Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

PSIKOPHARMAKOLOGI

1. Psikofarmakologi adalah standar pengobatan yang digunakan untuk penyakit yang


patofisiologinya berkaitan dengan masalah neurobiologis (Taylor, 2016).
2.RUANG LINGKUP
Merupakan pengetahuan wacana obat untuk mengobati gangguan psikiatris. Pada zaman
dahulu, khususnya semenjak tahun 1950, seorang psikiater hanya mempunyai sedikit obat
stimulan dan obat penenang nonspesifik untuk mengobati kecemasan dan depresi. Bahkan,
terapi Elektroconvulsive (ECT) dianggap efektif bagi pasien depresi, tetapi kurang cantik
bagi pasien Skizoprenia kronis. Jadi, belum ada perawatan yang efektif untuk ribuan, bahkan
mungkin jutaan pasien pada rumah sakit jiwa di seluruh dunia ketika itu.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, khususnya pada tahun 1955, terjadi tiga inovasi
farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, ialah obat antipsikotik, antridepresan,
dan lithium (Pope, 2000: 866).

Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau doktrin kepada hal-hal yang tidak
kasatmata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya), yang merupakan
tanda-tanda umum dalam skizoprenia dan penyakit kegilaan depresif. Biasanya, obat ini
mempunyai imbas yang luar biasa untuk memperlihatkan penenang kembali ke dunia normal
dalam kehidupan sehari-hari dari gangguan-gangguan psikotik. Namun, obat ini pun mempunyai
imbas samping yang cukup mengganggu, menyerupai sedasi otot kaku, lesu, dan melemahkan
fungsi fisik dan mental.

Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau fase
tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Biasanya, pasien sangat sulit tidur ataupun makan, tidak
sanggup mengerjakan tugas-tugas, dan selalu berpikir untuk bunuh diri. Di sinilah obat
antidepresan berfungsi untuk penyakit-penyakit menyerupai itu.

Lithium merupakan obat yang unik di antara obat-obat psikiatri lainnya, terdiri atas sebuah ion
sederhana dan bukan molekul kompleks (Pope, 2000: 867). Fungsinya untuk menetralkan tahap
kegilaan dari depresi berat dan dalam jangka lama, namun kurang efektif bagi depresi akut, dan
menghindarkan pasien dari kambuhnya kegilaan dan depresi.
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi
Aksara. Jakarta
4.Jenis Psikotropika dan Penjelasannya

Sabu-sabu

Jenis psikotropika yang pertama yaitu sabu-sabu. Sabu-sabu biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit yang parah, seperti narkolepsi atau gangguan hiperaktivitas
kekurangan perhatian.

Ekstasi

Ekstasi adalah senyawa kimia yang kerap digunakan sebagai obat yang dapat membuat
penggunananya menjadi hiperaktif. Ekstasi biasanya berbentuk pil, tablet, dan bubuk.

Nipam

Nipam merupakan salah satu jenis psikotropika yang biasanya digunakan bersamaan
dengan minuman beralkohol, yang sebenarnya ini sangat berbahaya bagi penggunanya.
Nipam bentuknya sejenis pil koplo yang gunanya untuk mengurangi anseitas.

b.cara kerja obat


c.efek obat terhadap prilaku manusia

Anda mungkin juga menyukai