Makalah KDK II
Makalah KDK II
OLEH :
Kelompok 5
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns. Suci Noor,S.Kep.,M.kep. Sebagai dosen
pengampu mata kuliah Keterampilan Keperawatan Dasar yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
Suhu adaalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya sutau benda.panas
adalah energi termis yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena adanya
perbedaan suhu.Secara Ilmiah panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah, tetapi tiak perlu dari benda berenergi termis banyak ke benda bereneri
termis lebih sedikit.
Manusia merupakan makhluk berdarah panas atau makhluk homoioterm, dimana
suhu tubuhnya relative konstan terhadap perubahan suhu dilingkungan sekitarnya.Suhu
tubuh manusia ( suhu inti/core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam
suatu limit yang kecil,sekitar 37⸰C ± 5⸰C.Untuk menjaga tubuh tetap konstan ada suatu
sistem yang dinamakan termoregulasi.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertimbangkan.
Di dalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan aktif terutama dalam
otot,kemudian juga dalam alat keringat,lemak,tulang,jaringan ikat,serta saraf.Energi
panas yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah,namun
suhu bagian -bagian tubuh tidak merata.sebagian besar panas yang diproduksi di dalam
gtubuh merupakan hasil oksidasi,maka sumber utama panas adalah jaringan yang paling
aktif, yaitu hati,kelenjar sekresi dan otot.ketiganya merupakan lebih dari separuh
tubuh,begitulah maka suhu masing-masing jaringan dapat berbeda tergantung pada
derajat metabolismenya.kecepatan darah yang mengalir ke dalamnya dan perbedaan
suhunya dengan jaringan di sekitarnya.
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang tehnik dan
prosedur mempertahankan suhu tubuh normal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Suhu Tubuh
a. Bersifat hampir konstan. Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari dan
meningkat pada siang atau malam hari.
b. Semakin rendah jika semakin dekat dengan permukaan tubuh itulah yang diukur.
Suhu dipusat tubuh (body care) lebih tinggi daripada permukaan suhu tubuh.
c. Suhu tubuh pada orang yang sama mempunyai perbedaan jika diukur dari area
tubuh yang berbeda. Penting untuk mengetahui suhu normal seseorang karena suhu
normal dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
d. Suhu tubuh kurang stabil pada anak – anak.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar
suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertimbangkan.
a. Core temperatur (Suhu inti) Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti kranium,
thorax, rongga abdomen dan rongga pelvis.
b. Surface temperature Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. Suhu ini
berbeda, naik turunnya tergantung respon terhadap lingkungan
Suhu tubuh pada manusia, nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 370C, tetapi
pada sebuah penelitian terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rata -
rata adalah 36,70C dengan simpang baku 0,20C. Dengan demikian, 95% orang dewasa
muda diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari sebesar 36,3 -37,1 0C. Berbagai bagian
tubuh memiliki suhu yang berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian
tubuh dengan suhu lingkungan bervariasi. Ekstremitas umumnya lebih dingin dari pada
bagian tubuh lainnya. Suhu rectum dipertahankan secara ketat pada 32 0C. Suhu rectum
dapat mencerminkan suhu pusat tubuh (Core Temperature) dan paling 10 sedikit
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Suhu oral pada keadaan normal 0,5 0C
lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu tubuh pada orang yang sama Oral
Axial Rectal Suhu rata-rata 37 0C 36,40C 37,60C Rentang 36,5-37,50C 36 - 370C 37-38,10C
Sumber : (W.F.Ganong, 2002)
2
2.2 Mekanisme mempertahankan suhu tubuh normal
2.3.3.1 Pengertian Kompres dingin adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk
kecil yang telah dicelupkan pada air dingin dengan temperatur suhu air 18 - 26°C (65-
80°F) dan dilekatkan pada suatu tempat atau pada bagian tubuh (Asmadi, 2008).
Tindakan keperawatan yang memberikan rasa dingin dengan menggunakan kain
yang dicelupkan kedalam air dingin (Hidayat, 2005). Kompres dingin dapat
membantu dalam pembengkakan karena trauma atau mengontrol perdarahan.
Selain itu kompres dingin juga berguna untuk menurunkan aktivitas ujung syaraf
pada otot dan mengurangi nyeri. Kompres dengan air dingin dapat dilakukan pada
kondisi suhu tubuh sangat tinggi lebih dari 4°C dan biasanya kondisi ini dapat
disebabkan oleh suhu lingkungan yang tinggi.
Kompres dingin adalah terapi pilihan untuk hipertermia yang ditandai oleh
temperatur inti tubuh melampaui set point termoregulasi. Berbeda dengan demam,
shivering , vasokonstriksi kulit dan respon yang berhubungan dengan perilaku
meningkatkan temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set point suhu yang
diakibatkan oleh kerja pirogen di pusat termoregulasi. Selama hipertermia,
penurunan produksi panas, vasodilatasi, berkeringat dan respon perilaku bekerja
untuk 44 menurunkan temperatur tubuh. Kompres dingin menurunkan temperatur
kulit lebih cepat daripada temperatur inti tubuh, sehingga merangsang
vasokonstriksi dan shivering. Shivering mengakibatkan gangguan metabolisme
karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi, meningkatkan
persentase karbondioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan aktifitas sistem
saraf simpatis
pengaruh kompres dingin pada tubuh adalah penyempitan pada pembuluh - pembuluh
darah, dimana dengan cara ini terjadi pengentalan darah dan dapat menghalangi atau
membatasi penyebaran darah keluar dari pembuluh bila terjadi suatu bekuan serta
berkurangnya rasa sakit.
2.3.3.3 Tujuan Kompres Dingin Menurut Hidayat (2005), kompres dingin bertujuan untuk
:
1) Penyakit reinaud
2) Alergi dingin
3) Trauma yang lama
2.3.3.6 Metode kompres dingin Menurut Hidayat (2005), adalah
1. Alat dan bahan:
1) Larutan atau air dingin dengan temperatur suhu 18-26°C (65-80°F) dalam
wadahnya (dalam kom)
2) Handuk kecil untuk kompres
3) Handuk pengering
4) Perlak untuk alas kepala
5) Sarung tangan
6) Tissue/kasa
7) Thermometer aksila
2. Persiapan perawatan :
1) Memberitahukan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
2) Mempersiapkan alat, klien, lingkungan
3. Langkah – Langkah Kerja :
1) Mencuci tangan
2) Menggunakan sarung tangan
3) Meletakan perlak dibawah leher klien
4) Mengukur suhu tubuh awal
5) Membasahi handuk kecil dengan air dingin kemudian peras kain sehingga
tidak terlalu kering
6) Tempatkan perasan tersebut pada daerah yang akan dikompres yaitu pada
daerah kepala dan lipatan aksila
7) Lakukan berulang – ulang hingga efek yang diinginkan dapat tercapai
8) Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 30 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah
dengan handuk kering
10) Merapikan alat
11) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
12) Catat penurunan suhu yang terjadi
2.3.3.7 Lokasi Pengompresan Kompres dingin
Lokasi pengompresan yaitu pada daerah kepala dan lipatan aksila. Pemberian kompres
menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu 15 menit.
Derajat Suhu Air Untuk Kompres Menurut Asmadi (2008), derajat suhu air untuk
pengompresan di klasifikasikan sebagai berikut :
1) Dingin Sekali : Dibawah 13°C (55°F)
2) Dingin : 10 – 18°C (50 - 65°F)
3) Sejuk : 18 - 26°C (65 – 80°F)
4) Hangat Kuku : 26 - 34°C (80 - 93°F)
5) Hangat : 34 - 37°C (93 – 98°F)
6) Panas : 37 - 41°C (98 - 105°F)
7) Sangat Panas : 41 - 46°C (105 – 115°F
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Status Kesehatan
1. Keluhan utama
Demam, badan lemas
Saat pengkajian
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dirawat sebelumya
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat dan makanan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien Mengatakan didalam keluarganya tidak ada Riwayat penyakit
5. Kebiasaan
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum kopi 2 x sehari
a) Pola Bernafas
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, daging/ikan, dan
sayur-sayuran. Pasien minum air putih±9 gelas/hari (1 gelas± 200cc)
- Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang sehingga pasien hanya
makan setengah porsi dengan bubur nasi atau bubur sumsum. Pasien mengatakan mual
muntah.
c) Pola Eliminasi
BAB
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari dengan
konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas feses, tidak terdapat darah dalam
feses.
- Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning, baunya khas feses, tanpa darah dan lender.
BAK
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna kekuningan
dan bau khas urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300 ml
- Saat sakit : Pasien mengatakan sudah kencing sebanyak 5x dengan warna kuning pekat,
bau khas urine dan tidak terdapat darah dalam urine dengan jumlah urine tiap berkemih ±
300ml
d) Pola Aktifitas dan Latihan
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari seperti pergi kesawah
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
- Saat sakit : Pasien mengatakan mampu untuk mobilitas di atas tempat tidur berpindah dan
mobilitas secara mandiri.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur± 7 jam /hari dgn kualitas baik (nyenyak).
- Saat sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dgn kualitas tdk nyenyak dan
sering terbangun malam hari.
f) Pola Berpakaian
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengganti baju 1x sehari, setelah selesai mandi
dan dilakukan secara mandiri
-Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu mengganti pakaian sendiri dan menggati baju
1x sehari dgn dibantu keluarga.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena pasien tidak
pernah mengalami masalah kesehatan yang serius.
- Saat sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena kepalanya sering pusing dan
sering terbangun dimalam hari.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari pada sore hari, keramas 3 x
sehari dan gosok gigi 1x sehari juga.
- Saat sakit : Pasien mengatakan hanya di lap dan dibantu oleh keluarganya setiap pagi,
keramas 1 x seminggu dan gosok gigi 1x sehari.
