Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

TRANSFORMASI TEKNOLOGI PADA PENDIDIKAN KEJURUAN

Oleh:
Jalius Jama, Muhammad Adri*

ABSTRACT

Vocational education should be responsived to the changes in society. In this era of the
rapid change of technology, vocational education must play many important roles in order
to grabe roles in the world of work. The lack of educational management, low
commitment, and collaboration among vocational educators caused the main purposes of
vocational education could be accomplished. Its strongly recommended that this National
APTEKINDO Convention proposes to the Indonesian Government to affirm a Vocational
Act as the meant to build a New Grand Design of National Vocational Education System.
The new Vocational Education System is presumed can be able to support the
stakeholders to build collaborations to achieved the National Development in empowering
the qalified human resources.

Key words: Vocational education, technology, transformation.

* Dosen Universitas Negeri Padang

I. RASIONAL gulungan film sekali pakai dan harus ke


foto studio untuk mencuci dan mencetak.
Sejak dua dasa warsa yang lalu, Dalam dunia pendidikan juga
kehidupan manusia telah memasuki terjadi revolusi. Sudah menjadi
paradigma baru yang merubah pola hidup, pemandangan yang biasa bila para dosen
pola pikir dan pola perilaku. Penyebabnya menyandang laptop dan bahan ajar
adalah ledakan (explosion) kemajuan disiapkan dalam bentuk teknologi
teknologi yang mengagumkan dalam powerpoint dan disajikan dengan
bidang teknologi informasi, komunikasi, menggunakan in-focus. Untuk mampu
transportasi, otomotif, dan elektronika dan hanya sebagai pengguna (user), guru dan
juga menembus dunia pendidikan. dosenpun tidak perlu repot, tetapi perlu
Perkembangan teknologi pada hampir sedikit cerdas, karena bahan ajar yang
semua bidang kehidupan menjadikan siap pakai sudah dapat diperoleh dengan
berbagai bidang kehidupan menjadi menggunakan fasilitas internet.
sangat efisien karena semuanya menjadi Teknologi dalam bidang informasi
semakin efektif, efisien, semakin cepat dan komunikasi sudah sangat membantu
dan semakin menyenangkan. masyarakat dalam penghematan waktu
Pada dua dekade yang lalu, dan biaya transportasi. Meskipun dunia
teknologi komunikasi hanya bisa dinikmati mengatakan bahwa bangsa ini semakin
oleh orang berduit, sementara orang miskin, kenyataan menunjukkan bahwa
kebanyakan pergi ke wartel untuk pemakai teknologi menunjukkan trend
berkomunikasi dengan harga yang mahal. naik tajam. Angka penjualan mobil dan
Sekarang HP sudah merupakan pakaian sepeda motor dalam empat tahun terakhir
setiap orang. sepeda motor sudah sampai menunjukkan grafik naik luar biasa.
ke desa jauh di pedalaman dan tv Kenaikan populasi kendaraan bermotor
dinikmati penduduk kota sampai ke rata-rata di atas 30% setiap tahun. Pada
daerah terpencil. Piala dunia sepakbola tahun 2007, menurut AISI dan ATPM
disaksikan oleh penggemar dari strata menjual lebih 5 juta sepeda motor dan
atas sampai bawah. Dalam bidang lebih dari setengah juta mobil baru di
fotografi orang sudah malu memakai Indonesia. Kemajuan teknologi dalam
kamera yang setiap kali memasukkan informasi komunikasi (ICT) berkontribusi

2135
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pada penghematan pemakaian bahan penduduknya yang besar. Dan bagian


