1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Jalan William Iskandar Psr V Medan 20371, Indonesia
e-mail: nurussakinah@uinsu.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine learning independence which is influenced by the learning motivation of new
students. A total of 460 new students of class 2019 were involved in this research. The instrument used was a
scale of self-regulated learning and a scale of learning motivation. The data analysis used is the assumption
test, hypothesis test, and difference test. The results show 1) based on the assumption test that the research
data is proven normality and linearity; 2) based on the hypothesis test that there is a positive relationship
between learning motivation and self-regulated learning (r = 0.770; p <0.01), and there is an effect of learning
motivation on self-regulated learning (R² = 0.592; p <0.01); 3) based on different tests that there are
differences in self-regulated learning based on student demographic factors [F = 1.321, p <0.05].
Keywords: Learning Motivation, Self-Regulated Learning, New Students.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar yang dipengaruhi oleh motivasi belajar pada
mahasiswa baru. Sebanyak 460 mahasiswa baru angkatan 2019 terlibat dalam penelitian ini. Instrumen yang
digunakan adalah skala kemandirian belajar dan skala motivasi belajar. Analisis data yang digunakan adalah
uji asumsi, uji hipotesis dan uji beda. Hasilnya menunjukkan: 1) berdasarkan uji asumsi bahwa data penelitian
terbukti secara normalitas dan linieritas; 2) berdasarkan uji hipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara
motivasi belajar dan kemandirian belajar (r = 0,770; p < 0,01), dan terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap
kemandirian belajar sebesar (R² = 0,592; p < 0,01); 3) berdasarkan uji beda bahwa terdapat perbedaan
kemandirian belajar berdasarkan faktor demografi mahasiswa [F= 1,321, p< 0,05].
21
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
mengalami kesulitan. Masa transisi ini sebagai pendatang, gangguan hubungan interpersonal,
sebuah culture shock yakni mahasiswa belajar konflik dengan teman, keluarga dan orang lain,
kembali terhadap masalah sosial dan yang dapat berujung pada stres. Bagi sebagian
psikologis dalam menghadapi hal baru mahasiswa akan menjadikannya sebagai beban
(Pascarella & Terenzini, 1991, dalam Sharma, dan tidak tertutup kemungkinan berujung pada
2012), dan cenderung akan mengalami stres di awal perkuliahan (Adiwaty, 2015),
kebingunan untuk berinteraksi dengan hingga kondisi yang berat yakni depresi (Al-
lingkungannya (Bock, dalam Muharomi, qaisy, 2011), namun bagi beberapa mahasiswa
2002). lainnya akan menganggap ini sebagai sebuah
Pada tahun pertama perkuliahan, tantangan. Hal ini diperkuat oleh Heynigren
mahasiswa dihadapkan pada berbagai (dalam Kertamuda & Herdiansyah, 2009)
masalah, baik masalah di bidang akademik, bahwa keberhasilan dalam beradaptasi di tahun
masalah penyesuaian sosial, masalah pertama dapat memprediksikan keberhasilan
lingkungan kampus, dan perubahan sistem akademik.
belajar yang menuntut mahasiswa untuk Keberhasilan mahasiswa dalam
mampu belajar mandiri, hingga memunculkan mengenyam bangku kuliah bergantung pada
berbagai konflik, dimana mahasiswa yang proses belajarnya, baik belajar secara
kondisinya masih berada tahap penyesuaian berkelompok maupun belajar individu. Cara
dengan peran barunya, namun di satu sisi belajar yang efektif di perguruan tinggi harus
mahasiswa dituntut untuk mampu lebih banyak memberikan kesempatan kepada
menyelesaikan tugas (Nurhayati, 2011). mahasiswa untuk memiliki keterampilan
Penelitian yang dilakukan oleh Kholidah dan belajar (learning to learn), artinya mahasiswa
Alsa (2012) mengungkapkan lika liku tidak hanya belajar tentang mengingat fakta
problema mahasiswa baru, seperti ketatnya tetapi juga mampu memaknai fakta tersebut
persaingan dalam mencapai prestasi, tekanan (Nurhayati, 2011). Keterampilan mengelola
untuk terus meningkatkan prestasi akademik diri, kemampuan berpikir kritis, agar memiliki
melalui IPK yang tinggi, ragamnya tugas hasil belajar yang memuaskan, salah satunya
perkuliahan, tidak tepat memilih jurusan, dibutuhkan kemandirian mahasiswa dalam
ancaman droup out, adaptasi dengan belajar.
lingkungan baru, pengaturan waktu yang Kemandirian belajar tidak sama
kacau, rendahnya manajemen diri, mandiri, maknanya dengan belajar sendiri, seorang
sulit mengatur keuangan, tempat tinggal yang mahasiswa yang telah aktif dan kreatif dalam
dirasa kurang sesuai bagi mahasiswa belajarnya maka dapat dimaknai telah terampil
22
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
dan mandiri. Nurhayati (2011) juga kuliah, mencari referensi dalam bentuk buku
menegaskan bahwa mahasiswa yang proses dan jurnal-jurnal hasil penelitian, meresume
belajarnya telah terampil tanpa bantuan orang atas materi yang telah dipelajari. Kemandirian
lain, berinisiatif sendiri, tidak tergantung pada belajar diperlukan dalam sistem pendidikan,
dosen, pembimbing, teman atau orang lain agar tercapai tujuan pembelajaran yang
maka dapat dimaknai sebagai proses belajar menekankan siswa aktif dalam
mandiri. Bekal utama yang dibutuhkan mengembangkan potensinya (Pratiwi &
mahasiswa adalah menyesuaikan kehidupan Laksmiwati, 2016).
kampus untuk mandiri, proaktif, kritis, dan Berdasarkan kajian literatur yang
kreatif. peneliti lakukan dari berbagai referensi seperti
Istilah yang sering digunakan dalam buku dan jurnal dengan subjek utama
kemandirian belajar adalah self-regulated penelitian adalah mahasiswa baru cukup
learning, merupakan proses perancangan dan banyak mengkaitkannya dengan kondisi
pemantauan diri yang seksama terhadap proses psikologis, seperti kecerdasan emosional
kognitif dan afektif dalam menyelesaikan (Prasetiyo & Andriani, 2011), efikasi diri
suatu tugas akademik (Bandura, dalam (Irfan & Suprapti, 2014), kepercayaan diri
Hidayati & Listyani, 2010). Pentingnya self- (Asiyah, 2013), penyesuaian sosial (Estiane,
regulated learning telah dibuktikan melalui 2015), stres (Sukoco, 2014), regulasi emosi
kajian metaanalisis oleh Latifah (2010), dan resiliensi (Widuri, 2012), culture shock
hasilnya menunjukkan bahwa terdapat korelasi (Indrianie, 2012), penyesuaian diri (Bilicha,
positif antara strategi self-regulated learning Bachry, Rakhmandari & Rusdi, 2019).
dengan prestasi belajar. Pentingnya memahami kondisi
Kemandirian belajar penting psikologis mahasiswa baru sebagai salah satu
dimunculkan, agar mahasiswa dapat mengatur upaya penentuan berhasil tidaknya mahasiswa
waktu antara belajar, beristirahat, waktu untuk di tahun-tahun berikutnya, tertekan atau
keluarga dan teman. Mahasiswa yang telah bahagia dalam belajarnya, mandiri atau
memaknai arti penting dari belajar akan bergantung kepada orang lain dalam
berdampak positif baginya di kemudian hari, penyelesaian tugas, dan tinggi atau rendah IPK
ditentukan oleh keberhasilan mahasiswa yang diperolehnya. Berdasarkan fenomena di
tersebut dalam menjalankan proses pendidikan atas, upaya memaknai kemandirian belajar
di perguruan tinggi. Kemandirian belajar akan mahasiswa baru maka diperhatikan dua faktor
membantu mahasiswa untuk menjadi sosok utama, yakni: faktor eksternal dan faktor
yang aktif dalam menyiapkan tugas-tugas internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan,
23
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
keluarga, dan sarana prasarana perkuliahan, perpaduan antara rasa takut dan harapan,
sedangkan faktor internal meliputi artinya pemberian pujian, hadiah, reward akan
kepribadian, kondisi fisik, kognitif, dan memunculkan harapan dan impian dalam
motivasi. Mahasiswa yang aktif dan kreatif mewujudkan cita-cita yang diinginkan,
dalam belajarnya ditentukan oleh motivasinya demikian sebaliknya jika anak senantiasa
dalam belajar. Mengapa motivasi menjadi berhadapan dengan ancaman maka semakin
kajian penting dan telah banyak diteliti oleh lama akan menimbulkan rasa takut pada jiwa
riset sebelumnya? Jawabannya adalah seseorang, dan membuatnya putus asa, merasa
motivasi merupakan penggerak atau hasrat tidak berdaya, akhirnya menurunnya motivasi
seseorang dalam bertindak atau melakukan dalam diri.
sesuatu hal. Hal ini dipertegas oleh Riyono Mengetahui motivasi dan kemandirian
(2012) mengungkapkan motivasi merupakan belajar sejak dini bagi mahasiswa yang baru
suatu kekuatan yang mendorong seseorang mengenyam studi di Perguruan Tinggi menjadi
mengerjakan sesuatu, menentukan seberapa salah satu upaya untuk membentuk lulusan
kuat dorongan tersebut, dan mengerahkan yang profesional (Hidayati & Listyani, 2010).
tujuan dari suatu perilaku. Berhasil tidaknya Tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki
seseorang dalam belajarnya akan terlihat dari seorang mahasiswa akan memengaruhinya
prestasi belajar, ketika prestasi belajar baik untuk mandiri dalam belajar. Oleh karenanya,
umumnya dipengaruhi oleh motivasi belajar peran penting motivasi belajar dan
yang baik pula. kemandirian belajar bagi mahasiswa baru
Motivasi belajar tidak hanya bertujuan menjadi tujuan penelitian ini. Hipotesis
untuk mengarahkan mahasiswa, namun juga penelitian ini adalah: 1) terdapat hubungan
berfungsi dalam meningkatkan kualitas diri positif antara motivasi belajar dan kemandirian
dan kualitas akademik. Lens, Lacante, belajar; 2) terdapat pengaruh motivasi belajar
Vansteenkiste, dan Herrera (2005, dalam terhadap kemandirian belajar; 3) terdapat
Latipah, 2010) menegaskan bahwa siswa yang perbedaan kemandirian belajar ditinjau dari
berprestasi akademik tinggi cenderung data demografi mahasiswa.
memiliki motivasi daya saing yang kuat
dibanding dengan siswa yang berprestasi METODE PENELITIAN
Responden Penelitian
rendah. Najati (2005) dalam bukunya “Al
Populasi mahasiswa baru di Fakultas
Quran dan Psikologi” juga menegaskan
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera
pentingnya motivasi dalam memunculkan
Utara pada tahun 2019 sebanyak 1938
semangat belajar, yakni dengan stimulasi
24
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
bukti kesediaan berpartisipasi dalam penelitian sebagian besar mahasiswa baru berjenis
mahasiswa selama proses pengisian skala, bagi (60,4%), sebagian besar lulusan dari madrasah
pengisian skala maka dapat diserahkan pada dalam kota Medan, sehingga mayoritas tinggal
saat itu juga. Ketiga, tahap pengolahan data. bersama dengan orang tuanya (49,13%), dan di
Data untuk skala motivasi belajar dan keluarganya sebagai anak pertama (43,69%).
Tabel 1.
kemandirian dalam belajar diperoleh dengan Data demografi responden
cara memberi skor pada setiap jawaban yang Karakteristik Kategori No. (%) of
participants
diberikan oleh responden penelitian untuk Jenis Kelamin Perempuan 310 (67,3)
Laki-laki 150 (32,6)
setiap pernyataan. Setelah data terkumpul Usia 17 tahun 93 (20,21)
seluruhnya, maka data diolah dengan 18 tahun 278 (60,4)
19 tahun 62 (13,47)
menggunakan SPSS versi 23,0 for windows. 20 tahun 27 (5,86)
Tinggal dengan Orang tua 226 (49,13)
Saudara 43 (9,34)
Indekos 191 (41,52)
Analisis Data Lulusan dari Madrasah 283 (61,52)
SMA / SMK 35 (7,60)
Data penelitian ini dianalisis untuk Pesantren 142 (30,86)
mengungkapkan tiga hipotesis yang diajukan,
26
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
28
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
adanya harapan nikmat surga dan adanya mahasiswa lebih memilih berdiskusi
balasan berupa ancaman neraka. Perpaduan berkelompok untuk membahas tugas. Terdapat
antara rasa takut dan harapan ini memunculkan perbedaan alasan bagi mahasiswa dalam
dorongan kuat pada diri kaum muslim (Najati, memunculkan perilaku tersebut, jika perilaku
2005). Partisipan penelitian ini positif yang dipilihnya maka akan membantu
keseluruhannya adalah mahasiswa baru mahasiswa untuk berhasil dalam akademis,
muslim yang sedang beradaptasi dengan peningkatan kemandirian belajar, dan akhirnya
situasi baru, adanya perasaan takut dan berprestasi. Santrock (2003) menegaskan
harapan menjadi salah satu alasan dalam bahwa remaja mampu menyesuaikan dirinya
memotivasi belajar. tidak hanya pada bidang akademis saja, faktor
Jika dikaitkan dalam penelitian ini motivasi dan psikologis yang banyak
maka konstrak kompetensi dapat dimaknai membantu remaja. Berhasil tidaknya seorang
memunculkan kemandirian dalam belajar, remaja di bidang akademisnya bukan semata-
artinya seorang mahasiswa yang telah siap mata karena faktor kecerdasan, namun
dalam belajarnya di perguruan tinggi akan seringkali memperlihatkan kecenderungan
termotivasi untuk mempersiapkan diri dengan motivasi yang lebih adaptif dan yakin akan
cara menyegerakan penyelesaian tugas, kemampuan mereka ternyata berperan penting
membaca dan memahami mata kuliah yang membentuk hal positif pada diri remaja dan
akan diajarkan di kelas, meresume materi yang juga pada prestasinya.
telah disampaikan dosen, berdiskusi secara Selain motivasi, pembahasan
berkelompok, giat mencari referensi untuk mengenai faktor demografi juga berperan
menambah kajian pustaka maupun menambah penting dalam memunculkan kemandirian
informasi baru. belajar (Samruayren, Enriquez, Natakuatoong,
Motivasi juga berperan penting & Samruayren, 2013). Riset ini juga
sebagai alasan mengapa mahasiswa memilih membuktikan peran faktor demografi terhadap
satu perilaku diantara perilaku-perilaku kemandirian belajar. Faktor demografi
lainnya, misal terdapat beberapa mahasiswa pertama yang dianalisis adalah jenis kelamin,
yang memilih jalan-jalan ke mall bersama hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa baru
temannya setelah perkuliahan berakhir, namun perempuan lebih mandiri dibandingkan
didapati juga sebagian mahasiswa yang lebih mahasiswa baru laki-laki. Santrock (2003)
memilih pulang ke rumah sehingga lebih mengemukakan peran eksplorasi diri lebih
banyak waktu baginya untuk dapat terlihat pada remaja perempuan, dan
menyelesaikan tugas, atau beberapa cenderung memiliki strategy coping yang
30
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
adaptif dibandingkan mahasiswa baru laki-laki siswanya menetap di asrama (pondok) dengan
(Baron & Byrne, 2004). Mahasiswa baru jadwal pembelajaran yang telah diatur
perempuan dianggap mampu sedemikian rupa, bertanggung jawab dan
mengekspresikan dalam pengungkapan disiplin dengan aturan yang ditegakkan.
dirinya menjadi salah satu alasan mahasiswa Selanjutnya perbedaan ditinjau dari tempat
baru perempuan memiliki harga diri yang lebih tinggal, bagi mahasiswa yang tinggal bersama
baik sehingga memberikan efek positif bagi dengan orang tua dianggap lebih mandiri
siswa dalam belajarnya (Sari, Rejeki, Mujab, belajarnya dibandingkan mahasiswa yang
2006). tinggal indekos. Penelitian oleh Diferiansyah
Hasil penelitian ini juga (2015) membuktikan bahwa mahasiswa
membuktikan terdapatnya perbedaan tingkat pertama yang tinggal indekos
kemandirian belajar dari faktor usia mengalami tingkat kecemasan lebih tinggi
menunjukkan bahwa mahasiswa yang berusia dibandingkan mahasiswa yang tinggal
17 tahun dianggap lebih mandiri. Henderson bersama orang tuanya. Peranan orang tua bagi
dan Dweck (1990, dalam Santrock, 2003) mahasiswa yang sedang menjalankan status
menegaskan bahwa remaja adalah masa yang barunya belajar di perguruan tinggi, masih
penting dalam hal prestasi, sebab remaja membutuhkan dukungan dari orang-orang
menyadari bahwa pada saat inilah mereka terdekat khususnya orang tua untuk
dituntut untu menghadapi kehidupan yang menyesuaikan diri dengan sistem
sebenarnya. Hal ini senada dengan penelitian pembelajaran yang berbeda pada saat menjadi
oleh Bilicha, Bachry, Rakhmandari, dan Rusdi siswa, dan lingkungan yang berbeda, sehingga
(2019) bahwa penelitiannya juga telah mampu mengurangi kecemasan atas perannya
membuktikan peran usia dalam memengaruhi sebagai mahasiswa, dengan berkurangnya
penyesuaian diri mahasiswa baru. kecemasan akan berdampak positif bagi
Berdasarkan faktor lulusan sekolah, mahasiswa untuk beraktivitas dengan percaya
maka mahasiswa baru yang berasal pesantren diri. Terakhir faktor urutan kelahiran juga
terbukti lebih mandiri, sejalan dengan hasil dapat memengaruhi kemandirian dalam
penelitian Sanusi (2012); Noor (2015); dan belajar, terbukti dari penelitian ini bahwa
Rahma (2016) yang telah membuktikan bahwa mahasiswa sebagai anak pertama di
santri yang belajar di pesantren memiliki keluarganya memiliki kemandirian belajar
tingkat kemandirian yang lebih baik, sebab yang lebih baik. Hal ini dipertegas oleh
pondok pesantren merupakan salah satu Santrock (2003) bahwa individu yang lahir
lembaga pendidikan di Indonesia dimana lebih dulu digambarkan sebagai individu yang
31
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
kegiatan-kegiatannya baik di kampus atau di Archer Jr, J., & Cooper, S. (1998). Counseling
and Mental Health Services on Campus: A
luar kampus, mengevaluasi hasil nilai anak
Handbook of Contemporary Practices and
setiap semester, mendekatkan diri kepada anak Challenges. The Jossey-Bass Higher and
Adult Education Series. Jossey-Bass Inc.,
agar anak mau terbuka dengan masalah-
Publishers, 350 Sansome St., San
masalah yang sedang dihadapinya. Saran bagi Francisco, CA 94104.
Asiyah, N. (2013). Pola asuh demokratis,
dosen bimbingan akademik sebagai figur
kepercayaan diri dan kemandirian
kedua bagi mahasiswa setelah orang tuanya di mahasiswa baru. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, 2 (2).
rumah, agar dalam meluangkan waktu dan
Baron, Robert A, Byrne, Donn. (2004).
berkesempatan dalam menyikapi masalah- Psikologi Sosial Jilid 1 Edisi Kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
masalah yang sedang dihadapi mahasiswa, dan
Bilicha, P.N., Bachry, P.N., Rakhmandari,
bagi setiap dosen agar senantiasa memberikan R.A., & Rusdi, A. (2019). Komunikasi
interpersonal mahasiswa ditinjau dati
materi diselingi dengan nasihat-nasihat positif
tawadhu’ dan penyesuaian diri. Jurnal
yang sifatnya membangun motivasi Psikis. 5 (2), 109-118
Diferiansyah, O. (2015). Perbedaan Tingkat
mahasiswa. Saran yang diberikan untuk
Kecemasan Antara Mahasiswa
perguruan tinggi adalah dengan Kedokteran Tingkat Pertama yang
Tinggal Indekos dengan yang Tinggal
menghidupkannya layanan konseling bagi
Bersama Orangtuanya. Skripsi. Fakultas
mahasiswa, mengingat konseling berfungsi Kedokteran. Universitas Lampung.
Estiane, U. (2015). Pengaruh dukungan sosial
membantu penyelesaian masalah siswa
sahabat terhadap penyesuaian sosial
(Myrick, 2003) dan membantu mahasiswa baru di lingkungan perguruan
tinggi. Jurnal Psikologi Klinis dan
mengembangkan potensi diri siswa (Archer &
Kesehatan Mental, 4 (1), 29-40.
Cooper, 1998). Hidayati, K., & Listyani, E. (2010).
Pengembangan instrument kemandirian
belajar mahasiswa. Jurnal Peneitian dan
DAFTAR PUSTAKA Evaluasi Pendidikan. 14 (1), 84-99.
Adiwaty, M.R. (2015). Efektifitas strategi Indrianie, E. (2012). Culture Adjustment
penyesuaian mahasiswa baru pada proses Training untuk Mengatasi Culture Shock
pembelajaran di perguruan tinggi. Jurnal pada Mahasiswa Baru yang Berasal dari
Neo-Bis, 9 (2), 1-15. Luar Jawa Barat. Jurnal Insan, 14, 149-
Al-qaisy LM. (2011). The relation of 158.
depression and anxiety in academic Irfan, M. & Suprapti, V. (2014). Hubungan
achievement among group of university self-efficacy dengan penyesuaian diri
students. International Jurnal of terhadap perguruan tinggi pada
Psychology. 3 (5):96-100. mahasiswa baru Fakultas Psikologi
Aminanty, A., & Ramdhani, N. (2019). Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi
Efektifitas brief CBT berbasis online Pendidikan dan Perkembangan, 3 (3),
dalam meningkatkan penyesuaian sosial 172-178.
mahasiswa di perguruan tinggi. Tesis. Kertamuda, F., & Herdiansyah, H. (2009).
Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Pengaruh strategi koping terhadap
Mada Yogyakarta.
33
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan P-ISSN 1412-5382
Vol. 18 No. 1, April 2021 E-ISSN 2598-2168
35
Nurussakinah Daulay
Motivasi Dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa