Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KETERAMPILAN KEPERAWATAN DASAR


TEHNIK DAN PROSEDUR UNTUK MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH NORMAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu Suci Noor,S.Kep.,M.Kep

OLEH :

Kelompok 5

Dani Budiman 2122034


Fina Siti Rohinah 2122038
Tuti F Butar Butar 2122055
Sri Sulistyo 2122051
Sukma Desyanti 2122052
Ressa Mela Shintyana 2122059

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG 1B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan RahmatNya
kami dapat menyelasaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns. Suci Noor,S.Kep.,M.kep. Sebagai dosen
pengampu mata kuliah Keterampilan Keperawatan Dasar yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan

Bandung, 21 September 2022

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suhu adaalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya sutau benda.panas
adalah energi termis yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena adanya
perbedaan suhu.Secara Ilmiah panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah, tetapi tiak perlu dari benda berenergi termis banyak ke benda bereneri
termis lebih sedikit.
Manusia merupakan makhluk berdarah panas atau makhluk homoioterm, dimana
suhu tubuhnya relative konstan terhadap perubahan suhu dilingkungan sekitarnya.Suhu
tubuh manusia ( suhu inti/core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam
suatu limit yang kecil,sekitar 37⸰C ± 5⸰C.Untuk menjaga tubuh tetap konstan ada suatu
sistem yang dinamakan termoregulasi.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertimbangkan.
Di dalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan aktif terutama dalam
otot,kemudian juga dalam alat keringat,lemak,tulang,jaringan ikat,serta saraf.Energi
panas yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah,namun
suhu bagian -bagian tubuh tidak merata.sebagian besar panas yang diproduksi di dalam
gtubuh merupakan hasil oksidasi,maka sumber utama panas adalah jaringan yang paling
aktif, yaitu hati,kelenjar sekresi dan otot.ketiganya merupakan lebih dari separuh
tubuh,begitulah maka suhu masing-masing jaringan dapat berbeda tergantung pada
derajat metabolismenya.kecepatan darah yang mengalir ke dalamnya dan perbedaan
suhunya dengan jaringan di sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini bagaimana tehnik dan prosedur
mempertahankan suhu tubuh ?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang tehnik dan
prosedur mempertahankan suhu tubuh normal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Suhu Tubuh

2.1.1 Pengertian Suhu Tubuh


Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang
dikeluarkan (Ernawati, 2012). Suhu tubuh :

a. Bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan
meningkat pada siang atau malam hari.
b. Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh itulah yang diukur.
Suhu dipusat tubuh (body care) lebih tinggi daripada permukaan suhu tubuh.
c. Suhu tubuh pada orang yang sama mempunyai perbedaan jika diukur dari area
tubuh yang berbeda. Penting untuk mengetahui suhu normal seseorang karena suhu
normal dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
d. Suhu tubuh kurang stabil pada anak – anak.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertimbangkan.

2.1.2 Jenis – Jenis Suhu Tubuh Menurut (Chris Brooker, 2008).


Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

a. Core temperatur (Suhu inti) Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium,
thorax, rongga abdomen dan rongga pelvis.
b. Surface temperature Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. Suhu ini
berbeda, naik turunnya tergantung respon terhadap lingkungan

2.1.3 Suhu tubuh normal (W. F.Ganong, 2002)

Suhu tubuh pada manusia, nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 370C, tetapi
pada sebuah penelitian terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rata -
rata adalah 36,70C dengan simpang baku 0,20C. Dengan demikian, 95% orang dewasa
muda diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar 36,3 -37,1 0C. Berbagai bagian
tubuh memiliki suhu yang berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian
tubuh dengan suhu lingkungan bervariasi. Ekstremitas umumnya lebih dingin dari pada
bagian tubuh lainnya. Suhu rectum dipertahankan secara ketat pada 32 0C. Suhu rectum
dapat mencerminkan suhu pusat tubuh (Core Temperature) dan paling 10 sedikit
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Suhu oral pada keadaan normal 0,5 0C
lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu tubuh pada orang yang sama Oral
Axial Rectal Suhu rata-rata 37 0C 36,40C 37,60C Rentang 36,5-37,50C 36 - 370C 37-38,10C
Sumber : (W.F.Ganong, 2002)

2
2.2 Mekanisme mempertahankan suhu tubuh normal

2.2.1 Kompres Hangat


Pengertian Kompres hangat merupakan metode memberikan rasa hangat
pada klien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan (Gabriel F, J, 2008). Efek hangat dari kompres
dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang dapat meningkatkan
aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan makanan ke sel –
sel diperbesar dan pembuangan dari zat – zat diperbaiki yang dapat mengurangi
rasa nyeri haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium berkurang.
Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangkan edema
dan meningkatkan konsolidasi dan drainase pus 39 (Potter, 2000).

Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya pada bagian tubuh


tertentu (Steven P. J. M, 2000). Kompres hangat adalah suatu prosedur
menggunakan kain atau handuk kecil yang telah dicelupkan pada air hangat dengan
temperatur suhu air 34 - 370C (93-98°F) ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
(Asmadi, 2008). Lokasi kulit tempat mengompres biasanya di wajah, leher, dan
tangan. Kompres hangat pada kulit dapat menghambat shivering dan dampak
metabolik yang ditimbulkan. Selain itu, kompres hangat juga menginduksi
vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan pengeluaran panas tubuh dan
menunjukkan bahwa pemberian terapi demam kombinasi antara antipiretik dan
kompres hangat lebih efektif dibandingkan antipiretik saja, selain itu juga
mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan. Pemakaian
antipiretik dan kompres hangat memiliki proses yang tidak berlawanan dalam
menurunkan temperatur tubuh.

2.2.2 Pengaruh Kompres Hangat

Pemberian kompres hangat dapat mempengaruhi tubuh dengan cara :


a. Pembuluh - pembuluh darah melebar sehingga akan memperbaiki peredaran
darah di dalam jaringan
b. Penyaluran zat asam dan bahan makanan ke sel - sel diperbesar dan
pembuangan zat - zat yang dibuang akan diperbaiki sehingga akan timbul
pertukaran zat yang lebih baik 40
c. Aktifltas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit dan akan menunjang
proses penyembuhan luka dan radang setempat. Menurut Gabriel F.J (2003),
kompres hangat pada tubuh berpengaruh terhadap permeabilitas membran sel
akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi
peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh, dilatasi atau pelebaran pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi atau peredaran
darah serta peningkatan tekanan kapiler, Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan
meningkat sedangkan pH akan menurun.

2.2.3 Tujuan Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)

Kompres hangat bertujuan untuk :

a. Memperlancar sirkulasi darah


b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
d. Memperlancar pengeluaran eksudat
e. Merangsang peristaltik usus

2.2.4 Indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


Indikasi kompres hangat yaitu :

a. Klien yang kedinginan (Suhu tubuh yang rendah)


b. Klien dengan perut kembung
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian
d. Spasme otot
e. Adanya abses atau hematoma

2.2.5 Kontra indikasi Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


Indikasi kompres hangat :
a. Trauma 12-24 jam pertama
b. Perdarahan atau edema
c. Gangguan vascular
d. Pleuritis

2.3 Metode Kompres Hangat Menurut Hidayat (2005)


Metode kompres hangat sebagai berikut :

a. Alat dan bahan :


1. Larutan kompres berupa air hangat dengan temperatur suhu 34-37°C (93-98°F)
dalam wadahnya (dalam kom)
2. Handuk kecil untuk kompres
3. Handuk Pengering
4. Perlak untuk alas kepala
5. Sarung tangan
6. Tissue/kasa
7. Termometer Aksila
b. Langkah - Langkah Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan
3. Meletakan perlak dibawah leher pasien
4. Mengukur suhu tubuh awal
5. Membasahi handuk kecil dengan air hangat, kemudian peras kain sehingga tidak
terlalu basah
6. Tempatkan perasan tersebut pada daerah yang akan dikompres yaitu pada
daerah kepala dan lipatan aksila
7. Apabila kain telah kering atau suhu kain relativ menjadi dingin, masukkan kembali
kain kompres kedalam cairan kompres dan letakan kembali didaerah kompres,
lakukan berulang – ulang hingga efek yang diinginkan dapat tercapai
8. Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 30 menit
9. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dengan
handuk kering
10.Merapikan alat
11.Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
12.Catat penurunan suhu yang terjadi

2.4 Lokasi Pengompresan


Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/handuk kecil yang
dicelupkan pada air hangat dengan temperatur suhu air 34-37°C (93-98°F). Lokasi
pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 20 menit.

