Anda di halaman 1dari 16

Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan

p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294


Vol.3 Nomor 2 November 2020

EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


(PBB-P2) DI DESA TIBONA KECAMATAN BULUKUMPA
KABUPATEN BULUKUMBA
Muh Yasin Noor
Politeknik Informatika Nasional
Email:yasinreds13@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to study the level of land and building tax (PBB) receipts in Tibona
village, Bulukumpa Subdistrict, Bulukumba District, anything that affects the level of acceptance of
land and building tax revenue. The type of research used descriptive qualitative where the researcher
describes the results of observations and analyzes the data obtained in the field. This Final Project is
the result of research conducted from March 6, 2019 to May 6, 2019. After analyzing and discussing
the problems, the researcher concluded that the level of effectiveness of land and building tax receipts
in Tibona Village, Bulukumpa Subdistrict, Bulukumba District, in terms of compliance levels increased
even though it was still quite effective, because there were still many taxpayers who had not paid
attention to their obligations and lack of knowledge and understanding in paying taxes, and late
billing, in this case, the Bontolanran village government in collecting taxes and lack of human
resources (HR).
Keywords: Effectiveness, Tax Revenue, Obstacles, Land and Building Tax

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan
bangunan (PBB) di desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba dan Apa saja yang
mempengaruhi hambatan tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dimana peneliti menggambarkan hasil
observasi dan menganalisis data yang diperoeh dilapangan. Tugas Akhir ini merupakan hasil
penelitian yang dilakukan mulai dari tanggal 6 Maret sampai tanggal 6 Mei 2020. Setelah
melakukan analisis dan pembahasan di kantor Desa Tibona maka peneliti berkesimpulan bahwa
tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan di Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba, dalam hal ini masyarakat di desa Tibona mengenai tingkat kepatuhan
membayar pajak bumi dan bangunan periode 2017-2019 meningkat meskipun masih dalam
kategori cukup efektif, dikarenakan masih banyak wajib pajak yang belum memperhatikan
kewajibannya serta kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam mebayar pajak, serta
keterlambatan penagihan dalam hal ini pemerintah Desa Tibona dalam menagihan pajak dan
kurangnya sumber daya manusia (SDM).
Kata Kunci: Efektivitas, Penerimaan Pajak, Hambatan, Pajak Bumi dan Bangunan.

135
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

1. PENDAHULUAN pendapatan daerah. Strategisnya Pajak


Di Indonesia pajak merupakan Bumi dan Bangunan tersebut tidak lain
salah satu sumber penerimaan negara karena objeknya meliputi seluruh bumi
yang sangat penting dalam peningkatan dan bangunan yang berada dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan wilayah Negara Kesatuan Republik
kewenangan pemungutannya, di Indonesia (NKRI)
Indonesia pajak dapat di bagi menjadi Pembangunan Daerah merupakan
paj pusat dan pajak daerah. Pajak pusat suatu keniscayaan yang harus terjadi di
merupakan pajak yang pemungutan dan setiap daerah sebagai indikaror dalam
pengelolaanya di lakukan oleh pencapain pembangunan Nasional, selain
pemerintah pusat. Sedangkan pajak itu aspek lain yang nunjang dalam
daerah merupakan pajak yang di kelola keberhasilan pencapaian tujuan
oleh pemerintah daerah baik provinsi pembangunan Nasional adalah
maupun kabupaten atau kota yang Kesediaan sumber daya manusia, sumber
berguna untuk menunjang penerimaan daya alam, dan yang lebih penting
pendapatan asli daerah. Salah satu jenis adalah ketersediaan dana
pajak daerah adalah pajak Bumi dan pembangunan baik yang diperoleh dari
Bangunan, yang merupakan pajak atas sumber-sumber pajak maupun non
tanah dan bangunan, baik yang dimiliki, pajak. Pajak merupakan salah satu
diperoleh kemanfaatannya maupun sumber pembiayaan pembangunan
dikuasai. nasional dalam rangka peningkatan
Penghasilan dari sumber pajak kesejahteraan masyarakat. Berkaitan
daerah terbagi menjadi 2 yaitu: Pajak dengan hal tersebut pentingnya
Provinsi yang termasuk di dalam nya pengelolaan pajak tersebut menjadi
pajak kendaraan bermotor, bea balik prioritas bagi pemerintah.
nama kendaraan bermotor, pajak bahan Berdasarkan Undang-undang No.
bakar kendaraan bermotor, pajak air 28 tahun 2009 tentang pajak daerah
permukaan, pajak rokok. Pajak dan retribusi daerah yang baru, bahwa
Kabupaten/Kota yang termasuk di selama ini PBB merupakan pajak pusat,
dalamnya, pajak hotel, pajak restoran, namun hampir seluruh penerimaannya
pajak hiburan, pajak reklame, pajak diserahkan kepada daerah. Pengertian
penerengan jalan, pajak mineral bukun PBB menurut Undang-undang PBB
logam dan batuan, pajak parker, pajak air adalah iuran yang dikenakan terhadap
tanah, pajak saran burung wallet, pajak pemilik, pemegang kekuasaan,
bumi dan bangunan pedesaan dan penyewa dan yang memperoleh
perkotaan, dan bea perolehan hak atas manfaat dari bumi dan atau bangunan.
tanah dan bangunan. Berdasarkan Pengertian bumi disini adalah termasuk
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 permukaan bumi dan tubuh bumi yang
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah. ada dibawahnya. Bangunan adalah
meliputi berbagai sektor perpajakan konstruksi teknik yang ditanam atau
antara lain diperoleh dari Pajak Bumi diletakkan secara tetap pada tanah dan
dan Bangunan (PBB) . Pajak Bumi dan atau perairan dan digunakan sebagai
Bangunan merupakan salah satu faktor tempat tinggal atau tempat berusaha.
pemasukan bagi negara yang cukup Meskipun PBB memiliki nilai rupiah kecil
potensial dan berkontribusi terhadap dibandingkan dengan pajak pusat

136
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

lainnya tetapi memiliki dampak yang khususnya dari Pajak Bumi dan
luas, sebab hasil penerimaan PBB Bangunan.
dikembalikan untuk pembangunan Efektivitas Pemungutan Pajak
daerah yang bersangkutan. Bumi dan Bangunan yang dimaksudkan
Kebijakan pemerintah yang di sini adalah seberapa jauh tercapainya
mengatur Pajak Bumi dan Bangunan target potensi Pajak Bumi dan
(PBB) tercantum dalam Undang-Undang Bangunan yang telah ditetapkan
Nomor 12 Tahun 1994 tentang sebelumnya oleh Kabupaten
perubahan atas Undang-Undang Nomor Bulukumbadengan realisasi penerimaan
12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Pajak Bumi dan Bangunan. Secara
Bangunan. Kebijakan yang ditetapkan sederhana dapat dikatakan, apakah
pemerintah daerah antara lain adalah potensi dan target Pajak Bumi dan
menetapkan target-target yang harus Bangunan yang sudah ditetapkan
dicapai oleh daerah di tingkat bawahnya, Kabupaten Bulukumba sudah terlaksana
sampai dengan tingkat desa/kelurahan. dengan baik atau belum.
Dimana pemungutan di tingkat Pajak Bumi dan Bangunan ini
desa/kelurahan merupakan ujung merupakan potensi yang harus terus
tombak dari kegiatan pemungutan Pajak digali dalam menambah penerimaan
Bumi dan Bangunan (PBB) secara daerah dikarenakan obyek pajak ini
keseluruhan, karena di tingkat adalah bumi dan bangunan yang jelas
desa/kelurahan para petugas pemungut sebagian besar masyarakat memilikinya.
akan berhadapan langsung dengan wajib Hanya saja pemungutan PBB sering kali
pajak. mendapatkan hambatan, baik mulai dari
Hal yang mendasar dan yang sosialisasi kepada masyarakat yang
sangat penting dalam penarikan Pajak kurang, pemahaman masyarakat yang
Bumi dan Bangunan didasarkan pada sempit mengenai pajak sampai pada
fakta, bahwa dalam melaksanakan tugas- metode pemungutannya yang kurang
tugasnya, pemerintah membutuhkan efektif dan efisien dan lain sebagainya.
biaya yang sangat besar dalam rangka Berkaitan dengan penerimaan
mensukseskan pembangunan yang telah pajak bumi dan bangunan yang diperoleh
berjalan. Untuk mendapatkan biaya oleh daerah Kabupate Bulukumba,
tersebut dapat ditempuh dengan sebagaimana banyak terlihat masih
berbagai jalur, antara lain dengan banyak kekurangan-kekurangan yang
penarikan pajak. ada di dalamnya terutama masih
Desa Tibona pada tahun 2018 rendahnya partisipasi masyarakat
terdiri dari 7 dusun dengan luas wilayah dalam pembayaran pajak bumi dan
1.686 Ha dan jumlah penduduk sebanyak bangunan yang menjadi kewajibannya.
4,083 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa Sejalan dengan hal tersebut pemerintah
potensi Pajak Bumi dan Bangunan di sering melakukan suatu teknik
Desa Tibona cukup besar, Dengan Luas pemberian motivasi pada stakeholder
Tanah 3,319,445m 2 dan Luas Bangunan seperti camat, kepala lurah dan kepala
15,203m2 Dengan diketahuinya potensi desa dengan memberikan penghargaan
Pajak Bumi dan Bangunan maka bagi mereka yang berhasil memenuhi
Pemerintah Daerah akan target pencapaian pajak bumi dan
mengoptimalkan penerimaan daerah, bangunan dalam tahun pajak berjalan.

137
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Berdasarkan hal tersebut di atas,


memiliki peran yang cukup besar bagi maka peneliti tertarik untuk meneliti
kelangsungan dan kelancaran tentang pelaksanaan pemungutan Pajak
pembangunan, di Kabupaten Bulukumba Bumi dan Bangunan di Kabupaten
khususnya Desa Tibona, sehingga perlu Bulukumba, Desa Tibona dengan judul
ditangani dan dikelola lebih intensif. penelitian : “Efektivitas Penerimaan
Penanganan dan pengelolaan tersebut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) di
diharapkan mampu menuju tertib Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa
administrasi serta mampu meningkatkan Kabupaten Bulukumba”.
partisipasi masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan Desa Tibona. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Upaya untuk memperlancar 2.1 Evektifitas
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Ravianto (2014:11)
para aparatur/petugas juga Dalam situs Maxmanroe.com
mempengaruhi tercapai atau tidaknya “pengertian efektivitas adalah
target pendapatan Pajak Bumi dan seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,
Bangunan. Dimana untuk memperlancar sejauh mana orang menghasilkan
penarikan dan pemungutan Pajak Bumi keluaran sesuai dengan yang diharapkan.
dan Bangunan (PBB) diperlukan Artinya, apabila suatu pekerjaan dapat
aparatur yang berkualitas, karena para diselesaikan sesuai dengan perencanaan,
petugas adalah para pelaku yang terlibat baik dalam waktu, biaya, maupun
langsung dalam proses pemungutan mutunya, maka dapat dikatakan efektif.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Mengingat betapa pentingnya (KBBI) definisikan;
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai Efektivitas adalah sesuatu yang
salah satu sumber Keuangan Daerah di memiliki pengaruh atau akibat yang
Kabupaten Bulukumba dalam rangka ditimbulkan, manjur, membawa hasil
untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan merupakan keberhasilan dari suatu
pembangunan dan pemerintahan maka, usaha atau tindakan, dalam hal ini
diperlukan adanya penanganan dan efektivitas dapat dilihat dari tercapai
perhatian yang serius dari semua pihak. tidaknya tujuan instruksional khusus
Baik mengenai petugas pemungut, wajib yang telah dicanangkan. Metode
pajak, maupun mengenai proses pembelajaran dikatakan efektif jika
pelaksanaan pemungutan itu sendiri. tujuan instruksional khusus yang
Untuk itu, pemungutan pajak harus dicanangkan lebih banyak tercapai.
berjalan efektif melalui sistem dan 2.2 Pajak Daerah
prosedur pemungutan pajak yang benar. a. Dasar Hukum
Hal tersebut dimaksudkan agar 1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2009
pendapatan daerah dari sektor pajak Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
khususnya Pajak Bumi dan Bangunan Daerah.
(PBB) dapat dimaksimalkan. Sehingga 2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
pembangunan di Kabupaten Bulukumba, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Desa Tibona yang bersangkutan dapat Daerah.
terlaksana dengan baik.
b. Pengertian Pajak Daerah

138
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

Menurut (Rahayu, 2017), kabupaten/kota kewenangan


mengemukakan bahwa: pemungutan ada pada pemerintah
“Pajak daerah adalah kontribusi daerah kabupaten/kota.
wajib kepada daerah yang terutang oleh b) Objek pajak kabupaten/kota lebih
orang pribadi atau badan yang bersifat luas dibandingkan dengan objek
memaksa berdasarkan Undang-Undang, pajak provinsi selain itu objek
dengan tidak mendapatkan imbalan pajak kabupaten/kota masih dapat
secara langsung dan digunakan untuk diperluas berdasarkan peraturan
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya pemerintah daerah selama tidak
kemakmuran rakyat (Undang-Undang No bertentangan dengan ketentuan
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan yang ada. Sedangkan pajak
Retribusi Daerah)”. provinsi apabila ingin diperluas
objeknya harus melalui perubahan
c. Wajib Pajak, Subjek Pajak dan
dalam undang-undang.
Objek Pajak Daerah
1) Wajib Pajak Daerah e. Jenis dan Tarif Pengenaan Pajak
Orang pribadi atau badan yang Daerah
menurut peraturan perundang- Menurut Perda Bulukumba pajak
undangan perpajakan daerah daerah dibagi menjadi 2 bagian sebagai
diwajibkan untuk melakukan berikut:
pembayaran pajak yang terutang, 1) Pajak Provinsi
termasuk pemungut atau pemotong a) Pajak Kendaraan Bermotor 10%
pajak tertentu. b) Bea Balik Nama Kendaraan
2) Subjek Pajak Daerah Bermotor 20%
Subjek pajak daerah orang pribadi c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan
atau badan yang dapat dikenakan paja Bermotor 10%
daerah. d) Pajak Air Permukaan 10%
3) Objek Pajak Daerah e) Pajak Rokok 10%
Objek pajak daerah adalah segala 2) Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari:
sesuatu yang dilakukan oleh orang a) Pajak Hotel 10%
pribadi atau badan yang dapat b) Pajak Restoran 10%
menimbulkan hutang pajak daerah. c) Pajak Hiburan 35%
d) Pajak Reklame 25%
d. Wewenang Pemungutan Pajak
e) Pajak Penerangan Jalan 10%
Daerah
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan
Kewenangan pemungutan pajak
Batuan 25%
atas objek pajak di daerah, dibagi
g) Pajak Parkir 30%
menjadi:
h) Pajak Air Tanah 20%
1) Pajak daerah provinsi dan
i) Pajak Sarang Burung Walet 10%
2) Pajak daerah kabupaten atau kota.
j) Pajak Bumi dan Bangunan
Kewenangan tersebut memiliki
Perdesaan dan Perkotaan 0.3%
perbedaan dalam pungutannya,
k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Perbedaan tersebut sebagai berikut:
Bangunan 5%
a) Pajak provinsi kewenangan
pemungut ada pada pemerintah
daerah provinsi, sedangkan pajak

139
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

4. Fungsi Pajak Menurut Siti Resmi (2013: 7-8)


Menurut Priantara, D.(2016:6-7) terdapat pembagian jenis-jenis pajak
pajak yang dikenakan kepada yang dibagi dalam beberapa kelompok
masyarakat mempunyai dua fungsi, pajak. Cara pengelompokkan pajak
yaitu: dapat didasarkan atas sifat-sifat
a. Fungsi Finansial (Budgeter) tertentu yang terdapat dalam masing-
Fungsi pajak adalah untuk masing pajak atau didasarkan pada ciri-
mengumpulkan dana yang diperlukan ciri tertentu setiap pajak. Menurut
pemerintah untuk membiayai golongannya pajak dapat dibedakan
pengeluaran belanja negara guna menjadi dua, yaitu:
kepentingan dan keperluan seluruh a. Pajak Langsung
masyarakat. Tujuan ini biasanya disebut Pajak yang bebannya harus
“revenue adequacy” yaitu bahwa dipikul sendiri oleh wajib pajak dan
pemungutan pajak tersebut ditujukan tidak dapat dibebankan atau
untuk mengumpulkan penerimaan yang dilimpahkan kepada orang
memadai atau yang cukup untuk lain.Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
membiayai belanja negara.
b. Pajak Tidak Langsung
Dengan demikian, fungsi finansial
Pajak yang pada akhirnya dapat
yaitu pajak merupakan sumber dana bagi
dibebankan atau dapat dilimpahkan
pemerintah (apalagi untuk saat ini, pajak
kepada orang lain atau pada pihak ketiga.
sumber dana bagi pemerintah yang
Pengenannya tidak secara periodik tetapi
paling utama, dikarenakan mulai
dikenakan jika terjadi hal-hal atau
berkurangnya sumber dana lainnya yang
peristiwa yangmenyebabkan dikenakan
dimiliki pemerintah, misalnya: minyak
pajak.Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
dan gas bumi), guna mendapatkan uang
(PPN).
sebanyak-banyaknya untuk pengeluaran
pemerintah dan pembangunan negara. 6. Dasar Hukum
b. Fungsi Mengatur (Regulerend) a. Undang-Undang No.18 Tahun 1997
Fungsi mengatur bertujuan untuk Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
memberikan kepastian hukum. Terutama Daerah.
dalam menyusun undang-undang pajak b. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000
senantiasa perlu diusahakan agar Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
ketentuan yang dirumuskan jangan Daerah.
menimbulkan interpretasi yang berbeda, c. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009
antara Fiskus dan Wajib Pajak. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Perlu diingat, bahwa fungsi pajak Daerah.
itu bukan semata-mata
7. Tarif Pajak
untukmendapatkan uang bagi kas
Menurut Mardiasmo (2016:13-14)
negara. Negara Republik Indonesia
ada empat macam tarif pajak yaitu:
dalammenjalankan fungsi pajak juga
a. Tarif sebanding/ proporsional yaitu
untuk melaksanakan kebijakan di
tarif berupa persentase yang tetap,
bidangekonomi, moneter, sosial, budaya,
terhadap berapapun jumlah yang
dan bidang lainnya.
dikenai pajak sehingga besarnya pajak
5. Jenis Pajak

