MAKALAH - KEL 3. QOSHOR - SHALAT New
MAKALAH - KEL 3. QOSHOR - SHALAT New
Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan dan petunjuk
untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “ Qashar Shalat”, tanpa
pertolongan-Nya kami tidak akan bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik.
Tiada kalimat yang pantas kami haturkan kecuali rasa syukur yang tiada terkira
kepada Allah SWT, karena dengan limpahan karunia dan kasih sayangnya, Alhamdulilah
kami dapat menyusun tugas ini. Sebagai tugas kuliah dan bahan pembelajaran kami. Semoga
tugas kami dapat memberikan manfaat, motivasi dan inspirasi bagi pembaca.
Atas selesainya tugas kami. Kami mengucapkan beribu terimakasih kepada semua
pihak yang memperlancar pembuatan tugas kami. Terimakasih kepada Bapak Syamsuddin
dosen pengampu mata kuliah Islam Kearifan Lokal ini karena telah memberikan kami
amanah untuk membuat tugas ini, dan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang
memberikan ridhonya kepada kami.
Selaku penyusun tugas, kami meminta permohonan maaf atas kekurang tugas kami,
sebagai manusia yang tak lepas dari salah dan lupa. Atas kesadaran kami ini, kami akan
sangat mengharapkan dan menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat adalah ibadah ritual yang telah ditetapkan tata cara dan waktu
pelaksanaannya oleh Allah, Swt. Oleh karena itu shalat tidak sah bila dilakukan tidak
sesuai dengan tata cara dan waktu yang ditentukan. Namun demikian dalam kondisi-
kondisi tertentu Allah memberikan rukhshah (keringanan) bagi orangorang yang
mengalami kesulitan untuk mengerjakan shalat sesuai dengan ketentuan dasar
tersebut. Tujuan Allah memberikan rukhshah (keringanan) adalah untuk
menghilangkan kesulitan dan kesusahan. Bentuk keringan itu adalah dibolehkannya
menjamak dan mengqashar shalat. Dalam kitab-kitab fikih klasik dijelaskan bahwa
alasan dibolehkannya menjamak dan mengqashar shalat adalah perjalanan jauh.
Namun dalam kenyataan kehidupan sekarang banyak ditemukan keadaan-keadaan
yang lebih menyulitkan dibandingkan perjalanan jauh. Untuk memenuhi hajat
kehidupan yang bertaraf dharuriyat (kebutuhan esensial), menyangkut nafkah
kehidupan, banyak yang bekerja sepenuh waktu, sebagai supir taksi, karyawan pabrik,
penambang, pekerja bengkel, pilot dan co pilot, dokter dan pasien, terjebak kemacetan
lalu lintas, dan lainnya yang mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam
menunaikan kewajiban shalat pada waktunya. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkajian untuk merespon realitas yang terjadi di zaman modern tersebut. Dalam
makalah ini penulis akan mengkaji bagaimana hukumnya mengqashar shalat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang akan dikaji
dalam Makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qoshor
1. Bahasa
Makna kata qashr (( قصرsecara bahasa adalah mengurangi atau meringkas.
Disebutkan di dalam Al Quran bahwa Rasulullah SAW bermimpi pergi haji, lalu
sebagian shahabat ada yang mencukur botak kepalanya (muhalliqin) dan ada yang
mencukur sebagian (muqashshirin)
ين َ َق هللاُ َرسُولَ ُه ا ُرْئ يا َ ِب ْل َح ِّق لَ َت ْد ُخلُنَّ ْال َمسْ ِج َد ْال َح َرا َم ِأ ْن َشا َء هللاُ آ ِمن
َ ِين م َُحلِّقِي َْن رُُؤ
َ ِّوس ُكم َو ُم َقصِّر َ لَ َق ْد
َ صد
27)
2. Istilah
Sedangkan secara istilah, definisi qashr shalat adalah mengurangi bilangan
rakaat pada shalat fardhu, dari empat rakaat menjadi dua rakaat.
Shalat Shubuh yang jumlahnya dua rakaat, tidak ada ketentuan untuk
mengqasharnya. Demikian juga Shalat Maghrib yang tiga rakaat, juga tidak ada
ketentuan untuk mengqasharnya. Dan shalat sunnah pun tidak ada ketentuan
qasharnya.
3. Masru’iyah
Pengurangan jumlah rakaat dari empat menjadi tinggal dua adalah
pensyariatan yang didasarkan pada nash-nash Al-Quran dan As-Sunnah, serta
dikuatkan dengan ijma' para ulama.
3.1 Al Qur’an
Asal kebolehan melakukan dalam melakukan pengurangan jumlah
rakaat dari empat menjadi dua adalah firman Allah SWT. Allah SWT
berfirman di dalam Al-Quran al-Kariem tentang keringanan bagi orang
yang sedang dalam perjalanan untuk mengurangi jumlah bilangan rakaat
shalat.
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
men-qashar shalat, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(QS. An-Nisa : 110)
3.2 As sunnah
Abu Hanifah dan para ulama Kufah mengatakan minimal jarak safar
yang membolehkan qashar itu adalah bila jaraknya minimal sejauh
perjalanan tiga hari, baik perjalanan itu ditempuh dengan menunggang unta
atau berjalan kaki, keduanya relatif sama. Dan tidak disyaratkan perjalanan
itu siang dan malam, tetapi cukup sejak pagi hingga zawal di siang hari.
Safar selama tiga hari ini kira-kira sebanding dengan safar sejauh 3
marhalah. Karena kebiasaannya seseorang melakukan safar sehari
menempuh satu marhalah. Dasar dari penggunaan masa waktu tiga hari ini
adalah hadits Nabi SAW, dimana dalam beberapa hadits beliau selalu
menyebut perjalanan dengan masa waktu tempuh tiga hari. Seperti hadits
tentang mengusap sepatu, disana dikatakan bahwa seorang boleh mengusap
sepatu selama perjalanan 3 hari. Orang yang muqim mengusap sepatu dalam
jangka waktu sehari semalam, sedangkan orang yang safar mengusap sepatu
dalam jangka waktu tiga hari tiga malam. (HR. Ibnu Abi Syaibah) .
Demikian juga ketika Rasulullah SAW menyebutkan tentang larangan
wanita bepergian tanpa mahram yang menyertainya, beliau menyebut
perjalanan selama 3 hari. Dari Ibnu Umar radhiyallhuanhu bahwa Rasulullah
SAW bersabda,"Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan
hari akhir bepergian sejauh 3 malam kecuali bersama mahram". (HR.
Menurut mazhab Al-Hanafiyah, penyebutan 3 hari perjalanan itu pasti ada
maksudnya, yaitu untuk menyebutkan bahwa minimal jarak perjalanan yang
membolehkan qashar adalah sejauh perjalanan 3 hari. Kalau kita konversikan
jarak perjalanan tiga hari, maka hitungannya adalah sekitar 135 Km
KESIMPULAN