Rancangan Rip

YAYASAN NUR SUCI BUDI MULIA KENDARI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

BUDI MULIA KENDARI
Jl. Saranani No. 25 Kendari-Sulawesi Tenggara
E-Mail : Stikes.budimulia@yahoo.com
Web : Www.Stikes-budimulia-Kendari.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 dan
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diperlukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri
melalui pendidikan khususnya dalam bidang ilmu kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka salah satu alternatif yang dipandang perlu untuk dilakukan adalah upaya percepatan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang handal dalam bidang keilmuannya masing-
masing sesuai dengan dinamika dan tuntutan kebutuhan pembangunan baik dalam skala
regional maupun nasional.
Secara regional Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bagian integral dari wilayah
pembangunan nasional yang masih berada pada tahap pertumbuhan dini, dan merupakan
salah satu provinsi bahari terdiri atas beberapa kepulauan dan deretan pulau-pulau kecil,
yang tipologi ekosistimnya didominasi oleh laut. Sumber daya kelautan merupakan kekayaan
alam yang memiliki peluang amat potensial dimanfaatkan sebagai sumber daya yang efektif
karena mempunyai keunggulan nutrisi dan fungsinya terhadap kesehatan.
Pembangunan Kesehatan di Sulawesi Tenggara sampai tahun 2009 belum
menunjukan peningkatan yang memadai. Hal ini dapat terlihat dari masih tingginya Angka
Kematian Ibu, dan Angka Kematian Bayi, serta masih rendahnya Usia Harapan Hidup.
Masyarakat internasional semakin khawatir bahwa tujuan Millennium Development
Goals tidak akan tercapai apabila masalah kesehatan tidak di atasi. Ini semua disebabkan
oleh kenyataan bahwa masalah kesehatan merupakan faktor dasar (underlying factor) dari
berbagai masalah kesehatan,terutama pada bayi harus mendapatkan perhatian serius dari
semua pihak ,dan kesehatan harus diposisikan kembali sebagai pusat dari pembangunan
suatu bangsa. Banyak kegiatan tidak atau kurang berhasil apabila kesehatan menjadi
masalah.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan
negara lain. Kesehatan merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan.
1
BUDI MULIA KENDARI
Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang yang sehat. Untuk itu
di peroleh upaya perbaikan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat melalui upaya peningkatan kesehatan dalam keluarga maupun pelayanan
Keperawatan pada individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di suatu institusi
diantaranya masyarakat.
Pembentukan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi, seperti
pembentukan program studi lain merupakan akibat perkembangan ilmu Kesehatan, kebutuhan
akan pelayanan Keperawatan di masyarakat dan adanya tempat bekerja bagi lulusan S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi di indonesia. Pendidikan tenaga S-1
Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi berkembang terus dan di sesuaikan dengan
perkembangan masalah Keperawatan di Indonesia.
Peningkatan pendidikan tenaga S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi untuk
menghasilkan tenaga pelaksana tenaga kesehatan masyarakat dan fisioterapist sebagai
upaya penanggulangan masalah kesehatan yang di anggap masalah nasional. Pada waktu ini
berbagai program pendidikan akademik, profesi, sarjana, dan pasca sarjana di selenggarakan
tersebar di indonesia.
Upaya pemerintah melalui pembangunan jangka panjang (1969-1994) di bidang
kesehatan, di sertai industrialisasi dan urbanisasi yang menyolok sekitar 1980-an berdampak
mengubah masalah kesehatan. Dengan penurunan angka kematian, bertambahnya jumlah
penduduk usia lanjut, perubahan gaya hidup, perubahan pola makan, selain difisiensi gizi
dengan dimensi baru, jumlah penderita penyakit infeksi serta penyakit jantung dan penyakit
degeneratif.
Tantangan dan kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sultra dalam
Pembangunan Kesehatan adalah keterbatasan sumberdaya manusia dibidang kesehatan
terutama tenaga S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi yang
profesional. Kondisi geografis juga masih merupakan salah satu kendala dalam upaya
pemerataan pelayanan kesehatan mengingat daerah Sultra terdiri atas beberapa kepulauan
dan deretan pulau-pulau kecil. Selain itu distribusi tenaga S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi yang ada tidak merata pada setiap daerah, tetapi terpusat pada
daerah perkotaan saja.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Lembaha Hukum Pendidikan Masyarakat
bermaksud untuk membuka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Budi Mulia Kendari
pada tahun ajaran 2011/2012 untuk mengembangkan S-1 Kesehatan Masyarakat dan
2
BUDI MULIA KENDARI
program studi D-III Fisioterapi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, Oleh sebab
itu STIKES Budi Mulia Kendari Sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Swasta diharapkan
mampu mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas di Sulawesi Tenggara, baik dari
segi jumlah maupun jenis termasuk di bidang pembangunan tenaga kesehatan Khususnya
tenaga S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi yang merupakan salah
satu faktor penentu penting terhadap keberhasilan pembangunan di tanah air pada umumnya
dan daerah pada khususnya.
Faktor kesehatan memainkan peranan yang sangat penting dalam pembangunan
suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, sehat dan cerdas.
Oleh karena itu percepatan penyediaan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan
profesional khususnya dalam bidang Kesehatan Masyarakat dan Fisioterapi yang memiliki
kompetensi yang baik dalam menghadapi tantangan bangsa indonesia kedepan.
Pembukaan STIKES Budi Mulia Kendari didasarkan atas:
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 61 Tahun 1999 Tentang Otonomi Perguruan Tinggi.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional:
a. Nomor: 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
b. Nomor: 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.
c. Nomor: 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor: 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang
Pedoman Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan.
B. VISI
Visi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Budi Mulia Kendari adalah “ Menjadi
pusat pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan berbasis kompetensi
dan teknologi informasi”.
C. MISI
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, maka Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Budi Mulia Kendari adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan dan
ilmu kesehatan masyarakat melalui pendekatan kompetensi dan teknologi informasi.
3
BUDI MULIA KENDARI
2. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menunjang

penerapan dan pengembangan ilmu keperawatan dan Kesehatan Masyarakat.
D. TUJUAN
Tujuan pembukaan STIKES Budi Mulia Kendari diarahkan untuk meningkatkan
sumberdaya yang :
1. Memiliki kompetensi personal, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, integritas
pribadi, penuh dedikasi dan rasa tanggungjawab untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat.
2. Memiliki kompetensi akademik dalam menerapkan, mengembangkan, serta
menyebarluaskan ilmu kesehatan masyarakat.
3. Memiliki kemampuan penguasaan teknologi informasi dalam bidang ilmu keperawatan
dan kesehatan masyarakat.
4. Memiliki kemampuan memecahkan permasalahan dibidang kesehatan melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.
5. Memiliki kemampuan konseptual dan manajerial dalam bidang kesehatan khususnya
dalam mengembangkan kinerja organisasi serta bertanggungjawab dan peka
menganalisis permasalahan perkembangan organisasi dan lingkungannya.
4
BUDI MULIA KENDARI
BAB II
RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN
STIKES BUDI MULIA KENDARI
A. RENCANA JANGKA PENDEK
I. PENDAHULUAN
Dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pendirian STIKES Budi Mulia Kendari, telah
disusun Rencana Pengembangan Jangka Pendek. Rencana Jangka Pendek tersebut dengan
mempertimbangkan isu-isu strategis dengan pertimbangan RAISE dan LE yaitu :
a. Relevance : membuka dan mengembangkan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program

studi D-III Fisioterapi yang terdiri 2 jurusan yaitu Manajemen administrasi rumah sakit dan
Manajemen sistem informasi kesehatan .
b. Academic atmosphere : meningkatkan suasana/iklim akademik yang kondusif antara
mahasiswa-mahasiswa, dosen-mahasiswa, dosen-dosen, serta dengan tenaga
administrasi/staf non akademik.
c. Internal management : meningkatkan manajemen internal S-1 Kesehatan Masyarakat
dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
d. Sustainability : meningkatkan upaya menjaga kelangsungan dan kesinambungan
program atau kegiatan yang bersifat positif.
e. Effectivity dan Efficiency : meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar
mengajar.
f. Leadership : meningkatkan kemampuan/kepemimpinan staf.
g. Entepreneurship : meningkatkan upaya pembentukan jiwa kewirausahaan civitas
akademika.
Rencana pengembangan Jangka Pendek ini disusun dalam rangka mempersiapkan

pendirian S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari untuk memenuhi syarat-syarat minimal agar program studi yang di buka memenuhi
akuntabilitas baik akademik maupun publik.
5
BUDI MULIA KENDARI
II. TUJUAN RENCANA JANGKA PENDEK

Sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi dalam mengemban mandat masyarakat dan
pemerintah, menyadari bahwa upaya pengembangan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program
studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari harus dilakukan secara bertahap. Untuk itu,
maka rencana jangka pendek ini disusun untuk tujuan sebagai berikut :
Tujuan Umum
STIKES Budi Mulia dapat mempersiapkan Pembukaan S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari yang memenuhi standar kualitas
pendidikan Profesi Keperawatan dan Kesehatan.
Tujuan Khusus
Terpenuhinya persyaratan minimal pendidikan Profesi Keperawatan dengan bantuan

mitra kerjasama diantaranya Universitas Haluoleo Kendari, STIMIK Catur Sakti, Poltekes
Kendari, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sultra, Puskesmas se Sulawesi Tenggara,
Dinas Kesehatan Provinsi dan dinas kabupaten/kota sesultra.
III. ANALISIS SITUASI
a. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman

1) Kekuatan
Analisis yang dilakukan terhadap berbagai potensi yang dimiliki Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi Kesehatan STIKES Budi Mulia
Kendari menunjukkan Kekuatan-kekuatan sebagai berikut :
 Dukungan Fasilitas fisik berupa gedung perkuliahan serta Fasilitas pembelajaran
seperti OHP, komputer, serta media lainnya.
 Tersedianya perpustakaan dengan gedung yang representatif dan koleksi buku teks
yang diperlukan untuk bidang Keperawatan dan ilmu kesehatan masyarakat.
 Adanya tenaga pengajar yang profesional yang memiliki kualifikasi sesuai dengan
bidang keilmuan yang relevan dengan program studi yang akan dilaksanakan.
 Tersedianya sarana pendukung proses pembelajaran seperti laboratorium
keperawatan, laboratorium biokimia, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa.
6
BUDI MULIA KENDARI
 Adanya dukungan kerjasama dari beberapa institusi pendidikan seperti universitas

haluoleo kendari, poltekes kendari, STIMIK catur sakti serta institusi pelayanan
kesehatan.
2) Kelemahan
 Tenaga pengajar tetap S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari yang masih terbatas (masih menggunakan tenaga dari
Universitas Haluoleo, STIMIK Catur Sakti, Poltekes kendari, Rumah sakit dan Dinas
Kesehatan Provinsi/ Kota/Kabupaten).
 Sarana Penunjang seperti Laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium
biokimia dan laboratorium keperawatan masih bekerjasama dengan institusi
pendidikan lain.
3) Peluang
 Kebutuhan akan tenaga S1 Kesehatan Masyarakat, dan DIII Fisioterapi yang cukup
tinggi baik untuk daerah Sulawesi Tenggara maupun kawasan Timur Indonesia
lainnya.
 Faktor kependudukan terutama proyeksi lulusan SMU dan animo untuk masuk S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi di wilayah Timur Indonesia
dan Sulawesi Tenggara yang cukup besar.
 Belum banyak pesaing di daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo,
Maluku Utara, dan Maluku.
 Belum ada institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan manajemen
administrasi rumah sakit dan manajemen sistim informasi kesehatan di Sulawesi
Tenggara.
4) Ancaman
 Pendapatan perkapita penduduk sulawesi tenggara masih rendah sehingga akan
berimplikasi terhadap kemampuan pembiayaan baik mahasiswa, masyarakat maupun
pemerintah.
 Era pasar bebas khususnya AFTA yang memberi peluang masuknya tenaga kerja
asing dalam persaingan pasar kerja lokal.
7
BUDI MULIA KENDARI
b. Analisis Upaya Menghadapi Situasi
1) Interaksi Kekuatan dan Peluang

Kekuatan dan peluang yang dimiliki S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari merupakan kondisi yang kondusif dalam upaya
membuka Program Pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi. Kondisi tersebut perlu diupayakan sehingga menjadi kekuatan nyata dalam
menopang penyelenggaraan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi . Untuk itu telah dilakukan upaya-upaya sebagai berikut
 Melakukan penggalangan potensi dengan mengadakan kerja sama kelembagaan
dengan perguruan tinggi lain, Dinas Kesehatan, organisasi Profesi Keperawatan
(PPNI), pemerintah daerah, serta beberapa rumah sakit dan puskesmas.
 Menyiapkan dan mengajukan proposal usul pembukaan S-1 Kesehatan Masyarakat
dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
 Membenahi dan mempersiapkan kondisi internal baik fasilitas, fungsi manajemen,
maupun sikap civitas akademika untuk tetap kondusif.
 Melakukan sosialisasi dalam upaya penggalangan calon-calon mahasiswa baru
terutama di disulawesi tenggara dan juga dari daerah lain.
2) Interaksi Kekuatan dan Tantangan

Disamping potensi berupa kekuatan yang dimiliki, upaya STIKES Budi Mulia Kendari
dalam membuka dan menyelenggarakan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi
D-III Fisioterapi, akan menghadapi tantangan baik yang terkait dengan kemampuan
ekonomi mahasiswa, masyarakat dan pemerintah maupun dengan kemampuan untuk
dapat bersaing dengan tenaga-tenaga kesehatan dari kawasan ASEAN ataupun manca
negara. Mencermati kondisi tersebut, maka telah dilakukan upaya-upaya :
 Menggalang kerjasama dan bantuan fasilitas melalui Badan Kerja Sama Perguruan
Tinggi Indonesia Timur (BKS PT INTIM), baik dalam bentuk pertukaran tenaga
pengajar, penggunaan fasilitas dan kegiatan magang.
 Menggalang kerjasama dan Bantuan Fasilitas dari lembaga dan perguruan tinggi di
luar Negeri dan donor lainnya.
 Menggalang bantuan dana dalam bentuk beasiswa, dan bantuan Fasilitas sarana dan
prasarana dari pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tenggara dan pihak swasta.
8
BUDI MULIA KENDARI
 Mengembangkan Penerapan dan pengawasan standar mutu akademik dan

profesional yang memenuhi persyaratan sesuai standar nasional dan internasional.
3) Interaksi Kelemahan dan Peluang
Kelemahan-kelemahan yang ada terutama yang terkait dengan tenaga pengajar dan
fasilitas laboratorium diantisipasi akan mempengaruhi peluang yang sudah cukup
kondusif untuk membuka S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari. Mengantisipasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka telah
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
 Mendekati dan menjajaki peminjaman dan Pemanfaatan tenaga untuk mata kuliah
Keperawatan Dasar melalui short course dengan Perguruan Tinggi mitra
kerjasama., serta pemanfaatan fasilitas laboratorium dasar FMIPA Universitas
Haluoleo Kendari dan Poltekes Kendari.
 Perintisan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara dalam rangka
rekrutmen Sarjana Keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya untuk menjadi dosen
di S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari.
 Perintisan kerja sama dengan beberapa rumah sakit sebagai “teaching hospital”,
baik yang ada di Kendari dan RS Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara.
 Penyiapan distribusi dosen yang memenuhi persyaratan untuk menjadi dosen tetap
di S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia.
 Menyiapkan otomasi sistem informasi manajemen baik akademik, kemahasiswaan,
kepegawaian, maupun keuangan dengan sistem Local Area Network (LAN) dan
internet.
4) Interaksi Kelemahan dan Ancaman

Kelemahan-kelemahan, baik yang menyangkut fasilitas, tenaga pengajar, SIM maupun
dana, dan ancaman persaingan lulusan yang makin ketat untuk mendapatkan lapangan
kerja dapat berimplikasi pada animo dan motivasi mahasiswa bahkan masyarakat.
Mengantisipasi masalah tersebut, maka dilakukan upaya-upaya penyiapan sumber daya
dan dana melalui kerja sama kelembagaan STIKES Budi Mulia baik dengan perguruan
tinggi, pemerintah maupun organisasi profesi. Sosialisasi mengenai visi dan misi serta
prospek S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi di masa depan
menjadi salah satu kegiatan penting yang dilakukan selama ini, sehingga dengan
9
BUDI MULIA KENDARI
demikian dapat ditumbuhkan suatu persepsi dan motivasi yang kuat untuk
penyelenggaraan pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia .
IV. STRATEGI OPERASIONAL
Strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan Tahap Persiapan dan Kesiapan S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari
adalah :
 Persiapan tenaga pengajar secara kuantitatif dan kualitatif di bidang Ilmu
Keperawatan melalui rekruitmen dan pelimpahan tenaga pengajar dari instansi terkait.
 Persiapan tenaga administrasi, pustakawan, teknisi, dan laboran secara kuantitatif dan
kualitatif.
 Perencanaan kerjasama dengan instansi/badan nasional/internasional untuk jenjang
pendidikan yang terintegrasi dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan badan-
badan/instansi lain yang terkait.
 Penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan dengan menyediakan buku-buku
dengan judul dan jumlah yang dapat memenuhi persyaratan minimal pada S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari.
 Pengiriman tenaga pengajar S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari ke berbagai Perguruan Tinggi untuk mendapat
pelatihan dalam rangka proses transfer of knowledge sekaligus pengumpulan bahan
acuan dan pengembangan kurikulum.
 Persiapan gedung-gedung serta fasilitas lain yang sudah ada dilingkungan STIKES
Budi Mulia dengan pengaturan tersendiri (sharing facility).
V. KEGIATAN PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK
1) Sumber Daya Manusia
a. Mahasiswa.
Pada Tahap pertama Stikes Budi Mulia Kendari menargetkan Menerima mahasiswa dari
lulusan SMU/MA/SMK dan sederajat untuk program S1 Kesehatan Masyarakat 50 (lima
10
BUDI MULIA KENDARI
puluh) orang dan DIII Fisioterapi 50 (lima puluh) orang melalui jalur penyebar luasan
informasi ke seluruh masyarakat Pemda Kabupaten/Kota dan Pemda Provinsi Sultra.
Seleksi masuk akan diselenggarakan oleh panitia yang akan dibentuk oleh pihak
STIKES Budi Mulia.
b. Pengajar.
Kebutuhan tenaga pengajar dipenuhi dari tenaga-tenaga pengajar yang sudah tersedia
di S1 Kesehatan Masyarakat dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari,
Universitas Haluoleo Kendari, STIMIK Catur Sakti, Poltekes Kendari, Dinas Kesehatan,
dan rumah sakit dan sarjana lainnya dengan cara pelimpahan dari Instansi Kesehatan
STIKES Budi Mulia . Untuk mata kuliah yang belum terpenuhi oleh pengajar seperti
tersebut di atas, di usahakan untuk terpenuhi dari pengajar luar biasa (LB) dan pengajar
tamu dengan memperhatikan status kualifikasi yang ditentukan oleh STIKES Budi Mulia.
c. Tenaga Penunjang proses belajar-mengajar.
Tenaga penunjang proses belajar-mengajar dipenuhi dengan cara memanfaatkan

tenaga-tenaga yang sudah ada di lingkungan STIKES Budi Mulia (tenaga administrasi,
pustakawan, teknisi dan laboran).
2) Fasilitas dan Sarana

a. Gedung
Gedung dan sarana belajar - mengajar serta kelengkapannya memanfaatkan gedung

milik Program 1 Kesehatan Masyarakat dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari, terdiri dari :
 Gedung dan ruangan kuliah.

 Gedung dan ruangan pimpinan program studi dan dosen.
 Ruangan rapat dan seminar.
 Ruangan adminsitrasi
 Ruang perpustakaan
b. Komputer
 Proses belajar mengajar di dukung dengan sarana komputer yang lengkap

melalui kerja sama dengan STIMIK Catur Sakti Kendari sebanyak 50 unit
komputer dengan spesifikasi Proccesor Pentium IV, CD Room, CD writer, LCD,
11
BUDI MULIA KENDARI
Printer dan Modem serta software analisa data yang memadai seperti SPSS 16
dan Epi Info.
 Kelengkapan proses belajar mengajar dan administrasi telah di sediakan 3 unit
computer untuk pengelolaan Program S1 Kesehatan Masyarakat dan 2 unit
komputer untuk pengelolaan program DIII Fisioterapi.
 Penyiapan pembangunan dan Pemanfaatan jaringan internet di lakukan dalam
bentuk campus on line yang memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk
mengakses informasi akademik, materi perkuliahan, dan sumber-sumber
perpustakaan.
c. Laboratorium.
Kegiatan Laboratorium memanfaatkan Sarana yang ada di :
 Laboratorium MIPA Unhalu Kendari (praktikum, biokimia, Mikrobiologi) dengan

kapasitas 50 orang setiap ruangan.
 Laboratorium Poltekes Kendari (untuk praktikum keperawatan)
 Laboratorium Internet/ Komputer STIMIK Catur Sakti dengan kapasitas 50 orang.
Untuk persiapan laboratorium terpadu maka STIKES Budi Mulia akan melakukan
langkah- langkah persiapan kedepan sebagai berikut :
 Pemeriksaan peralatan yang ada.

 Verifikasi peralatan
 Validasi peralatan
 Pengadaan peralatan dan bahan habis yang belum tersedia.
 Penyusunan “Pedoman Praktikum” setiap modul pembelajaran.
Hal ini dilakukan sehingga pada saat penerimaan mahasiswa, laboratorium tersebut
benar-benar sudah siap serta Pembenahan laboratorium telah dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
 Penyusunan “Pedoman Praktikum”.

 Identifikasi peralatan yang diperlukan.
 Verifikasi perangkat praktikum.
 Pemesanan perangkat kebutuhan : Model untuk kegiatan praktikum.
12
BUDI MULIA KENDARI
d. Perpustakaan
Untuk koleksi buku-buku mempergunakan ruangan perpustakaan Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari. Sedangkan
untuk buku-buku yang tidak ada di dalam koleksi dapat mempergunakan buku-buku
yang ada di :
 Perpustakaan Pusat UNHALU.

 Perpustakaan masing-masing fakultas dalam lingkup UNHALU.
 Perpustakaan STIMIK Catur Sakti Kendari
 Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
 Perpustakaan Poltekkes Depkes Kendari.
 Perpustakaan Rumah Sakit yang termasuk dalam jaringan kerja sama.
e. Kantin, taman, area parkir, dll.
Kantin, taman, area parkir, dll memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di lingkungan
Kampus STIKES Budi Mulia Kendari.
3) Program Penddidikan
3.1 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran diberikan secara :
• Problem based learning (PBL)

Problem based learning (PBL) yaitu proses pembelajaran yang dilakukan melalui
keaktifan mahasiswa untuk memecahkan masalah-masalah faktual yang
menyangkut S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi yang diangkat untuk
kajian, diskusi, dan pembahasan proses pembelajaran.
• Evidence based learning.

Evidence based learning di lakukan berdasarkan berbagai hasil penelitian masalah-
masalah keseahatan di masyarakat dan rumah sakit-rumah sakit sebagai bahan
penyusunan materi pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan diskusi.
• Experience based learning.

Proses pembelajaran yang dilakukan melalui partisipasi aktif mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan baik di laboratorium, klinik maupun masyarakat, dalam rangka
13
BUDI MULIA KENDARI
peningkatan status kesehatan dan penyelesaian masalah-masalah kesehatan

yang ada di masyarakat.
• Metode-metode pembelajaran yang lain.

Metode-metode pembelajaran yang lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi pembelajaran ilmu Keperawatan yang dapat diterapkan.
3.2 Metode evaluasi

Metode evaluasi untuk mahasiswa dipersiapkan untuk pelaksanaan seperti :
presentasi, ujian tengah semester (UTS), evaluasi praktikum, tugas terstruktur, dan
evaluasi akhir semester (EAS).
4) Persiapan Fisik dan Lingkungan

Penataan fasilitas fisik dan lingkungan yang kondusif dalam mempersiapkan proses
belajar-mengajar seperti ruangan kuliah, ruang praktikum dan fasilitas pembelajaran
lainnya.
VI. PEMBIAYAAN
Segala biaya yang timbul akibat dari pelaksanaan kegiatan persiapan pembukaan S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari menjadi
tanggung jawab STIKES Budi Mulia.
VII. EVALUASI PELAKSANAAN PERSIAPAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan persiapan dilakukan melalui :
• Rapat berkala. Untuk memenuhi semua kegiatan persiapan yang meliputi kurikulum,
laboratorium, dosen dan sarana dan prasarana lainnya.
• Evaluasi dosen pengampu antara lain dengan pengecekan kelengkapan administrasi
dosen-dosen tersebut sesuai dengan persyaratan.
VIII. PENUTUP
• Rincian Program Pendidikankan Jangka Pendek merupakan bagian tak terpisahkan dari
Program Jangka Menengah maupun Jangka Panjang Persiapan dan pengembangan S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
• Kurikulum pendidikan, rancangan kompetensi dasar dan komponen kompetensi, serta
persiapan staf akademik telah siap sesuai dengan rincian di atas. Segala sesuatu yang
14
BUDI MULIA KENDARI
berhubungan dengan program Jangka Pendek akan disempurnakan pada Rapat sehingga
dapat diproyeksikan untuk mulai membuka S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi
D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari pada Tahun Ajaran 2013/2014.
B. RENCANA JANGKA MENENGAH
I. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Guna mewujudkan paradigma sehat yang merupakan visi pembangunan kesehatan di
Indonesia, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang kesehatan
dan sebagai bagian integral dari program S1 Kesehatan Masyarakat dan DIII Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari, maka S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari mempunyai tanggung jawab moral untuk
melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan bagi mahasiswa tenaga
Keperawatan yang berkualitas, profesional, penuh dedikasi dam mampu menyelesaikan
masalah-masalah kesehatan baik dalam skala daerah, regional maupun nasional.
Keberhasilan pengembangan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III

Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari ini ditentukan terutama oleh adanya sumber daya
manusia yang profesional, metode pendidikan yang tepat, sarana penunjang pendidikan
terutama laboratorium dan perpustakaan yang lengkap, penelitian-penelitian dan sistem
manajemen yang terpadu.
Jaringan kerja dengan institut pendidikan lain, pemerintah daerah (PEMDA), institut
pelayanan kesehatan, dan kerja sama dengan masyarakat merupakan faktor pendukung yang
penting untuk dikembangkan. Sementara itu pengembangan jaringan kerja sama Internasional
perlu dimulai dan semakin dikembangkan. Oleh karena itu S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari mulai saat ini dan masa mendatang
perlu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan yang masih terjadi khususnya untuk 5 (lima)
tahun yang akan datang diantaranya :
a. Pengembangan sumber daya manusia terutama dalam hal penyediaan dosen tetap.
b. Pengembangan metode pendidikan, sarana dan prasarana S-1 Kesehatan Masyarakat
dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari yang tepat.
15
BUDI MULIA KENDARI
c. Pemantapan jaringan kerja sama yang ditindak lanjuti dengan Memorandum of

Understanding (MOU) dan implementasi dari kesepakatan kerjasama tersebut.
d. Merintis jaringan kerja baik dalam skala nasional, regional maupun internasional.
2) Tujuan.
Tujuan Pendidikan pada S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari adalah ikut berperan serta dalam mencerdaskan generasi
muda Indonesia di bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Penyusunan kurikulum tersebut mengacu pada Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 232/U/2000, serta tujuan rencana pengembangan jangka
menengah S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi
Mulia Kendari yaitu
a. Menyiapkan mahasiswa S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi agar menjadi
Tenaga Keperawatan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional.
b. Menghasilkan karya-karya dan penemuan IPTEK di bidang Ilmu Keperawatan yang
berkualitas dan bermanfaat untuk menunjang pembangunan daerah dan nasional.
c. Menyiapkan para peserta pendidikan agar selalu menjunjung tinggi kebenaran,
demokrasi obyektif, kritis, realistis, terbuka, kreatif dan inovatif yang bertanggung
jawab atas dasar etika moral.
d. Menghasilkan sumber daya manusia di bidang Ilmu Keperawatan yang berkualitas
dan mampu bekerjasama dalam berbagai bidang.
II. ANALISIS SITUASI

Dalam mendirikan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari, dilakukan analisis situasi untuk 5 (lima) tahun mendatang atau
jangka menengah yang mencakup 2 hal pokok yaitu :
1. Analisis eksternal.
Analisis yang dapat di kaji pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat dan DIII
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari, terbentuk dari makin meningkatnya kebutuhan
akan tenaga S1 Keperawatan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pembukaan S-1 Kesehatan
16
BUDI MULIA KENDARI
Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari mendapat
dukungan dari berbagai pihak antara lain :
a. Adanya dukungan dari masyarakat Sulawesi Tenggara

b. Dukungan dari Dinas Kesehatan se Sulawesi Tenggara, Rumah Sakit Pemerintah,
Puskesmas yang ada di Sulawesi Tenggara.
c. Adanya dukungan dan bantuan dari perguruan tinggi mitra kerjasama berupa
bimbingan, pelatihan-pelatihan dan konsultasi persiapan pendirian.
d. Kerjasama dengan organisasi profesi khususnya PPNI dan IAKMI Wilayah Sulawesi
Tenggara.
2. Analisis Internal.
Kekuatan yang dimiliki dalam pengembangan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program
studi D-III Fisioterapi Stikes Budi Mulia Kendari adalah tersedianya sarana gedung guna
pengembangan proses belajar mengajar yaitu di Kampus Stikes Budi Mulia Kendari yang
secara khusus telah diberikan untuk kegiatan proses belajar mengajar. Untuk S-1
Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari,
terdapat 4 ruangan kelas, 2 ruangan besar dan 1 ruangan sedang, dan akan ditambah
dengan 8 ruangan dengan kapasitas keseluruhan untuk 200 kursi. Disamping itu pula
ruangan untuk laboratorium, ruang dosen, ruang administrasi, ruang komputer, ruang
perpustakaan, ruang seminar, dan fasilitas umum dalam proses dipersiapkan. Kekuatan
lain adalah tersedianya tenaga administrasi dan teknis dalam penyelenggaraan pendidikan
dan didukung oleh sistem manajemen serta organisasi yang menunjang pengembangan
program.
Kelemahan yang dimiliki STIKES Budi Mulia dalam pengembangan S-1 Kesehatan
Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari adalah masih
terbatasnya dosen tetap di bidang Ilmu Keperawatan serta terbatasnya sarana dan
prasarana laboratorium serta buku-buku perpustakaan di bidang tersebut.
17
BUDI MULIA KENDARI
III. KEBIJAKAN STRATEGI
Dalam perencanaan strategi selama 5 tahun di kembangkan :
1. Pengadaan sumber daya manusia secara bertahap bekerjasama dengan pihak lain
misalnya alih fungsi dari instansi lain, pertukaran dosen antar universitas.
2. Pengembangan tenaga pengajar secara berkualitas dilakukan dengan cara
pendidikan berupa degree (pendidikan berlanjut) dan non degree misalnya short
course dan diklat, bekerjasama dengan donor dalam dan luar negeri berupa
bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Pengembangan laboratorium dengan bekerjasama dengan fakultas lain di
lingkungan UNHALU kendari dan Poltekes Kendari.
4. Sumber pendanaan berasal dari Lembaga Hukum Pendidikan Masyarakat Kendari
5. Mengembangkan metode pendidikan melalui pelatihan tenaga pengajar dan staf
laboratorium.
IV. PROGRAM-PROGRAM KEGIATAN JANGKA MENENGAH
1. Program Utama Jangka Menengah

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Peningkatan kualitas input berupa peningkatan kualitas calon mahasiswa merupakan
upaya untuk meningkatkan kualitas kelulusan yang profesional, handal, percaya diri,
dan mampu bersaing di pasar kerja, serta mampu mengatasi permasalahan yang
muncul.
Strategi objektif yang dapat dilakukan melalui Promosi S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari ke masyarakat melalui
penyebaran leaflet, media elektronik, dan media cetak. Disamping itu dilakukan
kunjungan ke beberapa SLTA oleh tim yang dibentuk untuk melakukan sosialisasi dan
promosi.
b. Peningkatan kualitas Staf Pengajar.

Strategi yang dapat dilakukan melalui program degree dan non degree, dan
peningkatan kemampuan di dalam proses pembelajaran yang secara bertahap.
Program Non degree dimasudkan untuk menambah wawasan, pengetahuan, agar
dapat mengikuti perkembangan-perkembangan IPTEK di bidang Ilmu Keperawatan,
18
BUDI MULIA KENDARI
sedangkan program degree dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme

dibidangnya dan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada sesuai kajiannya.
Untuk mencapai tujuan itu dilakukan strategi melalui: Pertama, kerjasama dengan
institut lain seperti Perguruan Tinggi, penyelenggara pendidikan pasca sarjana, institut
pemberi bea siswa dan tempat lain yang dapat memberikan dukungan. Kedua,
dilakukan dengan mengikuti program kompetitif yang dapat dilakukan seperti Program
DUE Like, DUE Batch, QUE Project, TPSDP. Untuk peningkatan kemampuan di
dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui: evaluasi diri dan monitoring,
peningkatan kemampuan menulis hand out, dsb.
c. Peningkatan kuantitas Tenaga Pengajar.

Strategi yang dilakukan melalui alih fungsi, alih status, tenaga pengajar luar biasa
(Dosen LB) .
d. Peningkatan kuantitas dan kualitas unsur penunjang.

1. Staf administrasi.
Peningkatan jumlah staf administrasi melalui seleksi penerimaan sebagai tenaga
tetap untuk tenaga honorer melalui formasi yang ada, sedangkan peningkatan
kualitas tenaga administrasi dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan
keterampilan seperti : penggunaan komputer, manajemen administrasi dan bahasa
Inggris, melalui pendidikan formal maupun pelatihan.
2. Laboran dan teknisi.

Jumlah tenaga laboran dan teknisi yang diperlukan dilakukan secara bertahap.
Penambahan tenaga laboran dan teknisi dilakukan sesuai dengan spesifikasi
yang diperlukan untuk pengembangan laboratorium dan peralatannya.
Peningkatan kualitas baik laboran maupun teknisi dilakukan secara bertahap.
Strategi yang digunakan melalui jalur non degree, seperti kursus-kursus dan
pelatihan.
2. Program Pengembangan fasilitas dan Sarana.
1. Laboratorium.
Strategi pengembangan laboratorium dilakukan melalui:
a. Peningkatan pengembangan kerja sama antar laboratorium di lingkungan UNHALU

dan institusi lain seperti: Laboratorium Poltekes kendari.
19
BUDI MULIA KENDARI
b. Pengembangan dan pengadaan peralatan laboratorium sendiri, seperti: audio visual,

komputer, fotografi, Keperawatan.
Kerja sama ini dilakukan dengan sharing laboratorium yang dipergunakan untuk
praktikum.
Penyempurnaan laboratorium dan langkah-langkah yang dilakukan adalah :
(a) Pemeriksaan peralatan yang ada.

(b) Verifikasi peralatan.
(c) Validasi peralatan.
(d) Pengadaan peralatan yang belum ada.
(e) Penyusunan Pedoman Praktikum
Hal ini harus dilakukan sehingga pada saatnya mahasiswa akan mempergunakan
Laboratorium tersebut benar-benar sudah siap.
2. Perpustakaan.
Strategi pengembangan perpustakaan dilakukan melalui :
a. Peningkatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain.

b. Peningkatan dan pengembangan akses pustaka dan jurnal melalui internet.
Pengembangan perpustakaan dilakukan baik kuantitas maupun kualitas.
Peningkatan kuantitas melalui penambahan jumlah buku, jurnal, buku teks, dan
referensi. Sedangkan peningkatan kualitas meliputi sistem manajemen dan
pelayanan perpustakaan, buku/jurnal Keperawatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Sarana dan Prasarana proses Pembelajaran.
Pengembangan sarana dan prasarana proses pembelajaran meliputi Penambahan
jumlah kursi kuliah, OHP, VCD, LD, Projector sejumlah yang dibutuhkan.
4. Kerjasama antar Fakultas dan dengan Instansi terkait masih dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, seperti pemakaian laboratorium dan ruang kuliah selain itu dibangun ruang
kuliah dan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia.
20
BUDI MULIA KENDARI
3. Program Pengembangan Pendidikan.
a. Penyusunan Kurikulum, berdasarkan kurikulum nasional dan muatan lokal sesuai

dengan visi dan misi S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari dan perkembangan IPTEK maka dilakukan lokakarya
untuk silabus .
b. Meningkatkan metode pembelajaran secara problem based, evidence based, subject
based dan pengalaman lapangan melalui kerjasama dengan pihak di luar STIKES
Budi Mulia Kendari.
c. Menetapkan metode evaluasi: presensi, ujian tengah semester, tugas terstruktur,
praktikum dan ujian akhir.
4. Program Pengembangan Lahan Praktek.
Meningkatkan kerjasama dengan Rumah Sakit berupa praktek klinik, kerjasama dengan
Dinas Kesehatan dan puskesmas, perhotelan, berupa penyediaan lahan praktek
manajemen dan lapangan kerja.
5. Pengembangan Organisasi dan Manajemen Organisasi.

a. Kepemimpinan desentralisasi untuk menyelenggarakan proses dan pengembangan
belajar mengajar secara mandiri tanpa mengabaikan visi dan misi dari S-1 Kesehatan
Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
b. Lingkungan akademik adalah meningkatkan jalinan hubungan antara mahasiswa,
mahasiswa dengan dosen, antara dosen dengan civitas akademika yang kondusif.
c. Sistem perencanaan dilakukan secara terpadu lintas bagian di dalam S-1 Kesehatan
Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
d. Sistem informasi yang dikembangkan yaitu menjalin sistem informasi melalui Local
Area Network, internet dan sistem komunikasi lainnya sehingga diharapkan informasi
yang didapatkan lebih luas.
e. Sistem pembiayaan: menganut sistem sentralisasi berdasarkan masukan dari
Program Studi.
f. Sistem monitoring dan evaluasi, presensi mahasiswa dan dosen, rapat berkala,
inspeksi mendadak, ketertiban administrasi kepegawaian, keuangan, inventarisasi
barang, laporan berkala di bidang-bidang tersebut.
21
BUDI MULIA KENDARI
g. Sistem pelayanan mahasiswa: melalui bimbingan belajar, bimbingan skripsi,

bimbingan praktikum, konseling, kopersai mahasiswa, klinik mahasiswa, penyediaan
buku-buku yang diperlukan, organisasi mahasiswa, informasi kegiatan fakultas,
ketertiban administrasi.
6. Pengembangan Jaringan Kerja Fungsional (network).

a. Jaringan kerja dengan instansi pelayanan : bank, Instansi kesehatan, pemerintah
daerah, perhotelan,masyarakat, dan organisasi profesi serta LSM.
b. Jaringan kerja dengan pemerintah kabupaten dan kota dalam :, promosi, informasi
penyediaan lahan parktek.
c. Jaringan kerja dengan universitas lain di bidang penelitian, perpustakaan pertukaran
dosen dan mahasiswa, manajemen akademik, pengabdian, pelatihan, magang,
program degree dan non degree.
d. Jaringan kerja dengan masyarakat: pengabdian masyarakat perlu dilakukan baik
berupa kegiatan penyuluhan maupun pembentukan daerah binaan (dabin).
e. Jaringan kerja internasional: di bidang penyediaan beasiswa, informasi ilmiah,
penelitian, publikasi, perpustakaan, pertukaran dosen dan mahasiswa, manajemen
akademik serta langganan jurnal.
V. EVALUASI
1. Evaluasi terhadap rekruitmen staf akademik, staf laboratorium dan staf administrasi
untuk setiap prodi dilakukan secara bertahap setiap tahun dengan
mempertimbangkan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Evaluasi terhadap penyediaan fasilitas belajar berupa ruang kuliah dan perpustakaan
serta laboratorium untuk masing-masing bagian di samping fasilitas terpadu dilakukan
secara bertahap setiap tahun dengan mempertimbangkan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Evaluasi terhadap metode pendidikan dilakukan dengan terlaksananya program tukar
menukar dosen, penyediaan referensi perpustakaan, asistensi, dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, keseluruhannya dilakukan secara berkesinambungan.
4. Evaluasi dilakukan terhadap jaringan kerjasama dengan institusi pendidikan
(Universitas) lain, pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas,
dan instansi kesehatan lain), dengan terealisirnya MOU dan studi banding.
22
BUDI MULIA KENDARI
VI. PENUTUP
Pengembangan jangka menengah dari S-1 Kesehatan Masyarakat, D-III Fisioterapi Dan
D-III Analis Kesehatan STIKES Budi Mulia Kendari merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan pengembangan program jangka pendek dan jangka panjang ke depan, sehingga
diharapkan tercapai tujuan sesuai visi dan misi STIKES Budi Mulia Kendari.
C. RENCANA JANGKA PANJANG
I. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Millenium ketiga merupakan era kompetisi yang berbasis pada kompetensi intelektual
masyarakat suatu bangsa. Dengan demikian, maka kesuksesan hanya dapat dicapai
jika masyarakat suatu bangsa mempunyai daya intelegensia yang tinggi sehingga
dengan mudah dapat menangkap setiap peluang dan mampu merubah tantangan
menjadi peluang-peluang yang menguntungkan bagi pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara. Kriteria ini dengan sendirinya akan membebani manusia yang
berkualitas dan profesional.
STIKES Budi Mulia sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Sulawesi Tenggara
berkewajiban untuk membenahi dan membekali peserta pendidikannya dengan
pengetahuan-pengetahuan ilmiah dan profesional agar dapat menghasilkan sumber
daya manusia yang unggul dan paripurna. Klasifikasi sumber daya manusia demikian
yang nantinya akan dapat memainkan peran utama di era persaingan global abad 21.
Penyusunan rencana pengembangan jangka panjang ini dilakukan dengan
pertimbangan RAISE dan LE yaitu :
a. Relevance : membuka dan mengembangkan Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia.
b. Academic atmosphere : meningkatkan suasana/iklim akademik yang kondusif
antara mahasiswa-mahasiswa, dosen- mahasiswa, dosen-dosen, serta dengan
tenaga administrasi / staf non akademik.
c. Internal management : meningkatkan manajemen internal Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
23
BUDI MULIA KENDARI
d. Sustainability : meningkatkan upaya menjaga kelangsungan dan kesinambungan

program atau kegiatan yang bersifat positif.
e. Effectivity dan Efficiency : meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar
mengajar.
f. Leadership : meningkatkan kemampuan/kepemimpinan staf.
g. Entepreneurship : meningkatkan upaya pembentukan jiwa kewirausahaan civitas
akademika.
Selain mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas juga mempertimbangkan masa
pengembangan jangka panjang yang disepakati sampai 5 tahun mendatang.
Diharapkan Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi STIKES
Budi Mulia Kendari telah menjadi mandiri dan menghasilkan tenaga-tenaga yang
profesional dan mampu bersaing di tingkat global.
2) Tujuan.
Tujuan Institusi
Tujuan pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi sebagai
pendidikan akademik dan keprofesian yang terintegrasi adalah menpendidikan
mahasiswa melalui proses belajar, menyelesaikan suatu kurikulum sehingga
mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk:
1. Melaksanakan profesi kesehatan masyarakat dalam suatu sistem kesehatan
nasional sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berdasarkan Pancasila, yang
mencakup :
a. Menghayati dan memahami pembangunan di bidang kesehatan sebagai
bagian dari pembangunan nasional.
b. Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah dalam rangka menerapkan kemampuan
profesionalnya untuk mengidentifikasi, menganalisa, merencanakan, dan
menentukan prioritas permasalahan kesehatan dengan menimbang faktor
khususnya dalam bidang perilaku, lingkungan, adminsitrasi dan manajemen.
Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan menilai usaha
pencegahan masalah kesehatan, baik yang bersifat promotif, preventif serta
kuratif dan rehabilitatif.
c. Bekerja sama sebaik-baiknya dengan berbagai sektor dan disiplin lain dalam
upaya pembinaan kesehatan. Menghayati serta memahami bahwa pembinaan
dokter merupakan upaya lintas sektor.
24
BUDI MULIA KENDARI
d. Menpendidikan, melibatkan dan bersama-sama dengan masyarakat dalam

meningkatkan derajat kesehatan.
e. Menunjukkan kemampuan sebagai pemimpin dan bekerja dalam suatu tim
pembinaan kesehatan.
2. Bersikap proaktif, bersedia menerima dan mampu menggunakan pengetahuan
baru untuk membentuk dan memperkuat kepribadiannya, sebagai warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab.
3. Bersikap kritis, dan menunjukkan sikap terbuka terhadap cabang-cabang ilmu
seperti: ilmu pengetahuan alam, biomedik, ilmu sosial, teknologi dan seni tertentu
serta menjadikan landasan pembentukan kepribadiannya sebagai ilmuan dan
profesional di bidang Ilmu Keperawatan dan kesehatan
4. Memahami dan dapat menjelaskan tahap-tahap perkembangan dan menguraikan
dimensi-dimensi Keperawatan baik sebagai ilmu dan seni maupun sebagai suatu
profesi atau keahlian.
5. Menunjukkan kepekaannya dan kepeduliannya terhadap masalah kesehatan
yang diminatinya, kemudian menunjukkan tanggung jawab dan keterikatan untuk
pemecahannya.
6. Mengikuti perkembangan pengetahuan, meningkatkan serta mengembangkan diri
dalam ilmu Keperawatan, dengan berpedoman pada pendidikan seumur hidup.
Tujuan Pengembangan jangka Panjang.

S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari diharapkan mampu melaksanakan pendidikan di bidang ilmu Keperawatan
dan kesehatan masyarakat secara mandiri, bukan saja pendidikan sarjana tetapi juga
pendidikan profesi
II. STRATEGI PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG

1. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia.
a. Peningkatan kualitas dosen dilakukan dengan melalui program bergelar (degree
programme) dan program non gelar (non-degree programme), baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Diharapkan pada 5 tahun mendatang jumlah dosen
bergelar S-1 meningkat 40 % menjadi 60 % sedang dosen bergelar Magister (S-
25
BUDI MULIA KENDARI
2) meningkat dari 10 % menjadi 35 % serta diprediksi kurang lebih 5 % dosen

diantaranya dapat bergelar Doktor dan Guru Besar.
b. Peningkatan kualitas unsur penunjang (administrasi umum dan keuangan, tenaga
laboran dan teknisi), tetap dilakukan untuk mengikuti kemajuan dan
perkembangan IPTEK memalui berbagai pelatihan (training), kursus (short
course), lokakarya (workshop) dan magang.
c. Untuk menunjang peningkatan kesejahteraan dosen, staf akademik maupun staf
administrasi, maka perlu dilakukan penghimpunan dana melalui: pemotongan fee.
Kontribusi penelitian yang telah disepakati bersama, serta dana-dana lain yang
tidak mengikat dari instansi atau lembaga dan dana masyarakat (jasa konsultasi,
advokasi).
d. Perlu adanya evaluasi secara terus menerus dan menyeluruh atas keberhasilan
maupun kegagalan program yang telah dilaksanakan sebagai landasan untuk
melaksanakan tahapan berikutnya.
2. Program Pengembangan fasilitas Pendidikan.
a. Dikembangkannya ruang kuliah yang nyaman dengan perlengkapan yang dapat
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, seperti misalnya peralatan OHP,
VCD, LCD, Direct Projector, kursi kuliah, papan tulis, sound sistem, audio visual,
dsb.
b. Pengembangan dan penambahan sarana laboratorium yang telah ada sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK seperti misalnya Audio Visual,
Laboratorium dan Laboratorium Penelitian (research laboratory),
c. Pengembangan dan perluasan kerja sama kelembagaan dengan universitas lain,
Rumah Sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan,Perhotelan sebagai lahan praktek
bagi para mahasiswa dan dosen yang dikelola secara terpadu.
d. Agar dapat berfungsi secara optimal perlu dilakukan pemeliharaan dan
pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan secara rutin dan
berkesinambungan.

a. Secara periodik kurikulum perlu dievaluasi dan direvisi untuk disesuaikan dengan
perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan pasar (lapangan kerja yang
tersedia).
26
BUDI MULIA KENDARI
b. Lebih meningkatkan kerja sama dengan institut luar negeri maupun dalam negeri.
c. Perlu lebih menggalakkan peningkatan kerjasama dengan organisasi-organisasi
kemasyarakatan seperti misalnya LSM yang bergerak di bidang Ilmu
Keperawatan, Kesehatan, Pendidikan dan WHO.
d. Peningkatan publikasi ilmiah baik yang berskala nasional, regional maupun
berskala internasional yang tidak saja dilakukan oleh staf dosen akan tetapi juga
melibatkan mahasiswa.
e. Peningkatan pengabdian masyarakat melalui kegiatan penyuluhan di bidang ilmu
Keperawatan dan kesehatan masyarakat serta implementasi hasil-hasil
penelitian.
III. PROGRAM PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
a. Mahasiswa.
Pada tahap pengembangan jangka panjang S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari akan menerima
mahasiswa melalui seleksi penjaringan bibit unggul (PBU), Penjaringan Siswa
Berpotensi (PPSB) bagi siswa lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau
setara Sekolah Lanjutan Atas tanpa tes sebesar 15 % dari jumlah mahasiswa
yang diterima dan sebanyak 85 % dari hasil seleksi ujian masuk perguruan tinggi
.
b. Staf Akademik.
Dengan kondisi yang kondusif dan jalinan kerjasama dengan perguruan tinggi
baik di dalam maupun luar negeri yang semakin luas, maka akan terjadi alih ilmu
di antara pakar atau transfer keilmuan pengetahuan (transfer of knowledge)
melalui program-program pelatihan, lokakarya, dan pertukaran staf ahli,
pertukaran mahasiswa maupun dosen.
Rekruitmen staf dosen pada program pengembangan jangka panjang diharapkan

sudah tidak dilakukan lagi, kecuali untuk pengangkatan staf dosen yang
mempunyai keahlian khusus yang memang dibutuhkan bagi kelancaran proses
belajar dengan memperhatikan kualifikasi dosen.
Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah staf dosen adalah adanya tambahan
jumlah mahasiswa yang diterima untuk setiap tahun. Dalam perekrutan dosen
tersebut maka prioritas peningkatan kualitas dosen menjadi bahan pertimbangan
27
BUDI MULIA KENDARI
yang utama. Untuk memperluas wawasan jalinan kemitraan dengan perguruan

tinggi baik di dalam maupun di luar negeri lebih di tingkatkan melalui jaring kerja
sama (networking programme) diantaranya melalui program bergelar (degree
training) maupun non gelar (non-degree training), kursus, pelatihan, magang dan
upaya lain yang mengarah pada peningkatan kualitas dosen.
c. Staf Administrasi.
Dengan perkembangan yang mengarah pada kemandirian S-1 Kesehatan
Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari, maka
mutu pelayanan terhadap mahasiswa dan dosen perlu ditingkatkan. Untuk itu
diperlukan tenaga adminsitrasi yang lebih profesional mengingat tenaga tersebut
sangat berperan dalam membantu kelancaran proses belajar mengajar. Pada
tahap pengembangan jangka panjang ini diharapkan tenaga administrasi yang
telah ada pada bagian administrasi atau sekretariat juga harus ditingkatkan
kualitasnya. Bagian sekretariat yang terdiri dari bagian umum dan keuangan,
urusan kepegawaian, kepustakaan, yang sudah memenuhi kualifikasi yang
diharapkan dengan kuantitas yang memadai.
2. Pengembangan Sarana dan fasilitas Pendidikan.

a. Pengembangan Laboratorium.
Pengembangan laboratorium S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari dititikberatkan kepada laboratorium
pendidikan (teaching laboratory) dan laboratorium penelitian (research laboratory)
yang handal dan mampu menjawab tantangan jaman. Pada tahap
pengembangan jangka panjang, laboratorium pendidikan diutamakan untuk
keperluan proses belajar mengajar mahasiswa yang akan memadukan antara
teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan praktek di lapangan.
Laboratorium penelitian amat diperlukan bagi staf dosen maupun mahasiswa

semester akhir untuk melakukan penelitian. Pada tahap pengembangan jangka
panjang ini diharapkan banyak staf yang mendapatkan dana-dana penelitian
bergensi secara kompetitif.
Jalinan kemitraan dengan Dinas Kesehatan, Laboratorium Kesehatan, beberapa

Rumah Sakit baik Pemerintah maupun Swasta, Puskesmas serta instansi terkait
yang ada di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara lebih di tingkatkan dan
28
BUDI MULIA KENDARI
diperluas. Perluasan jaringan kerja sama ini sangat diperlukan bagi keberlanjutan
(sustainable) Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari.
b. Pengembangan Perpustakaan.
Program pengembangan jangka panjang S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari menekankan pada
pemenuhan kebutuhan buku, jurnal ilmiah, jurnal VCD, dan sarana informasi
lainnya sebagai sumber referensi yang handal. Perpustakaan tersebut harus
sudah dikelola secara profesional dan koleksinya harus benar-benar relevan
dengan perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi di bidang ilmu Keperawatan.
Jumlah dan jenis buku juga harus disesuaikan dengan peningkatan jumlah
mahasiswa.
Setiap mata kuliah diperkirakan menggunakan minimal 3 (tiga) buah buku

pegangan dengan masing-masing judul tersedia sebanyak 5 (lima) buah jurnal.
Selain itu juga dilakukan peningkatan pelayanan perpustakaan baik untuk
mahasiswa maupun dosen melalui sharing facilities. Diharapkan pada akhir tahun
pengembangan jangka panjang di masing-masing program studi dikembangkan
network library yang dapat diakses melalui internet.
c. Pengembangan Fisik dan Lingkungan.

Pelayanan terhadap mahasiswa, staf dosen, dan staf administrasi merupakan
salah satu faktor yang ikut memberikan sumbangan terhadap keberhasilan dan
kelancaran proses belajar mengajar pada S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia. Fasilitas fisik ruang kuliah
diharapkan sudah menggunakan dua lokal untuk mahasiswa baru, ruang diskusi
untuk masing-masing bagian yang dilengkapi dengan peralatan audio visual
sesuai keperluan bidang peminatan. Peningkatan dan pengadaan recreation
space akan mempermudah penataan landscape dan estetika serta membantu
mengurangi polusi udara, tempat parkir yang luas, nyaman dan aman akan
membantu menciptakan ketenangan bagi para mahasiswa dan dosen yang ada.
Pengembangan ruang administrasi atau sekretariat yang memberikan bantuan
layanan setiap saat kepada mahasiswa, dosen serta hal-hal yang bersifat
administratif.
29
BUDI MULIA KENDARI
1. Pengembangan Lahan Praktek Pendidikan.

a. Lahan Praktek.
Dalam rangka pengembangan kegiatan praktek, maka akan ditingkatkan
kerja sama dengan institusi/lembaga kesehatan yang ada seperti
Puskesmas, RSU Daerah, , Pusat pendidikan kesehatan, Balai Latihan
Kesehatan dan instansi terkait lainnya. Meningkatkan jalinan kemitraan
dengan institusi perguruan tinggi dan institusi kesehatan baik di dalam
maupun di luar negeri.
b. Laboratorium Lapangan Terpadu.

Mengingat masalah kesehatan di masyarakat merupakan permasalahan
yang sangat rumit dan kompleks, maka untuk penanganannya diperlukan
keterlibatan berbagai disiplin ilmu dan lintas sektoral.
2. Pengembangan Organisasi dan Manajemen Institusi.

a. Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu unsur penggerak keberhasilan proses
belajar mengajar aspek yang tidak dapat di abaikan. Terciptanya situasi
dan kondisi lingkungan yang kondusif merupakan bagian yang tidak
lepas dari bentuk kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan, akan dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Organisasi tata kerja S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari pimpin oleh seorang Ketua yang
di dalam operasionalnya di bantu Pembantu Ketua I, II,III dan Ketua-
ketua Jurusan dari setiap program studi. Pembentukan organisasi
tersebut dalam rangka efisiensi dan efektifitas tata kerja dalam proses
kelancaran belajar mengajar. Diharapkan pemimpin program studi dapat
mengelola seluruh kegiatan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan
dan evaluasi, dengan orientasi pada terlaksananya seluruh fungsi
program studi serta menjamin kemandirian kepada para peserta
pendidikan. Meningkatkan pengelolaan pendidikan dan pengajaran agar
dapat tercapainya tujuan pendidikan atau perubahan perilaku dari
peserta pendidikan.
30
BUDI MULIA KENDARI
Secara ringkas pengembangan organisasi diarahkan kepada

terbangunnya kepemimpinan ilmiah dan profesional yang berorientasi ke
masa depan.
b. Lingkungan Akademik.
Lingkungan dan suasana yang mendukung amat berperan dalam
keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam pengembangan jangka
panjang ini lingkungan sekitar kampus perlu dilakukan peningkatan
penataan, penghijauan, taman dengan tempat duduk atau bangku yang
cukup, ruang parkir baik dosen, staf maupun mahasiswa yang tertata
baik sehingga tercipta lingkungan estetik dalam pengertian luas baik fisik,
biologis, maupun sosial yang akan menjadi semakin sempurna.
Membangun lingkungan dengan suasana yang nyaman dan berbudaya

ilmiah akan mengedepankan hubungan interpersonal yang jujur, baik dan
terbuka. Meningkatkan pola pengembangan, pembinaan dan
pemanfaatan lingkungan untuk mendukung tercapainya mutu tertinggi
dalam berbagai keluaran baik di bidang pendidikan, riset ilmiah maupun
pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai displin keilmuan yang
dibina.
Pengaturan pemakaian ruang untuk proses perkuliahan yang sudah

ditingkatkan menjadi sistem paralel merupakan salah satu upaya
peningkatan layanan kepada mahasiswa, demikian juga dibangunnya
ruangan baru untuk lokasi diskusi pada masing-masing peminat,
perpustakaan dan pembangunan ruangan untuk berbagai kegiatan
penunjang, khususnya kegiatan peserta pendidikan atau mahasiswa dan
administrasi pendidikan.
Menciptakan lingkungan kerja dan lingkungan belajar yang humanism

dan berbudaya ilmiah. Pola pengembangan pemanfaatan tersebut
haruslah memperhatikan asas efisiensi dan kenyamanan.
c. Sistem Perencanaan.
Sistem perencanaan strategi merupakan salah satu aspek manajemen
yang penting. Perencanaan yang baik maka akan menghasilkan keluaran
31
BUDI MULIA KENDARI
(output maupun outcome) yang baik dan mantap. Oleh karena itu
perencanaan berjalan terus sepanjang waktu dan harus berorientasi
pada visi dan misi masa depan dengan menekankan prioritas-prioritas
utama yang diperlukan dengan memperdayakan segala sumber daya
yang dimiliki.
Pada pengembangan jangka panjang diharapkan perencanaan strategi

yang direncanakan secara terpadu pada semua program studi sudah
dilakukan sehingga hasil atau keluaran yang diperoleh dapat
menggambarkan aspirasi semua pihak ataupun menggambarkan seluruh
potensi yang dimiliki oleh STIKES Budi Mulia.
d. Sistem Informasi.
Pada tahap pengembangan jangka panjang ini sangat penting karena
dengan sistem informasi akan didapatkan data dasar (data base) yang
dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perencanaan lebih lanjut.
Keinginan sistem informasi yang sudah berada dalam era cybernetic
merupakan tantangan tersendiri bagi STIKES Budi Mulia.
Untuk itu pengembangan jangka panjang ini diharapkan sistem informasi

sudah menggunakan sistem Local Area Network (LAN) yang mampu
diakses antar Prodi dilingkungan Stikes Budi Mulia, antar institusi
kesehatan yang ada, dan lain sebagainya.
Sistem LAN ini diharapkan dalam S-1 Kesehatan Masyarakat dan

program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendarisudah dapat
menyediakan data base yang selalu on line di semua bagian, sehingga
untuk mendapatkan informasi terbaru dapat dilakukan dengan cepat,
tepat dan efisien. Hal tersebut merupakan salah satu wujud keunggulan
pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan staf akademik lainnya.
e. Sistem Pembiayaan.
Pada pengembangan jangka panjang persoalan dana diharapkan sudah
tidak lagi menjadi persoalan, kalaupun ada, diharapkan tidak begitu
menjadi beban bagi Program Studi, karena di dalam 5 tahun mendatang
32
BUDI MULIA KENDARI
diharapkan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III

Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari sudah mandiri.
f. Sistem Evaluasi dan Monitoring.

Monitoring dan evaluasi pada jangka panjang hanya tinggal
meningkatkan sebab kegiatan tersebut sudah harus dimulai sejak
berdirinya program studi ini. Hal-hal yang perlu dimonitoring adalah sejak
mulai kegiatan manajemen yang terjabarkan di dalam indikator-indikator
yang perlu dievaluasi. Kriteria indikator memerlukan pengkajian yang
benar-benar ditindak lanjuti dan dievaluasi untuk dapat dijadikan bahan
perencanaan mendatang. Monitoring dan evaluasi perlu dijabarkan dalam
segmen waktu.
Dalam pengembangan jangka panjang, sistem evaluasi dan monitoring

ini diharapkan sudah menjadikan satu kesatuan yang harus dilakukan
sebagai sumber data yang baku, ditunjang dengan sistem komputerisasi.
g. Sistem Pelayanan pada Mahasiswa.

Pada program pengembangan jangka panjang, maka pelayanan kepada
mahasiswa harus lebih ditingkatkan. Layanan terbaik dapat membangun
komunitas profesional tenaga Keperawatan dengan sikap dan
kemampuan sistem nilai tradisi dan budaya profesional.
Secara terus-menerus akan mengembangkan diri yang didukung oleh

motivasi ingin memberi warna perubahan hidup sehat yang bermutu pada
masyarakat. Komunitas profesional tersebut harus dapat berorientasi
aktif dalam transformasi perilaku seorang ahli Madya fisioterapi kepada
peserta pendidikan dalam rangka sosialisasi profesional. Terlaksananya
pengalaman belajar tentang ilmu Keperawatan baik pada pasien maupun
masyarakat akan membentuk seorang tenaga Keperawatan yang
mampu memberikan pelayanan secara komprehensip.
Selain lingkungan dan wacana ilmiah juga dikembangkan pelayanan

kehidupan kampus secara umum dengan disediakannya klinik kesehatan
mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa, perkumpulan orang tua
mahasiswa, koperasi, bimbingan atau kursus non formal, kemudahan
33
BUDI MULIA KENDARI
akses informasi dan bank, serta peningkatan penerimaan beasiswa untuk

mahasiswa yang berprestasi.
3. Pengembangan Jaringan Kerja Fungsional.

a. Jaringan Kerja dengan Institusi Pelayanan.
Kerjasama dengan institusi kesehatan akan lebih ditingkatkan, tidak saja
dalam bidang preventif dan promotif tetapi juga dalam pemberdayaan
masyarakat, kajian-kajian analitik, permasalahan dan pemecahannya
dalam bidang kesehatan dan keperawatan pada masyarakat.
Jaringan ini akan dikembangkan tidak hanya dengan institusi pelayanan

kesehatan dilingkungan Provinsi Sulawesi Tenggara, tetapi juga dengan
institusi pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar pulau
Sulawesi.
Kerjasama institusi kesehatan yang perlu ditingkatkan adalah jaringan

pusat ilmu Keperawatan dengan mempertimbangkan letak geografi atau
daerah yang mempunyai kriteria problem kesehatan yang spesifik.
b. Jaringan Kerja dengan Universitas Lain.

Kerjasama dengan universitas lain sudah dimulai sejak persiapan
pendirian Program Studi ini yang dilakukan dengan Perguruan Tinggi
mitra kerjasama. Program Studi ini pada pengembangan jangka panjang
lebih ditingkatkan melalui jalinan kerjasama dengan universitas lain baik
di dalam maupun di luar negeri, baik dalam bentuk pertukaran dan
pelatihan dosen, mahasiswa maupun dalam bentuk asistensi manajerial,
penelitian, pengabdian masyarakat dan pemberian beasiswa.
Akses informasi untuk mendapatkan informasi terkini dalam bentuk

tulisan, gambar, film atau jurnal serta majalah-majalah akan lebih
ditingkatkan.
c. Jaringan Kerja dengan Internasional.

Dalam hubungan dengan dunia internasional perlu ditingkatkan dengan
mengadakan berbagi pendidikan strata (degree) maupun tidak berstrata
(non-degree), pertukaran mahasiswa, jaringan informasi elektronik dan
cetak, pertukaran program manajerial dan sebagainya. Kerjasama ilmiah
34
BUDI MULIA KENDARI
dalam bentuk seminar, kongres berkala baik regional maupun

internasional. Publikasi kajian atau penelitian ilmiah juga semakin
ditingkatkan kerjasama ini dapat dilakukan antar universitas, pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, maupun institusi kesehatan lainnya.
IV. TAHAP PELAKSANAAN

a. Peserta Pendidikan.
Dalam program pengembangan peserta pendidikan secara kuantitatif akan
ditingkatkan dengan mempertimbangkan sarana lokal kuliah, dosen,
perpustakaan, ruang diskusi, serta sarana lain yang menunjang proses belajar
mengajar.
Perencanaan pengembangan pada tahapan ke II sesudah lima tahun dengan

menambah penerimaan jumlah mahasiswa baru sejumlah 150 orang per tahun,
maka perkiraan pada tahun 2015 terdapat 750 orang mahasiswa.
b. Staf Akademik.
Kebutuhan tenaga pengajar untuk S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi
D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari baik secara kualitas maupun
kuantitas amat mendesak untuk dicari pemecahannya. Pada tahun ke-3
setidaknya universitas mampu merekrut tenaga-tenaga pengajar baru sehingga
ketergantungan kepada dosen luar biasa dapat diatasi. Pada tahun ke-5
diharapkan 50% tenaga pengajar adalah dari STIKES Budi Mulia sendiri selain itu
mulai tahun ke-3 sudah harus dimulai proses peningkatan kualitas pengajar
dengan jalan kerja sama dengan institusi lain dalam penyediaan dana maupun
fasilitas lainnya. Selain hal tersebut mulai tahun ke-1 mulai dilakukan proses
kursus pekerti/AA dan peningkatan kualitas mengajar. Hal ini perlu dilakukan
terutama kepada tenaga pengajar yang berasal dari institusi non pendidikan.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah mekanisme reward and
punishment, insentif, honor maupun gaji perlu pengaturan yang lebih jelas
transparan dan sesuai dengan aturan yang berlaku demikian juga untuk
punishment hendaknya mengacu pada peraturan pemerintah yang berlaku untuk
35
BUDI MULIA KENDARI
pegawai negeri sipil dan aturan main yang jelas untuk tenaga kerja honorer
maupun luar biasa.
c. Staf Administrasi.
Pada tahun ke-1 diperlukan tenaga administrasi, perpustakaan, kebersihan
(cleaning sevice), penjaga malam (Satpam), masing-masing dua orang kecuali
untuk Satpam sebanyak 4 orang karena lokasi yang cukup luas. Pada tahun ke-4
dimana kepaniteraan klinik sudah dimulai maka rekrutmen tenaga administrasi
pada masing-masing bagian setidak-tidaknya 1 orang. Pada tahun berikutnya
dapat ditambahkan jumlah tenaga sesuai dengan kebutuhan. Adapun proses
penerimaan dan kualifikasi tenaga diserahkan kepada pihak STIKES Budi Mulia
Kendari.
2. Program Pengembangan Riset.

a. Laboratorium.
Keberhasilan riset yang utama adalah adanya ketersediaan sarana dan
prasarana. Pada tahun ke-3 sudah dimulai dengan mata kuliah metodologi riset,
sehingga diharapkan sudah ada ketertarikan para mahasiswa untuk melakukan
penelitian dan menganalisis permasalahan bidang kesehatan dan Keperawatan.
Untuk menunjang kualitas penelitian tersebut perlu laboratorium yang
representatif, terutama laboratorium penelitian untuk praktek. Adapun
laboratorium sudah dipersiapkan sejak awal pendirian S-1 Kesehatan Masyarakat
dan program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari, namun untuk
pengembangannya perlu diupayakan bersama sesuai dengan kondisi dan situasi
yang ada.
b. Perpustakaan.
Pada tahap awal perpustakaan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, dan
DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari akan menggunakan sharing facility
dengan perpustakaan universitas haluoleo, poltekes kendari, STIMIK Catur Sakti
dan Fakultas MIPA Unhalu kendari. Pada tahun ke-2 diharapkan sudah
mempunyai perpustakaan sendiri. Pada tahap awal sudah ada kira-kira 500 judul
buku diharapkan setiap tahun ada penambahan jumlah buku 100 judul dan jurnal.
Pada tahun ke-1 akan dilakukan langganan jurnal dari dalam dan luar negeri,
demikian juga fasilitas internet dan Local Area Network (LAN) sebagai sarana
36
BUDI MULIA KENDARI
komunikasi dan pemberian informasi yang cepat. Selain itu sarana audio-visual
lainnya sudah harus berfungsi sebagai sarana promosi dan penyuluhan.
3. Program Pengembangan Pengabdian Masyarakat.

Ada dua program yang akan dikembangkan: pertama adalah pengembangan
pengabdian masyarakat secara internal yaitu pengabdian masyarakat yang dilakukan
oleh mahasiswa S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi
STIKES Budi Mulia Kendari secara perseorangan maupun kelompok bekerjasama
dengan mahasiswa S-1 Kesehatan Masyarakat Dan D-III Fisioterapi dari perguruan
tinggi mitra kerjasama. Pada akhir tahun ke-3 sudah dapat dilaksanakan program
tersebut melalui Kuliah Kerja Profesi (KKP). Program pengabdian pada masyarakat
tersebut bentuknya bermacam-macam sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu,
bentuk yang sering dilaksanakan adalah melakukan kerjasama dalam memecahkan
permasalahan secara umum ataupun secara khusus dalam bidang keperawatan baik
di Puskesmas , di Rumah Sakit maupun masyarakat.
V. MEKANISME PENGELOLAAN
1. Struktur Organisasi.
Dalam struktur organisasi, penyelenggaraan S-1 Kesehatan Masyarakat dan
program studi D-III Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari berada di bawah langsung
Ketua STIKES Budi Mulia Kendari. Dalam menjalankan tugasnya, Ketua STIKES
Budi Mulia Kendari di bantu oleh 3 Pembantu Ketua (PUKET) yang masing-masing
mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri. PUKET I membantu di bidang
akademik, PUKET II di bidang administrasi dan keuangan, PUKET III di bidang
kemahasiswaan dan hubungan kerjasama. Dalam menjalankan tugas pokok, Ketua
Prodi memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian pada
masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga administrasi.
2. Sumber Dana.
Untuk kelancaran Program Studi tersebut diperlukan sumber dana yang tidak sedikit
oleh karena itu dalam rangka menyambut otonomi pendidikan masing-masing
institusi pendidikan tersebut harus benar-benar dituntut kemampuan kemandiriannya
oleh karena itu upaya untuk mencari sumber dana dapat kami gambarkan sebagai
berikut :
37
BUDI MULIA KENDARI
1. Dana yang berasal dari masyarakat, dana tersebut dapat berupa SPP dan
dana sumbangan pengembangan pendidikan.
2. Dana rutin STIKES Budi Mulia Kendari.
3. Dana lain-lain, berupa bantuan luar negeri, dari dalam negeri yang berasal
dari lembaga formal maupun non-formal serta donatur yang tidak mengikat.
VI. PENUTUP
Pengembangan jangka panjang dari S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III
Fisioterapi STIKES Budi Mulia Kendari merupakan rangkaian kegiatan
berkesinambungan dan tidak terpisahkan dengan pengembangan program jangka
pendek, menengah dan jangka panjang, sehingga pengembangan program tersebut
merupakan rangkaian kegiatan konseptual, sistematik, bertahap dan konsisten. Dengan
demikian, proses tersebut membutuhkan waktu, pemikiran, kemantapan manajerial dan
organisasi dalam segala bidang yang tentu saja disesuaikan dengan kondisi dan situasi
wilayah serta Institusi STIKES Budi Mulia sendiri.
Diharapkan pengembangan program jangka panjang tersebut dapat mewujudkan cita-

cita Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia
Kendari sesuai dengan tuntutan jaman serta visi dan misi STIKES Budi Mulia.
38
BUDI MULIA KENDARI
BAB III
PROYEKSI ALIRAN DANA DAN PEMBIAYAAN
3.1 Proyeksi Aliran Dana

Berdasarkan proyeksi masukan dan keluaran mahasiswa STIKES Budi Mulia seperti
tersbut diatas, maka masing-masing PS membutuhkan dana yang cukup banyak untuk
membiayai penyelenggaraan proses pendidikan, pemgadaan sarana prasaran dan biaya
penunjang lainnya. Apalagi dalam rangka menyambut otonomi pendidikan masing-masing
program studi dalam lingkunan STIKES Budi Mulia, dituntut kemampuan dan kemandiriannya.
Tiap PS dalam lima tahun kedepan harus berupaya untuk mencari dana pendidikan
dari berbagai sumber dana, diantaranya dapat kami gambarkan sebagai berikut : (a) dana
rutin STIKES Budi Mulia Kendari, (b) dana yang berasal dari partisipasi masyarakat
(Daparmas), dan (c) dana lainlain berupa bantuan dari Pemerintah Daerah dan atau
Pemerintah Pusat, batuan lembaga-lembaga donor termasuk bantuan swasta dan bantuan
luar negei yang tidak mengikat.
Sumber dana yang akan dicari untuk mebiayai penyelenggaraan semua PS terkait
dengan analisis cash flow selama lima tahun pertama penyelenggaraan program studi secara
komprehensif, bukan hanya dana operasional tetapi juga menyangkut: (a) sumber dana
investasi, (b) sumber dana yang berkelanjutan bukan SPP, (c) kontribusi peserta didik (dapat
berupa SPP), dan (d) sumber dana lainnya.
3.1.1 Sumber Dana Investasi.
Sumber dana investasi akan diusahakan melalui bantan atau hibah dari STIKES,
bantuan Pemerintah Daerah dan atau Pemerintah Pusat, bantuan masyarakat, dan bantuan
lembaga-lembaga donor lainnya, termasuk pihak swasta. Pihak STIKES akan memberi
bantuan berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana serta dana subsidi silang dari
program studi lain dan atau peralatan bahan laborator serta bahan pustaka yang dimiliki
program studi lain.
Dana investasi akan diupayakan dengan menawarkan kepada Pemerintah Daerah
dan atau Pemerintah Pusat berupa proyek kiranya dapat membantu untuk menginvestasi
pembiayaan : (a) pembangunan gedung atau ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan,
auditorium, dan gedung sekretariat serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang
pendidikan lainnya, termasuk pengadaan perabot ruangan tersebut, (b) biaya bahan dan
peralatan pendidikan berupa : alat praktek, bahan praktek, alat laboratorium, dan bahan-bahan
39
BUDI MULIA KENDARI
pustaka, (c) Pengembangan SDM baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, dan (c)
biaya lain-lain yang akan digunakan untuk modal kerja demi kesinambungan program.
Sumber dana investasi yang berasal dari partisipasi masyarakat (daparmas) juga
diupayakan semaksimal mungkin berupa dana pembangunan pendidikan, sehingga
diharapkan pemanfaatannya dapat menunjang dana investasi tersebut. Sumber dana lain
yang potensial akan diupayakan untuk melengkapi dana investasi adalah bersumber dari
bantuan lembaga-lembaga donor dan swasta baik dari dalam negeri maupun yang bersal dari
luar negeri.
Dalam jangka waktu lima tahun pertama akan diupayakan secara optimal dan secara
bertahap kebutuhan dana investasi di STIKES Budi Mulia dapat dipenuhi, sehingga
penyelenggaraan pendidikan berjalan lancar .
Proyeksi penerimaan dana investasi dalam lima tahun pertama sebagai berikut :
Tabel. Proyeksi Dana Investasi lima tahun kedepan
TAHUN
INVESTASI
2013 2014 2015 2016 2017
Yayasan 650.000.000 650.000.000 650.000.000 650.000.000 650.000.000
Daparmas 700.000.000 700.000.000 700.000.000 900.000.000 900.000.000
Bantuan Pemerintah - - 350.000.000 350.000.000 400.000.000
Bantuan Lain-Lain 150.000.000 200.000.000 300.000.000 400.000.000 400.000.000
JUMLAH 1.500.000.000 1.550.000.000 2.000.000.000 2.300.000.000 2.350.000.000
Jadi total penerimaan dana investasi selama lima tahun kedepan sebanyak Rp.
9.700.000.000,- (Sembilan Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah).
3.1.2 Sumber Dana Berkelanjutan Bukan SPP Modal Kerja (MK)

Sumber dana yang berkelanjutan bukan SPP akan diusahakan dengan cara
mengefisienkan penggunaan dana pada setiap kegiatan di semua mata anggaran yang
tersedia. Mengupayakan agar tiap kegiatan punya kontribusi sekitar 10% sampai 15% dari
anggaran untuk disisihkan sebagai dana berkelanjutan. Disamping usaha secara internal
tersebut pihak STIKES dapat melakukan usaha eksternal lain, misalnya melakukan kerjasama
dengan perguan tinggi atau lembaga donor dalam melakukan penelitian atau kegiatan lain
40
BUDI MULIA KENDARI
yang produktif sehingga hasilnya dapat disisihkan sebanyak 10% sampai 15% untuk dana
modal kerja yang berkesinambungan.
Disamping itu sumber dana berkelanjutan diperoleh dari dana investasi yang
dianggarkan setiap tahun, walaupun jumlahnya tidak memadai. Seperti pengalaman dalam
pengelolaan SMK Kesehatan Yayasan Nur Suci Budi Mulia dalam lima tahun terakhir, yaitu
pada tahun 2005 sampai tahun 2009 telah dialokasikan dana taktis atau dana strategis
termasuk dana berkelanjutan seperti tercatat diatas, sejumlah Rp,105.000.000. Tentunya
dalam jangka waktu lima tahun mendatang jumlah tersebut akan meningkat, apalagi PS S1
Kesmas sudah akses nanti.
Proyeksi penerimaan dana berkelanjutan dalam lima tahun pertama sebagai berikut :
Tabel . Proyeksi Dana Berkelanjutan Modal Kerja (MK) lima tahun kedepan
TAHUN
MODAL KERJA ( MK )
2013 2014 2015 2016 2017
Yayasan 300,000,000 350,000,000 400,000,000 450,000,000 450,000,000
Kontribusi Peserta (BP) 100,000,000 100,000,000 300,000,000 550,000,000 550,000,000
Daparmas 24,500,000 24,500,000 24,500,000 24,500,000 24,500,000
Bantuan Lain-Lain 1.500,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 4,000,000
JUMLAH 426.000.000 476.500.000 727.500.000 1.028.500.000 1.028.500.000
Jadi total penerimaan dana yang berkelanutan selama lima tahun kedepan sebanyak
Rp. 3.687.000.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Juta Rupiah).
3.1.3 Proyeksi Kontribusi Peserta Didik ( SPP )

Proyeksi kontribusi peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan STIKES Budi
Mulia terdiri atas uang SPP dan uang praktek diluar institusi. Uang SPP ditetapkan sebesar
Rp.2.500.000,- per peserta per semester dan uang praktek lapangan (PBL) dan uang praktek
kerja profesi diluar ditetapkan untuk biaya 15 SKS x Rp. 400.000, = Rp. 6.000.000,- dan biaya
transport peserta didik dan dosen pembimbing yang besarnya akan ditentukan kemudian.
Tahap awal STIKES Budi Mulia menerima mahasiswa sebanyak 350 orang yang tersebar
pada:
a. S1 Kesehatan Masyarakat 50 orang
b. D III Fisioterapi 50 orang
41
BUDI MULIA KENDARI
Jenis Biaya (Rp)

Program Studi
SPP/Smt Registrasi Seragam Jumlah
S1 Kesehatan Masyarakat 1.750.000 250.000 1.000.000 3.000.000
D III Fisioterapi 1.750.000 `250.000 1.000.000 3.000.000
Proyeksi penerimaan dana kontribusi peserta didik dalam lima tahun pertama sebagai
berikut :
Tabel. Dana Kontribusi Peserta Didik lima tahun kedepan
TAHUN
DANA KONTRIBUSI
2013 2014 2015 2016 2017
SPP 600,000,000 1.200,000,000 1.800,000,000 2,700,000,000 3,300,000,000
Praktek Lapangan 120.000.000 560,000,000 1.080,000,000 1.290,000,000 1.730,000,000
JUMLAH 720,000,000 1.760,000,000 2.880,000,000 3,990,000,000 5,030,000,000
Jadi total penerimaan dana kontribusi peserta didik selama lima tahun kedepan
sebanyak Rp. 14.380.000.000,- (Empat Belas Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah).
3.1.4 Sumber Dana Lainnya

Sumber dana lain-lain sebenarnya merupakan sumber dana potensial yang
memungkinkan dapat diperoleh, baik dana langsung maupun dana tidak langsung,
seperti bantuan biaya siswa, dana hibah, dana pinjaman dan lain-lain. Sumber-sumber
dana dimaksud dapat berasal dari perguruan tinggi, lembaga donor/LSM, Swasta dan
atau bantuan luar negeri. Istimasi penerimaan dana dari sumber lain-lain dalam lima
tahun pertama dalam uraian ini belum dapat distimasi secara obyektif, namun pada
kesempatan lain dapat dihitung secara saksama setelah PS S-1 Kesehatan Masyarakat
dan DIII Fisioterapi mendapat SK Ijin Operasional dari Kementerian Pendidikan
Nasional RI dan berjalan. Sebagai gambaran sumber dana lain-lain yang dapat
diupayakan adalah sebagai berikut
42
BUDI MULIA KENDARI
Tabel . Proyeksi Sumber Dana lain-lain lima tahun kedepan

TAHUN
Sumber Dana
2013 2014 2015 2016 2017
Perguruan Tinggi 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
Lembaga donor 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
LSM 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
Swasta 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
Bantuan Luar Negeri 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
Jumlah 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
Jadi total penerimaan dana lain-lain masih nihil untuk lima tahun pertama.
Dalam lima tahun kedepan (tahun 2013 – tahun 2017) total penerimaan sebesar Rp.
27.766.500.000,- ( Dua Puluh Tujuh Milyar Tujuh Ratus enam Puluh Enam Juta Lima Ratus
Ribu Rupiah) dengan rincian rekapitulasi penerimaan sebagai berikut :
Tabel. Rekapitulasi Proyeksi Penerimaan Dana dalam lima tahun kedepan
TAHUN
SUMBER DANA
2013 2014 2015 2016 2017
DANA INVESTASI 1.500.000.000 1.550.000.000 2.000.000.000 2.300.000.000 2.350.000.000
DANA MODAL KERJA 426.000.000 476.500.000 727.500.000 1.028.500.000 1.028.500.000
KONTRIBUSI PESERTA 720,000,000 1.760,000,000 2.880,000,000 3,990,000,000 5,030,000,000
LAIN-LAIN 0,- 0,- 0,- 0,- 0,-
JUMLAH 2.646.000.000 3.785.500.000 5.607.500.000 7.318.500.000 8.408.500.000
Besarnya dana tersebut akan dimanfaatkan untuk biaya penyelenggaraa

pendidikan S1 Kesmas dan DIII Fisioterapi STIKES Budi Mulia, berupa biaya :
investasi, operasional, dan biaya pemeliharaan selama lima tahun, yaitu mulai tahun
akademik 2013 sampai tahun akademik 2017.
3.2 Rencana Pembiayaan Dalam 5 (Lima) Tahun Kedepan

3.2.1 Rincian Pemanfaatan Dana
Seperti telah disebutkan diatas bahwa anggaran belanja pendidikan di PS STIKES
Budi Mulia, terdiri atas : biaya investasi, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan. Biaya
investasi dipersiapkan untuk membiayai penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
SDM dan untuk biaya modal kerja tetap, sementara biaya personal disini adalah biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
43
BUDI MULIA KENDARI
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Dan biaya operasi pendidikan langsung
disiapkan untuk membiayai : gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan
yang melekat pada gaji, pengadaan bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya
operasi pendidikan tak langsung disiapkn untuk membiayai : daya air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, tranportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan
lain sebagainya.
a. Proyeksi Pembiayaan Pendidikan
Ada 2 (dua) komponen biaya dalam usaha menyelenggarakan STIKES Budi Mulia
Kendari, yaitu:
a. Biaya investasi penyelenggaraan, meliputi:
1. Biaya pengadaan lahan.
2. Biaya pembangunan gedung dan fasilitas pendukungnya.
3. Biaya pengadaan sarana lain.
4. Biaya pengembangan sumberdaya manusia.
5. Modal kerja tetap.
b. Biaya operasional, meliputi:
1. Biaya Operasi Langsung
Biaya operasi langsung meliputi biaya kesejahteraan dan biaya rutin
operasional. Biaya kesejateraan terdiri dari gaji, tunjangan, biaya transport,
perjalanan dinas, seragam, tunjangan hari raya, dan elemen kesejahteraan lain
(biaya pengembangan sumberdaya manusia) yang ditetapkan oleh Yayasan Nur
Suci Budi Mulia Kendari.
Biaya rutin operasional meliputi biaya listrik, air, telepon, internet serta
biaya penui Tannjang operasional lainnya.
2. Biaya Operasi Tak Langsung
Biaya non rutin terdiri dari elemen-elemen biaya:
a. Biaya alat tulis kantor
b. Biaya buku perpustakaan
c. Biaya alat dan bahan praktikum
d. Biaya pemeliharaan dan perbaikan
e. Biaya pembinaan mahasiswa
f. Biaya hubungan industrial, riset dan pengembangan
g. Biaya SPMI dan monitoring
44
BUDI MULIA KENDARI
h. Biaya rapat dan jamuan tamu

Proyeksi rincian belanja per tahun sebagai berikut :
a. Rencana pembiayaan pada Tahun I Tahun 2013

1. Biaya Operasinal Pendidikan / Belanja Langsung Rp. 380.100.000,-
Tenaga Pendidik 7 org x Rp.1.500.000,- x 12 bln Rp. 126.000.000,-
Gaji
Tenaga Kependidikan 10 org x Rp.1.000.000,- x 12 bln Rp. 120.000.000,-
Ketua STIKES 1 org x Rp. 1.000.000,- x 12 bln Rp. 12.000.000,-
Pembantu Ketua 3 org x Rp. 800.000,- x 12 bln Rp. 28.800.000,-
Kepala Lembaga 2 org x Rp. 600.000,- x 12 bln Rp. 14.400.000,-
Tunjangan
Kaprodi 2 org x Rp. 600.000,- x 12 bln Rp. 14.400.000,-
Sekprodi 2 org x Rp. 500.000,- x 12 bln Rp. 12.000.000,-
Ka. Lab & Ka. Perpus 2 org x Rp. 500.000,- x 12 bln Rp. 12.000.000,-
Mengajar Teori 38 sks x Rp. 300.000,- Rp. 11.400.000,-
Bimbingan Praktek TK I 16 SKS x Rp. 600.000,- Rp. 7.200.000,-
Honorarium Pembuat Naskah Ujian 18 MK x Rp. 100.000,- Rp. 1.800.000,-
Pengawas Ujian 20 org x 2 Smtr x Rp. 50.000,- Rp. 2.000.000,-
Pemeriksa Ujian 50 lbr x 18 MK x Rp. 5000,- Rp. 4.500.000,-
Pakai Habis ATK&Penggandaan Lump Sump ( LS ) Rp. 28.000.000,-
2. Biaya Operasional Tak Langsung Rp. 99.360.000,-
PDAM 12 bln x Rp. 200.000,- Rp. 2.400.000,-
Jasa PLN 12 bln x Rp. 400.000,- Rp. 4.800.000,-
Telekomunikasi 12 bln x Rp. 200.000,- Rp. 2.400.000,-
Lembur 1 Paket 6 kali x Rp. 1.000.000,- Rp 6.000.000,-
Perjalanan Jakarta 2 kali x Rp. 7.500.000,- Rp. 15.000.000,-
Konsultasi/ Makassar 2 kali x Rp. 5.000.000,- Rp. 10.000.000,-
Koordinasi
Dalam Daerah 3 kali x Rp. 1.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Makan Minum Rapat 3 Kali x Rp. 2.000.000,- Rp. 6.000.000,-
Harian Lump Sump ( LS ) Rp. 8.600.000,-
Pajak& Asuransi 1 Paket Rp. 31.160.000,-
Asuransi
Lain-lain 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 10.000.000,-
3. Biaya Investasi Rp. 680.000.000,-
Pemb. 10 RKB @ 64 m2 640 m2 x Rp. 500.000,- Rp. 320.000.000,-
Alat Pendidikan Dan 1 Paket Rp. 50.000.000,-
Penelitian
Pengadaan Alat Laboratorium 1 Paket Rp. 80.000.000,-
Sarana Dan
Bahan Pustaka 1 Paket Rp. 50.000.000,-
Prasarana
Kursi Kuliah 200 buah x Rp. 250.000,- Rp. 50.000.000,-
Meja dan Kursi Dosen 10 buah x Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
Meja dan Kursi Kantor 10 buah x Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
Pengembangan 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 50.000.000,-
SDM
Modal Kerja 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 50.000.000,-
4. ` Rp. 23.000.000,-
45
BUDI MULIA KENDARI
Gedung 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 12.500.000

Laboratorium 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 10.500.000
b. Rencana Pembiayaan Pada Tahun II Tahun 2014

Gaji
Tunjangan
Mengajar Teori 77 SKS x Rp. 300.000,- Rp. 23.100.000,-
Bimbingan Praktek I 15 SKS x Rp. 600.000,- Rp. 9.000.000,-
Bimbingan Praktek II 19 SKS x Rp. 600.000,- 11.400.000,-
Honorarium
Pembuat Naskah Ujian 37 MK x Rp. 100.000,- Rp. 3.700.000,-
PDAM 12 bln x Rp. 200.000,- Rp. 2.400.000,-
Koordinasi
Asuransi
3. Biaya Investasi Rp. 1.187.500.000,-
2
Pemb. Gedung Rektorat 300 m x Rp. 1.000.000,- Rp. 300.000.000,-
Pemb. Laboratorium 300 m2 x Rp. 1.000.000,- Rp. 300.000.000,-
Alat Laboratorium 1 Paket Rp. 100.000.000,-
Pengadaan Alat Pend & Penelitian 1 Paket Rp. 100.000.000,-
Sarana Dan Bahan Pustaka 1 Paket Rp. 100.000.000,-
Prasarana Lemari Arsip 10 buah x Rp. 3.250.000,- Rp. 32.500.000,-
Feling Cabinet 10 buah x 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
Meja dan Kursi Dosen 10 buah x Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
Meja Kursi Pimpinan 10 buah x Rp. 2.500.000,- Rp. 25.000.000,-
SDM
46
BUDI MULIA KENDARI

4. Biaya Pemeliharaan Rp. 56.000.000,-
Gedung 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 35.500.000,-
Laboratorium 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 20.500.000,-
c. Rencana Pembiayaan pada Tahun III Tahun 2015

Gaji
Tunjangan
Bimbingan Praktek II 19 SKS x Rp. 600.000,- Rp. 11.400.000,-
Honorarium Bimbingan Praktek III 19 SKS x Rp. 600.000,- Rp. 11.400.000,-
PDAM 12 bln x Rp. 400.000,- Rp. 4.800.000,-
Koordinasi Dalam Daerah 5 kali x Rp. 1.000.000,- Rp. 5.000.000,-
Rapat 6 Kali x Rp. 2.000.000,- Rp. 12.000.000,-
Makan Minum
Asuransi
2
Pemb. Lab Komputer 300 m x Rp. 1.000.000,- Rp. 300.000.000,-
2
Pemb. Auditorium 320 m x Rp. 1.000.000,- Rp. 320.000.000,-
Komputer 50 unit x Rp. 6.500.000,- Rp. 325.000.000,-
Pengadaan Alat Pend & Penelitian 1 Paket Rp. 200.000.000,-
Sarana Dan
Prasarana Meja Kursi Perpustakan 1 Paket Rp. 100.000.000,-
Lemari Perpustakan 2 buah x Rp. 3.250.000,- Rp. 6.500.000,-
Rak Buku Perpustakan 10 buah x 3.000.000,- Rp. 30.000.000,-
Meja dan Kursi Rapat 5 Set Rp. 35.000.000,-
47
BUDI MULIA KENDARI
Meja Kursi Pimpinan 10 buah x Rp. 2.500.000,- Rp. 25.000.000,-

SDM
b. Rencana Pembiayaan pada Tahun IV Tahun 2016

Gaji
Tunjangan
PDAM 12 bln x Rp. 400.000,- Rp. 4.800.000,-
Koordinasi
Asuransi
Lanj. Pemb. G Rektorat 300 m2 x Rp. 1.500.000,- Rp. 450.000.000,-
Pengadaan Lanj.Pemb. Auditorium 400 m2 x Rp. 1.500.000,- Rp. 600.000.000,-
Sarana Dan Pengadaan Komputer 10 unit x Rp. 6.500.000,- Rp. 65.000.000,-
Prasarana Alat Pend & Penelitian 1 Paket Rp. 200.000.000,-
Meja Kursi Tamu 1 Paket Rp. 50.000.000,-
48
BUDI MULIA KENDARI
Lemari 2 buah x Rp. 3.250.000,- Rp. 6.500.000,-

Meja dan Kursi Dosen 1 Paket Rp. 20.000.000,-
Meja Kursi Staf 1 Paket Rp. 15.000.000,-
SDM
Lain-Lain 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 30.000.000,-
e. Rencana Pembiayaan Pada Tahun V Tahun 2017

Gaji
Tunjangan
PDAM 12 bln x Rp. 400.000,- Rp. 4.800.000,-
Koordinasi
Asuransi
Pemb. 10RKB @ 64 m2 640 m2 x Rp. 1.500.000,- Rp. 960.000.000,-
Pengadaan
Pengadaan Kendaraan 2 Unit x Rp. 170.000.000,- Rp. 340.000.000,-
Sarana Dan
Operasional
Prasarana
Kursi Kuliah 200 buah x Rp. 250.000,- Rp. 50.000.000,-
49
BUDI MULIA KENDARI
Meja dan Kursi Dosen 10 buah x Rp 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-

Pengadaan Projector 10 Unit x Rp. 6.500.000,- Rp. 65.000.000,-
Pengadaan Papan Tulis 10 buah x Rp. 1.000.000,- Rp. 10.000.000,-
SDM
Lain-Lain 1 Paket Lump Sump ( LS ) Rp. 30.000.000,-
Tabel Rekapitulasi Distribusi Belanja Pada Tahun 2013 - 2017
TAHUN
BIAYA
2013 2014 2015 2016 2017
Biaya Operasinal Pendidikan/

380,100,000 441,300,000 724,100,000 820,350,000 820,350,000
Belanja Langsung
Biaya Operasional Tak Langsung 99,360,000 99,360,000 144,260,000 144,260,000 154,260,000
Biaya Investasi 680,000,000 1,187,500,000 1,641,500,000 1,806,500,000 1,840,000,000
Biaya Pemeliharaan 23,000,000 56,000,000 56,000,000 86,000,000 86,000,000
JUMLAH 1,182,460,000 1,784,160,000 2,565,860,000 2,857,110,000 2,900,610,000
Tabel. arus kas (cashflow) STIKES Budi Mulia Kendari lima tahun pertama
NO TAHUN PENERIMAAN PENGELUARAN SISA
1 2013 2,646,000,000 1,182,460,000 1,463,540,000

2 2014 3,785,500,000 1,784,160,000 2,001,340,000
3 2015 5,607,500,000 2,565,860,000 3,041,640,000
4 2016 7,318,500,000 2,857,110,000 4,461,390,000
5 2017 8,408,500,000 2,900,610,000 5,507,890,000
JUMLAH 27,766,000,000 11,290,200,000 16,475,800,000
50
BUDI MULIA KENDARI
BAB IV
KESIMPULAN
Pembukaan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III Fisioterapi di STIKES
Budi Mulia Kendari diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga S-1 Kesehatan
Masyarakat dan D-III Fisioterapi yang berkompentensi dan profesional, khususnya di Sulawesi
Tenggara.
Sebagai kekuatan dari S-1 Kesehatan Masyarakat dan D-III Fisioterapi di STIKES
Budi Mulia Kendari adalah masih kurangnya tenaga S-1 Kesehatan Masyarakat dan D-III
Fisioterapi yang dihasilkan pada STIKES dan Universitas Negeri maupun swasta di Sulawesi
Tenggara, sehingga akan memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan S-1
Kesehatan Masyarakat dan D-III Fisioterapi tersebut. Selain itu, dari segi pemenuhan
kebutuhan pasar kerja, Sulawesi Tenggara serta daerah sekitarnya masih sangat
membutuhkan tenaga S1 Kesehatan Masyarakat, dan DIII Fisioterapi .
Tantangan yang akan dihadapi oleh STIKES Budi Mulia Kendari adalah semakin
bertambahnya jumlah lulusan SLTA yang merupakan calon mahasiswa S-1 Kesehatan
Masyarakat dan D-III Fisioterapi. Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh STIKES Budi Mulia
Kendari nanti adalah persaingan kualitas lulusan dari universitas lainnya di Indonesia.
Olehnya itu STIKES Budi Mulia Kendari harus mampu memposisikan diri dalam
menghadapi tantangan dan ancaman tersebut dengan senantiasa memperhatikan dan
meningkatkan mutu dan kualitas pada pelayanan maupun pada alumni nantinya, serta
senantiasa meningkatkan kerjasama dengan masyarakat luas dan instansi terkait baik
pemerintah maupun swasta. Dengan demikian STIKES Budi Mulia Kendari akan tetap eksis
dan berkelanjutan.
51

Rancangan Rip

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rancangan Rip

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

YAYASAN NUR SUCI BUDI MULIA KENDARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

2. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menunjang

A. RENCANA JANGKA PENDEK

a. Relevance : membuka dan mengembangkan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program

Rencana pengembangan Jangka Pendek ini disusun dalam rangka mempersiapkan

II. TUJUAN RENCANA JANGKA PENDEK

Terpenuhinya persyaratan minimal pendidikan Profesi Keperawatan dengan bantuan

III. ANALISIS SITUASI

a. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman

 Adanya dukungan kerjasama dari beberapa institusi pendidikan seperti universitas

b. Analisis Upaya Menghadapi Situasi

1) Interaksi Kekuatan dan Peluang

2) Interaksi Kekuatan dan Tantangan

 Mengembangkan Penerapan dan pengawasan standar mutu akademik dan

4) Interaksi Kelemahan dan Ancaman

IV. STRATEGI OPERASIONAL

V. KEGIATAN PENGEMBANGAN JANGKA PENDEK

1) Sumber Daya Manusia

Tenaga penunjang proses belajar-mengajar dipenuhi dengan cara memanfaatkan

2) Fasilitas dan Sarana

Gedung dan sarana belajar - mengajar serta kelengkapannya memanfaatkan gedung

 Gedung dan ruangan kuliah.

 Proses belajar mengajar di dukung dengan sarana komputer yang lengkap

Kegiatan Laboratorium memanfaatkan Sarana yang ada di :

 Laboratorium MIPA Unhalu Kendari (praktikum, biokimia, Mikrobiologi) dengan

 Pemeriksaan peralatan yang ada.

 Penyusunan “Pedoman Praktikum”.

Untuk koleksi buku-buku mempergunakan ruangan perpustakaan Program Studi S1

 Perpustakaan Pusat UNHALU.

Metode pembelajaran diberikan secara :

• Problem based learning (PBL)

• Evidence based learning.

• Experience based learning.

peningkatan status kesehatan dan penyelesaian masalah-masalah kesehatan

• Metode-metode pembelajaran yang lain.

3.2 Metode evaluasi

4) Persiapan Fisik dan Lingkungan

VII. EVALUASI PELAKSANAAN PERSIAPAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan persiapan dilakukan melalui :

B. RENCANA JANGKA MENENGAH

Keberhasilan pengembangan S-1 Kesehatan Masyarakat dan program studi D-III

c. Pemantapan jaringan kerja sama yang ditindak lanjuti dengan Memorandum of

II. ANALISIS SITUASI

a. Adanya dukungan dari masyarakat Sulawesi Tenggara

III. KEBIJAKAN STRATEGI

Dalam perencanaan strategi selama 5 tahun di kembangkan :

IV. PROGRAM-PROGRAM KEGIATAN JANGKA MENENGAH

1. Program Utama Jangka Menengah

b. Peningkatan kualitas Staf Pengajar.

sedangkan program degree dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme

c. Peningkatan kuantitas Tenaga Pengajar.

d. Peningkatan kuantitas dan kualitas unsur penunjang.

2. Laboran dan teknisi.

2. Program Pengembangan fasilitas dan Sarana.

a. Peningkatan pengembangan kerja sama antar laboratorium di lingkungan UNHALU

b. Pengembangan dan pengadaan peralatan laboratorium sendiri, seperti: audio visual,

Penyempurnaan laboratorium dan langkah-langkah yang dilakukan adalah :

(a) Pemeriksaan peralatan yang ada.

a. Peningkatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain.

3. Program Pengembangan Pendidikan.

a. Penyusunan Kurikulum, berdasarkan kurikulum nasional dan muatan lokal sesuai

4. Program Pengembangan Lahan Praktek.