2.3.3 Kompres Dingin

2.3.3.1 Pengertian Kompres dingin adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk
kecil yang telah dicelupkan pada air dingin dengan temperatur suhu air 18 - 26°C (65-
80°F) dan dilekatkan pada suatu tempat atau pada bagian tubuh (Asmadi, 2008).
Tindakan keperawatan yang memberikan rasa dingin dengan menggunakan kain
yang dicelupkan kedalam air dingin (Hidayat, 2005). Kompres dingin dapat
membantu dalam pembengkakan karena trauma atau mengontrol perdarahan.
Selain itu kompres dingin juga berguna untuk menurunkan aktivitas ujung syaraf
pada otot dan mengurangi nyeri. Kompres dengan air dingin dapat dilakukan pada
kondisi suhu tubuh sangat tinggi lebih dari 4°C dan biasanya kondisi ini dapat
disebabkan oleh suhu lingkungan yang tinggi.

Kompres dingin adalah terapi pilihan untuk hipertermia yang ditandai oleh
temperatur inti tubuh melampaui set point termoregulasi. Berbeda dengan demam,
shivering , vasokonstriksi kulit dan respon yang berhubungan dengan perilaku
meningkatkan temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set point suhu yang
diakibatkan oleh kerja pirogen di pusat termoregulasi. Selama hipertermia,
penurunan produksi panas, vasodilatasi, berkeringat dan respon perilaku bekerja
untuk 44 menurunkan temperatur tubuh. Kompres dingin menurunkan temperatur
kulit lebih cepat daripada temperatur inti tubuh, sehingga merangsang
vasokonstriksi dan shivering. Shivering mengakibatkan gangguan metabolisme
karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi, meningkatkan
persentase karbondioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan aktifitas sistem
saraf simpatis

2.3.3.2 Pengaruh Kompres Dingin Menurut Steven P. J. M (2000)

pengaruh kompres dingin pada tubuh adalah penyempitan pada pembuluh - pembuluh
darah, dimana dengan cara ini terjadi pengentalan darah dan dapat menghalangi atau
membatasi penyebaran darah keluar dari pembuluh bila terjadi suatu bekuan serta
berkurangnya rasa sakit.

2.3.3.3 Tujuan Kompres Dingin Menurut Hidayat (2005), kompres dingin bertujuan untuk
:

1) Menurunkan suhu tubuh


2) Mencegah peradangan meluas
3) Mengurangi kongesti
4) Mengurangi pendarahan setempat
5) Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

2.3.3.4. Indikasi kompres dingin

1) Klien dengan suhu tubuh yang tinggi


2) Klien dengan batuk atau muntah darah
3) Pascatonsillectomy
4) adang atau memar

2.3.3.5 Kontra indikasi kompres dingin Menurut Hidayat (2005), yaitu :

1) Penyakit reinaud
2) Alergi dingin
3) Trauma yang lama
2.3.3.6 Metode kompres dingin Menurut Hidayat (2005), adalah
1. Alat dan bahan:
1) Larutan atau air dingin dengan temperatur suhu 18-26°C (65-80°F) dalam
wadahnya (dalam kom)
2) Handuk kecil untuk kompres
3) Handuk pengering
4) Perlak untuk alas kepala
5) Sarung tangan
6) Tissue/kasa
7) Thermometer aksila
2. Persiapan perawatan :
1) Memberitahukan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan alat, klien, lingkungan
3. Langkah – Langkah Kerja :
1) Mencuci tangan
2) Menggunakan sarung tangan
3) Meletakan perlak dibawah leher klien
4) Mengukur suhu tubuh awal
5) Membasahi handuk kecil dengan air dingin kemudian peras kain sehingga
tidak terlalu kering
6) Tempatkan perasan tersebut pada daerah yang akan dikompres yaitu pada
daerah kepala dan lipatan aksila
7) Lakukan berulang – ulang hingga efek yang diinginkan dapat tercapai
8) Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 30 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah
dengan handuk kering
10) Merapikan alat
11) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
12) Catat penurunan suhu yang terjadi
2.3.3.7 Lokasi Pengompresan Kompres dingin
Lokasi pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 15 menit.

