Standar Operasional Prosedur (Sop) Budidaya CABAI RAWIT (Capsicum Annuum L.)
Standar Operasional Prosedur (Sop) Budidaya CABAI RAWIT (Capsicum Annuum L.)
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Mutu Produk
Pertanian/MMPP Magister Pertanian Program Studi Agroteknologi
Dosen Mata Kuliah : Dr. Dra. R. Budiasih, MP
Oleh :
Acep Hanan, S.P
4122121210007
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Draft Makalah yang berjudul “Standar
Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.)Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Manajemen Mutu Produk Pertanian
Program Studi Magister Agroteknologi angkatan 17 Universitas Winaya Mukti.
Penulisan Tugas ini jauh dari sempurna untuk itu masukan dan perbaikannya sangat
diperlukan. Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis,
dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 6 September 2022
Penulis
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP……… Revisi………… Disahkan
”Pemilihan Lokasi”
Tanggal……… ……………………
2. Informas Pokok
2.1. Cabai dibedakan menjadi 2 jenis menurut tipe
pertumbuhannya, yaitu determinate (tipe tanaman rendah)
dan indeterminate (tipe tanaman tinggi)
2.2. Pada umumnya cabai dapat di tanam di dataran rendah (50
mdpl) sampai dataran tinggi (± 1.200 mdpl) tergantung tipe
varietas cabainya
2.4. Cabai memerlukan sinar matahari penuh dengan lama
penyinaran 12 - 14 jam/hari
2.5. Tanaman memerlukan suhu optimal antara 20°C - 27°C.
2.6. Kelembaban udara yang ideal bagi tanaman cabai 60 - 70%
2.7. Jenis tanah yang cocok untuk budidaya cabai harus subur,
gembur, kaya bahan organic, tidak becek tergenang air
6
2.8. PH optimum yang ideal 5,5, - 6,8. PH dibawah 5,5, atau diatas
6,8 akan memberikan hasil produksi yang rendah
2.9. Pada lahan terbuka curah hujan yang ideal adalah 750 - 1.250
mm/tahun
3. Prosedur Kerja
3.1. Mencari Informasi lahan
a. Mencari informasi riwayat pemakaian lahan sebelumnya
(jenis tanaman dan pola budidayanya)
b. Mencari informasi kondisi lahan saat ini (system pengairan,
naungan, kondisi tanah)
3.2. Mencari data pendukung
a. Mencari data iklim.
b. Mencari data ketinggian
7
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : …………...
SOP……… Revisi………… Disahkan
”Penyemaian benih”
Tanggal……… ………………
2. Informasi Pokok
2.1. Benih adalah biji yang tidak melalui proses germinasi
(perkecambahan). Jadi benar-benar masih berbentuk biji
tanaman/tumbuhan.
2.2. Sehari sebelum menebar benih, masukkan media tanam ke
wadah semai (tray/pot/polibag). Kemudian basahi terlebih dulu
media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur
(tidak padat).
2.3. Persemaian cabai membutuhkan tempat yang terang dan
usahakan wadah semai terhindar dari gangguan seperti binatang
dan anak-anak
2.4. Penyiraman pada persemaian perlu diperhatikan. Bibit harus
mendapatkan air yang cukup untuk pertumbuhannya
8
3. Prosdur Kerja
3.1. Pemilihan Wadah Semai.
Wadah semai yang biasa digunakan adalah nampan, tray, polibag,
pot, kaleng bekas dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan wadah adalah bagian dasar wadah semai harus
diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar
kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media
semainya tidak becek atau kelebihan air). Bisa juga bagian
samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih
memperlancar sirkulasi air.
3.2. Media Semai.
Media semai dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam
bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1-
2 : 1 : 1. Yang terpenting, pada saat benih atau bibit dimasukkan
ke media semai, media semainya harus "gembur (tidak padat
dan keras)", sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh
nantinya leluasa menembus media semai tersebut
3.3. Menyemai benih
a. masukkan benih dengan kedalaman 0,2 - 4,5 cm (tergantung
ukuran benihnya, untuk melihat kedalaman dari masing2
benih,
b. Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih
dulu sedalam 0,2 - 0,5 cm ditambah ketebalan benih.
9
c. Selanjutnya benih diletakkan di dalam lubang tersebut,
kemudian tutupi dengan media semai/tanam (tanah) di
sekitar benih tersebut.
3.4. Setelah itu siram dengan semprotan air yang halus (sprayer)
3.5. Tutup wadah semai menggunakan plastik bening yang diberi
beberapa lubang kecil, sehingga kelembaban media
semai/tanam lebih terjaga. Jika media semainya (tanahnya)
kering dan akan disiram, buka terlebih dulu plastiknya baru
disiram dan tutup kembali.
Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka buka
tutup plastik tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan plastik.
3.6. Benih yang telah disemai menjadi bibit dipelihara dengan
penyiraman, sampai umur bibit ± 15 hari.
10
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP……. Revisi………… Disahkan
“Pindah Tanam”
Tanggal……… ……………….
2. Informasi pokok
2.1. Bibit yang dipindah tanamkan adalah bibit yang berumur ± 30 -
45 hari di persemaian
2.2. Bibit yang dipilih sebaiknya memiliki penampilan yang baik dan
sehat
2.3. Waktu pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari untuk mencegah kelayuan tanaman
2.4. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan secara hati-hati agar akar
tanaman tidak banyak yang rusak/patah, sehingga tidak
menghambat pertumbuhan tanaman
11
3. Prosedur kerja
3.1. Siapkan bibit yang sudah berumur ± 30 - 45 hari
3.2. masukkan bibit pada lubang tanam yang telah disediakan. Jika
penyemaian menggunakan polybag maka, plastic polybag harus
disobek kemudian masukkan semua mediatanam tanpa
mencabut akar tanaman
3.3. Tutup dan ratakan dengan tanah sekitar
3.4. untuk bibit yang ditanam dalam persemaian bedeng, ambil bibit
dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman patah, pindahkan
dan masukkan bibit dalam lubang tanam yang telah disediakan,
tutup dengan tanah sekitar.
3.5. Ratakan tanah yang telah ditanami bibit kemudian siram dengan
air untuk menjaga kelembaban
12
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP……. Revisi…………… Disahkan
“Pengolahan lahan ”
Tanggal………… ………………
2. Informasi Pokok
2.1. Lahan/media tanam untuk budidaya tanaman sayuran harus
memiliki kesuburan yang cukup baik. Kesuburan tanah/media
tanam yang rendah tidak boleh diatasi dengan penggunaan
pupuk kimia sintetis.
2.2. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui diversifikasi
(keanekaragaman) tanaman, rotasi dengan tanaman kacang-
kacangan dengan pemberian pupuk hijau, pupuk kandang dan
cara lain yang diperbolehkan.
2.3. Persiapan lahan dilakukan tanpa praktek pembakaran vegetasi.
2.4. Pengolahan lahan tidak terlalu intensive (minimum tillage).
13
2.5. Penyiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi
permukaan tanah, kelongsoran tanah dan atau kerusakan
sumberdaya lahan.
3. Prosedur pelaksanaan :
3.1. Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman yang ada, sisa-sisa
perakaran, tunggul, batu-batu dan sampah.
3.2. Tanah digemburkan dengan cangkul/hand traktor sampai
kedalaman 20-30 cm.
3.3. Lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 7 - 10 hari. Lahan
dibentuk sedemikian rupa agar menjadi datar.
3.4. Dibuat bedengan dengan lebar 100-120cm. Jarak antar
bedengan 30-40 cm. Panjang bedengan sesuai kebutuhan dan
tinggi bedengan 20 - 30 cm.
3.5. Tinggi dan lebar bedengan disesuaikan dengan keadaan musim
saat penanaman. Jika penanaman dilakukan pada musim
penghujan bedengan bisa dibuat lebih tinggi yaitu 40 - 50
cm. Jika musim kemarau tinggi bedengan 20 - 30 cm.
3.6. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran
tanaman tidak terendam air sewaktu hujan deras. Beri pupuk
organik sesuai kebutuhan dan tutup dengan tanah.
3.7. Buat lubang tanam 10-15 cm dan jarak tanam 50x60dan bila
musim penghujan 60x80
14
3.8. Pada saat pengolahan tanah, jika dirasa PH tanah kurang perlu
dilakukan penambahan dolomite untuk meningkatkan PH
tanah.
3.9. Berikan pupuk dasar (pupuk fermentas ,komposi atau pupuk
kandang) pada saat pengolahan lahan sebanyak 15 - 20 ton/ha
15
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP……. Revisi…………. Disahkan
“Pemupukan ”
Tanggal……… ……………
2. Informasi Pokok
2.1. Pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan tanah awal.
Pupuk kompos dapat diberikan sebanyak 15 - 20 ton/ha
2.2. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat
mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan
panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk
kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan
3. Prosedur kerja
3.1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam,
harus segera diberi pupuk buatan atau MOL/POC
3.2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3
minggu mengunakan pupuk buatan atau MOL/POC
16
3.3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum
subur dapat dipupuk kombali dengan pupuk buatan atau
MOL/POC lagi
17
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur ………….
Nomor :
“Pemeliharaan :
SOP……. Revisi……...... Disahkan
Penjarangan dan
Tanggal…...... ………………
Penyulaman ”
2. Informasi Pokok :
2.1. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam.
Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang
mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal,
penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga
harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang
digunakan.
2.2. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit
cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan
dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.
3. Prosedur kerja
3.1. Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati,
rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,
kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman
18
terdahulu, dibersihkan bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit
yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan
cara penanaman seperti menanam sebelumnya.
19
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
“Pemeliharaan : SOP……. Revisi……… Disahkan
Penyiangan ” Tanggal…… ………………
2. Informasi Pokok
2.1. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara
sehingga tanaman cabai menjadi kerdil. Gulma juga dapat
menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang
tanaman cabai. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan
akan mengurangi gulma.
3. Prosedur Kerja
3.1. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi
kebun.
20
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
“Pemeliharaan : SOP……. Revisi……… Disahkan
Pembubunan ” Tanggal…… ………………
2. Informasi Pokok
2.1. Tanah yang padat harus segera digemburkan.
3. Prosedur Kerja
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam
agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan
menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
21
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
“Pemeliharaan : SOP……. Revisi………… Disahkan
Perempelan ” Tanggal……… …………………
3. Prosedur Kerja
3.1. Pada tanaman cabai yang tingginya terbatas, perempalannya
harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut
dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek.
3.2. Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas
rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang
dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri
sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel,
tunas akan cabang yang besar dan sukar putus.
22
3.3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong
dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
23
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
“ Pemeliharaan : SOP……. Revisi……… Disahkan
Pemupukan ” Tanggal…… …………………
24
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
“ Pemeliharaan : SOP……. Revisi……… Disahkan
Penyiraman ” Tanggal…… ……………………
2. Informasi Pokok
2.1. Kebutuhan air pada budidaya tanaman cabait tidak terlalu
banyak, namun tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang
berlebihan pada areal tanaman cabai dapat menyebabkan
tanaman cabai , tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan
mudah terserang penyakit.
2.2 Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan
dan perkembangan patogen sehingga tanaman cabai dapat
mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah
berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen
keluar dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang
menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi.
Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan
bunga dan daun bahkan akar menjadi busuk
25
2.3 Kekurangan air buat tanaman cabai juga dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman , saat berbung, bahkan berbuah.
Pembentukan bunga akan rontok bahkan hanya sedikit. Buah
akan kecil- kecil sehinga produksi berkurang
3. Prosedur Keraja
Jika musim kemarau, penyiraman dapat dilakukan tiap hari agar
tanaman tidak layu. Jika musim penghujan penyiraman dilakukan
sesuai kebutuhan, agar lahan tidak tergenang air.
26
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP……. Revisi………… Disahkan
”Pemasangan ajir”
Tanggal……… ………………
2. Informasi Pokok
2.1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu, kayu atau batang
alumunium, dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung
dari varietasnya
2.2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman
masih kecil akar masih pendek, sehingga tidak putus tertusuk
ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang
penyakit yang masuk lewat luka.
2.3. Jarak ajir dengan batang cabai ± 10-20 cm.
3. Prosedur Kerja
3.1. Cara memasang ajir ajir, dipasang tegak lurus dan usahakan
dekat tanaman sehinga nati tidak mudah roboh
3.2. Tanaman cabai yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus
segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang
penting tanaman cabai dapat berdiri.
27
3.3. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak
terjadi gesekan antara batang cabai dengan ajir yang dapat
menimbulkan luka.
3.4. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih.
28
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
”Pengndalian hama dan SOP………… Revisi………… Disahkan
penyakit (OPT) ,, Tanggal……… ………………
29
2.3. Mengendalikan hama ulat tanah yang memakan tanamman
cabai dengan mengunakan rendaman tembakau atau
umbi gadung ,sehingga ulat tidak memakan tanaman .
2.4. Pengendalian hama sistim hayati : pengendalian hama
penyakit mengunakan musuh alamai yang memakan
hama sehinga berpotensi menghilangkan hama seperti hama
trip dengan musuh alami seperti kumbang coccinellidae, dan
larva cresysopidae
2.5. Pengendalian dengan sistim mekanais : Pengrndalian hama
dengan sistim penataan draenase dan pengaturan jarak tanam
yg tepat dan tidak terlalu rapat dimusim penghujan den
mengusahakan air tidak mengenang
2.6. Pengendalian karena Virus, tanaman menjadi kerdil. Tanaman
kerdil karena tanaman tidak tumbuh normal
disebabkan serangan virus. Penanganan dengan cara
diambail dan dibuang sejauh mungkin dari area penanaman
tanaman cabai
2.7. Mengendalikan dengan sistim pemilihan bibit yang baik yg
memiliki sifat tahan penyakit
30
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor : ………….
SOP………… Revisi……… Disahkan
”Pemanenan”
Tanggal…… ………………
Didukung dari;
1. Sop budi daya sayur bioformaka
2. Teknik budi daya cabai
31