bakar di Jakarta karena sudah banyak yang ketiga adalah masyarakat yang
para eksekutif tidak perlu ke kantor untuk berada pada posisi pemakai dan
memberi pengarahan, pengontrolan dan pelayanan.
melakukan transaksi bisnis. Tugas kantor Bagi kelompok pemakai dan
dapat dilakukan di rumah atau di mobil pelayanan, pada era revolusi teknologi
dalam perjalanan ke kantor. Tetapi merupakan peluang besar untuk
kenyataannya, hampir tidak ada jalan di melaksanakan fungsi dan tugasnya.
Jakarta yang tidak macet. Pendidikan kejuruan berfungsi melatih
Makalah ini tidak akan dan mencarikan peluang bagi anak-anak
menjelaskan masalah apa, mengapa dan muda agar dapat berperan dalam
bagaimana substansi teknologi yang pemanfaatan teknologi. Semua produk
berkembang secara mencengangkan itu. teknologi memerlukan pelayanan (service
Sebagai pendidik dalam bidang kejuruan and maintenance) agar dapat berfungsi
(vocational educator) yang punya banyak secara optimal. Oleh karena itu, setiap
keterbatasan dalam mengikuti produk teknologi lahir, maka mesti ada
perkembangan teknologi dan hanya fokus peluang kerja tercipta
dalam mencari jawaban pertanyaan Tentu saja akan sangat
”peluang kerja apa yang harus direbut mengherankan, manakala kita mengikuti
sebagai respon terhadap revolusi perkembangan selama dua dasa warsa
teknologi sekarang?”. terakhir. Pada bidang otomotif terjadi
perubahan dari generasi serba manual
menjadi generasi serba otomatis, dari
II. TRANFORMASI TEKNOLOGI mekanik menjadi elektronik. Pekerja
bidang teknologi otomotif secara perlahan
Bangsa Indonesia dengan mulai mengikuti dunia pelayanan otomotif.
penduduk terbesar kelima di dunia, Namun, karena kekurangan peralatan dan
merupakan pangsa pasar produk biaya perkembangannya belum begitu
teknologi yang berubah demikian cepat. menggembirakan. Secara amat selektif
Suka atau tidak suka dan mau atau tidak beberapa produk sepeda motor sudah
mau, teknologi merupakan kebutuhan bersedia mendirikan bengkel di perguruan
utama masyarakat manapun. Oleh karena tinggi.
itu, dimanakah posisi pendidikan Pada bidang fotografi terjadi
kejuruan? Apakah sebagai pencipta, revolusi foto dari gambar generasi dialog
sebagai pengelola (ikut menjualkan) atau menjadi digital. Dan yang lebih
sebagai pemakai (user only). Para pakar mencengangkan, hand phone yang terjual
teknologi termasuk para dosen bidang dalam ratusan ribu unit setiap tahun, kita
teknologi berkewajiban untuk terlibat belum mendengar ada sekolah kejuruan
dalam bidangnya, sebagai pencipta dan yang memasukkan teknologi HP dalam
pengembang. Pada bidang penciptaan, kurikulumnya. Padahal, kebutuhan
bangsa kita belum banyak berperan pelayanan HP mampu membuka peluang
secara signifikan karena untuk melakukan kerja bagi ratusan ribu pencari kerja.
Research and Development diperlukan Dalam bidang otomotif sepeda
biaya yang besar. Direktorat patent motor, perubahan pelayanan teknologi
melaporkan bahwa belum banyak karya merupakan aplikasi dari teknologi
pakar teknologi Indonesia, apalagi bila elektronika. Secara amat perlahan,
dibandingkan dengan negara-negara lain. sekolah kejuruan mengikuti
Bagian yang kedua yaitu pengelola dan perkembangannya karena keterbatasan
penjual yang tugasnya menyalurkan peralatan dan dana. Sekolah kejuruan
produk-produk teknologi dan ini memang mahal dan membutuhkan biaya
merupakan tugas pebisnis. Sebagai yang besar. Meskipun semua pihak tahu
pemakai produk tenologi tidak ada bahwa penyelenggaraan sekolah kejuruan
masalah karena bangsa ini merupakan merupakan tanggung jawab bersama
pangsa pasar yang empuk karena jumlah antara pemerintah (Diknas) dan dunia

2136
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

industri/usaha, sampai saat ini pihak ini Masyarakat pemakai lulusan,


sangat sedikit yang bersedia membantu yaitu ”pelaku”
pendidikan kejuruan. Kondisi saat ini baru industri/bisnis/usaha besar dan
pada tahap saling tunggu dan tuding. kecil lebih menempatkan
Pihak pengusaha menuding bahwa para ”karyawan pekerja” sebagai
lulusan sekolah kejuruan tidak memiliki salah satu elemen (alat) untuk
ketrampilan pada bidangnya, tetapi tidak mencari laba. Beberapa industri
merasa ada kewajiban untuk turut raksasa memang sudah mulai
membina. Untuk mendidik tenaga trampil membangun kepedulian dalam
diperlukan kerjasama dalam memberi bentuk CSR (Corporate Social
peluang praktek industri. Transformasi Responsibility). Kita masih
teknologi memang merupakan basis menunggu lahirnya Corporate
pengembangan pendidikan kejuruan, Educational Responsibility.
tetapi rasanya tidak mudah Beberapa korporasi sudah
mewujudkannya kecuali bila semua pihak mulai berpartisipasi membantu
yang berkepentingan merubah pola pikir, sekolah kejuruan dalam bentuk
pola sikap dan pola perilakunya. Semoga beasiswa dan bantuan
ada pihak yang mampu mepertemukan peralatan.
antara pihak produsen dan konsumen (2) Masih berkaitan dengan hal di
teknologi dan hubungan kerjasama yang atas, sesungguhnya yang ideal
saling mengun-tungkan dapat jadi adalah pentingnya mewujudkan
kenyataan. komitmen nasional melalui
”Vocational education should be forum konvensi ini untuk
responsive to the change in society”. mengusulkan undang-undang
Pendidikan Kejuruan
(Vocational Acts). Negara maju
III. MASALAH PENDIDIKAN seperti Amerika Serikat dan
Jerman menempatkan
KEJURUAN DAN
pentingnya pendidikan kejuruan
PEMBAHANSAN pada prioritas yang terhormat,
sehingga sekolah kejuruan
Peran bangsa ini dalam
mampu menghasilakan tenaga-
mengembangkan teknologi sebagai
tenaga terlatih.
”pencipta” masih kecil. Namun, sebagai
(3) Investasi untuk pendidikan
”pemakai”, pendidikan kejuruan perlu
kejuruan sesungguhnya
dipacu agar mampu melibatkan diri
merupakan bagian penting
karena teknologi sudah menjadi
dalam pembangunan SDM dan
kebutuhan utama, sebagai konsekuensi
ekonomi bangsa. Ketersediaan
hidup pada era teknologi. Pendidikan
tenaga trampil mampu memacu
kejuruan haruslah merupakan bagian dari
pertumbuhan industri besar dan
”perubahan” yang sedang terjadi. Ada
kecil (rumah tangga).
sejumlah isu strategis yang berkaitan
dengan fungsi dan peran pendidikan
B. Internal
kejuruan. yang menjadi masalah
eksternal dan internal. Berikut ini
(1) Permasalahan besar pendidikan
dikemukakan beberapa contoh saja kejuruan (SMK) adalah reputasi
secara umum, demi tempat dan waktu
dan kualitas penyelenggaraan.
yang amat terbatas.
Proses pembelajaran yang
kurang berkualitas menghasilkan
A. Eksternal
produk (lulusan) yang juga tidak
(1) Rendahnya pemahaman dan
berkualitas. Berbagai upaya
komitmen stakeholders
sudah dilakukan, namun hampir
terhadap pentingnya peran
tidak ada hasilnya. Sumber
pendidikan kejuruan.
penyebabnya berada pada setiap

2137
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

subsistem yang berada dalam kurikulum pendidikan kejuruan yang


sistem pendidikan kejuruan: selama ini, mesti diperbaiki, sehingga
guru/instruktur, siswa, program/ lembaga pendidikan kejuruan dapat
kurikulum, fasilitas, dana dan bernafas lega dalam menentukan
manajemen. Akibatnya, kalangan kebijakan penyelenggaraan pendidikan
industri/bisnis terkait enggan sesuai dengan kebutuhan untuk
merekrut lulusan SMK. menjawab tantangan yang ada di
lapangan dan dunia kerja.
(2) Kurang terjalinnya sinergi di Sukamto (1988),
dalam depertemen pendidikan mengungkapkan perlu adanya analisis
nasional antara pihak sekolah, makro untuk perencanaan kurikulum
dunia kerja dan perguruan tinggi. pendidikan teknologi dan kejuruan,
Banyak pihak saling terkait, tetapi dimana dalam proses perencanaan
selalu jalan sendiri-sendiri. kurikulum harus ada usaha konkrit untuk
Kesepakatan hanya terjadi di menggunakan informasi dari lapangan
meja perundingan tetapi tidak dan dunia kerja untuk menjamin relevansi
ada tindak lajut. Padahal, sudah kurikulum yang dihasilkan. Mungkin
mendesak dirancang suatu semua pihak sepakat dengan yang
Grand Design pendidikan dikemukakan di atas, namun hingga saat
kejuruan yang mampu ini sejauhmana informasi lapangan dan
menyelesaikan masalah nasional dunia kerja tersebut digunakan sebagai
pendidikan kejuruan yang referensi pengembangan kurikulum, perlu
sustainabel. Rencana pemerintah langkah yang lebih nyata.
(Diknas) yang akan membalik Dengan adanya kebijakan
perbandingan jumlah siswa manajemen berbasis sekolah - MBS
sekolah umum dan sekolah (school-based curriculum), dan
kejuruan dari 7 : 3 menjadi 4 : 7. pengembangan kurikulum dengan KTSP
(Mendiknas, 2006), dengan standar isi,
(3) Fungsi dan peran sekolah standar kompetensi kelulusan dan
kejuruan dalam melaksanakan petunjuk pelaksanaan, yang ditawarkan
transformasi teknologi masih pengambil kebijakan pendidikan nasional
memerlukan masa persiapan kita, maka pintu untuk
yang cukup. Apapun yang akan mengimplementasikan kurikulum adaptif
diperbaiki, selalu dimulai dari ini terbuka lebar. Karena dengan adanya
manusianya, karena manusialah kebijakan MBS, diharapkan akan dapat
yang akan membuat segala mengatasi kelemahan institusional yang
sesuatu dapat berubah. Para ada pada lembaga pendidikan kejuruan
aktor pendidikan kejuruan, selama ini. Jiyono, dkk (2001),
sejauh yang kita amati, belum mengungkapkan upaya mengatasi
mampu merespon kelemahan institusional ini, oleh bank
perubahan/revolusi teknologi, dunia (world bank) diproyeksikan ada lima
sehingga ribuan peluang kerja aspek, yaitu : a) pemberdayaan lokal, b)
tidak dapat direbut oleh para menetapkan tanggungjawab perencanaan
lulusan. desentralisasi pendidikan pada Dati II, c)
pembangunan kmampuan lembaga, d)
C. Kurikulum Adaptif , Jawaban memberikan otonomi yang lebih besar
terhadap Transformasi Teknologi dengan manajemen sekolah yang
bertanggung jawab, e) sistem pendanaan
Kurikulum Adaptif (adaptive yang menjamin pemerataan dan efisiensi.
curriculum) adalah satu solusi yang Melihat besarnya porsi tanggung
ditawarkan untuk menjawab tantangan jawab yang diberikan dalam model MBS
yang ada dari perkembangan teknologi ini, maka untuk menghadapi transformasi
yang berjalan dengan cepat, sehingga teknologi yang terjadi saat ini, harus ada
dengan demikian, kekakuan racangan kebijakan segera pada pendidikan

2138
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kejuruan kita untuk mengimplementasikan sistem manajemen yang mampu


model kurikulum adaptif ini, sehingga memberdayakan institusi pendidikan agar
perubahan dinamika teknologi yang ada lebih bermutu.
dilapangan dan dunia kerja akan dapat Banyak masalah yang
dikejar dan diimbangi oleh pendidikan diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang
kejuruan kita. Sehingga dengan demikian tidak bermutu, program mutu atau upaya-
pendidikan kejuruan kita tidak lagi upaya untuk meningkatkan mutu
menghasilkan lulusan yang siap pendidikan merupakan hal yang teramat
membututi teknologi, tetapi lulusan yang penting. Untuk melaksanakan program
siap berbuat dengan teknologi yang ada mutu diperlukan beberapa dasar yang
saat ini, sehingga pendidikan kejuruan kuat, yaitu: komitmen pada perubahan,
akan menghasilkan lulusan yang siap pemahaman yang jelas tentang kondisi,
menjadi tenaga ”enterpreneur” muda yang mempunyai visi yang jelas tentang masa
akan berkiprah seiring dengan depan, dan mempuyai rencana yang jelas.
perkembangan teknologi. Proses pendidikan yang bermutu
harus didukung oleh personalia, seperti
administrator, guru, konselor, dan tata
D. Total Quality Management, untuk usaha yang bermutu dan profesional. Hal
Jaminan Kualitas Pendidikan tersebut didukung pula oleh sarana dan
Kejuruan prasarana pendidikan, fasilitas, media,
Di era kontemporer dunia serta sumber belajar yang memadai, baik
pendidikan dikejutkan dengan adanya mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang
model pengelolaan pendidikan berbasis mencukupi, manajemen yang tepat, serta
industri. Pengelolaan model ini meng- lingkungan yang mendukung. Mutu
andaikan adanya upaya pihak pengelola pendidikan bersifat menyeluruh,
institusi pendidikan untuk meningkatkan menyangkut semua komponen,
mutu pendidikan berdasarkan manajemen pelaksana, dan kegiatan pendidikan, atau
perusahaan. Penerapan manajemen mutu disebut sebagai TQM
dalam pendidikan ini lebih populer dengan Maka dari itu, untuk
sebutan istilah Total Quality Education memposisikan institusi pendidikan
(TQE). Dasar dari manajemen ini sebagai industri jasa, harus memenuhi
dikembangkan dari konsep Total Quality standar mutu. Institusi dapat disebut
Management (TQM), yang pada mulanya bermutu, dalam konsep Total Quality
diterapkan pada dunia bisnis kemudian Management, harus memenuhi spesifikasi
diterapkan pada dunia pendidikan. Secara yang telah ditetapkan. Secara
filosofis, konsep ini menekankan pada operasional, mutu ditentukan oleh dua
pencarian secara konsisten terhadap faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang
perbaikan yang berkelanjutan untuk telah ditentukan sebelumnya dan terpe-
mencapai kebutuhan dan kepuasan nuhinya spesifikasi yang diharapkan
pelanggan. menurut tuntutan dan kebutuhan
Menurut Sallis (2006), strategi pengguna jasa. Mutu yang pertama
yang dikembangkan dalam penggunaan disebut quality in fact (mutu
manajemen mutu terpadu dalam dunia sesungguhnya) dan yang kedua disebut
pendidikan adalah, institusi pendidikan quality in perception (mutu persepsi).
memposisikan dirinya scbagai institusi Dalam penyelenggaraannya,
jasa atau dengan kata lain menjadi quality in fact merupakan profil lulusan
industri jasa. Yakni institusi yang institusi pendidikan yang sesuai dengan
memberikan pelayanan (service) sesuai kualifikasi tujuan pendidikan, yang
dengan apa yang diinginkan oleh pelang- berbentuk standar kemampuan dasar
gan (customer). Jasa atau pelayanan berupa kualifikasi akademik minimal yang
yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan
merupakan sesuatu yang bermutu dan pada quality in perception pendidikan
memberikan kepuasan kepada mereka. adalah kepuasan dan bertambahnya
Maka pada saat itulah, dibutuhkan suatu minat pelanggan eksternal terhadap

2139
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

lulusan institusi pendidikan. Untuk Kedua, menentukan standar mutu


implementasi model TQM dalam (quality assurance). Paham ini
pendidikan ini, maka pendidikan kejuruan digunakan untuk menetapkan
adalah model yang paling dekat dan standar-standar mutu dari semua
memenuhi kriteria TQM yang telah komponen yang bekerja dalam
diuraikan di atas, karena pendidikan proses produksi atau transformasi
kejuruan dengan profilnya, kualitas mutu lulusan institusi pendidikan.
penyelenggaraan pendidikannya dapat Standar mutu pendidikan misalnya
diukur baik secara internal maupun dapat berupa pemilikan atau
ekternal. akuisisi kemampun dasar pada
Yang menarik dari TQM ini, masing-masing bidang
semenjak diimplementasikannya pembelajaran, dan sesuai dengan
kebijakan Manajemen berbasis sekolah jenjang pendidikan yang ditempuh.
dan model kurikulum KTSP, maka Selain itu, pihak manajemen juga
berbagai format manajemen mutu mulai harus menentukan standar mutu
diimplementasikan pada pendidikan materi kurikulum dan standar
kejuruan, seperti manajemen mutu ISO evaluasai yang akan dijadikan
9001: 2000, tinggal bagaimana semua sebagai alat untuk mencapai
pihak yang terlibat di dalam standar kemampuan dasar.
penyelenggaraannya, memandang, Standar mutu proses pembelajaran
melihat dan menyikapi kebijakan harus pula ditetapkan, dalam arti
Manajemen Mutu tersebut, sehingga bahwa pihak manajemen perlu
bemuara kepada peningkatan kualitas menetapkan standar mutu proses
penyelenggaraan dan layana pendidikan pembelajaran yang diharapkan
kejuruan dan peningkatan kualitas dapat berdaya guna untuk
lulusannya. mengoptimalkan proses produksi
Beranjak dari pembahasan dan untuk melahirkan produk yang
tersebut, dalam operasi Total Quality sesuai, yaitu yang menguasai
Management dalam dunia pendidikan ada standar mutu pendidikan berupa
beberapa hal pokok yang perlu penguasaan standar kemampuan
diperhatikan : dasar. Pembelajaran yang
Pertama,perbaikan secara terus- dimaksud sekurang-kurangnya
menerus (continuous improve- memenuhi karakteristik;
ment). Konsep ini mengandung menggunakan pendekatan
pengertian bahwa pihak pengelola pembelajaran pelajar aktif (student
senantiasa melakukan berbagai active learning), pembelajaran
perbaikan dan peningkatan secara koperatif dan kolaboratif
terus menerus untuk menjamin (cooperative and colabrative
semua komponen penyelenggara learning) , pembelajaran konstruktif
pendidikan telah mencapai standar (constructive learning), dan
mutu yang ditetapkan. Konsep ini pembelajaran tuntas (mastery
juga berarti bahwa antara institusi learning). Begitu pula pada
pendidikan senantiasa akhirnya, pihak pengelola pen-
memperbaharui proses didikan menentukan standar mutu
berdasarkan kebutuhan dan evaluasi pembelajaran. Standar
tuntutan pelanggan. Jika tuntutan mutu evaluasi yaitu bahwa
dan kebutuhan pelanggan evaluasi harus dapat mengukur
berubah, maka pihak pengelola tiga bentuk penguasaan peserta
institusi pendidikan dengan didik atas standar kemampuan
sendirinya akan merubah mutu, dasar, yaitu penguasaan materi
serta selalu memperbaharui (content objectives), penguasaan
komponen produksi atau metodologis (methodological
komponen-komponen yang ada objectives), dan penguasaan
dalam institusi pendidikan. ketrampilan yang aplikatif dalam

2140
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kehidupan sehari-hari (life skill Keempat, perubahan organisasi


objectives). Dengan kata lain, (upside-down organization). Jika
penilaian diarahkan pada dua visi dan misi, serta tujuan
aspek hasil pembelajaran, yaitu organisasi sudah berubah atau
instructional effects dan nurturant mengalami perkembangan, maka
effects. Instructional effects adalah sangat dimungkinkan terjadinya
hasil-hasil yang kasat mata dari perubahan organisasi. Perubahan
proses pembelajaran, sedangkan organisasi ini bukan berarti
nurturant effect adalah hasil-hasil perubahan wadah organisasi,
laten proses pembelajaran, seperti melainkan sistem atau struktur
terbentuknya kebiasaan membaca, organisasi yang melambangkan
kebisaan pemecahan masalah. hubungan-hubungan kerja struktur
Ketiga, perubahan kultur (change organisasi yang melambangkan
of culture). Konsep ini bertujuan hubunganhubungan kerja dan
membentuk budaya organisasi kepengawasan dalam organisasi.
yang menghargai mutu dan Perubahan ini menyangkut
menjadikan mutu sebagai orientasi perubahan kewenangan, tugas-
semua komponen organisasional. tugas dan tanggung jawab.
Jika manajemen ini ditetapkan di Misalnya, dalam kerangka
institusi pendidikan, maka pihak manajemen berbasis sekolah,
pimpinan harus berusaha struktur organisasi dapat berubah
membangun kesadaran para terbalik dibandingkan dengan
anggotanya, mulai dari pemimpin struktur konvensional. Jika dalam
sendiri, staf, guru, pelajar, dan struktur konvensional berturut-turut
berbagai unsur terkait, seperti dari atas ke bawah; senior man-
pemimpin yayasan, orangtua, dan ager, middle manager, teacher dan
para pengguna lulusan pendidikan support staff: Sedalam struktur
akan pentingnya mempertahankan yang baru, yaitu dalam struktur
dan meningkatkan mutu organisasi layanan, keadaannya
pembelajaran, baik mutu hasil berbalik dari atas ke bawah ber-
maupun proses pembelajaran. Di turut-turut; learner, team, teacher
sinilah letak penting dikem- and support, staff, dan leader.
bangkannya faktor rekayasa dan Kelima, mempertahankan
faktor motivasi agar secara hubungan dengan pelanggan
bertahap dan pasti kultur mutu itu (keeping close to the customer).
akan berkembang di dalam Karena organisasi pendidikan
organisasi institusi pendidikan. Di menghendaki kepuasan
sini pula penting diterapkan pelanggan, maka perlunya
bentuk-bentuk hubungan manusia mempertahankan hubungan baik
yang efektif dan konstruktif, agar dengan pelanggan menjadi sangat
semua anggota organisasi institusi penting. Dan inilah yang
pendidikan merasakan ada dikembangkan dalam unit public
hubungan intim dan harmonis bagi relations. Berbagai informasi
terbentuknya kerjasama yang antara organisasi pendidikan dan
berdaya guna dan berhasil guna. pelanggan harus terus menerus
Perubahan kultur ke arah kultur dipertukarkan, agar institusi
mutu ini antara lain dilakukan pendidikan senantiasa dapat
dengan menempuh cara-cara; melakukan perubahanperubahan
perumusan keyakinan bersama, atau improvisasi yang diperlukan,
intervensi nilai-nilai keagamaan, terutama berdasarkan perubahan
yang dilanjutkan dengan sifat dan pola tuntutan serta
perumusan visi dan misi organisasi kebutuhan pelanggan. Bukan
institusi pendidikan. hanya itu, pelanggan juga
diperkenankan melakukan

2141
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kunjungan, pengamatan, penilaian dari paket keterampilan dalam lembaga-


dan pemberian masukan kepada lembaga pendidikan keterampilan.
institusi pendidikan. Semua Apakah kita akan melakukan kesalahan
masukan itu selanjutnya akan untuk kedua kalinya? Pada saat kita
diolah dalam rangka sudahn sangat terlambat memasukkan
mempertahankan dan tekologi komputer sebagai bagian dari
meningkatkan mutu proses dan kurikulum pendidikan. Karena selama ini
hasil-hasil pembelajaran. Dan yang banyak pihak yang memandang bahwa
perlu diperhatikan adalah bahwa pembelajaran tentang komputer adalah
dalam manajemen berbasis suatu paket keterampilan, bukan suatu
sekolah, guru dan staff justru paket keahlian yang harus diajarkan
dipandang sebagai pelanggan kepada peserta didik di sekolah – sekolah.
internal, sedangkan pelajar, Ditengah ketidak melekan teknologi
termasuk orangtua pelajar dan sebagian besar generasi muda kita, baru
masyarakat umum, termasuk semua pihak menyadari bahwa ternyata
pelanggan eksternal. Maka, komponen teknologi informasi dan
pelanggan baik internal maupun komunikasi, yang bermuara pada
eksternal harus dapat terpuaskan teknologi komputer memang harus
melalui interval kreatif pimpinan diajarkan sejak dini dalam kurikulum
institusi pendidikan. pendidikan nasional. Dan pada saat
semua kebijakan pendidikan yang
berkaitan dengan ICT diambil
E. Percepatan Penetrasi Transformasi (penyelenggaraan pendidikan ICT di
Teknologi sekolah, dukungan ICT dalam pendidikan,
pemanfaatan ICT sebagai resources
Kenapa perlu langkah-langkah pendidikan), kita kehilangan kekuatan,
percepatan penetrasi transformasi terutama kekuatan yang berhubungan
teknologi dalam pendidikan kejuruan? dengan sumber daya manusia yang akan
Jawabannya sederhana, karena teknologi melaksanakannnya. Sulitnya
yang berkembang saat ini berjalan mendapatkan tenaga pendidik (guru)
dengan kecepatan yang tinggi, sementara dengan keahlian ICT adalah salah satu
kita masih berfikir untuk mulai , ternyata contoh nyata yang saat ini ada di
teknologi baru muncul, seakan-akan tidak lapangan, sehingga solusi sementara
bisa dibendung. Oleh karena itu dilakukan adalah dengan mengadakan
dipandang perlu untuk segera melakukan program training dan workshop, untuk
percepatan penetrasi transformasi memberikan pengetahuan kepada guru
teknologi ke dalam pendidikan kejuruan. yang bersedia untuk membina
Contoh lain, sebagaimana telah pembelajaran ICT di sekolah.
disinggung pada bahagian terdahulu dari Monteith (2004), mengungkapkan
makalah ini, dari survey yang dilakukan bahwa sesungguhnya, dengan
terhadap kurikulum KTSP SMK yang ada perkembangan ICT yang terjadi pada
di Sumatera Barat khususnya dan dasarwarsa ini, ICT tidak dapat dipandang
beberapa KTSP SMK diluar Sumatare lagi sebagai milik satu pihak (mungkin
Barat, belum ada yang mencantumkan dalam hal ini dipandang sebagai kajian
teknologi komunikasi nirkabel handphone ilmu komputer, teknologi informasi, teknik
sebagai bagia dari Kurikulum Sekolah, informatika dan sejenisnya), tetapi dapat
padahal kalau dilihat kebutuhan tenaga diimplementasikan pada semua disiplin
kerja dibidang ini sangatlah tinggi, seiring ilmu, sehingga dipandang ICT sebagai
dengan meningkatnya animo masyarakat sarana untuk meningkatkan dan
dalam menggunakan produk teknologi memperbaiki kualitas penyelenggaraan
komunikasi ini, dan karena ketidak siapan dan kurikulum pendidikan.
lembaga pendidikan kejuruan kita dalam
menyambut teknologi ini, maka akhirnya IV. SIMPULAN DAN SARAN
keterampilan ini dianggap sebagai bagian

2142
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Dari uraian di atas dapat diambil REFERENCE


beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Jiyono, dkk. 2001. Majemen Berbasis
1. Transformasi teknologi Sekolah (School-Based Management),
sesungguhnya merupakan dalam dalam Reformasi Pendidikan
kebutuhan, dan pendidikan kejuruan dalam Konteks Otonomi Daerah,
harus bertanggungjawab dalam editor : Fasli Jalal dan Dedi Supriadi,
proses perubahan teknologi yang Jogjakarta : Penerbit Adi Cita Karya
berlangsung sangat cepat. Nusa

2. Kenyataan menunjukkan bahwa Medniknas. 2006. Keputusan Menteri


pendidikan kejuruan belum berhasil Pendidikan Nasional N0. 22-24 Tahun
merebut peluang kerja yang 2006, tentang Kurikulum Tingkat
jumlahnya amat besar. Perlu Satuan Pendidikan (KTSP)
diciptakan sistem pendidikan
kejuruan yang didukung oleh tenaga Monteith, Moira. 2004. ICT for Curriculum
pengelola yang profesional dengan Enhancement, Bristol, UK : Intelect
komitmen yang tinggi.

3. Perlu dikembangkan sinergi antara Sukamto, 1998. Perencanaan dan


pendidikan kejuruan, dunia kerja dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
perguruan tinggi untuk mencari jalan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta :
keluar dari lingkaran permasalahan Diknas, Dikti
tanpa ujung.
Sallis, Edward. 2006. Total Qaulity
4. Pendidikan memerlukan dukungan Management in Education, Edisi
dan komitmen pemerintah dalam Terjemahan, Jogjakarta : IRCiSoD
bentuk undang-undang sehingga
pihak pemakai ikut bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan
pengembangan SDM.

2143

Anda mungkin juga menyukai