Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BANU ADI NUGROHO, S.Pd.

NIM : 22225299092
KELAS :B
UNIT KERJA : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
MAPEL : SENI BUDAYA (SENI RUPA)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 Peserta didik Hasil Kajian Literatur: 1. Ketika pembelajaran
menerunkan Penyebabkan peserta didik kehilangan berlangsung guru terlalu
fokusnya/konsentrasi konsentrasi belajar menurut Nugroho monoton hanya ceramah
saat KBM (2007) dalam Meutirani (2014: 6), dan kurang bervariasi
diantaranya sebagai berikut: dalam cara mengajar,
1. Tidak memiliki motivasi diri terlalu serius dan tegang
2. Suasana lingkungan kurang sehingga peserta didik
kondusif mulai malas mengikuti
3. Kondisi kesehatan peserta didik KBM
4. Peserta didik merasa jenuh 2. Ruang kelas terlalu dekat
Sumber: http://repository.umsu.ac.id dengan ruang RPS
sehingga, suara mesin
Slameto (2010) dalam Nuramaliana yang ditimbulkan oleh
(2016: 25), dengan peserta didik yang sedang
indikator yang mempengaruhi praktik terdengar terlalu
konsentrasi belajar sebagai keras yang menyebabkan
berikut: fokus peserta didik
1. Kurangnya minat terhadap mata terganggu
pelajaran yang dipelajari 3. Kondisi peserta didik
2. Terganggu keadaan lingkungan sudah terlalu lelah seperti
3. Pikiran siswa yang sedang kacau pada jam-jam terakhir
4. Keadaan kesehatan siswa KBM, setelah pelajaran
5. Bosan terhadap proses olahraga dan setelah
pembelajaran yang dilalui praktik mapel kejuruan.
Sumber:https://ecampus- 4. Fokus peserta didik
fip.umj.ac.id/umj/AmbilLampiran?ref dalam mengikuti
pelajaran terganggu
Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan dengan kebiasaan peserta
Konsentrasi, (Jakarta: Puspa Swara, didik dalam bermain game
2002), hal. 14-18: di HP contoh kasus sering
1. Faktor jasmani meliputi rasa terjadi ”siswa mencuri-
kantuk, lapar, haus, gangguan curi kesempatan untuk
panca indra, gangguan memainkan game di HP
pencernaan, gangguan jantung, dikarenakan jadwal waktu
gangguan pernafasan, dan (war/perang) dimulai,
sejenisnya seperti pada game COC.
2. Faktor rohaniah meliputi tidak 5. Kondisi tertentu peserta
tenang, mudah gugup, emosional, didik yang kurang baik,
tidak sabar, mudah cemas, stres, seperti yang terjadi
deperesi, dan sejenisnya dibulan juli-agustus
Sumber: http://etheses.iaincurup.ac.id banyak siswa yang
mengalami sakit karena
Hasil Wawancara:
cuaca yang tidak
Wahyu Nurni Mawalia, S.Pd. (Guru Bhs.
mendukung.
Inggris), waktu, 1/9/2022:
1. Faktor internal meliputi, peserta
didik tidak siap, mengantuk dan
lapar
2. Faktor eksternal meliputi, kegiatan
pembelajaran mnoton, guru
kurang kreatif dalam
menyampaikan materi, dan
lingkungan kurang mendukung.

Susi Pujiasuti, S.Pd.I (Guru Pend.


Agama Islam dan Budi Pekerti),
waktu,1/9/2022 :
1. Kurangnya minat belajar peserta
didik
2. Pengaruh penggunaan gadget
yang berlibihan
3. Rendahnya motivasi diri peserta
didik dalam menentukan target
belajar
2 Peserta didik kurang Hasil Kajian Literatur: 1. Peserta didik mengalami
ada minat untuk Prasetyono (2008: 21) menyatakan kesulitan dalam
membaca bahwa rendahnya minat membaca mendeskripsikan sebuah
pada anak disebabkan oleh beberapa karya seni, contohnya,
hal: pada saat guru
1. Seperti judul dan isi buku yang memerintahkan peserta
kurang menarik, didik untuk
2. Harga buku mahal, sehingga bagi mendiskripsikan karya
mereka yang berpenghasilan pas- nirmana trimatra sedikit
pasan tidak mampu membeli buku sekala perbendaharan
untuk memenuhi kebutuhan kata yang dipakai oleh
membaca. peserta didik
Sumber: 3.128 Jurnal Pendidikan Guru 2. Ketika pembelarajaran
Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-7 2018 praktik disekolah, peserta
didik sering mengulangi
Menurut Hayat dan Yususf (2006): kesalahan karena kurang
1. Lingkungan dan iklim belajar memperhatikan prosedur
disekolah dan langkah-langkah
2. Keadaan infrastruktur sekolah dalam membuat sebuah
3. Sumber daya manusia sekolah dan karya seni
tipe organisasi serta manajemen 3. Guru masih jarang
sekolah memberikan motivasi
Sumber: kepada siswa mengenai
file:///D:/PPG2022/TUGAS%20&% pentingnya dan manfaat
20MATERI%20PPG/122Article%
dari membaca
20Text-352-1-10-20201129.pdf
4. Ketersediaan buku
Menurut Prastiyo (2009:45-48), ada 2 bacaan disekolah masih
faktor yang mempengaruhi minat baca minim, terutama buku-
diantaranya: buku terkait seni dan
1. Faktor internal yang meliputi materi yang diajarkan
kecenderungan malas dalam 5. Hampir mayoritas peserta
membaca dan kesibukan dalam didik peserta didik
beraktivitas berlatarbelakang dari
2. Faktor eksternal yang meliputi keluarga petani, pekerja
belum memadainya sarana yang buruh, dan pekerja paruh
ada, pelayanan kurang waktu yang berdampak
memadai,status sosisal, dan pada kebiasaan peserta
pengaruh lingkungan. didik dirumah yang jarang
Sumber: http://repository.unib.ac.id termotivasi untuk
/8703/1/I%2CII%2CIII%2CI-14-say- membaca.
FK.pdf
Hasil Wawancara:
Eni Maryati, S.T (Guru IPAS), waktu,
1/9/2022:
1. Kurangnya sumber literasi
2. Jiwa literasi belum tubuh
3. Budaya literasi yang belum ada

