Penyusun :
( 141900174 )
KELAS D
Dosen Pengampu :
Tahun 2021
1
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan kasih
karunianya, dan kehendak–Nya, sholawat dan salam senantiasa tersampaikan kepada tauladan kita,
Nabi Muhammad SAW, atas kesabaran dan kasih sayangnya menuntun manusia dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang di ridhoi oleh-Nya. sehingga makalah guna melengkapi tugas mata
kuliah Manajemen Perawatan Tentang Citra Merek/Brand Image dapat diselesaikan dengan baik.
Pada Makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi, mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekuranagan baik pad penulisan
maupun materi, mengingat kemapuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak kami sangat harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi penyusun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu Merek ?
2. Apa yang dimaksud Citra merek(Brand Image)?
3. Mengapa Citra merek sangat berpengaruh pada keputusan pembelian suatu produk?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu merek.
2. Mengetahui apa yang di maksud Citra Merek (Brand Image).
3. Mengetahui pengaruh Citra Merek pada keputusan pembelian suatu Produk.
4. Memenuhi tugas manajemen pemasaran.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Kotler & Keller (2009:258) mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa
cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang
Sedangkan menurut Tjiptono (2008:104) kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara
konsisten kepada pembeli. Merek dapat menyampaikan enam tingkat arti yaitu atribut,
manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakaian. Sehingga menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa merek adalah adalah tanda, nama, atau istilah yang digunakan pemasar
pada barang atau jasanya agar dapat menjadikan pembeda dengan pesaing untuk menjadi
indentifikasi dari produk tersebut dan dirancang untuk memuaskan kebutuhan konsumen
seperti menyampaikan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten terhadap konsumen.
Citra Merek merupakan salah satu hal yang diingat didalam benak konsumen pada saat
membeli suatu produk merek tertentu. Menurut. presepsi dan keyakinan yang dipegang oleh
konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan pelanggan, yang
selalu diingat pertama kali saat mendengar slogan dan kemudian Menurut Tjiptono (2015:49)
deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (Brand
Image) adalah pengamatan dan kepercayaan yang dingenggam konsumen, seperti yang
dicerminkan Berdasarkan pengertian citra merek yang dikemukan para ahli diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa citra merek adalah asosiasi atau kepercayaan yang ada dalam
benak konsumen untuk menjadi pembeda dari merek yang lainnya seperti lambang, desain
huruf atau warna khusus. Biels dalam jurnal Xian and Gou lie (2011:2),
1. Citra Perusahaan
2. Citra Konsumen
3. Citra Produk
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu
(Aaker, 1996, p.90). Aaker (1991, p.62) juga mendefinisikan kesadaran merek sebagai
6
kemampuan pembeli atau konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa merek adalah
anggota kategori produk tertentu. Rangkuti (2004, p.40) menyatakan bahwa dalam upaya
meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun tingkat pengingatan
kembali, maka diperlukan 2 (dua) kegiatan, yaitu berusaha memperoleh identitas merek dan
berusaha mengaitkannya dengan kelas produk tertentu. Selain itu, Hoeffler dan Keller (2002)
dalam Chi, et al. (2009) menyatakan bahwa kesadaran merek dapat dibedakan dari kedalaman
dan lebar. Kedalaman mengekspresikan bagaimana membuat konsumen mengingat atau
mengidentifikasi merek dengan mudah, dan lebar mengekspresikan saat konsumen atau
pembeli membeli sebuah produk, maka sebuah merek akan segera muncul dalam pikiran
konsumen atau pembeli.
Menurut Kinear dan Taylor yang dikutip Sulistyari (2012) niat beli adalah tahap
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
dilaksanakan. Sulistyari (2012) juga mengatakan bahwa niat beli berbeda dengan keputusan
pembelian, keputusan pembelian adalah suatu tidak lanjut dari niat beli konsumen, dimana
keyakinan untuk memutuskan akan membeli sudah dalam presentase yang besar. Yoo, et al.
dalam Knight dan Kim (2006) mengungkapkan bahwa konsumen menentukan kualitas produk
dalam menggunakan merek produk melalui harga, asal negara, kinerja, dan citra. Hoyer and
Brown dalam Knight dan Kim (2006) menyatakan bahwa niat beli adalah bagaimana
konsumen menggabungkan asosiasi kinerja dan citra dalam dirinya termasuk apa yang dia
dirasakan seperti kualitas, kredibilitas, pertimbangan, dan keunggulan dari suatu produk lalu
memiliki opini pribadi terhadap penilaian suatu barang. Zeitham (1988) dalam Knight dan
Kim (2006) bahwa persepsi kualitas tinggi mendorong konsumen untuk memilih merek
tertentu dibandingkan merek yang bersaing.
Tahap-tahap Keputusan Pembelian menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2006: 179)
adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Kebutuhan
Di sini pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh
rangsangan internal (dari dalam diri) dan rangsangan eksternal (lingkungan).
Pada tahap ini pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan
kebutuhan atau minat tertentu konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk
memperoleh jawaban apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa
yang menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu
menyebabkan seseorang mencari produk tersebut.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari informasi lebih banyak
informasi, tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen dan produk yang dapat
memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak,
konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian
informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber yaitu :
➢ Sumber pribadi : keluarga, teman dan tetangga.
➢ Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
➢ Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
➢ Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
Dalam hal ini perusahaan harus merancang bauran pemasannya untuk membuat calon
pembeli menyadari dan mengetahui merknya. Perusahaan harus cermat mengenali sumber
informasi konsumen dan arti penting dari setiap sumber.
3. Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan produk yang akan dibelinya.
Untuk itu konsumen melakukan evaluasi terhadap barang mana yang benar-benar paling
cocok untuk dibeli sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Bagaimana konsumen
8
mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu
dan situasi membeli spesifik.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya
mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang
terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan
pembeli.
4. Keputusan Membeli
Keputusan membeli merupakan tahap dari proses keputusan membeli yaitu ketika
konsumen benar-benar membeli produk. Pada umumnya, keputusan membeli yang
dilakukan konsumen adalah membeli poduk yang paling disukai, tetapi ada dua faktor
yang muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli yaitu sikap orang
lain dan situasi yang tidak diharapkan. Konsumen umumnya membentuk niat membeli
berdasarkan pada faktor pendapatan, harga dan manfaat produk, akan tetapi peristiwa-
peristiwa yang tidak diharapkan bisa mengubah niat pembelian. Jadi pilihan dan niat untuk
membeli tidak selalu berakhir pada keputusan membeli barang yang sudah dipilih.
5. Tingkah Laku Pasca Pembelian
Setelah membeli poduk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas terhadap barang yang
dibeli. Pembeli akan menentukan puas atau tidak itu terletak pada hubungan antara
harapan konsumen dan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi
harapan, konsumen akan merasa tidak puas. Kegiatan pemasar terus berlanjut dalam
menanggapi kepuasan dan ketidakpuasan ini agar daur hidup produknya tidak menurun.
Dalam suatu pembelian produk, keputusan yang harus diambil tidak selalu
berurutan seperti di atas. Pada situasi pembelian seperti penyelesaian ekstensif, keputusan
yang diambil dapat bermula dari penjual, karena penjual dapat membantu merumuskan
perbedaan dengan toko yang lain melalui pembentukan citra toko yang positif. Dengan
citra yang baik yang ditampilkan toko di mata masyarakat, khususnya konsumen akan
terciptalah kesan bahwa perusahaan itu benar-benar memiliki kualitas yang dapat
dipercaya.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
c. Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen
d. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
3. Evaluasi alternatif (validation of alternativ) Setelah inforasi di peroleh, konsumen
mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk
menilai alternatif pilihan konsumen terdapat 5 (lima) konsep dasar yang dapat digunakan,
yaitu :
a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap
produk atau jasa tersebut.
b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari pada
penonjolan ciri-ciri produk.
c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang
diperoleh dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari.
e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri
barang.
4. Keputusan Pembelian (purchase decision) Konsumen yang telah melakukan pilihan
terhadap berbagai alternatif biasanya membeli produk yang paling disukai, yang
membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan
timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu :
a. Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
b. Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan
c. Faktor yang dapat diduga : factor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen
5. Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior) Kepuasan atau ketidak puasan
konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian
selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang
dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen
mengalami pengharapan yang tak terpenuhi. Konsumen yang merasa tidak puas akan
menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan
berita buruk tersebut ke temanteman mereka. Oleh karena itu perusahaan berusaha
memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.
11
BAB IV
REKOMENDASI
Peluang bisnis Indo.Sae_Shoes bisnis dikatakan bisnid yang sangat menjanjikan. Kini
Sepatu sudah salah satu kebutuhan di fashion laki-laki atau perempuan. Sepatu kini bisa
dipakai disetiap kegiatan seperti kuliah traveling dan kekantor karena sepatu kini
mempunyai banyak pilihan sesuai kebutuhan dan harga yang relatif murah dan menndapat
jaminan original.
Di bisnis sepatu kita tidak perlu modal kini kita bisa menjadi risseler ataupun dropshiper
disuatu toko. Dan keuunggulan dari Usaha Sepatu yaitu :
1. Usaha sepatu sangatlah menjanjikan karena tidak membutuhkan banyak modal dan
2. Usaha Sepatu sangat bagus disaat toko online semakin trend dan sepatu kini menjadi
kebutuhan dari anak-anak sampai orang dewasa.
3. Usaha sepatu yang memiki harga yang relatif murah dari pada sepatu dari luar negeri
4. Usaha sepatu juga memliki kualitas yang sangat bagus. Walaupun harganya terjangkau.
5. Usaha sepatu kini mempunyai banyak tipe dan pilihan yang sesuai dengan keinginan
konsumen
6. Memilih usaha dan membeli dari sepatu lokal kita juga dapat memajukan UMKM di
Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip & Armstrong Gary. 2006. Prinsipprinsip Pemasaran. Terjemahan oleh Bob
Sabran. Edisi ke 13. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan Bob Sabran. Edisi ke 13.
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Aaker, D. A. (1991). Managing brand equity: capitalizing on the value of a. brand name. New
York: The Free Press.
Aaker, D. A. (1996). Building strong brands. New York: The Free Press.
Andi Tiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Strategik. Edisi 1. Yogyakarta : CV Andi Offset
13