Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Nama: Misnawati, S.Pd


No. Peserta PPG: 201900855054
LPTK PPG: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Masalah
Akar
terpilih yang Analisis alternatif
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi
akan solusi
masalah
diselesaikan
1 Miskonsepsi Metode Berdasarkan kajian literatur, Berdasarkan eksplorasi
siswa pada mengajar guru alternatif solusi: alternatif solusi dari hasil
materi yang tidak 1.Berdasarkan penelitian Andari & Al- kajian literatur dan
keanekaragaman inovatif dan Wahid, 2020 bahwa metode mind wawancara maka
hayati kontekstual mapping ini dapat membantu peserta didik didapatkan beberapa
dalam mencari berbagai sumber informasi, solusi:
mencari hubungan dari tiap ide, dan aktif
menuangkan pikirannya dalam bentuk 1. Menggunakan
grafis. Mind mapping merupakan suatu metode mind
metode yang sangat baik digunakan mapping
pendidik untuk meningkatkan daya hafal Mind mapping adalah
terhadap suatu konsep materi melalui salah satu metode
kreativitas berimajinasi yang bebas. Selain belajar yang
itu, metode mind mapping membantu dirancang dengan cara
proses peserta didik dan pendidik dalam memetakan informasi
proses pembelajaran di kelas dengan dalam bentuk grafis.
meringkas bahan ajar yang begitu banyak Mind mapping dapat
menjadi sedikit dan menarik untuk dibaca. dipetakan
Mind mapping juga dapat menjadikan menggunakan garis
peserta didik yang pasif menjadi aktif. percabangan, gambar,
Sehingga, dengan menggunakan metode maupun kata kunci
mind mapping dapat meningkatkan yang saling berkaitan
aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar dengan konsep atau
peserta didik ide utamanya.
2.Menurut Dewi., et al (2017) Model Kelebihan mind mapping:
pembelajaran integrasi kearifan lokal 1. Menggabungkan
IKL adalah model pembelajaran inovasi di ide
Indonesia. Model ini memberikan peluang 2. Mempelajari
bagi siswa untuk dapat mencapai tujuan konsep baru
belajar sebagai persiapan menghadapi 3. Belajar lebih
kehidupan selanjutnya dengan mengacu menyenangkan
pada nilai-nilai budaya dari wilayah 4. Memahami ide-
sekitar. ide kompleks
3.Ni Made Sari Suniati (2019) bahwa Kekurangan mind
pembelajaran kontekstual berbantuan mapping:
multimedia memiliki pengaruh yang lebih 1. Terlalu rumit
baik dibandingkan dengan pembelajaran 2. Membutuhkan
konvensional dalam menurunkan kadar banyak ruang
miskonsepsi siswa 3. Pembuatannya
mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan membutuhkan
literasi sains peserta didik. waktu yang lama
4.Menurut Mana (2021) Project base 2. Model pembelajaran
learning dengan aplikasi tiktok atau integrasi kearifan
membuat content video pembelajaran lokal (IKL)
melalui tiktok dan mengembangkan media Model pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan IKL merupakan
aplikasi tiktok akan membuat peserta didik modifikasi dari
tertarik, belajar dengan menyenangkan dan pembelajaran inquiry
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan dan POGIL (Process-
baik. based learning-
Oriented Guided-
Berdasarkan hasil wawancara, alternatif Inquiry Learning)yang
solusi: diintegrasikan dengan
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah kearifan lokal (local
(Ibu Imalia Agustine, S.Pd) wisdom) yang ada di
Guru harus selalu mengupdate lingkungan sekitar.
