0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan2 halaman
Jurnal ini membahas tentang pengaruh pariwisata terhadap adaptasi fungsi, bentuk, dan ruang arsitektur puri di Bali. Studi kasusnya menggunakan Puri Saren Agung Ubud. Penelitian menemukan bahwa terjadi adaptasi ruang di sekitar puri untuk menunjang wisata, seperti perubahan fungsi bangunan menjadi fasilitas penunjang. Puri juga melakukan adaptasi fungsi menjadi obyek wisata budaya untuk melestarikan budaya
Jurnal ini membahas tentang pengaruh pariwisata terhadap adaptasi fungsi, bentuk, dan ruang arsitektur puri di Bali. Studi kasusnya menggunakan Puri Saren Agung Ubud. Penelitian menemukan bahwa terjadi adaptasi ruang di sekitar puri untuk menunjang wisata, seperti perubahan fungsi bangunan menjadi fasilitas penunjang. Puri juga melakukan adaptasi fungsi menjadi obyek wisata budaya untuk melestarikan budaya
Jurnal ini membahas tentang pengaruh pariwisata terhadap adaptasi fungsi, bentuk, dan ruang arsitektur puri di Bali. Studi kasusnya menggunakan Puri Saren Agung Ubud. Penelitian menemukan bahwa terjadi adaptasi ruang di sekitar puri untuk menunjang wisata, seperti perubahan fungsi bangunan menjadi fasilitas penunjang. Puri juga melakukan adaptasi fungsi menjadi obyek wisata budaya untuk melestarikan budaya
A. Identitas Mahasiswa Nama : Muhammad Rizky Maha Putra NIM : 119240095 B. Identitas Jurnal Penulis: Dr. Ir. SF. Rachmat Budihardjo, M.T. Tahun : 2019 Judul Jurnal : Pengaruh pariwisata pada adptasi fungsi, bentuk, dan ruang arsitektur puri Nama Jurnal : ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Volume 4 C. Latar Belakang penulisan jurnal Selain keindahan kondisi alamnya, Bali juga dikenal manca negara karena kebudayaan dan adat istiadatnya yang sangat berikatan dengan agama Hindu menjadikan Bali sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama di Indonesia. Puri, dikenal dengan fungsinya sebagai istana raja-raja di Bali yang ditemukan sejak abad ke-14 hingga awal abad ke-20. Puri merupakan peninggalan arsitektur yang kaya dengan corak serta ragam arsitektur, yang mana wujud rancangan arsitekturnya terbentuk atas dasar filosofi dan konsepsi arsitektur tradisional Bali (ATB). Terdapat 2 bagian penting dalam fungsi dan peran Puri; tangiable; pusat atau kekuatan komunitas dalam menangani persoalan kehidupan adat istiadat, tradisi, material, dan intangiable; kedekatan antara keluarga raja dengan para pendeta, arahan spiritual, dan ritual agama hindu serta informasi umum yang digunakan untuk menuntun kehidupan masyarakatnya. D. Tujuan dari isi jurnal Munculnya gerakan kebudayaan sebagai upaya pewarisan, pembekuan, serta pelestarian budaya Bali yang dikenal dengan Ajeg Bali, dengan dilakukan hamper pada setiap segi kehidupan masyarakatnya. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang dipilih dengan pertimbangan pada permasalahan adaptasi arsitektur puri yang dikaitkan dengan pariwisata. Dalam metode yang telah dipilih, peneliti bertindak sebagai instrument penelitian, dengan mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Puri Saren Agung Ubud dipilih peneliti sebagai kasus studi yang berada di kawasan Ubud. Pertanyaan yang diajukan peneliti diantaranya; bagaimana proses adaptasi pada puri? , pada bagian mana dari puri yang terjadi adaptasi? , dan faktor apa yang mengakibatkan terjadinya adaptasi? F. Hasil dari Penelitian / Isi Jurnal Puri sebagai pusat budaya memiliki fungsi dan peran yang potensial dalam menjaga tri hita karana. Wisatawan yang mengunjungi puri dibedakan menjadi yang menginap dan tidak menginap. Wisatawan yang tidak menginap hanya diperkenankan masuk area palebahan ancak saji dan semanggen saja. Puri Saren Agung Ubud dibangun berdasarkan tata-nilai budaya masyakaratnya dengan tata ruang makro puri terdiri dari yaitu jaba sisi (palemahan), jaba tengah (pawongan), dan jeroan (parahyangan). Terdapat adaptasi ruang, dimana Puri Saren Agung Ubud terletak di persimpangan jalan utama Desa Ubud, Bali yang dikenal dengan penempatan agung atau Catus Patha, yang diartikan sebagai pola dari pertemuan dua ruas jalan yang mengarah pada masing-masing mata angin yang menyimbulkan bumi dan keberuntungan. Puri harus berada di daerah yang lebih tinggi agar dapat mengayomi dan mengawasi situasi lingkungan masyarakatnya. Perubahan pemanfaatan ruang makro terjadi pada lingkungan di sekitar puri terutama pada perubahan fungsi bangunan-bangunan rumah tinggal menjadi fasilitas penunjang wisata. Puri Saren Agung Ubud terdiri dari beberapa palebahan.pelataran yang secara umum menggambarkan adanya pola sanga mandala atau nawa sanga sesuai dengan filosofi dan konsepsi pada ATB. G. Kesimpulan Bali, dengan berbagai potensi alam, adat, serta budaya masyarakatnya yang sudah dikenal sejak masa kolonial, sampai sekarang masih dipilih menjadi tempat pariwisata budaya. Akan tetapi, tetap saja kegiatan pariwisata tidaklah boleh mengalahkan eksistensi kebudayaan Bali. Secara aktif dan kreatif, Puri Saren Agung Ubud dengan terbuka telah menjadi bagian obyek wisata budaya demi menjaga kesinambungan dan pelestarian aset budaya Bali. Pariwisata dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya pelestarian bangunan-bangunan di Puri Saren Agung Ubud, seperti fungsi rest area, tempat pentas seni, hingga sebagai guesthouse. Hasil dari penulisan jurnal ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian penyelamatan bangunan lama dan bersejarah, baik di Bali ataupun di tempat lain di Indonesia, yang diupayakan untuk dihidupkan kembali, melalui kegiatan pariwisata. Proses adaptasi fungsi, ruang, serta bentuk dilakukan dengan seminimal mungkin, agar tetap menjaga keaslian bangunan lama dan bersejarah yang ada.