Anda di halaman 1dari 6

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 2 KOMPETENSI GURU PPKn DALAM


MENGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Profesionalisme Guru PPKn dalam Era Industri 4.0
2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
3. Teori dan Perangkat Pembelajaran PPKn
4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. Kegiatan Belajar 1
yang dipelajari Profesionalisme Guru PPKn dalam Era Industri 4.0
a. Pengertian profesi dari beberapa ahli
Menurut Kunandar (2007) profesi diartikan sebagai bidang
pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif. Kunandar Mulyasa (2008)
menjelaskan profesi sebagai sebuah pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian
khusus. Vollmer dan Mills seperti yang dikutip oleh Danim (2010)
menjelaskan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut
kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar
dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai ketrampilan atau
keahlian dalam melayani atau memberikan saran pada orang lain
dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
Menurut Surya (2004) ciri guru profesional yang diperkirakan
sesuai dengan tuntutan era industri 4.0 adalah sebagai berikut:
Memiliki semangat juang tinggi, Mampu menempatkan diri dan
menyesuaikan diri sesuai tuntutan lingkungan dan perkembangan
iptek, Mampu belajar dan bekerjasama antar profesi lain,
Memiliki etos kerja yang kuat, Memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan jenjang karier, Berjiwa profesional, Sejahtera lahir
batin, Memiliki wawasan masa depan, dan Mampu melaksanakan
fungsi dan perannya secara terpadu.
1) Ruang Lingkup Profesionalisme Guru
a) Layanan administrasi berkaitan dengan administrasi
pendidikan.
b) Layanan instruksional yang merupakan penyelenggaraan proses
belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar dari profesi
keguruan.
c) Layanan bantuan berhubungan dengan tugas membantu murid
dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan
masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajarnya.
2) Prinsip Guru dalam Melaksanakan Tugas Secara Profesional
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas.
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja
g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat.
b. Kompetensi Guru PPKn
Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki guru mencakup kompetensi pedagogik,Kompetensi
kepribadian, Kompetensi social dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
2. Kegiatan Belajar 2
Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor- faktor umum yang
mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri seseorang
berkaitan dengan kepribadian yang sifatnya khas.
Penting bagi seorang guru mempelajari psikologi perkembangan anak
sebab Peserta didik adalah objek utama di kelas. Semua aktivitas di kelas
dibentuk dan dikelola demi menunjang tercapainya tujuan belajar
peserta didik. Penting bagi guru mengenal dan memahami bagaimana
karakteristik dan perilaku peserta didik yang diajarnya. Perkembangan anak
penting untuk diperhatikan guru sebab, proses tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang.

Teori Psikologi Pendidikan Perkembangan Anak


Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut teori perkembangan Piaget, setiap individu akan melewati
serangkaian perubahan kualitatif yang sifatnya selalu tetap, tidak melompat
atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya pengorganisasian
struktur berfikir.

Ciri pemikiran deduksi logis (abstrak dan hipotesis) menjadi salah satu
ukuran tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan
kognitif anak.

Menurut teori Piaget, setiap individu akan mengalami empat tingkat


perkembangan kognitif yaitu : Tahap Sensorimotor, Tahap Pra-operasional,
Tahap Operasional Konkret dan Tahap Operasional Formal.
a) Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kohlberg mengemukakan bahwa penalaran moral adalah suatu
pemikiran tentang masalah moral.
Tahap perkembangan moral menurut Kohlberg terdiri dari tiga tingkat :
Moralitas Prakonvensional, Moralitas Konvensional dan Moralitas
Pascakonvesional
b) Teori Perkembangan Psikososial Erikson
Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial menjadi delapan
tahapan :
1) Trust vs Mistrust ( percayaa vs tidak percaya ) ( kelahiran-18
bulan)
2) Autonomy vs Doubt (kemandirian vs keraguan) (18 bulan – 3
tahun)
3) Initiative vs guilt ( inisiatif vs rasa bersalah ) ( 3 tahun – 6 tahun )
4) Industry vs Inferiority (ketekunan vs rasa rendah diri) (6
tahun – 12 tahun )
5) Identity vs Role Confusion (identitas vs kekacauan identitas) (12
tahun -18 tahun)
6) Intimacy vs Isolation (keintiman vs isolasi) (18 -40 th )
7) Generativity vs Self Absorption (generativitas vs stagnasi) (± 40
tahun – 65 tahun.
8) Integrity vs despair (integritas vs keputusasaan) (± 65 ke atas )
c) Teori Perkembangan Kognitif Bruner
Tahapan perkembangan kognitif menurut Bruner yaitu : 1)
Enaktif, tahap belajar dnegan memanipulasi objek secara langsung, 2)
Ikonik, tahap melihat dunia melalui visualisasi, 3) simbolik, memiliki
gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika.
Dalam model intruksional, Bruner memperkenalkan model yang
dikenal dengan nama belajar penemuan (Discovery learning). Dalam
belajar penemuan ini siswa akan berperan lebih aktif. Siswa berusaha
sendiri memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan tertentu.

Tahap-Tahap Psikologi Perkembangan


Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Menurut Santrock (2007)
periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode yaitu anak (childhood),
remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood).
Dari ketiga periode tersebut diklasifikasikan lagi menjadi beberapa periode,
yaitu: 1) Periode anak : sebelum kelahiran (pranatal), masa bayi (infacy),
masa awal anak-anak (early childhood), masa pertengahan dan akhir anak
(midle and late childhood); 2) Periode remaja (adolescence); dan 3) Periode
dewasa : masa awal dewasa (early adulthood), masa pertengahan dewasa
(middle adulthood), dan masa akhir dewasa (late adulthood).

Penjelasan tentang ketiga tahapan periode dipaparkan


Sebagai berikut : a) periode sebelum kelahiran b) periode bayi c) periode
awal anak d) periode pertengahan dan akhir anak e) periode remaja f) Periode
dewasa.

3. Kegiatan belajar 3
Teori dan Perangkat Pembelajaran PPKn
a. Teori-Teori Belajar
Teori belajar adalah seperangkat pernyataan umum yang digunakan untuk
menjelaskan kenyataan mengenai belajar. Teori belajar bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana proses belajar dengan menaruh perhatian terhadap
hubungan antar variable yang menentukan hasil belajar (Budinigsih, 2005).
1. Pendekatan Empiris
adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
2. Pendekatan Behavioristik
adalah pembentuk perilaku individu (Baruque, 2014). Aliran behavioristik
memiliki pandangan bahwa hasil belajar dalam hal ini perubahan perilaku
bukanlah berasal dari kemampuan internal manusia tetapi karena faktor
stimulus yang menimbulkan respons. Oleh karena itu siswa akan memperoleh
hasil belajar apabila dapat menemukan hubungan antara stumulus (S) dengan
respons (R) (Rifa’i, 2012). Pada teori belajar behavioristik dikenal istilah
stimulus-respon . Ormrod (2003) mengemukakan bahwa ada lima asumsi
dasar mengenai belajar menurut pandangan behaviorisme yakni : 1) sebagian
besar prilaku orang diperoleh dari pengalaman karena rangsangan dari
lingkungan, 2) belajar merupakan hubungan berbagai peristiwa yang dapat
diamati yakni hubungan antara stimulus dan respon, 3) belajar memerlukan
suatu perubahan prilaku, 4) belajar paling mungkin terjadi Ketika stimulus
dan respon muncul pada waktu berdekatan, 5) banyak spesies, termasuk
manusia belajar dengan cara -cara yang hampir sama..
Ada banyak tokoh psikologi pendidikan yang berpengaruh yang mendukung
dan memperkuat teori behavioristik oleh Gage dan Berliner. Misalnya
Pavlov, Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, B.F. Skinner,
Bandura.. Thorndike dikenal dengan teori stimulus-respon (S-R), Pelopor
teori coditioning adalah Ivan Petrovich Pavlov. Menurut teori conditioning
belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-
syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk
menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat.
Menurut teori contiguous conditioning, belajar itu adalah suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (respons). Skinner meyakini bahwa perilaku
manusia dapat dijelaskan hanya dengan melihat berbagai faktor eksternal
yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, dan karena itulah kita
tidak perlu melihat ke dalam pikiran dan motivasi internal seseorang. Teori
belajar sosial Bandura menguraikan kumpulan ide mengenai cara perilaku
dipelajari dan diubah.
3 Pendekatan Konstruktivisme
Pembelajaran model konstruktivisme menurut Karli dan Margaretha
(2002) adalah proses pembelajaran yang diawali konflik kognitif, yang pada
akhirnya pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman
dan hasil interaksi dengan lingkungannya. Tobin dan Timmons (dalam
Isjoni,2007) menegaskan bahwa pembelajaran yang berlandaskan pandangan
konstruktivisme harus memperhatikan empat hal, yaitu: 1) pengetahuan awal
siswa, 2) belajar melalui pengalaman, 3) melibatkan interaksisosial, dan 4)
kepahaman. Dalam konteks Pendidikan
Kewarganegaraan pembelajaran dengan pendekatan teori konstruktivistik
merupakan salah satu pendekatan yang bertujuan untuk teori konstruktivistik
merupakan salah satu pendekatan yang bertujuan untuk mampu mengkritis,
memberikan pendapat serta menganalisis permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Perangkat Pembelajaran PPKn
Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang
akan digunakan dalam proses pencapaian kegiatan yang diinginkan.
Pembelajaran adalah proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun agar pembelajaran dapat
berjalan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
untuk kemandirian, dan kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Depdiknas, 2008).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20
menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
beberapa hal : 1)Tujuan pembelajaran , 2)Materi/isi , 3)Strategi dan Metode
Pembelajaran , ) 4)Media dan Sumber Belajar dan 5) Evaluasi.

c.Bentuk-Bentuk Evaluasi Pembelajaran PPKn


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Secara umum tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus tujuan evaluasi adalah
untuk : 1) Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan. 2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami
peserta didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan
kemungkinan memberikan remedial teaching, 3) Mengetahui efisiensi dan
efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut
metode, media maupun sumber-sumber belajar.
4. Kegiatan Belajar 4
Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
a. Pembelajaran PPKn Berbasis TIK
TIK mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar
media. di era industri 4.0 saat ini kehadiran TIK menjadi sebuah keniscayaan
dan tidak bisa dihindari. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah
merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran teknologi ini harus
digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat. TIK dapat
dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam penggunaannya
ada beberapa prinsip penggunaan TIK dalam pembelajaran di kelas yaitu
sebagai berikut : 1) Efektif dan efisien. Penggunaan TIK harus
memperhatikan kemanfaatan dari teknologi ini yaitu mampu mengefektifkan
belajar. Dengan menggunakan TIK, informasi diperoleh dengan lebih mudah
dan terjangkau dari segi biaya maupun waktu, 2) Optimal. Dengan
menggunakan TIK, pembelajaran menjadi lebih luas cakupannya, kekinian,
modern dan terbuka, 3) Menarik. Artinya, pembelajaran di kelas akan lebih
menarik dan memancing keingintahuan siswa, 4) Merangsang daya kreatifitas
berpikir siswa. Dengan menggunakan TIK tentu saja diharapkan siswa
mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal. Dampak positif
dari pembelajaran yang menggunakan TIK antara lain adalah : 1) siswa
jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan pelajar lebih suka praktek
dibandingkan teori, 2) Guru jadi lebih mudah mengajar dan mudah
menyampaikan materi dengan membuat presentasi-presentasi, 3) Bagi siswa
maupun guru, pemberian dan penerimaan materi atau tugas tidak harus
bertatap muka, jadi jika guru berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas
atau materi melalui e-mail, 4) Dalam membuat laporan, baik bagi siswa
maupun guru jadi lebih mudah karena jika memakai komputer akan mudah
dikoreksi jika ada kesalahan, 5) Dalam belajar, baik guru maupun siswa akan
lebih mudah mencari sumber karena adanya internet, 6) Pembelajaran yang
menggunakan TIK bisa dibuat lebih menarik, misalnya dengan memunculkan
gambar atau suara sehingga siswa lebih antusias untuk belajar. Sisi negatif
penggunaan TIK pada pembelajaran: 1) Pembelajaran yang menggunakan
TIK hanya bisa dilaksanakan oleh sekolah yang mampu, bagi sekolah-
sekolah yang kurang mampu akan ketinggalan, dan siswanya akan kesulitan
jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang sudah sering
menggunakan TIK, 2) Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi
dalam pembelajaran yang menggunakan komputer, setiap pelajarnya harus
memakai 1 komputer yang memadai, jika komputer yang dalam kondisi baik
hanya sebagian, akan ada siswa yang hanya menonton, sehingga mereka tidak
menguasai penggunaan komputer, 3) Dalam pembelajaran, siswa-siswa yang
tidak antusias dalam penerimaan materi sering kali lebih suka main game
selama pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak menerima
materi yang diajarkan, 4) Dalam pembelajaran yang menggunakan internet
yang tidak dibatasi, sering kali siswa menggunakan internet bukan untuk
keperluan belajar, misalnya membuka situs youtube untuk menonton video
dalam proses belajar.
1) Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK)
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran
yang memanfaatkan komputer secara langsung untuk menyampaikan isi
pelajaran, memberikan latihan dan mengevaluasi kemajuan belajar peserta
didik. Materi pembelajaran dibuat dalam bentuk powerpoint atau CD
pembelajaran interaktif. Beberapa model PBK yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran PKn antara lain: a) Model Drills, latihan yang terus-menerus
sehingga menjadikan siswa terbiasa dengan latihan yang disajikan dan
menjadi mahir, b) Model tutorial, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berinteraksi dengan materi yang disajikan dan berpartisipasi aktif
dalam pengalaman belajar, c) Model simulasi : strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui
penciptaan tiruan tiruan bentuk pengalaman yang mengikuti suasana
sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanapa resiko, d) Model
Games : program pembelajaran yang lebih menekankan pada penyajian
bentuk -bentuk permainan dengan muatan bahan pelajaran di dalamnya.
2) Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web dapat didefinisikan sebagai aplikasi
teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan
(Rusman, 2011). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet dan selama proses
belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat
disebut sabagai pembelajaran berbasis web. Syarat utama belajar melalui web
adalah adanya akses dengan sumber informasi melalui internet. Selanjutnya
adanya informasi tentang dimana letak sumber informasi yang ingin
didapatkan. Adapun langkah-langkah pengembangan bahan ajar berbasis web
dimulai dari penentuan sasaran, pemilihan topik, pembuatan peta materi,
perumusan tujuan, penyusunan alat evaluasi, pengumpulan referensi,
penyusunan bahan, editing, upload, dan testing.
3) Blended Learning
Blended Learning adalah sebuah model pembelajaran yang
menggabungkan antara pembelajaran tatap muka dengan e-learning.
Penggabungan pembelajaran tatap muka dengan e-learning disebabkan
karena terbatasnya waktu dan mudah membuat siswa merasa cepat bosan
dalam proses pembelajaran serta tuntutan perkembangan teknologi yang
semakin luas. Blended learning mencampurkan dua unsur utama, yakni
pembelajaran di kelas dengan tatap muka secara konvensional (classroom
lesson) dengan pembelajaran secara online. Maksudnya adalah adalah
pembelajaran yang secara konvensional biasa dilakukan di dalam ruangan
kelas dikombinasikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara online
baik yang dilaksanakan secara independen maupun secara kolaborasi, dengan
menggunakan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi.
b. Komunikasi dalam Pembelajaran PPKn dengan Memperhatikan
Etika Guru
a. Salah satu keterampilan yang penting dimiliki seorang guru dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya yaitu kemampuan untuk
berkomunikasi. Kemampuan komunikasi guru dapat diartikan sebagai
kemampuan guru untuk menyampaikan informasi maupun opini dalam
belajar, tidak hanya penyampaian materi pelajaran, tetapi juga berupa
pengarahan serta memberikan motivasi yang dilakukan guru kepada siswa
sehingga terjadi timbal balik. Komunikasi guru siswa di dalam kelas lebih
banyak tercipta dalam bentuk komunikasi langsung atau tatap muka. Cara
komunikasi yang efektif antara guru dengan masyarakat sekolah antara lain:
1) menyederhanakan yang rumit, 2) membiasakan berbicara yang baik di
lingkungan sekolah, 3) Berbicara secara langsung, 4) menghargai adanya
perbedaan kebudayaan, 5) memberikan feedback yang baik, 6) menyesuaikan
antara ucapan dan perbuatan, 7) presentasi secara visual, 8) jadilah humoris
yang menyenangkan, 8) menerima masukan, 9) murah senyum.
2 Daftar materi yang 1. Pembelajaran berbasis TIK berhubungan dengan pemanfaatan media
sulit dipahami di teknologi dan informasi, seperti komputer, internet, telepon, media audio
modul ini visual dan alat bantu lainnya yang dikemas dalam bentuk program
pembelajaran e-learning.
2. Pembelajaran berbasis TIK yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
PKn adalah : 1) Computer Based Instruction (CBI), 2) Web Based
Education (E-Learning), 3) Blended Learning.
3 Daftar materi yang 1. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn : Pembelajaran PPKn
sering mengalami Berbasis TIK 1) Computer Based Instruction (CBI), 2) Web Based
miskonsepsi Education (E-Learning), 3) Blended Learning.

Anda mungkin juga menyukai