Derajat Suhu Air Untuk Kompres Menurut Asmadi (2008), derajat suhu air untuk
pengompresan di klasifikasikan sebagai berikut :
1) Dingin Sekali : Dibawah 13°C (55°F)
2) Dingin : 10 – 18°C (50 - 65°F)
3) Sejuk : 18 - 26°C (65 – 80°F)
4) Hangat Kuku : 26 - 34°C (80 - 93°F)
5) Hangat : 34 - 37°C (93 – 98°F)
6) Panas : 37 - 41°C (98 - 105°F)
7) Sangat Panas : 41 - 46°C (105 – 115°F

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY.S”

DENGAN GANGGUAN SUHU TUBUH


1.    PENGKAJIAN
a.  Identitas Pasien

Nama : Ny. S                                   

Umur                : 26 tahun         

Agama : Islam                       

Jenis Kelamin      : Perempuan    

Status       : Menikah                    

Pendidikan : SMP

Pekerjaan       : Ibu rumah tangga              

Suku Bangsa : Indonesia


Alamat : Cibodas Jl Nanjung rt 05/10 no 130

Tanggal Masuk : 02/09/2022 , pukul 16:00 WIB

Tanggal Pengkajian : 02/09/2011 , pukul 16:10 WIB

No. Register : 59386

Diagnosa Medis : Dengue Hemoragic Fever

b.  Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 30 tahun

Hubungan dengan pasien : Adik

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Cibodas Jl Nanjung rt 05/10 no 130

2.      Status  Kesehatan

a.    Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama
Demam, badan lemas

Saat pengkajian

Pasien mengatakan demam sudah 3 hari naik turun, badan lemas

2. Upaya yang dilakukan  untuk mengatasi


Pasien berobat jalan dan minum obat demam dengan teratur

b.    Status Kesehatan Masa lalu

1. Penyakit yang pernah dialami


Pasien pernah mengalami penyakit seperti : demam

2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dirawat sebelumya

3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat dan makanan

4. Riwayat Penyakit  Keluarga
Pasien Mengatakan didalam keluarganya tidak ada Riwayat penyakit

5. Kebiasaan
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum  kopi 2 x sehari

c.    Diagnosa Medis dan Therapy

- Diagnosa Medis : Dengue Hemoragic Fever

-Therapi Medis : RL 1500 cc/24 jam

- Therapi Perenteral : Sanmol 3 x 1 gram

3.      Pola Kebutuhan Dasar

a)      Pola Bernafas

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan bernafas dengan normal

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak sesak

b)      Pola Makan dan Minum

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, daging/ikan, dan
sayur-sayuran. Pasien minum air putih±9 gelas/hari (1 gelas± 200cc)

- Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang sehingga pasien hanya
makan setengah porsi dengan bubur nasi atau bubur sumsum. Pasien mengatakan mual
muntah.

c)      Pola Eliminasi 

BAB

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari dengan
konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas feses, tidak terdapat darah dalam
feses.

- Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning, baunya khas feses, tanpa darah dan lender.

BAK

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna kekuningan
dan bau khas urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300 ml

- Saat sakit : Pasien mengatakan sudah kencing sebanyak 5x dengan warna kuning pekat,
bau khas urine dan tidak terdapat darah dalam urine dengan jumlah urine tiap berkemih ±
300ml
d)     Pola Aktifitas dan Latihan

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari seperti pergi kesawah
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga

- Saat sakit : Pasien mengatakan mampu untuk mobilitas di atas tempat tidur berpindah dan
mobilitas secara mandiri.

e)      Pola Istirahat dan Tidur

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur± 7 jam /hari dgn kualitas baik (nyenyak).

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dgn kualitas tdk nyenyak dan
sering terbangun malam hari.

f)       Pola Berpakaian

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengganti baju 1x sehari, setelah selesai mandi
dan dilakukan secara mandiri

-Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu mengganti pakaian sendiri dan menggati baju
1x sehari dgn dibantu keluarga.

g)      Pola Rasa Nyaman

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena pasien tidak
pernah mengalami masalah kesehatan yang serius.

- Saat sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena kepalanya sering pusing dan
sering terbangun dimalam hari.

h)      Pola Kebersihan Diri

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari pada sore hari, keramas 3 x
sehari dan gosok gigi 1x sehari juga.

- Saat sakit : Pasien mengatakan hanya di lap dan dibantu oleh keluarganya setiap pagi,
keramas 1 x seminggu dan gosok gigi 1x sehari.

i)        Pola Rasa Aman

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan aman tinggal bersama keluarganya dirumah

- Saat sakit : Pasien mengatakan aman di Klinik karena selalu di tunggu oleh keluarga.

j)        Pola Komunikasi dan Hubungan dengan orang lain

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berkomunikasi dengan baik dengan teman,
keluarga, dan tetangga. Pasien aktif dalam kegiatan dibalai banjar. Pasien menggunakan
bahasa bali
- Saat sakit : Pasien mengatakan berkomunikasi  dengan keluarga dan rekan medis dengan
baik tanpa mengalami gangguan.

k)      Pola Beribadah

- Sebelum sakit : Pasien menganut agama hindu, setiap sore pasien biasa sembahyang di
merajan dan pura

- Saat sakit : Pasien mengatakan biasa berdoa dalam hati, keluarga pasien biasa
sembahyang dan mebanten di Padmasana RS.

l)        Pola Produktifitas

- Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang petani. Px sudah
menopause.

- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-tugas sehari-hari dirumah
dan pergi kesawah.

m)    Pola Rekreasi

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengobrol dengan tetangga-tetangganya dan


juga keluarga.

- Saat sakit : Pasien mengatakan agak jenuh tinggal di Klinik, tetapi untuk menghilangkan
jenuhnya pasien mengobrol dengan keluarga yang menjenguknya.

n)      Pola Belajar

- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ingin tahu tentang kesehatan

- Saat sakit : Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari dokter
dan tim kesehatan lainnya. Dan sekarang pasien mulai ingin tahu tentang kesehatan.

4.      Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : Composmetis

GCS : E4 V5 M6

b. TTV saat pengkajian


TD : 100/70 mmHg

RR: 21 x/mnt

Nadi: 81 x/mnt

Suhu: 38,50 C
c.   Antropometri

BB sebelum sakit  : 70 kg

BB saat sakit         : 63 kg

TB                         : 160 cm

d. Keadaan Fisik
1. Kepala
Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan kusut, tidak
terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam dan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, sclera anicterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, terdapat
kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu.

3. Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak terdapat
sekret.

4. Telinga
Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua telinganya,
pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada telinga pasien.

5. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah pecah – pecah dan kotor, tonsil tidak membesar dan
terdapat stomatitis.

6.      Leher

Tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran limfe, kulit leher
tampak bersih dan tidak iritasi.

7.      Thorak

Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi otot dada,luka tidak ada,kemerahan
tidak ada

8.      Abdomen

Bentuk abdomen datar, tidak mengalami distensi, nyeri tekan (  - )

9.      Genetalia

Tidak terkaji

10.  Anus
Tidak  terkaji

11.  Ekstrimitas

Kekuatan otot

 555           555

555            555 

Pembengkakan (-), nyeri tekan (+), luka (+)

12.  Integumen

Badan teraba panas, kulit  terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak kemerahan.

5.      Pemeriksaan Penunjang pada tanggal 02/09/2022

a)      Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

02/09/2022 Hematologi
CBC+Diff Count
Hemoglobin 14.3 g/dL 10.8 – 15.6
Hematokrit 39 % 36 – 45
Eritrosit 4.91 mil/uL 3. 80 – 5.80
Leukosit L 7.88 Th/uL 4.5 – 13.5
Trombosit L 98 Th/uL 150 – 450

Blood Index
MCV 78.6 fL 77– 59
MCH 29.1 pg 25 – 33
MCHC 37.0 g/dL 31 – 37
RDW-CV 12.1 % 11.5-14.5

3 ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

2 Ds : pasien Proses inflamasi Hipertermi berhubungan dengan


proses inflamasi
mengatakan demam ↓
Do : Pirogen endogen dan
- S : 38,5 0C eksogen
- Badan memerah ↓
- Menggigil Angiotensi 1

