PRAKTIKUM I
Disusun Oleh:
NIM : 201444009
Grub :B
Dosen Pengampu :
Student Staff :
1. Hanna Angelina
2. Gevin Yeri WinartaV
( T12 − T12 ) dimana S1 dan S2 merupakan kelautan zat pada s=suhu T1 dan
T2 yang satuannya mol/1000 g pelarut, sedangkan ∆ H adalah panas
pelarutan unutk 1 mol zat dalam larutan jenuh (Isana, 2002).
2. Bahan
a. Larutan asam oksalat 0,1 M
b. Larutan asam oksalat jenuh
c. Larutan NaOH
d. Indikator PP
e. Akuades
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar Asam Oksalat
Dimasukkan
Asam
Gelas kimia Ditambahkan Akuades
oksalat
Dipindahkan
10 ml Larutan 3 Tetes
Dimasukkan Labu Tambahkan
standar asam indikator
erlenmeyer
oksalat 0,1 M fenolftalein
10 ml Larutan
NaOH yang tidak Titrasi sampai titik
standar asam
diketahui akhir titrasi
oksalat 0,1 M
kosentrasinya tercapai
Titrasi
Larutan 10 ml larutan
asam Labu ukur
asam oksalat
oksalat \ Masukkan 100 ml Diambil jenuh
jenuh
40 mlLarutan
Labu 100 ml
Diencerkan Dimasukkan asam oksalat yang
erlenmeyer akuades
telah diencerkan
Labu Erlenmeyer
Larutan
masing-masing Masukkan
Labu takar diencerkan dalam
sebanyak 10 ml
100 ml akuades
Masukkan Tambahkan
40 ml asam 10 ml larutan Indikator PP pada
oksalat yang telah masing-masing masing-masing
diecerkan labu erlenmeyer kabu erlenmeyer
Suhu larutan asam oksalat encer diturunkan hingga mencapai 16,9 ℃ , 11,9 ℃ , 6,9 ℃ ,
dan 1,9 ℃
G. Data Pengamatan
1. Standarisasi Larutan NaOH
Massa padatan asam oksalat yang dibutuhkan = 1,2607 gram
M H2C2O4 × V H2C2O4 × valensi = M NaOH × V NaOH × valensi
0,1 M × 10 mL × 2 = M NaOH × 19,7 mL × 1
2 mmol = M NaOH × 19,7 mL
2 mmol
M NaOH =
19,7 mL
M NaOH = 0,1015 M
Jadi, M NaOH adalah 0,1015 M
2. Pengenceran Larutan Asam Oksalat Jenuh
Massa padatan pada asam oksalat yang dibutuhkan adalah
15,7587 gram
a. Mencari M asam oksalat jenuh
m
n =
Mr
15,7587 gram
= mol
126,07
gram
= 0,125 mol
n
M =
V
0,125 mol
=
100 mL
= 0,00125 mol/mL
= 1,25 M
Volume
No Suhu Larutan H2C2O4 Volume NaOH (ml)
H2C2O4 (ml)
(˚C)
1 16,9 10 19,7
2 11,9 10 19,4
3 6,9 10 19,7
4 1,9 10 19,5
Suhu Molaritas
No Log S Ln S 1/T (K-1)
Larutan H2C2O4 (M)
H2C2O4 (˚C)
1 16,9 0,0999775 -1,000097 -2,3028 0,00344
2 11,9 0,098455 -1,0067 -2,3181 0,00351
3 6,9 0,0999775 -1,000097 -2,3028 0,00357
4 1,9 0,0989625 -1,0045 -2,3130 0,00363
H. Pembahasan
Pada percobaan termodinamika dan kesetimbangan kimia mengenai
penentuan entalpi pelarutan asam oksalat terdapat 3 perlakuan yang
dilakukan dengan tujuan agar praktikan mampu menentukan kelarutan
asam oksalat dalam air temperature yang berbeda. Kemudian menghitung
entalpi pada pelarutnya, Percobaan ini dibagi menjadi tiga percobaan yaitu
pembuatan larutan standar asam oksalat, penentuan molaritas NaOH
menggunakan asam oksalat 0,1 M, dan penentuan entalpi pelarutan larutan
asam oksalat jenuh. Pada pembuatan larutan standar asam oksalay, langkah
pertama yang dilakukan adalah menghitung massa padatan asam oksalat
untuk membuat 100 mL larutan asam oksalat 0,1 M. Asam oksalat
merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus kimia H 2C2O4. Asam
oksalat ini jika dalam keadaan murni senyawanya berupa kristal, dan juga
larut dalam air dan juga larut dalam alkohol. Asam oksalat ini akan
terionisasi dalam media asam yang kuat (Anonim, 2011). Massa padatan
yang digunakan berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan adalah
1,2607 gram. Padatan asam oksalat dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan akuades lalu aduk hingga padatan larut dengan menggunakan
batang pengaduk agar homogen dan larut dengan sempurna. Setelah itu,
padatan yang telah larut dalam akuades dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL sampai tanda batas maksimum.
Pada percobaan selanjutnya penentuan molaritas larutan NaOH
menggunakan asam oksalat 0,1 M. Pertama-tama larutan standar asam
oksalat 0,1 M yang diambil sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam
labu erlenmeyer. Larutan asam oksalat berperan sebagai larutan baku
primer dan larutan NaOH sebagai larutan baku sekunder. Larutan asam
oksalat sebagai larutan standar primer karena memenuhi syarat dari larutan
standar primer yaitu murni, stabil, telah diketahui massa dan kosentrasinya
(Day & Underwood, 2002). Setelah itu, ditambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein. Sebanyak 10 mL larutan standar asam oksalat dititrasi dengan
NaOH yang tidak diketahui konsentrasinya. Penambahan indikator pp pada
percobaan ini adalah untuk meneunjukan bahwa suatu larutan tersebut akan
bersifat asam atau basa yaitu dengan menunjukan perubahan warna dari
indikator (Anonim, 2010). Larutan mencapai titik akhir pada volume 19,7
mL titran dan perubahan warna titratnya menjadi ungu muda. Dari proses
standarisasi yang telah dilakukan maka didapatkan kosentrasi NaOH
sebesar 0,1015 M.
J. Daftar Pustaka
Anonim. (2010). Modul Penuntun Praktikum Farmakologi Depatermen
Farmakologi Fakultas Farmasi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi III Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Day, R., & Underwood, A. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Kirk, R., & Othmer, D. (2000). Encyclopedia of Chemical Technology 4th Edition
Vol.17. New York: The Interscience Encyclopedia Inc.
Petrucci, R. H. (1992). Kimia Dasar " Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.