140
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

yang terutang proporsional terhadap provinsi selain itu objek pajak


besarnya nilai yang dikenai pajak. kabupaten/kota masih dapat
b. Tarif tetap yaitu tarif berupa jumlah diperluas berdasarkan peraturan
yang tetap (sama) terhadap pemerintah daerah selama tidak
berapapun jumlah yang dikenai pajak bertentangan dengan ketentuan yang
sehingga besarnya pajak yang ada. Sedangkan pajak provinsi apabila
terutang tetap. ingin diperluas objeknya harus
c. Tarif progresif yaitu persentase tarif melalui perubahan dalam undang-
yang digunakan semakin besar bila undang.
jumlah yang dikenai pajak semakin
9. Pengertian Pajak Bumi dan
besar.
Bagunan
d. Tarif degresif yaitu persentase tarif
Berdasarkan Undang-Undang No.
yang digunakan semakin kecil bila
Tahun 1994, Pajak Bumi dan Bangunan
jumlah yang dikenai pajak semakin
adalah pajak yang bersifat kebendaan
besar.
dalam arti besarnya pajak terutang
8. Wajib Pajak, Subjek Pajak dan ditentukan oleh keadaan objek yaitu
Objek Pajak Daerah bumi/tanah dan atau bangunan.
a. Wajib Pajak Daerah Mediasmo (2009:311) dalam
Orang pribadi atau badan yang buku (Tuwo, 2016), mendefinisikan
menurut peraturan perundang- Bumi dan Bangunan Sebagai berikut:
undangan perpajakan daerah a. Bumi adalah pemukaan bumi dan
diwajibkan untuk melakukan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
pembayaran pajak yang terutang, Permukaan bumi meliputi tanah dan
termasuk pemungut atau pemotong perairan pedalaman (termasuk rawa-
pajak tertentu. rawa, tambak, perairan) serta laut
b. Subjek Pajak Daerah wilayah Republik Indonesia.
Subjek pajak daerah orang pribadi b. Bangunan adalah kontruksi teknik
atau badan yang dapat dikenakan yang ditanam atau diletakkan secara
pajak daerah. tetap pada tanah atau perairan.
c. Objek Pajak Daerah
Dapat disimpulkan Bumi dan
Objek pajak daerah adalah segala
Bangunan dalam perpajakan atau Pajak
sesuatu yang dilakukan oleh orang
Bumi dan Bangunan (PBB) adalah
pribadi atau badan yang dapat
pungutan pajak yang dikenakan terhadap
menimbulkan hutang pajak daerah.
bumi yang meliputi tanah dan perairan
Kewenangan tersebut memiliki pedalaman (termasuk rawa-rawa,
perbedaan dalam pungutannya, tambak, perairan) serta laut wilayah
Perbedaan tersebut sebagai berikut: Republik Indonesia dan atau bangunan
a. Pajak provinsi kewenangan pemungut teknik yang ditanam atau diletakkan
ada pada pemerintah daerah provinsi, secara tetap pada tanah atau perairan.
sedangkan pajak kabupaten/kota 1) Nilai Jual Objek Pajak
kewenangan pemungutan ada pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah
pemerintah daerah kabupaten/kota. harga rata-rata yang diperoleh dari
b. Objek pajak kabupaten/kota lebih transaksi jual-beli yang terjadi secara
luas dibandingkan dengan objek pajak wajar, dan bilamana tidak terdapat

141
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak 5) Objek Pajak Sektor Pertambangan
ditentukan melalui perbandingan harga Minyak dan Gas Bumi.
dengan objek lain yang sejenis, atau nilai 6) Objek Pajak Sektor Pertambangan
perolehan baru atau Nilai Jual Objek Energi Panas Bumi.
Pajak pengganti. 7) Objek Pajak Sektor Pertambangan
Yang dimaksud adalah: Non Migas selain Pertambangan
a) Perbandingan harga dengan objek Energi Panas Bumi dan Galian C.
lain yang sejenis, adalah suatu 8) Objek Pajak Sektor Pertambangan
pendekatan/metode penentuan nilai Non Migas Galian C.
jual suatu objek pajak dengan cara 9) Objek Pajak Sektor Pertambangan
membandingkannya dengan objek yang dikelola berdasarkan Kontrak
pajak lain yang sejenis, yang Karya atau Kontrak Kerjasama.
letaknya berdekatan dan fungsinya 10) Objek Pajak Usaha bidang perikanan
sama dan telah diketahui harga laut.
jualnya. 11) Objek Pajak Usaha bidang perikanan
b) Nilai perolehan baru, adalah suatu darat.
pendekatan/metode penentuan nilai 12) Objek Pajak yang bersifat khusus.
jual suatu objek pajak dengan cara c. Asas Pemungutan Pajak Bumi dan
menghitung seluruh biaya yang Bagunan
dikeluarkan untuk memperoleh
objek pajak tersebut pada saat Menurut (Mardiasmo 2011:331)
penilaian dilakukan, yang dikurangi asas pemungutan Pajak Bumi dan
dengan penyusutan berdasarkan Bangunan ada empat yaitu:
kondisi fisik objek tersebut. 1) Memberikan kemudahan dan
c) Nilai jual pengganti adalah suatu kesederhanaan.
pendekatan/metode penentuan nilai 2) Adanya kepastian hukum.
jual suatu objek pajak yang 3) Mudah dimengerti dan adi.l
berdasarkan pada hasil produksi 4) Menghindari pajak berganda.
objek pajak tersebut. 10. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Bumi
dan Bangunan
Besarnya NJOP ditentukan
a. Objek Pajak
berdasarkan klasifikasi:
Menurut (Priantara, 2016), dalam
1) Objek Pajak Sektor Perdesaan dan
buku Tuwo V. (2016) yang menjadi objek
Perkotaan.
pajak adalah bumi dan atau bangunan.
2) Objek pajak sektor perkebunan.
Yang dimaksud dengan Bumi adalah
3) Objek Pajak Sektor Kehutanan ata Hak
permukaan bumi dan tubuh bumi yang
Pengusahaan Hutan, Hak
ada dibawahnya. Permukaan bumi
Pengusahaan Hasil Hutan, Izin
meliputi tanah dan perairan perdalaman
Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah
serta laut wilayah Indonesia. Yang
Lainnya selain Hak Pengusahaan
dimaksud dengan Bangunan adalah
Hutan Tanaman Industri.
konstruksi teknik yang ditanam atau
4) Objek Pajak Sektor Kehutanan atas
diletakkan secara tetap pada tanah dan
Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
atau perairan. Termasuk dalam
Industri.
pengertian bangunan adalah: jalan
lingkungan yang terletak dalam suatu

142
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

kompleks bangunan seperti hotel, pabrik Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
dan emplasemennya dan lain-lain yang (PBB) adalah orang pibadi atas badan
merupakan satu kesatuan dengan yang memilki, menguasai, dan/atau
kompleks bangunan tersebut; jalan tol; memperoleh manfaat atas bangunan
kolam renang; pagar mewah; tempat yang terutang setiap tahunnya.
olahraga; galangan kapal, dermaga;
taman mewah; tempat 11. Tarif Dasar Pengenaan, Cara
penampungan/kilang minyak, air dan Menghitung dan Sanksi
gas, pipa minyak; fasilitas lain yang Keterlambatan Pembayaran
memberikan manfaat. Ini berarti, Pajak Bumi dan Bangunan
pengguna atau pengambil dan a. Tarif Pajak
penerimaan manfaat atas perairan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
(sungai, rawa, danau, situ atau laut) yang Sektor Pedesaan dan Perkotaan
merupakan objek pajak ini akan memikul ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas (nol koma tiga persen). Besarnya tarif
objek pajak berupa perairan tersebut. PBB P2 diatur dengan peraturan daerah.
Maka, rumah yang berdiri di atas sungai Artinya Pemerintah Daerah bersama-
yang banyak dijumpai di Sumatera dan sama dengan DPRD dapatmenetapkan
Kalimantan juga merupakan objek PBB. beberapa macam tarif, asal tidak
melampaui 0,3% sebagai tarif tertinggi.
b. Subjek Pajak
Yang menjadi subjek pajak adalah b. Dasar Pengenaan Pajak
orang atau badan yang \-=secara nyata 1) Dasar pengenaan pajak adalah Nilai
mempunyai suatu hak atas bumi, Jual Objek Pajak (NJOP)
dan/atau memperoleh manfaat atas 2) Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
bumi, dan/atau memiliki, menguasai, (NJOP) ditetapkan oeh Pemerintah
memperoleh manfaat atas bangunan. Ini Daerah setempat.
berarti subjek pajak tidak harus orang 3) Pada dasarnya penetapan Nilai Jual
atau badan yang memiliki hak atas bumi Objek Pajak (NJOP) adalah tiga
dan bangunan. Dengan demikian, tanda tahun sekali. Namun demikian untuk
pembayaran/pelunasan pajak bukan daerah tertentu yang karena
merupakan bukti pemilikan hak. Bukti perkembangan pembangunan
kepemilikan hak atas tanah berupa mengakibatkan kenaikan NJOP
sertipikat yang diterbitkan oleh Kantor cukup besar, maka penetapan nilai
Pertahanan. Pertahanan subjek pajak jual ditetapkan setahun sekali.
yang dikenakan kewajiban membayar 4) Sebagai tindak lanjut pelaksanaan
pajak atas objek pajak ini menjadi wajib Undang-Undang Pajak Daerah dan
pajak menurut Undang-Undang Pajak Restribusi Daerah (PDRD),
Bumi dan Bangunan (UU PBB). Dalam hal sebagaian besar pemerintah daerah
atas suatu objek pajak belum jelas menetapkan tarif bervariasi yaitu:
diketahui WP-nya. Direktur Jenderal a) Sebesar 0,1% untuk objek pajak
Pajak dapat menetapkan subjek pajak dengan NJOP kurang dari
sebagai WP. Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
c. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan

143
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

b) Sebesar 0,2% untuk objek pajak 2) NJOP Bangunan 200 m² x Rp350.000,00


dengan NJOP di = Rp 70.000.000,00 (+) Jumlah NJOP Bumi
atasRp1.000.000.000,00 (satu dan Bangunan = Rp
miliar rupiah). 145.000.000,00 NJOPTKP = Rp
10.000.000,00 (-)
Hal ini ditetapkan semata-mata 3) Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak =
agar tidak terjadi perubahan penetapan Rp. 135.000.000,00
PBB yang terlalu drastis dengan yang 4) Tarif pajak efektif yang ditetapkan
telah ditetapkan semasih PBB menjadi dalam Perda 0,1 %
pajak pusat. Selanjutnya Pemerintah 5) PBB terutang : 0,1% x Rp.
Daerah dapat melakukan penyesuaian 135.000.000,00 = Rp 135.000,00
tarif, dengan peraturan daerah, sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan a. Sanksi Keterlambatan Pembayaran
perekonomianmasyarakat. Misalnya Pajak Bumi dan Bangunan Sesuai UU
untuk kebutuhan peningkatan produksi Nomor 12 Tahun 1994 tentang PBB,
pertanian sehingga tanah yang mengatur
dipergunakan sebagai lahan pertanian wajib pajak yang lalai membayar
ditetapkan tarif yang paling rendah, PBB melewati tanggal jatuh tempo, dapat
untuk lahan yang dipergunakan sebagai dikenai sanksi denda yang besarnya dua
rumah tempat tinggal ditetapkan tarif persen per bulan. Pajak terutang yang
menengah, sedangkan untuk tanah-tanah tidak dibayar pada tanggal jatuh tempo,
yang dipergunakan untuk komersial dikenakan sanksi sebagai berikut:
lainnya seperti perdagangan, 1) Denda administrasi 2% sebulan dari
perkantoran, industri ditetapkan tarif jumlah pajak yang terutang yang
paling tinggi dan seterusnya. Sehingga tidak dibayar.
dalam satu daerah kabupaten/kota 2) Ditagih dengan Surat Tagihan Pajak
terdapat beberapa macam tarif. Daerah-PBB (STPD-PBB), dan dalam
hal STPD-PBB tidak dilunasi,
a. Cara menghitung pajak dilanjutkan dengan Surat Paksa yang
Rumus perhitungan Pajak Bumi diikuti dengan penyitaan dan
dan Bangunan: PBB terutang = Tarif x pelelangan.
(NJOP-NJOPTKP) Dimana:Tarif = 0,1 %
atau 0,2 % (sesuai Perda) NJOP = NJOP Apabila jatuh tempo tertulis
Tanah + NJOP Bangunan NJOP Tanah = tanggal 30 September, maka bulan I
Luas Tanah x NJOP Tanah per m2NJOP setelah tanggal jatuh tempo adalah
Bangunan = Luas Bangunan x NJOP tanggal 1 Oktober sampai dengan 31
Bangunan per m2 Contoh: Oktober, bulan II adalah tanggal 1
Wajib Pajak A mempunyai objek November sampai dengan 30 November
pajak berupa tanah seluas 250 m2dengan dan seterusnya.
harga jual Rp.300.000,00/m2 dan 12. Surat Pemberitahuan Objek Pajak
bangunan seluas 200 m2dengan nilai jual (SPOP), Surat Pemberitahuan
Rp. 350.000,00/m2. Pajak Terutang (SPPT) dan Surat
Besarnya pokok pajak yang terutang Ketetapan Pajak (SKP)
adalah sebagai berikut: Berdasarkan pasal 9 UU Nomor
1) NJOP Bumi 250 m² x Rp.300.000,00 = 12 tahun 1985 SPOP, SPPT, dan
Rp 75.000.000,00 SKP adalah:

144
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

a. Dalam rangka pendataan subjek pajak pajak diambah dengan denda


wajib mendaftarkan objek pajaknya administrasi sebesar 25% dihitung
dengan mengisi SPOP. dari pokok pajak. Sanksi administrasi
b. SPOP harus diisi dengan jelas, benar, yang dikenakan terhadap Wajib Pajak
lengkap, tepat waktu, serta yang tidak menyampaikan SPOP,
ditandatangani dan disampaikan dikenakan sanksi sebagaimana
kepada Direktur Jenderal Pajak yang tambahan terhadap pokok pajak yaitu
wilayah kerjanya meliputi letak objek sebesar 25% dari pokok pajak. SKP ini
pajak selambat-lambatnya 30 (tiga berdasarkan data yang ada pada
puluh) hari setelah tanggal Direktorat Jenderal Pajak memuat
diterimanya SPOP oleh subjek pajak. penetapan objek pajak dan besarnya
c. Dirjen Pajak akan menerbitkan SPPT pajak terutang beserta denda
berdasarkan SPOP yang diterimanya. administrasi yang dikenakan kepada
SPPT diterbitkan atas dasar SPOP, Wajib Pajak.
namun hanya untuk membantu Wajib f. Jumlah pajak yang terutang dalam
Pajak SPPT dapat diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam
berdasarkan data objek yang telah huruf (d) poin ke 2 adalah selisih
ada pada Direktorat Jenderal Pajak. pajak yang terutang yang dihitung
d. Direktur Jenderal Pajak dapat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak keterangan lain dengan pajak
(SKP) dalam hal sebagai berikut: terutang yang dihitung berdasarkan
1) Apabila SPOP tidak disampaikan SPOP ditambah denda administrasi
dan setelah ditegur secara tertulis sebesar 25% dari selisih pajak yang
tidak disampaikan sebagaimana terutang.
ditentukan dalam Surat Teguran.
13. Kategori Wajib Pajak Patuh
2) Apabila berdasarkan hasil Wajib Pajak dimasukkan dalam
pemeriksaan atau keterangan lain kategori wajib pajak patuh apabila
ternyata jumlah pajak terutang memenuhi kriteria menurut Keputusan
(seharusnya) lebih besardari Mentri Keuangan No.544/KMK.04/2000.
jumlah pajak yang dihitung Dalam Siti Kurinia, bahwa kriteria
berdasarkan SPOP yang kepatuhan Wajib Pajak adalah:
disampaikan oleh Wajib Pajak. a. Tepat waktu dalam menyampaikan
Wajib Pajak yang tidak SPT untuk semua jenis pajak dalam 2
menyampaikan SPOP pada tahun terakhir.
waktunya walaupun sudah ditegur b. Tidak mempunyai tunggakan pajak
secara tertulis juga tidak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
menyampaikan dalam jangka memperoleh izin untuk mengansur
waktu yang ditentukan dalam atau menunda pembayaran pajak.
Surat Teguran itu Direktorat c. Dalam 2 tahun terakhir
Jenderal Pajak dapat menerbitkan menyelenggarakan pembukuan dan
Surat Ketetapan Pajak (SKP) secara dalam hal terhadap wajib pajak
jabatan. pernah dilakukan pemeriksaan,
e. Jumlah pajak yang terutang dalam koreksi pada pemeriksaan yang
SKP sebagaimana dimaksud dalam
huruf (d) poin ke- 1 adalah pokok

145
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

terakhir untuk masing-masing jenis maksud tertentu yang memang


pajak yang terutang paling banyak 5% dikehendaki. Maka orang itu
d. Wajib Pajak yang laporan dikatakan efektif kalau menimbulkan
keuangannya untuk 2 tahun terakhir atau mempunyai maksud
diaudit oleh akuntan public dengan sebagaimana yang dikehendaki.
pendapat tanpa pengecualian, atau d. Menurut Ravianto (2014:11) Dalam
pendapat dengan pengecualian Situs Maxmanroe.com
sepanjang tidak mempengaruhi laba “pengertian efektivitas adalah
fiskal. seberapa baik pekerjaan yang
dilakukan, sejauh mana orang
14. Efektivitas
menghasilkan keluaran sesuai dengan
Pengertian dan penjelasan teori
yang diharapkan. Artinya, apabila
efektivitas dari berbagai sumber adalah
suatu pekerjaan dapat diselesaikan
sebagai berikut:
sesuai dengan perencanaan, baik
a. Menurut Kamus Besar Bahasa
dalam waktu, biaya, maupun
Indonesia (KBBI) definisi efektivitas
mutunya, maka dapat dikatakan
adalah sesuatu yang memiliki
efektif.
pengaruh atau akibat yang
Dari diatas dapat ditarik
ditimbulkan, manjur, membawa hasil
kesimpulan bahwa suatu hal dapat
dan merupakan keberhasilan dari
dikatakan efektif apabila hal tersebut
suatu usaha atau tindakan, dalam hal
sesuai dengan dengan yang
ini efektivitas dapat dilihat dari
dikehendaki. Artinya,pencapaian hal
tercapai tidaknya tujuan instruksional
yang dimaksud merupakan
khusus yang telah dicanangkan.
pencapaian tujuan dilakukannya
Metode pembelajaran dikatakan
tindak-tindakan untuk mencapai hal
efektif jika tujuan instruksional
tersebut. Efektivitas dapat diartikan
khusus yang dicanangkan lebih
sebagai suatu proses pencapaian
banyak tercapai.
suatu tujuan yang telah ditetapkan
b. Menurut Permendagri Nomor 13
sebelumnya.
Tahun 2006 tentang Pedoman
Suatu usaha atau kegiatan dapat
Pengelolaan Keuangan Daerah
dikatakan efektif apabila usaha atau
mengemukakan bahwa efektif
kegiatan tersebut telah mencapai
merupakan pencapaian hasil program
tujuannya. Apabila tujuan yang
dengan target yang telah ditetapkan,
dimaksud adalah tujuan suatu
yaitu dengan cara membandingkan
instansi maka proses pencapaian
keluaran dengan hasil. Efektivitas
tujuan tersebut merupakan
merupakan hubungan antara
keberhasilan dalam melaksanakan
keluaran dengan tujuan atau sasaran
program atau kegiatan menurut
yang harus dicapai.
wewenang, tugas dan fungsi instansi
c. Menurut Ensiklopedia administrasi,
tersebut
efektifitas adalah suatu keadaan yang
Dikatakan efektif apabila
mengandung pengertian mengenai
rencana penerimaan PBB dapat
terjadinya suatu efek atau akibat yang
terealisasi90%100% dan dikatakan
dikehendaki, kalau seseorang
tidak efektif apabila realisasi dari
melakukan suatu perbuatan denngan
rencana penerimaan PBB pada tahun

146
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

yang bersangkutan kurang dari 60% program. Untuk menghitung tingkat


Indikator efektivitas menggambarkan efektivitas pemungutan pajak (Tim
jangkauan akibat dan dampak LPEM FEUI, 2000) adalah sebagai
(outcome) dari keluaran (output) berikut
program dalam mencapa itujuan
gambar 1 rumus evektifitas

Realisasi Pendapatan
Evektivitas = x 100%
Target penerimaan

Adapun analisis efektivitas untuk pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan,


mengetahui tingkat efektivitas dengan kriteria sebagai berikut:
NO Efektivitas (%) Kategori
1 >100 Sangat efektif
2 90-100 Efektif
3 80-90 Cukup efektif
4 60-80 Kurang efektif
5 <60 Tidak efektif
Table 1 kriteria kinerja keuangan
realisasi dari rencana penerimaan PBB
3. METODE PENELITIAN pada tahun yang bersangkutan kurang
dari 60%.
Teknik analisis data yang
Indikator efektivitas
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggambarkan jangkauan akibat dan
analisis deskriptif, yaitu penelitian ini
dampak (outcome) dari keluaran
dimaksudkan untuk menjelaskan aspek-
(output) program dalam mencapai
aspek atau faktor-faktor yang ingin
tujuan program. Untuk menghitung
diketahui dan diamati kemudian
tingkat efektivitas pemungutan pajak
dideskripsikan dengan cara
(Tim LPEM FEUI, 2000) adalah sebagai
membandingkan antara rencana dan
berikut :
realisasi penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan.
Dikatakan efektif apabila rencana
penerimaan PBB dapat terealisasi 100%
dan dikatakan tidak efektif apabila

147
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

Gambar 2 rumus evektifitas

Realisasi Pendapatan
Evektivitas = x 100%
Target penerimaan

1. Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan


4. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Tibona Periode 2017-2019.
4.1 Hasil Penelitian 2. Persentase Target Penerimaan dan
Pemasukan Pajak Bumi dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) Desa Tibona Kecamatan Bangunan Desa Tibona Periode 2017-
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba 2019.
Periode 2017-2019

Banguna Persentase Peneriman, Target dan Kriteria Pajak Bumi dan


No. Tahun Target Realisasi Persentase Kriteria
Penerimaan Pendapatan

1. 2017 29,665,232 23,374,802 78,8% Kurang


Efektif

2. 2018 29,665,232 23.673,628 79,8% kurang Efektif

3. 2019 29,665,232 23,980,970 80,8% Cukup Efektif

Table 2 persentase penerimaan, Target dan kriteria pajak bumi dan bangunan

4.2 Pembahasan 79,8%. Yang termasuk dalam kriteria


1. Tingkat Efektivitas Penerimaan “Kurang Efektif” karena sudah mencapai
Pajak Bumi dan Bangunan di Desa 79,8%. Dan pada tahun 2019 target dan
Tibona realisasi penerimaan pajak bumi dan
Berdasarkan dari hasil penelitian bangunan meningkat dengan persentase
diatas dapat disimpulkan bahwa dimana 80,8% termasuk dalam kriteria “ Cukup
pada tahun 2017-2019, Jumlah Objek Efektif.”
sebesar 2,110 Luas Tanah 3,319,445 , Itu artinya masyarakat Desa
Luas Bangunan 15,203, Target Tibona dalam tingkat kepatuhannya
Penerimaan 29,665,232, sedangkan terhadap pajak bumi dan bangunan
Ralisasi Penerimaan Pajak Bumi dan (PBB) sudah terealisasi dengan baik
Bangunan (PBB) di Desa Tibona terjadi karena telah mengalami peningkatan
perbedaan. setiap tahun.
Pada tahun 2017 - 2019 target dan Dari hasil wawancara yang penulis
realisasi penerimaan pajak bumi dan dapat dari Sekretaris Desa Jasman, S. Sos
bangun dengan persentase 78,8% Mengatakan Bahwa; “Sebagian besar
termasuk dalam kriteria “Kurang Efektif” masyarakat di Desa Tibona sudah patuh
dan di tahun 2018 terjadi peningkatan dalam membayar pajak bumi dan

148
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

bangunan karena setiap dilakukan d. Adanya keterlambatan penagihan


pemungutan masyarakat selalu mengerti dalam hal ini pemerintah Desa Tibona
untuk membayar pajak bumi dan dalam menagih pajak.
bangunan meskipun ada beberapa
5. PENUTUP
masyarakat yang belum patuh dalam
5.1 Simpulan
membayar pajak bumi dan bangunan
Berdasarkan dari penelitian diatas
karena sebagian kecil masyarakat desa
maka penulis berkesimpulan bahwa
Tibona melakukan emigrasi
sebagai berikut:
(perpindahan penduduk dari dalam
1. Pada tahun 2017 - 2019 target dan
negeri keluar negeri) untuk memenuhi
realisasi penerimaan pajak bumi dan
kebutuhan hidup mereka”.
bangun dengan persentase 78,8%
Sedangkan beberapa dari
termasuk dalam kriteria “Kurang
masyarakat yang penulis lakukan
Efektif” pada tahun 2018 terjadi
wawancara mengenai penyebab
peningkatan 79,8% termasuk dalam
terjadinya hambatan yang
kriteria “Kurang Efektif” dan pada
mempengaruhi efektivitas pajak bumi
tahun 2019 target dan realisasi
dan bangunan hampir sebagian kecil
penerimaan pajak bumi dan
mengatakan bahwa;
bangunan meningkat dengan
“Dari segi perekonomian kami
persentase 80,8% termasuk dalam
kurang mampu untuk membayar pajak
kriteria “ Cukup Efektif.”
bumi dan bangunan tepat waktu dan dari
2. Hambatan yang Mempengaruhi
pihak pemerintah sering mengalami
Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi
keterlambatan dalam penagihan Pajak
dan Bangunan di Desa Tibona.
Bumi dan Bangunan”
a. Sebagian kecil wajib pajak yang
Dari wawancara di atas penulis
belum memperhatikan
menarik kesimpulan bahwa dalam
kewajibannya untuk membayar
pelaksanaan penarikan pajak bumi dan
pajak, serta kurangnya
bangunan masih menemui hambatan
pengetahuan dan pemahaman
yang berasal dari wajib pajak tersebut.
dalam membayar pajak.
Hambatan dalam pelaksanaan penarikan
b. Faktor perekonomian masyarakat
(PBB) di Desa Tibona diantaranya
yang kurang/tidak mampu
sebagai berikut :
membayar pajak.
a. Sebagian kecil wajib pajak yang belum
c. Sebagian kecil masyarakat
memperhatikan kewajibannya untuk
melakukan Emigrasi (perpindahan
membayar pajak, serta kurangnya
penduduk dari dalam negeri ke
pengetahuan dan pemahaman dalam
luar negeri)
membayar pajak.
d. Adanya keterlambatan penagihan
b. Faktor perekonomian masyarakat
dalam hal ini pemerintah Desa
yang kurang/tidak mampu membayar
Tibona dalam menagih pajak.
pajak.
c. Sebagian kecil masyarakat melakukan 5.2 Saran
Emigrasi (perpindahan penduduk dari 1. Melakukan pembinaan dan
dalam negeri ke luar negeri) monitoring terhadap wajib pajak
dengan memberikan penyuluhan
tentang perpajakan.

149
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.3 Nomor 2 November 2020

2. Pemerintah mengusahakan untuk


memberikan keringanan kepada
wajib pajak yang perekonomiannya
menengah kebawah.
3. Pemerintah seharusnya lebih
memperhatikan penagihan pajak
bumi dan bangunan.
4. Pemerintah harus
mempertahankan dan lebih
meningkatkan kinerja agar
penerimaan pajak bumi dan
bangunan lebih meningkat setiap
tahun.

DAFTAR PUSTAKA

JASMAN. (2020, MEI KAMIS). S,Sos. 61.


BULUKUMBA, SULAWESI
SELATAN, SULAWESI SELATAN.
Priantara, D. (2016). PERPAJAKAN
INDONESIA (Pembahasan Lengkap
& Terkini Disertai CD Praktikum)
Edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Rahayu, S. K. (2017). Perpajakan Konsep
dan Aspek Formal. Bandung:
Rekayasa Sains.
Tuwo, V. (2016). Pengaruh Sikap dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan di Keluarahan Tara-Tara
Kota Tomohon. Jurnal EMBA , Vol 4
(Nomor 1), 87-97.

150

Anda mungkin juga menyukai