Anda di halaman 1dari 5

Cedera lecutan (whiplash injury) adalah istilah awam untuk nyeri leher setelah terjadi cedera

pada jaringan lunak leher (terutama pada otot dan persendian leher). Cedera ini terjadi karena
paksaan pergerakan pada leher yang melampaui batas. Cedera lecutan dikenal sebagai
keseleo leher atau tegang otot leher atau cedera hiperekstensi.

Cedera lecutan dapat terjadi pada:

1. Kecelakaan kendaraan bermotor (terutama kecelakaan mobil)


2. Cedera pada olahraga
3. Kepala tertimpa benda yang jatuh
4. Cedera fisik (misalnya mengguncang-guncangkan tubuh bayi)
5. Ketegangan kronis pada otot leher (misalnya menjepit telepon dengan leher)

Gejala cedera lecutan dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah terjadinya cedera. Makin
cepat terjadinya gejala maka makin berat kemungkinan cederanya.

Gejala cedera lecutan antara lain:

1. Sakit leher
2. Bengkak pada leher
3. Nyeri sepanjang punggung
4. Tegang otot di sisi atau belakang leher
5. Susah menggerakkan leher

Segera hubungi bantuan kedaruratan medis, jika terjadi:

1. Sakit leher berat


2. Nyeri yang timbul beberapa hari setelah sebelumnya sempat membaik
3. Nyeri di satu atau kedua lengan
4. Tidak dapat menggerakkan kepala
5. Nyeri bahu
6. Sakit kepala
7. Sempoyongan
8. Penglihatan berkunang-kunang
9. Rewel (pada anak-anak)
10. Lumpuh, kesemutan ,atau baal pada lengan/kaki
Pertahankan posisi leher agar tidak bergerak sebelum paramedis datang untuk memasang alat
fiksasi leher.

Setibanya di ruang gawat darurat rumah sakit, biasanya dilakukan pemeriksaan Rontgen
sebelum dipastikan untuk melepaskan alat fiksasi leher. Tujuan pemeriksaan Rontgen ini
adalah untuk memastikan tidak adanya patah tulang leher.

Dokter juga akan memeriksa adanya luka, kekuatan otot lengan dan tungkai, kemampuan
menerima rangsangan pada kulit, refleks lengan dan tungkai, serta gangguan / nyeri
pergerakan leher. Jika perlu, pasien dirujuk ke dokter spesialis rehabilitasi medis.

Perawatan medis biasanya meliputi pijatan pada leher, tirah baring, fiksasi leher, terapi suhu
dingin, terapi suhu panas, obat pereda nyeri, obat penenang otot, latihan pergerakan leher
yang dikombinasi dengan terapi suhu panas setelah 3×24, pembatasan pergerakan leher di
minggu pertama, serta latihan pergerakan leher secara bertahap pada minggu berikutnya.

Sebagian besar pasien pulih sempurna dalam waktu 6 minggu, walau ada juga yang mengidap
gejala sisa setelah 1-2 tahun. Biasanya cedera akan lebih berat jika terjadi pergerakan kepala
yang hebat saat kecelakaan. Makin cepat timbulnya gejala setelah kecelakaan, juga
meningkatkan risiko cedera yang lebih berat.

Perawatan sendiri di rumah, dapat dilakukan untuk meredakan nyeri dan mengurangi radang
pada jaringan lunak leher. Tentunya ini dilakukan jika tidak ada gejala kedaruratan seperti
yang sudah dituliskan di atas.

Perawatan sendiri di rumah dapat dilakukan dengan:

1. Kompres leher dengan es selama 20 menit/jam pada 24 jam pertama. Jangan


tempelkan es langsung pada kulit, tetapi alasi dengan kain/alat kompres.
2. Minum obat pereda nyeri (hati-hati pada lambung yang sensitif).

Cedera lecutan dapat dicegah dengan cara:

1. Saat mengemudi, pakailah sabuk pengaman dan sesuaikan tinggi tatakan kepala pada
jok. Bagian tengah dari tatakan kepala, harus setinggi ujung atas telinga. Walau sabuk
pengaman tidak mengurangi risiko terjadinya cedera leher, tetapi dapat mengurangi
risiko kematian/cedera berat.
2. Pilihlah kendaraan yang memiliki kantung udara (airbag).
3. Jangan pernah mengguncang-guncangkan tubuh anak bayi.
Cedera lecutan (wiplash injury)
Nyeri leher sering dialami para pengendara mobil saat melakukan pengereman mendadak.
Perubahan kecepatan secara tiba-tiba menyebabkan kepala terlempar ke arah depan dan
menyebabkan otot leher dan persendian di dalamnya bergerak dengan kecepatan yang tidak
wajar.

Anda mungkin juga menyukai