Angiotensi 2

Peningkatan set poin
Hipotalamus

Hypertermi

4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

5 INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan (Noc) Intervensi (NIC)

1 Hipertermi Setelah dilakukan  Pantau suhu tubuh pasien


berhubungan dengan tindakan keperawatan perhatikan adanya
proses inflamasi selama 3 x 24 jam mengiggil/diafores.
penyakit diharapkan suhu tubuh  Pantau suhu
klien kembali normal lingkungan,batasi/tamba
dengan KH : hkan linen tempat tidur
 Tidak mengalami sesuai indikasi.
komplikasi yang  Berikan kompres mandi
berhubungan. hangat hindari
S : 36,5-37,5 0C. penggunaan alkohol.
Pada daerah frontalis dan
aksila.
 Berikan selimut
pendingin.
 Anjurkan klien memakai
pakaian tipis dan mudah
menyerap keringat.

Kolaborasi:
1. Berikan antipiretik, Misalnya
aspirin asetaminofen

6 Implementasi

Nama Pasien : Ny. S

No. Medrec : 58332

Usia : 26 Tahun

Diagnosa Medis : DHF


Nama dan
Tanggal/Jam Implementasi
Paraf

02/09/2022 Menerima pasien baru dari IGD, Pasien atas Zr


16.00 nama Ny. S dengan DHF Pasien diantar dengan
brankar ke ruangan Mawar

16.10 Melakukan pengkajian Keperawatan dan Zr


mengobservasi TTV
Hasil : pasien tenang, kesadaran CM, nadi kuat,
akral hangat, crt <2detik
TD :100/70 mmHg
Nadi : 81 x/m
Suhu : 38,50C
Respirasi : 21 x/m
SpO2 : 97 %

16.15 Memberikan therapi sanmol 1 gram Zr


Hasil : therapi masuk, tidak ada reaksi alergi

16.30 Memberikan kompres hangat Zr


Hasil : Membasahi handuk kecil dengan air

hangat, kemudian peras kain sehingga tidak


terlalu basah lalu ditempatkan perasan tersebut
pada daerah yang akan dikompres yaitu pada
daerah kepala dan lipatan aksila

06/09/2022 Menganjurkan pasien banyak minum Zr


Hasil : pasien minum banyak
19. 00

Menganjurkan pasien istirahat tidur Zr

21.00 Melakukan operan dinas Zr

7 EVALUASI

Nama dan
Tanggal/Jam Evaluasi
Paraf

02/09/2022 S : pasien mengatakan demam naik turun Zr


O : Suhu 37,8C
Kulit memerah
A : hipertermi meningkat
P : Lanjutkan intervensi
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang
dikeluarkan (Ernawati, 2012)
2. Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu Core temperatur (Suhu inti) dan
Surface temperature Suhu pada kulit
3. Suhu oral pada keadaan normal 0,5℃ lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu
tubuh pada orang yang sama Oral Axial Rectal Suhu rata-rata 37 ℃ 36,40℃ 37,60℃
Rentang 36,5-37,5℃ 36 – 37℃ 37-38,10℃
4. Kompres sangat penting pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh karena efektif
menurunkan suhu tubuh
5. Berdasarkan hasil analisis jurnal terdapat kecenderungan penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan kompres hangat, kondisi ini menunjukkan bahwa intervensi kompres hangat
memiliki pengaruh yang signifikan dan efektif untuk menurunkan suhu tubuh, hal ini
dikarenakan setelah dilakukan kompres hangat pasien merasa nyaman dan terjadi
perpindahan panas tubuh.

3.2 SARAN
Secara umum, pembaca diharapkan mampu mempelajari tehnik dan prosedur
mempertahankan suhu tubuh pada pasien dengan gangguan peningkatan suhu tubuh, dengan
cara mengimplemantasi sesuai dengan SOP dan kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz. 2005. Pengantar Konsep Kebutuhan Dasar. Jakarta : Salemba Medika.

Ernawi. 2012. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan Dasar Keperawatan.
Jakarta : TIM.

Sorena, Esti. Slamet, samwilson. Sihombing, Benny. (2018). Efektifitas Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M.
Yunus Bengkulu Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai