TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian K3
terbebas dari gangguan fisik dan mental sebagai akibat pengaruh interaksi
fisik, atau mental maupun sosial dengan usaha- usaha preventif dan kuratif
(Sucipto, 2014).
Keselamatan kerja (Safety) suatu keadaan yang aman dan selamat dari
penderitaan dan kerusakan serta kerugian di tempat kerja, baik pada saat
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
dan lingkungan, serta menyangkut berbagai unsur dan pihak (Sucipto, 2014).
9
2. Konsep K3
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada
bagi tenaga kerja/pekerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama
bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka,
yang di dalamnya terdapat 3 unsur, yaitu: adanya suatu usaha; adanya sumber
2013).
3. Ruang Lingkup K3
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan,
10
4. Tujuan K3
(Gayatri, 2014).
2014).
5. Kecelakaan Kerja
mengalami kesakitan atau cedera mulai dari cedera ringan seperti (luka ringan
dan memar) sampai dengan cedera yang fatal yang membuat seseorang
saat bekerja (unsafe action) dan kondisi tidak aman seseorang saat bekerja
(unsafe condition) sehingga kecelakaan kerja ini akan berdampak juga pada
lingkungan. Kecelakaan kerja juga banyak terjadi karena mesin atau peralatan
kerja lainnya seperti bejana tekan atau pesawat uap, karena di setiap tempat
11
kerja mempunyai karakteristik mesin yang berbeda-beda sehingga tidak
menyebabkan dampak buruk mulai dari luka ringan sampai dengan kematian
(Cecep, 2014).
Menurut Bird & German dalam teorinya yaitu tentang ILCI Loss
saling berurutan satu sama lain dan pada akhirnya berdampak atau berakibat
pada kecelakaan dan kerugian. Teori ini menjelaskan bahwa kecelakaan itu
dapat terjadi karena adanya risiko bahaya yang mana risiko ini dapat terjadi
(tindakan tidak aman), unsafe condition (kondisi tidak aman), job factor
B. Boot
1. Pengertian
penggerak berupa mesin tempel berkapasitas 40 PK. memiliki kesan mewah, atau
bisa dikatakan sebagai angkutan kelas satu sebab selain cepat, barang bawaan
Long Boat adalah perahu lebih banyak namun kalah cepat dengan speed boat
speed boat. Speed Boat adalah jenis kapal taksi tercepat. Speed B, bisa
12
mengangkut maksimal penumpang 8 penggerak berupa mesin tempel berkapasitas
40 PK. memiliki kesan mewah, atau bisa dikatakan sebagai angkutan kelas satu
sebab selain cepat, barang bawaan terbatas juga tarif penumpang lebih mahal dari
angkutan lain.
Boot adalah perahu bentuk lebih panjang dan memua lebih banyak namun
kalah cepat dengan speed boat. Long Boat mengangkut penumpang 10 hingga 15
orang. Tenaga penggeraknya sama speed boat dengan mesin tempel berkapasitas
40 PK.
bahwa alat pelindung diri yang selanjutnya disingkat APD merupakan suatu alat
mengisolasi sebagai atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Sesuai
dengan peraturan ini, maka pengusaha wajib menyediakan ADP bagi pekerja atau
buruh di tempat kerja. APD tersebut harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku serta wajib diberikan oleh pengusaha
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
13
sekelilingnya (Kusuma dan Darmastuti, 2016) . Pada umumnya alat alat tersebut
terdiri dari:
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
special resisting penetration semisal terbentur dengan pipa ataupun atap serta
menghindari kepala dari terjatuhnya benda berat dari atas. Penggunaan Safety
helmet dengan benar serta tepat bisa memberikan perlindungan yang maksimal
terhadap kepala.
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek maupun
berlumpur
digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu, serpihan besi yang
f. Masker (Respirator)
14
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan sebagainya).
g. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerjadi tempat atau situasi
tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
i. Wearpack
Fungsi dari wearpack pada umumnya adalah untuk melindungi tubuh dari hal
alat pelindung diri warepack juga sebagai identitas yang bertujuan untuk
j. Rompi
Digunakan untuk melindungi badan. Selain itu, garis yang ada di rompi schotlite
dan Anwar, 2006 dalam Praseya dan Yudi, 2016) menyebutkan bahwa
15
kecelakaan yang diderita pekerja. APD telah disediakan oleh perusahaan untuk
pekerja, hanya saja terdapat beberapa pekerja yang tidak mengikuti kebijakan
Menganalisis bahaya yang dapat terjadi ditempat kerja dapat dilakukan dengan
1. Check List
terstruktur untuk menganalisa suatu sistem. Metode Check List ini seringkali
sistem tersebut. Maka dari itu analisis ini sering digunakan untuk menganalisa
suatu sistem dengan standar, misalnya SOP, UU, dan lain-lain. Karakter metode
analisis ini adalah mudah digunakan oleh “Less Experience Engineer”. Analisis
ini harus terus di audit dan di upgrade annually. Tujuan dari pelaksanaan analisis
ini adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi
bahaya yang sangat terstruktur dan komprehensif dimana metode ini digunakan
untuk mengidentifikasi suatu proses atau unit operasi pada tahap perancangan
16
bangunan, konstruksi, operasi maupun modifikasi. Prinsip dasar metode
HAZOP ini adalah memeriksa bagaimana suatu risiko dapat terjadi pada sistem
yang disebabkan adanya penyimpanan proses dari desain yang telah ditetapkan
mencari berbagai faktor penyebab yang mungkin dapat muncul dari kondisi
a. Mudah dipelajari
c. Sistematis
17
3. Metode Failure Mode And Effects Analysis (FMEA)
Metode (J., H. and W.I., 2017) Failure Mode And Effects Analysis (FMEA)
dalam definisi ini merupakan suatu bahaya yang muncul dari suatu proses.
Berdasarkan hal itu FMEA merupakan metode yang tepat untuk dilakukan
dihindarkan.
Menurut (Sinaga, N and Adi, 2014) Fault Tree Analysis (FTA) suatu model
diagram yang terdiri dari beberapa kombinasi kesehatan (fault) secara paralel
dan secara berurutan yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang
sudah ditetapkan. Secara sederhana FTA dapat diuraikan sebagai suatu teknis
analitis dimana suatu status yang tidak diinginkan menyangkut kesehatan suatu
18
sistem yang dianalisa dalam konteks operasi dan lingkungannya untuk
menemukan semua cara yang dapat dipercaya dalam peristiwa yang tidak
diinginkan dapat terjadi. FTA bersifat top-down, artinya analisa yang dilakukan
(basis event) dan hubungan antara basic event dan top event. Simbol diagram
yang dipakai untuk menyatakan hubungan tersebut disebut gerbang logika (logic
gate). Output dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk ke
gerbang tersebut.
Control)
b. tingkat keparahan yang mungkin timbul dari bahaya tersebut atau risiko
19
a. Untuk memungkinkan pemimpin ataupun manajer merencanakan,
b. Identifikasi Bahaya
yang mana sumber energi yang digunakan di tempat kerja tanpa adanya
dan kerusakan terjadi karena adanya kontak dengan sumber energi yang
sumber energi sebagai bahaya yang ada, sangat tergantung dari jenis dan
20
Kesadaran akan adanya potensi bahaya di suatu tempat kerja merupakan
secara efektif dan efisien. Data yang diperoleh dari hasil identifikasi
kecelakaan
dll.
a) Bahaya Biologi
c) Bahaya Kimia
lingkungan, dsb.
21
d) Bahaya Fisik
e) Bahaya Ergonomi
f) Bahaya Psikologi
yang bertujuan untuk mengetahui semua potensi bahaya yang ada pada
al., 2013):
kecelakaan.
22
3) Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi
bahaya tertinggi.
b. Urutkan langkah kerja mulai dari tahapan awal sampai pada tahap akhir
pekerjaan.
c. Kemudian tentukan jenis bahaya apa saja yang terkandung pada setiap
e. Kemudian catat dalam tabel, semua keterangan yang didapat. Salah satu
periksa tempat kerja (check list). Melalui daftar periksa dapat dilakukan
23
D. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko adalah proses keseluruhan identifikasi risiko, analisis risiko, dan
dapat dikatakan bahwa penilaian risiko ini dapat diaplikasikan baik untuk
pekerjaan rutin maupun pekerjaan non rutin. Pekerjaan rutin adalah pekerjaan
yang biasa dilakukan dalam suatu proses bisnis atau proses produksi dalam
pekerjaan non rutin adalah pekerjaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu
dan bukan merupakan pekerjaan inti yang selalu harus dilalui dalam upaya
untuk sektor- sektor pekerjaan tertentu pekerjaan non rutin ini bisa menjadi
pekerjaan rutin pada institusi tertentu (Mallapiang, Raodhah and Hamda, 2016) .
1. Identifikasi risiko
alat yang ada, prosedur yang harus dilakukan serta tipikal manusia yang
harus melakukan :
24
b. Menyusun dan menerapkan alat-alat atau instrumen identifikasi
2. Analisis risiko
risiko, tujuan analisis dan informasi, data dan sumber daya yang tersedia.
teknik semi kuantitatif, yang dalam analisa risiko lebih baik dalam
Teknik ini juga dapat menggambarkan tingkat risiko yang lebih konkret
3. Evaluasi risiko
25
risiko yang ditemukan selama proses analisis dengan kriteria risiko yang
harus mempertibangkan konteks yang lebih luas dari risiko yang ada,
tidak hanya organisasi tertentu namun juga pihak lain yang terkait.
tahapan proses untuk menilai apakah risiko tersebut dapat diterima atau
(Ramli, 2010).
L x S = Risiko Relatif
26
Tabel 2.3 Skala “Risk Matrix” pada standard (AS/NZS 4360)
Likelihood (L)1 2 3 4 5
5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
High Medium Low
baris kemungkinan dari kejadian yang akan terjadi untuk menemukan keparahan
yang akan terjadi. Tingkat risiko diberikan nilai pada kotak tempat baris dan
kolom yang telah ditentukan. Nilai risiko relatif dapat digunakan untuk
27
Tabel 2.4 Standard (AS/NZS 4360)
mengatasi risiko keselamatan jiwa atau nyawa pekerja dan lingkungan tempat
28
tidak menimbulkan risiko bagi pekerja yang harus memasuki area atau
dekat pengendalian terhadapa sumber bahaya maka akan semakin baik. Metode
ini sering disebut dengan menerapkan teknik kontrol. Jika ini tidak berhasil,
sumber dan pekerja. Metode ini dapat disebut sebagai penerapan kontrol
dengan cara terakhir pada tingkat pekerja yaitu melalui penggunaan alat
pelindung diri (APD), walaupun ini adalah kontrol yang paling lemah dan
paling tidak diinginkan (Soputan, Sompie and Mandagi, 2014). Upaya dalam
serendah mungkin agar tidak adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
29
F. Kerangka Teori
Klasifikasi Kegiatan
Identifikasi Bahaya
Analisis Risiko
Karakteristik Risiko
Review
Akibat/
Peluang/
(Consequence)
Kemungkinan
Penilaian Risiko
Menyediakan Tindakan
Rencana Pengendalian Risiko
Pelaksanaan
30