Anda di halaman 1dari 2

Nama: Lailatul Rohmah

NIM: 05010221010

Kelas: HES 1A

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Hukum

a. Sumber Hukum yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu:


Sumber Hukum materil: Peraturan presiden berdasarkan hierarki peraturan perundang-
undangan dalam UUD Nomor 12 Tahun 2011. Alasannya masuk dalam hukum materil , Menurut
Prof. Hamid S. Attamimi bahwa materi muatan peraturan presiden merupakan materi muatan
sisa. Peraturan presiden pengesahan perjanjian internasional ini dapat dikatakan sebagai perpres
atribusi dari UUD 1945 yang materi muatannya merupakan materi muatan sisa dari undang-
undang.
Sumber Hukum Formil: Putusan MK Nomor 33/PUU-IX/2011 permohonan pengujian undang-
undang Nomor 38 Tahun 2008 tentang pengesahan Charter Of the Association of Southeast Asian
Nation (piagam perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara). Alasannya masuk dalam Hukum
Formil, UU No 38 Tahun 2008 merupakan instrumen hukum yang fungsi, maksud dan tujuannya
adalah hanya member persetujuan kepada pemerintah untuk mengingatkan diri kepada piagam
ASEAN. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008 sama sekali tidak dimaksudkan untuk
melakukan inkorporasi/transformasi ketentuanketentuan yang terkandung dalam Piagam ASEAN
sebagai bagian sistem hukum nasional. Piagam ASEAN berlaku dan mengikat Indonesia setelah
Indonesia menyerahkan Instrument of Ratificationdan ketentuan mengenai pemberlakukan
Piagam ASEAN dipenuhi melalui ratifikasi oleh seluruh negara anggota ASEAN (10 negara).
cKenyataan Piagam ASEAN sebagai lampiran dan bagian tidak terpisahkan dari UndangUndang
Nomor 38 Tahun 2008 tidak serta merta menjadikan ketentuan-ketentuan Piagam ASEAN
sebagai bagian dari materi normatif Undang-Undang tersebut.
b. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah hukum Normatif, Alasannya adanya
pendekatan UUD dalam PASAL 24C UUD 1945 menyatakan bahwa, “Mahkamah konsitusi
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap undang undang Dasar,..”. Secara Normatif pasal tersebut
dapat dimaknai bahwa Mahkama Konstitusi juga berwenang UU ratifikasi perjanjian
Internasional yang bertentangan dengan UUD 1945.
c. Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca perubahan, diadakan pembedaan
yang tegas antara undang-undang dengan peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 mengatur sebagai berikut : “Mahkamah Konstitusi
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar…“. Dalam Pasal 24A ayat (1) UUD
1945 mengatur sebagai berikut : “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang…“
Dalam Pasal 145 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang diubah dengan UU No.
12 Tahun 2008 mengatur sebagai berikut : “Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.”Dalam pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011, jenis dan
Hierarki peraturan peraturan perundangundangan yaitu :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dari ketentuan tersebut diatas, dapat dipastikan mengenai apa saja bentuk-bentuk peraturan
perundang-undangan yang resmi dalam sistem hukum Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan
bentuk-bentuk peraturan mana saja yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah tingkatannya
satu sama lain. berkaitan dengan itu dapat pula diketahui dengan pasti mana saja bentuk
peraturan perundang-undangan yang disebut sebagai peraturan di bawah undang-undang, mana
saja yang setingkat dan mana yang lebih tinggi dari pada undangundang.

Anda mungkin juga menyukai