perkembangan zaman terkait model
pembelajaran inovasi dan Kelebihan Model
terus ,mencoba untuk melakukan hal pembelajaran IKL:
yang baru berdasarkan zaman. 1. Lestarinya nilai-nilai
Guru harus mampu membuat budaya setempat di
rencana pembelajaran dengan baik tengah perkembangan
dan menetapkan waktu berdasarkan globalisasi yang tinggi
fase sehingga materi yang di ajarkan 2. Mengaitkan nilai-nilai
bisa tersistematis dan tercapai budaya sekitar dengan
kompetensinya. konsep sains sehingga
2. Wawancara dengan Guru konsep sains akan
(Suprayitno,S.Pd) mudah dipahami
Menggunakan pendekatan peserta didik dan
kontekstual yaitu: Siswa dapat diakses oleh
dilatih untuk belajar bekerja, orang awam
menemukan, mengkonstruksi sendiri 3. Pembelajaran akan
pengetahuan keterampilan barunya, bersifat kontekstual
Siswa dan sejalan dengan
diarahkan untuk melaksanakan kehidupan nyata
kegiatan inquiry, Kembangkan rasa 4. Penanaman nilai-nilai
ingin tahu siswa dengan bertanya konservasi yang
3. Wawancara dengan rekan sejawat
terkandung dalam
(Neivsi Raiyana, S.Pd)
Guru dapat menggunakan media baik
kehidupan social
itu media yang nyata (menghadirkan masyarakat,
objek nyata di kelas) maupun media diharapkan dapat
berbasis digital atau menggunakan mengembangkan
berbagai platform pembelajaran keterampilan
4. Wawancara dengan pakar pemecahan masalah
(Ismawati,S.Pd -Ketua Forum MGMP komunikasi ilmiah,
Biologi Lamandau) dan sikap peduli untuk
Salah satu bentuk inovasi menjaga
pembelajaran adalah berbasis keseimbangan
kearifan lokal. Inovasi lingkungan.
pembelajaran tersebut sangat
penting dilakukan karena pada saat Kekurangan Model
ini budaya dan juga tradisi pada pembelajaran IKL:
masyarakat daerah semakin
ditinggalkan. Dengan menggunakan 1. Kesulitan mencari
inovasi pembelajaran berbasis narasumber
kearifan lokal tersebut dapat 2. Kesulitan memantau
mengenalkan peserta didik pada aktivitas siswa
budaya dan juga tradisi di 3. Membutuhkan waktu
lingkungan masyarakat sekitar. Hal yang banyak
tersebut dapat menambah
pemahaman peserta didik mengenai
budaya dan juga tradisi di
lingkungan mereka. Peserta didik
akan dapat berkomunikasi dengan
lingkungan sekitar dan juga
melakukan interaksi dengan
masyarakat lingkungan sekitar. Hal
tersebut akan membantu peserta
didik dalam proses komunikasi
dengan lingkungan.
2 Rendahnya Pembelajaran Berdasarkan kajian literatur, alternatif Berdasarkan eksplorasi
kemampuan terpusat pada solusi: alternatif solusi dari hasil
literasi sains guru 1. Dalam penelitian Sari dkk., (2017), yang kajian literatur dan
siswa pada bertujuan untuk mendeskripsikan wawancara maka
materi kemampuan literasi sains siswa didapatkan beberapa
klasifikasi melalui pembelajaran proyek. solusi:
makhluk hidup Berdasarkan analisis data didapatkan
hasil bahwa kemampuan literasi sains 1. Pembelajaran
siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek
proyek berbasis modul muatan literasi Project Based
sains lebih baik dibanding dengan Learning (PJBL) atau
pembelajaran dan bahan ajar yang Pembelajaran
digunakan di sekolah biasanya. Serta Berbasis Proyek
aspek literasi sains yang meningkat yaitu adalah salah
pada kemampuan menjelaskan fenomena satu model
ilmiah. pembelajaran student
2. Menurut Fauziah dkk., 2019. Model centered anjuran
problem based learning merupakan Kurikulum 2013 yang
pembelajaran yang menggunakan menggunakan proyek
permasalahan nyata, merangkum atau kegiatan nyata
informasi, menilai logika dan sebagai inti
validitasnya dalam suatu konteks dan pembelajaran. Dalam
kemudian diterapkan untuk mengatasi pembelajaran project
permasalahan dan menciptakan based learning peserta
pemahaman yang lebih baik. Model didik akan melakukan
problem based learning dapat melatih eksplorasi, penilaian,
domain kemampuan literasi sains siswa interpretasi, sintetis,
melalui kegiatan penyelidikan dan dan pengolahan
analisis informasi lainnya
3. Menurut Santoso et al., 2017. untuk menghasilkan
Pembelajaran dengan pendekatan berbagai bentuk
Jelajah Alam Sekitar mampu belajar yang sangat
meningkatkan kemampuan literasi sains dekat dengan
siswa SMP pada materi sistem pekerjaan nyata di
pencernaan. Penerapan PBL dengan lapangan.
