PSIKOPHARMAKOLOGI
Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau doktrin kepada hal-hal yang tidak
kasatmata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya), yang merupakan
tanda-tanda umum dalam skizoprenia dan penyakit kegilaan depresif. Biasanya, obat ini
mempunyai imbas yang luar biasa untuk memperlihatkan penenang kembali ke dunia normal
dalam kehidupan sehari-hari dari gangguan-gangguan psikotik. Namun, obat ini pun mempunyai
imbas samping yang cukup mengganggu, menyerupai sedasi otot kaku, lesu, dan melemahkan
fungsi fisik dan mental.
Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau fase
tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Biasanya, pasien sangat sulit tidur ataupun makan, tidak
sanggup mengerjakan tugas-tugas, dan selalu berpikir untuk bunuh diri. Di sinilah obat
antidepresan berfungsi untuk penyakit-penyakit menyerupai itu.
Lithium merupakan obat yang unik di antara obat-obat psikiatri lainnya, terdiri atas sebuah ion
sederhana dan bukan molekul kompleks (Pope, 2000: 867). Fungsinya untuk menetralkan tahap
kegilaan dari depresi berat dan dalam jangka lama, namun kurang efektif bagi depresi akut, dan
menghindarkan pasien dari kambuhnya kegilaan dan depresi.
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi
Aksara. Jakarta
4.Jenis Psikotropika dan Penjelasannya
Sabu-sabu
Jenis psikotropika yang pertama yaitu sabu-sabu. Sabu-sabu biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit yang parah, seperti narkolepsi atau gangguan hiperaktivitas
kekurangan perhatian.
Ekstasi
Ekstasi adalah senyawa kimia yang kerap digunakan sebagai obat yang dapat membuat
penggunananya menjadi hiperaktif. Ekstasi biasanya berbentuk pil, tablet, dan bubuk.
Nipam
Nipam merupakan salah satu jenis psikotropika yang biasanya digunakan bersamaan
dengan minuman beralkohol, yang sebenarnya ini sangat berbahaya bagi penggunanya.
Nipam bentuknya sejenis pil koplo yang gunanya untuk mengurangi anseitas.