Ade Arifianto, S.Pd ( Guru Sejarah


Indonesia), waktu, 1/9/2022:
1. Kurang mendapat pengarahan
tentang pentingnya literasi
2. Fasilitas kurang mendukung
(ketersediaan buku belum
memadai)
3 Peserta didik masih Hasil Kajian Literatur: 1. Peserta didik masih sering
dalam masa transisi Ismi & Akmal, 2020 menjelaskan menunjukan sikap kurang
khusunya kelas X dari dampak dari pembelajaran daring ke baik ketika mulai
daring ke luring luring yang masih ada: pembelajaran dengan
1. Waktu berlebihan dalam masih memainkan HP
menggunakan teknologi ketika guru memberi
2. Menggunakan teknologi lebih untuk salam dan mengabsen
bermain game online peserta didik
3. Siswa malas belajar 2. Peserta didik merasa
4. Sering terlambat dan membolos biasa saja dan masih
Sumber: file:///D:/PPG2022/TUGAS% terlihat santai ketika
20&%20MATERI%20PPG/ terlambat sekolah dan
2.+Abdul+Salim.pdf saat pergantian jam
pelajaran padahal guru
Abdul Salim (2020) menjelaskan sudah ada dikelas
dampak dari pembelajaran daring ke 3. Peserta didik sering
luring dalam jurnalnya: menunda tugas-tugas
1. Mengalami penurunan perilaku, meskipun sudah berulang
sikap, tata krama dan kedisiplinan kali diingatkan oleh guru
dalam interaksi peserta didik dan terkesan santai saja
2. Memiliki sifat individualis dan 4. Kemampuan dalam
kurang empati menangkap materi
Sumber: file:///D:/PPG2022/TUGAS% mengalami penurunan,
20&%20MATERI%20PPG/
sering kali guru harus
2.+Abdul+Salim.pdf
menjelaskan berulang kali
Hasil Wawancara: mengenai materi yang
Dedy Anggun Sudrajat, S.Pd. (Guru disampaikan
Matematika), waktu, 1/9/2022: 5. Masih banyak peserta
1. Kurang ”sat-set” didik yang pada jam
2. Sering menunda tugas-tugas yang pertama pembelajaran
diberikan terlihat lesu dan sering
3. Kurang aktif dalam pembelajaran menguap, ketika ditanya
mereka menjawab ”tadi
Untug Johan Wahyudi, S.Pd. ( Guru malem (war) pak”,
Matematika), waktu, 1/9/2022: bahkan pernah suatu kali
1. Pengetahuan peserta didik ditanya mereka
menurun menjawab ”...kalah slot
2. Kemampuan peserta didik pak...” ini menandakan
menurun kecanduan teknologi
3. Konsentrasi peserta didik menurun terutama HP karena
kebiasaan ketika daring
sampai-sampai disalah
gunakan seperti itu.
4 Terdapat 2 Peserta Hasil Kajian Literatur: 1. Peserta didik dengan
didik yang ABK yaitu gangguan fisik tersebut
Peserta didik dengan Menurut (Santoso, 2010; 147) ada sering kali mengalami
gangguan beberapa sebab yang menimbulkan kendala menangkap
pendengaran dan hambatan pada proses pembelajaran materi dari guru, tidak
gangguan penglihatan diantaranya: jarang guru harus
(mata silider) 1. Faktor Internal (faktor yang ada mengulang materi
didalam peserta didik) yaitu: (a) khusunya untuk peserta
Gangguan fisik seperti kurang didik tersebut secara
berfungsinya organ-organ personal
perasaan, alat bicara, gangguan 2. Peserta didik sering
panca indra, cacat tubuh, serta mengalami rasa kurang
penyakit menahun, (b) percaya diri dan
Ketidakseimbangan mental, (c) cenderung pasif/diam
Kelemahan emosional, (d) ketika kegiatan diskusi
Kelemahan yang disebabkan oleh berlangsung
kebiasaan dan sikap yang salah. 3. Pada peserta didik
2. Faktor Eksternal (faktor yang dengan gannguan
timbul dari luar peserta didik) yaitu: pendengaran ketika
(a) Sekolah, seperti sifat kurikulum ditanya kenapa tidak
yang kurang fleksibel, terlalu berat memakai alat bantu,
beban mengajar, metode mengajar jawabannya adalah
yang kurang memadai, kurangnya orang tuanya belum bisa
alat dan sumber untuk KBM, (b) membeli karena
Keluarga, antara lain keluarga tidak harganya mahal, setelah
utuh atau kurang harmonis, sikap beberapa waktu dengan
orang tua yang kurang bantuan dari saudaranya
memperhatikan pendidikan akhinya bisa terbeli, dan
anaknya dan keadaan ekonomi. ketika ditanya kenapa
Sumber: https://eprints.umm.ac.id nggak dipakai jawabanya
/39264/3/BAB%20II.pdf ”..malu pak...” mungkin
karena takut dibully dan
Efendi (2006) mengemukakan bahwa diketahui oleh peserta
Pada umumnya intelligensi anak tuna didik lainya yang berbeda
rungu secara potensial sama dengan kelas
anak normal, tetapi secara fungsional 4. Pada peserta didik
perkembangannya dipengaruhi oleh dengan gangguan mata
tingkat kemampuan berbahasanya, silender juga sama,
keterbatasan informasi, dan daya meskipun sudah punya
abstraksi anak. kaca mata tetapi enggan
Sumber: memakainya, padahal
https://www.researchgate.net/publication/ sudah sering diingatkan
323283122_Analisis_Kesulitan_Belajar_
dan dimotivasi sama
pada_Anak_Berkebutuhan_Khusus_
ABK_Di_SMA_Negeri_10_Kota_Ternate beberapa guru yang
mengajar peserta didik
Menurut kartadinata ( 2000) sebab- tersebut
sebab timbulnya kesulitan belajar
yang bersifat internal adalah sebagai
berikut: a) gangguan secara fisik
seperti kurang berfungsinya organ-
organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indra, cacat tubuh
serta penyakit menahan; b)
ketidakseimbangan mental sperti
menampakkan kurangnya
kemampuan mental, taraf
kecerdasannya cenderung kurang; c)
kelemahan emosional, seperti meras
tidak aman, kurang bisa menyesuaikan
diri, tercekam rasa takut, benci dan
antipati serta ketidakseimbangan
emosi
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/
323283122_Analisis_Kesulitan_Belajar_
pada_Anak_Berkebutuhan_Khusus_
ABK_Di_SMA_Negeri_10_Kota_Ternate

Hasil Wawancara:
Eni Maryati, S.T ( Guru IPAS), waktu,
1/9/2022:
1. Kurang bisa menangkap materi
pelajaran yang disampaikan
2. Sering tertinggal dari materi yang
disampaikan
3. Prestasi peserta didik tidak
maksimal

Wahyu Nurni Mawalia, S.Pd. (Guru Bhs.


Inggris), waktu, 1/9/2022:
1. Informasi materi kurang terserap
2. Tidak bisa disamakan dengan
peserta didik yang lain
3. Memerlukan pendekatan khusus

5 Komunikasi guru dan Hasil Kajian Literatur: 1. Banyak informasi terkait


wali murid kurang Isnadie F. Saputra (2011) dalam peserta didik yang terjadi
maksimal Skripsinya menjelaskan berdasarkan disekolah tidak
wawancara dengan orang tua tentang tersampaikan dengan baik
hambatan komunikasi guru dan orang kepada wali murid dan
tua/wali murid : terkadang menimbulkan
1. “Yang saya tau hambatan nya kesalahpahaman
mungkin saya sibuk bekerja 2. Sedikitnya forum diskusi
sehingga sulit melakukan yang diadakan oleh pihak
komunikasi dengan guru, saya sekolah, dan ketika ada
kadang cuek dengan keadaan forum diskusi bersama
anak saya jadi saya merasa gak komite sekolah biasanya
butuh komunikasi tentang anak yang dibahas adalah hal
saya dengan guru ataumpihak yang berhubungan dengan
sekolah, rumah saya juga jauh dari sarana dan prasarana
sekolah jadi kadang malas dateng sekolah.
pas ada undangan dari sekolah” 3. Kesibukan wali murid yang
2. “mungkin hambatannya lebih bekerja bahkan banyak
karena sulit diundang pada saat yang merantau keluar
acara undangan sekolah ataupun daerah, sehingga ketika
pembagian rapot seh kebanyakan terjadi masalah tidak bisa
yang tidak mau datang mungkin di langsung diatasi secara
karenakan Sibuk bekerja bersama-sama.
hmm...orang tua merasa lepas 4. Kurang keterbukaan orang
tanggung jawab terhadap anaknya tua peserta didik mengenai
karena udah di serahkan dengan kondisi anaknya dan ketika
sekolah mungkin mikir mereka ada masalah disekolah
semua di atur ma sekolah, ada orang tua cenderung
juga orang tua merasa anak nya menyerahkan masalah
yang bersekolah di sini dianggap tersebut kepada guru
tidak bergun karena kemampuan dengan ucapan daerah
anak-anaknya terbatas, yang lain mereka ”...monggo
mungkin Kurang pengetahuan kersane bapak/ibu guru..”
orang tua tentang kebutuhan kerja dalam artian masalah
sama antara pihak sekolah dengan tersebut diserahkan
orang tua, ada lagi mungkin kepada guru dan orang tua
merasa putus asa dengan keadaan cenderung pasif.
anak nya yang tidak ada
perkembangan. Apalagi
yah...ditambahin Fakta lain
mungkin Sulit mencari orang tua,
Orang tua tidak perhatian, ada lagi
orang tua sibuk bekerja sampai
malam sehingga tidak ada
waktunya untuk anaknya”
Sumber: https://eprints.umm.ac.id
/32026/2/jiptummb--isnadiefeb-27503-2-
babi.pdf

Hasil Wawancara:
Susi Pujiasuti, S.Pd.I (Guru Pend.
Agama Islam dan Budi Pekerti), waktu,
1/9/2022 :
1. Orang tua enggan mencerikatan
kondisi ”real” peserta didik saat
dirumah
2. Orang tua cenderung menutupi
kekurangan peserta didik
3. Kurangnya interaksi antara orang
tua dan guru

Eni Maryati, S.T ( Guru IPAS), waktu,


1/9/2022:
1. Belum ada wadah/alat komunikasi
secara kelompok/grup
2. Orang tua tidak terbuka mengenai
anaknya kepada guru
3. Guru sibuk dengan tugas-tugas
sekolah

6 Komunikasi guru dan Hasil Kajian Literatur: 1. Guru masih jarang


siswa kurang baik Menurut Ahmadi (2004: 78-83), faktor melibatkan peserta didik
dari siswa meliputi: 1) faktor fisiologis, dalam kegiatan
dan 2) faktor psikologis. Faktor pembelajaran, karena
fisiologis berupa: sakit, kurang sehat, sering menggunakan
cacat tubuh. Sedangkan faktor pembelajaran satu arah
psikologis berupa: guru sebagai pusat
inteligensi/kecerdasan siswa, bakat pembelajaran
siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. 2. Kurangnya interaksi guru
diluar jam pelajaran
Menurut Ahmadi (2004: 90) metode karena disibukan dengan
mengajar yang tidak menarik dapat tugas-tugas tambahan
menyebabkan siswa menjadi pasif, dari sekolah
sehingga siswa tidak ada aktifitas 3. Peserta didik kurang
belajar. Pemilihan strategi terbuka mengenai
pembelajaran yang tidak tepat dapat masalah-masalah yang
menyebabkan komunikasi searah serta dirasakannya dan
berdampak pada hasil belajar. terkesan kurang berani
menyampaikan kepada
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/ gurunya, seperti guru
27457/2/BAB_1.pdf menyampaikan materi
terlalu cepat atau terlalu
banyak sehingga peserta
s
Hasil Wawancara: didik susah mamahami
Dedy Anggun Sudrajat, S.Pd. (Guru materi yang disampaikan
Matematika), waktu, 1/9/2022:
1. kurang adanya pendekatan secara
khusus “cuek”
2. Guru tidak memahami kemauan
peserta didik
3. Peserta didik tidak suka dengan
gurunya

Wahyu Nurni Mawalia, S.Pd. (Guru Bhs.


Inggris), waktu, 1/9/2022:
1. Kurang bisa menggunakan bahasa
yang baik
2. Guru jarang mengajak komunikasi
dengan peserta didik
3. Peserta didik kurang terbuka
mengenai masalah yang ada pada
dirinya

7 Pembelajaran dikelas Hasil Kajian Literatur: 1. Guru belum menguasai


kurang variasi Kekurangan dari metode bervariasi kompetensi yang akan
seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi disampaikan kepada
(1985: 112) sebagai berikut: peserta didik
1. Guru sulit untuk mengetahui 2. Guru monoton dalam
pemahaman anak didik terhadap kegiatan belajar mengajar
bahan- bahan yang diberikan. sehingga peserta didik
2. Kadang-kadang guru sangat merasa jenuh dan malas
mengejar disampaikannya bahan 3. Guru terpaku kepada KD
yangsebanyak-banyaknya hingga yang ada dan ingin
menjadi bersifat pemompaan. semuanya disampaikan
3. Anak didik cenderung menjadi kepada peserta didik
pasif apabila metode yang meskipun waktu minggu
diterapkanlebih didominasi oleh efektifnya tidak mencukupi
guru dan ada kemungkinan kurang 4. Guru belum banyak
tepat dalam mengambil pengalaman dalam
kesimpulan, berhubungan guru mengajar sehingga,
menyampaikan bahan pelajaran kurang kreatif dalam
dengan lisan. kegiatan belajar mengajar
4. Jika guru tidak memperhatikan 5. Fasilitas kurang memadai
segi-segi psikologi dari anak-anak sehingga, guru terkadang
didik, dapat bersifat melantur- malas untuk berinovasi
lantur dan membosankan. dalam kegiatan
Sebaiknya kalau guru berlebihan pembelajaran
berusaha untuk menimbulkan 6. Kurangnya pengetahuan
humor, inti dan isi meteri menjadi yang dimiliki guru
kabur terhadap informasi yang
Sumber: kontekstual yang relevan
https://sc.syekhnurjati.ac.id/ dengan materi yang akan
esscamp/risetmhs/BAB258440970.pdf disampaikan
7. Guru belum siap ketika
Hasil Wawancara: akan memulai
Ade Arifianto, S.Pd ( Guru Sejarah pembelajaran
Indonesia), waktu, 1/9/2022
mengatakan karena terbatasnya modul
ajar, media dan inovasi pembelajaran
yang dikuasai oleh guru.
Susi Pujiasuti, S.Pd.I (Guru Pend.
Agama Islam dan Budi Pekerti), waktu,
1/9/2022 :
1. Sedikitnya referensi yang dimiliki
oleh guru
2. Guru kurang kreatif
3. Fasilitas kurang memadai

Wahyu Nurni Mawalia, S.Pd. (Guru Bhs.


Inggris), waktu, 1/9/2022:
1. Media pembelajaran yang terbatas
2. Kompetensi guru kurang
3. Fasilitas kurang memadai

8 Peserta didik yang Hasil Kajian Literatur: 1. Pesrta didik jarang diajak
masih susah untuk TIMSS (The Trends in Internasional untuk diskusi mengenai
diajak berfikir kritis. Mathematics and Science Study) 2011 masalah-masalah yang
hasil survey tingkat berfikir kritis kontekstual, ketika
peserta didik rendah disebabkan pembelajaran guru masih
peserta didik indonesia kurang terlatih menggukan sumber
dalam menyelesaikan soal-soal yang belajar buku paket yang
bersifat kontekstual, menuntut memuat materi dan
penalaran, argumentasi dan kreativitas contoh-contoh (lama)
dalam menyelesaikannya. yang kurang relevan
dizaman sekarang
Menurut Damanik dan Bukit (2013: 17) 2. Peserta didik belum
mengatakan bahwa “Faktor penyebab menerapkan budaya
tidak berkembangnya kemampuan literasi yang baik sehingga,
berpikir kritis yaitu kurikulum yang kemampuan peserta didik
umunmya dirancang dengan target dalam mengungkapkan
materi yang luas sehingga guru lebih pendapat dirasa masih
terfokus pada penyelesaian materi dan terlalu umum dan kurang
kurangnya pemahaman guru terhadap mendalam terhadap
metode pembelajaran” materi yang sedang
didiskusikan.
Nezami, Asgari, dan Dinarvand (2013: 3. Dalam pembelajaran
2508-2514) dalam Technical Journal of apresiasi seni, peserta
Engineering and Applied Sciences yang didik masih mengalami
berjudul “The Effect of Cooperative kesulitan dalam
Learning On the Critical Thinking of mendeskripsikan sebuah
High School Students” yang karya seni sampai tahapan
menyatakan bahwa: “The investigation analitik dikarenakan
results demonstrate the significant peserta didik masih malas
effect of cooperatife learning education dan enggan mencari
on critical thinking of students” informasi dan membaca
materi secara mendalam
Sumber: http://repository.upi.edu/ 4. Guru kurang tepat dalam
28311/4/T_PE_1402432_Chapter1.pdf menggunakan metode
pembelajaran sehingga
Hasil Wawancara: peserta didik kurang
Susi Pujiasuti, S.Pd.I (Guru Pend. termotivasi dalam kegiatan
Agama Islam dan Budi Pekerti), waktu, pembelajaran
1/9/2022 : 5. Peserta didik masih jarang
1. Kurangnya referensi bacaan sekali diberi soal-soal
peserta didik dengan level HOTS
2. Rendahnya rasa ingin tahu peserta
didik
3. Peserta didik cenderung malu
mengungkapkan pendapatnya
Dedy Anggun Sudrajat, S.Pd. (Guru
Matematika), waktu, 1/9/2022:
1. Peserta didik jarang sekali diajak
berfikir secara HOTS
2. Pengetuan anak minim
3. Kebiasaan anak malu
mengungkapkan pendapatnya

9 Kurangnya Hasil Kajian Literatur: 1. Guru cenderung hanya


pemanfaatan Beberapa kemungkinan argumentasi menggunakan buku teks
teknologi/inovasi guru berdasarkan hasil identifikasi sebagai sumber belajar,
dalam pembelajaran Sudirman Siahaan adalah bahwa: (1) dengan membagikan
mengajar dengan menggunakan buku setiap meja 1 buku paket
teks saja menurut guru, para peserta dan peserta didik
didiknya sudah memperlihatkan menyimak materi yang
prestasi belajar yang memadai dan disampaikan
bahkan membanggakan; (2) mencari 2. Guru merasa agak ribet
sumber-sumber belajar lainnya ketika menggunakan
termasuk melalui pemanfaatan TIK (di berbagai perangkat
luar buku teks yang sudah ditetapkan) teknologi dan dirasa tidak
menurut guru tentulah menyita waktu efisien, karena merasa apa
dan biaya; (3) keengganan guru untuk yang ada pada
memanfaatkan berbagai sumber pemahamannya dirasa
belajar termasuk pemanfaatan TIK cukup dan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran jika tidak sudah bisa memahami
ada konsekuensi logis yang dapat materi secara keseluruhan
mereka rasakan atau peroleh (Siahaan, 3. Masih terbatasnya
2008). perangkat teknologi yang
Sumber: https://media.neliti.com/media/ memadai untuk kegiatan
publications/286945-faktor-faktor-yang- pembelajaran dikelas,
mempengaruhi-pemanfaa-2cbdee3a.pdf dalam artian harus nunggu
selesei dipakai guru lain,
Hasil Wawancara: seperti LCD, Sound
Wahyu Nurni Mawalia, S.Pd. (Guru Bhs. System, dan Lab Komputer
Inggris), waktu, 1/9/2022: 4. Guru tidak terlalu
1. Belum ada sarana dan prasaran menguasai penggunaan
yang mendukung beberapa media teknologi
2. Kurang menguasai teknologi yang ada
kekinian 5. Guru belum begitu
3. Guru nggak mau ribet melibatkan media sosial
dalam proses
Eni Maryati, S.T ( Guru IPAS), waktu, pembelajaran seperti WA,
1/9/2022: Facebook, Instagram, Tik-
1. Terbatasnya teknologi yang Tok dan lainya.
tersedia disekolah
2. Kemampuan guru akan teknologi
kurang
3. Kurangnya “dana”

Anda mungkin juga menyukai