik, bungkus daun, dan lain-lain.

b. Kemasan yang Dapat Digunakan Lagi (Multi Trip)


Yakni yang biasanya tidak dibuang langsung oleh konsumen, tetapi akan digunakan
kembali. Bahkan biasanya, perusahaan akan memberikan produk dalam bentuk refill
untuk mendukung penggunaan ulang tersebut. Contoh: botol minuman, botol kecap,
botol pembersih lantai, dan lainnya.
c. Kemasan yang Tidak Dapat Dibuang (Semi Disposable)
Yakni jenis yang biasanya akan digunakan lagi untuk kepentingan lainnya.
Dalam wadah ini, perusahaan jarang memberikan produk refill untuk produk yang
sama. Misalnya kaleng biskuit yang dapat digunakan kembali sebagai tempat
rengginang.
3) Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai
a. Kemasan Siap Pakai
Yakni jenis yang memiliki bahan kemas untuk siap diisi dengan bentuk yang telah
sempurna, terutama setelah keluar dari pabrik. Contoh: botol dan kaleng.
b. Kemasan Siap Dirakit
Yakni yang masih memerlukan proses perakitan sebelum diisi dengan produk.
Contoh: kaleng yang masih dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel.
G. ARTI LABEL PADA KEMASAN DAN FUNGSI WARNA KEMASAN
1) Apa Itu Label Kemasan
Sebelumnya, telah disebutkan adanya label yang biasanya tercantum bersama merk dagang
pada kemasan. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), label dalam kemasan dapat memiliki
variasi, mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik keterangan gizi.
Pada tingkatan terakhir, label dapat mengidentifikasikan produk atau merk dagang.
Tidak hanya itu saja, label juga dapat menjelaskan mengenal hal-hal yang berkaitan dengan
produk, mengenai siapa yang membuatnya, dimana lokasi pembuatannya, kapan waktu
pembuatannya, bagaimana bentuk isi produknya, bagaimana produk tersebut digunakan,
hingga keterangan waktu kadaluarsanya
2) Fungsi Warna Dalam Kemasan
Apakah Grameds menyadari bahwa warna dalam kemasan produk itu beragam? Yap, warna
menjadi aspek penting dalam desain kemasan dan bahkan mampu memberikan dampak
psikologis bagi konsumen. Konsumen dinilai lebih mengidentifikasi warna pada kemasan
terlebih dahulu, baru setelah itu melihat tulisan yang memuat informasi produk. Penggunaan
warna yang tepat disinyalir dapat menarik perhatian dan memungkinkan membuat
perbedaan dari kompetitor terutama ketika diletakkan di sebuah rak ritel. Dalam konsep
asosiasi warna yang diterapkan pada wadah produk, setiap warna ternyata mampu
menggambarkan sekaligus mengkomunikasikan informasi kepada konsumen.

Berikut beberapa asosiasi warna yang dapat diterapkan pada wadah produk.
1. Warna merah sangat sering diterapkan dalam wadah produk sebab sangat menarik
perhatian konsumen. Warna ini melambangkan intensitas rasa (panggang, pedas, panas)
atau kekayaan rasa buah misalnya strawberry, apel, dan ceri.
2. Warna oranye, dapat mengkomunikasikan merk yang kuat dan energi untuk informasi
akan rasa segar, pedas, atau buah-buahan.
3. Warna kuning dalam wadah produk sangat menstimulasi mata sehingga sangat menarik
perhatian. Dalam produk makanan, warna kuning ini sering digunakan untuk
mengkomunikasikan adanya rasa jeruk atau adanya kandungan mentega.
4. Warna hijau dalam wadah produk biasanya untuk melambangkan rasa mint, asam, apel,
dan jeruk nipis. Namun, warna hijau juga dapat menandakan bahwa produk tersebut
bermanfaat bagi kesehatan.
5. Warna ungu biasanya digunakan untuk wadah produk dan mengkomunikasikan rasa
buah beri, misalnya anggur dan blueberry.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, U. 2013. Teknologi Penanganan Pascapanen Buahan dan Sayuran. Graha Ilmu.
Yokyakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur. 2017. Produksi Buah- Buahan
Menurut Jenisnya (Ton), Tahun 2011-2015.
https://kaltim.bps.go.id/statictable/2015/03/10/38/produksi-buah- buahan-menurut-
jenisnya-ton-tahun2011-2015-html. Diakses Maret 2018.
Erika Pardede. 2009. Buah dan Sayur Olahan Secara Minimalis. ISSN 0853 0203 VISI. 17 (3)
hal 245 - 254
Faizah, Nur. 2021. Pengelolaan Prapanen, Panen, dan Pasca panen Tanaman Horenso
(Spinacia Oleraceae Linnaeaus) di Chouoh Engei Co.,L.td, Hokkaido Jepang.
[Skripsi]. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Herdiani, Elvina. 2015. Pascapanen Sayuran. http://www.bbpp- lembang.info. Diakses pada
tanggal 2 Juli 2018.
https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/jenis-jenis-penanganan-
pasca-panen-sayur-sayuran-dan-buah-buahan/291
https://id.wikipedia.org/wiki/Pascapanen ( 26 Desember 2022)
Lampiran 2. Media Pembelajaran

Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran

1. Alat dan media pembelajaran : Proyektor, White board ,spidol, Laptop dan
Handphone

Alat dan bahan praktek:


 Alat Pelindung Diri (APD) dan Kotak P3K
 Gunting, Pisau dan Selotif
 Hasil panen tanaman sayuran dan buah-buahan.
 Plastik dan Stirofoam
2. Sumber Belajar :
1. https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/jenis-jenis-
penangananpasca-panen-sayur-sayuran-dan-buah-buahan/291
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Pascapanen ( 26 Desember 2022)
3. Buku pegangan Guru dan buku siswa
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Mata Pelajaran : PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
Jurusan : MIPA
Kelas / semester : XI (Sebelas) / 4 (Empat)
Materi : Penanganan Pasca Panen
Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan pembelajaran:
Pengetahuan :
1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusi dan menggali informasi
dari berbagai sumber, peserta didik dapat membandingkan pengaruh penanganan hasil
panen (Aging/Curing, Degreening, Precooling, Waxing, Sortasi / Grading, dsb) terhadap
kualitas produk tanaman sayuran
2. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskus i dan menggali inform a s i
da ri berbagai sumbe r peserta didik memilih teknik penanganan pasca panen pada
tanaman sayuran
3. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, berdiskusi dan menggali informasi dari
berbagai sumber peserta didik dapat menguraikan cara pengemasan produk tanaman sayuran
Keterampilan :
4. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat menyiapkan alat dan bahan pengemasan
produk tanaman sayuran
5. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat menerapkan perlakuan pasca panen
(Aging/Curing, Degreening, Precooling, Waxing, Sortasi / Grading) pada hasil panen
tanaman sayuran
6. Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat melaksanakan pengemasan pada hasil panen
tanaman sayuran sesuai dengan SOP.
Petunjuk diskusi
Lakukan pengamatan terhadap Teknik pengemasan yang ada pada bahan ajar dan tayangan
vidio lalu diskusikan hal hal berikut:

1. Uraikan tentang definisi dan Teknik penanganan pasca panen

2. Buatlah perbandingan antara komoditi yang menggunakan kemasan dan tanpa menggunakn
kemasan. Apabila dijual dipasar.Uraikan alat yang dibutuhkan dalam pengemasan sebuah
komoditi pertanian berdasarkan jenis komoditinya

3. Uraikan bahan-bahan kemasan yang digunakan untuk produk sayuran, produk buahan,
apakah ada bedanya? Berikan alasannya.!
Lampiran 4. Instrumen Penilaian

1) Penilaian Pengetahuan
A. Soal Pre Test / Post Test
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Kompetensi Keahlian : MIPA
Kelas /Semester : XI (Sebelas) / 4 (Empat)
Materi Pokok : Penanganan Pasca Panen Tanaman Sayuran

Petunjuk kerja
Berilah tanda silang pada salah satu obsen pada jawaban yang menurut anda tepat !
1. Seorang petani sayuran telah selesai memanen tanaman sayurannya, dengan melakukan
Tindakan mulai dari pemetikan hasil, pembersihan lahan, pengangkutan hasil, penyimpanan
hingga pengemasan. Tujuan utama dari apa yang dilakukan oleh petani tersebut adalah….
a. Meminimalisir hasil yang kurang
b. Menghasilkan panen sesuai standar nasional yang berlaku
c. Mengakhiri sebuah proses penanaman
d. Memulai kegiatan pasca panen
e. Mengarah pada pencapaian hasil bumi

2. Penentuan mutu hasil panen yang didasarkan pada kebersihan produk, aspek kesehatan,
ukuran, bobot, warna, bentuk kematangan, kesegaran,disebut dengan
a. Grading
b. Sortir
c. Pengolahan
d. Pengemasan
e. standarisasi

3. Proses pendinginan hasil panen bertujuan untuk menghambat laju respirasi produk dengan
menurunkan suhu produk tersebut agar tidak mudah rusak. Suhu penyimpanan yang
dianjurkan untuk bahan hasil pertanian misalnya brokoli adalah.…
a. 4,5° C
b. 5° C
c. 10° C
d. 12,2° C
e. 15° C
4. Sebulan sebelum matang, buah diikat dengan tali plastic (agar tangkai buah yang terlepas
dari batang/ ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah dapat diambil dalam
keadaan utuh. Buah yang baru dipetik jangan dijatuhkan langsung ketanah tetapi diturunkan
dalam keranjang dengan cara dikerik pelan-pelan, berdasarkan ukuran besar kecilnya buah,
dan dibedakan berdasarkan letak batang tempat buah tersebut tumbuh. Buah-buah yang
sudah masak dipisah dan segera dipasarkan. Teknik panen yang sesuai dengan tanaman
buah dibawah ini adalah ….
a. Anggur
b. Pisang
c. Apel
d. Salak
e. Durian

5. Jenis plastik yang lentur, tidak mudah sobek, tahan terhadap asam, memiliki permeabilitas
bahan yang tinggi terhadap uap air, asam dan basa biasanya digunakan untuk mengemas
sayur mayur adalah….
a. Polyetilene (pE)
b. Polypropilene (PP)
c. Polyamida (PA)
d. Polysteryne (Ps)
e. Polyvinyl clorida (pVdC)
B. SOAL PENGETAHUAN

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan


Kompetensi Keahlian : MIPA
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 4 (Empat)
Materi Pokok : Penanganan Pasca Panen Tanaman Sayuran

Indikator
Kompetensi Bentuk No
Pencapaian Materi Indikator Soal Butir Soal
Dasar Soal Soal
Kompetensi
3.13 3.13.1 Defenisi Peserta didik dapat Pilihan 1 Seorang petani sayuran telah selesai memanen tanaman
Membandingkan
Menganalisis pasca panen memperjelas defenisi Ganda sayurannya, dengan melakukan Tindakan mulai dari pemetikan
pengaruh
penanganan pasca panen hasil, pembersihan lahan, pengangkutan hasil, penyimpanan
penanganan hasil
pasca panen hingga pengemasan. Tujuan utama dari apa yang dilakukan oleh
panen
petani tersebut adalah….
(Aging/Curing,
a. Meminimalisir hasil yang kurang
Degreening,
b. Menghasilkan panen sesuai standar nasional yang berlaku
Precooling,
c. Mengakhiri sebuah proses penanaman
Waxing, Sortasi /
d. Memulai kegiatan pasca panen
Grading, dsb)
e. Mengarah pada pencapaian hasil bumi
terhadap kualitas
produk tanaman KUNCI JAWABAN : B
sayuran (C4)
Syarat mutu Peserta didik dapat Pilihan 2 Penentuan mutu hasil panen yang didasarkan pada kebersihan
yang baik menguraikan Ganda produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk
pada hasil persyaratan mutu hasil kematangan, kesegaran,disebut dengan …
pasca panen yang baik pada hasil a. Grading
pasca panen b. Sortir
c. Pengolahan
d. Pengemasan
e. standarisasi

KUNCI JAWABAN : A
3.13.2 Teknik Peserta didik dapat Pilihan 3 Proses pendinginan hasil panen bertujuan untuk menghambat
Memilih teknik Penanganan memilih Teknik ganda laju respirasi produk dengan menurunkan suhu produk tersebut
penanganan pasca pasca panen penanganan pasca agar tidak mudah rusak. Suhu penyimpanan yang dianjurkan
panen pada panen untuk bahan hasil pertanian misalnya brokoli adalah.…
tanaman sayuran . a. 4,5° C
(C4) b. 5° C
c. 10° C
d. 12,2° C
e. 15° C

KUNCI JAWABAN : A
Pilihan 4 Sebulan sebelum matang, buah diikat dengan tali plastic agar
ganda tangkai buah yang terlepas dari batang/ ranting pohon tetap
menggantung pada tali sehingga buah dapat diambil dalam
keadaan utuh. Buah yang baru dipetik jangan dijatuhkan
langsung ketanah tetapi diturunkan dalam keranjang
berdasarkan ukuran besar kecilnya buah, dan dibedakan
berdasarkan letak batang tempat buah tersebut tumbuh. Buah-
buah yang sudah masak dipisah dan segera dipasarkan. Teknik
panen yang sesuai dengan tanaman buah dibawah ini adalah ….
a. Anggur
b. Pisang
c. Apel
d. Salak
e. Durian
KUNCI JAWABAN : E
3.13.3 Menguraikan Alat dan Peserta didik dapat Pilihan 5 Jenis plastik yang lentur, tidak mudah sobek, tahan terhadap
cara bahan memperjelas alat dan Ganda asam, memiliki permeabilitas bahan yang tinggi terhadap uap
pengemasan penanganan bahan penyiapan air, asam dan basa biasanya digunakan untuk mengemas sayur
produk pasca panen penanganan pasca mayur adalah….
tanaman panen . a. Polyetilene (PE)
sayuran (C4) b. Polypropilene (PP)
c. Polyamida (PA)
d. Polysteryne (Ps)
e. Polyvinyl clorida (pVdC)

KUNCI JAWABAN : E
Keterangan :
1. Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta
metrik ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC: etena)
2. Kantong Plastik PP (Polypropylene) adalah jenis kantong plastik bening transparan yang biasa digunakan untuk memperjelas dan memperindah tampilan suatu
produk. Kantong Plastik PP yang baik mempunyai ciri ciri : Bening dan Transparan. Tidak Elastis.
3. Polyamide (poliamida) adalah senyawa polimer yang antar monomernya dihubungkan oleh ikatan amida. Polimer ini dapat terbentuk secara alami maupun
sintetis.
4. Polimer sintetis yang terbuat dari monomer stirena. PS dibuat oleh polimerisasi styrene yang merupakan jenis bahan blok bangunan yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai produk plastik. (Ps)
5. Polyvinyl clorida (pVdC ) salah satu bahan plastik yang banyak digunakan karena kemampuan kerjanya yang serbaguna, tahan terhadap bahan kimia, tahan air,
dan ringan.

Pedoman Penskoran :

Skor = B x 100
N

B = benar jawabannya
N = adalah banyaknya butir nilai
2) Penilaian Keterampilan
1. Lembar Observasi
NAMA Proses dan
N Persiapan Sikap Kerja Waktu Kerja Total
PESERTA Hasil Kerja Nilai
O Skor
DIDIK 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7 Dst….

2. Rubrik Penilaian Keterampilan

No Komponen Penilaian Indikator Skor


Persiapa Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur
4 4
n
Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 3
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 2
Alat dan bahan tidak tersedia 1
Proses dan Hasil Kerja Informasi yang diisi lengkap 4
Kelengkapan informasi dan Informasi yang diisi cukup lengkap
ketepatan informasi
Informasi yang diisi kurang lengkap 2
Informasi yang diisi tidak lengkap 1
Sikap kerja Bekerja dengan terampil 4
Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan cukup terampil 3
Bekerja dengan kurang terampil 2
Bekerja dengan tidak terampil 1
Waktu Kerja Selesai sebelum waktu berakhir 4
Penyelesaian pekerjaan Selesai tepat waktu 3
Selesai setelah waktu berakhir 2
Tidak selesai setelah waktu berakhir 1

Skor maksimal = 16

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Skor Maksimal
3). Penilaian Sikap
1. Lembar Obsevasi

Percaya Diri Tanggung Disiplin


NAMA PESERTA Jawab Total
NO K C B S K C B S K C B SB Nilai
DIDIK B B Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 
2
3
4
5
6
7 Dst..

2. Rubrik Penilaian Sikap


NO SIKAP INDIKATOR
1. Percaya Diri 1. Berani bertanya kepada Guru
2. Berani mengemukakan pendapat
3. Berani presentase didepan kelas
4. Berani menjawab pertanyaan
2. Tanggung Jawab 1. Mau mengakui kesalahan dan meminta maaf
2. Menyelesaikan tugas dengan baik
3. Patuh pada aturan dan tata tertib sekolah
4. Melaksanakan tugas tanpa diminta
1. Disiplin 1. Datang tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
3. Patuh pada aturan dan tata tertib sekolah
4. Membawa buku tulis dan buku paket sesuai dengan
jadwal

Skor maksimal = 12

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Skor Maksimal

Keterangan : SB (Sangat Baik) = 4 indikator dilakukan


B ( Baik) = 3 indikator dilakukan
C (Cukup) = 2 indikator dilakukan
D (Kurang) = 1 indikator dilakukan
LEMBAR REFLEKSI
1. Refleksi untuk peserta didik

1. Apa yang telah kalian pahami setelah melakukan pembelajaran pada materi ini?

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran yang telah dilakukan ?
Jika belum materi apa yang belum dikuasai ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………….

3. Manfaat apa yang kalian rasakan setelah mempelajari materi kali ini?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………….
2. Refleksi untuk Guru
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kegiatan yang telah saya lakukan Ya, hal ini terjadi karena indikator yang
sesuai dengan indikator yang saya akan saya pakai disesuaikan dengan KD.
tentukan?
2 Apakah materi yang telah saya sajikan Ya, hal ini terjadi karena materi yang
sesuai dengan tingkat perkembangan saya sajikan sudah saya rancang pada RK
peserta didik? (rencana kegiatan).
3 Apakah media pembelajaran sesuai dengan Ya, media pembelajaran disesuaikan
indikator yang telah ditentukan? dengan indikator. Hal ini terjadi karena
media tersebut merupakan sarana saya
untuk meningkatkan pemahamanan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
4 Bagaimana reaksi peserta didik terhadap Peserta didik sudah mulai tertarik. Hal ini
metode pembelajaran yang saya gunakan? terjadi karena metode yang saya berikan
sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
5 Apakah alat penilai yang saya gunakan Ya, penilaian disesuaikan dengan tingkat
sesuai dengan tingkat perkembangan perkembangan peserta didik. Hal ini
peserta didik? terjadi karena alat penilaian peserta didik
digunakan dalam pembelajaran dan
disesuaikan dengan kemampuan peserta
didik.
Lampiran 5. PPT BAHAN AJAR

Anda mungkin juga menyukai