- Saat sakit : Pasien mengatakan aman di Klinik karena selalu di tunggu oleh keluarga.
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berkomunikasi dengan baik dengan teman,
keluarga, dan tetangga. Pasien aktif dalam kegiatan dibalai banjar. Pasien menggunakan
bahasa bali
- Saat sakit : Pasien mengatakan berkomunikasi dengan keluarga dan rekan medis dengan
baik tanpa mengalami gangguan.
k) Pola Beribadah
- Sebelum sakit : Pasien menganut agama hindu, setiap sore pasien biasa sembahyang di
merajan dan pura
- Saat sakit : Pasien mengatakan biasa berdoa dalam hati, keluarga pasien biasa
sembahyang dan mebanten di Padmasana RS.
l) Pola Produktifitas
- Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang petani. Px sudah
menopause.
- Saat sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-tugas sehari-hari dirumah
dan pergi kesawah.
m) Pola Rekreasi
- Saat sakit : Pasien mengatakan agak jenuh tinggal di Klinik, tetapi untuk menghilangkan
jenuhnya pasien mengobrol dengan keluarga yang menjenguknya.
n) Pola Belajar
- Saat sakit : Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakitnya dari dokter
dan tim kesehatan lainnya. Dan sekarang pasien mulai ingin tahu tentang kesehatan.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : Composmetis
GCS : E4 V5 M6
RR: 21 x/mnt
Nadi: 81 x/mnt
Suhu: 38,50 C
c. Antropometri
BB sebelum sakit : 70 kg
BB saat sakit : 63 kg
TB : 160 cm
d. Keadaan Fisik
1. Kepala
Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan kusut, tidak
terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam dan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, sclera anicterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, terdapat
kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak terdapat
sekret.
4. Telinga
Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua telinganya,
pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada telinga pasien.
5. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah pecah – pecah dan kotor, tonsil tidak membesar dan
terdapat stomatitis.
6. Leher
Tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran limfe, kulit leher
tampak bersih dan tidak iritasi.
7. Thorak
Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi otot dada,luka tidak ada,kemerahan
tidak ada
8. Abdomen
9. Genetalia
Tidak terkaji
10. Anus
Tidak terkaji
11. Ekstrimitas
Kekuatan otot
555 555
555 555
12. Integumen
Badan teraba panas, kulit terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak kemerahan.
02/09/2022 Hematologi
CBC+Diff Count
Hemoglobin 14.3 g/dL 10.8 – 15.6
Hematokrit 39 % 36 – 45
Eritrosit 4.91 mil/uL 3. 80 – 5.80
Leukosit L 7.88 Th/uL 4.5 – 13.5
Trombosit L 98 Th/uL 150 – 450
Blood Index
MCV 78.6 fL 77– 59
MCH 29.1 pg 25 – 33
MCHC 37.0 g/dL 31 – 37
RDW-CV 12.1 % 11.5-14.5
3 ANALISA DATA
4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
5 INTERVENSI
Kolaborasi:
1. Berikan antipiretik, Misalnya
aspirin asetaminofen
6 Implementasi
Usia : 26 Tahun
7 EVALUASI
Nama dan
Tanggal/Jam Evaluasi
Paraf
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan panas yang
dikeluarkan (Ernawati, 2012)
2. Suhu tubuh pada manusia dibagi menjadi 2 jenis yaitu Core temperatur (Suhu inti) dan
Surface temperature Suhu pada kulit
3. Suhu oral pada keadaan normal 0,5℃ lebih rendah dari pada suhu rectum. Variasi suhu
tubuh pada orang yang sama Oral Axial Rectal Suhu rata-rata 37 ℃ 36,40℃ 37,60℃
Rentang 36,5-37,5℃ 36 – 37℃ 37-38,10℃
4. Kompres sangat penting pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh karena efektif
menurunkan suhu tubuh
5. Berdasarkan hasil analisis jurnal terdapat kecenderungan penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan kompres hangat, kondisi ini menunjukkan bahwa intervensi kompres hangat
memiliki pengaruh yang signifikan dan efektif untuk menurunkan suhu tubuh, hal ini
dikarenakan setelah dilakukan kompres hangat pasien merasa nyaman dan terjadi
perpindahan panas tubuh.
3.2 SARAN
Secara umum, pembaca diharapkan mampu mempelajari tehnik dan prosedur
mempertahankan suhu tubuh pada pasien dengan gangguan peningkatan suhu tubuh, dengan
cara mengimplemantasi sesuai dengan SOP dan kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Aziz. 2005. Pengantar Konsep Kebutuhan Dasar. Jakarta : Salemba Medika.
Ernawi. 2012. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan Dasar Keperawatan.
Jakarta : TIM.
Sorena, Esti. Slamet, samwilson. Sihombing, Benny. (2018). Efektifitas Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M.
Yunus Bengkulu Universitas Bengkulu.