Anda di halaman 1dari 2

STUNTING

Stunting atau kurang gizi kronik adalah kegagalan pertumbuhan dan perkembangan.
Kurang gizi kronik adalah keadaan yang sudah terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut.
Anak yang mengalami stunting sering terlihat memiliki badan normal yang proporsional, namun
sebenarnya tinggi badannya lebih pendek dari tinggi badan normal yang dimiliki anak seusianya.
Stunting merupakan proses kumulatif dan disebabkan oleh asupan zat-zat gizi yang tidak cukup
atau penyakit infeksi yang berulang, atau kedua-duanya. Stunting dapat terjadi sebelum kelahiran
dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang
sangat kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat
menghambat pertumbuhandan perkembangan anak.

Dampak kejadian stuntingdalam jangka pendek yaitu dapat menyebabkan peningkatan


kejadian kesakitan dan kematian, tidak optimalnya perkembangan kognitif atau kecerdasan,
motorik, verbal, dan peningkatan biaya kesehatan. Dampak kejadian stunting dalam jangka
panjang yaitu dapat menyebabkan postur tubuh yang tidak optimal pada saat dewasa,
peningkatan risiko obesitas, mengalami penyakit degeneratif, menurunnya kesehatan reproduksi,
tidak optimalnya kapasitas belajar atau performa saat masa sekolah, tidak maksimalnya
produktivitas kapasitas kerja. Anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal
akibat kejadian stunting pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan di suatu Negara.
MANFAAT KELOR BAGI ANAK PENDERITA STUNTING

Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang mudah tumbuh didaerah
tropis dan subtropis di semua jenis tanah. World Health Organization (WHO) telah
menginformasikan bahwa mengkonsumsi tanaman kelor menjadi alternatif yang dapat digunakan
untuk memperbaiki masalah gizi (malnutrisi). Tanaman kelor memiliki kandungan gizi yang
tinggi, khasiat dan manfaatnya membuat tanaman kelor memiliki julukan Mother’s Best Friend
dan Miracle Tree karena kelor dipercaya berpotensi untuk mengatasi kurang gizi, kelaparan,
mencegah, dan mengobati berbagai macam penyakit di seluruh dunia.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan angka kejadian stunting
adalah dengan pemanfaatan daun kelor (Moringa oleifera) yang selama ini belum banyak
diketahui manfaatnya oleh masyarakat secara luas. Daun kelor kaya akan karbohidrat, protein,
vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium dan kalium3. Menurut penelitian, bagian daun (2 tangkai
di bawah pucuk sampai tangkai ke-9 atau ke-10) merupakan bagian yang mengandung tinggi
protein (28,25%), Beta karoten (Pro vitamin A) 11,93 mg, Ca (2241,19) mg, Fe (36,91) mg dan
Mg (28,03) mg7. Penelitian lain menyebutkan jika daun yang digunakan adalah daun yang
dilansir terlebih dahulu sebelum dikeringkan, maka akan menghasilkan komponen mikro
(mineral) dan makro (protein) yang lebih tinggi, yaitu (Protein; 28,66 g, Ca; 929,29 mg, P;
715,32 mg, Fe; 99,9 mg dan Zn; 2,32 mg).

Kandungan nutrisi yang lengkap pada daun kelor tersebut dapat dijadikan sebagai
alternatif sumber nutrisi lengkap yang dapat ditambahkan dalam pengolahan makanan bagi anak
dalam masa pertumbuhan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa penggunaan 2-3 g daun kelor
yang dicampurkan ke dalam makanan balita yang mengalami gizi kurang dapat menaikan bobot
badan yang lebih tinggi dibanding balita yang diberi 1 butir telur per harinya.

Anda mungkin juga menyukai