KELOMPOK IV
2019
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut apalagi bila bayi tersebut mengalami kondisi yang tidak normal
itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan perawatan yang
(Muslihatun, 2010).
31
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
teori
2. Tujuan Khusus
lahir BBLR .
1. Wawancara/ Anamnesa
2. Pengamatan
3. Studi kasus
Peserta memilihkan salah satu jenis kasus yang ada di ruang melati.
4. Studi pustaka
32
BAB II
ANALISA SITUASI
KOTA TEMANGGUNG
A. GAMBARAN UMUM
33
ICU 11 Tempat Tidur
Temanggung adalah:
yaitu pelayanan klinik VCT dan CST , Medical Check up, EEG,
Ruang bayi Khusus. Kapasitas ruang adalah 33 pasien yang terdiri dari
34
bai sehat 16. 3 Tempat tidur di ruang Infeksi. Fasilitas lain yang
disediakan adalah ruang tunggu khusus untuk ibu bayi dan ruang untuk
perawatan khusus untuk beberapa kasus tertentu dan sesuai arahan dari
terdiri dari 3 orang dokter spesialis anak dan orang perawat. Level
35
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI
a. Definisi BBLR
lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi dengan berat
BBLR yaitu Premature yaitu bayi yang lahir lebih awal dari
yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan
kurang.
b. Klasifikasi
1) BBLR yaitu, berat lebih dari 1500 gram sampai dengan kurang
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth
weight (VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
low birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan berat
36
c. Etiologi BBLR
1) Faktor ibu
a) Penyakit
2011).
c) Anemia
37
dibawah 11 gram % pada trimester I dan III atau kadar Hb
d) Keadaan sosial-ekonomi
(Proverawati, 2010).
38
mencapai janin. Kondisi Oksigen dalam tubuh ibu semakin
perkembangan janin.
lahir rendah.
h) Cervical incompetence
i) Perdaraahan antepartum.
gram.
39
2) Faktor janin
a) Hidroamnion
b) Kehamilan ganda/kembar
2008).
sitomegalovirus,
40
herpes, sifillis, TORCH ) (Suwoyo et al., 2011).
a. Komplikasi BBLR
dengan BBLR :
Pneumonia aspirasi
belum sempurna.
2) Perdarahan intraventrikular
3) Fibroplasia retrolental
ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badannya kurang dari
41
2 kg dan telah mendapat oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu
dapat terlihat pada umur 3-6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri
yang terdiri dari jaringan ikat. Keadaan ini dapat terjadi bilateral
4) Hiperbilirubinemia
5) Hipotermi
6) Infeksi
42
imunokompetensi dan kerusakan tersebut akan tetap bertahan
43
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI RSUD TEMANGGUNG
A. Pengkajian
1. Identitas
a.Bayi
Umur : 2 hari
Umur : 36 th Umur : 42 th
Pendidikan : MI Pendidikan : MI
44
3/6 Selopampang
Selopampang Temanggung.
Temanggung.
2. Data Subyektif
Riwayat Kehamilan
Bayi
gram
gram
Riwayat persalinan
PA : P3A0
45
3) Tunggal / Gemelli : Tunggal
3. Data Obyektif
a. Tanda vital
3) Suhu : 36,6 oC
4) RR : 40 x /menit
b. Pengukuran antropometri
3) Lingkar kepala : 30 cm
4) Lingkar dada : 29 cm
5) LILA : 9 cm
c. Status Present
sumbatan
sempurna
46
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe
umbilikal
4. Data Penunjang
Formula, ASI sudah mulai diberikan tetapi bayi belum bisa menghisap.
5. Analisa
By. Ny. S , umur 2 hari dengan, BBLR potensial hipotermi, infeksi dan
kekurangan nutrisi
Masalah : hipotermi ringan, ASI belum diberikan, ibu tidak cuci tangan.
6. Penatalaksanaan
pakaian kering
47
Hasil : Suhu bayi stabil di suhu 36, 6
cuci tangan
Hasil:..Ibu mengerti cara memerah ASI dan cara pemberian ASI perah
f. Melakukan observasi keadaan umum bayi, reflek hisap dan vital sign
Hasil : observasi dilakukan tiap 8 jam dan sudah tercatat dalam rekam
medis
48
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam studi kasus ini penulis mengambil satu pasien tentang asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir By.Ny.S dengan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR).
Puskesmas dengan Berat Badan Lahir Rendah (2100 gram), lahir menangis
dengan tonus otot yang baik ditunjukkan dengan APGAR skor 8-9-10.
Bayi Ny. S dengan berat badan lahir yang rendah yang berpotensi
bayi di inkubator agar lingkungan sekitar bayi dalam kondisi hangat sehingga
. Bayi Ny. S dirawat dalam satu inkubator yang digunakan untuk satu
bayi dan identifikasi bayi menggunakan gelang serta nomor tempat tidur.
payudara yang terasa penuh namun Ny. S belum di beri informasi tentang
bagaimana cara memerah ASI dan cara memberikan ASI Perah tersebut.
Sampai saat ini bayi hanya diberi Susu Formula dengan botol. Hal tersebut
mendapatkan ASI. Ny. S juga tidak diajari cara cuci tangan dengan benar
49
BAB VI
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari observasi kasus bayi Ny. S dengan
BBLR adalah:.
pencegahan infeksi.
memproduksi ASI.
2. SARAN
tentang ASI.
50
51