Anda di halaman 1dari 6

Standar Kompetensi :

3. Memahami dan Menguasai Teks Pidato Persuasif/Persuasive.


   
Kompetensi Dasar :  
3.3 Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif
tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca
3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang
didengar dan dibaca

Materi Pokok / Pembelajaran :


• Teks pidato persuasif
• Struktur teks  (pidato persuasif)
• Ciri-ciri kebahasaan teks pidato:kalimat aktif,  kata tugas,  kosakata emotif, kosakata bidang
ilmu, sinonim, kata benda abstrak, pembendaan.
• Model teks pidato persuasif

A. Pengertian Pidato Persuasif


Pidato persuasif adalah pesan yang disampaikan kepada sekelompok khalayak oleh seorang
pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengkondisian, penguatan,
atau pengubahan tanggapan (respon) mereka terhadap gagasan, isu, konsep, atau produk.
Upaya persuasif akan berhasil baik bila pesan yang disampaikan memiliki akibat sesuai dengan
yang diharapkan: pesan tersebut dalam beberapa hal mempengaruhi pilihan khalayak.
Jadi Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk memengaruhi, mengajak, atau
membujuk pendengar untuk mengikuti keinginan kita secara sukarela.

B. Tujuan Pidato Persuasif


Pidato persuasif bertujuan ingin mengajak / membujuk kepada pendengar. Contohnya adalah
pidato kampanye dan pidato keagamaan. Topik yang tepat antara lain :
- Toleransi beragama kunci persatuan nasional.
- Menabung untuk masa depan.

1. Pembentukan tanggapan
Salah satu tujuan pidato persuasif adalah membentuk cara khalayak memberikan tanggapan.
Pembentukan dapat dilakukan baik khalayak mengetahui banyak tentang suatu topik maupun
tidak, tetapi akibat pembentukan, begitu gambling terlihat pada saat khalayak mengetahui sedikit
tentang topik.
Pembicara persuasive mempertalikan gagasan atau sesuatu yang baru terhadap nilai yang telah
melekat pada khalayak. Pembicara harus menyadari bahwa pembentukan itu adalah proses
pertalian ide-ide baru dengan nilai-nilai yang mapan bagi khalayak, dan yang hasil-hasilnya
adalah perubahan perilaku.

2. Penguatan tanggapan
Maksud kedua pidato persuasif adalah “penguatan” tanggapan bagi sekelompok khalayak untuk
mengharapkan kesinambungan perilaku yang sedang berlangsung saat ini terhadap beberapa
topik, gagasan, atau isu.
Penguatan tanggapan dikaitkan dengan nilai-nilai da sikap yang sudah ada dalam khalayak.
Nilai-nilai bercirikan kesenangan, kekuatan, dan kepentingan.

3. Pengubahan tanggapan
Maksud ketiga pdato persuasif adalah pengubahan tanggapan sekelompok khalayak untuk
mengubah perilaku mereka terhadap suatu konsep atau gagasan.
Pembicara persuasif berupaya untuk mengubah tanggapan sambil meminta kepada khalayak
untuk mewakli dan /atau menghentikan beberapa perilaku, seperti merokok, buang sampah
sembarangan, dll. Dalam banyak cara, pengubahan tanggapan dapat enjadi sebuah tugas yang
sulit. Pembicara dapat membentuk kesan seseorang terhadap yang baru tanpa terlalu
membingungkan kehidupan mereka. Pembentukan tanggapan dihubungkan secara teliti dengan
belajar; penguatan sebagian besar dikesampingkan sebagai suatu maksud persuasif, tetapi
pengubahan tanggapan adalah fokus utama pidato persuasif.

C. Prinsip-Prinsip Pidato Persuasif


1. Membujuk demi konsistensi
Prinsip pertama persuasif yaitu khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka
apabila perubahan yang dianjurkan sejalan dengan kepercayaan, sikap, dan nilai mereka saat ini.
Orang-orang yang mencoba membujuk orang lain perlu mengakui bahwa nilai, sikap, dan
kepercayaan merefleksikan tingkat keyakinan yang berbeda sebab nilai yang ada amat sulit
berubah, begitu juga dengan kepercayaan. Perlu diakui bahwa apa pun yang dianjurkan demi
suatu perubahan perilaku akan lebih mungkin bisa berhasil apabila hal tersebut konsisten dengan
nilai, sikap, dan kepercayaan.
Pembicara persuasif menggunakan konsistensi ini melewati masa berdasarkan penilaian
kesempatan untuk pembentukan, penguatan, dan pengubahan tanggapan khalayak, dan
berdasarkan takaran pesan terhadap posisi khalayak itu. Pembujuk yang efektif menggunakan
konsistensi khalayak untuk membentuk, meguatkan, atau mengubah khalayak tersebut.

2. Membujuk demi perubahan-perubahan kecil


Prinsip kedua persuasif adalah bahwa khalayak lebih memungkinkan untuk megubah perilaku
mereka apabila perubahan yang dianjurkan khalayak merupakan perubahan kecil bukan
perubahan perilaku besar mereka. Kesalahan umum pembicara pemula adalah keinginan yang
menuntut terlalu banyak perubahan dan tergesa-gesa karena alasan yang terlalu sederhana,
sedangkan perubahan-perubahan apa saja yang bisa terjadi pada mereka mungkin merupakan
sesuatu yang sederhana.
Satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan berapa banyak yang dituntut dari
seorang khalayak adalah berdasarkan tingkat komitmen mereka.
Seorang pembicara akan berhadapan juga dengan perlawanan seketika apabila ia menuntut
perubahan-perubahan dalam perilaku yang bertentangan apa yang telah tercakup. Pada sisi lain,
kelompok khalayak yang heterogen dari orang yang tidak berkehendak kuat tentang isu
mengenai latihan yang teratur akan mudah dalam pembentukan tanggapan yang sesungguhnya,
dan sebagian khalayak yang berkehendak kuat akan menerima penguatan dan sekurang-
kurangnya akan memepertimbangkan pengkondisian beberapa perubahan kecil dalam perilaku.
Pembujuk yang sukses dan terlatih dengan tajam melihat perubahan-perubahan kecil, yang
konsisten dengan tujuan persuasif, mungkin mengandung simpati dari khalayak.
3. Membujuk demi keuntungan
Prinsip ketiga persuasif adalah khalayak lebih mungkin mengubah perilakunya apabila
perubahan yang disarankan akan menguntungkan mereka lebih dari biaya yang akan mereka
keluarkan. Kapan pun pembicara menyampaikan suatu pidato persuasif, perlu dipertimbangkan
biaya-biayanya dan bagaimana pembicara sanggup mengurangi biaya-biaya tersebut sehingga
mereka akan merasa memperoleh keuntungan-keuntungan yang pembicara usulkan.

4. Membujuk demi pemenuhan kebutuhan


Prinsip keempat dari persuasif adalah khalayak lebih mungkin untuk mengubah perilaku mereka
apabila perubahan yang disarankan berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

5. Membujuk berdasarkan pendekatan-pendekatan gradual


Efektivitas pidato persuasif bergantung pada penerimaan khalayak terhadap perubahan yang
disarankan pembicara dalam kehidupan mereka. Prinsip yang dijelaskan dalam bagian ini
menganjurkan pendekatan gradual yang lebih memungkinkan untuk bekerja dibandingkan
dengan pendekatan yang meminta khalayak untuk segera merubah perilakunya. Sering kali
pembujuk yang efektif mulai dengan landasan umum dan penyamaan orientasi dengan
mengutarakan kesesuaian khalayak dengan gagasan dan latar belakang. Sering juga pembujuk
yang berhasil bertolak dari argument dan bukti bahwa khalayak sangat mudah menerima
daripada sebaliknya, khalayak lebih sulit untuk menerimanya

D. Ciri-ciri Teks Pidato Persuasif


1. Bersifat mendorong /mengajak 
2. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi, agar pendengar menyetujui atau
meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengarnya.

E. Struktur Teks (Pidato Persuasif)


Struktur teks pidato terdiri atas 3 bagian, yaitu pembukaan, isi pidato, dan yang terakhir isi
pidato. Ketiga struktur tersebut merupakan komponen penting yang harus ada dalam sebuah teks
pidato terutama pidato persuasif. Karena salah satu struktur tidak, maka teks pidato tersebut tidak
akan menjadi teks pidato yang sempurna. Untuk lebih jelasnya lihat penjelasan struktur pidato di
bawah ini.

1. Pembukaan
Pembukaan teks pidato terdiri atas 3 bagian, yaitu salam pembuka, ucapan penghormatan, dan
juga ucapan syukur.

a. Salam pembuka
b. Ucapan Penghormatan
c. Ucapan Syukur

2. Isi Pidato
Isi Pidato adalah bagian yang penting karena dalam isi ini mengandung inti dari sesuatu yang
akan disampaikan dan dibicarakan. Pada bagian isi ini sang orator akan menjelaskan secara detail
dan juga jelas mengenai apa yang disampaikannya kepada para pendengar. 
3. Penutup Pidato
Penutup pidato adalah akhir dari sebuah pidato. Pidato yang baik biasanya berisi hal-hal berikut:
-Kesimpulan secara ringkas dari materi yang dijelaskan.
-Permintaan maaf kepada pendengar jika ada salah dalam berkata dan juga menyinggung
pembaca.
-Salam penutup.

F. Model teks pidato persuasif


- Pidato Kampanye
- Pidato Keagamaan

G. Ciri-ciri kebahasaan teks pidato


1. kalimat aktif : suatu kalimat yang subjeknya (S) melakukan tindakan yang
diungkapkan dalam predikat (P) terhadap objeknya (O).
2. kata tugas : kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki makna
leksikal, sehingga maknanya bisa menjadi jelas jika dihubungkan dengan kata lain. Memiliki
fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat transformasi. Pada
umumnya bentuk kata tugas selalu tetap (tidak bisa mengalami perubahan).
3. kosakata emotif : Menimbulkan reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai atau
terhadap sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan.
4. kosakata bidang ilmu : Menggunakan kata-kata dalam bidang ilmu pengetahuan.
5. sinonim : Persamaan kata
6. kata benda abstrak
7. pembendaan
Contoh Pidato Persuasif
#Contoh Pidato Persuasif 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantisa melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di
sini, di gedung ini dengan keadaan sehat wa-afiat. Yang kedua tidak lupa sholawat dan salam
yang senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.

Yang saya hormati para petinggi perusahaan Anak Muda Kreatif

yang saya hormati para peserta Seminar Pengembangan Pemuda Menjadi Pribadi Pengusaha.

Dan saya mengucapkan banyak terimakasih baginpanitia yang telah mempersiapkan ini dengan
baik dan lancar.

Sebelum kita membahasnya lebih jauh, pernahkah kita menyadari bahwa betapa banyak
pengusaha-pengusaha sukses yang meniti karir kehidupannya mulai dari nol besar. Mereka-
mereka adalah kebanyakan yang mempunyai latar belakang orang susah atau orang tidak
mampu namun mempunyai mimpi yang begitu besar. Kebanyakan kisah dari pengusaha-
pengusaha besar yang sukses mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan sekolah yang
tidak terlalu tinggi, lususan SD misalnya. Seperti kisahnya Pak Kusrin dari Karanganyar Jawa
Tengah yang sukses membuat tv dan usahanya berkembang sampai ke skala nasional adalah
seorang lulusan SD yang mempunyai etos kerja dan semangat juang yang sangat tinggi mampu
mewujudkan cita-citanya.

Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kita akan menadapat pekerjaan yang baik dan
menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan jika kita tidak pernah beranjak dari mimipi kita yang
tidak pernah kita wujudkan. Kebanyakan pengusaha-pengusaha yang telah berhasil malah
memperkerjakan orang-orang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Jadi, pada
intinya, kita yang berjiwa muda mempunyai kesempatan yang selebar-selebarnya untuk
mewujudkan mimpi-mimpi kita. Masih cukup banyak waktu untuk berusaha sebaik mungkin
dalam mewujudkan apa yang kita cita-citakan. Kita sebagai generasi muda harus mempunyai
cara berfikir yang visioner, yakni mampu melihat peluang dimasa depan dan mampu
memanfaatkan peluang tersebut. Disini saya bukan berarti melarang anda untuk menempuh
pendidikan yang setinggi-tingginya. Kan tetapi kita semua harus mempunyai jiwa-jiwa
pengusaha sehingga nantinya dapat diandalkan untuk mengangkat perekonomian Indonseia
yang lebih baik.

Remaja-remaja yang saat ini sedang mencari dan membentuk jatidirinya harus mempunyai
sudut pandang yanglebih baik mengenai kehidupan. Khususnya dalam membangun
perekonomiannya sediri, terlebih dapat bermanfaat dan memajukan perekonomian bangsa.
Salah satu caranya adalah pembekalan dan pelatihan berwira usaha sehingga nantinya dapat
menubuhkan benih-benih pemuda berjiwa interpreneur. Hal ini penting, karena salah satu unsur
pokok penunjang kehidupan adalah perekonomian. Marilah para pemuda dan pemudi generasi
penerus bangsa teruslah bergerak, berfikir kreatif dan inovatif dan jangan pernah ragu untuk
mencoba. Jangan takut gagal, karena orang-orang yang sukses bermuloa dari kegagalan-
kegagalan yang mewarnai prosesnya menuju suatu kesuksesan.

Jika kita mampu bergerak dan mengalahkan diri sendiri, segalanya menajdi mungkin.
Sebenarnya yang membatasi kemampuan kita adalah pikiran kita sendiri. Kemampuan berfikir
manusia itu tidak terbatas, kita sendiri yang kadang membatasi pemikiran-pemikiran kita
tersebut. Kita harus menjadi jiwa muda yang mempunyai pengaruh-pengaruh yang baik bagi
generasi-genarsi yang akan datang.

Sekian yang dapat saya sampaikan dalam sambutan pada acara seminar kali ini, pada
penutupan kali ini saya hendak menegaskan sekali lagi, kita harus menjadi pemuda yang selalu
memupuk semangat untuk menjadi generasi wirauasha. Semoga apa yang saya katakan dan
saya ungkapkan bermanfaat bagi anda semua, dan mohon maaf atas semua kesalahan.

Billahitaufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Anda mungkin juga menyukai