Anda di halaman 1dari 2

Tuhan Bekerja Di Atas Kelemahan Kita

 Artikel
 17 Mei, 2016

“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku


menjadi sempurna, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa
Kristus turun menaungi aku”. (2 Korintus 12:9) Setiap orang pasti memiliki kelemahan
sebab kelemahan adalah suatu keterbatasan yang kita warisi atau dapatkan karena adanya
suatu peristiwa yang terjadi dimana kita tidak bisa menolaknya.
No body’s perfect, tidak ada yang sempurna, baik itu secara fisik, emosi ataupun
intelektual. Oleh karena itu tidak seharusnya seseorang itu bermegah atau
membanggakan dirinya sendiri. Dan meski kita merasa memiliki banyak kelemahan tidak
seharusnya kita jadi minder, pesimis, takut atau mengasihani diri sendiri. Mungkin saat
ini kita merasa berada dalam kelemahan karena
keterbatasan secara fisik (penyandang disabilitas, punya sakit-penyakit yang tidak dapat
disembuhkan); keterbatasan secara finansial (ekonomi sulit, hidup dalam kekurangan);
terbatas secara pendidikan (tidak sekolah tinggi) atau keterbatasan emosional (luka batin,
sakit hati, kepahitan, trauma).
Namun di atas semuanya itu, ada satu hal yang harus kita perhatikan, yaitu bahwa
kelemahan bukanlah masalah utama. Yang paling penting adalah apa yang kita kerjakan
saat kita menyadari kelemahan yang ada dalam diri kita. Terkadang kelemahan yang ada
dalam diri kita itu ada dengan tujuan agar kita belajar untuk lebih rendah hati dan supaya
kuasa Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Tuhan tidak akan terkesan kepada orang-orang
yang mengganggap dirinya kuat, pintar atau mampu melakukan segalanya dengan
kekuatannya sendiri, tapi Tuhan sangat tertarik kepada orang-orang yang mengakui dan
menyadari keterbatasan, kelemahan atau ketidakberdayaannya.
Dalam alkitab kita bisa melihat beberapa contoh kisah orang-orang biasa yang memiliki
banyak kelemahan namun hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Sebut saja Musa,
sebelum menjadi pemimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan
merasa tidak layak (Keluaran 4:10).
Dalam kehidupan masa kini, adalah Grezia Epiphania, gadis cilik yang terlahir dengan
kondisi mata buta. Awalnya, sang ayah kecewa, marah dan tidak mau menerima
kehadirannya. Bukan hanya itu, ia juga mempersalahkan Tuhan yang dinilainya tidak adil
memperlakukannya. Sampai suatu ketika, jalan hidup berkata lain. Grezia malah tumbuh
menjadi gadis kecil yang percaya diri, memiliki bakat musik yang luar biasa, dan
terutama Grezia pula yang mengembalikan ayahnya percaya pada Tuhan. Lewat jari-
jemarinya yang lihai bermain piano dan dengan suaranya yang merdu, Grezia memuji
Tuhan dan meneguhkan iman banyak orang supaya kembali berpegang pada janji Tuhan.
Berikut adalah cuplikan lirik lagu yang dinyanyikan Grezia:
Walau ku tak dapat melihat semua rencana-Mu Tuhan. Namun hatiku tetap memandang
pada-Mu, Kau tuntun langkahku. Walau ku tak dapat berharap atas kenyataan hidupku.
Namun hatiku tetap memandang pada-Mu, Kau ada untukku.
Camkan ini! Meskipun kita memiliki banyak kelemahan, Tuhan tidak bisa dibatasi oleh
keterbatasan kita. Kita adalah bejana-bejana tanah liat dan Tuhan adalah pengerjanya,
saat kita izinkan Dia bekerja melalui kelemahan kita, Dia akan membentuk kita menjadi
bejana yang luar biasa. Segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan karena dia
yang memberi kekuatan (Filipi 4:13).

Anda mungkin juga menyukai