pendekatan JAS memfasilitasi siswa
Kelebihan PJBL:
untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan melalui proses eksplorasi  Peserta didik dilatih
lingkungan sekitar dengan melibatkan untuk selalu berpikir
siswa sebagai subjek belajar. kritis dan terampil
4. Pendekatan Reciprocal Teaching dalam menyelesaikan
(Pendekatan Pengajaran Terbalik) suatu permasalahan.
adalah pendekatan konstruktivisme  Bisa memicu
yang berdasar pada prinsip-prinsip peningkatan aktivitas
pembuatan/pengajuan pertanyaan, peserta didik di kelas.
dimana keterampilan-keterampilan  Peserta didik terbiasa
meta-kognitif diajarkan melalui untuk belajar dari
pengajaran langsung dan pemodelan sumber yang relevan.
oleh guru untuk memperbaiki kinerja  Kegiatan
siswa. Pendekatan pembelajaran pembelajaran berjalan
Reciprocal Teaching merupakan salah lebih kondusif dan
satu komponen Contextual Teaching efektif karena peserta
and Learning (CTL) dan dapat didiknya dituntut
diterapkan pada semua mata pelajaran. untuk aktif.
Pendekatan Reciprocal Teaching yang
Kekurangan PJBL:
dibarengi dengan penggunaan media
 Tidak semua materi
membuat siswa untuk menyadari bahwa
pembelajaran bisa
segala sesuatu yang ada di sekitar siswa menerapkan model
dapat dijadikan sumber belajar. (Nur ini.
dan Wikandari dalam Trianto,  Waktu yang
2019:173). dibutuhkan untuk
menyelesaikan materi
Berdasarkan hasil wawancara, alternatif pembelajaran lebih
solusi: lama.
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah  Bagi peserta didik
(Ibu Imalia Agustine, S.Pd) yang belum terbiasa
Menerapkan model pembelajaran menganalisis suatu
yang menuntut siswa untuk terlibat permasalahan,
langsung secra riil dalam proses biasanya enggan
kegiatan siswa sesuai dengan tugas untuk
yang diberikan, sehingga siswa mengerjakannya.
dapat benar-benar menyusun  Jika jumlah peserta
pengetahuan mereka sesusai dengan didik dalam satu kelas
pengalaman yang siswa dapatkan. terlalu banyak, guru
2. Wawancara dengan Guru akan kesulitan untuk
(Suprayitno,S.Pd) mengondisikan
Menggunakan metode diskusi penugasan.
karena dengan metode diskusi akan
menjadikan suasana dalam 2. Penerapan PBL
pembelajaran menjadi hidup, siswa dengan pendekatan
aktif, siswa akan berusaha berpikir JAS
kritis untuk membangun sebuah ide
atau pendapat sera Pendekatan Jelajah
mempertimbangkan pendapat siswa Alam Sekitar (JAS)
lain. merupakan
3. Wawancara dengan rekan sejawat pendekatan
(Neivsi Raiyana, S.Pd) pembelajaran yang
Dengan menggunakan pendekatan memanfaatkan
JAS. Pendekatan ini bermanfaat lingkungan alam
untuk membuat siswa ikut berperan sekitar kehidupan
aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik baik
menggunakan daya fikir serta lingkungan fisik,
menggali pemahaman siswa tentang sosial, teknologi
materi yang diajarkan. maupun budaya
4. Wawancara dengan pakar sebagai obyek belajar
(Ismawati,S.Pd -Ketua Forum MGMP biologi yang
Biologi Lamandau)
Peserta didik diberikan tugas fenomenanya
dengan mengembangkan tema/topik dipelajari melalui
dalam pembelajaran dengan kerja ilmiah.
melakukan kegiatan proyek yang seperti mengamati,
realistik. mengumpulkan data,
membandingkan,
memprediksi,
merancang kegiatan,
membuat hipotesis,
merumuskan simpulan
berdasarkan data dan
membuat laporan
secara komprehensif.
Kelebihan PBL
pendekatan JAS:

 Siswa diajak secara


langsung berhubungan
dengan lingkungan
sehingga mereka
memperoleh
pengalaman tentang
masalah yang
dipelajarinya.
 Pengetahuan bisa
diperoleh sendiri
melalui hasil
pengamatan, diskusi,
belajar mandiri dari
buku diktat sekolah,
atau sumber lain.
 Evaluasi tidak hanya
didapat dari aspek
kognitif, tetapi afektif
dan juga psikomotor.
 Kerja kelompok lebih
nyata.
 Dengan pembelajaran
JAS dapat membentuk
pada diri siswa rasa
sayang terhadap alam
sehingga dapat
menimbulkan minat
untuk memelihara dan
melestarikannya.
Kekurangan PBL
pendekatan JAS:
 Tidak terkontrolnya
proses belajar
mengajar.
 Menghabiskan banyak
waktu
 Proses belajar
mengajar kurang
efektif.
3 Siswa kesulitan Belum Berdasarkan kajian literatur, alternatif Berdasarkan eksplorasi
dalam tersedianya solusi: alternatif solusi dari hasil
memahami pengembangan 1. Menurut Kusmana (2019) Penggunaan kajian literatur dan
materi virus bahan ajar e-modul dirasa cocok untuk menarik wawancara maka
seperti modul, minat peserta didik serta meningkatkan didapatkan beberapa
handout, keterampilan peserta didik dalam solusi:
poster, dan pemanfaatan teknologi sebagai tujuan 1. Penggunaan e-modul
video yang utama revolusi industry 4.0 dan agar e-modul merupakan
interaktif pembelajaran berlangsung menyenangkan seperangkat media
sesuai dengan dengan penggunaan media yang tidak pembelajaran digital
karakteristik pernah diterapkan guru dalam atau non cetak yang
siswa pembelajaran sebelumnya. disusun secara
2. Menurut Asiyani (2019) Handout sistematis yang
merupakan rangkuman atau uraian materi digunakan untuk
yang berfungsi untuk membantu peserta keperluan belajar
didik dalam memahami pelajaran. mandiri, sehingga
Handout electronik/-digital memiliki
memudahkan siswa
keunggulan jika dibandingkan handout
untuk belajar mandiri
konvensional. Handout digital dapat
memudahkan peserta didik dalam
dan memecahkan
mengakses pembelajaran sewaktu-waktu, masalah dengan
baik melalui laptop, komputer, maupun caranya sendiri.
smartphone.
Kelebihan penggunaan e-
3. Menurut Rusman, dkk (2018:220)
modul:
mengemukakan beberapa kelebihan media
 Biaya yang digunakan
video, yaitu; (1) memberikan pesan yang
lebih murah.
dapat diterima secara lebih merata oleh
siswa, (2) sangat bagus  Praktis
untuk dan dapat
dibaca dimana saja.
menerangkan suatu proses, (3) mengatasi
 Bisa dibaca diruang
keterbatasan ruang dan waktu, (4) lebih
yang
realistis, dapat diulang dan dihentikan intensitas
cahayanya kurang.
sesuai dengan kebutuhan, (5) memberikan
kesan yang mendalam, yang dapat  Bisa diberi gambar
mempengaruhi sikap siswa. animasi atau
4. Wijayati (2018) menjelaskan bahwa multimedia.
pemanfaatan media poster dalam  Pendidikan lebih
berdaya guna, karena
pembelajaran cukup efektif karena dapat
memberikan pengalaman kreatif bagi bahan pelajaran
disusun
peserta didik melalui penekanan pada 5 menurut
pengalaman belajar dasar, jenjang akademik
yaitu
pengamatan, interview, pengumpulan  Setelah dilakukan
evaluasi, guru dan
informasi, penalaran atau pengasosiasian
dan pengkomunikasikan. siswa mengetahui
benar, pada modul
Berdasarkan hasil wawancara, alternatif yang mana siswa telah
solusi: berhasil dan pada
bagian modul yang
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah mana mereka belum
(Ibu Imalia Agustine, S.Pd) berhasil.
Membuat modul yang ditulis oleh  Bahan pelajaran
guru akan sangat bermanfaat sekali. terbagi lebih merata
Salah satu fungsi modul di dalam satu semester.
antaranya adalah membuat siswa Kekurangan penggunaan
bisa belajar secara mandiri serta e-modul:
mengetahui arah kompetensi yang
akan dicapai dari pembelajaran  Waktu dibutuhkan
tersebut.  lama.
2. Wawancara dengan Guru
(Suprayitno,S.Pd)
Menggunakan e-Modul dapat  Menentukan disiplin
memberikan solusi kepada siswa belajar yang tinggi
untuk dapat memahami materi yang mungkin kurang
dengan mudah dan memanfaatkan dimiliki oleh siswa
teknologi informasi komunikasi pada umumnya dan
secara bijak. Guru juga dapat siswa yang belum
menjawab tantangan kemajuan matang pada
teknologi dan informasi khususnya.
3. Wawancara dengan rekan sejawat
(Neivsi Raiyana, S.Pd)  Membutuhkan
Guru dapat menggunakan alat ketekunan yang lebih
peraga, jika alat peraga tidak tinggi dari fasilitator
tersedia maka guru dapat untuk terus menerus
menjalankan pembelajaran berbasis memantau proses
proyek bagi siswa untuk membuat belajar siswa.
alat peraga yang relevan dengan isi
materi
4. Wawancara dengan pakar 2. Penggunaan media
(Ismawati,S.Pd -Ketua Forum MGMP video pembelajaran
Biologi Lamandau) Media video
Guru dapat membuat modul pembelajaran
berbasis digital dengan merupakan media audio
memanfaatkan berbagai platform visual yang melibatkan
seperti, anyflip, 3D pageflip, canva, alat indera penglihatan
dll. Modul yang dibuat oleh guru dan pendengaran yang
sendiri akan lebih menarik dan digunakan dalam
bermanfaat. Bagi siswa maka akan kegiatan pembelajaran.
lebih mudah memahami materi yang
abstrak dan menarik perhatian Kelebihan penggunaan
mereka. Bagi guru maka akan media video pembelajaran:
menumbuhkan kreatifitas serta  Penyajian materi dapat
menjawab tantangan dalam digantikan oleh gambar
penggunaan TIK. yang ditayangkan,
sementara guru meng-
cover kebutuhan dan
kesulitan yang dialami
siswa secara total.
 Guru dapat mengontrol
jalannya video dengan
menyesuaikan tempo
belajar siswa dengan
cara mem “pause” pada
bagian gambar tertentu.
Penyajiannya pun dapat
diputar berulang-ulang
disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.
 Praktis dan efisien waktu
 Mampu menarik
perhatian siswa dengan
tampilannya yang
menarik, serta dapat
digunakan secara
individu maupun dalam
kelompok

Kekurangan penggunaan
media video pembelajaran:

 Video yang tersedia tidak


selalu sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan
kecuali video dirancang
dan diproduksi khusus
untuk kebutuhan sendiri
 Jika bahasa yang
digunakan terlalu baku
maka siswa akan mudah
bosan
 Komunikasi akan
cenderung bersifat satu
arah sehingga guru harus
kreatif dalam
memberikan umpan balik
 Dalam proses
produksinya sangat
kompleks sehingga
membutuhkan peralatan
yang lengkap, mahal, dan
membutuhkan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit.
4 Rendahnya Guru belum Berdasarkan kajian literatur, alternatif Berdasarkan eksplorasi
kemampuan menerapkan solusi: alternatif solusi dari hasil
HOTS siswa pembelajaran kajian literatur dan
dalam materi berbasis 1. Pembelajaran berbasis proyek wawancara maka
peranan virus HOTS seperti didefinisikan sebagai model pembelajaran didapatkan beberapa
model di mana peserta didik menjadi pusat solusi:
pembelajaran kegiatan pembelajaran, mereka juga
yang direkome menempatkan tanggung jawab sosial dalam 1.Pembelajaran berbasis
ndasikan kurik kelompok dan mereka memperoleh proyek;
ulum 2013 pengetahuan ilmiah. Telah diamati dalam  Membuat replika
antara lain banyak studi bahwa hasil belajar yang virus 3 dimensi
discovery/inqu berhasil diperoleh dengan praktek  Mengkreasi poster
iry learning, pembelajaran berbasis proyek (Lukman et dengan tema upaya
problem based al., 2018). Hasil penelitian Retno Dwi penanggulangan
learning dan Susanti (2018) Pembelajaran biologi bahaya virus bagi
project based dengan menggunakan proyek dalam kehidupan manusia
learning pembuatan model replica virus 3 dimensi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Model pembelajaran
kelas X mipa 2 SMA Negeri I Project Based Learning
Asembagus. adalah suatu model
Model pembelajaran proyek dengan pembelajaran sistematis
membuat model virus 3 dimensi sangat yang melibatkan para
menyenangkan bagi siswa karena dapat siswa dalam
beraktifitas secara berkelompok, berkreasi mempelajari
dengan kreatifitas masing-masing dalam keterampilan melalui
memilih juga merancang alat dan bahan proses yang terstruktur,
yang dimiliki serta dapat mempresentasikan pengalaman nyata dan
produk hasil kerja kelompoknya. teliti yang dirancang
2. Penelitian Ramdiah, dkk, (2018) untuk menghasilkan
menyatakan bahwa model
produk.
pembelajaran berbasis masalah
memiliki dampak positif terhadap Kelebihan penggunaan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
model pembelajaran
SMA. Pembelajaran berbasis masalah
berbasis proyek:
menyajikan masalah nyata dan autentik
sebagai konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang berpikir kritis dan  Meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah, serta kemampuan siswa
untuk memperoleh pengetahuan dan dalam melakukan
konsep yang esensial dari materi analisis dan sintesis
pembelajaran. Pembelajaran berbasis tentang suatu konsep.
masalah dengan pendekatan SETS  Membiasakan siswa
merupakan pembelajaran yang untuk melakukan
mengkaitkan keempat unsurnya yakni proses belajar dan
Sains, Lingkungan, Teknologi, dan bekerja secara
masyarakat dalam pembelajaran. Materi sistematis.
pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh  Melatih siswa untuk
nyata yang berhubungan dengan melakukan proses
masyarakat di sekitar peserta didik yang berpikir secara kritis
sering dijumpai dalam kehidupan sehari- dalam rangka
hari, sehingga mudah memahami materi memecahkan suatu
tersebut. Juga menawarkan kelebihan masalah yang nyata.
yakni membentuk lulusan yang memiliki  Menumbuhkan
kemampuan penalaran serta kemandirian siswa
kekomprehensifan pemikiran ketika dalam belajar dan
peserta didik dihadapkan pada suatu bekerja.
masalah untuk dipecahkan.  Menumbuhkan
Wasiso & Hartono (2017) dalam produktivitas siswa.
penelitiannya juga menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran model problem Kelemahan pembelajaran
based learning bervisi SETS efektif dalam berbasis proyek:
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah IPA dan pemahaman  Memerlukan banyak
kebencanaan. Selain itu, penelitian waktu untuk
Setiawati & Senam (2018) menyimpulkan menyelesaikan
bahwa pembelajaran SETS memberikan masalah.
pengaruh positif dan efektif dalam  Membutuhkan biaya
meningkatkan scientific literacy dan yang cukup banyak. 
foundational knowledge.
3. Penelitian Susantini, dkk, (2018)  Banyaknya peralatan
menyatakan bahwa model yang harus
pembelajaran kooperatif dan inkuiri disediakan.
efektif untuk meningkatkan kemampuan  Ada kemungkinan
siswa dalam menerapkan metode ilmiah peserta didik yang
yang menuntut kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Selain itu, penelitian kurang aktif dalam
Susantini, dkk, (2018) menunjukkan kerja kelompok
bahwa strategi metakognitif yang
dikombinasikan dalam pembelajaran 2. Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan berbasis masalah
kemampuan berpikir tingkat tinggi. dengan pendekatan
Science,
Berdasarkan hasil wawancara, alternatif Environmental,
solusi: Technology, and
Society (SETS)
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah Model pembelajaran
(Ibu Imalia Agustine, S.Pd) Problem Based Learning
Melakukan praktik HOTS di kelas adalah suatu model
atau di rumah. Anda bisa meminta pembelajaran yang
anak menarik kesimpulan, melibatkan siswa untuk
memberikan masalah untuk memecahkan suatu
dipecahkan, mengajak diskusi dan masalah sehingga siswa
berdebat argumentasi dan dapat mempelajari
sebagainya. Artinya, HOTS adalah pengetahuan yang
sebuah keterampilan berpikir yang berhubungan dengan
tidak melulu tentang soal-soal masalah tersebut dan
ujian. Praktik-praktik yang sekaligus memiliki
dilakukan di kelas dan di rumah ketrampilan untuk
akan mendorong anak untuk memecahkan masalah.
terbiasa menyelesaikan persoalan Melalui kegiatan
dengan HOTS tadi. pembelajaran dengan
2. Wawancara dengan Guru Pendekatan Science,
(Suprayitno,S.Pd) Environmental, Technology,
Memberi  kesempatan kepada and Society (SETS)
menggunakan Model
peserta didik pada ranah kognitif 
Problem Based Learning
untuk menganalisis persoalan dan dengan metode ceramah,
pada ranah ketrampilan untuk tanya jawab, dan diskusi
mengkomunikasikan kepada orang peserta didik dapat
lain. menganalisis peran virus
3. Wawancara dengan rekan sejawat dalam kehidupan. Urutan
(Neivsi Raiyana, S.Pd) ringkasan pendekatan ini
Memberi  kesempatan pada peserta membawa pesan bahwa
didik untuk berpikir kritis, untuk menggunakan sains
melakukan  kegiatan percobaan, (S-pertama) ke bentuk
pengolahan data, diskusi diharapkan teknologi (T) dalam
dapat merangsang peserta didik memenuhi kebutuhan
untuk terampil, berani bertanya, masyarakat (S-kedua)
mampu meyusun hipotesis dan diperlukan pemikiran
mampu menyimpulkan. Adapun pada tentang berbagai
materi peranan virus, guru bisa implikasinya pada
melakukan pembelajaran berbasis lingkungan (E) secara
proyek dengan meminta siswa fisik maupun mental.
membuat replika virus
4. Wawancara dengan pakar Kelebihan pembelajaran
(Ismawati,S.Pd -Ketua Forum MGMP berbasis masalah dengan
Biologi Lamandau)
pendekatan SETS:
Pembelajaran yang tidak hanya
dengan menggunakan ceramah
 Siswa memiliki
saja.  Praktik dan memanfaatkan
kemampuan
segala yang ada di sekitar kita,
memandang sesuatu
sehingga peserta didik memilki
kemampuan untuk memecahkan secara terintegrasi
masalah. Misal siswa diminta untuk dengan
membuat poster upaya memperhatikan
penanggulangan bahaya virus bagi keempat unsur SETS,
kehidupan mansuia. sehingga dapat
memperoleh
pemahaman yang
lebih mendalam
tentang pengetahuan
yang telah dimiliki.
 Melatih siswa peka
terhadap masalah
yang sedang
berkembang di
lingkungan mereka.
 Siswa memiliki
kepedulian terhadap
lingkungan kehidupan
atau sistem kehidupan
dengan mengetahui
sains,
perkembangannya dan
bagaimana
perkembangan sains
dapat mempengaruhi
lingkungan, teknologi
dan masyarakat secara
timbal balik. 
 Siswa lebih kreatif
dan mengasah
keterampilan HOTS

Kekurangan pembelajaran
berbasis masalah dengan
pendekatan SETS:

 Siswa mengalami
kesulitan dalam
manghubungkaitkan
antar unsur-unsur
dalam pembelajaran.
 Membutuhkan waktu
yang lebih banyak
dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai